Gempa 6,5 SR di AcehPray For Aceh [twitter]☆
Personel TNI AL dari Lantamal I, Belawan, Sumatera Utara (Sumut), menyiapkan KRI Sibolga 536 untuk mengantarkan logistik bantuan ke Aceh. Hal tersebut menyusul terjadinya gempa 6,5 skala Richter (SR).
"Kepada warga Sumut yang berkenan memberikan sumbangan kepada saudara-saudara kita yang terkena dampak gempa di Aceh bisa langsung ke Lantamal I Belawan," kata Kepala Dinas Penerangan Lantamal I, Mayor Laut (KH) Sahala Sinaga kepada detikcom, Rabu (7/12/2016).
Sahala mengatakan, KRI Sibolga 536 tersebut sudah standby di Lantamal I. Dia menuturkan, masyarakat bisa langsung datang ke posko dengan membawa makanan kering, minuman, pakaian, selimut, dan lain sebagainya.
"Kita masih menunggu sumbangan dan silakan antar ke posko. Setelah itu, nanti akan kita antar ke Aceh," sambungnya.
Sahala mengungkapkan, KRI tersebut belum bisa dipastikan kapan akan berangkat. Pasalnya, sejauh ini pihaknya belum menerima bantuan tersebut.
"Kita selalu siap bila dibutuhkan kapan pun itu," tutup Sahala. (rvk/rvk)
Energinya Setara Bom Hiroshima di Jepang
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Wisnu Widjaja, menyebut energi guncangan gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh menyerupai bom Hiroshima di Jepang puluhan tahun lalu. Gempa bumi ini berpotensi tanah longsor.
"Gempa di darat kalau skala 5 itu sama dengan bom hiroshima energinya. Jadi kalau enam itu energinya lebih besar lagi berkali-kali lipat," kata Wisnu di Museum Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (7/12/2016).
Menurut dia, akibat gempa ini juga berpontensi tanah longsor. "Jadi sudah ada yang ada di sana (tim) untuk konsentrasi di bagian longsor," ujar dia.
Wisnu menuturkan BNPB mengerahkan tim untuk mengidentifikasi ancaman bencana longsor dan tengah menyiapkan penampungan sementara untuk korban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan. "Sekarang di tempat kerusakan, kita siapkan temporary shelter (penampungan) sementara. Bantuan darurat saya kira temen-temen di Pidie di sana, bantuan logistik sudah disediakan mereka akan masuk pertama kali, kami siap untuk mensupport mereka," kata Wisnu.
BNPB akan melakukan pendataan terhadap bangunan-bangunan yang rusak setelah massa tanggap darurat selesai. Hal itu untuk menaksir seberapa besar kerugian yang terjadi akibat gempa ini. "Pendataan itu segera kita lakukan setelah tanggap darurat selesai. Umumnya tanggap darurat 14 hari pertama setelah bencana, kalau belum bisa teratasi bisa diperpanjang," kata Wisnu. (aan/aan)
Korban Meninggal Gempa Aceh Jadi 52 Orang
Korban meninggal gempa Aceh bertambah jadi 52 orang. Mayoritas korban meninggal berada di Kabupaten Pidie Jaya.
"Total korban 52 orang meninggal, 73 orang luka berat dan 200 luka ringan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Hal itu disampaikan Sutopo dalam jumpa pers di kantor BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2016).
Sutopo merinci korban meninggal, luka berat dan luka ringan di:
☣ Kabupaten Pidie Jaya
☞ 50 orang meninggal dunia dari anak-anak, dewasa dan lansia. Dari 50 orang meninggal 4 di antaranya sudah berhasil diidentifikasi.
☞ 70 orang luka berat
☞ 122 orang luka ringan
☣ Kabupaten Bireun
☞ 2 orang meninggal dunia
☞ 3 orang luka berat
☞ 78 orang luka ringan. (nwk/fjp)
Total 12 Gempa Susulan Mengguncang Pasca Gempa 6,5 SR di Pidie Jaya
Gempa susulan masih mengguncang kawasan Pidie Jaya, Aceh dan sekitarnya pasca gempa hebat 6,5 SR. Total ada 12 gempa susulan.
"Tercatat ada 12 gempa susulan," ujar Kepala Humas dan Informasi BNPB Sutopo Purwo dalam konferensi pers di kantornya, Jl Pramuka, Jakarta, Rabu (7/12/2016).
BMKG dalam kesempatan sebelumnya mengatakan, dari 12 gempa susulan tersebut, tren kekuatannya menurun. Tak ada yang sampai mencapai angka 6,5 SR.
Gempa terasa hebat di Pidie Jaya. Beberapa bangunan roboh.
Per pukul 14.00 WIB, Rabu siang ini, jumlah korban tewas akibat gempa ini mencapai 52 orang. Mayoritas korban berasal dari Pidie Jaya dan Biereuen. (msl/fjp)
Personel TNI AL dari Lantamal I, Belawan, Sumatera Utara (Sumut), menyiapkan KRI Sibolga 536 untuk mengantarkan logistik bantuan ke Aceh. Hal tersebut menyusul terjadinya gempa 6,5 skala Richter (SR).
"Kepada warga Sumut yang berkenan memberikan sumbangan kepada saudara-saudara kita yang terkena dampak gempa di Aceh bisa langsung ke Lantamal I Belawan," kata Kepala Dinas Penerangan Lantamal I, Mayor Laut (KH) Sahala Sinaga kepada detikcom, Rabu (7/12/2016).
Sahala mengatakan, KRI Sibolga 536 tersebut sudah standby di Lantamal I. Dia menuturkan, masyarakat bisa langsung datang ke posko dengan membawa makanan kering, minuman, pakaian, selimut, dan lain sebagainya.
"Kita masih menunggu sumbangan dan silakan antar ke posko. Setelah itu, nanti akan kita antar ke Aceh," sambungnya.
Sahala mengungkapkan, KRI tersebut belum bisa dipastikan kapan akan berangkat. Pasalnya, sejauh ini pihaknya belum menerima bantuan tersebut.
"Kita selalu siap bila dibutuhkan kapan pun itu," tutup Sahala. (rvk/rvk)
Energinya Setara Bom Hiroshima di Jepang
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Wisnu Widjaja, menyebut energi guncangan gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh menyerupai bom Hiroshima di Jepang puluhan tahun lalu. Gempa bumi ini berpotensi tanah longsor.
"Gempa di darat kalau skala 5 itu sama dengan bom hiroshima energinya. Jadi kalau enam itu energinya lebih besar lagi berkali-kali lipat," kata Wisnu di Museum Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (7/12/2016).
Menurut dia, akibat gempa ini juga berpontensi tanah longsor. "Jadi sudah ada yang ada di sana (tim) untuk konsentrasi di bagian longsor," ujar dia.
Wisnu menuturkan BNPB mengerahkan tim untuk mengidentifikasi ancaman bencana longsor dan tengah menyiapkan penampungan sementara untuk korban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan. "Sekarang di tempat kerusakan, kita siapkan temporary shelter (penampungan) sementara. Bantuan darurat saya kira temen-temen di Pidie di sana, bantuan logistik sudah disediakan mereka akan masuk pertama kali, kami siap untuk mensupport mereka," kata Wisnu.
BNPB akan melakukan pendataan terhadap bangunan-bangunan yang rusak setelah massa tanggap darurat selesai. Hal itu untuk menaksir seberapa besar kerugian yang terjadi akibat gempa ini. "Pendataan itu segera kita lakukan setelah tanggap darurat selesai. Umumnya tanggap darurat 14 hari pertama setelah bencana, kalau belum bisa teratasi bisa diperpanjang," kata Wisnu. (aan/aan)
Korban Meninggal Gempa Aceh Jadi 52 Orang
Korban meninggal gempa Aceh bertambah jadi 52 orang. Mayoritas korban meninggal berada di Kabupaten Pidie Jaya.
"Total korban 52 orang meninggal, 73 orang luka berat dan 200 luka ringan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Hal itu disampaikan Sutopo dalam jumpa pers di kantor BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2016).
Sutopo merinci korban meninggal, luka berat dan luka ringan di:
☣ Kabupaten Pidie Jaya
☞ 50 orang meninggal dunia dari anak-anak, dewasa dan lansia. Dari 50 orang meninggal 4 di antaranya sudah berhasil diidentifikasi.
☞ 70 orang luka berat
☞ 122 orang luka ringan
☣ Kabupaten Bireun
☞ 2 orang meninggal dunia
☞ 3 orang luka berat
☞ 78 orang luka ringan. (nwk/fjp)
Total 12 Gempa Susulan Mengguncang Pasca Gempa 6,5 SR di Pidie Jaya
Gempa susulan masih mengguncang kawasan Pidie Jaya, Aceh dan sekitarnya pasca gempa hebat 6,5 SR. Total ada 12 gempa susulan.
"Tercatat ada 12 gempa susulan," ujar Kepala Humas dan Informasi BNPB Sutopo Purwo dalam konferensi pers di kantornya, Jl Pramuka, Jakarta, Rabu (7/12/2016).
BMKG dalam kesempatan sebelumnya mengatakan, dari 12 gempa susulan tersebut, tren kekuatannya menurun. Tak ada yang sampai mencapai angka 6,5 SR.
Gempa terasa hebat di Pidie Jaya. Beberapa bangunan roboh.
Per pukul 14.00 WIB, Rabu siang ini, jumlah korban tewas akibat gempa ini mencapai 52 orang. Mayoritas korban berasal dari Pidie Jaya dan Biereuen. (msl/fjp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.