Setelah lama tak memproduksi tank, Rusia memamerkan tank terbaru produksi negeri itu T-14 Armata
Rusia memamerkan tank terbaru dan paling canggih yang pernah diproduksi negeri itu sejak Perang Dingin berakhir dalam sebuah latihan militer yang disaksikan Presiden Vladimir Putin.
Tank T-14 Armata muncul di hadapan publik untuk kali pertama, Senin (4/5/2015), saat menyusuri jalan-jalan kota Moskwa untuk menuju ke Lapangan Merah untuk ambil bagian dalam latihan parade Victory Day yang akan digelar pada Sabtu (9/5/2015).
Dalam parade untuk memperingati 70 tahun kemenangan Rusia atas Nazi Jerman itu, sebanyak 200 alat tempur dan 16.500 personel militer akan ambil bagian.
Tank baru ini dilengkapi dengan menara yang bisa digerakkan dengan pengendali jarak jauh dan sistem pengisian peluru ulang secara otomatis. T-14 Armata adalah produk dari program yang menghabiskan biaya 254 miliar poundsterling atau sekitar Rp 5.000 triliun selama 10 tahun terakhir untuk menciptakan berbagai persenjataan baru.
Tank ini juga merupakan tank pertama yang memiliki kapsul persenjataan internal yang memberikan perlindungan tambahan bagi tiga orang kru di dalamnya. Sejumlah pakar militer Rusia dan Barat memprediksi T-14 Armata dalam waktu singkat akan jauh melampaui kemampuan berbagai jenis tank buatan negara-negara Barat.
Salah satu kelebihan produk baru ini adalah pada menara meriam (turet). Menara meriam T-14 Armata ternyata bisa digunakan untuk mesin perang lainnya, termasuk kendaraan lapis baja infanteri berat, meriam howitzer, dan kendaraan pendukung tempur lainnya. Fleksibilitas ini bisa memangkas biaya produksi serta pemeliharaan.
Produksi perdana T-14 Armata ini memiliki potensi untuk berkompetisi dengan tank-tank produksi Barat. Namun, sejauh ini belum jelas apakah industri persenjataan Rusia mampu memenuhi ambisi produksi untuk tank baru ini.
Di bawah program modernisasi persenjataan, militer Rusia dilaporkan harus menerima 2.300 unit T-14 Armata pada 2020. Namun, rencana itu kemungkinan besar akan direvisi karena ekonomi Rusia yang memburuk akibat anjloknya harga minyak dunia dan sanksi ekonomi dari Barat.Perang Dingin baru T-14 Armata
Oleg Bochkaryov, deputi komisi industri militer, sebuah panel pemerintah yang mengurusi masalah pembelian senjata, pada pekan lalu mengatakan, tank baru ini akan mulai digunakan AD Rusia tahun depan.
Oleg menambahkan, tank baru ini, yang pertama sejak produksi tank terakhir Rusia, yaitu T-90, pada 1993, tidak akan dijual ke luar negeri selama lima tahun ke depan.
Pembaruan persenjataan militer Rusia telah memicu kekhawatiran akan munculnya Perang Dingin baru, ditambah perseteruan Presiden Putin dengan AS, NATO, dan Uni Eropa dalam beberapa bulan terakhir.
Dengan program pembaruan persenjataan berbiaya besar ini, dalam beberapa tahun ke depan, militer Rusia akan memiliki banyak pesawat baru, rudal, dan berbagai persenjataan baru lain untuk pertama kali sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Pada 2014, Rusia memiliki 38 misil balistik dengan hulu ledak nuklir. Tahun ini, militer Rusia akan mendapatkan 50 rudal balistik dengan hulu ledak nuklir yang baru. Hal ini membuat militer Rusia memenuhi ambisinya untuk menggantikan rudal-rudal nuklir yang dibuat pada masa Uni Soviet yang nyaris mencapai masa pensiunnya.
AL Rusia sudah mendapatkan dua kapal selam baru yang diperlengkapi Bulava, sistem rudal balistik antarbenua yang berbasis kapal selam, dan kapal selam ketiga direncanakan sudah diterima AL Rusia tahun depan.
Sementara itu, AD Rusia sudah mendapatkan pasokan rudal Iskander dalam jumlah besar. Rudal ini bisa dilengkapi dengan hulu ledak nuklir atau konvensional dan bisa digunakan untuk menghancurkan sistem pertahanan rudal milik NATO.
Berikut ini penampakan kendaraan militer baru Mother of Rusia :
Rusia memamerkan tank terbaru dan paling canggih yang pernah diproduksi negeri itu sejak Perang Dingin berakhir dalam sebuah latihan militer yang disaksikan Presiden Vladimir Putin.
Tank T-14 Armata muncul di hadapan publik untuk kali pertama, Senin (4/5/2015), saat menyusuri jalan-jalan kota Moskwa untuk menuju ke Lapangan Merah untuk ambil bagian dalam latihan parade Victory Day yang akan digelar pada Sabtu (9/5/2015).
Dalam parade untuk memperingati 70 tahun kemenangan Rusia atas Nazi Jerman itu, sebanyak 200 alat tempur dan 16.500 personel militer akan ambil bagian.
Tank baru ini dilengkapi dengan menara yang bisa digerakkan dengan pengendali jarak jauh dan sistem pengisian peluru ulang secara otomatis. T-14 Armata adalah produk dari program yang menghabiskan biaya 254 miliar poundsterling atau sekitar Rp 5.000 triliun selama 10 tahun terakhir untuk menciptakan berbagai persenjataan baru.
Tank ini juga merupakan tank pertama yang memiliki kapsul persenjataan internal yang memberikan perlindungan tambahan bagi tiga orang kru di dalamnya. Sejumlah pakar militer Rusia dan Barat memprediksi T-14 Armata dalam waktu singkat akan jauh melampaui kemampuan berbagai jenis tank buatan negara-negara Barat.
Salah satu kelebihan produk baru ini adalah pada menara meriam (turet). Menara meriam T-14 Armata ternyata bisa digunakan untuk mesin perang lainnya, termasuk kendaraan lapis baja infanteri berat, meriam howitzer, dan kendaraan pendukung tempur lainnya. Fleksibilitas ini bisa memangkas biaya produksi serta pemeliharaan.
Produksi perdana T-14 Armata ini memiliki potensi untuk berkompetisi dengan tank-tank produksi Barat. Namun, sejauh ini belum jelas apakah industri persenjataan Rusia mampu memenuhi ambisi produksi untuk tank baru ini.
Di bawah program modernisasi persenjataan, militer Rusia dilaporkan harus menerima 2.300 unit T-14 Armata pada 2020. Namun, rencana itu kemungkinan besar akan direvisi karena ekonomi Rusia yang memburuk akibat anjloknya harga minyak dunia dan sanksi ekonomi dari Barat.Perang Dingin baru T-14 Armata
Oleg Bochkaryov, deputi komisi industri militer, sebuah panel pemerintah yang mengurusi masalah pembelian senjata, pada pekan lalu mengatakan, tank baru ini akan mulai digunakan AD Rusia tahun depan.
Oleg menambahkan, tank baru ini, yang pertama sejak produksi tank terakhir Rusia, yaitu T-90, pada 1993, tidak akan dijual ke luar negeri selama lima tahun ke depan.
Pembaruan persenjataan militer Rusia telah memicu kekhawatiran akan munculnya Perang Dingin baru, ditambah perseteruan Presiden Putin dengan AS, NATO, dan Uni Eropa dalam beberapa bulan terakhir.
Dengan program pembaruan persenjataan berbiaya besar ini, dalam beberapa tahun ke depan, militer Rusia akan memiliki banyak pesawat baru, rudal, dan berbagai persenjataan baru lain untuk pertama kali sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Pada 2014, Rusia memiliki 38 misil balistik dengan hulu ledak nuklir. Tahun ini, militer Rusia akan mendapatkan 50 rudal balistik dengan hulu ledak nuklir yang baru. Hal ini membuat militer Rusia memenuhi ambisinya untuk menggantikan rudal-rudal nuklir yang dibuat pada masa Uni Soviet yang nyaris mencapai masa pensiunnya.
AL Rusia sudah mendapatkan dua kapal selam baru yang diperlengkapi Bulava, sistem rudal balistik antarbenua yang berbasis kapal selam, dan kapal selam ketiga direncanakan sudah diterima AL Rusia tahun depan.
Sementara itu, AD Rusia sudah mendapatkan pasokan rudal Iskander dalam jumlah besar. Rudal ini bisa dilengkapi dengan hulu ledak nuklir atau konvensional dan bisa digunakan untuk menghancurkan sistem pertahanan rudal milik NATO.
Berikut ini penampakan kendaraan militer baru Mother of Rusia :
T 14 Armata |
Armata APC/IFV |
Kurganet25 APC |
Bumerang APC |
Kornet D1 |
Koalitsia SV self propelled guns |
★ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.