Satelit LAPAN A3/IPB meluncur Satelit LAPAN A3/IPB [dok ISRO]>
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta agar penggunaan satelit LAPAN-A3/IPB dapat dioptimalkan. Hasil citra satelit bisa dimanfaatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan TNI AL.
"Saya harap LAPAN, AL dan KKP bekerjasama sehingga instansi lain tidak perlu beli peralatan mahal. Kalau pakai drone bisa USD 100 per jam tetapi pesawat minimal USD 3.000 per jam," ujar JK dalam sambutannya di Balai Penelitian Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/6/2016).
JK menegaskan teknologi harus dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Dia berharap informasi yang didapatkan dari citra satelit A3 dapat bermanfaat bagi masyarakat di bidang pertanian atau pun maritim.
"Pentingnya informasi tidak hanya diketahui di sini, tetapi juga diketahui oleh nelayan. Makanya dibutuhkan kerjasama dengan KKP dan instansi lainya," terangnya.
Roket PSLV-C34 milik India meluncur membawa 20 satelit termasuk satelit LAPAN A-3/IPB (AFP/Getty Image)
Teknologi yang dihasilkan oleh satelit LAPAN A3 ini adalah langkah menuju perbaikan karena dibutuhkan informasi yang tepat waktu.
"Apalagi negeri ini sangat luas dan luas kepulauan 85 persen dan wilayah kita adalah laut maka perlu pemantau lebih baik agar tidak ada masalah," kata JK.
Pada peningkatan produktivitas perikanan, JK berharap tidak hanya fokus pada penangkapan illegal fishing tetapi pada hasil penangkapan ikan bagi nelayan.
"Kalau punya tekonologi pemantau atau sistem informasi dengan teknologi karena ini langkah-langkah maju untuk perbaikan," ucapnya.
Ada 4 misi yang dibawa satelit A3 yakni pemantauan lahan khususnya pertanian. Kedua, pemantauan kemaritiman terutama pemantauan kapal di wilayah Indonesia.
Misi ketiga merupakan misi scientific untuk pengukuran medan magnet bumi dan misi keempat uji eksperimen peralatan yang dikembangkan oleh enginer LAPAN. (fiq/fdn)
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta agar penggunaan satelit LAPAN-A3/IPB dapat dioptimalkan. Hasil citra satelit bisa dimanfaatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan TNI AL.
"Saya harap LAPAN, AL dan KKP bekerjasama sehingga instansi lain tidak perlu beli peralatan mahal. Kalau pakai drone bisa USD 100 per jam tetapi pesawat minimal USD 3.000 per jam," ujar JK dalam sambutannya di Balai Penelitian Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/6/2016).
JK menegaskan teknologi harus dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Dia berharap informasi yang didapatkan dari citra satelit A3 dapat bermanfaat bagi masyarakat di bidang pertanian atau pun maritim.
"Pentingnya informasi tidak hanya diketahui di sini, tetapi juga diketahui oleh nelayan. Makanya dibutuhkan kerjasama dengan KKP dan instansi lainya," terangnya.
Roket PSLV-C34 milik India meluncur membawa 20 satelit termasuk satelit LAPAN A-3/IPB (AFP/Getty Image)
Teknologi yang dihasilkan oleh satelit LAPAN A3 ini adalah langkah menuju perbaikan karena dibutuhkan informasi yang tepat waktu.
"Apalagi negeri ini sangat luas dan luas kepulauan 85 persen dan wilayah kita adalah laut maka perlu pemantau lebih baik agar tidak ada masalah," kata JK.
Pada peningkatan produktivitas perikanan, JK berharap tidak hanya fokus pada penangkapan illegal fishing tetapi pada hasil penangkapan ikan bagi nelayan.
"Kalau punya tekonologi pemantau atau sistem informasi dengan teknologi karena ini langkah-langkah maju untuk perbaikan," ucapnya.
Ada 4 misi yang dibawa satelit A3 yakni pemantauan lahan khususnya pertanian. Kedua, pemantauan kemaritiman terutama pemantauan kapal di wilayah Indonesia.
Misi ketiga merupakan misi scientific untuk pengukuran medan magnet bumi dan misi keempat uji eksperimen peralatan yang dikembangkan oleh enginer LAPAN. (fiq/fdn)
♖ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.