Pesawat A4 Skyhawk 'Operasi Alpha' (google) ☠
Semasa Jenderal Benny Moerdani menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis ABRI kemudian menjadi Panglima ABRI, militer Indonesia punya hubungan baik dengan Israel.
Namun kerjasama tersebut tak dimunculkan ke publik karena di atas kertas, Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Karena itu kerja sama yang digagas Benny Moerdani kebanyakan operasi intelijen yang penuh dengan kerahasiaan.
Pengamat militer senior Salim Said dalam buku Dari Gestapu ke Reformasi, menulis Benny bahkan pernah meminta untuk meminjam roket dari Israel.
Hal itu dilakukan Benny untuk menangkal serangan pada pesawat kepresidenan saat Presiden Soeharto mengadakan perjalanan ke Timur Tengah. Namun rupanya ketakutan Benny soal serangan yang mengancam Soeharto tak pernah terbukti.
Fakta lain menunjukkan Benny Moerdani juga membeli dan melatih para pilot TNI AU di Israel. Operasi super rahasia itu dinamakan Operasi Alpha. Benny membeli pesawat A4 Skyhawk dari Israel.
Sejumlah pilot TNI AU mengira awalnya mereka dikirim ke AS, namun ternyata mereka malah dibawa ke Israel. Di sini para pilot berlatih di bawah Israeli Defence Force. Tapi Benny kemudian meminta semua wing, ijazah atau foto yang berkaitan dengan Israel semua dibakar. Sehingga tak ada bukti para pilot dilatih di Israel.
Namun ada fakta menarik, Benny Moerdani juga ternyata membantu perjuangan para Mujahidin di Afghanistan.
Jenderal Luhut Pandjaitan sedikit menyinggung soal misi ini dalam buku Sintong Panjaitan, perjalanan seorang prajurit para komando. Buku ini ditulis wartawan senior Hendro Subroto dan diterbitkan Kompas Kompas tahun 2009.
"Operasi intelijen oleh LB Moerdani dilakukan untuk mencari dana dan memberi peran Indonesia dalam perjuangan di Asia," kata Luhut.
Luhut menjelaskan setidaknya ada tiga jenis senjata yang dikirim. Pertama adalah Ak-47, lalu ada senjata antitank buatan Prancis. Selain itu uniknya ada juga senapan SKS buatan Israel.
Sejumlah informasi menyebutkan senjata-senjata itu kemudian dikirim dalam peti dengan logo palang merah. Di atas senapan ditaruh aneka obat-obatan untuk menyamarkan seandainya diperiksa. Namun senapan-senapan itu berhasil lolos dengan sukses. Senjata ini yang berperan besar membuat Mujahidin mengalahkan pasukan Rusia.
Sepak terjang Benny Moerdani memang bak dalam film.
Semasa Jenderal Benny Moerdani menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis ABRI kemudian menjadi Panglima ABRI, militer Indonesia punya hubungan baik dengan Israel.
Namun kerjasama tersebut tak dimunculkan ke publik karena di atas kertas, Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Karena itu kerja sama yang digagas Benny Moerdani kebanyakan operasi intelijen yang penuh dengan kerahasiaan.
Pengamat militer senior Salim Said dalam buku Dari Gestapu ke Reformasi, menulis Benny bahkan pernah meminta untuk meminjam roket dari Israel.
Hal itu dilakukan Benny untuk menangkal serangan pada pesawat kepresidenan saat Presiden Soeharto mengadakan perjalanan ke Timur Tengah. Namun rupanya ketakutan Benny soal serangan yang mengancam Soeharto tak pernah terbukti.
Fakta lain menunjukkan Benny Moerdani juga membeli dan melatih para pilot TNI AU di Israel. Operasi super rahasia itu dinamakan Operasi Alpha. Benny membeli pesawat A4 Skyhawk dari Israel.
Sejumlah pilot TNI AU mengira awalnya mereka dikirim ke AS, namun ternyata mereka malah dibawa ke Israel. Di sini para pilot berlatih di bawah Israeli Defence Force. Tapi Benny kemudian meminta semua wing, ijazah atau foto yang berkaitan dengan Israel semua dibakar. Sehingga tak ada bukti para pilot dilatih di Israel.
Namun ada fakta menarik, Benny Moerdani juga ternyata membantu perjuangan para Mujahidin di Afghanistan.
Jenderal Luhut Pandjaitan sedikit menyinggung soal misi ini dalam buku Sintong Panjaitan, perjalanan seorang prajurit para komando. Buku ini ditulis wartawan senior Hendro Subroto dan diterbitkan Kompas Kompas tahun 2009.
"Operasi intelijen oleh LB Moerdani dilakukan untuk mencari dana dan memberi peran Indonesia dalam perjuangan di Asia," kata Luhut.
Luhut menjelaskan setidaknya ada tiga jenis senjata yang dikirim. Pertama adalah Ak-47, lalu ada senjata antitank buatan Prancis. Selain itu uniknya ada juga senapan SKS buatan Israel.
Sejumlah informasi menyebutkan senjata-senjata itu kemudian dikirim dalam peti dengan logo palang merah. Di atas senapan ditaruh aneka obat-obatan untuk menyamarkan seandainya diperiksa. Namun senapan-senapan itu berhasil lolos dengan sukses. Senjata ini yang berperan besar membuat Mujahidin mengalahkan pasukan Rusia.
Sepak terjang Benny Moerdani memang bak dalam film.
☠ merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.