Pentagon bersumpah untuk mengerahkan senjata-senjata terbaik milik AS di Asia. (Reuters) ☆
Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) bersumpah akan mengerahkan senjata-senjata terbaik AS di Asia. Tujuannya, untuk melindungi sekutu AS dari berbagai ancaman, yang salah satunya ancaman nuklir dari Korea Utara (Korut).
Menurut Pentagon, persenjataan terbaik AS yang akan dikerahkan di Asia salah satunya pesawat pembom siluman dan unit perang cyber. ”Hal-hal terbaru dan terbaik (dari senjata) kami sedang dikerahkan, untuk wilayah ini yang jadi bagian dari dunia,” kata Kepala Pentagon, Ashton Carter, dalam kunjungannya ke Seoul, Korea Selatan (Korsel), Jumat (10/4/2015).
Carter sempat melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Korsel, Han Min-koo terkait ancaman korut yang akan menembakkan rudal nuklir sebagai uji coba nuklir yang keempat.
AS tercatat memiliki hampir 30 ribu tentara yang secara permanen ditempatkan di Korsel. Puluhan ribu tentara AS itu akan mengambil komando operasional dari kedua angkatan bersenjata (Korsel dan AS) jika konflik dengan Korut pecah.
Kedua Korea itu sampai saat ini secara teknis sejatinya masih berperang. Karena perang Korea 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata, tanpa ada perjanjian damai.
Carter menjelaskan, pesawat pembom siluman AS yang akan dikerahkan di Asia adalah pesawat tempur F-35. Selain pesawat pembom dan unit perang cyber, AS seperti dikutip Reuters, juga memiliki sistem pertahanan rudal canggih bernama Terminal High Altitude Area Defence (THAAD).
Washington selama ini ingin menyebarkan sistem pertahanan rudal THAAD itu di Korsel untuk mengantisipasi serangan nuklir Korut. Tapi, dalam kunjungannya hari ini, Kepala Pentagon belum membahas soal rencana Washington itu.
China dan Rusia merupakan dua negara yang vokal menentang penyebaran sistem pertahanan rudal THAAD di kawasan Asia. Alasannya, hal itu justru akan merusak perdamaian dan stabilitas regional.(mas)Pentagon Ragu Korut Akan Tembakkan Rudal Nuklir Pentagon ragu dengan ancaman Korut yang akan menembakkan rudal nuklir. (Reuters) ☆
Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) ragu dengan ancaman Korea Utara (Korut) yang ingin menembakkan rudal nuklir sebagai uji coba yang keempat. Namun, Pentagon membenarkan jika Korut telah melakukan provokasi terhadap Korea Selatan (Korsel) di Semenanjung Korea.
Kepala Pentagon, Ashton Carter, memulai lawatannya ke Asia pada Selasa lalu. Lawatan pertama yang dilakukan di Jepang itu disambut Korut dengan tembakan dua rudal ke lepas pantai barat Korut. Carter kemudian melanjutkan kunjunganya ke Korsel pada Kamis, kemarin.
Carter mengaku merasakan adanya provokasi dari manuver rudal-rudal Korut itu. ”Seperti yang ditunjukkan sekali lagi dengan peluncuran rudal yang baru-baru ini, Korut bertekad untuk melanjutkan provokasi,” kata Carter dalam konferensi pers di Seoul, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/4/2015).
Rezim Korut di bawah kepemimpinan Kim Jong-un telah berada di bawah sanksi berat atas program nuklir dan uji coba rudal balistik. Korut selama ini menuduh AS membangun kekuatan di kawasan Semenanjung Korea dengan rutin melakukan latihan perang dengan militer Korsel.
AS sendiri sedang mengembangkan sistem pertahanan rudal canggih THAAD. Namun, dalam kunjungannya ke Seoul, AS dan Korsel tidak membahas soal rencana penyebaran sistem rudal canggih itu untuk mengantisipasi serangan rudal nuklir Korut.
”Kami belum pada tahapan itu, kita akan memulai diskusi dengan siapa saja di seluruh dunia tentang di mana THAAD akan diterapkan,” kata Carter. Penerapan sistem rudal canggih THAAD itu telah ditentang China dan Rusia.(mas)
Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) bersumpah akan mengerahkan senjata-senjata terbaik AS di Asia. Tujuannya, untuk melindungi sekutu AS dari berbagai ancaman, yang salah satunya ancaman nuklir dari Korea Utara (Korut).
Menurut Pentagon, persenjataan terbaik AS yang akan dikerahkan di Asia salah satunya pesawat pembom siluman dan unit perang cyber. ”Hal-hal terbaru dan terbaik (dari senjata) kami sedang dikerahkan, untuk wilayah ini yang jadi bagian dari dunia,” kata Kepala Pentagon, Ashton Carter, dalam kunjungannya ke Seoul, Korea Selatan (Korsel), Jumat (10/4/2015).
Carter sempat melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Korsel, Han Min-koo terkait ancaman korut yang akan menembakkan rudal nuklir sebagai uji coba nuklir yang keempat.
AS tercatat memiliki hampir 30 ribu tentara yang secara permanen ditempatkan di Korsel. Puluhan ribu tentara AS itu akan mengambil komando operasional dari kedua angkatan bersenjata (Korsel dan AS) jika konflik dengan Korut pecah.
Kedua Korea itu sampai saat ini secara teknis sejatinya masih berperang. Karena perang Korea 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata, tanpa ada perjanjian damai.
Carter menjelaskan, pesawat pembom siluman AS yang akan dikerahkan di Asia adalah pesawat tempur F-35. Selain pesawat pembom dan unit perang cyber, AS seperti dikutip Reuters, juga memiliki sistem pertahanan rudal canggih bernama Terminal High Altitude Area Defence (THAAD).
Washington selama ini ingin menyebarkan sistem pertahanan rudal THAAD itu di Korsel untuk mengantisipasi serangan nuklir Korut. Tapi, dalam kunjungannya hari ini, Kepala Pentagon belum membahas soal rencana Washington itu.
China dan Rusia merupakan dua negara yang vokal menentang penyebaran sistem pertahanan rudal THAAD di kawasan Asia. Alasannya, hal itu justru akan merusak perdamaian dan stabilitas regional.(mas)Pentagon Ragu Korut Akan Tembakkan Rudal Nuklir Pentagon ragu dengan ancaman Korut yang akan menembakkan rudal nuklir. (Reuters) ☆
Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) ragu dengan ancaman Korea Utara (Korut) yang ingin menembakkan rudal nuklir sebagai uji coba yang keempat. Namun, Pentagon membenarkan jika Korut telah melakukan provokasi terhadap Korea Selatan (Korsel) di Semenanjung Korea.
Kepala Pentagon, Ashton Carter, memulai lawatannya ke Asia pada Selasa lalu. Lawatan pertama yang dilakukan di Jepang itu disambut Korut dengan tembakan dua rudal ke lepas pantai barat Korut. Carter kemudian melanjutkan kunjunganya ke Korsel pada Kamis, kemarin.
Carter mengaku merasakan adanya provokasi dari manuver rudal-rudal Korut itu. ”Seperti yang ditunjukkan sekali lagi dengan peluncuran rudal yang baru-baru ini, Korut bertekad untuk melanjutkan provokasi,” kata Carter dalam konferensi pers di Seoul, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/4/2015).
Rezim Korut di bawah kepemimpinan Kim Jong-un telah berada di bawah sanksi berat atas program nuklir dan uji coba rudal balistik. Korut selama ini menuduh AS membangun kekuatan di kawasan Semenanjung Korea dengan rutin melakukan latihan perang dengan militer Korsel.
AS sendiri sedang mengembangkan sistem pertahanan rudal canggih THAAD. Namun, dalam kunjungannya ke Seoul, AS dan Korsel tidak membahas soal rencana penyebaran sistem rudal canggih itu untuk mengantisipasi serangan rudal nuklir Korut.
”Kami belum pada tahapan itu, kita akan memulai diskusi dengan siapa saja di seluruh dunia tentang di mana THAAD akan diterapkan,” kata Carter. Penerapan sistem rudal canggih THAAD itu telah ditentang China dan Rusia.(mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.