Sabtu, 29 September 2012

PT Lundin Siap Produksi Lagi

(Foto Lundin)
Banyuwangi — PT Lundin Industry Invest, produsen KRI Klewang, siap memproduksi lagi kapal serupa sebagai pengganti kapal milik TNI Angkatan Laut yang terbakar pada Jumat (28/9/2012) di Selat Bali.

Direktur Utama PT Lundin Industry Invest Lizza Lundin, didampingi suaminya, John Lundin, mengemukakan, meskipun kapal terbakar habis, tidak akan menghentikan produksi kapal serupa. "Jika dulu butuh lima tahun untuk riset hingga bentuk hampir sempurna, sekarang kemungkinan lebih cepat lagi karena kami tinggal meneruskan dan memperbaiki apa yang kurang," kata Lizza, Sabtu (29/9).

Lizza mengakui, saat pertama kali mendengar kabar itu, keluarga dan krunya sangat terpukul. Beberapa bahkan pingsan dan menangis sepanjang hari. Akan tetapi, pada Sabtu pagi, para kru dan keluarga Lundin menyatakan siap bangkit.
 
John Lundin menambahkan, hal yang terpenting dalam peristiwa itu adalah keselamatan semua kru mereka. "Kapal akan kami buat lagi, tetapi nyawa tak bisa terganti," katanya. Pada peluncuran KRI Klewang, 31 Agustus 2012, kapal ini diklaim sebagai kapal tercanggih yang akan dimiliki TNI AL. Kapal senilai Rp 114 miliar itu merupakan kapal cepat rudal yang tak terdeteksi radar.

 PT Lundin : KRI Klewang Terbakar Bukan Konseleting Listrik

Surabaya - Direktur Utama PT Lundin Industry Invest, pembuat KRI Klewang, Lizza Lundin membantah kalau KRI Klewang terbakar akibat korsleting arus pendek listrik.

"Tidak benar akibat korsleting listrik," ujar Lizza Sabtu (29/9/2012).

Menurut Lizza kapal tercanggih buatan Indonesia tersebut, sepenuhnya masih dimiliki oleh pihaknya. Pasalnya kapal yang mengambil nama dari senjata khas Madura tersebut, belum diserahkan kepada pihak TNI AL.

Pasca terbakarnya KRI Klewang tersebut, Panglima Armada Timur (Pangartim) TNI AL, Laksamana Agung Pramono mengunjungi sisa-sisa bangkai kapal yang terbaka, sekira pukul 10.00 WIB, di Lanal Banyuwangi.

Usai melakukan kunjungan Pangartim bungkam dan tidak memberikan keterangan apapun terkait terbakarnya KRI Klewang kepada wartawan.

Sebelumnya, KRI Klewang kapal jenis trimaran yang diluncurkan resmi pada 31 Agustus 2012 lalu terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kapal yang dibuat PT Lundin Industry Invest merupakan salah satu alutsista andalan TNI AL. Kapal bernomor lambung 625 itu memiliki panjang keseluruhan 63 meter.(ctr).

 PT Lundin: Kapal Siluman Didesain Anti Terbakar

Banyuwangi - PT Lundin Industry Invest, produsen kapal perang siluman KRI KLewang jenis trimaran, menyebut kapal buatannya sudah didesain anti terbakar. Namun pengerjaan kapal senilai Rp 114 miliar itu belum rampung 100 persen.

Direktur PT Lundin, Lizza Lundin menjelaskan, teknologi KRI Klewang sebenarnya dilengkapi springkel yang dapat keluar otomatis bila terjadi kebakaran. Namun  saat terbakar, alat tersebut belum terpasang sepenuhnya di Kapal Cepat Rudal (KCR) yang terbuat dari komposit tersebut.

"Kemarin pekerja masih memasang mesin, elektrik dan lainnya. Karena Kapal belum selesai sepenuhnya," jelas Lizza, saat jumpa pers di kantornya, Sabtu (29/09/2012).

Meski pengerjaannya belum selesai, TNI AL meminta supaya KRI Klewang segera diujicoba, Jumat (28/09/2012) sore kemarin. Sebab itu, PT Lundin mengerahkan sekitar 30 pekerjanya segera memasang sejumlah mesin dan listrik.

Dalam proses pengerjaan itulah akhirnya terjadi kebakaran. Diduga api ditimbulkan karena korsleting saat instalasi listrik dari darat ke kapal. Dari kejadian itu KRI Klewang ludes terbakar sebelum sempat diujicoba. Kejadian ini masih dalam penyelidikan pihak PT Lundin.

 Penyebab kebakaran masih diinvestgasi

(Foto bismania)
PANGLIMA TNI, Laksamana Agus Suhartono mengatakan, investigasi terhadap insiden terbakarnya kapal cepat rudal Trimaran, KRI Klewang 625, di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (28/9) lalu masih dalam penyelidikan.

Ketika dikonfirmasi perihal kemungkinan adanya sabotase dalam peristiwa itu, Panglima TNI mengaku belum dapat memberikan pernyataan apapun. "Di sana sedang dilaksanakan investigasi. Karena kapalnya masih dalam proses pembangunan. Karena itu, semuanya (termasuk kemungkinan adanya sabotase), bisa saja terjadi," kata Agus di Halim PK, Jakarta, Minggu (30/9).

Agus menjelaskan, pihaknya akan mempertimbangkan lebih lanjut apakah akan membeli lagi kapal sejenis diwaktu mendatang. "Tentu akan kita evaluasi kembali. Kalau yang ini pasti tentu dari pihak terkait akan mengupayakan penggantian itu, akan dibuat ulang. Setelah itu baru akan kami evaluasi," ujarnya.

Seperti diberitakan, kapal cepat rudal Trimaran, KRI Klewang 625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (28/9). Hampir tiga perempat badan kapal yang panjangnya 62 meter hangus terbakar. Kebakaran kapal terjadi saat para pekerja sedang menyelesaikan interior bagian dalam kapal.

Humas PT Lundin Industries selaku produsen kapal tersebut, Rusty, sebelumnya menyatakan penyebab kebakaran diduga akibat hubungan arus pendek listrik. Akan tetapi, kepastian penyebab terbakarnya kapal akan diketahui setelah dilakukan penyelidikan.

KRI Klewang 625 seharga lebih dari Rp100 miliar itu terbuat dari bahan komposit karbon yang tidak terdeteksi radar. Menurut Kapuspen TNI, Laksamana Madya Iskandar Sitompul, kapal tersebut belum diserahkan produsennya ke TNI.
© Kompas, Okezone, Detik, Jurnas

KSAU Bertekad Jadikan AURI Kekuatan Udara Terbaik

Pekanbaru - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat bertekad terus memperkuat AURI untuk menjadi kekuatan terbaik di dunia atau "the First Class Air Force".

"Saya ingin secara bertahap AURI menjadi the first class air force," kata Marsekal Imam Sufaat saat peresmian pergantian nama Lapangan Udara (Lanud) Pekanbaru menjadi Roesmin Noerjadin, di Pekanbaru, Jumat (28/9).


Untuk mencapai cita-cita tersebut, KASAU mengatakan, awal 2014 AURI akan menambah 24 pesawat F-16, dan 16 pesawat di antaranya akan ditempatkan di Lanud Roesmin Norjadin.


Dengan begitu, ia berharap Lanud Roesmin Noerjadin akan mempunyai dua skadron tempur yang dipimpin perwira bintang satu.


"Maka, statusnya pun akan berubah menjadi Lanud Kelas A,".


Selain itu, ia mengatakan AURI kini juga bekerja sama dengan Korea Selatan dalam membuat pesawat tempur generasi 4,5. Pesawat itu diakui KSAU merupakan peranti tempur di atas generasi Sukhoi produk Rusia.


Kemudian, pada tahun 2022 KSAU mengatakan AURI akan mempunyai 50 pesawat jenis tersebut.


KSAU menilai penempatan 16 pesawat F-16 di Pekanbaru pada 2014 sangat strategis. Pasalnya lokasi Pekanbaru strategis sebagai benteng pertahanan, dan jaraknya cukup dekat dengan negara tetangga Malaysia ataupun Singapura.


"Angkatan Udara harus kuat untuk menjamin harga diri bangsa di udara NKRI," katanya.


Untuk itu KSAU berharap, pergantian nama Lanud Pekanbaru menjadi Lanud Roesmin Noerjadin menjadi momentum baru yang bisa memberikan semangat untuk meningkatkan kapasitas AURI di Pekanbaru.


Menurut KSAU, penggantian nama adalah langkah yang diambil untuk meneladani dan menghormati jasa Roesdin. Pria kelahiran Malang pada 31 Mei 1930 itu merupakan salah seorang penerbang jet tempur pertama di Indonesia.


Pada masa Roesmin, AURI berubah menjadi angkatan yang berwibawa dan disegani di Asia, sebelum akhirnya "dikebiri" oleh rezim Orde Baru karena dituding terlibat G30S/PKI.


"Beliau adalah sosok yang patut diteladani generasi selanjutnya dalam mengharumkan nama bangsa," kata KSAU lagi.(Ant/RZY)
© MetroTv

BAS 2012: Pesawat Bravo Jatuh Saat Beraksi

(milatherosa)
Bandung - Sebuah pesawat Bravo milik Federasi Aerosport Indonesia (FASI) jatuh saat beraksi dalam acara Bandung Air Show, sekitar pukul 11.30 WIB di Bandara Husein Sastranegara, Minggu (29/9/2012).

Menurut saksi mata, Kevin (17) saat itu pesawat sedang atraksi manuver terbalik. Namun posisi pesawat dalam keadaan terbang rendah.

"Pesawat jenis bravo tadi atraksinya terbalik, namun terbangnya rendah sehingga saat mau ke posisi sempurna tidak sempat ke atas," ujar Kevin kepada detikbandung saat ditemui di lokasi kejadian.

Pesawat tersebut jatuh di Komplek Husein Sastranegara, namun beruntung pesawat Bravo tersebut tidak jatuh tepat di area pelaksanaan Bandung Air Show 2012.

Hingga saat ini belum diketahui tepatnya pesawat tersebut jatuh. Di lokasi kejadian sempat terlihat kepulan asap.(avi/avi)

 Jatuh, Pesawat Bravo AS 202 Dinyatakan Layak Terbang

Pilot fasih membawa pesawat Bravo 202.

Ilustrasi Pesawat Bravo 202
Pesawat AS Bravo 202 dengan nomor Lambung LM300 yang diproduksi oleh Swiss tahun 1969, masih layak terbang. Pesawat jenis ini, Siang tadi 29 September 2012, jatuh dalam perhelatan Bandung Air Show (BAS) 2012 dan menewaskan pilot serta kopilot.

"Sebelum melakukan atraksi, kami briefing untuk memastikan kondisi cuaca, serta kondisi terakhir pesawat," kata Komandan Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Kolonel Pnb Umar Sugeng Haryono. Dari hasil briefing itu, kata dia, semua pesawat yang mengikuti BAS 2012, termasuk pesawat Bravo 202, dinyatakan layak terbang.

Dia menambahkan, pesawat ini buatan Swiss ini, sengaja dihibahkan dari TNI AU ke Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) karena dinilai pesawat itu masih layak terbang. "Setahu saya pesawat Bravo ini belum pernah rusak," kata Umar.

Dalam kecelakaan tersebut, Marsekal Pertama Purn Noorman T Lubis dan Letkol Purn Toni Hartono tewas setelah pesawat yang mereka naiki jatuh. Menurut, Danlanud, Noorman sudah fasih menerbangkan Bravo 202. "Pesawat ini memang pegangannya Almarhum," pungkas Umar.

Saat bermanuver, pesawat total loss dan menghantam gedung persatuan istri TNI AU di komplek Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) AU.

Bahan bakar yang dibawa pesawat tersebut menyebabkan gedung yang ditimpanya terbakar. Sedangkan pesawat hanya terbakar di bagian depannya. Dua awak pesawat dinyatakan tewas di lokasi kejadian, setelah berhasil dievakuasi petugas gabungan SAR dan TNI AU.

 Noorman, Dokter yang Tak Mau Lepas dari Pesawat

Noorman Lubis tewas ketika pesawat yang dia piloti jatuh.

Noorman Lubis, Pilot Pesawat AS 202 Bravo
Selain jadi pilot handal hingga di usianya memasuki 70 tahun, Noorman T Lubis juga adalah seorang dokter mata. Noorman menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan pesawat Bravo 202 di Bandung Air Show 2012, Sabtu siang 29 September 2012.

Noorman yang terakhir berpangkat Marsekal Pertama Purnawirawan menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada tahun 1978-1981. Kecintaannya pada dunia kedokteran ini diwujudkan dengan membuka Bandung Eye Center.

Tapi, di sisi lain Noorman memiliki passion lain, dunia penerbangan. "Saya ingat pesan beliau. Katanya, dia tidak pernah mau lepas dari pegangannya itu, yakni menerbangkan pesawat," terang adik ipar Noorman,  Sony Hansadak di rumah duka Jalan Flores nomor 4 Bandung.

Keluarga, kata dia, tidak bisa menghalangi hobi Noorman yang satu itu. Bahkan, Noorman punya pesawat latih pribadi sebagai koleksi. Pesawat inilah yang yang menjadi pelampiasannya untuk terbang di masa pensiun dari TNI AU.

Pengalaman mengenai sosok Noorman juga diungkapkan oleh Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel PNB Umar Sugeng Haryono. Menurut Sugeng, Noorman merupakan sosok pemberani. Sejak di TNI AU, dia sudah menerbangkan pesawat Bravo buatan Swiss sejak tahun 1971 saat dimiliki TNI AU.

"Jam terbang sudah ribuan jam, beliau sudah sangat handal. Ini takdir Illahi," kata Danlanud yang juga adik lighting Noorman.

Jabatan terakhir semasa bertugas di TNI AU, dia pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) TNI AU yang juga bermarkas di Bandung.

Tanpa sepengetahuan sang Istri, Noorman memiloti Bravo 202 untuk bermanuver di langit Bandung Air Show, Sabtu siang, bersama kopilot Letkol Purnawirawan Toni Hartono. Nahas, pesawat yang mereka naiki jatuh dan terbakar.

 Co-pilot Bravo 202 Penerbang Pesawat Tempur

Korban mahir dalam menerbangkan beberapa pesawat tempur seperti pesawat jenis Hawk 200, MK 53 dan Sky Hawk A4.

Letkol Penerbang TNI AU (Purn) Toni Nugroho (37), korban jatuhnya pesawat aerobatik di Bandung Air Show 2012, diketahui sebagai pilot TNI AU yang mahir dalam menerbangkan berbagai pesawat tempur.

"Jadi beliau itu adalah seorang flying fighter, penerbang tempur," kata Direktur Bandung Pilot Academic (BPA) M Nasrun Natsir, di Bandung, hari ini.

Ditemui usai mengunjungi korban di Ruang Forensik RSUP Hasan Sadikin Bandung, Nasrun mengatakan, korban sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia dan diketahui mahir dalam menerbangkan beberapa pesawat tempur seperti pesawat jenis Hawk 200, MK 53 dan Sky Hawk A4.

"Beliau itu (Toni) merupakan Ikatan Dinas Pertama (IDP) angkatan VI tahun 1989 kemudian pernah bertugas di Lanud Makasar dan Lanud Iswahyudi Pekanbaru," tutur Nasrun.

Ditambahkan Nasrun, co-pilot pesawat Bravo 202 itu juga sudah hampir setahun ini aktif mengajar di Bandung Pilot Academic dan Jogja flying School.

Tahun lalu, lanjut dia, Letkol Penerbang Toni mengajukan permohonan pengunduran diri dari TNI Angkatan Udara.

Untuk diketahui, pesawat yang jatuh jenis Bravo Side By Side 202. Pesawat buatan Swiss milik Federasi Aerosport Indonesia ini jatuh masih di sekitar Lanud Husen Sastranegara menghantam sebuah gedung. Saat ini bangkai pesawat sudah ditarik ke kawasan Dirgantara Indonesia (DI).
© Detik, Berita Satu, Vivanews

RIP

Kasau Resmikan Nama Lanud Suwondo

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxkpdfOrgk_3-dCcCuyT3Jew01MQIfwJDSTtP5z2YVGgHQrgu3pfRpWScfGioTE84xDDweDeE-5qSV8q6WdwdhxOZufIVNUEOImjAmsG0IrEE8TMUfT8O1gfxBHiKoR2eHCw80i5zWhSpD/s1600/antarafoto.jpgKepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat (kanan) didampingi Komandan Pangkalan TNI AU Soewondo, Kolonel (PNB) SM Handoko (kiri) pada persemian Pangkalan TNI AU Soewondo, di Medan, Sumut, Jumat (28/9). Pangkalan TNI AU Soewondo sebelumnya bernama Pangkalan TNI AU Medan.(Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi/ed/mes/12)

Medan - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat meresmikan penggatian nama Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Medan menjadi Lanud Soewondo, Jumat.

Dalam sambutan ketika meresmikan Lanud Soewondo, ia mengatakan pergantian nama Lanud ini merupakan bentuk penghargaan atau mengenang para pahlawan TNI Angkatan Udara yang turut berjuang menegakkan NKRI. Kapten Anumerta Soewondo adalah salah seorang pejuang yang ikut menegakkan NKRI, dengan menggagalkan gerakan para pemberontak PRRI di Tapanuli. Soewondo adalah perwira TNI AU yang dikenal benar-benar gigih dalam membela dan menegakkan NKRI, sehingga dia akhirnya gugur di medan pertempuran.

Bahkan, pada 18 Maret 1958, Soewondo dengan menggunakan pesawat tempur berhasil menghancurkan 60 tank lapis baja milik pemberontak PRRI.

“Atas jasa-jasa perwira TNI AU Soewondo dalam berjuang membela dan mempertahankan NKRI tersebut, maka pemerintah memberikan penghargaan terhadap beliau dan mengabadikan namanya. Saat ini nama Lanud Medan, telah resmi diganti menjadi Lanud Soewondo,” ujar Sufaat.

Kasau juga mengatakan, ada beberapa nama-nama pahlawan dari TNI AU, yang juga ditabalkan pada Lanud, yakni Lanud Leo Wattimena pengganti Lanud Morotai di Maluku dan Lanud Rusmin Nurjadin menggatikan Lanud Pekanbaru.

Penabalan nama Lanud Soewondo tersebut, juga ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat yang juga disaksikan oleh Ibu Suharyani merupakan adik kandung dari Kapten Anumerta Soewondo.

Dalam kesempatan itu, Ibu Suharyani mengatakan, ia merasa bangga atas penabalan nama Soewondo pada Lanud tersebut.

“Saya juga berterima kasih kepada pemerintah, atas perhatian yang cukup besar pada Kapten Anumerta Soewondo,” kata Suharyani.

Sementara itu, Komandan Lanud Soewondo, Kolonel Penerbang SM Handoko dalam laporannya mengatakan, dalam peresmian penggantian nama Lanud Soewondo ini juga sekaligus acara peresmian lapangan tenis dan perumahan dinas TNI AU.

Dia mengharapkan, dengan penggantian nama Lanud Soewondo ini, semangat kerja personel TNI AU semakin lebih baik.
© Antara

☆ Kisah Heroik Marsekal Muda (Purn) Teddy Rusdy

Teddy Rusdy
SEBETULNYA saya ingin ketemu dengan Pak Teddy Rusdy sudah lama banget, dan beliau pernah diprofilkan di Majalah Angkasa. Saya penasaran dengan Pak Teddy karena kiprahnya dalam menjalankan operasi intelijen. Selain itu, beliau “tangan kanan” LB Moerdani. Pangkat terakhir Pak Teddy: Marsekal Muda.

Untuk memperkaya sosok Teddy Rusdy, saya pun mencari info di google. Di mesin pencari info ini ada data yang menyebutkan kalau istri Pak Teddy pernah sebagai pemilik “almarhum” Majalah Matra.

Memori saya pun teringat seorang fotografer yang pernah membantu di majalah tersebut. Mas Anto, kalau saya memanggilnya. Beberapa kali saya telepon ngak diangkat begitu pula SMS ngak dijawab.

Tapi pada 12 Maret 2010, ada jawaban pesan pendek (SMS) dari Mas Anto yang menyanggupi mempertemukan dengan Pak Teddy Rusdy. Waktu ketemuannya jam 5 sore di kantor Pak Teddy, Grha STR Jalan Ampera depan Kantor Medco.

Akhirnya Sore itu, saya sama mas Anto berangkat menuju jalan Ampera. Walaupun hujan, tidak menyurutkan untuk menemui Pak Teddy. Saat memasuki ruangan, security dengan ramah sudah menanyakan maksud kedatangannya.

“Mau ketemu Pak Teddy Rusdy”

“Lantai tiga mas, beliau pemilik grha ini”

“Makasih mas”

Saat berada di lantai tiga, kami bingung karena banyak ruangan, sambil memberanikan diri, saya memencet bel ruang 301. Tiba-tiba muncul perempuan yang menanyakan maksud kedatangannya.

“Mbak, mau ketemu Pak Teddy Rusdy”

“Silahkan duduk mas”

Saat memasuki ruangan kantornya terlihat lukisan dari beberapa pelukis terkenal. Dalam batinku, Pak Teddy ini penggemar seni. Sambil menunggu tamu yang menemuinya, saya terkagum-kagum dengan ruangannya karena desain antara tradisional dan modern.

Jam menunjukkan 17.00 tiba-tiba pria tua, berkacamata, berkumis muncul dari ruangan sebelah.

“Mana Achsin?”

“Saya Pak”

“Masuk ruangan dulu dik”

Pak Teddy ternyata orangnya sangat disiplin banget. Ternyata saya masuk ruangan rapat. Di dalam ruangan nampak foto pesawat pembom TU-16/KS buatan Uni Soviet tidak ketinggalan pula foto beliau bersama Pak Tri Sutrisno saat menunaikan ibadah haji.

Pak Teddy pun bercerita tentang sejarah intelijen Indonesia. Kata Beliau intelijen Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan intelijen TNI. “Ini sejarah dik,” ungkapnya.

Kata Pak Teddy di era perjuangan kemerdekaan intelijen Indonesia banyak menggunakan orang tua atau anak sebagai kurir, biar tidak diketahui musuh.

Salah satu anak-anak yang disebutkan Pak Teddy adalah Pak Benny Moerdani. “Waktu Pak Benny berumur 13 sudah menjadi intel,“ ungkapnya. Mendengar penjelasan ini saya hanya geleng-geleng kepala.

Pak Teddy pun menjelaskan di white board seperti dosen yang mengajar di depan mahasiswa. Ia menerangkan terkait periodisasi pembentukan intelijen di Indonesia.

Sambil menikmati hangatnya kopi dan makanan kecil, suasana “perkuliahan” begitu cair.

Sambil menunjuk ke foto pesawat pembom, ia mengatakan orang yang pertama kali menerbangkan pesawat TU-16/KS. Kata Pak Teddy, pesawat ini mampu membawa rudal untuk serangan dari udara ke darat dan laut.

“Waktu itu, hanya dua negara di luar Uni Soviet yang memiliki pesawat ini yaitu Mesir di bawah Presiden Gamal Abdul Naser dan Pak Karno,” ungkapnya. Saat itu, pak Teddy berpangkat Letnan Udara II, usianya 25 tahun.

“Bukan bermaksud sombong dik, saya satu-satunya special operator pembom tempur karena memiliki keahlian elektronik, aviatik dan pengalaman navigasi”

Ia juga mampu melakukan navigasi dengan radio silent karena pada 1961 pernah mengikuti pendidikan astro navigation di Air Force Flying College India.

Di negerinya Mahatma Gandhi, ia belajar melakukan terbang cross-country sekitar 1500 mil tanpa peta. Selama belajar di India, ia punya pengalaman menarik, ketika kertas sketsa dan peta navigasinya di makan sapi.

“Di India, sapi juga doyan kertas, kalau di Indonesia manusia suka aspal,” katanya sambil tertawa. Guyonan dan sindiran-sindiran politik membuat suasana semakin ramai.

Menurut Teddy era 60-an merupakan masa keemasan TNI AU memiliki pesawat tempur MIG 17, MIG 19, MIG 21, pesawat Pembom II-28, Pesawat Angkut Strategis AN dan Pesawat pembom strategis TU 16-16/KS.

####

Bagaimana Pak Teddy bisa menjadi “tangan kanan” LB Moerdani? Kejadiannya saat ia mengikuti Sesko ABRI 1974 yang memberikan paparan terkait peristiwa Malari di hadapan LB Moerdani.

Ia memaparkan Peristiwa Malari karena terjadi puncak persaingan Letjend Ali Moertopo dan Jenderal Soemitro.

Letjend Ali Moertopo memandang gerakan berbahaya sedangkan Jenderal Soemitro melihat gerakan mahasiswa sebagai konsekuensi logis semakin terdidiknya masyarakat NKRI.

Dalam paparannya Teddy melihat situasi ini berbahaya bagi Presiden Soeharto karena mendapat dua jenis analisa yang berbeda.

Waktu itu, kata Teddy dalam ruangan hening dan tiba-tiba Pak Benny menyetujui analisanya.

Keesokan harinya, Teddy mendapat telepon KSAU Marsekal Mohammad Saleh Basarah untuk menghadapnya. Saat menghadap dengan Pak Saleh, Teddy diminta untuk membantu Pak Benny Moerdani dengan mendapat tugas di intelijen Hankam.

Pak Teddy Rusdy tidak membayangkan sejak itu, ia akan bersama-sama dengan Pak Benny selama 20 tahun karir militernya.

Tugas pertama Pak Teddy dengan pangkat Letkol sebagai kepala Biro militer pertahanan, enam bulan selanjutnya Pak Benny menetapkannya sebagai Kepala Biro Asia Pasifik.

Di saat sela, saya pun memberanikan bertanya operasi intelijen yang dilakukan Pak Teddy. “Operasi intelijen bisa dibuka setelah 30 tahun,” ungkapnya. OK Tidak apa-apa.

Pak Teddy pun menerawang, seolah-olah mengingat peristiwa masa lalu. “Saya pernah memasok persenjataan kelompok mujahidin Afghanistan,” kenangnya.

“Bagaimana ceritanya pak?”

Pada 1981, Teddy Rusdy mendampingi Pak Benny di Islamabad pertemuan rahasia dengan petinggi intelijen Pakistan yang membahas membantu logistik dan persenjataan Mujahidin Afghanistan.

Kata Teddy, saat itu, para mujahidin Afghanistan membutuhkan senjata yang sama dengan hasil rampasan yaitu buatan Uni Soviet. “Kebetulan senjata buatan Uni Soviet banyak di miliki ABRI saat Trikora dan Dwikora,” ungkap Teddy.

Dengan persetujuan Presiden Soeharto terkumpul senjata-senjata buatan Uni Soviet. Senjata ini dikumpulkan di gudang khusus milik staf Hankam dan Gudang Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma.

“Kita hapus nomor seri yang tertera dalam setiap senjata untuk mengaburkan asal sumber senjata tersebut,” sergah Teddy.

Semua senjata dimasukkan di dalam peti dan diberi tanda palang merah, dicampur dengan peti obat-obatan dan selimut.

Kata Teddy, operasi ini tidak melibatkan Atase Pertahanan RI di Pakistan yang waktu itu dijabat Kolonel Harjanto. “Ia tidak dilibatkan untuk menghindari kasus diplomatik apabila operasinya bocor.” Akhirnya operasi ini berjalan dengan mulus.

Pak Teddy juga yang mengirim dua putra terbaik bangsa dari Kopassus: Mayor Inf Luhut B Panjaitan dan Kapten Inf Prabowo Subianto untuk belajar anti teror di markas polisi khusus anti teror Jerman Barat GSG 9.

Menurut Teddy, dalam proses belajar di GSG9, Prabowo sudah dinyatakan DO karena terjatuh dan mengalami cedera saat latihan. Akhirnya Teddy melapor ke LB Moerdani.

Mendengar ini, Moerdani meminta Teddy melobi Commanding Officer GSG 9 Kolonel Ultrich Wagener karena Prabowo mantu seorang Presiden Soeharto.

Teddy pun menemui Ultrich untuk meminta pengertian agar Prabowo masih mengikuti pendidikan dan pelatihan terutama materi yang bersifat teori, karena putra Soemitro ini mahir berbahasa Jerman.

Itulah sekelumit obrolan saya dengan Pak Teddy Rusdy
© Kompasiana

Pameran Alutsista TNI AD 2012 di Monas


http://www.tniad.mil.id/images/stories/pameran%20alutsista.jpg


Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun ke 67 Tentara Nasional Indonesia, TNI Angkatan Darat akan melaksanakan pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) bertempat di Lapangan Monumen Nasional (Monas) yang akan berlangsung sejak tanggal 6 sampai 8 Oktober 2012 pukul 08.00 s.d 17.00.

Pada kegiatan pameran Alutsista tersebut, TNI Angkatan Darat akan menampilkan seluruh Alutsista yang dimiliki baik yang lama maupun Alutsista yang terbaru. Melalui pameran Alutsista TNI Angkatan Darat Tahun 2012 ini diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup lengkap kepada masyarakat tentang Alutsista yang dimiliki TNI Angkatan Darat. Pameran ini juga sebagai bentuk realisasi dari pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara yang dipertanggungjawabkan kepada TNI Angkatan Darat dalam pelaksanaan tugas.

Pelaksanaan pameran Alutsista TNI Angkatan Darat ini dibuka untuk umum, dan bagi masyarakat yang akan berkunjung tidak dipungut biaya (gratis).
© TNI AD

Jumat, 28 September 2012

Panther dan Pegasus Buka Pesta Dirgantara Bandung Air Show 2012

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/images/stories/picture_opr1/20120928hal%201a.jpg
Tim Pegasus TNI AU
Bandung - Event dirgantara bertajuk Bandung Air Show 2012 resmi dibuka kemarin. Acara yang digelar di Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, itu berlangsung hingga Minggu (30/9). Upacara pembukaan ditandai atraksi terbang Satuan Black Panther yang menggunakan pesawat tempur jenis Hawk dan aksi akrobatik udara lima helikopter Calibri dari tim Pegasus. Tim Black Panther yang berasal dari Skuadron Udara Lanud Pekanbaru beraksi lebih dulu.

Pesawat tempur jenis Hawk 100/200 buatan Inggris yang mereka kendarai berangkat dari Lapangan Udara Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur. Tepat saat acara dibuka, sekitar pukul 09.20 WIB, tiga pesawat tim Black Panther tersebut langsung menunjukkan aksi terbang rendah di area Bandung Air Show 2012. Suara bising mesin pesawat tempur pun menggema di Lanud Husein Sastranegara. Manuver tersebut langsung disambut riuh tepuk tangan penonton.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf4byRVob51zHVSKp1_ZJ8WHQEzFWXyp2dNU2Jba4CO669R-LIRCcdlyRUotmi3FR1Ow2oAyv3aCCLPhfnSXNodS0TW0luqY6ZVWoDfhhz0EU5oeGsntaClIqUebhtNnWmNQeWOggBu1k/s1600/1.jpgTiga kali atraksi seperti itu dilakukan, pengunjung pun semakin antusias menyaksikannya. Setelah Black Panther, giliran tim Pegasus dari Skuadron 7 Pangkalan TNI Suryadarma, Kalijati, Subang unjuk gigi. Mereka menggunakan helikopter jenis EC-120 Colibri buatan Prancis. Atraksi pertama yang ditampilkan adalah terbang rendah membentuk antrean dalam jarak dekat. Formasi tersebut dibentuk sambil memasuki area pameran.

Setelah itu, lima helikopter beraksi seakan sedang melakukan baris-berbaris. Empat helikopter berperan sebagai prajurit, satu lainnya sebagai pemimpin barisan. Bandung Air Show 2012 dibuka Wali Kota Bandung Dada Rosada. Turut hadir Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I Marsekal Muda TNI Bagus Paruhito, Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel (Pnb) Umar Sugeng Hariyono, dan Wakapolda Jawa Barat Brigjen Pol Hengkie Kaluara.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcDoGtRCchYk2gQB27zegtiQAy1Oja46hNmOrQixRFs9_UeTEBksO_iRrBGjxRDDDBhNXJcmHp7DvOYJaSO2K4GaBf8IhjBio7MUVZf7rtTAa30VJEfpmZlJntkR7h6xPOvdV26uo1Hivw/s1600/Marechaussee_20120927083922.JPG
Black Panther Sku 12 TNI AU (Marechaussee)
Dada Rosada mengatakan, Bandung Air Show 2012 merupakan aset wisata sehingga harus diambil langkah konkret agar event ini tetap bertahan. Bahkan, dia meminta Lanud Husein Sastranegara mengadakan Bandung Air Show setiap tahun. ”Tapi mungkin karena ada pertimbangan lain, lagipula waktu persiapannya tidak cukup beberapa bulan saja,Komandan Lanud Husein Sastranegara memutuskan untuk dua tahun sekali,” tuturnya kemarin.

Selain itu, Dada juga berharap waktu pergelaran diperpanjang. Jika Bandung Air Show 2010 dan Bandung Air Show 2012 hanya berlangsung tiga-empat hari,acara selanjutnya harus bisa diselenggarakan hingga sepekan. Ini untuk memberi kesempatan seluas mungkin bagi warga luar Kota Bandung yang ingin datang. Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I Marsekal Muda TNI Bagus Paruhito mengatakan, Bandung Air Show merupakan bukti bahwa Kota Bandung maju dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

”Dunia dirgantara merupakan bagian dari teknologi sehingga semakin maju iptek, semakin maju pula dirgantara,” tuturnya. Setelah upacara pembukaan, pengunjung semakin banyak mendatangi Lanud Husein Sastranegara. Ribuan orang tampak antusias memperhatikan pesawat-pesawat yang dipamerkan.

[HOT] KRI Klewang Terbakar !!!

Banyuwangi - KRI Klewang jenis Trimaran terbakar di Pangkalan AL Banyuwangi sekitar pukul 15.15 WIB, Jumat (28/9/2012). Asap hitam mengepul hingga ketinggian 25 meter.

Warga yang mengetahui kebakaran itu berjubel di pinggir dermaga. KRI Klewang ini baru diresmikan sekitar 1 bulan lalu oleh pejabat AL.

Dari pantauan detiksurabaya.com, terlihat api masih membumbung tinggi. Sesekali terdengar suara ledakan kecil. 1 Unit kapal PMK dan perahu karet milik TNI AL serta mobil PMK berupaya memadamkan api.

"Api diketahui usai salat ashar. Taoi belum diketahui di titik mana," kata seorang anggota TNI AL yang enggan disebut namanya kepada detiksurabaya.com di lokasi.


 Bodi KRI Klewang Terbelah Saat Terbakar

http://us.images.detik.com/content/2012/09/28/475/mstory-kri-klewang--285.jpgBanyuwangi - Api yang membakar KRI Klewang sulit dijinakkan. Upaya petugas memadamkan api seperti sulit dilakukan. Selain api terlanjur membakar semua bagian Kapal, hembusan angin laut yang kencang juga membuat api makin membesar.

Dari pantauan detiksurabaya.com, api melumat semua bodi kapal perang siluman tersebut. Bahkan kapal terbelah menjadi dua bagian. Ledakan kecil sesekali terdengar dari kobaran api. Meski petugas sudah berupaya untuk memadamkan si jago merah, namun upaya itu seolah sia-sia belaka.

Sejumlah petugas AL hanya bisa mengamankan lokasi. Warga dilarang mendekat sekitar radius 100 meter. Hingga pukul 16.00 WIB, api masih terus berkobar.


Asap hitam pekat membumbung tinggi. Belum ada pernyataan resmi dari pihak AL terkait kejadian ini. Sementara ratusan warga masih memadati lokasi untuk melihat.
© Detik


 Berikut foto dari Formil kaskus diposkan brahmana.tnt, kenyot & media lain:

http://cdn-u.kaskus.co.id/86/3wpoysbg.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/86/bdtujmnz.jpghttp://sphotos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/383518_266280000142126_1876233125_n.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/86/hqjctpxw.jpg
http://assets.kompas.com/data/photo/2012/09/28/1710377620X310.jpg
http://sphotos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/298546_266277876809005_1887438970_n.jpg
 .
 Penyebab Kebakaran KRI Klewang Masih Diselidiki

http://image.tempointeraktif.com/?id=137617&width=200
KRI Klewang waktu peluncuran
Banyuwangi - Kepala Pusat Penerangan Umum TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan penyebab terbakarnya KRI Klewang 625 di galangan TNI AL Banyuwangi masih diselidiki. "Saya baru terima informasi, semua masih diselidiki," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Menurut Untung, kapal yang baru selesai 30 Agustus lalu itu belum diserahterimakan ke TNI AL sehingga masih menjadi tanggung jawab PT Lundin, perusahaan yang memproduksi kapal itu.

Direktur PT Lundin Industry Invest Lizza Lundin mengatakan terbakarnya KRI Klewang akibat korsleting listrik. "Korslet di darat," kata dia saat dihubungi pada kesempatan terpisah.

Namun, Lizza enggan menjelaskan secara terperinci penyebab kebakaran itu. Dia hanya mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. "Semua selamat," kata dia.

Menurut Lizza, PT Lundin siap bertanggung jawab dengan membuat kapal dengan jenis yang sama. "Ya, namanya saja kecelakaan," katanya.

Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi, sekitar pukul 15.00.

 Suara Ledakan dari KRI Klewang, Pemadam Menyerah

http://image.tempointeraktif.com/?id=142416&width=200
Jakarta - Dua mobil pemadam kebakaran yang berupaya menjinakkan api menyerah. KRI Klewang yang terbakar nyaris tenggelam di perairan Selat Bali. Pemadam tak mampu menghentikan amukan api meski sudah berupaya maksimal.

Beberapa saat kemudian, suara ledakan terdengar dari dalam kapal. Personel TNI Angkatan Laut yang berjaga di lokasi meminta warga yang menonton memadati lokasi menyingkir. Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi.

Menurut Remon, saksi mata, api menjalar dari dalam kapal mulai pukul 15.00. Dia melihat, sebelum api membesar, ada banyak pegawai yang bekerja di dalam kapal. "Tapi tidak tahu ada korban atau tidak," kata dia.

 Pemicu Kebakaran KRI Klewang Versi Produsen

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0Bo2JcKzCYGHMjb5xYC074vWrRZVcv_IpNE_81go7xWHX5Ar2PrxDpB1tXQeJgLno-W6kLtteq3R6ImbhOt-0HgIuy6Wq3HH3HcUW3vvrI7rYSBW3GsFsQ4eq2p-L9Ecx36YFfnuFsUI5/s1600/183284_263163297120463_368396720_n.jpgBanyuwangi - Direktur PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat KRI Klewang, Lizza Lundin, menduga terbakarnya KRI Klewang akibat korsleting listrik. "Korslet di darat," kata dia dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Namun Lizza enggan menjelaskan rinci penyebab pasti kebakaran itu. Dia hanya mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. "Semua selamat," katanya.

Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi. Menurut Remon saksi mata, api menjalar dari dalam kapal mulai pukul 15.00 WIB setelah itu api cepat membesar dan membakar habis kapal yang baru dibeli TNI itu.

Kapal perang TNI AL dibuat dengan anggaran Negara Rp 114 miliar ini baru saja diluncurkan 30 Agustus lalu. Kapal yang diklaim berteknologi tinggi ini dibuat dari bahan komposit karbon yang tidak mampu terdeteksi radar.

Dua mobil pemadam kebakaran yang dikirim ke galangan TNI AL tak mampu memadamkan api yang membakar KRI Klewang 625. Badan kapal buatan PT Lundin Industry Invest itu nyaris hancur dilalap jago merah.

Dua mobil pemadam kebakaran akhirnya menghentikan menyemprotkan air karena tak mampu meredam api. Kerangka kapal pun nyaris tenggelam di perairan Selat Bali. Sempat terdengar ledakan dari dalam kapal. Personel TNI AL yang berjaga di lokasi meminta warga yang memadati lokasi menyingkir.

 KRI Klewang Belum Dimiliki TNI AL

http://www.beritasatu.com/media/images//medium/28092012211304.jpgJakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Untung Suropati membenarkan adanya insiden terbakarnya Kapal Perang RI Klewang di Selat Bali, Jumat (28/9/2012) pukul 15.00. PT Lundin Industry Invest, kata Laksamana Untung, belum menyerahkan KRI senilai Rp 114 miliar ke TNI AL.

"Kapal tersebut masih full control PT Lundin," kata Laksamana Untung ketika dihubungi Kompas.com, Jumat sore.

Kapal ini diluncurkan dari galangan kapal di PT Lundin pada 31 Agustus 2012. Selanjutnya akan diselesaikan oleh TNI. Kapal Cepat Rudal Trimaran ini rencananya akan ditempatkan di Armada Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur.

Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari TNI AL terkait peristiwa itu.

 Sebelum Terbakar, KRI Klewang Mau Diuji Coba

http://imageshack.us/a/img593/2917/al1r2504copy.jpg
(Audrey)
Jakarta - Menurut Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, KRI Klewang sedianya akan menjalani uji coba di perairan Selat Bali. "TNI AL meminta (Jumat) hari ini kapal diuji coba," kata dia dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Untuk mempersiapkan uji coba, ada 70 karyawan PT Lundin Industry Invest di dalam kapal seharga Rp 114 miliar itu. Menurut salah satu karyawan PT Lundin yang ikut di dalam kapal, kebakaran itu didahului dengan padamnya listrik. Kemudian muncul percikan api di tengah kapal.

Api menjalar dengan cepat. Semua karyawan langsung berhamburan dan tiga orang lainnya berusaha memadamkan api. Namun karena api membesar, ketiga karyawan langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. "Satu orang dibawa ke rumah sakit karena kram," kata lelaki yang tidak mau menyebutkan nama ini.

Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi, sekitar pukul 15.00 WIB. Kapal ini pesanan TNI AL yang dibuat dengan anggaran Rp 114 miliar dari APBN 2009-2011. Kapal dengan kecepatan 30 knot ini baru saja diluncurkan 30 Agustus lalu. Kapal yang diklaim berteknologi tinggi ini dibuat dari bahan komposit karbon yang tidak mampu terdeteksi radar.

 Panglima Armatim Pimpin Investigasi KRI Klewang

http://sphotos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/298546_266277876809005_1887438970_n.jpg
Surabaya - Panglima Armada TNI AL Kawasan Timur, Laksamada Madya TNI Agung Pramono, memimpin langsung investigasi kasus terbakarnya salah satu kapal perang teranyar yang dimiliki TNI AL, KRI Klewang 625. Begitu mendengar peristiwa itu, sore tadi, Panglima segera meluncur langsung ke galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi.

"Sore ini, Panglima langsung meluncur untuk melihat sendiri kebakaran kapal," kata Kepala Dinas Penerangan Armatim, Letnan Kolonel Laut Yayan Sugiana, kepada tempo, Jumat 28 September 2012.

Menurut Yayan, kebakaran yang menimpa KRI Klewang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran, Armatim bersama PT Lundin Industry Invest saat ini membentuk tim investigasi untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran.

Untuk mempercepat proses penyelidikan, Panglima Armatim, kata Yayan, ke banyuwangi dengan menggunakan kendaraan darat sehingga lebih cepat tiba di Banyuwangi dari pada mengendarai kendaraan laut.

TNI AL menyatakan KRI Klewang belum diserah terimakan kepada pihak TNI AL. Sehingga, tanggung jawab kapal sepenuhnya masih di tangan PT Lundin Industry Invest sebagai produsennya. Saat kejadian, kata Yayan, juga tak ada satupun personel TNI AL yang ada di atas kapal tersebut.

 Pemerintah Tolak Tanggung Jawab atas Terbakarnya Kapal Siluman

Masih milik PT Lundin

Pemerintah tidak bertanggung jawab terhadap terbakarnya kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut, KRI Klewang-625, di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jatim, Jumat sore (28/9) karena statusnya masih milik PT Lundin selaku produsen kapal tersebut.

"Kami tidak bertanggung jawab terhadap kebakaran KRI Klewang karena kapal tersebut statusnya belum milik TNI Angkatan Laut, tetapi masih milik PT Lundin. Waktu itu baru peluncuran saja, belum ada serah terima," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, di Jakarta, Jumat, menanggapi terbakarnya kapal yang didambakan sebagai kapal perang modern antiradar itu.

Untung mengaku belum mengetahui seperti apa perjanjian ke depan pascakebakaran KRI Klewang tersebut karena tanggung jawab sepenuhnya masih berada pada PT Lundin.

"Kami belum tahu soal itu (mendapat ganti kapal baru). Lebih baik ditanyakan langsung kepada pihak PT Lundin karena KRI Klewang itu statusnya masih milik PT Lundin," ujarnya.

Untung menambahkan, pihaknya belum mengetahui penyebab terbakarnya kapal yang dikenal dengan sebutan Trimaran tersebut karena pihaknya masih menunggu penyelidikannya.

Staf Ahli Menteri Pertahanan yang sementara merangkap Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin menjelaskan, TNI Angkatan Laut telah memesan empat unit kapal tersebut, namun baru tahapan uji coba berlayar untuk dilihat apa saja yang kurang guna disempurnakan.

"Kapal ini belum diserahterimakan secara resmi. Setiap pengadaan alat utama sstem senjata (alutsista) selalu ada proses serah terima secara resmi dari pihak pembuat kepada kementerian pertahanan untuk kemudian diteruskan kepada matra pengguna. Serah terima itu dilakukan oleh Menhan," kata Hartind.

Oleh karena itu, tambah dia, bila terjadi sesuatu, termasuk kebakaran seperti yang terjadi pada Trimaran, pihak produsen yang bertanggung jawab sepenuhnya.

"Harus ganti 'full'. Itu ada dalam kontrak pengadaannya. Kalau sudah serah terima resmi, baru kami yang bertanggung jawab," tuturnya.

KRI Klewang-625 dengan panjang 63 meter ini merupakan kapal tipe trimaran (tiga lunas) yang dibangun Lundin Industries, di Banyuwangi. Kapal perang ini sangat pas untuk keperluan operasional di perairan lithoral (bukan laut dalam), mengingat Indonesia banyak dikelilingi laut-laut semacam ini.

KRI Klewang-625 dibangun berbahan baku sejenis serat gelas yang diklaim kekuatannya menandingi baja namun tidak memantulkan gelombang radar. Teknologi "stealth" ini juga dimiliki pesawat terbang intai F-117 Night Hawk milik Angkatan Udara Amerika Serikat.

... Semoga Musibah ini menjadi pelajaran yang berharga ...

Penempatan 15 Ribu Marinir di Sorong Dipertanyakan

Marinir (Kuwadi Kuat)
Sorong – Rencana TNI AL yang memilih Sorong sebagai pusat divisi III Marinir pada prinsipnya disambut positif, hanya saja penempatan pasukan yang bisa mencapai hingga 1500-an anggota marinir di Sorong hendaknya ditinjau kembali.

Sebab menurut Tokoh Pemuda Papua, Agustinus Isir, jika TNI AL menempatkan sampai 1500-an anggota marinir di Sorong, itu sangat berlebihan. Alasannya, selama ini Sorong dikenal sebagai daerah yang aman, sehingga jika sampai ada anggota marinir yang jumlah mencapai hingga seribu lebih orang dikhawatirkan akan timbul berbagai pikiran ditengah masyarakat awam yang ujung-ujungnya bisa menimbulkan reaksi negatif atas penempatan pasukan yang terlalu banyak tersebut.

“Kalau sampai ditempatkan 1.500-an anggota itu terlalu kelewatan. Terlalu banyak untuk ukuran Sorong. Daripada buat begitu bikin uang negara habis-habis saja. Tempatkan pasukan kan harus mempertimbangkan biaya operasional, tempat tinggal dan sebagainya. Jangan biaya dikeluarkan untuk pemborosan saja,” ujarnya.

“Apalagi di sini (Sorong,Red) daerahnya aman-aman saja. Kenapa terlalu banyak, aparat yang sudah ada selama ini sudah cukup,” sambung Agus Isir dalam bincang-bincangnya dengan Radar Sorong (JPNN Group), Kamis (27/9).

Terkait dengan peletakan batu pertama pembangunan markas komanda Divisi III Marinir di Km 16 Rabu lalu (26/9), Agus Isir mengatakan itu boleh-boleh saja. Hanya saja menurut dia, untuk penempatan personil di Sorong cukup perwakilan saja sedangkan sisanya disebar ke daerah lain di Papua dan Papua Barat serta wilayah Indonesia Timur lainnya. “Jangan dipusatkan semua di sini (Sorong,Red). Ini bukan orang mau persiapan tempur. Di sini. Ini kan daerah aman-aman saja kok, tidak pernah ada masalah,” tandas Agus Isir.

Lanjut dikatakannya, dengan akan ditempatkannya sekitar 1500-an personil di Sorong, yang dikhawatirkan malah menimbulkan gesekan dengan masyarakat maupun antar aparat keamanan itu sendiri. Dengan jumlah yang relatif sedikit saja seperti saat ini, lanjut Agus Isir, beberapa kali terjadi gesekan yang melibatkan oknum marinir dengan aparat keamanan lainnya, apalagi dalam jumlah yang begitu banyak.

“Antara aparat keamanan saja bisa terjadi salah paham, apalagi dengan masyarakat yang masih awam. Menurut saya, untuk menjaga keamanan aparat yang sudah ada seperti dari Polres, Brimob itu sudah cukup. Kalau marinir itu yang penting ada perwakilannya saja,” tandas Agus Isir. ”Bangun pusat marinir di sini (Sorong,Red) bisa saja tapi semua jangan difokuskan di sini. Kita tidak batasi aparat keaman masuk, bisa masuk tapi jangan terlalu berlebihan. Kayak orang mau persiapan tempur saja,” imbuhnya lagi.

Lanjut Agus Isir, berbeda dengan daerah lainnya yang bisa dianggap rawan seperti di Jayapura, Timika dimana kerap terjadi kasus penembakan yang bermuatan politik, untuk di Sorong selama ini hanya dihadapkan dengan masalah keamanan yang menyangkut tindak kriminal. Sehingga menurutnya, untuk sisi keamanan cukup dari Kepolisian.

Jika sampai ditambah 1000 lebih anggota marinir, maka akan tidak seimbang antara jumlah aparat keamanan dengan situasi keamanan di Sorong. “Nanti aparat malah lebih banyak dari masalah, jadi tidak seimbang. Hanya pemborosan anggaran saja. Kalau mau pasang pasukan itu di Jayapura sana, pasanga di Timika, atau di Merauke tempat perbatasan sana. Di Sorong ini kita mau lihat jalur jalannya sampai dimana sampai aparat semua mau turun, tumpuk di sini,” ucap pria yang rajin mengamati berbagai situasi di Sorong Raya ini.

Menanyakan, berapa idealnya anggota marinir di Sorong, menurut Agus Isir, tidak usah terlalu banyak, tidak lebih dari 100 orang. “Kalau mau pasang pusat marinir di sini tidak apa-apa karena di sini kan memang pintu gerbang Papua. Tapi jangan anggotanya terlalu banyak. Lama-lama di Sorong ini tidak ada masyarakat tapi aparat keamanan saja yang tinggal,” pungkasnya.(ros)
© Jpnn
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...