Sabtu, 30 April 2016

[Dunia] Jerman Bakal Sebar Pasukan di Lithuania

Bendung Agresi Rusia https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/04/29/41/1105171/bendung-agresi-rusia-jerman-bakal-sebar-pasukan-di-lithuania-nwI.jpgJerman akan sebar pasukan di Lithuania untuk membendung agresi Rusia (Istimewa)

Jerman berencana untuk menyebar tentaranya di Lithuania sebagai bagian dari misi NATO yang bertujuan "membendung" kemungkinan agresi Rusia. Menurut majalah Jerman Der Spiegel, militer Jerman akan disiagakan di Lithuania setelah pertemuan puncak NATO berikutnya di Warsawa pada bulan Juli.

Dalam pertemuan tersebut, negara-negara NATO berencana untuk membuat keputusan pada penguatan sisi timur dari aliansi. Misi ini melibatkan penyebaran kontingen NATO permanen di Baltik, Polandia dan Rumania. Setiap negara diharapkan untuk menjadi tuan rumah batalion hingga 1.000 tentara.

"Menjelang pertemuan di Hanover, Obama telah mengisyaratkan bahwa ia, khususnya mengharapkan kontribusi militer dari Jerman dan Inggris," tulis majalah itu seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (29/4/2016).

Pada hari Jumat, juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman Jens Flosdorff mengkonfirmasi laporan media tentang kesiapan Jerman militer untuk terlibat secara lebih luas dalam melindungi perbatasan timur NATO.

"Ada berbagai model dalam pembahasan dalam NATO. Salah satu dari mereka membayangkan mempercayakan Jerman, dengan mengerahkan pasukan ke Lithuania," kata juru bicara itu. Ia menambahkan, tidak ada keputusan akhir yang telah diambil.

Dubes tetap Rusia untuk NATO, Alexander Grushko mengatakan, tindakan NATO di Eropa Timur memperburuk situasi keamanan. Menurut dia, negara-negara NATO berusaha untuk memaksakan skema konfrontatif yang akan menyebabkan pembalasan dari Moskow. (ian)

  ♚ sindonews  

Panglima Tinjau Dermaga Kapal Selam Rahasia

http://radarlampung.co.id/read/images/2016/04/large-KRI-Naggala-b6588b2f05306ce7aec3ab610809a400-696x522.jpgKapal selam KRI Nenggala (Ilustrasi)

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengunjungi sejumlah pangkalan udara dan laut di Indonesia bagian timur. Salah satu agendanya yakni melihat dermaga yang masih dalam tahap konstruksi.

Saat disinggung lokasi serta sudah sejauh mana pembangunan dermaga tersebut, Gatot tidak bersedia menjawabnya.‎ "Tempatnya rahasia," singkat Gatot di sela-sela kunjungannya, Papua, Sabtu (30/4).

Kendati begitu, Gatot sedikit membocorkan peran dermaga rahasia itu. Nantinya, dermaga itu akan menjadi markas pertahanan maritim, intelijen, dan tempat kapal selam bersandar.

"Untuk pertahanan. Jadi yang namanya kapal selam orang ga percaya, kita (Indonesia) punya kapal selam," imbuhnya.

Sementara itu, dia mengungkapkan, saat ini Indonesia bagian timur hanya memiliki dua unit kapal selam. Menurut dia, dua unit kapal selam tidak bisa menjaga keutuhan maritim Indonesia bagian timur.

"Kalau kita punya satu kesatuan yang mampu berperang sendiri saja minimal yang depan itu tiga dan di belakang tiga. Ya minimal enam. Dan itu tidak boleh semuanya keluar. Harus ada yang maintanence. Nanti kalau semuanya keluar, semua sama-sama habis masa kerjanya," tandas Gatot.‎ (Mg4/jpnn)

 Hanya Dua Kapal Selam 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuZNli0GQG8-EcWKB-4vuPsM_ZCbqwmfQcObVf_skC3jbq7EY5Z90o59diFgGli3AFPkiYKFlAsZrS6HWUuLorwOwhZOFjc0WNuKXe7la9fiWuIwDZbyEmVzF1hxKRwhgIcLa3PL-PuZA/s320/483086_17562902213b55da0cff64fd1124dab3.jpgPanglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, TNI Angkatan Laut tidak memiliki alat utama sistem senjata (alutista) yang mumpuni di Indonesia bagian timur. Bahkan pihaknya sampai saat ini hanya‎ memiliki dua unit kapal selam, untuk menjaga perairan di sana.

Kapal selam jujur hanya punya dua. Satu diperbaiki, satu jalan,” ujar Gatot saat mengunjungi Pangkalan Angkatan Laut di Biak, Papua, Sabtu (30/4).

‎Dengan dua unit kapal selam itu tentu saja sambung Gatot, pihaknya tidak akan maksimal untuk mengawasi perairan Indonesia Timur. Apalagi, perairan di Indonesia bagian timur banyak bersentuhan dengan batas negara.

Dua kapal selam itu ganti-gantian beroperasi. Sementara negara ini maritim dan besar,” tutur dia.

Gatot menilai, minimalnya TNI AL harus memiliki setidaknya enam unit kapal selam di wilayah Indonesia bagian timur.

Penambanahannya kalau kami punya kesatuan yang mampu berperang sendiri saja minimal yang depan itu tiga dan di belakang tiga. Ya minimal enam,” tandas Gatot. (mg4/jpnn/ade)

  ♚ JPNN  

KSAL kunjungi "Submarine Command Team Trainer" Kolatarmatim

http://img.antaranews.com/new/2015/09/ori/20150916antarafoto-simposium-keamanan-internasional-160915-sgd-4kasal.jpgKSAL, Laksamana TNI Ade Supandi (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi mengunjungi "Submarine Command Team Trainer" (SCTT) di Komando Latihan Armada RI Kawasan Timur (Kolatarmatim), Ujung, Surabaya, Jumat.

SCTT yang memiliki alat simulasi kapal selam itu telah diserahterimakan dari Asisten Logistik (Aslog) KSAL Laksda TNI Mulyadi kepada Pangarmatim Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto di tempat yang sama pada 22 April 2016.

Dalam kunjungan yang disambut Kasarmatim Laksamana Pertama (Laksma) TNI Mintoro Yulianto mewakili Pangarmatim itu, KSAL didampingi Asisten Personel (Aspers) KSAL Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo dan Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut (Kadisadal) Laksma TNI Prasetya Nugraha.

Rombongan mengawali kunjungan dengan meninjau "Cubicle Sonar" di Gedung SCTT yang pada pembangunan Tahap I telah ter-instal dengan sistem Sonar Simulator.

Pada Cubible Sonar ini terdapat beberapa peralatan berupa satu unit Server Simulator, dua unit Instructor Control Console, serta 12 display monitor yang berfungsi untuk mengendalikan jalannya skenario latihan.

Selain itu, ada enam unit Sonar Console Simulator yang berfungsi sebagai console operator Sonar dalam mendeteksi dan menganalisa propagasi bawah air.

Ada pula, satu unit Simulator SCS (Submarine Control Simulator) untuk mengendalikan pergerakan kapal sendiri (Own Ship) untuk mengubah haluan, cepat dan kedalaman, serta satu unit Periscope Simulator.

Dalam peninjauan tersebut, prajurit Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim dipimpin oleh Letkol Laut (P) Widya Poerwandanu selaku Komandan KRI Nanggala-402 menampilkan latihan analisa kontak Sonar dengan skenario kapal selam menyelam pada kedalaman 30 meter.

KRI itu mendapatkan kontak Sonar dari beberapa baringan yang berbeda, lalu dilaksanakan analisa terhadap kontak tersebut sehingga akan diperoleh data tentang Baringan, Jarak, Cepat, Halu, Jumlah Shaft, Jumlah Blades dan dapat diidentifikasi jenis dari kontak tersebut, kemudian akan dinyatakan sebagai sasaran atau target.

Setelah peninjauan itu, KSAL berharap kerja sama antara TNI AL dengan PT Pustaka Strategik, sebagai representasi dari pabrik pembuat Rheinnmetall Defence Electronic GMBH, Jerman, akan semakin meningkat.

Dalam pengerjaan SCTT Tahap II dan Tahap III dapat diselesaikan sesuai dengan rencana, sehingga dalam pengembangan teknologi simulasi kapal selam ini kemampuan prajurit TNI AL menjadi lebih profesional saat mengawaki kapal selam di medan sesungguhnya.

"SCTT dimaksudkan untuk melatih para pengawak alutsista khususnya yang berhubungan dengan Submarine agar lebih terlatih dan mumpuni, sehingga apabila suatu saat dihadapkan dengan medan sesungguhnya baik dalam latihan maupun di medan pertempuran sudah terlatih," katanya.

  ♚ antara  

Indonesia Akan Beli Kapal Selam dari Prancis?

https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/04/29/40/1104943/indonesia-akan-beli-kapal-selam-dari-perancis-8dA.jpgKapal selam Scorpene 1000 yang dibuat perusahaan DCNS Prancis. (DCNS)

Perusahaan pembuat kapal lokal Indonesia telah membentuk kelompok kerja formal dengan perusahaan pembuat kapal selam Prancis untuk mengeksplorasi kebutuhan kapal selam Indonesia. Perusahaan Prancis itu dilaporkan telah “merayu” Indonesia untuk kapal selam baru, Scorpene 1000.

IHS Jane dalam laporannya 25 April 2016 yang mengutip sumber industri, menyatkan PT PAL –pembuat kapal Indonesia—telah menjalin kelompok kerja formal dengan perusahaan kapal selam Prancis, DCNS. Kelompok kerja ini berada di bawah kerangka kerja kedua pemerintah dan mulai bekerja sejak Maret. Kelompok ini mencakup perwakilan dari sektor publik dan swasta.

Indonesia, yang menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, saat ini hanya memiliki sedikit kapal selam buatan Jerman, Type 209. Seorang pejabat Departemen Pertahanan Indonesia, seperti dikutip The Diplomat, Kamis (28/4/2016), menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 12 kapal selam pada tahun 2024 untuk patroli perairan.

Pada Oktober 2015 lalu, DCNS pada forum “2015 Pacific International Maritime Exhibition” di Sydney menyatakan bahwa Indonesia dan Prancis telah memasuki pembicaraan perihal penawaran kapal selam baru Prancis.

Laporan dari kelompok kerja baru menunjukkan bahwa Indonesia belum menepis tawaran Prancis. Pihak DCNS telah berulang kali menunjukkan kepada Pemerintah Indonesia bahwa kapal selam Scorpene 1000 cocok untuk Indonesia karena sebagian besar perairannya tergolong dangkal.

Belum jelas bagaimana tepatnya kelompok kerja ini akan mempengaruhi rencana penawaran kapal selam Prancis pada Indonesia. Sebab, Indonesia sebelumnya merasa tertarik dengan dua kapal selam Kilo-class dari Rusia, meskipun belum ada laporan tentang finalisasi kesepakatan.

Tetangga Indonesia, Malaysia sudah memiliki sepasang kapal selam Scorpene-class dari Prancis. DCNS baru-baru ini memenangkan tender untuk membangun armada kapal selam baru Australia yang diklaim akan menghasilkan kapal selam tercanggih di dunia. (mas)

  ♚ sindonews  

Serangan Udara Filipina Tewaskan 14 Militan Abu Sayyaf

Ilustrasi (BBC World)

Militer Filipina melancarkan serangan udara terhadap posisi kelompok Abu Sayyaf di Gunung Sinumaan, Sulu. Sedikitnya 14 anggota Abu Sayyaf tewas dalam serangan udara itu.

Seperti dilansir media Filipina, Inquirer.net, Jumat (29/4/2016), pasukan pemerintah Filipina menghujani anggota kelompok Abu Sayyaf dengan tembakan artileri. Pesawat tempur dan helikopter militer Filipina terbang rendah di atas hutan setempat dan menjatuhkan bom ke lokasi yang diyakini sebagai persembunyian militan Abu Sayyaf.

Di lokasi yang sama, diyakini Abu Sayyaf menyandera sekitar 20-an warga negara asing. Namun ketika serangan udara dilancarkan, tidak ada tanda-tanda para sandera di lokasi. Serangan udara ini dilancarkan selang 4 hari setelah sandera asal Kanada, John Ridsdel dipenggal Abu Sayyaf.

"Sebagai dampak dari bombardir tersebut... militer berhasil menduduki lokasi yang diduduki kelompok Abu Sayyaf yang berujung temuan potongan tubuh bagian dada (milik Ridsdel)," ujar juru bicara militer Filipina, Kolonel Noel Detoyato kepada wartawan di Manila.

Berdasarkan informasi warga lokal kepada otoritas Filipina, sebut Detoyato, sedikitnya 14 pria bersenjata yang merupakan anggota Abu Sayyaf tewas. Tapi tidak ada penampakan jasad anggota Abu Sayyaf yang ditemukan di lokasi.

Dalam pernyataannya, Detoyato menyebut serangan udara yang digelar pada Sabtu (23/4) lalu ini, menargetkan salah satu komandan veteran Abu Sayyaf Radullan Sahiron yang bertangan satu. Detoyato menyebut serangan udara itu digelar dengan sukses.

"Yang penting adalah operasi terus berlanjut dan kami mulai meraup kemajuan dan tentara kami bertekad kuat," tegasnya.

Lebih lanjut, Detoyato menyatakan tidak ada sandera yang ditemukan di lokasi usai serangan digelar. Anggota Abu Sayyaf lainnya, sebut Detoyato, berhasil melarikan diri dari lokasi serangan.

Presiden Benigno Aquino telah bersumpah akan menghancurkan Abu Sayyaf. Menurut Aquino, sejumlah sandera termasuk satu warga Kanada, satu warga Norwegia, dan satu wanita Filipina yang diculik bersama Ridsdel dari kapal pesiar di Samal Island sekitar 7 bulan lalu, kini disandera Abu Sayyaf di Pulau Jolo, Provinsi Sulu. Kelompok yang sama juga menyandera 14 warga negara Indonesia (WNI) dan 4 warga Malaysia yang diculik baru-baru ini. (nvc/ita)
 

  detik  

Jumat, 29 April 2016

Jangan Negosiasi, Mereka Tak Menepati Janji

Cerita Korban Sandera Abu SayyafBurnham dan suami (Foto: YouTube)

Gracia Burnham pernah menjadi korban sandera kelompok Abu Sayyaf pada tahun 2001. Setelah selamat, dia kini bercerita bahwa upaya terbaik untuk menyelamatkan sandera adalah operasi militer, bukan negosiasi.

Burnham disandera bersama dua orang lainnya pada tahun 2001 saat berlibur merayakan ulang tahun pernikahan ke-18 bersama suaminya, Martin. Kala itu, mereka liburan di sebuah resor di Palawan, Filipina. Sang suami tewas saat terjadi baku tembak, sementara Burnham selamat meski mengalami luka tembak di kaki.

Kepada CTVnews, Burnham bercerita soal kelakuan kelompok Abu Sayyaf. Menurutnya, kelompok itu tak pernah bisa dipercaya. Jadi, jangan negosiasi apalagi memberi uang tebusan.

"Kalau Kanada punya orang-orang yang tahu cara bertempur di medan perang, itu jadi ide yang bagus untuk mengeluarka para sandera dari sana (Abu Sayyaf)," kata Burnham, Jumat (29/4/20160).

Saat di bawah penguasaan Abu Sayyaf, Burnham berjalan kaki dari hutan ke hutan. Dia juga menderita sakit disentri karena minum air kotor.

Di tengah penyanderaan, dia mendengar ada kabar pemberian tebusan. Saat itu, dia sangat bahagia. Tapi belakangan, tebusan itu tak cukup. Abu Sayyaf meminta lebih.

Kebebasan baru benar-benar diterimanya saat ada operasi militer Filipina. Saat itu, ada anggota kelompok Abu Sayyaf yang dilacak. Sampai akhirnya mereka baku tembak di gunung. Di tengah peristiwa itu, ada Burnham dan suaminya.

"Suami saya dan saya langsung tertembak. Saya di bagian kaki, suami saya di dada," terangnya. "Luka kaki akan sembuh, luka dada tidak," imbuhnya. Burnham pun bisa diselamatkan.

Terkait dengan peristiwa saat ini, Burnham menilai sebetulnya pemerintah Filipina bisa menyelesaikannya selama dilakukan secara serius. Dia tak menyarankan ada proses negosiasi dan pemberian tebusan.

"Saat Anda negosiasi dengan orang jahat, mereka tak akan menepati janjinya," tegas Burnham.

Sebelumnya, militer Filipina melancarkan serangan udara terhadap posisi kelompok Abu Sayyaf di Gunung Sinumaan, Sulu. Sedikitnya 14 anggota Abu Sayyaf tewas dalam serangan udara itu.

Pasukan pemerintah Filipina menghujani anggota kelompok Abu Sayyaf dengan tembakan artileri. Pesawat tempur dan helikopter militer Filipina terbang rendah di atas hutan setempat dan menjatuhkan bom ke lokasi yang diyakini sebagai persembunyian militan Abu Sayyaf.

Di lokasi yang sama, diyakini Abu Sayyaf menyandera sekitar 20-an warga negara asing. Namun ketika serangan udara dilancarkan, tidak ada tanda-tanda para sandera di lokasi. Serangan udara ini dilancarkan selang 4 hari setelah sandera asal Kanada, John Ridsdel dipenggal Abu Sayyaf. (mad/nrl)
 

  detik  

Rusia Hargai Indonesia

Minati Senjata MoskowSU 30 Mk2 TNI AU [pr1v4t33r]

Pemerintah Rusia menyatakn sangat mengahargai Pemerintah Indonesia yang mengaku berminat untuk membeli senjata dan perlengkapan militer dari Moskow.

Rusia melalui Duta Besar-nya untuk Indonesia; Mikhael Y. Galuzin, mengatakan bahwa pemerintahnya sangat terbuka untuk melakukan negosiasi dengan Indonesia terkait peningkatan kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk militer.

Rusia selalu terbuka untuk memperluas kerjasama dengan Indonesia, termasuk di dalamnya soal pembelian senjata dan alat-alat militer Rusia oleh Indonesia, dan sikap kami ini tidak berubah,” kata Galuzin, pada Kamis (28/4/2016).

Saya menghargai, dalam banyak kesempatan pejabat tinggi Indonesia menunjukan ketertarikannya untuk membeli perlengkapan militer dari Rusia. Kami sangat menghargai itu, dan kami sangat indepeden seperti halnya Indonesia,” ujarnya.

Sebelumnya, Panglima TNI; Jenderal Gatot Nurmantyo pada awal bulan lalu mengatakan bahwa militer Indonesia tertarik untuk membeli senjata-senjata Rusia. Menurutnya, Indonesia sangat membutuhkan senjata-senjata ampuh agar kembali disegani negara-negara lain. (mas)
 

  sindonews  

Kasal Tinjau Pembangunan Kapal Jenis 'Perusak Kawal Rudal'

Pemandangan terkini PKR kedua produksi PT PAL Indonesia [pr1v4t33r]

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Ade Supandi meninjau pembangunan kapal jenis 'Perusak Kawal Rudal' (PKR) Frigate yang merupakan pesanan TNI Angkatan Laut, di PT PAL, Surabaya, Jawa Timur.

Ade Suoandi didampingi oleh Dirut PT PAL Firmansyah Arifin, Dansatgas PKR Laksamana Pertama (Laksma) TNI Didik Setyono, Kadisadal Laksma TNI Prasetya Nugraha, dan Direktur Projek Jeroen Ferdinand.

Kapal berjenis Perusak Kawal Rudal (PKR) merupakan varian kapal perang yang di desain khusus untuk pertempuran. PKR ini dikenal sebagai kapal perang tercanggih karena dilengkapi dengan adanya rudal dan torpedo.

"Dalam perakitannya kapal PKR ini ada tujuh modul atau bagian kapal yang penting untuk disatukan. Untuk PKR pertama ini, sebanyak lima modul yang dibuat di PAL," kata Ade Supandi, Kamis (28/4/2016).

Kata dia, PT PAL bekerjasama dengan produsen kapal asal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), dalam membangun dua Kapal berjenis PKR pesanan TNI AL. Pembangunan kedua kapal perang tersebut merupakan bagian dari program Transfer of Technology (ToT) dengan DSNS yang memerlukan waktu pembuatan kurang lebih selama 49 bulan.

"Kapal berjenis PKR ini memiliki panjang 105 meter dan lebar 14 meter. Dilengkapi sistem pendorong yang mampu berlayar dengan kecepatan 28 knot bila menggunakan dua unit diesel engine propulsion dan kecepatan 15 knot jika menggunakan dua unit electric motor propulsion," tutupnya. (wal)
 

  Okezone  

Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Linud 431 Kostrad Amankan Bom Perang Dunia ke II

Dan Proyektil anti TankSatgas Pamtas RI-PNG tengah mengamankan bom Perang Dunia Ke-II. (pen-Kostrad)

Komandan Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Linud 431/SSP Kostrad, Letkol Inf Teguh Wiratama, S.Sos menyampaikan bahwa pihaknya berhasil mengamankan bom bekas Perang Dunia ke-II dan 1 proyektil Anti Tank di wilayah Pos Kalibom.

Selanjutnya, demi keamanan bom tersebut langsung dipindahkan ke Pos Ampas.

Menurut Dansatgas, penemuan bom ini berdasarkan informasi yang telah diterima dari masyarakat setempat. Setelah menerima informasi tersebut, Pakum Satgas Kapten Chk Kiki Lubis, SH dan Pasi Intel Letnan Satu Inf Mika segera berkoordinasi dengan Polres Keerom. Kemudian anggota Satgas bersama dengan Tim Sub Den Jibom Brimob Polda Papua yang di pimpin Iptu I Gede Swarna guna mengecek kondisi 1 buah Bom Pesawat Udara buatan Jepang pada PD II dengan panjang 100 cm, diameter 20 cm, berat 30 kg dan 1 buah Proyektil Anti Tank.

Setelah dilakukan pemeriksaan ulang, bom tersebut terasa panas pada saat dipegang sehingga bom didiamkan sejenak. Dengan berbagai pertimbangan khususnya faktor keamanan bom tersebut tidak bisa dibawa untuk dihancurkan, karena terdapat lobang dengan diamiter 3 cm.

Kemudian langkah yang diambil sementara adalah mengamankan bom yg diduga masih aktif tersebut di Pos Ampas Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Linud 431/SSP Kostrad dengan cara menenggelamkan bom tersebut di dalam kolam agar tetap basah sambil menunggu petunjuk dari komando atas.

Selain menjalankan tugas pokoknya menjaga kedaulatan NKRI Khususnya di wilayah perbatasan darat RI-PNG Satgas Yonif Linud 431/SSP Kostrad telah banyak mengamankan dan menggagalkan peredaran miras, ganja, senjata tajam dan senjata api baik organik maupun rakitan berikut munisinya,” kata Teguh Wiratama.

Demi menciptakan keamanan di perbatasan, Satgas selalu melaksanakan sweping di jalan lintas dan melakukan sosialisasi tentang narkoba serta kepemilikan senjata api tanpa ijin kepada masyarakat, pungkasnya”.

Kapen Kostrad
Kolonel Inf Heru Dwi Wahana
 

  Poskota  

Yonif Raider 412 Kostrad Latihan Pertempuran Kota

Prajurit Kostrad bergerak, senyap, cepat dan taktis dalam pertempuran kota. (pen-kostrad)

Delapan tim anggota Pasukan Raider Batalyon Infanteri 412/R/6/2 Kostrad, menggempur markas persembunyian musuh di pusat Kota Purworejo, Jawa Tengah.

Satuan Raider berhasil melumpuhkan kekuatan musuh dengan menggunakan taktik dan strategi pertempuran kota.

Latihan taktik dan strategi pertempuran kota di wilayah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Masing-masing personel Yonif Raider 412 Kostrad dilengkapi senjata api jenis SS 2 Varian 4, pasukan Raider Kostrad dari satuan Batalyon Infanteri 412/Raider ini berkekuatan 120 personel yang semuanya itu terbagi menjadi delapan tim, dengan jumlah satu tim terdiri dari 15 personel.

Wakil Komandan Batalyon Infanteri (Wadanyonif) 412/R/6/2 Kostrad, Mayor Inf Anjuanda Pardosi, didampingi para perwira lainnya, mengatakan latihan taktik dan strategi pertempuran kota ini merupakan latihan pembinaan bagi seluruh Anggota Yonif 412/Raider, sehingga dapat menciptakan prajurit yang mempunyai mental baja, terlatih perang, serta profesional menguasai latihan dasar taktik dan strategi perang kota.

Seluruh personel Yonif 412/Raider dibekali dengan latihan tanda-tanda visual secara bertahap dan berlanjut dalam melaksanakan kegiatan patroli, teknik dan strategi cara melintasi bahaya garis, melintasi bangunan, serta teknik dan strategi penyerangan pemukiman yang di kuasai musuh dan daerah kota,” tegas Anjuanda Pardosi.

Kapen Kostrad
Kolonel Inf Heru Dwi Wahana
 

  Poskota  

UMS Skeldar begins training Indonesian operators on Rajawali UAV

A mock-up of the Rajawali-330 UAV at the Singapore Airshow 2016. The Indonesian Army awarded a contract for three such platforms in December 2015. [IHS/Ridzwan Rahmat]

Swiss-based developer of unmanned aircraft systems UMS Skeldar has begun training personnel from the Indonesian Army (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Darat, or TNI-AD) to operate the fixed-wing Rajawali-330 surveillance and reconnaissance unmanned aerial vehicle (UAV).

The training began in Indonesia on 18 April and includes ground-handling procedures as well as flight operations of the fixed-wing UAV, said George Duncan, the director for Asia-Pacific business development at UMS Skeldar, in an interview with IHS Jane's.

The training is scheduled to take place over the next six to eight weeks but the number of personnel involved has not been disclosed.

The Rajawali-330 is a localised version of UMS Skeldar's F-330 fixed-wing surveillance UAV. The system ordered by the TNI-AD has been co-developed with Indonesian defence equipment manufacturer PT Bhinneka Dwi Persada (BDP).

IHS Jane's first reported in February 2016 that the TNI-AD had acquired three Rajawali-330 UAVs for surveillance and reconnaissance missions. One has been delivered and another two are scheduled to arrive by the end of May 2016.

The Rajawali-330 has an overall length of 2.27 m, a height of 0.9 m, and a wingspan of 3.3 m. The aircraft has a maximum take-off weight of 21.5 kg and can carry a maximum payload of 10 kg. The UAV is powered by a single-piston engine that can attain a top speed of 70 kt and a cruise speed of 43 kt. When carrying its maximum payload, the Rajawali-330 has an endurance in excess of eight hours.

The UAVs being delivered to the TNI-AD are each equipped with an electro-optical/infrared camera for day and night surveillance, a hyperspectral camera, and a mapping camera with light detection and ranging (LIDAR) capabilities.
 

  IHS Janes  

Ketua DPR Desak Pemerintah Ambil Langkah Konkret

Bebaskan 14 WNI di FilipinaIlustrasi sandera di Filipina

Ketua DPR Ade Komarudin meminta pemerintah Indonesia segera mengambil langkah tegas dalam upaya pembebasan 14 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Menurutnya, harus sudah ada upaya nyata karena nyawa WNI terancam.

"Terkait tindakan pembajakan terhadap kapal yang berawak warga negara Indonesia di Filipina yang kesekian kalinya, DPR mendesak pemerintah untuk segera mengambil sikap konkret dalam upaya pembebasan sandera," ujar Ade Komarudin dalam pidatonya di ruang paripurna, Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (29/4/2016).

Terkait persoalan ini, DPR mendorong pemerintah untuk menginisiasi Perjanjian Multilateral dengan negara Asean dalam rangka kerjasama pengamanan jalur perairan laut sebagai jalur lintas perdagangan. Perjanjian ini menitikberatkan dengan Filipina.

"Segera membuat perjanjian bilateral dengan Filipina agar dapat dilakukan patroli secara bersama pada jalur utama pelayaran agar keamanan di lajur tersebut terjamin," tuturnya.

Sebelumnya, dalam paripurna, anggota Fraksi PAN Yandri Susanto menilai pemerintah harus serius dalam pembebasan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Ia meminta harus ada target pembebasan yang dilakukan pemerintah.

"Harus serius soal sandera Abu Sayyaf. Jangan sampai nasib serupa dialami WNI lain. Dalam waktu sesingkatnya harus segera mungkin agar kembali ke tanah air," tutur Yandri.

Seperti diketahui, 14 WNI masih disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Pemerintah sejauh ini masih terus melakukan upaya pembebasan dengan komunikasi intensif kepada otoritas Filipina.

Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar untuk para WNI yang disandera. (hat/aan)

 Kita Selalu Dapat Info Posisi Terkini

Pemerintah masih terus berupaya untuk membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Salah satu upaya yang terhitung up to date adalah mengenai informasi perpindahan para sandera.

"Operasi militer di Filipina sering dilakukan, makanya saat ada kabar bahwa para sandera itu berpindah tempat. Upaya komunikasi yang dilakukan yaitu pemerintah Filipina selalu mengabarkan informasi update dari sana ke kita. Sehingga kita terhitung uptodate mengenai info dari sana," kata Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir, di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Kamis (28/4/2016).

Menurut Tata, komunikasi yang terhitung Up to date pada saat peristiwa eksekusi WN Kanada oleh Abu Sayyaf, Minggu Lalu. Pada saat kejadian itu Menlu Retno sudah mendapat kabar dari pihak Filipina bahwa tidak ada sandera WNI disekitar lokasi kejadian.

"Kejadian minggu lalu eksekusi sandera WN Kanada oleh Abu Sayyaf. Melalui operasi militer filipina sebelumnya, sehingga menlu sudah diberitahu, tidak sandra asal Indonesia pada saat eksekusi WN Kanada disekitar lokasi," sambung Tata.

Tata menyebut komunikasi yang baik menjadi langkah-langkah penting dalam upaya penyelamatan sandera Indonesia.

"Intesitas komunikasi terus berlangsung, antara Menlu Filipina dengan Menlu Retno baik melalui telpon, teks atau fax, semua perkembangan langkah-langkahnya diberitahu, sehingga upaya-upaya kita untuk bisa mengamankan sandera tetap aman," jelas Tata.

Sebagaimana diketahui, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi selalu menjalin komunikasi dengan Menlu Filipina untuk memperoleh semua informasi terkini, terkait penyanderaan WNI di Filipina.

"Dari waktu ke waktu saya terus memantau. Terus komunikasi khususnya konstan terus saya lakukan dengan Menlu Filipina. Semua perkembangan, komunikasi dan saran kita terus lakukan dan info yang kami peroleh adalah Alhamdulilah warga negara Indonesia masih dalam kondisi baik," ucap Retno di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (23/4/2016). (adf/rvk)
 

  detik  

KRI Multatuli - 561, Si "Tua" yang Masih Perkasa

KRI Multatuli-561 yang konon adalah kapal tertua ke dua TNI AL setelah KRI Dewaruci, asalnya adalah kapal tipe submarine tender. (GalaMedia)

Di antara sejumlah kapal perang milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut mungkin banyak yang bisa dibilang memiliki keunikan tersendiri dan mempunyai nilai sejarah dalam bangsa ini.

Ada beberapa kapal yang cukup fenomenal dan menjadi cerita masa lalu bagi sejumlah prajurit-prajurit TNI AL saat mengarunggi laut yang luas, seperti KRI Ratulangi dan KRI Irian yang perkasa di zamannya.

Namun ada salah satu kapal perang yang menjadi sejarah bangsa ini saat masih dalam suasan perang. Kapal perang tersebut adalah KRI Multatuli dengan nomor lambung 561.

Kunikan dari kapal perang ini adalah kode dengan awalan lima yang hingga saat ini masih digunakan oleh TNI AL untuk menandai bahwa kapal tersebut adalah jenis kapal "landing ship tank" (LST) serta "landing platfrom dock" (LPD) dengan penamaaan nama-nama kota besar yang punya ciri khas maritim di Nusantara. Lalu KRI Multatuli dengan nomer lambung 561 tidak berada di antara kedua jenis kapal tersebut.

KRI Multatuli adalah sebuah kapal perang yang dibuat oleh galangan Ishikawajima Harima, Tokyo, Jepang pada tahun 1961. Yang menjadi satu-satunya kapal perang yang dibeli dari negara Sakura tersebut.

Walaupun sudah berusia sekitar 50 tahunan dan bisa dibilang kapal tertua ke dua setelah dewaruci namun masih tetap perkasa berpatroli di kawasan perairan Indonesia Timur sebab berada dalam wilayah komando Kooarmatim, yang meliputi wilayah Banten sampai dengan Merauke, Papua.

Saat berlabuh di dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut VII Kupang, kapal tersebut terlihat gagah perkasa walaupun sudah berumur sangat tua. Dari galangan-galangannya terlihat baru diubah dan diperbaiki seperti dilakukan penambahan hangar bagi mendaratnya helikopter.

Bila diperhatikan, pemasangan hangar itu juga menambah kelengkapan pada perangkat elektronika yang ditempatkan pada sisi atas hangar.

Komandan KRI Multatuli Kolonel Laut (P) Agus Prabowo mengatakan, walaupun sudah tua kapal perang itu tetap menjadi kebanggaan bagi TNI AL khususnya bagi dirinya yang menjadi Komandan dari kapal tersebut.

"Wilayah patroli kita adalah di wilayah Indonesia Timur. Sebelum ke Kupang kita sudah berpatroli di wilayah perairan Merauke untuk memeriksa wilayah perbatasan," katanya.

Bagi Agus, sebuah kehormatan tersendiri memimpin kapal yang memiliki nilai sejarah tersebut. Sebab hingga saat ini kapal dengan nomor lambung lima sudah tidak ada lagi di kapal-kapal perang yang modern.

Setelah dibuat pada 1961 kapal perang tersebut hanya berfungsi sebagai bersandarnya kapal-kapal selam Indonesia untuk melakukan pengisian arus dan sebagai perbaikan kapal selam. Tidak banyak yang dilakukan oleh KRI Multatuli pada zamannya selain menjadi kapal penyinggah bagi kapal selam.

"Dari rancangan awal diketahui KRI Multatuli adalah jenis kapal tender kapal selam, lalu kemudian dikonversi menjadi kapal markas (kapal komando)," tuturnya.

Dalam setiap gelar operasi laut yang melibatkan komponen kapal perang, KRI Multatuli mengemban tugas sebagai kapal markas. Perannya adalah melakukan koordinasi, pengendalian, dan perbekalan pada kapal-kapal tempur di gugus tempur.

Desain awalnya sebagai kapal tender plus bekal mampu membawa helikopter menjadikan kapal ini ideal sebagai kapal markas.

Komandan KRI Multatuli itu menambahkan saat ini kapal perang tersebut mempunyai berat dengan muatan penuh 6.741 ton, serta muatan kosong 3.220 ton. Dimensi kapal ini 111,35 x 16 x 6,98 meter, dan ditenagai satu mesin diesel barmeister dan wain 1 shaft dengan 5500 bhp.

"Kalau untuk kecepatan maksimumnya 18,5 knot atau setara 34 km per jam," ujarnya.

Dengan sembonyannya "Tangguh Pantang Menyerah", kapal ini tetap terlihat tangguh dan masih tetap dipercaya mengemban tugas untuk beragam operasi TNI AL.

Dari data yang diperoleh dari website TNI AL diketahui kiprah terbaru KRI Multatuli 561 adalah dalam mendukung operasi Taring Hiu-12 dan Alur-12 yang digelar Gugus Keamanan Laut Armada Timur (Guskamlatim) pada bulan Oktober 2012 lalu.

Namun menurut pengakuan dari Agus Prabowo, selama kepemimpinannya kapal tersebut baru pertama kali berhasil mengamankan kapal porsain di wilayah perairan NTT yang diketahui melakukan penangkapan ikan secara ilegal dan merusak lingkungan hidup serta ekosistem ikan, pada Selasa (19/4) lalu.

Kepala Dinas Penerangan Lantamal VII Kupang Kapten Marinir Johan Hariyanto mengatakan, kapal tersebut berhasil menangkap salah satu kapal pembawa cantrang di sekitar perairan Kolbano, Timur Tengah Selatan saat tengah beroperasi di wilayah itu.

"Ini merupakan pertama kalinya KRI Multatuli melakukan penangkapan di masa kepemimpinan Kolonel Pelaut Agus Prabowo," tuturnya.

Kapal Perang Bersejarah Saat tengah berlabuh di Dermaga Lantamal VII kurang lebih 54 mahasiswa dari Politeknik Negeri Kupang melakukan kunjungan dan melihat secara langsung kapal bersejarah tersebut.

"Tujuan kami mengajak mahasiswa melihat secara langsung kapal perang milik bangsa kita. Kebetulan mahasiswa kami juga belum pernah melihat dan mengujungi kapal perang ini," kata Ketua rombongan mahasiswa Politeknik Negeri Kupang, Maria Bernadetha, di geladak KRI Multatuli-561.

Dia menjelaskan kunjungan ke kapal perang tersebut juga untuk menumbuhkan semangat cinta mahasiswa terhadap bahari, dan khususnya kepada para prajurit TNI AL yang telah berlayar menjaga perairan Indonesia, terutama di wilayah timur Indonesia.

Apalagi, katanya, dalam kunjungan tersebut sejumlah mahasiswa mendapatkan pengalaman yang berharga dan mendapatkan pengetahuan tambahan soal alat utama sistem persenjataan di KRI Multatuli-561 yang konon adalah kapal tertua ke dua TNI AL setelah KRI Dewaruci.

Ansel seorang mahasiswa dari Politeknik, merasa bangga karena bisa melihat secara langsung kapal perang milik TNI AL yang hingga saat ini masih tetap perkasa di antara kapal perang lainnya.

Menurutnya kapal tersebut adalah kapal bersejarah yang masih tetap perlu dijaga dirawat karena memilki nilai sejarah bagi bangsa ini.
 

  Gala Media News  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...