Indonesia dikabarkan tertarik dengan Pesawat Amfibi Jepang, Shin Maywa US-2 [flightglobal]
Wamenhan Jepang Bidang Urusan Internasional Mr. Hideshi Tokuchi saat melakukan kunjungan ke Kemhan, Rabu (26/8), menyampaikan salam hormat Menhan Jepang untuk Menhan RI, atas terlaksananya penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) dalam bidang pertahanan pada tanggal 23 Maret 2015 lalu. MoU yang ditandatangani Menhan RI Ryamizard Ryacudu dan Menhan Jepang Jend. Nakatani berlangsung di Tokyo Jepang dengan disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan PM Jepang Shinzo Abe.
Terkait MoU yang telah ditandatangani kedua negara, Wamenhan Jepang berharap Indonesia dan Jepang dapat melanjutkan pembicaraan kerjasama bilateral saat berlangsungnya ADMM Plus pada bulan November nanti di Malaysia. Hal ini juga sebagai tindak lanjut pertemuan kedua Menhan saat bertemu dalam Shangrilla dialogue di Singapura pada bulan Mei 2015 lalu.
Pemerintah Jepang berharap Indonesia dapat mendukung terselenggaranya ADMM Plus One di Laos pada tahun berikutnya dimana Jepang menjadi salah satu pesertanya. Lebih lanjut dikatakannya bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan berharga bagi peningkatan kerjasama antara Jepang dengan negara-negara ASEAN.
Menanggapi hal tersebut, Menhan RI menyatakan diplomasi pertahanan yang dilakukan Indonesia adalah bagaimana ikut serta dalam usaha perdamaian dunia dengan harapan tercapai wilayah kawasan yang aman dan damai. Indonesia berupaya untuk mengajak negara-negara ASEAN untuk selalu menjaga keamanan dan perdamaian di wilayah kawasan termasuk diantaranya Jepang, Tiongkok dan Korea.
Untuk itu Menhan RI berharap melalui pertemuan-pertemuan dan diplomasi pertahanan (dialogue) yang dilakukan, segala konflik yang muncul di kawasan dapat terselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan ketegangan diantara negara-negara di dunia.
Menurut Menhan RI, ancaman yang paling nyata di Indonesia dan dunia saat ini adalah ancaman teroris, bencana alam, wabah penyakit, pelanggaran perbatasan, pencurian sumber daya alam, cyber, narkoba dan pemberontakan. Jika itu dijadikan ancaman bersama negara-negara di dunia maka diharapkan tidak akan terjadi perang antar negara karena ancaman tersebut sudah jelas. Hal ini juga yang mendasari konsep pertahanan atau diplomasi pertahanan Indonesia saat ini.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir mendampingi Menhan yaitu Sekjen Kemhan Letjen TNI Ediwan Prabowo, S.Ip, Dirjen Strahan Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, M.B.A, Dirjen Renhan Marsda TNI M. Syaugi, S.Sos., MM, Diranstra Ditjen Strahan Kemhan Marsma TNI M. Sofiudin dan Kapuskom Publik Brigjen TNI Djundan Eko, M.Si (Han). (ERA/SGY)
Wamenhan Jepang Bidang Urusan Internasional Mr. Hideshi Tokuchi saat melakukan kunjungan ke Kemhan, Rabu (26/8), menyampaikan salam hormat Menhan Jepang untuk Menhan RI, atas terlaksananya penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) dalam bidang pertahanan pada tanggal 23 Maret 2015 lalu. MoU yang ditandatangani Menhan RI Ryamizard Ryacudu dan Menhan Jepang Jend. Nakatani berlangsung di Tokyo Jepang dengan disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan PM Jepang Shinzo Abe.
Terkait MoU yang telah ditandatangani kedua negara, Wamenhan Jepang berharap Indonesia dan Jepang dapat melanjutkan pembicaraan kerjasama bilateral saat berlangsungnya ADMM Plus pada bulan November nanti di Malaysia. Hal ini juga sebagai tindak lanjut pertemuan kedua Menhan saat bertemu dalam Shangrilla dialogue di Singapura pada bulan Mei 2015 lalu.
Pemerintah Jepang berharap Indonesia dapat mendukung terselenggaranya ADMM Plus One di Laos pada tahun berikutnya dimana Jepang menjadi salah satu pesertanya. Lebih lanjut dikatakannya bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan berharga bagi peningkatan kerjasama antara Jepang dengan negara-negara ASEAN.
Menanggapi hal tersebut, Menhan RI menyatakan diplomasi pertahanan yang dilakukan Indonesia adalah bagaimana ikut serta dalam usaha perdamaian dunia dengan harapan tercapai wilayah kawasan yang aman dan damai. Indonesia berupaya untuk mengajak negara-negara ASEAN untuk selalu menjaga keamanan dan perdamaian di wilayah kawasan termasuk diantaranya Jepang, Tiongkok dan Korea.
Untuk itu Menhan RI berharap melalui pertemuan-pertemuan dan diplomasi pertahanan (dialogue) yang dilakukan, segala konflik yang muncul di kawasan dapat terselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan ketegangan diantara negara-negara di dunia.
Menurut Menhan RI, ancaman yang paling nyata di Indonesia dan dunia saat ini adalah ancaman teroris, bencana alam, wabah penyakit, pelanggaran perbatasan, pencurian sumber daya alam, cyber, narkoba dan pemberontakan. Jika itu dijadikan ancaman bersama negara-negara di dunia maka diharapkan tidak akan terjadi perang antar negara karena ancaman tersebut sudah jelas. Hal ini juga yang mendasari konsep pertahanan atau diplomasi pertahanan Indonesia saat ini.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir mendampingi Menhan yaitu Sekjen Kemhan Letjen TNI Ediwan Prabowo, S.Ip, Dirjen Strahan Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, M.B.A, Dirjen Renhan Marsda TNI M. Syaugi, S.Sos., MM, Diranstra Ditjen Strahan Kemhan Marsma TNI M. Sofiudin dan Kapuskom Publik Brigjen TNI Djundan Eko, M.Si (Han). (ERA/SGY)
★ DMC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.