Sabtu, 08 September 2018

PT DI Siap Ekspor Pesawat Pesanan Beberapa Negara

Pesanan dari Australia dan Tiga Negara Lainnya Pesawat CN-295 Polri [Snap361]

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) siap mengekspor pesawat ke empat negara pada 2018 ini.

Keempat negara tersebut adalah Nepal, Senegal, Australia dan Pantai Gading.

Untuk Australia, pesawat yang yang dipesan ke PT DI digunakan untuk operasional di kutub selatan atau Antartika.

"Mungkin kami dapat tambahan book order sekitar empat CN235 sampai akhir tahun. Kebetulan yang Australia digunakan untuk di Antartika," ujar Direktur Niaga PTDI, Irzal Rinaldi di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (7/9/2018).

Selain pesanan dari luar negeri, lanjut Irzal, pihaknya juga tengah merakit pesawat untuk di dalam negeri.

"Kita ada yang punya TNI AL, ada 2 unit," kata Irzal.

Irzal mengatakan, harga pesawat CN235 yany dipesan oleh masing-masing negara tersebut senilai 35 juta dollar AS per unit.

"Kalau (TKDN) CN235 39 persen. Karena itu kebanyakan komponen impor," ucap dia.

Sebelumnya, PT Dirgantara Indonesia baru saja menjual pesawat CN295 ke Polri.

Penyerahan unit pesawat tersebut dilakukan di Mako Direktorat Polisi Udara, Baharkam Polri, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (7/9/2018).

Seiring dengan diserahkannya pesawat CN295 ini, diharapkan dapat meningkatkan kinerja Kepolisian Udara Republik Indonesia dalam setiap pelaksanaan operasi kepolisian udara.

Pesawat CN295 Polud ini merupakan pesawat ke-10 yang diproduksi PTDI. Sembilan unit pesawat CN295 sebelumnya sudah diserahkan dan dioperasikan oleh TNI AU.

  ★ Tribunnews  

★ Pesawat & Helikopter Baru Polri

Buatan PT Dirgantara Indonesia Pesawat CN-295 Polri [Snap361]

Direktorat Polisi Udara Baharkam Mabes Polri memiliki satu pesawat baru CN295 produksi PT Dirgantara Indonesia. Penyerahan pesawat multiguna ini secara resmi diserahkan Dirut PT DI Elfien Goentoro kepada Kabarhakam Mabes Polri Komjen Moechgiyarto, di Mako Ditpol Udara Korpolairud Baharkam Polri, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (7/9).

Selain pesawat CN295, PT DI juga menyerahkan satu unit Helikopter Bell 412 EP sesuai masa kontrak serah terima pada September 2019.

Elfien Goentoro mengatakan, pesawat CN295 merupakan pengembangan dari pesawat CN235 yang porsi badanya (fuselage) diperpanjang tiga meter. Selain itu, CN295 ini juga menggunakan mesin terbaru turboprop Pratt & Whitney PW127G yang dilengkapi enam bilah baling-baling Hamilton Standard 586-F.

Pesawat ini, lanjut dia, juga memiliki lima konfigurasi berupa VIP, Passenger, Troops, Paratroops, dan Medical Evacuation.

"Ini adalah pesawat multiguna, yang memiliki konfigurasi yang disiapkan PTDI dan diserahkan bersamaan dengan penyerahan pesawat," kata Elfien.

Lebih jauh, Elfien menerangkan, untuk kapasitas konfigurasi penumpang pada pesawat CN295 ini memiliki kemampuan angkut hingga 50 orang penumpang.

"Konfigurasi troops kapasitas adalah 70 orang, konfigurasi fully equipped paratroops kapasitasnya adalah 45 orang, sementara untuk konfigurasi medical evacuation mampu membawa 24 stretchers," terangnya.

Helikopter Bell 412EP Polri [BUMN]

Dia mengatakan, pesawat multiguna ini merupakan pesawat terbang hasil kerjasama industri antara PTDI dengan Airbus Defense & Space (ADS) yang dikerjakan di kawasan produksi PTDI di Bandung, Jawa Barat.

"Dengan diserahkannya pesawat CN295, diharapkan dapat meningkatkan kinerja Kepolisian Udara Republik Indonesia dalam setiap pelaksanaan operasi kepolisian udara. Pesawat CN295 Polud ini merupakan pesawat ke-10 yang diproduksi PTDI, di mana 9 unit pesawat CN295 sebelumnya sudah diserahkan dan dioperasikan oleh TNI AU," kata Elfien.

Komjen Moechgiyarto mengatakan, pesawat yang dibeli dengan skema kredit Swasta Asing (KSA) ini adalah pesawat ke 11 milik Direktorat Polisi Udara RI. "CN295 kita sudah ada 10 dengan hadirnya ini bertambah menjadi 11, sedangkan helikopter kita ada 48. Nanti akan ditambah 1 lagi menjadi 49 armada untuk tahun 2018," ucap dia.

Menurut mantan Kapolda Metro Jaya ini, jumlah pesawat yang ada saat ini, memang jauh dari ideal. Namun pihaknya berusaha memenuhi standar minimal peralatan dan perlengkapan Polisi udara.

"Kalau ideal negara tak akan mampu, kita standar minimal saja kita akan buat standar kebutuhan minimal peralatan udara itu sejauh berapa yang kita inginkan. Memang kalau kita lihat standar kebutuhan masih jauh dari harapan yang kita inginkan," terang Moechgiyarto.

  ★ Merdeka  

[Video] KP. Yudistira 8003

Siap Mengamankan Perairan Indonesia Produksi PT DRU

Spesifikasi :

★ Panjang: 73 m
★ Lebar: 11.35 m
★ Tinggi: 3 m

Diposkan oleh Titis Juwandar


  ★ Youtube  

Menhan RI Terima Kunjungan Delegasi Industri Pertahanan Turki

Pengembangan bersama pesawat tanpa awak dan kapal selam. Turki tawarkan kerjasama pengembangan kapal selam ke Indonesia [Turkishnavy] ★

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu menerima kunjungan Delegasi Industri Pertahanan Turki dan Jerman yang dipimpin oleh Vice President of the Presidency of Defence Industries SSB Serdar Demirel, Selasa (4/9) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Dalam kunjungan ini, kedua pihak membicarakan mengenai upaya peningkatan kerja sama pertahanan kedua negara khususnya di bidang industri pertahanan.

Kerja sama industri pertahanan antara Indonesia dan Turki beberapa tahun terakhir meningkat signifikan diantaranya adalah program kerja sama pengembangan dan produksi bersama tank kelas menengah (medium tank).

Sebagaimana diketahui bahwa program tank medium sudah berjalan baik, jadi prototype pertama sudah ditunjukan pada hari Kemerdekaan RI, kami berharap untuk produksi masif sudah bisa berjalan”, tutur Serdar Demirel saat diterima Menhan RI.

Mengawali kunjungan kepada Menhan RI tersebut, Serdar Demirel bersama delegasi menyampaikan ucapan terima kasih atas kehormatannya dapat diterima. Tujuan kunjungan ini adalah dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan antara Presiden Turki dan Presiden RI tentang peningkatan kerja sama industri pertahanan kedua negara, pada saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Turki tahun lalu.

Lebih lanjut Serdar Demirel menyampaikan, selain kerja sama pengembangan Medium Tank, industri pertahanan Turki juga ingin memperluas kerja sama dengan industri pertahanan Indonesia, diantarnya kerja sama pengembangan bersama pesawat tanpa awak dan kapal selam. “Karena kami tahu bahwa Indonesia juga ingin membangun kemampuannya sendiri terkait dengan kapal selam”, tambahnya. (BDI/RAF)

  Kemhan  

Jumat, 07 September 2018

KSP Apresiasi Kekuatan Industri Pertahanan Indonesia

Medium Tank Pindad [def.pk] ★

Awal pekan ini, Tim Pertahanan Kedeputian V Kantor Staf Presiden Republik Indonesia antara lain Erro Kusnara, Akbar Fajri, Catur Aryanto, dan Santi Paramitha menggelar rangkaian kunjungan terkait industri pertahanan Indonesia.

Senin, 27 Agustus 2018, bertempat di Pusat Pendidikan Infanteri TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, tim ini menghadiri kegiatan uji daya gempur (firing test) Medium Tank PT. Pindad sekaligus melakukan verifikasi data capaian kinerja PT. Pindad selama empat tahun terakhir. Uji daya gempur merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) untuk menilai apakah kemampuan daya gempur Medium Tank dalam kondisi baik dan memenuhi persyaratan dan spesifikasi desain. Sebelumnya, Medium Tank telah melewati mine blast test atau uji ketahanan atas ledak ranjau dengan hasil yang memuaskan pada 12 dan14 Juli 2018, serta uji mobilitas dan performa pada 7 - 16 Agustus 2018.

Uji daya gempur dilakukan untuk menguji fungsi penembakan turret 105 mm yang merupakan senjata utama Medium Tank yang memiliki daya hancur besar. Turret Medium Tank dipersenjatai dengan canon kaliber 105 mm yang mampu menembakkan berbagai tipe munisi kaliber 105 mm.

Uji daya gempur dilakukan pada saat tank dalam kondisi statis dan kondisi bergerak. Hal ini untuk menunjukan beberapa kemampuan tank, yakni kemampuan lock on pada satu titik ketika tank dalam kondisi bergerak, kemampuan tembak tank pada semua sisi dalam kondisi statis serta kemampuan tembak pada sasaran diam dalam kondisi tank bergerak.

Pindad telah menyelesaikan proses pengembangan Medium Tank mulai dari proses desain sampai dengan prototyping yang dibangun oleh anak bangsa di Indonesia. Kehadiran Medium Tank merupakan bukti bahwa industri pertahanan dalam negeri mampu menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista dalam menjaga kedaulatan NKRI.

Medium Tank merupakan program jangka panjang dalam membangun penguasaan teknologi menuju kemandirian alutsista dalam negeri. Medium Tank termasuk pada 7 program pengembangan strategis pemerintah untuk meningkatkan kapasitas Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) agar dapat bersaing dengan industri pertahanan luar negeri. Melalui program kerjasama pengembangan Medium Tank dengan FNSS Turki, PT. Pindad mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan referensi standar internasional mengenai pengembangan tank yang dapat diimplementasikan pada industri dalam negeri di Indonesia.

Setelah selesai menghadiri uji gempur Medium tank, Tim Kedeputian V mengadakan rapat dengan jajaran pimpinan PT. Pindad yang dipimpin oleh VP Information Technology PT. Pindad, Amalia Maya Fitri. PT. Pindad merupakan salah satu BUMNIS yang dikawal secara langsung oleh Kantor Staf Presiden terutama dalam peningkatan kapasitas industri pertahanan Indonesia. Dalam agenda rapat, PT. Pindad menyampaikan capaian pelaksanaan kegiatan prioritas beserta hambatan-hambatan yang ditemui untuk kemudian dikaji lebih lanjut oleh KSP terkait solusi permasalahn yang ada.

 Berlanjut ke PT Dirgantara Indonesia 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjgJUavCXkq-u8pvPY0LVjF3IjsAg9DFIE4_SFDfrTTggNnJL5_vI1SKE5mv1ZI7VFiyBC0urMwfi3z4V0PZnuSAXYVUsV36OV3FdJYKaiI3KFo3S1yzjITRftFL-ejj0yM4bDTFwkVu3p/s1600/20902122_N219+Maiden+Flight.+Credit+to+akangaviation.jpgSebagai rangkaian dari kegiatan verifikasi lapangan terkait pengembangan industri pertahanan, tim ini kemudian mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Tim KSP diterima oleh Direktur Niaga PTDI, Irzal Rinaldi Zailani, dan Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, untuk membahas capaian kinerja PTDI khususnya dalan empat tahun terakhir.

Erro Kusnara selaku Tenaga Ahli Utama Kedeputian V menyampaikan bahwa verifikasi lapangan dalam tema pertahanan ini merupakan yang kali pertama dilaksanakan oleh Kantor Staf Presiden. “Tahun 2018 ini, tema pertahanan menjadi program yang dikawal oleh Kantor Staf Presiden melalui Sistem Pemantauan (SISPAN). Salah satu bagian dari pemantauan tema pertahanan adalah industri pertahanan. Biasanya kami melaksanakan verifikasi kepada kementerian/lembaga, namun karena ini adalah industri pertahanan, maka kami langsung melakukan koordinasi dan verifikasi pada pelaku industrinya langsung.” kata Erro.

Selain berdiskusi terkait capaian kinerja PTDI, Tim Kedeputian V berkesempatan untuk melakukan plant tour untuk melihat proses produksi dan perakitan pesawat buatan PTDI. Saat melaksanakan plant tour ini, PTDI menjelaskan produk-produk pesawat yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, salah satunya pesawat N219 yang sudah diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada November 2017 yang dinamai Nurtanio – untuk menghormati nama perintis penerbangan Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo.

Saat ini, pesawat N219 tengah dalam proses sertifikasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Kendati masih menanti penerbitan sertifikat, PTDI sudah menerima pesanan dari banyak negara di antaranya Uni Eropa, Kolombia, Meksiko, dan Uni Emirat Arab. Selain N219, PTDI juga saat ini sedang mengembangkan pesawat CN235 dan helikopter yang sudah dipesan khususnya oleh kementerian/lembaga yang nantinya akan digunakan untuk menjaga keamanan udara wilayah NKRI.

Direktur Produksi PTDI mengungkapkan, “Kami sangat senang dengan adanya kunjungan dan verifikasi lapangan dari Kantor Staf Presiden ini. Melalui forum ini, kami bisa berdiskusi secara langsung dengan pemerintah pusat untuk menyampaikan capaian sekaligus hambatan yang kami hadapi dalam upaya pengembangan industri pertahanan khususnya dari sisi PT Dirgantara Indonesia.

 Juga Pantau PT PAL 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPHyGDfXUXKQDQoTBQEbhySGbfPPSJB_yXu2ekp0q-97gwxyQutAKXRjTeosj8_0TJRRRvdQmIK_B1NMR7idYxBZX9tEDzfUZ3oKOc_gIVh-kMmDe7QVwY0qXnkcj1XWBFNaPhGwuImyzE/s1600/Screenshot_2018-07-19+Indonesia+Defence+Forum%25281%2529.pngSementara itu, pada Jumat, 31 Agustus 2018, Tim Kedeputian V Kantor Staf Presiden yang terdiri dari Theofransus Litaay (Tenaga Ahli Utama), Akbar Fajri (Tenaga Ahli Muda), dan Catur Aryanto (Tenaga Ahli Muda) melaksanakan verifikasi lapangan bidang industri pertahanan ke PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Jawa Timur. Verifikasi ini ditujukan untuk memantau program/kegiatan prioritas nasional yang dilaksanakan oleh PT. PAL yang menjadi pantauan Kantor Staf Presiden Republik Indonesia melalui Sistem Pemantauan (SISPAN).

Selaras dengan janji Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, kekuatan laut mutlak menjadi syarat utama. Oleh karena itu, pengembangan industri pertahanan khususnya bidang perkapalan merupakan salah satu unsur esensial yang harus dikawal. Selain memproduksi kapal niaga, PT PAL juga memproduksi kapal perang. Saat ini, PT PAL tengah dalam proses produksi jenis kapal landing platform dock (LPD) yang dipesan khusus oleh TNI AL.

Permintaan produksi kapal perang kepada PT. PAL terus meningkat setelah sebelumnya pada 2016 PT.PAL berhasil memproduksi dua kapal jenis strategic sealift vessel (SSV) pesanan Filipina dengan kisaran harga antara 45 – 50 juta dolar AS. Salah satu di antaranya adalah pesanan dari Senegal yang berupa kapal tanker dan kargo seberat 18.500 ton. Di samping itu, Senegal juga mengutarakan minatnya untuk membeli dua unit kapal patrol ukuran 60 meter.

Verifikasi dan kunjungan ini merupakan salah satu upaya untuk memastikan kemampuan produksi alutsista sektor laut yang dilaksanakan oleh PT. PAL. Progres yang ditunjukkan oleh PT. PAL menunjukkan performa yang sangat baik dalam perakitan kapal selam, pembangunan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter dan kapal LDP pesanan TNI AL. Korea Selatan sebagai negara mitra kerja sama dalam pembuatan kapal selam ini mengakui bahwa hasil pengelasan dan perakitan kapal selam di Indonesia adalah yang paling sempurna dari pengelasan dan perakitan kapal selam yang juga dilakukan oleh negeri gingseng itu. Kita harus bangga akan pencapaian kerja anak bangsa ini,” tukas Theofransus Litaay.

Direksi PT PAL mengungkapkan apresiasinya atas kunjungan KSP untuk meninjau langsung PT.PAL. “Kami sangat senang dengan adanya kunjungan dari KSP ini karena kami bisa langsung mendiskusikan kegiatan prioritas yang dilaksanakan oleh PT PAL dalam rangka mendukung Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Selain itu, kami juga ikut bertanggung jawab dalam memenuhi alutsista untuk menjaga keamanan laut” ujar Turitan Indaryo, Direktur Pembangunan Kapal PT PAL.

Direktur Utama PT PAL, Budiman Saleh, menutup pertemuan dengan KSP dengan menyatakan harapan Presiden Jokowi dapat hadir dalam waktu dekat ke PT. PAL dalam rangka peresmian beberapa agenda di antaranya penamaan hangar kapal selam, pengiriman KCR 60, peluncuran kapal selam dan pengiriman LPD pesanan TNI AL.

  KSP  

Kamis, 06 September 2018

TNI Ajukan Anggaran Rp 107 T di RAPBN 2019

Termasuk untuk AntiterorIlustrasi

Mabes TNI mengajukan anggaran untuk Rancangan APBN 2019 sebesar Rp 107 Triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pembangunan sarana hingga pembentukan organisasi baru anti-terorisme, Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) TNI.

"Kita hanya membahas mengajukan pagu anggaran, pagu anggaran yang sudah disetujui Rp 106 (triliun) koma sekian, kemudian kita minta tambahan Rp 107(triliun) koma sekian," jelas Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

"Itu utamanya untuk pembangunan organisasi baru di wilayah timur di Sulsel, Papua, Sorong, kemudian pembentukan organisasi baru seperti koopsus TNI itu sudah dialokasikan," sambungnya.

Hadi merinci, dari Rp 107 Triliun, sebesar Rp 1,5 Triliun digunakan untuk organisasi baru itu. Uang tersebut dikhususkan untuk pembangunan sarana hingga perlengkapan senjata.

"Koopsus TNI itu Rp 1,5 trilun terdiri untuk pembangunan sarana dan prasarana, pemilihan material khusus, senjata dan perlengkapan lainnya," kata Hadi.

Hadi juga menuturkan, fokus anggaran di 2019 itu akan lebih banyak ke pembangunan infrastruktur dan juga melengkapi material untuk pasukan khusus.

"Yang paling banyak adalah untuk pembangunan infrastruktur kemudian melengkapi material khusus, karena kalau pasukan khusus beda dengan yang lain, harus memiliki material khusus," ucap dia.

Anggaran yang paling besar dari alokasi TNI menurutnya juga akan dikeluarkan untuk pengadaan alutista. Anggaran TNI ini masuk dalam pagu anggaran Kementerian Pertahanan.

"Pengadaan lah. Masih sesuai dengan renstra, renstra dan target kita 2019 itu mencapai 72 persen sekarang baru 71,6 itu kan semua di Kemhan untuk pengadaan alutista," urai Hadi.

   detik  

Rabu, 05 September 2018

Empat Unit Sukhoi Siap Gabung dalam Latihan Sikatan Daya

✈️ Pesawat Sukhoi TNI AU [TNI AU]

Empat pesawat tempur Sukhoi 27/ 30 tiba di Lanud Iswahjudi pada Senin (3/ 9). Kedatangan empat Flanker tersebut untuk melaksanakan manuver lapangan (Manlap) latihan Sikatan Daya 2018.

Latihan Sikatan Daya merupakan program latihan antar satuan Koopsau II yang telah di buka oleh Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Fadjar Prasetyo, S.E.,M.P.P., beberapa waktu lalu.

Bersama T-50i Golden Eagle dari Skadron Udara 15 dan F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3, Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanudin Makasar, akan melaksanakan pengeboman dan penembakan di Air Weapon Range (AWR) Pandan Wangi, Lumajang, Jawa Timur.

Manuver lapangan nanti akan menggunakan beberapa jenis amunisi yang sesungguhnya, baik bom, roket maupun peluru tajam. Selain beresiko tinggi, penggunaan amunisi ini tentu saja menuntut skill dan kecermatan yang tinggi,” ungkap Pangkoopsau II saat pembukaan Lat. Sikatan Daya di Makasar.

Adapun empat pesawat yang datang di Lanud Iswahjudi diantaranya tiga unit Sukhoi SU-30 dengan tail number 3007 yang dipiloti Mayor Pnb Baskoro dan Kapten Pnb Gusti, 3008 Letkol Pnb Anton dengan Mayor Pnb Made, 3010 Kapten Pnb Fauzi dengan Lettu Pnb Agyt dan satu SU-27, 2705 yang dipiloti Mayor Pnb Wanda.

Menurut Rencana latihan sikatan daya akan berlangsung hingga tanggal 7 September 2018. Mulai Rabu (5/ 9) materi MOT (Mission Oriented Training) akan dipraktekkan dan menuju daerah Pandan Wangi Lumajang.

  ✈️ TNI AU  

Selasa, 04 September 2018

TNI AU Segera Bangun Shelter Untuk Sukhoi SU-35

✈️ Sebanyak 10 Shelter✈️ Pesawat TNI AU [TNI AU]

Jajaran TNI AU segera membangun shelter di Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, guna mempersiapkan kedatangan pesawat tempur Sukhoi SU-35 yang dibeli dari Rusia.

Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal di Magetan, Selasa, menyebutkan pihaknya menyiapkan pembangunan 10 shelter masing-masing berukuran 20 X 25 meter.

"Kami segera membangun 10 shelter di lokasi shelter Skadron Udara 14 yang dulu digunakan untuk pesawat F-5 Tiger," jelas Samsul.

Menurut dia, ukuran pesawat Sukhoi lebih besar dari pesawat F-5 Tiger sehingga tidak mungkin menggunaan shelter lama, dan harus membangun lagi yang baru.

Sedangkan untuk hanggar, masih menurut Samsul, bisa menggunakan hanggar Skadron Udara 14 yang sudah ada.

"Untuk hanggar masih menggunakan yang lama, hanya beberapa bagian perlu dilengkapi, seperti listrik," ujarnya.

Dia memberikan alasan mengapa tidak membangun hangar baru untuk Sukhoi, karena hanggar yang sudah ada di Skadron 14 dianggap cukup untuk menampung dua unit pesawat Sukhoi.

"Karena kan hanya satu atau dua pesawat saja yang perlu dilakukan perawatan di hanggar. Kalau pesawat sudah siap, akan dipindah lagi ke shelter," tuturnya.

Selain membangun shelter, kata Samsul, pihaknya juga menyiapkan belasan gudang untuk menampung kiriman suku cadang dari Rusia.

"Gudang-gudang sudah kita siapkan, sudah kita kosongkan. Ada 13 gudang kami siapkan untuk menerima suku cadang dan lain-lain dari pesawat Sukhoi tersebut," ucap Samsul.

Ia mengatakan dua unit (dari seluruhnya 11 unit) pesawat tempur Sukhoi yang dibeli pemerintah RI direncanakan datang Agustus 2019.

Guna menyambut kedatangan pesawat tempur Sukhoi SU-35, berbagai persiapan telah dilakukan. Termasuk menyelenggarakan kursus bahasa Rusia bagi para calon ground crew pesawat Sukhoi tersebut.

  ✈️ antara  

Boeing, PTDI Look to Expand Collaboration

CH-47 Chinook (Wiki)

Boeing and Indonesia’s aerospace group PT Dirgantara (PTDI) have signed an agreement to expand industrial collaboration, it has been announced.

According to a memorandum of understanding (MOU), which was signed in the United States in late August and confirmed to Jane’s on 3 September, the two companies have agreed to “explore potential collaborative opportunities” across activities including “manufacturing technologies, certifications, and support and maintenance of vertical-lift products”.

A statement said the MOU will support the growth of Indonesia’s aerospace industry and provide new technologies to the Indonesian armed forces. Boeing and PT Dirgnatara have existing links in the commercial aerospace sector but this is their first agreement to facilitate military-industrial collaboration.

Boeing’s Southeast Asia president, Skip Boyce, said, “We see this [MOU] as an important step in support of Indonesia’s vision for current and future economic development as well as the growth of the country’s aerospace sector.

Although not confirmed by the companies, the reference to vertical lift is thought to indicate support for Indonesia’s anticipated procurement of CH-47F Chinook heavy-lift transport helicopters.

The Indonesian government has previously confirmed that it is considering the procurement of up to 10 CH-47F Chinooks for the Indonesian Army. In late 2016 Boeing confirmed that Jakarta had submitted a request for price and availability of the latest CH-47F version of the platform to the US government.

  Janes  

Senin, 03 September 2018

Qatar Minati Produk Perang Pindad dan PT PAL

Ungkap Menko MaritimInfografis medium tank produksi Pindad

Qatar menyatakan ketertarikannya untuk mendatangkan produk pertahanan asal Indonesia. Ketertarikan tersebut diungkapkan dalam pertemuan antara Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dan Duta Besar Qatar untuk Indonesia Ahmad bin Jassim Mohammed Ali Al-Hamar yang berlangsung hari ini (3/9).

Staff Khusus Menko Maritim, Fred S Lonan, mengatakan produk pertahanan yang menarik minat Qatar seperti kapal perang hingga tank. Selain itu, ada juga senjata-senjata ringan seperti pistol dan berbagai macam alat tembak lainnya.

Ada kapal, produk-produk tank. Bisa juga dengan senjata senjata ringan,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (3/9).

Menurut Fred, produk pertahanan yang akan di ekspor ke Qatar merupakan produk dari PT Pindad dan PT PAL.

Pokoknya produknya PAL dan Pindad,” ucapnya.

Selain peralatan perang, Qatar juga berminat untuk mendatangkan peralatan penelitian asal Indonesia. Menurut mereka alat peneliti asal Indonesia tidak kalah bagus dengan negara maju dan bisa sangat dimanfaatkan oleh negaranya. “Tadi ada research juga (mereka minat),” ucapnya.

  Okezone  

TNI Jalin Kerja Sama dengan Angkatan Udara Sejumlah Negara ASEAN

Dengan AU Vietnam Sepakat Kerjasama Dalam Pemeliharaan Pesawat Su-27 dan Su-30Sukhoi TNI AU

Menjelang perhelatan konferensi Kepala Staf Angkatan Udara negara-negara ASEAN di Singapura Sabtu (1/9/2018), Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa KSAU negara-negara ASEAN.

Beberapa pimpinan AU yang sempat ditemui Marsekal Yuyu adalah KSAU Vietnam Letnan Jenderal Huy Vinh, Panglima AU Kamboja Jenderal Sorung Samnang, KSAU Filipina Letnan Jenderal Galileo Gerard Kintanar, KSAU Laos Brigadir Jenderal Khamlek dan KSAU Myanmar Jenderal Maung Maung Kyaw.

Dengan AU Vietnam, Marsekal Yuyu Sutisna sepakat untuk bekerja sama dalam pemeliharaan pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30.

"Saat ini AU Vietnam sudah punya simulator pesawat tempur Sukhoi, sehingga kita akan bekerja sama dalam pemeliharaan," kata KSAU.

Menurut dia, KSAU Vietnam tertarik belajar kepada TNI AU tentang pemeliharaan pesawat-pesawat produk negara barat.

Sementara dengan KSAU Philipina, TNI AU mencapai kesepahaman dalam pemeliharaan pesawat tempur T-50 mengingat AU Philipina dalam waktu dekat akan membeli sejumlah pesawat tempur latih buatan Korea ini.

Dengan AU Kamboja, Laos dan Myanmar, KSAU mengatakan fokus pada pembicaraan kerja sama bidang pendidikan dan pertukaran perwira siswa.

  Sindonews  

Batalyon Kavaleri 13 Samboja Masih Andalkan 25 Tank

Belum ada rencana penambahan baru.Batalyon Kavaleri 13/Satya Lembuswana di Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur sampai sejauh ini belum membutuhkan penambahan alutsista perlengkapan perang yang serba baru.

Keberadaan alat-alat perang seperti tank, sampai sejauh ini masih bisa dikatakan tercukupi dan belum ada rencana penambahan baru.

Demikian disampaikan Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto kepada Tribunkaltim.co usai memimpin serah terima jabatan Danyonkav 13/Satya Lembuswana pada Rabu (29/8/2018).

Ia menjelaskan keberadaan alat perang seperti tank di Batalyon Kavaleri 13 Samboja masih dianggap mencukupi.

Pihaknya belum ada rencana penambahan pengadaan yang baru.

"Untuk penambahan tidak ada sih belum ada. Tapi mungkin kalau untuk pembaharuan akan ada, tapi belum dimasukkan ke renstra," ungkapnya yang didampingi Mayor Kav Widya Widihantoro.

Mengenai penambahan alat perang seperti tank yang terjadi hanya di markas Kostrad, sementara untuk di Batalyon Kavaleri 13 belum ada.

Sampai sejauh ini untuk pasokan tank dianggap masih cukup, jumlahnya ada puluhan unit.

"Di sini (Batalyon Kavaleri 13) sudah ada tank tipe AMX 13 sebanyak 25 unit. Kondisinya memang masih butuh tank yang cocok," katanya.

  Tribunnews  

TNI AU Akan Bentuk Grup Negara Pengguna Pesawat T-50

Bersama RTAFT50i TNI AU

TNI AU dan Angkatan Udara Thailand (RTAF/Royal Thai Air Force) tengah merintis kemungkinan bergabung membentuk grup negara pengguna pesawat tempur jenis T-50 buatan Korea Selatan.

Dalam pertemuan bilateral antara Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, SE, MM dengan Kasau Thailand Air Chief Marshal (ACM) _Johm Rungswang menjelang pembukaan ASEAN Air Force Chiefs Conference (AACC) ke-15 tahun 2018 di Singapura, Jumat (31/8/2018). Kedua pemimpin angkatan udara melihat bersatunya TNI AU dan RTAF dapat menjadi tempat berbagi permasalahan dan informasi yang dihadapi kedua angkatan udara terkait penggunaan pesawat tempur T-50.

Bergabungnya TNI AU dan RTAF dapat menjadi forum strategis bagi negara pengguna T-50 dalam usaha-usaha dan diskusi dengan pihak Korean Aerospace Industry sebagai produsen pesawat T-50” ujar Kasau.

Di kawasan ASEAN, Indonesia (TNI AU) dan Thailand (RTAF) merupakan negara pengguna pesawat latih tempur T-50. TNI AU saat ini mengoperasikan satu skadron pesawat T-50i Golden Eagle yang bermarkas di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun.

Sementara RTAF juga mengoperasikan pesawat-pesawat T-50 yang sudah dilengkapi ETTS (Embedded Tactical Training System). Bahkan ke depan, negeri gajah putih ini berencana menambah lagi satu skadron pesawat T-50.

  TNI AU  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...