Sabtu, 25 Februari 2017
[Foto] Menengok 2 Kapal Pasukan Bela Diri Jepang
⚓️ Termasuk Senjatanya JS Asayuki, kapal destroyer Pasukan Bela Diri Jepang (Liputan6.com/Citra Dewi)]
Tiga buah kapal milik Japanese Self Defence Forces (JSDF) atau Pasukan Bela Diri Jepang telah berlabuh di Jakarta International Container Terminal II, Tanjung Priok, sejak 22 Februari 2017.
Kapal tersebut terdiri atas satu kapal latih, JS Shimayuki, serta dua kapal destroyer atau perusak, JS Asayuki dan JS Makinami.
Kedatangan ketiga kapal yang membawa 590 awak kapal tersebut, di mana 110-nya merupakan calon perwira yang baru lulus dari sekolah calon perwira, bertujuan untuk mempererat persahabatan Indonesia dengan Jepang.
Ketiga kapal itu dikomandoi oleh Kolonel Laut Masahiko Kawakubo. Dia mengatakan, kunjungan itu memberi kesempatan kepada 110 calon perwira yang baru lulus dari sekolah calon perwira untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.
Dalam kunjungan tersebut, Liputan6.com berkesempatan mengunjungi kapal latih JS Shimayuki dan kapal destroyer JS Asayuki.
JS Shimayuki merupakan kapal ke-12 dari kelas Hatsuyuki yang bertugas sejak tahun 1987. Kapal ini dilengkapi dengan sejumlah peralatan dan sistem komputerisasi. Pada 1999, kapal tersebut diubah menjadi training vessel (TV) atau kapal latih.
Sejumlah kru JS Shimayuki (Liputan6.com/Citra Dewi)
Kapal berbobot 3040 ton dengan panjang 130 meter itu dapat mengangkut 180 kru. Meski merupakan kapal latih, JS Shimayuki dilengkai dengan sejumlah senjata.
Kapal latih JS Shimayuki dilengkapi senjata Sea Sparrow Launcher, Harpoon Launcher, 20 mm Phalanx CIWS, 32 4mm triple torpedo tubes, ASROC launcher, dan 76 mm 62 caliber single mount rapid fire gun.
Torpedo 324mm triple torpedo tubes di JS Shimayuki (Liputan6.com/Citra Dewi)
Setelah melihat sejumlah fasilitas di JS Shimayuki, Liputan6.com juga mendapat kesempatan untuk "mengintip" kapal perusak JS Asayuki.
Kapal yang termasuk ke dalam kelas Yuki itu mulai bertugas pada Februari 1987. Kapal tersebut memiliki sejumlah senjata anti-pesawat, anti-darat, dan anti-kapal selam yang digunakan untuk beberapa jenis operasi.
Helikopter SH-60J yang berada di JS Asayuki (Liputan6.com/Citra Dewi)
JS Asayuki memiliki senjata yang sama seperti di JS Shimayuki. Bedanya, kapal yang juga berbobot 3.050 ton dan 130 meter itu mengangkut sebuah helikopter SH-60J.
SH60J merupakan helikopter militer keluaran Mitsubishi bermesin twin turboshift. Helikopter yang dapat mencapai kecepatan 275 km/jam tersebut bertugas untuk patroli anti-kapal selam Pasukan Bela Diri Maritim Jepang.
Tiga buah kapal milik Japanese Self Defence Forces (JSDF) atau Pasukan Bela Diri Jepang telah berlabuh di Jakarta International Container Terminal II, Tanjung Priok, sejak 22 Februari 2017.
Kapal tersebut terdiri atas satu kapal latih, JS Shimayuki, serta dua kapal destroyer atau perusak, JS Asayuki dan JS Makinami.
Kedatangan ketiga kapal yang membawa 590 awak kapal tersebut, di mana 110-nya merupakan calon perwira yang baru lulus dari sekolah calon perwira, bertujuan untuk mempererat persahabatan Indonesia dengan Jepang.
Ketiga kapal itu dikomandoi oleh Kolonel Laut Masahiko Kawakubo. Dia mengatakan, kunjungan itu memberi kesempatan kepada 110 calon perwira yang baru lulus dari sekolah calon perwira untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.
Dalam kunjungan tersebut, Liputan6.com berkesempatan mengunjungi kapal latih JS Shimayuki dan kapal destroyer JS Asayuki.
JS Shimayuki merupakan kapal ke-12 dari kelas Hatsuyuki yang bertugas sejak tahun 1987. Kapal ini dilengkapi dengan sejumlah peralatan dan sistem komputerisasi. Pada 1999, kapal tersebut diubah menjadi training vessel (TV) atau kapal latih.
Sejumlah kru JS Shimayuki (Liputan6.com/Citra Dewi)
Kapal berbobot 3040 ton dengan panjang 130 meter itu dapat mengangkut 180 kru. Meski merupakan kapal latih, JS Shimayuki dilengkai dengan sejumlah senjata.
Kapal latih JS Shimayuki dilengkapi senjata Sea Sparrow Launcher, Harpoon Launcher, 20 mm Phalanx CIWS, 32 4mm triple torpedo tubes, ASROC launcher, dan 76 mm 62 caliber single mount rapid fire gun.
Torpedo 324mm triple torpedo tubes di JS Shimayuki (Liputan6.com/Citra Dewi)
Setelah melihat sejumlah fasilitas di JS Shimayuki, Liputan6.com juga mendapat kesempatan untuk "mengintip" kapal perusak JS Asayuki.
Kapal yang termasuk ke dalam kelas Yuki itu mulai bertugas pada Februari 1987. Kapal tersebut memiliki sejumlah senjata anti-pesawat, anti-darat, dan anti-kapal selam yang digunakan untuk beberapa jenis operasi.
Helikopter SH-60J yang berada di JS Asayuki (Liputan6.com/Citra Dewi)
JS Asayuki memiliki senjata yang sama seperti di JS Shimayuki. Bedanya, kapal yang juga berbobot 3.050 ton dan 130 meter itu mengangkut sebuah helikopter SH-60J.
SH60J merupakan helikopter militer keluaran Mitsubishi bermesin twin turboshift. Helikopter yang dapat mencapai kecepatan 275 km/jam tersebut bertugas untuk patroli anti-kapal selam Pasukan Bela Diri Maritim Jepang.
Indonesia to raise prospect of joint patrols with Australia in South China Sea
South China Sea [BBC] ☆
Indonesia President Joko Widodo will discuss the prospect of joint patrols with Australia in the South China Sea when he meets his counterpart Prime Minister Malcolm Turnbull at the weekend.
Widodo told The Australian newspaper he would like to see joint patrols with Australia, but only if did not further inflame tensions with China.
"If there is no tension I think it's very important to have the patrols together. We will discuss this with PM Turnbull," said Widodo.
Indonesia has traditionally taken a neutral position on the South China Sea, acting as a buffer between China and fellow members of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) that have the most at stake, the Philippines and Vietnam.
But after China angered Indonesia by saying the two countries had "overlapping claims" to waters close to Indonesia's Natuna Islands, Jakarta staged large-scale exercise on the edge of South China Sea in October.
China claims almost the entire South China Sea, through which about $5 trillion worth of trade passes each year. Brunei, Malaysia, the Philippines, Taiwan and Vietnam also have claims to parts of the sea.
Australia - which says it takes no sides on South China Sea disputes but has supported U.S.-led freedom of navigation activities in the region - has been seeking to repair ties with Indonesia after their most recent spat.
Indonesia suspended military cooperation with Australia in January after "insulting" teaching materials were found at an Australian base.
While Australia's army chief apologized to Indonesia in February, military cooperation remains suspended.
Indonesia President Joko Widodo will discuss the prospect of joint patrols with Australia in the South China Sea when he meets his counterpart Prime Minister Malcolm Turnbull at the weekend.
Widodo told The Australian newspaper he would like to see joint patrols with Australia, but only if did not further inflame tensions with China.
"If there is no tension I think it's very important to have the patrols together. We will discuss this with PM Turnbull," said Widodo.
Indonesia has traditionally taken a neutral position on the South China Sea, acting as a buffer between China and fellow members of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) that have the most at stake, the Philippines and Vietnam.
But after China angered Indonesia by saying the two countries had "overlapping claims" to waters close to Indonesia's Natuna Islands, Jakarta staged large-scale exercise on the edge of South China Sea in October.
China claims almost the entire South China Sea, through which about $5 trillion worth of trade passes each year. Brunei, Malaysia, the Philippines, Taiwan and Vietnam also have claims to parts of the sea.
Australia - which says it takes no sides on South China Sea disputes but has supported U.S.-led freedom of navigation activities in the region - has been seeking to repair ties with Indonesia after their most recent spat.
Indonesia suspended military cooperation with Australia in January after "insulting" teaching materials were found at an Australian base.
While Australia's army chief apologized to Indonesia in February, military cooperation remains suspended.
Jumat, 24 Februari 2017
PT Dirgantara Indonesia mampu produksi helikopter sendiri?
Ini penjelasannyaArsip - Teknisi menyelesaikan proses produksi Helikopter jenis Superpuma SA 332 C1A dan Cougar E725 di hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/11/2015). (ANTARA FOTO/Novrian Arbi) ☆
PT Dirgantara Indonesia (Persero) dinilai sangat mampu mendesain dan memproduksi helikopter sendiri untuk mewujudkan kemandirian pertahanan nasional.
"Bukan suatu hal yang tidak mungkin, dengan dukungan penuh pemerintah terhadap industri pertahanan, PTDI siap memproduksi helikopter sendiri," kata Deputi Bidang usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, saat berbincang dengan wartawan, di Jakarta, Jumat.
Demikian diungkapkan Harry, menjawab pertanyaan sejumlah kalangan terkait kemampuan perusahaan tersebut mengembangkan sendiri helikopter.
PT DI yang merupakan ikon industri kedirgantaraan Indonesia, sejauh ini sudah banyak mendisain pesawat dan merakit pesawat pesanan beberapa negara di dunia.
Pesawat jenis CN 235 dan CN 295, dua pesawat itu merupakan desain asli anak bangsa yang dalam produksinya bekerjasama dengan Airbus. Bahkan, saat ini PT DI tengah merancang jenis pesawat baru yaitu CN 245. Hanya saja, hingga kini, PT DI belum bisa mendesain jenis pesawat seperti helikopter.
Menurut Harry sesungguhnya sudah banyak helikopter yang terbang perdana dari pabrik PT DI di Bandung.
Hanya saja helikopter ini merupakan desain dari beberapa produsen helikopter dan kemudian PT DI hanya merakitnya.
"Helikopter-helikopter itu tidak desain PT DI, tapi kita hanya manufacturing atau merakit kemudian menerbangkan," katanya.
Ia mengakui tidak mudahnya PT DI mendesain helikopter, dikarenakan pesawat jenis ini banyak memiliki varian. Berbagai produsen helikopter seperti Bell, Eurocopter sudah memiliki banyak varian, sehingga pasar yang harus dihadapi juga sangat kompleks.
Namun Harry memastikan PT DI sudah bekerjasama dengan beberapa produsen helikopter tersebut untuk bisa merakit di Bandung. Dengan begitu, beberapa pasar di ASEAN bisa menjadi lahan PT DI mengingat akan lebih efisien.
Mengenai kualitas produk helikopter yang dirakit PT DI, diklaim Harry juga sama dengan yang dirakit di pabrik masing-masing.
Dia mengemukakan kualitas helikopter jenis EC-725 Cougar tidak kalah jika dibandingkan dengan jenis AW-101.
"Jadi tetap, PT DI dalam memproduksi pesawat sekarang disesuaikan dengan Rencana Strategis Hankam," ujar Harry.
Dengan begitu, bukan suatu hal yang tidak mungkin dengan dukungan penuh pemerintah PT DI mampu mendesain dan memproduksi helikopter sendiri.
PT Dirgantara Indonesia (Persero) dinilai sangat mampu mendesain dan memproduksi helikopter sendiri untuk mewujudkan kemandirian pertahanan nasional.
"Bukan suatu hal yang tidak mungkin, dengan dukungan penuh pemerintah terhadap industri pertahanan, PTDI siap memproduksi helikopter sendiri," kata Deputi Bidang usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, saat berbincang dengan wartawan, di Jakarta, Jumat.
Demikian diungkapkan Harry, menjawab pertanyaan sejumlah kalangan terkait kemampuan perusahaan tersebut mengembangkan sendiri helikopter.
PT DI yang merupakan ikon industri kedirgantaraan Indonesia, sejauh ini sudah banyak mendisain pesawat dan merakit pesawat pesanan beberapa negara di dunia.
Pesawat jenis CN 235 dan CN 295, dua pesawat itu merupakan desain asli anak bangsa yang dalam produksinya bekerjasama dengan Airbus. Bahkan, saat ini PT DI tengah merancang jenis pesawat baru yaitu CN 245. Hanya saja, hingga kini, PT DI belum bisa mendesain jenis pesawat seperti helikopter.
Menurut Harry sesungguhnya sudah banyak helikopter yang terbang perdana dari pabrik PT DI di Bandung.
Hanya saja helikopter ini merupakan desain dari beberapa produsen helikopter dan kemudian PT DI hanya merakitnya.
"Helikopter-helikopter itu tidak desain PT DI, tapi kita hanya manufacturing atau merakit kemudian menerbangkan," katanya.
Ia mengakui tidak mudahnya PT DI mendesain helikopter, dikarenakan pesawat jenis ini banyak memiliki varian. Berbagai produsen helikopter seperti Bell, Eurocopter sudah memiliki banyak varian, sehingga pasar yang harus dihadapi juga sangat kompleks.
Namun Harry memastikan PT DI sudah bekerjasama dengan beberapa produsen helikopter tersebut untuk bisa merakit di Bandung. Dengan begitu, beberapa pasar di ASEAN bisa menjadi lahan PT DI mengingat akan lebih efisien.
Mengenai kualitas produk helikopter yang dirakit PT DI, diklaim Harry juga sama dengan yang dirakit di pabrik masing-masing.
Dia mengemukakan kualitas helikopter jenis EC-725 Cougar tidak kalah jika dibandingkan dengan jenis AW-101.
"Jadi tetap, PT DI dalam memproduksi pesawat sekarang disesuaikan dengan Rencana Strategis Hankam," ujar Harry.
Dengan begitu, bukan suatu hal yang tidak mungkin dengan dukungan penuh pemerintah PT DI mampu mendesain dan memproduksi helikopter sendiri.
TNI Tanda Tangani Kontrak Pengadaan Barang-Jasa Senilai Rp 7 T
Komodo Raider [Pen Yonif Raider323] ☆
Kepala Staf Umum (Kasum) Mabes TNI Laksamana Madya Didit Herdiawan menandatangani Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Unit Organisasi (UO) Mabes TNI Tahun Anggaran 2017 di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2017).
Penandatanganan kontrak barang dan jasa tersebut memiliki nilai total Rp 7.050.746.109.847.
Adapun rincian penandatanganan kontrak UO Mabes TNI sebanyak 92 kontrak dengan nilai Rp 1.410.354.303.300.
Adapun penandatanganan kontrak di masing-masing angkatan yang sudah dilaksanakan, untuk TNI AD, sejumlah 163 kontrak dengan nilai Rp 1.676.542.357.576, TNI AL sejumlah 215 kontrak dengan nilai Rp 2.226.691.420.850, dan TNI AU sejumlah 233 kontrak dengan nilai Rp 1.737.158.028.121.
“Setelah ditandatanganinya kontrak pengadaan barang dan jasa UO Mabes TNI dan angkatan dengan nilai total Rp 7 triliun, diharapkan akan mempercepat daya serap anggaran TNI tahun 2017 dan dapat menghindari terjadinya lintas tahun,” ujar Didit seperti dikutip dari keterangan pers Pusat Penerangan Mabes TNI, Kamis (23/2/2017).
Didit menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada semua kementerian dan lembaga, termasuk TNI, untuk meningkatkan kinerjanya serta menekankan agar pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 harus lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien terkait realisasi anggaran, kata Didit, maka diperlukan langkah nyata, termasuk percepatan proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan TNI.
Didit menuturkan, penandatanganan kontrak secara kolektif merupakan tindak lanjut dari instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tentang perintah melaksanakan percepatan pelaksanaan program dan anggaran tahun anggaran 2017.
Kebijakan tersebut terkait dengan proses pengadaan barang dan jasa sebagai realisasi dari daftar isian pelaksana anggaran (DIPA) yang telah diterbitkan oleh pemerintah.
Selain itu, dia juga memastikan bahwa semua kontrak yang ditandatangani sudah melalui proses lelang sesuai undang-undang.
“Kontrak yang ditandatangani tersebut sudah melalui proses lelang sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu pula, Didit berharap penandatanganan kontrak dapat berlangsung secara konsisten. Dengan demikian, dari waktu ke waktu, daya serap anggaran TNI dapat meningkat secara signifikan dan mencapai sasaran pembangunan yang telah direncanakan.
“Kita harus konsisten mengikuti kegiatan di lapangan yang berkaitan dengan proses pengadaan barang dan jasa dengan pendampingan,” kata Didit.
Kepala Staf Umum (Kasum) Mabes TNI Laksamana Madya Didit Herdiawan menandatangani Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Unit Organisasi (UO) Mabes TNI Tahun Anggaran 2017 di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2017).
Penandatanganan kontrak barang dan jasa tersebut memiliki nilai total Rp 7.050.746.109.847.
Adapun rincian penandatanganan kontrak UO Mabes TNI sebanyak 92 kontrak dengan nilai Rp 1.410.354.303.300.
Adapun penandatanganan kontrak di masing-masing angkatan yang sudah dilaksanakan, untuk TNI AD, sejumlah 163 kontrak dengan nilai Rp 1.676.542.357.576, TNI AL sejumlah 215 kontrak dengan nilai Rp 2.226.691.420.850, dan TNI AU sejumlah 233 kontrak dengan nilai Rp 1.737.158.028.121.
“Setelah ditandatanganinya kontrak pengadaan barang dan jasa UO Mabes TNI dan angkatan dengan nilai total Rp 7 triliun, diharapkan akan mempercepat daya serap anggaran TNI tahun 2017 dan dapat menghindari terjadinya lintas tahun,” ujar Didit seperti dikutip dari keterangan pers Pusat Penerangan Mabes TNI, Kamis (23/2/2017).
Didit menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada semua kementerian dan lembaga, termasuk TNI, untuk meningkatkan kinerjanya serta menekankan agar pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 harus lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien terkait realisasi anggaran, kata Didit, maka diperlukan langkah nyata, termasuk percepatan proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan TNI.
Didit menuturkan, penandatanganan kontrak secara kolektif merupakan tindak lanjut dari instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tentang perintah melaksanakan percepatan pelaksanaan program dan anggaran tahun anggaran 2017.
Kebijakan tersebut terkait dengan proses pengadaan barang dan jasa sebagai realisasi dari daftar isian pelaksana anggaran (DIPA) yang telah diterbitkan oleh pemerintah.
Selain itu, dia juga memastikan bahwa semua kontrak yang ditandatangani sudah melalui proses lelang sesuai undang-undang.
“Kontrak yang ditandatangani tersebut sudah melalui proses lelang sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu pula, Didit berharap penandatanganan kontrak dapat berlangsung secara konsisten. Dengan demikian, dari waktu ke waktu, daya serap anggaran TNI dapat meningkat secara signifikan dan mencapai sasaran pembangunan yang telah direncanakan.
“Kita harus konsisten mengikuti kegiatan di lapangan yang berkaitan dengan proses pengadaan barang dan jasa dengan pendampingan,” kata Didit.
KRI SIM-367 Laksanakan Sea Phase AMAN 2017
Memasuki tahap Laut (Sea Phase) yang dilaksanakan pada tanggal 13-14 Februari 2017 di Laut Arab yang berjarak 35 Nm dari pelabuhan Karachi Pakistan, KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 tergabung di group 2 bersama dengan Pakistan Navy Ship (PNS) SAIF (Pakistan), HMS Daring (UK), PLA (N) Harbin (China), dan HMAS Arunta (Australia) dalam rangka Latihan Bersama (Latma) Multinasional AMAN 2017.
Rangkaian kegiatan Sea Phase diakhiri dengan International Fleet Review (IFR) yang dilaksanakan tanggal 14 Februari 2017. Kapal-kapal melaksanakan Sailing Past dan penghormatan kepada Perdana Menteri Pakistan Mian Muhammad Nawaz Sharif yang on board di PNS NASR, didampingi Duta Besar negara sahabat dan tamu VIP termasuk Atase Pertahanan Indonesia untuk Pakistan yaitu Kolonel Arh Putut Hadi Witjaksono.
Selain melaksanakan latihan SeaPhase, Latihan yang diikuti 9 kapal perang dari negara peserta dan 12 kapal perang dari Pakistan Navy melaksanakan beberapa latihan antara lain : MISCEX-830, IFR, GUNNEX, COMBINED MIO BOARDEX, MAN AND CHEER SHIP, SURFEX 993, ASMDEX, dan PHOTEX/FORMATION AMAN.
Pada serial latihan Combined MIO Boardex, tim VBSS dari KRI SIM-367 melaksanakan latihan boarding di PNS TIPPU SULTAN. Tim VBSS yang terdiri dari 5 personil dipimpin oleh Letda Laut (P) Febri Ario. Serial ini cukup menantang karena dilaksanakan dengan kondisi kapal sasaran yaitu PNS TIPPU SULTAN melaju dengan kecepatan 8 knots.
Sebelum mengakhiri serial latihan Combined MIO Boardex, Komandan PNS TIPPU SULTAN, Captain Shaquat menyampaikan apresiasi atas profesionalisme Tim VBSS KRI SIM-367 yang melaksanakan serial latihan tersebut dengan berjalan aman dan lancar. (Dispenarmatim)
Rangkaian kegiatan Sea Phase diakhiri dengan International Fleet Review (IFR) yang dilaksanakan tanggal 14 Februari 2017. Kapal-kapal melaksanakan Sailing Past dan penghormatan kepada Perdana Menteri Pakistan Mian Muhammad Nawaz Sharif yang on board di PNS NASR, didampingi Duta Besar negara sahabat dan tamu VIP termasuk Atase Pertahanan Indonesia untuk Pakistan yaitu Kolonel Arh Putut Hadi Witjaksono.
Selain melaksanakan latihan SeaPhase, Latihan yang diikuti 9 kapal perang dari negara peserta dan 12 kapal perang dari Pakistan Navy melaksanakan beberapa latihan antara lain : MISCEX-830, IFR, GUNNEX, COMBINED MIO BOARDEX, MAN AND CHEER SHIP, SURFEX 993, ASMDEX, dan PHOTEX/FORMATION AMAN.
Pada serial latihan Combined MIO Boardex, tim VBSS dari KRI SIM-367 melaksanakan latihan boarding di PNS TIPPU SULTAN. Tim VBSS yang terdiri dari 5 personil dipimpin oleh Letda Laut (P) Febri Ario. Serial ini cukup menantang karena dilaksanakan dengan kondisi kapal sasaran yaitu PNS TIPPU SULTAN melaju dengan kecepatan 8 knots.
Sebelum mengakhiri serial latihan Combined MIO Boardex, Komandan PNS TIPPU SULTAN, Captain Shaquat menyampaikan apresiasi atas profesionalisme Tim VBSS KRI SIM-367 yang melaksanakan serial latihan tersebut dengan berjalan aman dan lancar. (Dispenarmatim)
Satkopaska Unjuk Kemampuan Bersama Pasukan Khusus 6 Negara
Satkopaska Koarmatim [wartasas] ☆
TNI-AL mengirimkan 1 tim Kopaska untuk melaksanakan latihan bersama dengan pasukan khusus Special Operation Force (SOF) yang berasal dari 7 Negara Partisipan Latma Multinational AMAN 2017 antara lain Pasukan Khusus dari Pakistan, China, Maldives, Srilanka, Turki, Malaysia dan Indonesia. Latihan ini diselenggarakan tanggal 10 s.d. 14 Februari di Pakistan Navy Ship (PNS) IQBAL, Karachi. Selasa, (14/02/2017).
Memasuki hari kedua tanggal 11 Februari 2017 tim Kopaska dari Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Laut (P) Sadarianto melaksanakan Demo Maritime Counter Terrorism dengan SSGN. Latihan diawali dengan aksi manuver small boat Unit, Fast Rope melalui Helikopter Sea King, Free Fall dari pesawat Fokker, pertempuran jarak dekat sampai dengan membawa sandera ke tempat yang aman ditampilkan oleh Tim Kopaska TNI AL dan Tim Special Service Group Navy (SSGN) Pakistan.
Beberapa latihan yang dilaksanakan antara lain : menembak sniper, menembak reaksi dan menembak transisi dengan senjata pistol dan laras panjang, serta latihan Close Quarter Combat (CQC). Seluruh rangkaian latihan ini dilaksanakan di lapangan tembak PNS HIMALAYA. Sedangkan untuk Final Exercise Counter Terroris Operation, para pasukan khusus berlatih dengan menggabungkan personil dengan negara peserta lainnya. Dengan latihan bersama tersebut, diharapkan dapat mempererat hubungan SOF antar negara peserta dan terlatihnya kemampuan dibidang Counter Terrorism And Piracy Operation.
Pada malam sebelum penutupan latihan, diadakan acara makan malam bersama seluruh peserta SOF dan EOD yang dihadiri oleh Komandan Marinir Pakistan kemudian dilanjutkan pemberian cinderamata kepada para perwakilan negara peserta latihan.
(Dispenarmatim)
TNI-AL mengirimkan 1 tim Kopaska untuk melaksanakan latihan bersama dengan pasukan khusus Special Operation Force (SOF) yang berasal dari 7 Negara Partisipan Latma Multinational AMAN 2017 antara lain Pasukan Khusus dari Pakistan, China, Maldives, Srilanka, Turki, Malaysia dan Indonesia. Latihan ini diselenggarakan tanggal 10 s.d. 14 Februari di Pakistan Navy Ship (PNS) IQBAL, Karachi. Selasa, (14/02/2017).
Memasuki hari kedua tanggal 11 Februari 2017 tim Kopaska dari Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Laut (P) Sadarianto melaksanakan Demo Maritime Counter Terrorism dengan SSGN. Latihan diawali dengan aksi manuver small boat Unit, Fast Rope melalui Helikopter Sea King, Free Fall dari pesawat Fokker, pertempuran jarak dekat sampai dengan membawa sandera ke tempat yang aman ditampilkan oleh Tim Kopaska TNI AL dan Tim Special Service Group Navy (SSGN) Pakistan.
Beberapa latihan yang dilaksanakan antara lain : menembak sniper, menembak reaksi dan menembak transisi dengan senjata pistol dan laras panjang, serta latihan Close Quarter Combat (CQC). Seluruh rangkaian latihan ini dilaksanakan di lapangan tembak PNS HIMALAYA. Sedangkan untuk Final Exercise Counter Terroris Operation, para pasukan khusus berlatih dengan menggabungkan personil dengan negara peserta lainnya. Dengan latihan bersama tersebut, diharapkan dapat mempererat hubungan SOF antar negara peserta dan terlatihnya kemampuan dibidang Counter Terrorism And Piracy Operation.
Pada malam sebelum penutupan latihan, diadakan acara makan malam bersama seluruh peserta SOF dan EOD yang dihadiri oleh Komandan Marinir Pakistan kemudian dilanjutkan pemberian cinderamata kepada para perwakilan negara peserta latihan.
(Dispenarmatim)
[Dunia] 96 Persen Rudal Balistik Antarbenua Milik Rusia Siap Digunakan
Misil balistik antarbenua Yars RS-24 yang bisa mengangkut beberapa hulu ledak nuklir dan bisa menghantam sasaran sejauh 16.000 kilometer. [AFP] ○
Sebanyak 96 persen misil balistik antarbenua milik Rusia siap digunakan setiap saat jika dibutuhkan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu di hadapan para anggota parlemen di Moskwa, Rabu(22/2/2017).
"Misil-misil balistik antarbenua terus dipelihara untuk memastikan kemampuan untuk menangkal serangan nuklir," ujar Shoigu kepada para anggota Duma, parlemen Rusia.
"Sebanyak 96 persen misil balistik antarbenua sudah siap digunakan setiap saat," tambah Shoigu.
Pasukan misil strategis, tulang punggung pertahanan Rusia, kini tengah dipersenjatai kembali secara besar-besaran dan dimodernisasi.
AD Rusia kini sudah menerim 41 rudal balistik yang telah ditingkatkan kemampuannya, satu kapal selam nuklir kelas Borei generasi keempat serta empat pesawat pengebom strategis Tu-160 dan Tu-95MS.
"60 persen persenjataan nuklir Rusia sudah modern, demikian pula 62 persen persenjataan di Pasukan Rudal Strategis," tambah Shoigu.
Hingga akhir 2017, semua pasukan darat Rusia akan dipersenjataisistem misil balistik mobil jarak menengah Iskander-M.
Sistem baru ini akan menggantikan sistem misil balistik jarak menengah Tochka-U yang sudah menua.
"Sebagai tambahan, semua sistem radar peringatan dini yang baru akan dioperasikan tahun ini, sehingga seluruh negeri terlindungi ari serangan berbagai jenis rudal, termasuk rudal balistik," lanjut Shoigu.
Modernisasi militer Rusia ini dilakukan di saat yang sama AS terus memperbarui sistem pertahanan rudal diwilayah timur dan selatan Eropa.
Pada Mei 2016, AS memasang sistem pertahanan anti-rudal di Romania. Sistem pertahanan yang sama juga akan dipasang di Polandia pada 2018.
Sebanyak 96 persen misil balistik antarbenua milik Rusia siap digunakan setiap saat jika dibutuhkan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu di hadapan para anggota parlemen di Moskwa, Rabu(22/2/2017).
"Misil-misil balistik antarbenua terus dipelihara untuk memastikan kemampuan untuk menangkal serangan nuklir," ujar Shoigu kepada para anggota Duma, parlemen Rusia.
"Sebanyak 96 persen misil balistik antarbenua sudah siap digunakan setiap saat," tambah Shoigu.
Pasukan misil strategis, tulang punggung pertahanan Rusia, kini tengah dipersenjatai kembali secara besar-besaran dan dimodernisasi.
AD Rusia kini sudah menerim 41 rudal balistik yang telah ditingkatkan kemampuannya, satu kapal selam nuklir kelas Borei generasi keempat serta empat pesawat pengebom strategis Tu-160 dan Tu-95MS.
"60 persen persenjataan nuklir Rusia sudah modern, demikian pula 62 persen persenjataan di Pasukan Rudal Strategis," tambah Shoigu.
Hingga akhir 2017, semua pasukan darat Rusia akan dipersenjataisistem misil balistik mobil jarak menengah Iskander-M.
Sistem baru ini akan menggantikan sistem misil balistik jarak menengah Tochka-U yang sudah menua.
"Sebagai tambahan, semua sistem radar peringatan dini yang baru akan dioperasikan tahun ini, sehingga seluruh negeri terlindungi ari serangan berbagai jenis rudal, termasuk rudal balistik," lanjut Shoigu.
Modernisasi militer Rusia ini dilakukan di saat yang sama AS terus memperbarui sistem pertahanan rudal diwilayah timur dan selatan Eropa.
Pada Mei 2016, AS memasang sistem pertahanan anti-rudal di Romania. Sistem pertahanan yang sama juga akan dipasang di Polandia pada 2018.
★ Kompas
Seeking Export Success @ IDEX17D5
Hanwha has developed the K21-105 medium tank. This combination has already completed its mobility and firing trials in South Korea, as well as in an undisclosed Asian country in Asia, believed to be Indonesia.Hanwha Defense Systems (Stand 12-C35) of the Republic of Korea (ROK) has brought its latest production K21 infantry fighting vehicle (IFV) to IDEX in an effort to win a first export contract for it. It has been developed to meet the requirements of the ROK Army and has also been referred to as the Next Infantry Fighting Vehicle (NIFV), with an estimated 500 units under contract or delivered.
When compared with other IFVs, the K21 is well armed with a two-person turret armed with a 40mm cannon and a 7.62mm co-axial machine gun (MG), with some models having a twin anti-tank launcher mounted on one side of the turret.
The K21 IFV has a combat weight of 25 tonnes and unlike most other tracked IFVs is fully amphibious with additional buoyancy aids and is then propelled in the water by its tracks at a maximum speed of 6km/h. It is fitted with an in-arm hydropneumatic suspension system, which not only provides a good ride for the crew consisting of commander, gunner and driver, and nine dismounts, but is also a more stable firing platform.
To meet potential export customer requirements, Hanwha has developed the K21-105 medium tank. This consists of a K21 IFV hull modified to take the Belgian CMI Defence two-person turret armed with a 105mm rifled gun and a 7.62mm co-axial MG. This combination has already completed its mobility and firing trials in South Korea, as well as in an undisclosed Asian country in Asia, believed to be Indonesia.
In addition to firing conventional natures of 105mm ammunition, the system can fire a laser-guided projectile fitted with a tandem high-explosive anti-tank (HEAT) warhead to neutralise targets fitted with explosive reactive armour, out to a maximum range of 5,000m.
The company has also developed an armoured recovery vehicle, a command post and a driver training vehicle based on the K21 IFV platform, which are in service with the ROK Army.
When compared with other IFVs, the K21 is well armed with a two-person turret armed with a 40mm cannon and a 7.62mm co-axial machine gun (MG), with some models having a twin anti-tank launcher mounted on one side of the turret.
The K21 IFV has a combat weight of 25 tonnes and unlike most other tracked IFVs is fully amphibious with additional buoyancy aids and is then propelled in the water by its tracks at a maximum speed of 6km/h. It is fitted with an in-arm hydropneumatic suspension system, which not only provides a good ride for the crew consisting of commander, gunner and driver, and nine dismounts, but is also a more stable firing platform.
To meet potential export customer requirements, Hanwha has developed the K21-105 medium tank. This consists of a K21 IFV hull modified to take the Belgian CMI Defence two-person turret armed with a 105mm rifled gun and a 7.62mm co-axial MG. This combination has already completed its mobility and firing trials in South Korea, as well as in an undisclosed Asian country in Asia, believed to be Indonesia.
In addition to firing conventional natures of 105mm ammunition, the system can fire a laser-guided projectile fitted with a tandem high-explosive anti-tank (HEAT) warhead to neutralise targets fitted with explosive reactive armour, out to a maximum range of 5,000m.
The company has also developed an armoured recovery vehicle, a command post and a driver training vehicle based on the K21 IFV platform, which are in service with the ROK Army.
♘ IHS Janes
[Dunia] Pesawat PM Netanyahu Hindari Wilayah Indonesia Saat Menuju Australia
Pesawat terbang milik maskapai El Al yang membawa PM Israel Benyamin Netanyahu dalam perjalanan dinasnya ke Australia harus menghindari wilayah udara Indonesia sehingga menambah waktu penerbangan. (AFP)
Perjalanan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menuju Australia menjadi lebih lama setelah pesawat yang digunakannya menghindari wilayah udara Indonesia.
Menurut koran Inggris The Guardian, PM Netanyahu mendarat di Sydney pada Rabu (22/2/2017) pagi waktu setelah transit di Singapura.
Biasanya penerbangan langsung Singapura-Sydney memakan waktu sekitar delapan setengah jam, berdasarkan data situs FlightAware.
Tapi penerbangan maskapai El Al yang dipakai PM Netanyahu memakan waktu lebih dari 11 jam dan hal ini dibenarkan anggota rombongannya kepada wartawan The Guardian.
Maskapai El Al tak diperbolehkan melewati banyak negara berpenduduk mayoritas Muslim, termasuk Pakistan dan Indonesia.
Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia dan dikenal sangat mendukung Palestina serta upaya Palestina untuk menjadi negara yang merdeka.
Pemerintah Jakarta tidak memiliki hubungan diplomatik meski hubungan perdagangan dan pariwisata antara kedua negara tetap terjadi.
Indonesia juga memberlakukan kebijakan visa terhadap 85 negara, termasuk Israel, pada Desember 2015 dalam upaya mendongkrak angka kunjungan wisatawan asing.
Pada Maret tahun lalu PM Netanyahu menyerukan formalisasi hubungan diplomatik Tel Aviv-Jakarta, dengan alasan besarnya peluang kerja sama bilateral terutama di bidang teknologi.
Dalam pernyataan yang dikutip Times of Israel, Netanyahu mengatakan, berbagai alasan tiadanya hubungan resmi antara Israel dan Indonesia 'tak lagi relevan' dan kedua negara sama-sama berkomitmen untuk memerangi terorisme.
Meski demikian, sejauh ini seruan formalisasi hubungan resmi Israel-Indonesia tak mendapat sambutan.
Pemerintah Indonesia menegaskan, hubungan dengan Israel akan dinormalkan jika Palestina merdeka.
Perjalanan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menuju Australia menjadi lebih lama setelah pesawat yang digunakannya menghindari wilayah udara Indonesia.
Menurut koran Inggris The Guardian, PM Netanyahu mendarat di Sydney pada Rabu (22/2/2017) pagi waktu setelah transit di Singapura.
Biasanya penerbangan langsung Singapura-Sydney memakan waktu sekitar delapan setengah jam, berdasarkan data situs FlightAware.
Tapi penerbangan maskapai El Al yang dipakai PM Netanyahu memakan waktu lebih dari 11 jam dan hal ini dibenarkan anggota rombongannya kepada wartawan The Guardian.
Maskapai El Al tak diperbolehkan melewati banyak negara berpenduduk mayoritas Muslim, termasuk Pakistan dan Indonesia.
Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia dan dikenal sangat mendukung Palestina serta upaya Palestina untuk menjadi negara yang merdeka.
Pemerintah Jakarta tidak memiliki hubungan diplomatik meski hubungan perdagangan dan pariwisata antara kedua negara tetap terjadi.
Indonesia juga memberlakukan kebijakan visa terhadap 85 negara, termasuk Israel, pada Desember 2015 dalam upaya mendongkrak angka kunjungan wisatawan asing.
Pada Maret tahun lalu PM Netanyahu menyerukan formalisasi hubungan diplomatik Tel Aviv-Jakarta, dengan alasan besarnya peluang kerja sama bilateral terutama di bidang teknologi.
Dalam pernyataan yang dikutip Times of Israel, Netanyahu mengatakan, berbagai alasan tiadanya hubungan resmi antara Israel dan Indonesia 'tak lagi relevan' dan kedua negara sama-sama berkomitmen untuk memerangi terorisme.
Meski demikian, sejauh ini seruan formalisasi hubungan resmi Israel-Indonesia tak mendapat sambutan.
Pemerintah Indonesia menegaskan, hubungan dengan Israel akan dinormalkan jika Palestina merdeka.
♖ Kompas
Kamis, 23 Februari 2017
Mabes TNI Tanda Tangani Kontrak Rp 1,4 Triliun
Markas Besar TNI menandatangani 62 kontrak barang dan jasa Tahun 2017 senilai Rp 1,410 triliun. Sebagian besar anggaran untuk Badan Perbekalan (Babek) TNI.
Penandatanganan kontrak secara kolektif antara para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja (Satker) Mabes TNI dengan para mitra penyedia barang dan jasa ini disaksikan oleh Kepala Staf Umum TNI Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (23/2).
Kasum TNI menegaskan, selama ini penyerapan anggaran masih belum maksimal karena dinilai masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya di lingkup TNI. "Suksesnya pembangunan nasional dimulai dari pelaksanaan kegiatan perencanaan yang baik dan untungnya diikuti dengan realisasi anggaran maupun kegiatan sesuai dengan program pelaksanaan secara disiplin. Namun, hal ini sering sekali terjadi bahwa 'penyerapan' masih ada kekurangan dan keterlambatan di dalam pelakanaan, sehingga diharapkan harus sesuai keinginan organisasi ataupun aturan-aturan yang berlaku," katanya menegaskan.
Penandatanganan kontrak secara kolektif ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Panglima TNI kepada para kepala staf angkatan dan kasum TNI tentang perintah melaksanakan percepatan pelaksanaan program dan anggaran TA 2017. Kebijakan tersebut terkait dengan proses pengadaan barang dan jasa sebagai realisasi dari Dipa yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Kasum TNI menyampaikan, berdasarkan instruksi Presiden RI diharapkan seluruh kementerian dan lembaga meningkatkan kinerjanya, bukan hanya penandatanganan kontrak pengadaan barang dan jasa, tapi kemajuan administrasi dan kemajuan fisik harus berjalan seirama.
"Oleh karena itu, diharapkan untuk anggaran tahun 2017, harus lebih baik dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya yakni anggaran tahun 2016, agar tercapai aktivitas yang efisieni serta realisasi anggaran, khususnya percepatan proses barang dan jasa," harapnya.
Kontrak yang ditandatangani tiga satker berjumlah 62 kontrak, yakni Bais TNI (tiga kontrak) tentang pengadaan intelegence satelite monitoring remot. Babek TNI (54 kontrak) antara lain pengadaan kendaraan taktis (rantis), suku cadang rantis, non-alutsista/senjata, munisi kaliber kecil, amunisi khusus, material khusus, munisi kaliber besar, senjata dan non-alut alpalsus.
Selanjutnya, Satkomlek TNI (lima kontrak) tentang pengadaan Alkom Pam VVIP Kodam IV/Dip, pengadaan Surveillance dan monitoring system kegiatan energy storange system, kegiatan pemantau siang malam kelengkapan Kalimantan, kegiatan Smart monitor system software kelengkapan klaster Kalimantan, dan kegiatan klaster perbatasan Kalimantan.
Penandatanganan kontrak ini diharapkan dapat berlangsung secara konsisten, sehingga dari waktu ke waktu daya serap anggaran TNI dapat meningkat secara signifikan. "Dan mencapai sasaran pembangunan yang telah direncanakan," kata Didit.
Rusia Siap Perdalam Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
Foto bersama atase militer di Perayaan Hari Angkatan Bersenjata di Rusia. (Silviana Dharma/Okezone)
Indonesia dan Rusia memiliki sejarah kemitraan yang terbilang cukup lama, lebih dari 60 tahun. Tepatnya sejak masa Presiden pertama RI Soekarno. Demikian ucap Atase Militer, Angkatan Udara dan Laut Rusia, Nikolay Nikolayuk, saat membuka perayaan Hari Angkatan Bersenjata Rusia di Jakarta pada Rabu 22 Februari 2017.
“Bicara soal sejarah hubungan bilateral antara Rusia dan Indonesia, saya berani menyatakan kalau Rusia telah menyediakan banyak sekali dukungan terhadap Indonesia, baik dari segi politik dan persenjataan, juga militer. Bahkan sejak awal kemerdekaan negara ini,” ucap Nikolayuk.
Ia memaparkan, saat ini kedua negara tengah menapaki tingkat kemitraan yang baru, khususnya dalam bidang pertahanan. Kerjasama yang dimaksud merupakan hasil dari pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Vladimir Putin di Socchi pada Mei tahun lalu.
“Indonesia dan Rusia adalah kawan baik. Kita memiliki kerjasama militer secara teknis yang sangat aktif. Secara bertahap, kita juga meningkatkan jaringan militer,” tambahnya.
Tentunya pada saat itu ada sejumlah kerjasama baru yang disepakati, mulai dari perjanjian ekonomi, perindustrian dan kemaritiman. Demikian juga di bidang pertahanan dan keamanan.
Indonesia tidak hanya menggalakkan pertahanan di bidang laut untuk illegal fishing, tetapi juga membeli alutsista dari Rusia.
“Berdasarkan kunjungan Presiden Jokowi itu, sekarang kami berencana untuk merealisasikan perjanjian yang ada. Penting juga untuk menggarisbawahi bahwa Federasi Rusia siap bekerja sama, mengembangkan proses perwujudan kerjasama ini secara lebih mendalam dengan Indonesia. Kedua negara memiliki tradisi dan perluasan kerjasama yang bagus untuk mengembangkan pertemanan ini lebih jauh lagi,” ujarnya sebelum bersulang dengan hadirin.
Indonesia dan Rusia memiliki sejarah kemitraan yang terbilang cukup lama, lebih dari 60 tahun. Tepatnya sejak masa Presiden pertama RI Soekarno. Demikian ucap Atase Militer, Angkatan Udara dan Laut Rusia, Nikolay Nikolayuk, saat membuka perayaan Hari Angkatan Bersenjata Rusia di Jakarta pada Rabu 22 Februari 2017.
“Bicara soal sejarah hubungan bilateral antara Rusia dan Indonesia, saya berani menyatakan kalau Rusia telah menyediakan banyak sekali dukungan terhadap Indonesia, baik dari segi politik dan persenjataan, juga militer. Bahkan sejak awal kemerdekaan negara ini,” ucap Nikolayuk.
Ia memaparkan, saat ini kedua negara tengah menapaki tingkat kemitraan yang baru, khususnya dalam bidang pertahanan. Kerjasama yang dimaksud merupakan hasil dari pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Vladimir Putin di Socchi pada Mei tahun lalu.
“Indonesia dan Rusia adalah kawan baik. Kita memiliki kerjasama militer secara teknis yang sangat aktif. Secara bertahap, kita juga meningkatkan jaringan militer,” tambahnya.
Tentunya pada saat itu ada sejumlah kerjasama baru yang disepakati, mulai dari perjanjian ekonomi, perindustrian dan kemaritiman. Demikian juga di bidang pertahanan dan keamanan.
Indonesia tidak hanya menggalakkan pertahanan di bidang laut untuk illegal fishing, tetapi juga membeli alutsista dari Rusia.
“Berdasarkan kunjungan Presiden Jokowi itu, sekarang kami berencana untuk merealisasikan perjanjian yang ada. Penting juga untuk menggarisbawahi bahwa Federasi Rusia siap bekerja sama, mengembangkan proses perwujudan kerjasama ini secara lebih mendalam dengan Indonesia. Kedua negara memiliki tradisi dan perluasan kerjasama yang bagus untuk mengembangkan pertemanan ini lebih jauh lagi,” ujarnya sebelum bersulang dengan hadirin.
♖ Okezone
Penerbang F16 TNI AU Bertambah
Pesawat Hibah F-16 Tiba pada Maret 2017 F-16 TNI AU (Dani EF)
Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, menambah satu penerbang pesawat tempur F-16 yakni Lettu Pnb Fulgentius Dio Prakoso untuk memperkuat pertahanan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Yang bersangkutan telah lulus Konversi ke-8 di Lanud Iswahjudi Magetan selama setahun. Diharapkan dengan bergabungan Lettu Pnb Dio Prakoso semakin memperkuat pertahanan udara di tubuh TNI AU Lanud Iswahjudi Magetan,” ujar Komandan Lanud Iswahjudi Magetan Marsekal Pertama TNI Andyawan MP kepada wartawan, Kamis.
Penerbang baru F-16 Lettu Pnb Fulgentius Dio Prakoso telah lulus menjalani pendidikan transisi (konversi) dari penerbang pesawat latih Charlie dan tempur T-50 Golden Eagle selama satu tahun.
Sesuai data yang ada, Lettu Pnb Fulgentius Dio Prakoso sebelumnya telah memiliki 127 jam terbang menjadi pilot di pesawat latih Charlie.
Selain itu, ia juga telah memiliki 240 jam terbang menjadi pilot pesawat tempur T-50 Golden Eagle dan 130 jam terbang dengan pesawat tempur F-16.
Dengan bertambahnya satu penerbang tersebut, kini Skadron Udara 3 TNI AU Lanud Iswahjudi Magetan telah memiliki 14 penerbang pesawat tempur F-16.
Sebelumnya, penerbang F-16 di lanud setempat hanya memiliki 13 penerbang. Dan selama setahun TNI AU hanya berhasil mencetak seorang penerbang F-16 tersebut.
Selain ada penambahan penerbang baru untuk pesawat tempur F-16, rencananya pertengahan Maret mendatang, TNI AU Lanud Iswahjudi Magetan juga akan mendapat kekuatan baru dengan kedatangan lima unit pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat.
Lima unit pesawat tempur F-16 yang akan datang tersebut merupakan bagian dari program “Peace Bima Sena II” dalam kontrak FMS LOA ID-D-SAL yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dengan total pesawat tempur F-16 yang diberikan mencapai 30 unit.
Dengan kedatangan lima unit pesawat tempur F-16 tersebut nantinya akan semakin menambah kekuatan militer Indonesia khususnya alutsista TNI AU dalam melindungi dan mempertahankan NKRI.
Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, menambah satu penerbang pesawat tempur F-16 yakni Lettu Pnb Fulgentius Dio Prakoso untuk memperkuat pertahanan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Yang bersangkutan telah lulus Konversi ke-8 di Lanud Iswahjudi Magetan selama setahun. Diharapkan dengan bergabungan Lettu Pnb Dio Prakoso semakin memperkuat pertahanan udara di tubuh TNI AU Lanud Iswahjudi Magetan,” ujar Komandan Lanud Iswahjudi Magetan Marsekal Pertama TNI Andyawan MP kepada wartawan, Kamis.
Penerbang baru F-16 Lettu Pnb Fulgentius Dio Prakoso telah lulus menjalani pendidikan transisi (konversi) dari penerbang pesawat latih Charlie dan tempur T-50 Golden Eagle selama satu tahun.
Sesuai data yang ada, Lettu Pnb Fulgentius Dio Prakoso sebelumnya telah memiliki 127 jam terbang menjadi pilot di pesawat latih Charlie.
Selain itu, ia juga telah memiliki 240 jam terbang menjadi pilot pesawat tempur T-50 Golden Eagle dan 130 jam terbang dengan pesawat tempur F-16.
Dengan bertambahnya satu penerbang tersebut, kini Skadron Udara 3 TNI AU Lanud Iswahjudi Magetan telah memiliki 14 penerbang pesawat tempur F-16.
Sebelumnya, penerbang F-16 di lanud setempat hanya memiliki 13 penerbang. Dan selama setahun TNI AU hanya berhasil mencetak seorang penerbang F-16 tersebut.
Selain ada penambahan penerbang baru untuk pesawat tempur F-16, rencananya pertengahan Maret mendatang, TNI AU Lanud Iswahjudi Magetan juga akan mendapat kekuatan baru dengan kedatangan lima unit pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat.
Lima unit pesawat tempur F-16 yang akan datang tersebut merupakan bagian dari program “Peace Bima Sena II” dalam kontrak FMS LOA ID-D-SAL yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dengan total pesawat tempur F-16 yang diberikan mencapai 30 unit.
Dengan kedatangan lima unit pesawat tempur F-16 tersebut nantinya akan semakin menambah kekuatan militer Indonesia khususnya alutsista TNI AU dalam melindungi dan mempertahankan NKRI.
♖ Antara
Latma Staffex Cobra Gold Tahun 2017 di Thailand
Cobra Gold 2017 (CG17) merupakan kegiatan Latihan Bersama (Latma) multilateral dalam bentuk Multi National Forces (MNF) yang diikuti oleh 7 negara (USA, Thailand, Indonesia, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Jepang) yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan interoperability dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSCR).
Hal tersebut dikatakan Deputy Chief of Staff (DCOS) Kolonel Mar R.E. Girsang saat memberikan pengarahan kepada peserta Latihan Staff Exercise (Staffex) di Red Horse Camp, U-Tapao Naval Air Division, Chonburi, Thailand.
Kolonel R.E. Girsang menyampaikan bahwa, peserta Staffex TNI agar mampu menunjukkan kemampuan sebagai world class officer, selain itu juga diharapkan menyerap ilmu dalam proses pengambilan keputusan militer antara lain proses analisa pusat kekuatan lawan dan analisa kekuatan sendiri. Kemudian dikembangkan dalam beberapa cara bertindak dan penentuan cara bertindak yang akan diwujudkan dalam Perintah Operasi. “Di sisi lain kita bisa menilai sampai sejauh mana kapabilitas dan kompetensi Perwira TNI diantara Perwira manca negara peserta latihan,” katanya.
Komponen Staffex terdiri dari C-1 Personel, C-2 Intelijen, C-3 Operation, C-4 Logistic, C-5 Future Plan, C-6 Communication and Electronics, C-7 Teritorial, Medical Officer, Judge Advocate, Public Affair, Army Component, Navy Component, Marine Component, Airforce Component, Special Operations Force, dan Exercise Control Group.
Pelaksanaan Latihan Cobra Gold 2017 berlangsung dari tanggal 14 s.d. 24 Februari 2017 yang diikuti 8.339 peserta dari 7 negara peserta dan negara-negara pengamat yaitu Republik China, India, Brunei, Australia, Bangladesh, Nepal, Uganda, Pakistan, Nigeria, Mongolia, United Kingdom, Sri lanka, Chili, Birma dan United Arab Emirat.
Latihan Bersama Multilateral yang diikuti TNI dalam latihan “Cobra Gold 2017” adalah Staff Exercise, Engineering Civic Action Program (ENCAP), Senior Medical TTX and Symposium, Medical Senior Leader, Symposium Senior Leader Seminar dan Senior Leader Seminar.
TNI mengirimkan 41 peserta terdiri dari Staffex 30 personel, Engineering Civic Action Program (ENCAP) 5 (lima) personel, Senior Medical TTX and Symposium yaitu Letkol Laut (K) dr. Danny Danandjaja, M.Kes dan Letkol (Kes) dr. Veronica Galih Gunarsih. Medical Senior Leader Symposium yaitu Brigjen TNI dr. Asrofi Sueb Surachman, Sp. BP (RE)-K, MARS, dan Kolonel Ckm dr. Nirawan Putranto, Senior Leader Seminar yaitu Waasrena Kasal Laksma TNI M. Ali dan satu personel Liaison Officer (LO) yaitu Letkol Laut (P) Amrin Rosihan Hendratomo, S.E.
Upacara pembukaan Cobra Gold 2017 tanggal 14 Februari 2017 dipimpin langsung Panglima Angkatan Bersenjata Thailand (Chief Defense Force) General Surapong Suwana-Adth, Commander of US PACOM Admiral Harry Harris dan Ambassador Amerika di Thailand Mr. Glyn Travies.
Kabidpeninter Puspen TNI
Letkol Laut (KH) Drs. Edys Riyanto, M.Si.
Hal tersebut dikatakan Deputy Chief of Staff (DCOS) Kolonel Mar R.E. Girsang saat memberikan pengarahan kepada peserta Latihan Staff Exercise (Staffex) di Red Horse Camp, U-Tapao Naval Air Division, Chonburi, Thailand.
Kolonel R.E. Girsang menyampaikan bahwa, peserta Staffex TNI agar mampu menunjukkan kemampuan sebagai world class officer, selain itu juga diharapkan menyerap ilmu dalam proses pengambilan keputusan militer antara lain proses analisa pusat kekuatan lawan dan analisa kekuatan sendiri. Kemudian dikembangkan dalam beberapa cara bertindak dan penentuan cara bertindak yang akan diwujudkan dalam Perintah Operasi. “Di sisi lain kita bisa menilai sampai sejauh mana kapabilitas dan kompetensi Perwira TNI diantara Perwira manca negara peserta latihan,” katanya.
Komponen Staffex terdiri dari C-1 Personel, C-2 Intelijen, C-3 Operation, C-4 Logistic, C-5 Future Plan, C-6 Communication and Electronics, C-7 Teritorial, Medical Officer, Judge Advocate, Public Affair, Army Component, Navy Component, Marine Component, Airforce Component, Special Operations Force, dan Exercise Control Group.
Pelaksanaan Latihan Cobra Gold 2017 berlangsung dari tanggal 14 s.d. 24 Februari 2017 yang diikuti 8.339 peserta dari 7 negara peserta dan negara-negara pengamat yaitu Republik China, India, Brunei, Australia, Bangladesh, Nepal, Uganda, Pakistan, Nigeria, Mongolia, United Kingdom, Sri lanka, Chili, Birma dan United Arab Emirat.
Latihan Bersama Multilateral yang diikuti TNI dalam latihan “Cobra Gold 2017” adalah Staff Exercise, Engineering Civic Action Program (ENCAP), Senior Medical TTX and Symposium, Medical Senior Leader, Symposium Senior Leader Seminar dan Senior Leader Seminar.
TNI mengirimkan 41 peserta terdiri dari Staffex 30 personel, Engineering Civic Action Program (ENCAP) 5 (lima) personel, Senior Medical TTX and Symposium yaitu Letkol Laut (K) dr. Danny Danandjaja, M.Kes dan Letkol (Kes) dr. Veronica Galih Gunarsih. Medical Senior Leader Symposium yaitu Brigjen TNI dr. Asrofi Sueb Surachman, Sp. BP (RE)-K, MARS, dan Kolonel Ckm dr. Nirawan Putranto, Senior Leader Seminar yaitu Waasrena Kasal Laksma TNI M. Ali dan satu personel Liaison Officer (LO) yaitu Letkol Laut (P) Amrin Rosihan Hendratomo, S.E.
Upacara pembukaan Cobra Gold 2017 tanggal 14 Februari 2017 dipimpin langsung Panglima Angkatan Bersenjata Thailand (Chief Defense Force) General Surapong Suwana-Adth, Commander of US PACOM Admiral Harry Harris dan Ambassador Amerika di Thailand Mr. Glyn Travies.
Kabidpeninter Puspen TNI
Letkol Laut (KH) Drs. Edys Riyanto, M.Si.
★ Poskota
Langganan:
Postingan (Atom)