➶ TNI AU Belum Diajak Rembugan➶ Lapangan Terbang Gading Gunungkidul ○
Pemanfaatan Lapangan Terbang (Lapter) Gading, Playen, Gunungkidul untuk aktivitas penerbangan perintis sangat mungkin dilakukan.
Hanya saja, penggunaannya harus dikomunikasikan terlebih dulu dengan TNI Angkatan Udara sebagai pemilik aset.
Hal ini ditegaskan oleh Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Adisucipto Yogyakarta, Marsma TNI Novyan Samyoga, Senin (21/11/2016).
Menurutnya, selain untuk kegiatan terbang layang pendidikan Akademi Angkatan Udara (AAU), saat ini Lapter Gading juga dimanfaatkan untuk kegiatan aeromodelling atau riset oleh LAPAN dan lembaga pendidikan.
Jika lantas kemudian muncul wacana penggunaannya sebagai lapangan udara perintis, pihaknya mengakui hal itu bukan hal mustahil. Landasan pacu di Gading yang sepanjang 1.400 meter sangat memungkinkan pesawat kecil perintis untuk mendarat dan terbang.
Terkait pernyataan Menteri Perhubungan yang akan merevitalisasi Lapter Gading sebagai landasan udara pesawat perintis, pihaknya mengaku belum mendapatkan komunikasi resmi dari pihak terkait. Pun hingga saat ini belum ada perintah apapun dari Mabes TNI terkait wacana tersebut.
Kementerian Perhubungan juga belum melakukan kesepakatan khusus dengan TNI AU terkait revitalisasi. Padahal, kejelasan kerjasama antara stakeholder terkait yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) sangatlah penting dan krusial sebagai dasar resmi.
"Kami sangat terbuka untuk mengerjasamakan aset Lanud untuk kebutuhan akademisi maupun untuk pariwisata, misalnya. Namun, tentunya harus ada koordinasi dan kesepakatan dengan Mabes TNI AU terlebih dulu karena ini aset miliknya. Tidak bisa langsung jadi begitu saja," kata Samyoga. (*)
Pemanfaatan Lapangan Terbang (Lapter) Gading, Playen, Gunungkidul untuk aktivitas penerbangan perintis sangat mungkin dilakukan.
Hanya saja, penggunaannya harus dikomunikasikan terlebih dulu dengan TNI Angkatan Udara sebagai pemilik aset.
Hal ini ditegaskan oleh Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Adisucipto Yogyakarta, Marsma TNI Novyan Samyoga, Senin (21/11/2016).
Menurutnya, selain untuk kegiatan terbang layang pendidikan Akademi Angkatan Udara (AAU), saat ini Lapter Gading juga dimanfaatkan untuk kegiatan aeromodelling atau riset oleh LAPAN dan lembaga pendidikan.
Jika lantas kemudian muncul wacana penggunaannya sebagai lapangan udara perintis, pihaknya mengakui hal itu bukan hal mustahil. Landasan pacu di Gading yang sepanjang 1.400 meter sangat memungkinkan pesawat kecil perintis untuk mendarat dan terbang.
Terkait pernyataan Menteri Perhubungan yang akan merevitalisasi Lapter Gading sebagai landasan udara pesawat perintis, pihaknya mengaku belum mendapatkan komunikasi resmi dari pihak terkait. Pun hingga saat ini belum ada perintah apapun dari Mabes TNI terkait wacana tersebut.
Kementerian Perhubungan juga belum melakukan kesepakatan khusus dengan TNI AU terkait revitalisasi. Padahal, kejelasan kerjasama antara stakeholder terkait yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) sangatlah penting dan krusial sebagai dasar resmi.
"Kami sangat terbuka untuk mengerjasamakan aset Lanud untuk kebutuhan akademisi maupun untuk pariwisata, misalnya. Namun, tentunya harus ada koordinasi dan kesepakatan dengan Mabes TNI AU terlebih dulu karena ini aset miliknya. Tidak bisa langsung jadi begitu saja," kata Samyoga. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.