Sabtu, 08 Agustus 2015

[World] Angkatan Udara Singapura Unjuk Kebolehan Jelang 50 Tahun Kemerdekaan

Menjelang perayaan Golden Jubilee
Angakatan Udara Singapura Unjuk Kebolehan Jelang 50 Tahun Kemerdekaan
Sejumlah warga menyaksikan atraksi pesawat Angkatan Udara Singapura Black Knights, jelang perayaan Golden Jubilee di Singapura, 8 Agustus 2015. Singapura akan merayakan 50 tahun kemerdekaannya pada hari Minggu. REUTERS/Edgar Su

Angakatan Udara Singapura Unjuk Kebolehan Jelang 50 Tahun Kemerdekaan
Dua pesawat Angkatan Udara Singapura Black Knights, melakukan aksi akrobatik jelang perayaan Golden Jubilee di Singapura, 8 Agustus 2015. Singapura akan merayakan 50 tahun kemerdekaannya pada hari Minggu. REUTERS/Edgar Su
http://statik.tempo.co/?id=425937&width=620
Sejumlah warga menyaksikan atraksi pesawat Angkatan Udara Singapura Black Knights, jelang perayaan Golden Jubilee di Singapura, 8 Agustus 2015. Singapura akan merayakan 50 tahun kemerdekaannya pada hari Minggu. REUTERS/Edgar Su
Angakatan Udara Singapura Unjuk Kebolehan Jelang 50 Tahun Kemerdekaan
Sejumlah warga menyaksikan atraksi dua pesawat Angkatan Udara Singapura Black Knights, jelang perayaan Golden Jubilee di Singapura, 8 Agustus 2015. Singapura akan merayakan 50 tahun kemerdekaannya pada hari Minggu. REUTERS/Edgar Su

Angakatan Udara Singapura Unjuk Kebolehan Jelang 50 Tahun Kemerdekaan
Atraksi pesawat Angkatan Udara Singapura Black Knights, jelang perayaan Golden Jubilee di Singapura, 8 Agustus 2015. Singapura akan merayakan 50 tahun kemerdekaannya pada hari Minggu. REUTERS/Edgar Su
  ♖ Tempo  

Latihan Pernika & Cyber Defence TNI AU ’15 berakhir

Oerlikon Skyshield TNI AU Lumpuhkan Pesawat Tempur “Sonora” Situasi visualisasi tracking pesawat musuh oleh sensor radar unit Oerlikon Skyshield yang ada di Ground Controll System (GCS), dimana keberadaan pesawat Sukhoi Su-27/30 milik “Sonora”, telah terkunci (garis putih putus-putus) dan dalam posisi siap ditembak meriam Skyshield Orliecon. (Dispenau) 

Kecanggihan senjata Oerlicon Skyshield TNI AU sebagai alutsista pertahanan udara (Hanud) titik tidak terbantahkan. Dalam sebuah latihan Pernika & Cyber Defence, senjata andalan Detasemen Hanud Korpaskhas buatan Swiss ini mampu melumpuhkan pesawat tempur jenis Sukhoi Su-27/30 milik negara “Sonora”.

Pesawat Sukhoi Su-27/30 “Sonora” yang sedang melakukan penerbangan provokasi di atas Alur Laut kepulauan Indonesia (ALKI) II, selat Makasar Sulawesi Selatan, awalnya tertangkap oleh Radar Kosekhanudnas II Makassar. Dengan kecanggihannya, ternyata pesawat Sukhoi Su-27/30 Sonora mampu menerobos masuk wilayah Indonesia hingga mendekati obyek vital (Obvit) Lanud Sultan Hasanudin, Makassar.

Karena membahayakan keamanan obvit tersebut, Detasemen Hanud 472 Paskhas Lanud Sultan Hasanudin, Makassar, yang berperan sebagai Hanud titik segera menyiagakan alutsista andalannya Oerlikon Skyshield untuk menghadapi ancaman pesawat Sukhoi Su-27/30 milik “Sonora”. Aksi saling serang dalam sebuah adegan perang elektronika pun tidak bisa dihindari.
Prajurit Paskhasau menyiapkan senjata penangkis udara Oerlikon Skyshield. [Dispenau] 

Dengan berbagai cara, Sukhoi Su-27/30 “Sonora” melakukan aksi manuver membahayakan. Aksi tersebut tertangkap sensor unit yang berfungsi sebagai radar (electronic optic radar) yang terpasang pada firing unit Oerlikon Skyshield. Sejak terbang pada jarak 20 Km dan ketinggian 1500 m, Oerlikon Skyshield mampu mendeteksi keberadaan pesawat Sukhoi Su-27/30, bahkan akhirnya mampu menguncinya (lock on). Meskipun pesawat Sukhoi “Sonora” berusaha mengelabuhi sistem Radar Oerlikon Skyshield dengan melepas Chafft, tetapi keberadaan pesawat Sukhoi Su-27/30 Sonora tetap terkunci.

Hingga pada akhirnya setelah pesawat Sukhoi Su-27/30 “Sonora” memasuki jarak tembak efektif (4000 m dan ketinggian 1000 m), meriam Oerlikon Skyshoield tanpa ampun memuntahkan peluru-pelurunya ke arah pesawat Sonora. Semburan ribuan mortir caliber 35 mm akhirnya merontokkan pesawat Sukhoi Su-27/30 milik Sonora.

Adegan menegangkan ini dapat disaksikan dalam tampilan layar yang ada di ruang Komando Latihan (Kolat) Mabesau, Cilangkap, Jakatrta maupun Lanud Sultan Hasanudin Makassar, melalui fasilitas video conference (Vicon). Dengan “tertembaknya” pesawat Sukhoi Su-27/30 “Sonora” oleh Oerlikon Skyshield Denhanud 472 Paskhas, maka aksi penerbangan provokasi “Sonora” di wilayah selat Makassar dapat dinetralisir oleh TNI AU.

  ♖ TNI AU  

[Foto] CARAT Indonesia 2015

Demonstrates visit, board, search and seizure drills
SURABAYA, INDONESIA (Aug. 4, 2015) Gunner's Mate 1st Class Micah Lulis, assigned to Surface Warfare Mission Package, Detachment 4, embarked aboard the littoral combat ship USS Fort Worth (LCS 3), demonstrates visit, board, search and seizure drills with Indonesian navy sailors as part of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. CARAT is an annual, bilateral exercise series with the U.S. Navy, U.S. Marine Corps and the armed forces of nine partner nations. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Joe Bishop/Released)With cadets
SURABAYA, Indonesia (Aug. 5, 2015) Cmdr. Christopher Brown, commanding officer of the littoral combat ship USS Fort Worth (LCS 3), speaks with cadets from the Indonesian navy during a visit to Fort Worth as part of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Joe Bishop/Released)
SURABAYA, Indonesia (Aug. 5, 2015) Cmdr. Michel Falzone, executive officer of the littoral combat ship USS Fort Worth (LCS 3), leads cadets from the Indonesian navy on a tour of Fort Worth as part of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Joe Bishop/Released)
SURABAYA, Indonesia (Aug. 5, 2015) Naval cadets from the Indonesian navy tour the bridge of the littoral combat ship USS Fort Worth (LCS 3) during Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Joe Bishop/Released)
SURABAYA, Indonesia (Aug. 5, 2015) Cmdr. Michel Falzone, executive officer of the littoral combat ship USS Fort Worth (LCS 3), explains bridge operations to cadets from the Indonesian navy during a tour of Fort Worth during Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Joe Bishop/Released)
Practice small boat tactics and maneuvers
SURABAYA, Indonesia (Aug. 6, 2015) Lt. David Nartker, right, assigned to Coastal Riverine Squadron (CRS) 3, talks with an Indonesian "Kopaska" Naval Special Forces member while practicing small boat tactics and maneuvers during Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Joshua Scott/Released)
SURABAYA, Indonesia (Aug. 6, 2015) Indonesian "Kopaska" Naval Special Forces and U.S. Navy Sailors assigned to Coastal Riverine Squadron (CRS) 3 practice small boat tactics and maneuvers during Cooperation Afloat Readiness and (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Joshua Scott/Released)
19754178634_27b456008b_k.jpg
SURABAYA, Indonesia (Aug. 6, 2015) Indonesian "Kopaska" Naval Special Forces and U.S. Navy Sailors assigned to Coastal Riverine Squadron (CRS) 3 practice small boat tactics and maneuvers during Cooperation Afloat Readiness and (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Joshua Scott/Released)
20365724441_b9b3dd1339_k.jpg
SURABAYA, Indonesia (Aug. 6, 2015) Indonesian "Kopaska" Naval Special Forces and U.S. Navy Sailors assigned to Coastal Riverine Squadron (CRS) 3 practice small boat tactics and maneuvers during Cooperation Afloat Readiness and (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Joshua Scott/Released)
20172959979_598cc940de_k.jpg
SURABAYA, Indonesia (Aug. 6, 2015) Indonesian "Kopaska" Naval Special Forces and U.S. Navy Sailors assigned to Coastal Riverine Squadron (CRS) 3 practice small boat tactics and maneuvers during Cooperation Afloat Readiness and (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Joshua Scott/Released)

  ♖ Garuda Militer  

[Foto] Training on Surface Supplied Diving

In its 21st year, CARAT is an annual, bilateral exercise series with the U.S. Navy, U.S. Marine Corps and the armed forces of nine partner nations including, Bangladesh, Brunei, Cambodia, Indonesia, Malaysia, the Philippines, Singapore, Thailand and Timor-Leste.
SURABAYA, Indonesia (Aug. 4, 2015) U.S. Navy divers assigned to Explosive Ordnance Disposal Mobile Unit (EODMU) 11 conduct training on surface supplied diving with Indonesian Kopaska Naval Special Forces during Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Kori Melvin/Released)
SURABAYA, Indonesia (Aug. 4, 2015) U.S. Navy divers assigned to Explosive Ordnance Disposal Mobile Unit (EODMU) 11 conduct training on surface supplied diving with Indonesian Kopaska Naval Special Forces during Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Kori Melvin/Released)
SURABAYA, Indonesia (Aug. 4, 2015) U.S. Navy divers assigned to Explosive Ordnance Disposal Mobile Unit (EODMU) 11 and Indonesian Kopaska Naval Special Forces participate in a pull-up competition during Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Kori Melvin/Released)

  ♖ Garuda Militer  

[Foto] CARAT Indonesia 2015, JAVA SEA

CARAT is an annual, bilateral exercise series with the U.S. Navy, U.S. Marine Corps and the armed forces of nine partner nations.
JAVA SEA (Aug. 2, 2015) Sailors assigned to Coastal Riverine Squadron (CRS) 3 transit aboard a riverine command boat to Surabaya, Indonesia for Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Joshua Scott/Released)
JAVA SEA (Aug. 3, 2015) Amphibious assault vehicles (AAV) assigned to the 2nd Battalion, 3rd Marine Division, from Hawaii, launch from the amphibious dock landing ship USS Germantown (LSD 42), during a beach storming exercise as part of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Will Gaskill/Released)
JAVA SEA (Aug. 3, 2015) Marines assigned to the 2nd Battalion, 3rd Marine Division, from Hawaii, launch combat rubber-raiding craft (CRRC) boats from the amphibious dock landing ship USS Germantown (LSD 42), during a beach storming exercise as part of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2015. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Will Gaskill/Released)

  ♖ Garuda Militer  

Kapal Perang Koarmatim Daratkan Pasukan

Cooperation Afloat Readiness and Training 2015 Kapal perang TNI Angakatan Laut jajaran Komando Armada Ri Kawasan Timur (Koarmatim) yaitu KRI Makasar-590 di bawah jajaran Satuan Kapal Amfibi Koarmatim yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Elmondo Samoel Sianipar siap mendaratakan pasukan pendarat Intai Amfibi Marinir ke Pantai Banongan Situbondo Jawa Timur,(8/8). Pendaratan pasukan ini merupakan salah satu rangkaian Latihan Bersama (Latma) (Cooperation Afloat Readiness and Training) “CARAT” 2015.

Dalam Latihan ini Komandan Satuan Tugas (Satgas) Kolonel Laut (P) Arsyad Abdullah yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Eskorta (Satkor) Koarmatim. memberikan keterangan Persnya dihadapan wartawan mengatakan bahwa bentuk pendaratan ini perlu dipertahankan karena setiap Negara mempunyai ciri masing masing karena Negara kita adalah negara kepulauan yang harus dipertahankan.

Latihan Pendaratan ini melibatkan unsur Kapal Perang 1 FFG (kelas Van Speijk), MRLF, Corvette (kelas Sigma), LPD, Kapal Selam, dan satu Batalyon Marinir berjumlah (375 personel), serta 4 unit Tank Amfibi LVT-7A siap didaratkan dari KRI Makasar-59, CN-235, NBO-105, BELL-412, NC-212-200.

Dalam pendaratan ini pasukan Marinir dengan kendaraan Tank Amfibi LVT-7A bersama pasukan United States Marine Corps (USMC) dengan 14 kendaraan tempur AAV dilepas dari KRI Makasar-590 melaksanakan pendaratan menuju pantai Banongan untuk melaksanakan serbuan.

US Navy melibatkan Task Force-73, USNS Safeguard, DDG (dilengkapi 1 heli MH-60R), LCS (dilengkapi heli MH-60R), SSN, LSD, USMC (301 personel), Pesud P-3/P-8, Survey/Beach Master, Sevent Fleet Band, satu Detasemen Riverine, satu Detasemen Seabee, satu tim VBSS, satu Batalyon MDSU, satu peleton EOD, satu Detasemen Force Protection, dan satu UAV MQ-8 Firescout.

Maksud diadakan Latihan ini diharapkan TNI Angkatan Laut denan US Navy Dalam rangka meningkatkan kerjasama Bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Bersama (Latma) TNI AL dan US Navy sehingga dapat memberikan dampak positif dalam memelihara stabilitas keamanan di Asia Tenggara. dengan sandi “Carat 2015” ini mengambil tema “Dengan Latma Carat 2015 Kita Tingkatkan Hubungan Bilateral Antara TNI AL Dengan US NAVY Sehingga Dapat Memberikan Dampak Positif Dalam Memelihara Stabilitas Keamanan Asia Tenggara”.

Latihan operasi Pendarat di Banongan, yang mendukung didukung USMC dan ruang manuver yang cukup untuk mencapai tujuan pelatihan gabungan dari kekuatan pendaratan. Latihan berbasis Laut, dengan misi meningkatkan interoperabilitas antara amfibi Angkatan Bersenjata Indonesia dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Navy) Latihan ini akan menjadi Assault Amphibious gabungan. Peningkatan interoperabilitas akan dicapai melalui perencanaan gabungan staf, dikombinasikan rehersals taktis, dan perilaku pendaratan amfibi gabungan.

Selain itu, pasukan USMC dan Kormar akan bertukar techinques pada AAV kerja taktis dan pemeliharaan, infanteri senjata kerja, reconaissance amfibi, pertempuran keahlian menembak, patroli, keahlian menembak presisi (sniper) dan pengawasan, 60mm kerja mortir, dan hutan operasi teknik bertahan hidup.

Angkatan Laut AS dan Korps Marinir unit berpartisipasi dalam CARAT Indonesia termasuk dipandu - rudal perusak USS Preble (DDG 88), kapal tempur pesisir USS Fort Worth (SKB 3), kapal USS Germantown dermaga pendaratan (LCD 42), menyelamatkan dan kapal USNS Safeguard penyelamatan, serangan kapal selam cepat, pesawat P - 3C Orion , Marinir [insert Unit], staf dari KKP 73 dan CDS 7, Ponsel Diving dan salvage Unit (MDSU) 1, Ordnance Disposal peledak dan Unit (EODMU) 5 , Pantai Riverine Group (CRG) 1, dan 7 Armada Band, " Orient Express.

Pejabat yang Hadir dalam pendaratan ini Asisten Operasi Pasmar Letkol Marinir I.Made Sukada,Komandan Lanal Banyuwangi Letkol Laut (P) W.Indriawan, Atase Pertahanan dari Inggris dan Perwakilan Satgas Operation dari Amerika Major Reid. Dalam latihan Carat 2015 kali ini TNI AL dalam hal ini Koarmatim melibatkan tiga unsur kapal perang antara lain KRI Diponegoro (KRI DPN)-365 yang dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Endra Hartono, KRI Sutan Hassanudin (KRI SHN)-366 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Daru Cahyo Sumirat, S.E., KRI John Lie (KRI JOL)-358 yang dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Antonius Widyo Utomo yang merupakan kapal-kapal jajaran Satkorarmatim. Untuk lebih meningkatkan persahabatan antara Marinir dan USMC Diakhir acara dilaksanakan berbagai kegiatan lomba antar Pasukan Marinir dan US Marine diantanranya, Lomba Panjat Pinang, Lomba Bakiak dan berbagai lomba yang lain yang disambut antusias oleh pasukan kedua Pasukan US Marine dan Pasukan Marinir.

(Dispenarmatim)

  ♖ TNI AL  

[Video] Kompetisi Tank Biathlon 2015

Kompetisi Tank Biathlon 2015 diselenggarakan di lapangan tembak Alabino, tak jauh dari kota Moskow. Kompetisi Tank Biathlon 2015 diselenggarakan di lapangan tembak Alabino, tak jauh dari kota Moskow.

Dalam kompetisi balapan kendaraan lapis baja individual ini, sebanyak 39 awak tank ikut serta beradu kecepatan dan ketepatan dalam penembakan.

Video diambil dari youtube



  ♘ RBTH  

[World] Jepang Tawarkan Pesawat Ke Filipina untuk Patroli di Laut

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW3hRFrrGl54Vo1IVAArAc1vZw7mk8LCznaoDYZP3gEl5jL_RsX4HyepYQXHYCn_mweM3GY-nt5SDuNRGLIqepdFqmA5z9ZAgZOoClmt9fqPQ0BKKLtcU0AJbwK0x8Rg1OtymWPdBof3k/s400/jmsdf_6834_060628_1.jpgJepang menawarkan pesawat bekas ke Filipina untuk patroli di Laut China Selatan yang dipersengketakan dengan China. (thomasphoto) ♣

J
epang akan menghibahkan pesawat bekas mereka ke Filipina untuk patroli di Laut China Selatan yang dipersengketakan dengan China.

Hal ini disampaikan oleh empat sumber pemerintah Jepang pada Reuters, Kamis (6/8). Menurut mereka langkah Jepang ini demi mempererat hubungan keamanan antara Jepang dengan negara Asia Tenggara, terutama yang memiliki sengketa dengan China di perairan.

Jepang sendiri terlibat cekcok dengan China memperebutkan pulau Senkaku atau Diaoyu di Laut China Timur.

Empat sumber Reuters mengatakan bahwa Jepang akan memberikan tiga pesawat jenis Beechcraft TC-90 King Air yang bisa dilengkapi dengan radar pengawas air dan permukaan.

Menurut sumber Reuters, saat ini rencana hibah masih dalam pembahasan awal di pemerintah Jepang. Tokyo masih harus meyakinkan Filipina untuk memanfaatkan tawaran mereka sebagai alternatif dari permintaan pesawat Martin P3-C Lockheed milik Jepang yang diinginkan Manila untuk mengawasi aktivitas kapal selam China.

Belum ada konfirmasi apa pun dari pemerintah Filipina terkait rencana ini. Para pejabat senior militer dan pertahanan Filipina mengaku belum mendengar rencana hibah pesawat turboprop tersebut.

Namun mereka mengakui bahwa Filipina kekurangan alutsista terutama untuk pengawasan udara. Jadi hibah pesawat, bahkan tipe kecil sekalipun, akan meningkatkan kemampuan militer Filipina.

Tokyo memang tidak mengklaim wilayah di Laut China Selatan. Namun aktivitas China membangun tujuh pulau buatan di wilayah sengketa memicu kekhawatiran perluasan pengaruh militer Beijing di kawasan Asia.

Kekhawatiran ini mendominasi isu dalam pertemuan regional di Kuala Lumpur antara negara-negara Asia Tenggara dengan Jepang, China dan Amerika Serikat.

Belum ada komentar dari China terkait berita ini.

Isu Laut China Selatan membuat Manila dan Tokyo kian dekat. Beberapa bulan terakhir kedua negara melakukan latihan angkatan laut bersama.

Presiden Filipina Benigno Aquino dan Jepang Shinzo Abe sepakat Juni lalu untuk membicarakan soal kemungkinan penggunaan pangkalan udara di Filipina bagi pesawat Jepang untuk mengisi bahan bakar dan logistik bagi kapal perang.

Amerika Serikat mendukung penuh kerja sama Filipina dan Jepang, demi meningkatkan kekuatan seiring peningkatan dan modernisasi militer China. (stu)

  CNN  

[World] Three newest US subs ‘impacted’ by unauthorized weld repairs

USS North Dakota © wikipedia.org / Wikipedia

The US navy has sidelined its state-of-the-art Virginia-class submarines, including one commissioned just last week, due to welding problems in the piping connecting the U-boats’ nuclear reactors to their propulsion system.

The Naval Sea Systems Command says that USS Minnesota, USS North Dakota and USS John Warner are now being inspected for welding issues after a contractor, General Dynamics Electric Boat, apparently performed “undocumented” repairs on the components in question.

As part of an ongoing investigation into a quality issue with a supplier, General Dynamics Electric Boat (GDEB) determined that three steam pipe elbows supplied by Nuflo, a Jacksonville, Florida-based company, required additional testing and repair due to unauthorized and undocumented weld repairs,” Defense News reported quoting Naval Sea Systems Command spokesman Rory O’Connor.

Until the submarines are checked they are placed under restricted operations. According to the Defense News report, the pipe elbow issues are a “long-term wear-and-tear” concern. “Unauthorized and undocumented weld repairs had been performed by the vendor on these elbows.

The elbows are crucial to the overall functioning and performance of the boats as the pipelines take steam from the subs’ nuclear reactors to their propulsion systems. The elbows passed ultrasonic inspections but later failed upon further examination using different methods, including a magnetic test and acid etch inspections.

GDEB along with Huntington Ingalls Industries-Newport News Shipbuilding (HII-NNS) are performing additional inspections to bound the issue,” O’Connor said.

Currently the US Navy is developing a more detailed inspection plan before proceeding to certify affected submarines for future sea missions.

The Navy believes that the suspect elbows were not installed on submarines built before the USS Minnesota. The USS Minnesota was launched in 2013, the USS North Dakota has hit the water last October, while the USS John Warner was deployed last Saturday.

The grounding of the new subs’ operations comes as a somewhat embarrassment to the Navy, which last week hailed US undersea dominance during the USS John Warner’s inauguration ceremony.

This boat is the latest incarnation of American sea power, and is a strategic asset for this country," Adm. Jonathan Greenert, Chief of Naval Operations, said last Saturday. "We own the undersea domain. We must keep that situation as we go into the future."

  rt  

[World] Mesir buka Terusan Suez Baru

Terusan Suez (Reuters)

Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi pada Kamis petang (6/8) membuka "Terusan Suez Baru", proyek unggulan negara itu untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

Presiden Mesir menandatangani dokumen resmi dari Otoritas Terusan Suez yang memungkinkan penggunaan terusan untuk pelayaran kapal, demikian koresponden kantor berita Xinhua melaporkan dari Ismailia, sekitar 120 kilometer timur laut ibu kota Kairo.

"Dalam satu tahun, warga Mesir berusaha keras untuk memberikan kepada dunia dan Mesir hadiah untuk kemanusiaan, untuk pengembangan, untuk pembangunan dan konstruksi," kata al-Sisi dalam pidatonya.

Dia sempat berhenti sejenak berpidato ketika dua kapal besar melintas di arah yang berbeda melalui dua laluan terusan di tengah sorak sorai para hadirin.

Sisi memberi isyarat kepada mereka untuk melanjutkan proyek "Terusan Suez Baru" pada 6 Agustus tahun lalu dan memerintahkan proyek itu diselesaikan satu tahun.

Proyek itu meliputi galian baru terusan 35 kilometer di samping Terusan Suez asli yang panjangnya 190 kilometer serta perluasan 37 kilometer dan pendalaman beberapa bagian terusan yang sudah ada.

"Terusan yang baru adalah seperseribu langkah yang kita, Orang Mesir, perlukan untuk lewat," kata Presiden Mesir serta menambahkan bahwa pembangunan terusan baru dilakukan di tengah situasi tidak biasa, aksi terorisme.

"Sejarah akan menuturkan bahwa Mesir dalam beberapa tahun terakhir menghadapi teroris ekstrem paling berbahaya yang berpikir bisa menghancurkan tanah ini," katanya.

Upacara pembukaan terusan besar-besaran itu dihadiri hampir 800 pemimpin dan pejabat pemerintah dunia dari 120 negara lebih, termasuk Presiden Prancis Francois Hollande, Raja Abdullah dari Yordania dan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al-Khalifa.

Di antara para hadirin juga ada Emir Kuwait Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, Wakil Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman bin Abdulaziz, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Sudan Omar al-Bashir dan Presiden Yaman Abd-Rabbo Mansour Hadi yang sedang di pengasingan.

Para pejabat Mesir mengatakan terusan baru itu ditargetkan bisa meningkatkan pendapatan dari lalu lintas kapal tahunan Terusan Suez dari 5,3 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 13,4 miliar dolar AS pada 2023 serta menarik investasi asing besar yang bisa menciptakan ribuan lapangan kerja.

"Kami menjanjikan kepada dunia untuk memberikan Terusan Suez Baru sebagai hadiah, dan kami menunaikan janji dalam rekor waktu, menyediakan untuk dunia pembuluh baru untuk kemakmuran," kata Sisi lalu menambahkan bahwa terusan itu akan memberikan sumbangan dalam memfasilitasi dan membangun pelayaran maritim internasional.

Presiden Mesir menekankan bahwa terusan baru itu merupakan awal bagi proyek pembangunan besar di sekitar kawasan terusan yang akan membawa investasi besar bagi negara, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.

   antara  

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...