Ada pemotongan 7 triliun dari anggaran Kementerian Pertahanan, dari Rp 102 triliun menjadi Rp 96 triliun Hercules Indonesia [TNI AU] ♆
Ada 22 unit pesawat tua buatan sekitar 1960an hingga 1980an yang digunakan TNI. Meski akhirnya pesawat tahun '60an diistirahatkan, namun alutsista TNI masih perlu dukungan anggaran. Komisi I DPR menyadari ini.
Di sisi lain, ada tujuh proyek DPR yang butuh duit Rp 2,7 triliun dari APBN. Meski mengakui TNI butuh peremajaan alat utama sistem persenjataan, namun Wakil Komisi I DPR Tantowi Yahya menyatakan tetap mendukung proyek pembangunan DPR itu.
"Kalau proyek DPR, kita tidak bicara keseluruhan, ada beberapa yang sifatnya sudah sangat mendesak karena menyangkut kinerja kita," tutur Tantowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Hal-hal yang menyangkut kinerja menurutnya adalah perbaikan dan pembangunan gedung DPR, mulai dari ruangan untuk anggota DPR, lift, hingga toilet DPR. Soal anggaran untuk Kementerian Pertahanan, memang sudah mengalami penurunan di APBN 2015.
"Anggaran alutsista saja sudah dipotong. Yang jelas semua memang lagi butuh uang, sehingga seluruh kementerian mengalami pemangkasan anggaran," tutur Tantowi.
Politisi Partai Golkar ini menuturkan, Komisi I sudah berkeberatan dengan pemotongan anggaran Kementerian Pertahanan yang sudah terjadi itu. Soalnya Indonesia perlu peremajaan alutsista, peningkatan pembiayaan kebutuhan prajurit TNI, hingga pengamanan maritim.
"Ada pemotongan 7 triliun dari anggaran Kementerian Pertahanan, dari Rp 102 triliun menjadi Rp 96 triliun (di APBN-P 2015)," tutur Tantowi.
TNI memang butuh anggaran tinggi untuk alutsista. Moeldoko pernah berbicara pada. Kamis (2/7) lampau saat dia masih menjabat Panglima TNI, bahwa TNI masih memiliki sekitar 22 unit pesawat tua buatan '60an hingga '80an. Kala itu, Pesawat Hercules C-130 TNI AU buatan 1964 baru saja jatuh di Medan Sumatera Utara. (dnu/imk)
Ada 22 unit pesawat tua buatan sekitar 1960an hingga 1980an yang digunakan TNI. Meski akhirnya pesawat tahun '60an diistirahatkan, namun alutsista TNI masih perlu dukungan anggaran. Komisi I DPR menyadari ini.
Di sisi lain, ada tujuh proyek DPR yang butuh duit Rp 2,7 triliun dari APBN. Meski mengakui TNI butuh peremajaan alat utama sistem persenjataan, namun Wakil Komisi I DPR Tantowi Yahya menyatakan tetap mendukung proyek pembangunan DPR itu.
"Kalau proyek DPR, kita tidak bicara keseluruhan, ada beberapa yang sifatnya sudah sangat mendesak karena menyangkut kinerja kita," tutur Tantowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Hal-hal yang menyangkut kinerja menurutnya adalah perbaikan dan pembangunan gedung DPR, mulai dari ruangan untuk anggota DPR, lift, hingga toilet DPR. Soal anggaran untuk Kementerian Pertahanan, memang sudah mengalami penurunan di APBN 2015.
"Anggaran alutsista saja sudah dipotong. Yang jelas semua memang lagi butuh uang, sehingga seluruh kementerian mengalami pemangkasan anggaran," tutur Tantowi.
Politisi Partai Golkar ini menuturkan, Komisi I sudah berkeberatan dengan pemotongan anggaran Kementerian Pertahanan yang sudah terjadi itu. Soalnya Indonesia perlu peremajaan alutsista, peningkatan pembiayaan kebutuhan prajurit TNI, hingga pengamanan maritim.
"Ada pemotongan 7 triliun dari anggaran Kementerian Pertahanan, dari Rp 102 triliun menjadi Rp 96 triliun (di APBN-P 2015)," tutur Tantowi.
TNI memang butuh anggaran tinggi untuk alutsista. Moeldoko pernah berbicara pada. Kamis (2/7) lampau saat dia masih menjabat Panglima TNI, bahwa TNI masih memiliki sekitar 22 unit pesawat tua buatan '60an hingga '80an. Kala itu, Pesawat Hercules C-130 TNI AU buatan 1964 baru saja jatuh di Medan Sumatera Utara. (dnu/imk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.