✈ Radar buatan Indonesia ini dikembangkan oleh BPPT. ✭ Radar ADS-B. Diberitakan telah digunakan di 2 bandara [ADS-B]
Menristek Dikti M Nasir dan Menhub Budi Karya melakukan pengecekan sistem radar buatan anak negeri di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Setelah pengecekan ini, produksi akan segera dilakukan.
Sistem navigasi penerbangan tersebut adalah Automatic Dpendent Survaelance-Broadcast (ADS-B) yang digunakan untuk menangkap informasi yang dipancarkan pesawat. Sistem ini dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT INTI sejak empat tahun lalu.
"Hari ini kita menyaksikan ada alat penginderaan untuk penerbangan dinamakan ADS-B yang sudah diproduksi, dan selanjutnya proses sertifikasi. Proses sertifikasi kita berikan pada bulan ini," ujar Menhub Budi Karya di Jakarta Air Traffic Service Center, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Rabu (7/12/2016).
Sebagai regulator, lanjut Budi Karya, Kemenhub telah bersepakat untuk memberikan sertifikasi pada sistem tersebut. Ia meminta agar pihak Kemenristek Dikti dapat terus berinovasi dalam teknologi penerbangan.
"Kemenhub sudah sepakat memberikan sertifikat karena sudah diuji selama dua tahun dan berjalan baik. Kemudian kita minta nanti untuk bisa memproduksi. Kita inginkan 2017 alat-alat ini sudah dapat digunakan untuk memperlihatkan bangsa kita dapat bersaing," katanya.
Radar ADS-B ini telah terpasang di Posko Satgas Udara Airnav Indonesia [inovasi dan kreasi anak negeri]
Sementara itu, Menristek M Nasir mengungkapkan dengan sertifikasi tersebut akan lebih semangat berinovasi. Khususnya untuk berinovasi teknologi yang dapat digunakan dalam dunia usaha.
"Pesawat berada di mana saja bisa diawasi radar itu sendiri. Itu tugas nanti dari kementerian Kemenristek Dikti bersama BPPT. Itu yang bisa kami lakukan. Mudah-mudahan nanti satu tahap ini selesai tahap berikutnya kami akan menggiatkan proyek lain lagi," ungkap Nasir di lokasi yang sama.
"Kemenristek Dikti berupaya berinovasi sesuatu yang bisa digunakan di dunia usaha. Namun dalam hal ini yang berkaitan dengan dunia perhubungan khususnya perhubungan udara," tambahnya.
Saat ini Indonesia mempunyai 31 Ground Station ADS-B yang keseluruhannya masih menggunakan teknologi dari luar negeri. Sebelumnya, ADS-B buatan PT INTI bersama BPPT sudah diuji coba di dua Bandara, yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang sejak 2012 dan Bandara Husein Sastranegara sejak 2014.
Ditargetkan pada 2017 akan ada 8 bandara lagi yang akan dipasang sistem tersebut. (fdu/elz)
Menristek Dikti M Nasir dan Menhub Budi Karya melakukan pengecekan sistem radar buatan anak negeri di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Setelah pengecekan ini, produksi akan segera dilakukan.
Sistem navigasi penerbangan tersebut adalah Automatic Dpendent Survaelance-Broadcast (ADS-B) yang digunakan untuk menangkap informasi yang dipancarkan pesawat. Sistem ini dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT INTI sejak empat tahun lalu.
"Hari ini kita menyaksikan ada alat penginderaan untuk penerbangan dinamakan ADS-B yang sudah diproduksi, dan selanjutnya proses sertifikasi. Proses sertifikasi kita berikan pada bulan ini," ujar Menhub Budi Karya di Jakarta Air Traffic Service Center, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Rabu (7/12/2016).
Sebagai regulator, lanjut Budi Karya, Kemenhub telah bersepakat untuk memberikan sertifikasi pada sistem tersebut. Ia meminta agar pihak Kemenristek Dikti dapat terus berinovasi dalam teknologi penerbangan.
"Kemenhub sudah sepakat memberikan sertifikat karena sudah diuji selama dua tahun dan berjalan baik. Kemudian kita minta nanti untuk bisa memproduksi. Kita inginkan 2017 alat-alat ini sudah dapat digunakan untuk memperlihatkan bangsa kita dapat bersaing," katanya.
Radar ADS-B ini telah terpasang di Posko Satgas Udara Airnav Indonesia [inovasi dan kreasi anak negeri]
Sementara itu, Menristek M Nasir mengungkapkan dengan sertifikasi tersebut akan lebih semangat berinovasi. Khususnya untuk berinovasi teknologi yang dapat digunakan dalam dunia usaha.
"Pesawat berada di mana saja bisa diawasi radar itu sendiri. Itu tugas nanti dari kementerian Kemenristek Dikti bersama BPPT. Itu yang bisa kami lakukan. Mudah-mudahan nanti satu tahap ini selesai tahap berikutnya kami akan menggiatkan proyek lain lagi," ungkap Nasir di lokasi yang sama.
"Kemenristek Dikti berupaya berinovasi sesuatu yang bisa digunakan di dunia usaha. Namun dalam hal ini yang berkaitan dengan dunia perhubungan khususnya perhubungan udara," tambahnya.
Saat ini Indonesia mempunyai 31 Ground Station ADS-B yang keseluruhannya masih menggunakan teknologi dari luar negeri. Sebelumnya, ADS-B buatan PT INTI bersama BPPT sudah diuji coba di dua Bandara, yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang sejak 2012 dan Bandara Husein Sastranegara sejak 2014.
Ditargetkan pada 2017 akan ada 8 bandara lagi yang akan dipasang sistem tersebut. (fdu/elz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.