Sabtu, 14 Mei 2016

Pindad Produksi Kapal Tank Pertama di Dunia

https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/05/14/34/1108484/pindad-produksi-kapal-tank-pertama-di-dunia-r0w.jpgPindad membangun tank kapal canggih dan pertama di dunia. (Foto: Istimewa)

Sukses dengan senapan khusus SS 2 Subsonic, PT Pindad (Persero) kembali melakukan inovasi. Kali ini, perusahaan pelat merah berlogo Pasopati itu, sedang memproduksi tank boat alias tank kapal canggih. Menariknya, kapal tempur ini berbeda dengan kapal tempur lainnya.

Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim mengatakan tank kapal ini merupakan yang pertama di dunia. “Kami sedang membangun prototipe tank boat, dimana investasi untuk research and development sekitar USD15-20 juta,” ujarnya kepada Sindonews, Sabtu (14/5/2016).

Menurut dia, jenis kapal perang ini berbeda dengan kapal perang kecil kebanyakan negara. Karena memiliki hull ganda atau lazim disebut catamaran. Sehingga bisa dikatakan yang pertama di dunia. Jadi tank boat ini hanya Indonesia yang memproduksi, tidak meniru negara lain.

Alumnus Harvard University, Amerika Serikat ini, menceritakan rencana satu prototipe tank kapal ini dibiayai oleh Kementerian Pertahanan RI. Adapun satu prototipe lagi ada di pihak luar negeri yang sudah berminat dan akan dipasarkan ke Timur Tengah.

Jadi yang minat sudah banyak meski belum tanda tangan kontrak menunggu prototipe jadi,” tambahnya.

Tank kapal ini akan dilengkapi dengan meriam kaliber 105 mm dengan kecepatan hingga 40 knot. Dengan model dan fungsi yang dirancang ini, tank boat Pindad berakselerasi tinggi dan mampu menghancurkan kapal musuh.

Rencananya tank kapal pertama di dunia karya anak bangsa ini akan diperkenalkan kepada masyarakat pada Indo Defense pada November 2016 mendatang. (ven)

 ♖ sindonews  

RI Ingin Kepastian Harga Sukhoi Su-35

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-0LbuKAj8Ui24gxxXDID-CsARNiwXxZYiy42NQJvuy3Vg59xbF1jW_yUuisPA3gT7yeQUlcyb5zmz9waRZildnldHbKoKEH-3Tnsn9MeeaMCcaNFaP8fD4luC-rVokEVts2ri5UONtuY/s400/su35bm-4.jpgPesawat tempur Su-35 (Vitaly Yurtaev)

Pemerintah ingin memastikan harga pesawat tempur Sukhoi SU-35 ke Rusia. Pembelian SU-35 masih terkendala harga yang lebih mahal dari yang diajukan Pemerintah Indonesia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu belum dapat memastikan apakah negosiasi harga pesawat tempur dapat tuntas saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Rusia pada 18-20 Mei nanti. Menhan mengatakan, pembelian SU-35 telah melalui proses panjang.

"Proses sudah lama, sekarang sedang tawar-menawar, karena harganya kurang pas," kata Menhan seusai menghadap Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (13/5).

Pemerintah akan membeli delapan pesawat SU-35 dengan salah satu syarat disertai program alih teknologi. Pembelian delapan pesawat tempur juga untuk mengantisipasi perkembangan teknologi agar alat utama sistem persenjataan Indonesia tidak ketinggalan zaman.

"Sedikit saja tidak masalah. Sebab lima tahun ke depan, barangkali akan keluar alutsista dengan teknologi terbaru," kata Ryamizard.

Menurut Ryamizard, alutsista Indonesia 30 persen di antaranya dari Rusia. Selebihnya berasal dari Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara lain di Eropa. Kebijakan mengenai alutsista itu, menurut Ryamizard, sebagai bentuk persahabatan RI dengan banyak negara.

 Implementasi kerja sama 

Pembelian pesawat tempur SU-35 merupakan bagian dari implementasi kerja sama di sektor pertahanan yang pernah dibicarakan Presiden Joko Widodo dan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Nikolay P Petrushev dalam pertemuan di Istana Merdeka, Kompleks Istana, Jakarta (Kompas, 11/2).

Selain menawarkan pesawat SU-35, Rusia juga menawarkan alutsista lain, seperti helikopter, kapal selam, dan kapal cepat. Delegasi Rusia bersedia memberikan fasilitas alih teknologi seperti pesawat tempur Sukhoi Su-35.

 ♖ Kompas  

Sukhoi Su-35 lanjutkan pesawat sebelumnya

http://img.antaranews.com/new/2016/04/ori/20160428135.jpgAtraksi Pesawat Sukhoi Di Kolaka Warga mengabadikan atraksi pesawat Sukhoi SKM27 terbang rendah, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu (27/4/2016). Atraksi tiga pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar itu untuk memeriahkan HUT Provinsi Sulawesi Tenggara ke 52. (ANTARA FOTO/Jojon)

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pembelian Sukhoi SU-35 merupakan upaya untuk menjaga keberlanjutan teknologi dari pembelian pesawat Sukhoi model sebelumnya oleh Indonesia.

"Kenapa membeli Sukhoi dari Rusia supaya berlanjut, kita ada SU-27, SU-30 sekarang ada SU-35," katanya di Jakarta, Jumat.

Hal itu disampaikannya menanggapi rencana pembelian satu skuadron Sukhoi SU-35 dari Rusia. Penandatanganan kesepakatan tersebut rencananya akan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan ke Rusia pada pertengahan Mei 2016 ini, guna menghadiri pertemuan ASEAN-Rusia.

Sukhoi tersebut, akan menggenapi jajaran pesawat tempur dalam menjaga pertahanan dan keutuhan wilayah NKRI.

Ryamizard menambahkan, hubungan Indonesia dengan Rusia saat ini setara dengan hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat, China dan negara-negara lainnya.

"Tidak ada yang istimewa," katanya.

Sementara itu, dua minggu sebelumnya, Menhan melakukan kunjungan ke Rusia. Kunjungan tersebut untuk menghadiri pertemuan para menhan ASEAN dan Rusia guna membahas terorisme.

 ♖ antara  

KSAL Filipina Pimpin Langsung Upacara Penyambutan Kapal Buatan Indonesia

LCU memasuki kapal BRP Tarlac 601 [def.pk]

Militer Filipina tak lama lagi resmi menerima kiriman kapal perang buatan Indonesia pesanan mereka, Strategic Sealift Vessel (SSV-1) “BRP Tarlac”.

Kapal perang produksi PT PAL tersebut saat ini masih dalam perjalanan dari Surabaya menuju Manila, Ibu Kota Filipina.

Sebagaimana dilansir Manila Bulletin, Jumat (13/5/2016), juru bicara Angkatan Laut (AL) Filipina, Kapten Lued Lincuna mengatakan, Kepala Staf AL (KSAL) Filipina, Laksamana Madya (Laksdya) Caesar C. Taccad, akan memimpin langsung upacara penyambutannya.

Rencananya, upacara penyambutan kapal perang buatan Indonesia bernomor lambung LD-601 itu, akan digelar di Dermaga 13, Pelabuhan Selatan Manila, pada pekan depan, Senin, 16 Mei 2016 atau dua hari setelah kapal itu tiba (14 Mei).

Laksdya Taccad yang juga merupakan Plt Panglima Militer Filipina, akan jadi tamu kehormatan, sekaligus melayangkan pidato penyambutan.

Dicanangkan, Kapal BRP Tarlac tersebut akan dijadikan pusat komando “terapung” dalam sejumlah aktivitas AL Filipina, seperti pengiriman bantuan kemanusiaan, perbantuan penanganan bencana alam, selain berbagai misi kemiliteran.

BRP Tarlac itu sendiri merupakan kiriman pertama Filipina, di mana sebelumnya Filipina memesan dua Kapal SSV dari PT PAL dengan kesepakatan bisnis senilai 3,8 miliar peso atau sekira Rp 1,1 triliun.

Adapun pesanan kedua, Kapal SSV-2, disebutkan baru akan rampung dibuat PT PAL pada Mei 2017 mendatang, sebagaimana yang tertulis dalam kontrak antara Departemen Pertahanan Nasional Filipina dengan PT PAL. (raw)

   Okezone  

[RIP] 8 Tentara Turki Tewas dalam Operasi Melawan Militan Kurdi

Tentara Turki (Dok. The Telegraph)

Enam tentara Turki tewas dalam pertempuran melawan para militan Kurdi di wilayah tenggara Turki. Dua tentara Turki lainnya tewas ketika helikopter militer mereka jatuh saat dikerahkan ke lokasi pertempuran.

Militer Turki menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/5/2016), keenam tentara itu tewas dalam operasi melawan para anggota kelompok Kurdi terlarang, Kurdistan Workers' Party (PKK) di dekat pangkalan militer di distrik Cukurca, provinsi Hakkari hari Jumat ini. Delapan tentara lainnya luka-luka dalam pertempuran itu.

Sebuah helikopter militer Kobra dikerahkan ke lokasi tersebut, namun jatuh dikarenakan masalah teknis. Akibatnya, dua tentara yang menerbangkan heli tersebut tewas.

Hingga saat ini pertempuran antara pasukan militer Turki dan militan PKK di wilayah tersebut masih berlangsung. Jet-jet tempur F-16, helikopter dan pesawat-pesawat tak berawak (drone) dikerahkan ke lokasi tersebut untuk menyerang para militan PKK. Menurut militer Turki, sejauh ini, enam militan PKK tewas dalam gempuran tersebut.

Sementara dalam operasi terpisah di provinsi Sirnak, militer Turki menyebut bahwa 15 militan PKK telah tewas.

Turki telah melancarkan operasi besar-besaran terhadap PKK setelah gencatan senjata dua tahun yang diumumkan kelompok Kurdi tersebut berakhir pada 2015. Sejak itu, ratusan personel keamanan Turki telah tewas dalam serangan-serangan PKK. Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah tak akan mengendurkan operasi terhadap militan PKK.

PKK dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Turki dan sekutu-sekutu Baratnya. Namun Erdogan menuding, Amerika Serikat dan Uni Eropa tidak berbuat banyak untuk menghentikan aktivitas kelompok Kurdi tersebut. (ita/ita)

   detik  

Jumat, 13 Mei 2016

Derita Empat WNI

Selama Disandera Abu SayyafEmpat WNI sudah bebas

Empat warga negara Indonesia (WNI) yang juga anak buah kapal (ABK tongkang “Kristy”, mengaku mengalami kekerasan selama kurang lebih 25 hari, saat disandera kelompok Alan Bagade, sayap militan teroris Abu Sayyaf Filipina. Tekanan batin tersebut sudah dirasakan sejak awal penangkapan.

Salah seorang korban menjelaskan pada saat itu, mereka baru saja pulang mengangkut batubara dari Tarakan, Kalimantan Utara ke Cebu, Filipina, lalu pulang lagi ke Indonesia melalui perairan Malaysia, dekat Pulau Ligitan. Saat itu hari sudah gelap dan Adzan Maghrib baru saja berkumandang.

"Tiba-tiba ada kapal (dengan awak berseragam) loreng-loreng merapat ke speedboat kami (kapal tongkang Kristy) dan mulai menembak. Kami ketakutan. Dikira lima orang berseragam loreng-loreng dan bersenjata lengkap itu patroli Malaysia, karena kami dekat sekali dengan Pulau Ligitan. Kami tidak menyangka itu Abu Sayyaf," tutur Dede Irfan Hilmi di Kemenlu, Jumat (13/5/2016).

Seorang dari mereka kemudian mencoba melawan, dialah Lambas Simanungkalit. Akibatnya, dia terluka parah. Lima ABK lainnya yang berhasil selamat. Sementara keempat ABK lainnya tertangkap.

"Lambas sudah ketembak. Daripada semua terluka, ya sudah kami menyerah saja. Jadilah kami berempat yang ditangkap. Karena posisi kami paling luar. Jadi diambil sama mereka, biar cepat," timpal Syamsir.

Dikawal lima pria bersenjata lengkap, mereka mengarungi lautan menyandang status baru, dari pekerja jadi tawanan. Dan selayaknya tawanan lain, mereka makan dan minum seadanya.

Setiap hari mereka diikat bersama, mengelilingi satu pohon. Sesekali mereka dilepas, untuk sekadar makan, minum sendiri dan buang hajat, serta menunaikan ibadah salat. Namun begitu, tangan tetap terikat.

"Kami makan seadanya. Tangan terikat, jadi cuma satu yang bisa dipakai. Kadang dua hari sekali baru bisa makan. Makanannya juga cuma kelapa kering atau sisa makanan mereka," sambung Lorens.

Naik turun gunung, berlari dan mengendap di hutan, bersembunyi di antara pepohonan menjadi rutinitas mereka. Diawasi oleh 20 militan Alan Bagade, mereka dijaga bergantian, siang dan malam.

Sewaktu-waktu, barangkali ketika perundingan dengan pihak pemerintah Filipina dan Indonesia berlangsung alot. Mereka menunjukkan video penyayatan leher warga negara lain yang pernah mereka sandera.

"Kalau misalkan rakyat Indonesia enggak perjuangkan kalian, nasib kalian akan jadi seperti ini (sambil menunjukkan video eksekusi). Itu bikin kami takut, bukan karena takut ditembak tetapi takut dipotong leher," cerita Dede.

Di antara keempatnya, Syamsir mengungkap kawannya, Loren Marinus Petrus Romawi, menjadi yang paling sering mengalami kekerasan. Terutama ketika dia berjalan sangat lambat, para ekstremis itu tidak segan-segan menendangnya. (raw)

   Okezone  

Filipina akui kapal perang buatan Indonesia canggih

BRP Tarlac 601 [def.pk]

Captain Francis Alexander R Jose yang mewakili Kementerian Pertahanan Filipina dan ikut dalam rombongan pengiriman kapal perang dari Surabaya, Indonesia menuju Manila, Filipina mengakui kecanggihan kapal perang buatan Indonesia.

"Bagus, dan saya merasakan sendiri dengan memaksimalkan kecepatan yang dimiliki SSV Tarlac, terbukti tetap stabil dan tidak ada goncangan," ucap Jose usai melakukan tes kecepatan maksimal saat kapal memasuki Selat Makasar, Indonesia.

Ditemui di atas kapal BRP Tarlac, di Perairan Filipina, Jumat, Jose mengaku sangat bangga dengan kapal produk buatan bangsa Indonesia, dan berterima kasih telah bekerja sama dalam hal pemesanan kapal.

Pewarta Antara yang turut dalam perjalanan kapal menjumpai beberapa manuver dilakukan kapal canggih ini selama perjalanan laut, seperti memasukkan dua kapal pendukung atau "landing craft utility" (LCU) ke dalam bagian belakang kapal.

LCU merupakan salah satu fasilitas kecanggihan kapal jenis "Strategic Sealift Vessel" BRP TARLAC (LD-601) ini, dan kapal kecil LCU berfungsi untuk mendukung peperangan di wilayah pantai dan dapat mengangkut sejumlah peralatan perang.

Saat proses manuver, kapal SSV TARLAC sempat menenggelamkan bagian belakang tubuh kapal hingga kedalaman dua meter, agar dua kapal pendukung bisa masuk ke bagian belakang kapal.

Setelah itu, pintu belakang kapal terbuka dan dua kapal bergiliran masuk menuju badan kapal, dan menaikkan kembali dalam posisi normal dengan membuang air yang sebelumnya masuk ke lambung belakang kapal.

Manuver lain yang dilakukan selama perjalanan SSV Tarlac adalah memaksimalkan kecepatan yang dimiliki kapal hingga mencapai 16,2 knot.

Selain itu, juga dilakukan manuver memfungsikan alat pemadam kebakaran yang dimiliki kapal, dengan menyemprotkan air ke laut, yang berfungsi untuk membantu pemadaman apabila terjadi kebakaran kapal.

Sementara itu General Manager Kapal Niaga Satriyo Bintoro selaku pimpinan perjalanan ekspor perdana kapal perang dari Surabaya, Indonesia menuju Manila, Filipina mengakui semua manuver dilakukan secara maksimal selama perjalanan.

Tujuannya, untuk menunjukkan fungsi dan kegunaan beberapa peralatan canggih yang dimiliki kapal kepada angkatan laut Filipina yang ikut serta dalam perjalanan, agar setelah serah terima kapal langsung menjadi tanggung jawab Kementerian Pertahanan negara setempat.

   antara  

TNI AU Incar Pesawat Militer Airbus A400M Seharga Rp. 2,6 Triliun

Kementerian Pertahanan berencana membeli beberapa militer pesawat angkut kelas berat Airbus A400M. Pesawat A400M adalah pesawat angkut Airbus yang paling bermasalah.Deutschland Syrien-Einsatz Transportflugzeug A400MMenteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyampaikan kepada kantor berita Reuters rencana pembelian beberapa pesawat angkut militer teranyar milik Airbus. Satu pesawat A400M harganya sekitar 2,5 triliun Rupiah.

"Saya punya rencana membeli A400 dari Eropa ... tetapi hanya sejumlah kecil. Tidak perlu membeli banyak," kata Menteri Ryamizard Ryacudu tanpa rincian lebih lanjut.

A400M adalah pesawat Airbus yang paling bermasalah. Pembuatannya terus-menerus mengalami keterlambatan dan anggarannya beberapa kali direvisi sehingga membuat pemesan di eropa, antara lain militer Jerman Bundeswehr kesal.

Satu pesawat A400M jatuh di Spanyol tahun lalu dan menewaskan empat awak pesawat. Beberapa negara lalu menghentikan sementara pengoperasian pesawat itu.

Seorang juru bicara dari Airbus Defence and Space, yang bertanggung jawab untuk produk militer perusahaan dirgantara Eropa itu mengatakan Reuters lewat mail, Airbus tidak bisa mengomentari promosi penjualan tertentu, tapi perusahaan itu "cukup yakin " angka penjualan A400M meningkat di Asia Tenggara.

Satu-satunya negara di luar Eropa yang saat ini mengoperasikan A400M adalah Malaysia, setelah Afrika Selatan tahun 2009 membatalkan pesanannya. Negara pengguna A400M saat ini adalah Jerman, Prancis, Turki, Amerika Serikat, dan Malaysia.

Airbus A400M Cockpit PilotenFoto Arsip Cockpit A400M

A400M dikembangkan oleh tim dari Spanyol dan enam negara Eropa lainnya - Belgia, Inggris, Perancis, Jerman, Luksemburg dan Turki - dengan biaya 20 miliar euro ($ 23000000000). Semua negara itu adalah anggota NATO.

Pesawat A400M mengisi celah pasar pesawat angkut militer, antara pesawat Lockheed Martin C-130 Hercules berukuran kecil, yang juga banyak beroperasi di Indonesia, dan pesawat Boeing C-17 kargo jet yang lebih besar.

Menhan Ryacudu juga mengatakan, pemerintah juga sudah menyetujui pembelian delapan jettempur buatan Rusia jenis Sukhoi Su-35. Dia menambahkan, harganya saat ini sedang dinegosiasikan.

Indonesia awalnya berencana membeli sekitar 12 jet tempur Rusia untuk menggantikan pesawat Northrop F-5 yang sudah tua. Jet tempur baru itu akan melengkapi armada pesawat tempur F-16, Sukhoi Su-27 dan Su-30, yang merupakan tulang punggung armada tempur TNI Angkatan Udara. hp/rn (afp, dpa)

   DW  

Awak Kapal Selam RI Segera ke Korsel

Kapal selam KRI 403 (chosun)

Sejumlah anggota TNI Angkatan Laut yang akan ditempatkan sebagai awak kapal selam pada kapal selam baru pesanan TNI AL segera diberangkatkan ke Korea Selatan. Keberangkatan awak kapal tersebut dilakukan setelah jadwal serah terima kapal selam baru pesanan TNI AL diputuskan pada awal 2017.

Seusai memimpin upacara Hari Pendidikan Komando Pengembangan Pendidikan Ke-70 TNI AL di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/5), Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi mengatakan, satu dari tiga kapal selam yang dipesan TNI AL sudah diluncurkan ke laut dan kini dalam tahap penyelesaian.

Peluncuran kapal selam baru tersebut dilakukan pada Maret 2016 atau sekitar tiga tahun sejak tiga kapal selam tersebut dipesan dari perusahaan asal Korsel, Daewoo Shipbuilding and Marine, senilai Rp 14,5 triliun. Untuk alih teknologi, satu kapal selam di dikerjakan bekerja sama antara PT PAL Surabaya dan Daewoo.

"Tim yang akan menjadi kru kapal juga telah disiapkan. Kini, beberapa tim yang sudah disiapkan masih berlatih di dalam negeri di atas kapal-kapal permukaan. Pada saatnya juga, mereka akan dikirim ke Korsel untuk mempelajari dan mengoperasionalkan kapal-kapal selam tersebut. Semua proses berjalan normal," kata Ade.

Tentang nama kapal selam baru RI, Ade menambahkan, pemerintah dan TNI AL telah mempersiapkannya. Namun, hal itu belum bisa diungkapkan. "Kami akan mengumumkannya saat kapal selam diluncurkan resmi di dalam negeri," tutur Ade.

   Kompas  

Presiden Belum Tentu Umumkan Pembelian Sukhoi 35

Ke RusiaIlustrasi Su 35 Rusia [sputnik]

Presiden Joko Widodo belum tentu akan mengumumkan rencana pembelian pesawat tempur Sukhoi 35 dalam lawatannya ke Rusia pekan depan. Presiden berada di Rusia guna menghadiri pertemuan puncak Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Sochi pada 19-20 Mei 2016.

Sebagaimana diberitakan media, Indonesia berencana membeli 10 unit pesawat tempur Sukhoi 35. Direktur Eropa Timur dan Tengah Kementerian Luar Negeri, Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji, menyatakan pembahasan soal pembelian tersebut masih berlangsung. “Belum diputuskan. Masih dalam proses,” kata Witjaksono dalam briefing mingguan di Ruang Palapa, Pejambon, Jakarta, Kamis, 12 Mei 2016.

Meskipun hal itu mungkin diangkat dalam pertemuan bilateral, pengumumannya sangat bergantung pada selesai-tidaknya proses pembelian.

Presiden akan langsung bertolak ke Sochi setelah melawat ke Korea Selatan. “Kunjungan pertama Presiden ke Rusia, mitra penting Indonesia, bilateral, regional, maupun global,” kata Witjaksono.

Dia menambahkan, hal-hal yang akan dibahas antara lain masalah ekonomi soal upaya memperluas akses pasar, unggulan, peningkatan investasi Rusia di Indonesia, terutama di bidang infrastruktur, energi, serta kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.

Kerja sama pertahanan dan keamanan yang dimaksud tidak spesifik soal pembelian alutsista. Antara lain dialog, konsultasi, isu keamanan, pertukaran informasi, pengalaman dalam menggelar operasi perdamaian, dan pengembangan hubungan.

Selain itu, akan diumumkan pula komunike bersama guna memerangi penangkapan ikan ilegal atau illegal, unregulated, undocumented (IUU) fishing, serta nota kesepahaman di bidang kearsipan.

Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Joko Widodo di sela KTT APEC di Beijing, 10 November 2014, antara lain membahas target nilai perdagangan bilateral sebesar US$ 5 miliar dalam waktu dekat. Selain itu, mereka membahas peluang pasar Rusia bagi produk pertanian dan hortikultura Indonesia.

Dibahas pula soal proyek investasi Rusia di bidang pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur dan pembangunan aluminium smelter di Kalimantan Barat. Rusia menawarkan produk berteknologi tinggi, seperti pesawat sipil SSJ-100, alutsista, radar, dan kendaraan berat “KAMAZ”. Rusia juga menawarkan diri untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia.

Pada 19 November 2015 telah dilakukan groundbreaking oleh Presiden RI pada proyek investasi Rusia di Kalimantan Timur dengan total nilai investasi mencapai US$ 5,51 miliar (sekitar Rp 72 triliun), meliputi pembangunan jalur kereta api, pelabuhan/terminal batu bara, dan technopark.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi langsung (FDI) Rusia di Indonesia pada 2016 triwulan pertama mencapai US$ 578 ribu dalam lima proyek. Sedangkan pada 2015 mencapai US$ 1,01 juta dalam 17 proyek.

Data perdagangan bilateral RI-Rusia pada 2015 mencapai US$ 1,98 miliar atau turun 24,83 persen dibandingkan dengan 2014. Sedangkan pada 2014 mencapai US$ 2,64 miliar, turun 25,01 persen dibanding 2013 yang mencapai US$ 3,52 miliar. Namun pada 2014 RI mengalami defisit sebesar US$ 536,94 juta, sedangkan pada 2015 mengalami surplus US$ 1,10 juta.

   Tempo  

RI Dorong Perdamaian Korea Lewat Jalur Diplomasi dan Dialog

Presiden Korsel, Park Geun-hye (kanan) menyambut Presiden RI, Jokowi pada pertemuan bilateral dalam rangkaian KTT ASEAN-Korea di Busan, Korsel, 11 Desember 2014. AP/Ahn Young-joon, Pool

Indonesia mendorong dialog dan upaya diplomasi untuk menyelesaikan masalah Semenanjung Korea.

Perdamaian di kawasan tersebut dan masalah nuklir Korea Utara diperkirakan menjadi salah satu topik yang dibahas Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, selain peningkatan hubungan bilateral kedua negara.

Kedua Presiden akan bertukar pandangan mengenai perkembangan di Semenanjung Korea,” ungkap Direktur Asia Timur dan Pasifik Edi Yusup, kepada Tempo seusai briefing mingguan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis, 12 Mei 2016.

Presiden akan mengadakan kunjungan kenegaraan ke Seoul pada 15-18 Mei 2016, sebelum bertolak untuk menghadiri Pertemuan Puncak Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Rusia di Sochi pada 19-20 Mei 2016.

Duta Besar Korea Selatan di Jakarta, Taiyoung Cho, menyampaikan apresiasi atas sikap Indonesia yang mengecam uji coba rudal nuklir Korea Utara baru-baru ini.

Dia berharap Indonesia juga mengimplementasikan resolusi baru Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) 2270 yang berisi sejumlah sanksi tambahan bagi Korea Utara.

Dengan tegas menolak sikap Korea Utara. Kia menyampaikan pesan bahwa mereka harus mengubah sikap. Kita tidak boleh mengirim sinyal yang salah,” kata Taiyoung kepada wartawan baru-baru ini.

Menurut Edi, Presiden akan mendengarkan perkembangan terbaru terkait situasi di Semenanjung Korea.

Dalam pertemuan kedua pemimpin, Indonesia akan menekankan pentingnya mematuhi resolusi DK PBB dan mengimbau untuk menghindari kegiatan-kegiatan yang menimbulkan ketegangan. “Indonesia akan menekankan perlunya dialog dan upaya diplomasi dalam penyelesaian masalah Semenanjung Korea,” kata Edi.

Adapun Taiyoung menyatakan negaranya sudah lama melakukan pendekatan dialog dan kerja sama dengan Korea Utara tapi selalu gagal. “Kami punya sunshine policy, juga zona industri Kaesong. Kami pionir dalam dialog, tapi selalu dicurangi Korea Utara,” katanya.

Secara bilateral, baik Taiyoung maupun Edi, sama-sama mengungkapkan hubungan kedua negara sebagai mitra wicara strategis. Korea Selatan merupakan negara tujuan ekspor terbesar keenam Indonesia. Di bidang investasi, Korea Selatan menempati peringkat kelima pada 2015. Sebanyak 2.200 perusahaan Korea Selatan menanamkan modal di Indonesia.

Selama di Korea Selatan, Presiden akan bertemu 1.400 diaspora Indonesia di Seoul serta menghadiri bisnis forum dengan peserta 400 pengusaha Korea dan Indonesia. Presiden juga akan mengadakan makan siang dengan 20 pebisnis terbesar Korea.

Pertemuan bilateral dengan Presiden Park akan dilaksanakan pada 16 Mei sore. Isu yang dibahas antara lain kerja sama pertahanan, ekonomi, perdagangan dan investasi, serta industri kreatif.

Terkait hal ini, Dubes Taiyoung menyampaikan kedua negara sama-sama memiliki kementerian yang mengurusi industri kreatif. Satu Nota Kesepahaman (MOU) di bidang ini akan ditandatangani.

Total akan ada sembilan MOU, enam di tingkat menteri dan tiga di tingkat eselon satu. MOU itu antara lain di bidang maritim, restorasi hutan gambut, teknologi pertahanan, dan kawasan ekonomi khusus.

Terkait pembelian kapal selam, menurut Edi, prosesnya sudah selesai dibahas. Kapal selam pertama sudah selesai. Kapal kedua akan diselesaikan pada 2017, dan yang ketiga pada 2018. Kapal ini akan dibangun di Indonesia.

   Tempo  

Presiden Jokowi akan kunjungan kenegaraan ke Korsel

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/HO/Setpres/ama/16)

Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan bahwa Presiden RI Joko Widodo akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan pada 15-18 Mei untuk memenuhi undangan dari Presiden Korsel Park Geun-hye.

"Presiden Jokowi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Korsel atas undangan Presiden Park Geun-hye. Kunjungan ini sangat penting karena Korsel merupakan mitra strategis Indonesia," kata Direktur Asia Timur dan Pasifik Kemlu Edi Yusup di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, dalam kunjungan ke Korsel, Presiden Jokowi akan didampingi oleh Menteri Luar Negeri, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Ketua KPK.

Dalam kunjungan kenegaraan tersebut, setidaknya ada sembilan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang akan ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Korsel.

"Hasil konkret yang diharapkan (dari kunjungan) antara lain sembilan MoU, yakni enam di tingkat menteri dan tiga di tingkat pejabat eselon I," ujar Edi.

Dia menyebutkan enam MoU yang akan ditandatangani di tingkat menteri, yaitu MoU kerja sama di bidang ekonomi khusus, maritim, industri kreatif, restorasi lahan gambut, teknologi pertahanan, dan kerja sama anti korupsi.

Edi menyebutkan, Presiden Jokowi pada 16 Mei pagi dijadwalkan untuk menghadiri forum bisnis yang diikuti oleh sekitar 100 pengusaha Korea Selatan. Selain itu, Presiden RI juga akan melakukan pertemuan bisnis one-on-one dengan dua perusahaan terbesar Korsel.

"Diharapkan melalui pertemuan bisnis itu investasi dari Korsel dapat ditingkatkan. Hampir 70 persen komitmen investasi perusahaan Korsel itu biasanya terimplementasikan," kata dia.

"Pada sore harinya, Presiden Jokowi akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korsel. Isu yang akan dibahas antara lain kerja sama pertahanan dan kerja sama ekonomi, seperti perdagangan, investasi dan industri kreatif," jelas dia.

Korea Selatan merupakan investor ke-lima terbesar Indonesia dengan jumlah investasi sebesar 1,2 miliar dolar AS pada 2015, sedangkan nilai perdagangan kedua negara mencapai 30 miliar dolar AS pada 2011.

Selain ke Korsel, Presiden Jokowi juga akan melakukan kunjungan kerja ke Rusia untuk menghadiri KTT Peringatan 20 tahun ASEAN-Rusia di Sochi pada 18-20 Mei 2016.
 

  antara  

Pembajak Kapal Tanker Singapura Dicegat TNI AL

Hendak ke AustraliaSejumlah prajurit Kopaska TNI AL dengan menggunakan sea rider melintas disamping Motor Vessel (MV) Hai Soon 12 ketika akan bersandar di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya, Jawa Timur, Selasa (10/5). Jajaran Koarmatim berhasil mengamankan sembilan orang perompak yang melakukan pembajakan MV Hai Soon 12 berbendera Singapura yang bermuatan 200 kilo liter minyak. (Antara/M Risyal Hidayat) 

Kapal tanker Motor Vessel (MV) Hai Soon-12 bermuatan 240 ton bahan bakar minyak (BBM) solar yang semula berlayar dari Singapura menuju Australia, dibajak sekelompok perompak di Selat Karimata. Namun, sembilan pembajak yang semuanya WNI beserta kapal dan muatannya dicegat awak kapal perang KRI Untung Suropati-372 milik TNI Angkatan Laut (AL).

Rencananya, kapal yang dibajak tersebut akan dirapatkan pada salah satu pelabuhan di Timor Leste. Saat ini kapal asal Singapura itu diamankan di Dermaga Ujung, Surabaya. Selama dibajak, kapal tanker MV Hai Soon diubah namanya menjadi MV Aiso oleh kawanan pembajak.

Sembilan tersangka pelaku pembajakan semuanya adalah warga kita sendiri, WNI dan hanya menuruti ‘perintah’ otak pelaku berkewarganegaraan Singapura yang menjanjikan upah Rp 200 juta bila dapat merapatkan kapal beserta isinya di pelabuhan Timor Leste,” ujar Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto SH, MAP dalam keterangan pers di Mako Armatim, Surabaya, Selasa (10/5).

Darwanto menyatakan, tidak semua tersangka biasa terlibat dalam pembajakan kapal. Ada tersangka yang awalnya bekerja di pertambangan dan terpaksa ikut komplotan penjahat karena diiming-imingi upah mahal.

Dari keterangan saksi korban, kapal tangker MV Hai Soon-12 berangkat dari Singapura, namun setiba di Selat Karimata tanpa diketahui didekati sebuah perahu tak dikenal. Sekelompok penumpang perahu yang bersenjata tajam dengan cekatan naik ke MV Hai Soon, Minggu (8/5).

Mereka mengancam akan menghabisi anak buah kapal (ABK) yang mencoba melawan. Salah seorang tersangka sengaja memutuskan radio komunikasi sehingga kehilangan kontak komunikasi. Hanya saja, pergerakan kapal tetap dapat termonitor karena terpasang perangkat automatic identification system (AIS). “MV Hai Soon-12 terdeteksi berada di wilayah perairan Tanjung Puting,” ujarnya.

Dalam beberapa saat, nama kapal yang dibajak diubah menjadi MV Aiso, sementara huruf yang lainnya dicat hitam. KRI Untung Suropati akhirnya berhasil menaklukkan MV Aiso setelah diberi tembakan peringatan meriam. Sebelumnya, KRI Teluk Cendrawasih dan KRI Teluk Rupat sempat menerima informasi pembajakan dan juga diperintahkan menghadang kapal MV Hai Soon.

Selain mengamankan 9 tersangka pelaku pembajakan, 20 ABK MV Hai Soon-12 beserta seorang penumpang juga diselamatkan yang terdiri dari enam asal Myanmar, dua asal Korea Selatan, satu dari Singapura, 11 warga Tiongkok, dan satu WNI asal Batam.

Ini adalah pembajak kapal jaringan internasional dengan sasaran BBM yang diangkut kapal tanker. BBM hasil kejahatan itu dipastikan akan dijual. Informasi dari Singapura bahwa kapal (yang dibajak) itu hendak menuju ke Australia, namun dibajak dan hendak dirapatkan di salah satu pelabuhan di Timor Leste,” ujar Darwanto.

Setelah TNI AL mendapatkan data yang cukup, kata dia, kasus tersebut segera diserahkan ke kejaksaan untuk diproses lebih lanjut.
 

  Berita Satu  

Kamis, 12 Mei 2016

Pembebasan empat WNI ABK tidak dengan uang tebusan

Korban Sandera Tiba Di Jakarta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (keempat kanan) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kanan) menerima kedatangan sejumlah anak buah kapal (ABK) berwarganegaraan Indonesia saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5/2016). Sepuluh ABK Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf telah berhasil bebas dan tiba di Indonesia. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa) 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir menegaskan bahwa pembebasan empat warga negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK), yang disandera di Filipina oleh kelompok bersenjata di Filipina, tidak dilakukan dengan pemberian uang tebusan.

"Yang saya bisa sampaikan, seperti yang telah disampaikan Menlu (Retno Marsudi), bahwa baik pembebasan 10 WNI yang sebelumnya dan empat WNI ABK yang sekarang, pemerintah tidak ada kebijakan untuk melakukan pembayaran kepada penyandera," katanya di Jakarta, Kamis.

Hal itu dia sampaikan untuk menanggapi adanya berita bahwa pembebasan empat WNI ABK itu dilakukan dengan pemberian tebusan kepada kelompok penyandera.

Berdasarkan data Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu, keempat WNI tersebut merupakan Anak Buah Kapal (ABK) tugboat bernama Kapal Henry milik perusahaan PT Global Trans-Energy.

Keempat WNI yang telah berhasil dibebaskan tersebut adalah Moch Aryani (master) asal Bekasi Timur, Jawa Barat, Loren Marinus Petrus Rumawi (chief officer) asal Sorong, Papua Barat, Dede Irfan Hilmi (second officer) asal Ciamis, Jawa Barat, dan Samsir (anak buah kapal) asal Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Menurut Arrmanatha, keempat ABK korban penyanderaan itu pada hari ini (Kamis,12/5) sedang dalam proses pemulangan kembali ke Tanah Air.

"Siang ini keempat ABK akan diserahkan dari pemerintah Filipina ke pemerintah RI. Mereka diserahkan kepada kapal KRI kita yang berada di sekitar perairan perbatasan Indonesia dan Filipina. Harapannya sore ini atau besok keempat ABK bisa sampai di Jakarta," ujar dia.

Kapal keempat WNI ABK tersebut dibajak oleh kelompok bersenjata dari Filipina di perairan Zamboanga wilayah Malaysia pada 15 April 2016 lalu dan disandera di Sulu, Filipina.

Selain empat WNI tersebut ada enam WNI lain di dalam kapal tersebut, meskipun satu WNI tertembak, namun mereka berhasil diselamatkan patroli Malaysia dan dibawa ke Tawau, Sabah, Malaysia.

Menurut Direktur PWNI-BHI Kemlu Lalu Muhammad Iqbal, dari enam WNI yang berhasil diselamatkan tersebut lima di antaranya telah dipulangkan pada April lalu, sementara satu orang yang tertembak dan dirawat di rumah sakit telah diizinkan pulang pada Rabu (11/5).

 Detail pembebasan ABK tidak dapat dibeberkan

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa pemerintah tidak dapat membeberkan secara detail proses pembebasan empat warga negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK), yang disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina.

"Kita tidak mungkin membeberkan detail dari proses operasi pembebasan ABK karena ini menyangkut keselamatan orang-orang yang membantu proses pembebasan ini," kata Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis.

Arrmanatha menyebutkan proses pembebasan empat WNI ABK tidak hanya melibatkan unsur pemerintah, tetapi juga unsur non-pemerintah atau masyarakat sipil.

"Sejak awal fokus pemerintah adalah keselamatan ABK Indonesia. Presiden dan Menlu sudah menyampaikan bahwa ini adalah hasil kerja sama berbagai unsur dari Indonesia dan Filipina, termasuk dengan melibatkan unsur non-pemerintah," ujar dia.

Menurut dia, keempat ABK korban penyanderaan itu pada hari ini (Kamis,12/5) sedang dalam proses pemulangan kembali ke Tanah Air.

Kapal keempat WNI ABK tersebut dibajak oleh kelompok bersenjata dari Filipina di perairan Zamboanga wilayah Malaysia pada 15 April 2016 lalu dan disandera di Sulu, Filipina.

Selain empat WNI tersebut ada enam WNI lain di dalam kapal tersebut, meskipun satu WNI tertembak, namun mereka berhasil diselamatkan patroli Malaysia dan dibawa ke Tawau, Sabah, Malaysia.

Menurut Direktur PWNI-BHI Kemlu Lalu Muhammad Iqbal, dari enam WNI yang berhasil diselamatkan tersebut lima di antaranya telah dipulangkan pada April lalu, sementara satu orang yang tertembak dan dirawat di rumah sakit telah diizinkan pulang pada Rabu (11/5).
 

  antara  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...