ISIS Ledakan Masjid Syiah di KuwaitBom Bunuh Diri di Masjid Saudi. (Reuters/Stringer)☆
Lebih dari 10 orang tewas ketika bom bunuh diri meledak di sebuah masjid Muslim Syiah di kota Kuwait saat shalat Jumat tengah berlangsung.
Dilaporkan Reuters, kelompok militan Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. ISIS melalui media sosial menyatakan target serangan tersebut adalah "temple of rejectionists"- istilah yang merujuk kepada Syiah Muslim, yang mereka anggap sebagai bidah.
Anggota parlemen Kuwait, Khalil al-Salih menjelaskan seorang pelaku bom meledakkan dirinya di sisi Masjid A-Sadeq ketika jemaah shalat Jumat tengah bersujud. Aksi tersebut menghancurkan dinding dan langit-langit masjid.
"Itu jelas dari tubuh pelaku bom bunuh diri dan dia masih muda. Dia berjalan ke ruang doa ketika sujud berlangsung. Dia tampaknya berusia sekitar 20-an. Saya melihatnya dengan mata saya sendiri," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Menurutnya, lebih dari 2 ribu muslim Syiah Ja'afari tengah beribadah di masjid tersebut ketika ledakan terjadi. "Ledakan itu sangat keras. Langit-langit dan dinding masjid hancur, " katanya.
Pasca ledakan tersebut, Kementerian Dalam Negeri menginstruksikan warganya untuk menjauh dari tempat kejadian guna memungkinkan pihak berwenang menyelidikinya.
Gubernur Kuwait, Thabet al-Muhanna mengatakan sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan itu.
Menteri Kehakiman, Wakaf dan Urusan Islam Kuwait, Yaqoub Al-Sanea mengutuk serangan teroris yang mengancam keamanan persatuan negaranya itu.
"Kuwait akan tetap menjadi oasis keamanan untuk semua kelompok masyarakat Kuwait dan semua sekte. Pemerintah mengambil banyak prosedur untuk melindungi doa dan masjid," ujarnya seperti dikutip Reuters dari kantor berita Kuwait, KUNA.
Aksi teror ini merupakan serangan bom bunuh diri pertama di sebuah masjid Syiah yang terletak di kawasan penghasil minyak di Teluk Arab, di mana selama ini Sunni dan Syiah hidup berdampingan tanda ada gesekan.
Sebelumnya, pada Selasa (23/6) ISIS menyerukan para pengikutnya untuk meningkatkan serangan selama bulan puasa Ramadhan terhadap umat Kristen, Syiah dan Muslim Sunni yang berkoalisi dengan Amerika Serikat untuk melawan kelompok ultra-radikal.
Baru-baru ini, ISIS telah dua kali melakukan teror dengan menjadikan masjid Syiah di Arab Saudi sebagai target peledakan dan menyerang anggota cabang sekte Zaidi di Yaman. (ags)Korban Bom Bunuh Diri ISIS di Masjid Syiah Kuwait 27 OrangBom Bunuh Diri di Masjid Saudi. (Reuters/Stringer)☆
Jumlah korban tewas akibat bom bunuh diri di Masjid Syiah di Kuwait bertambah dua orang menjadi 27 orang. Sedangkan korban luka dari aksi teror tersebut mencapai 227 orang.
Kantor berita Kuwait (KUNA) seperti dikutip The Guardian melaporkan pemerintah setempat menetapkan hari ini, Sabtu (27/6) sebagai hari berkabung nasional.
Ledakan bom bunuh diri terjadi di Masjid A-Sadeq ketika jemaah shalat Jumat tengah bersujud. Berdasarkan keterangan saksi mata, pelaku teror adalah pemuda berusia sekitar 20 tahun. Kelompok militan Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab terhadap penyerangan tersebut.
Aksi teror ini merupakan serangan bom bunuh diri pertama di sebuah masjid Syiah yang terletak di kawasan penghasil minyak di Teluk Arab, di mana selama ini Sunni dan Syiah hidup berdampingan tanda ada gesekan. Tragedi ini juga hampir berbarengan dengan serangan berdarah yang terjadi di Peranci dan Tunisia.
Sebelumnya, pada Selasa (23/6) ISIS menyerukan para pengikutnya untuk meningkatkan serangan selama bulan puasa Ramadhan terhadap umat Kristen, Syiah dan Muslim Sunni yang berkoalisi dengan Amerika Serikat untuk melawan kelompok ultra-radikal.
Baru-baru ini, ISIS telah dua kali melakukan teror dengan menjadikan masjid Syiah di Arab Saudi sebagai target peledakan dan menyerang anggota cabang sekte Zaidi di Yaman. (ags)Kuwait Tangkap Beberapa Tersangka Penyerang Masjid SyiahJamaah salat Jumat di masjid Syiah tengah bersujud ketika para pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya dan menghancurkan dinding hingga langit-langit masjid. (Reuters/Kuwait News Agency)☆
Pemerintah Kuwait menangkap beberapa orang yang dicurigai terlibat dalam pengeboman sebuah masjid Syiah yang menewaskan 27 orang pada saat salat Jumat (26/6). Penangkapan ini dilakukan di tengah hari berkabung nasional dan persiapan pemakaman massal bagi para korban.
Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan pengeboman, yang disebut-sebut sebagai serangan militan terburuk dalam beberapa tahun terakhir di negara Teluk Arab ini.
Menurut Kementerian Dalam Negeri korban terluka akibat serangan ini mencapai lebih dari 200 orang.
"Banyak penangkapan, mereka yang diduga memiliki hubungan dengan pelaku bom bunuh diri," kata sumber keamanan Kuwait yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Sabtu (27/6).
Harian Kuwait al-Qabas menyatakan petugas keamanan telah menangkap tiga orang yang diduga terlibat serangan ini.
Sementara, pemakaman massal bagi para korban akan diadakan di Masjid Agung Kuwait City, Sabtu (27/6), menurut laporan media pemerintah KUNA. Hari berkabung nasional pun telah dimulai.
Pejabat pemerintah menyatakan serangan bom itu dimaksudkan untuk menimbulkan perpecahan antara Muslim Sunni dan minoritas Syiah di negara itu. Motif serangan serupa juga disebut-sebut dalam serangan di masjid Syiah di Arab Saudi beberapa pekan lalu.
Populasi kelompok minoritas Syiah mencapai 15 hingga 30 persen dari seluruh populasi Kuwait, negara Teluk Arab dengan mayoritas Muslim Sunni. Di negara ini, kedua komunitas Islam ini hidup berdampingan, jarang sekali terdengar gesekan antar keduanya.
"Kami akan memotong tangan jahat yang mengganggu keamanan dalam negeri kami," kata Menteri Dalam Negeri Kuwait, Sheikh Mohammed al-Khaled al-Sabah seperti dikutip oleh kantor berita resmi KUNA.
Anggota parlemen, Khalil al-Salih, merupakan seorang imam di Masjid al-Sadeq yang berlokasi di distrik Sawaber, bagian timur ibukota Kuwait ketika serangan hari pada Jumat (26/6) terjadi.
Salih menyatakan jamaah salat Jumat tengah bersujud ketika para pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya dan menghancurkan dinding hingga langit-langit masjid.
Kelompok militan Islam mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. ISIS melalui media sosial menyatakan target serangan tersebut adalah "temple of rejectionists"- istilah yang merujuk kepada umat Syiah, yang mereka anggap melakukan bidah.
Negara Islam telah mendesak pengikutnya pada hari Selasa untuk meningkatkan serangan selama bulan puasa Ramadhan terhadap umat Kristen, Syiah dan Muslim Sunni berjuang dengan koalisi pimpinan AS terhadap kelompok jihad ultra-garis keras.
Serangan ini terjadi hampir bersamaan dengan serangan penembakan di hotel tepi pantai di Tunisia dan serangan pemenggalan kepala di pabrik gas di Perancis.
Namun hingga kini tidak ada bukti bahwa tiga serangan itu terkoordinasi. Meski demikian, ketiga serangan tersebut dinilai menjadi penanda bahwa kelompok militan semakin gencar meluncurkan serangan. (ama/ama)
Lebih dari 10 orang tewas ketika bom bunuh diri meledak di sebuah masjid Muslim Syiah di kota Kuwait saat shalat Jumat tengah berlangsung.
Dilaporkan Reuters, kelompok militan Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. ISIS melalui media sosial menyatakan target serangan tersebut adalah "temple of rejectionists"- istilah yang merujuk kepada Syiah Muslim, yang mereka anggap sebagai bidah.
Anggota parlemen Kuwait, Khalil al-Salih menjelaskan seorang pelaku bom meledakkan dirinya di sisi Masjid A-Sadeq ketika jemaah shalat Jumat tengah bersujud. Aksi tersebut menghancurkan dinding dan langit-langit masjid.
"Itu jelas dari tubuh pelaku bom bunuh diri dan dia masih muda. Dia berjalan ke ruang doa ketika sujud berlangsung. Dia tampaknya berusia sekitar 20-an. Saya melihatnya dengan mata saya sendiri," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Menurutnya, lebih dari 2 ribu muslim Syiah Ja'afari tengah beribadah di masjid tersebut ketika ledakan terjadi. "Ledakan itu sangat keras. Langit-langit dan dinding masjid hancur, " katanya.
Pasca ledakan tersebut, Kementerian Dalam Negeri menginstruksikan warganya untuk menjauh dari tempat kejadian guna memungkinkan pihak berwenang menyelidikinya.
Gubernur Kuwait, Thabet al-Muhanna mengatakan sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan itu.
Menteri Kehakiman, Wakaf dan Urusan Islam Kuwait, Yaqoub Al-Sanea mengutuk serangan teroris yang mengancam keamanan persatuan negaranya itu.
"Kuwait akan tetap menjadi oasis keamanan untuk semua kelompok masyarakat Kuwait dan semua sekte. Pemerintah mengambil banyak prosedur untuk melindungi doa dan masjid," ujarnya seperti dikutip Reuters dari kantor berita Kuwait, KUNA.
Aksi teror ini merupakan serangan bom bunuh diri pertama di sebuah masjid Syiah yang terletak di kawasan penghasil minyak di Teluk Arab, di mana selama ini Sunni dan Syiah hidup berdampingan tanda ada gesekan.
Sebelumnya, pada Selasa (23/6) ISIS menyerukan para pengikutnya untuk meningkatkan serangan selama bulan puasa Ramadhan terhadap umat Kristen, Syiah dan Muslim Sunni yang berkoalisi dengan Amerika Serikat untuk melawan kelompok ultra-radikal.
Baru-baru ini, ISIS telah dua kali melakukan teror dengan menjadikan masjid Syiah di Arab Saudi sebagai target peledakan dan menyerang anggota cabang sekte Zaidi di Yaman. (ags)Korban Bom Bunuh Diri ISIS di Masjid Syiah Kuwait 27 OrangBom Bunuh Diri di Masjid Saudi. (Reuters/Stringer)☆
Jumlah korban tewas akibat bom bunuh diri di Masjid Syiah di Kuwait bertambah dua orang menjadi 27 orang. Sedangkan korban luka dari aksi teror tersebut mencapai 227 orang.
Kantor berita Kuwait (KUNA) seperti dikutip The Guardian melaporkan pemerintah setempat menetapkan hari ini, Sabtu (27/6) sebagai hari berkabung nasional.
Ledakan bom bunuh diri terjadi di Masjid A-Sadeq ketika jemaah shalat Jumat tengah bersujud. Berdasarkan keterangan saksi mata, pelaku teror adalah pemuda berusia sekitar 20 tahun. Kelompok militan Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab terhadap penyerangan tersebut.
Aksi teror ini merupakan serangan bom bunuh diri pertama di sebuah masjid Syiah yang terletak di kawasan penghasil minyak di Teluk Arab, di mana selama ini Sunni dan Syiah hidup berdampingan tanda ada gesekan. Tragedi ini juga hampir berbarengan dengan serangan berdarah yang terjadi di Peranci dan Tunisia.
Sebelumnya, pada Selasa (23/6) ISIS menyerukan para pengikutnya untuk meningkatkan serangan selama bulan puasa Ramadhan terhadap umat Kristen, Syiah dan Muslim Sunni yang berkoalisi dengan Amerika Serikat untuk melawan kelompok ultra-radikal.
Baru-baru ini, ISIS telah dua kali melakukan teror dengan menjadikan masjid Syiah di Arab Saudi sebagai target peledakan dan menyerang anggota cabang sekte Zaidi di Yaman. (ags)Kuwait Tangkap Beberapa Tersangka Penyerang Masjid SyiahJamaah salat Jumat di masjid Syiah tengah bersujud ketika para pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya dan menghancurkan dinding hingga langit-langit masjid. (Reuters/Kuwait News Agency)☆
Pemerintah Kuwait menangkap beberapa orang yang dicurigai terlibat dalam pengeboman sebuah masjid Syiah yang menewaskan 27 orang pada saat salat Jumat (26/6). Penangkapan ini dilakukan di tengah hari berkabung nasional dan persiapan pemakaman massal bagi para korban.
Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan pengeboman, yang disebut-sebut sebagai serangan militan terburuk dalam beberapa tahun terakhir di negara Teluk Arab ini.
Menurut Kementerian Dalam Negeri korban terluka akibat serangan ini mencapai lebih dari 200 orang.
"Banyak penangkapan, mereka yang diduga memiliki hubungan dengan pelaku bom bunuh diri," kata sumber keamanan Kuwait yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Sabtu (27/6).
Harian Kuwait al-Qabas menyatakan petugas keamanan telah menangkap tiga orang yang diduga terlibat serangan ini.
Sementara, pemakaman massal bagi para korban akan diadakan di Masjid Agung Kuwait City, Sabtu (27/6), menurut laporan media pemerintah KUNA. Hari berkabung nasional pun telah dimulai.
Pejabat pemerintah menyatakan serangan bom itu dimaksudkan untuk menimbulkan perpecahan antara Muslim Sunni dan minoritas Syiah di negara itu. Motif serangan serupa juga disebut-sebut dalam serangan di masjid Syiah di Arab Saudi beberapa pekan lalu.
Populasi kelompok minoritas Syiah mencapai 15 hingga 30 persen dari seluruh populasi Kuwait, negara Teluk Arab dengan mayoritas Muslim Sunni. Di negara ini, kedua komunitas Islam ini hidup berdampingan, jarang sekali terdengar gesekan antar keduanya.
"Kami akan memotong tangan jahat yang mengganggu keamanan dalam negeri kami," kata Menteri Dalam Negeri Kuwait, Sheikh Mohammed al-Khaled al-Sabah seperti dikutip oleh kantor berita resmi KUNA.
Anggota parlemen, Khalil al-Salih, merupakan seorang imam di Masjid al-Sadeq yang berlokasi di distrik Sawaber, bagian timur ibukota Kuwait ketika serangan hari pada Jumat (26/6) terjadi.
Salih menyatakan jamaah salat Jumat tengah bersujud ketika para pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya dan menghancurkan dinding hingga langit-langit masjid.
Kelompok militan Islam mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. ISIS melalui media sosial menyatakan target serangan tersebut adalah "temple of rejectionists"- istilah yang merujuk kepada umat Syiah, yang mereka anggap melakukan bidah.
Negara Islam telah mendesak pengikutnya pada hari Selasa untuk meningkatkan serangan selama bulan puasa Ramadhan terhadap umat Kristen, Syiah dan Muslim Sunni berjuang dengan koalisi pimpinan AS terhadap kelompok jihad ultra-garis keras.
Serangan ini terjadi hampir bersamaan dengan serangan penembakan di hotel tepi pantai di Tunisia dan serangan pemenggalan kepala di pabrik gas di Perancis.
Namun hingga kini tidak ada bukti bahwa tiga serangan itu terkoordinasi. Meski demikian, ketiga serangan tersebut dinilai menjadi penanda bahwa kelompok militan semakin gencar meluncurkan serangan. (ama/ama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.