Sabtu, 10 Agustus 2013

Belanda secara resmi meminta maaf soal Rawagede

Pemerintah Belanda diwakili Duta Besar untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan, menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada para keluarga korban kasus Rawagede, Jumat (9/12) di Desa Balongsari Karawang Jawa Barat.

Tjeerd de Zwaan menyebut 9 Desember diingat sebagai hari peringatan atas peristiwa pembunuhan 64 tahun lalu dalam aksi yang dilakukan oleh militer Belanda.

''Itu merupakan hari yang tragis, dan merupakan contoh yang ekstrim dari hubungan antara Indonesia dan pemerintah Belanda dan berjalan dengan salah pada saat itu.''

''Saya di sini tidak hanya atas nama pemerintahan Belanda, tetapi kehadiran saya juga didukung oleh parlemen dan warga Belanda.''

''Pemerintah Belanda membuat pernyataan beberapa waktu lalu untuk menutup bagian yang sangat sulit."

''Sehubungan dengan itu, saya atas nama pemerintah Belanda meminta maaf atas tragedi yang terjadi di Rawagede pada 9 Desember 1947,'' kata Tjeer de Zwaan.

Seperti yang dilaporkan wartawan BBC di Rawagede, Sri Lestari, ucapan permintaan maaf pemerintah Belanda disampaikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

''Saya harap kita merefleksikan kejadian pada masa lalu, dan dapat bersama-sama untuk bekerjasama di antara dua negara ke depan,'' tambah de Zwaan.

Upacara peringatan tragedi Rawagede ini juga digunakan pemerintah Belanda untuk membayar uang ganti rugi bagi keluarga korban pembunuhan.

Ketua Yayasan Rawagede, Sukarman, mengatakan para janda korban yang akan menerima kompensasi dari pemerintah Belanda, sesuai keputusan pengadilan.

"Ada pertemuan dengan pengacara korban Rawagede, dengan keluarga korban," kata Sukarman.

Pengakuan Belanda

Wanti, 87 tahun, janda korban peristiwa Rawagede mengaku lega pemerintah Belanda akhirnya secara resmi telah meminta maaf atas peristiwa tersebut.

Wanti yang merupakan istri almarhum Sarman -salah seorang korban pembunuhan- mengatakan akan menggunakan uang kompensasi untuk membeli rumah dan naik haji.

Sebelumnya pengacara janda korban Rawagede, Lisbeth Zegveld, mengatakan pemerintah Belanda memberikan kompensasi sebesar 20.000 euro atau sekitar Rp243 juta per orang.

Kompensasi akan diberikan kepada sembilan orang keluarga korban kasus pembunuhan massal di Rawagede.

Pemberian kompensasi dan permintaan maaf oleh pemerintah Belanda dilakukan berdasarkan putusan pengadilan sipil di Den Haag Belanda, 14 September 2011, yang mengabulkan gugatan janda korban pembantaian Rawagede dengan tergugat Pemerintah Kerajaan Belanda.

Peristiwa Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947. Ketika itu sekitar 300 tentara berupaya menangkap Kapten Lukas Kustaryo, komandan kompi Divisi Siliwangi.

Dalam operasi pencarian pasukan Belanda justru melakukan pembunuhan massal terhadap sekitar 431 warga Rawagede, tetapi pemerintah Belanda hanya mengakui 150 orang yang tewas.

Proses pengakuan Belanda berlangsung panjang dan melalui sejumlah lobi penting karena meski Dewan Keamanan PBB telah menyatakan peristiwa Rawagede sebagai kesengajaan dan kejam, pemerintah Belanda tidak pernah secara terbuka membahas pembantaian Rawagede.

  BBC  

Pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 12 Dibersihkan

Pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 12 DibersihkanPekanbaru • SEJUMLAH pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12 dibersihkan dengan melakukan pencucian body pesawat dan bagian-bagian lainnya di tempat pencucian pesawat Skatek 045, Lanud Roesmin Nurjadin, Senin (5/8/2013).

Turut membersihkan pesawat tempur taktis tersebut, Danskadron Udara 12, Letkol Pnb M. Yani Amrullah beserta sejumlah personel lainnya.

Menurut Danskadron, saat ini Skadud 13 Stand By operasi pertahanan udara. Hal tersebut berarti setiap saat Skadron Udara 12 siap tempur apabila dibutuhkan.

"Oleh karenannya seluruh pesawat harus kita siapkan termasuk kebersihannya," ujar Danskadron Udara 12, “Gangster”.

  PelitaOnline  

French Crème de la Crème of the 1950’s: AMX-13 (Bagian I)

Pupus diharu-biru Jerman dalam Perang Dunia II tak membuat Perancis lantas terpuruk. Walaupun dipinjami peralatan tempur oleh AS, Perancis tak mau begitu saja kehilangan kemandiriannya. Pada 1946, pemerintahan Charles de Gaulle berinisiatif melancarkan program kembali ke kemandirian asal. Sejumlah program persenjataan baru pun diluncurkan, yang terfokus pada tiga alutsista darat yaitu MBT AMX 50, tank ringan untuk linud AMX 13, dan kendaraan intai Panhard EBR 75/10. Proyek AMX 50 ditunda dan kemudian dibatalkan karena mahalnya biaya, apalagi saat itu Perancis mulai disibukkan dengan konflik di Indocina. Perang ini pula yang membuat fokus Perancis berubah. Di wilayah Asia Tenggara yang minim infrastruktur dan medannya sulit, menggelar MBT rasanya bukan pilihan yang tepat.


Pilihan kedua yaitu pengembangan tank ringan pun dikebut. AMX 13 mendapat kode ‘13’ bukan karena semata angka sial, namun ini adalah angka target bobot untuk produksi, agar muat dimasukkan kedalam pesawat. AMX 13 sendiri dikembangkan jauh melampaui jamannya. Maklum saja, walaupun digambarkan sebagai tank yang bisa diangkut oleh pesawat transpor, tak ada pesawat dalam inventori AU Perancis saat itu yang mampu mengangkut tank baru ini nantinya. Baru dua dekade kemudian C-130 Hercules sebagai pesawat angkut taktis mampu mengangkut AMX 13.

Pengembangan AMX 13 yang diserahkan kepada pabrikan Atelier des Constructions d’Issy-les-Moulineaux (Badan Desain Kendaraan Tempur AD Perancis) dan purwarupanya dibangun di bengkel DPAI. Proyek pengembangannya boleh dibilang amat lancar, karena purwarupanya sudah siap pada 1949, lalu disusul oleh produksi massal pada 1951. Seluruh parameter yang diinginkan tercapai, kecuali bobot yang membengkak 1,5 ton dari rencana semula.


Sosok final AMX 13 terwujud dalam satu tank yang berukuran minim, namun maksimal fiturnya. Bobot dasarnya hanya 14,8 ton, dengan lapisan baja paling tebal pada bagian glacis, mampu menahan hantaman peluru 12,7mm dari segala sisi dan pecahan peluru artileri. Dengan lima roadwheel di tiap sisinya, AMX 13 mampu melaju sampai kecepatan 65km/ jam berkat mesin SOFAM 8Gxb yang memiliki 8 silinder dan berpendingin air. Mesin yang menyemburkan daya 270bhp pada 3.200rpm ini dipasang di kanan depan tank. Sistem transmisinya terdiri dari sliding mesh gearbox dengan lima gigi maju dan satu gigi mundur, dimana empat gigi majunya adalah syncromesh. Berbeda dengan kendaraan tempur kebanyakan, mesin SOFAM 8Gxb menggunakan bahan bakar bensin. Kenyamanan awak disediakan oleh empat peredam kejut pada tiap sisi AMX 13.


Hal yang paling unik dan menjadi penciri pada AMX 13 adalah penggunaan kubah osilasi (oscillating turret) tipe FL 10, dimana AMX 13 menjadi satu-satunya tank operasional di dunia yang menggunakan sistem ini. Kubah osilasi tersebut sebenarnya amat sederhana, dimana ada dua bagian utama yang bekerja. Bagian pertama yaitu struktur pendukung, menempel ke cincin kubah sebagai pendukung dua trunnion yang menjepit laras meriam. Trunnion ini bisa dinaik-turunkan, didongakkan dan ditundukkan, sementara posisi dudukan meriamnya sendiri relatif tetap. Pembaca bayangkan meriam sundut era Perang Napoleon, kurang lebih seperti itulah bagaimana sistem kubah osilasi AMX 13 bekerja. Sementara bagian kedua yaitu kubah diatasnya menaungi meriam, sistem pengisi otomatis, perangkat pengendali tembakan, radio, dan kursi untuk awak pengisi dan komandan. Kunggulan kubah osilasi ini adalah desain yang sederhana, sehingga memudahkan sistem pengisi otomatis yang ditanamkan di bagian belakang AMX 13. Dengan kubah osilasi, posisi dari pengisi munisi otomatis selalu sejajar dengan lubang peluru (breech) pada kanon AMX 13. Selain itu, sudut dongak dan tunduk laras kanon dapat dibuat ekstrim, namun AMX 13 tidak memanfaatkannya. Keunggulan lainnya, sistem osilasi ini membuat laras kanon tidak membutuhkan bukaan di depan kubah/ mantlet seperti pada desain konvensional sehingga meminimalkan kemungkinan penetrasi munisi lawan pada bagian yang lemah tersebut.

Sistem pengisi otomatis AMX 13 ditempatkan pada bagian belakang kubah (bustle), yang terdiri dari dua silinder yang masing-masing mampu menampung enam butir peluru. Tiap silinder diletakkan di sisi jalur gerak breech ke arah belakang. Saat kanon menyalak dan bergerak ke belakang, silinder magasen ini berputar, yang kemudian melepaskan sebutir peluru yang kemudian meluncur ke pelat pengisi yang membawanya sejajar dengan kamar peluru, lalu didorong kedalam. Saat ditembakkan, kelongsong peluru dilontarkan melalui lubang bulat di belakang bustle. Dengan 12 peluru terisi, AMX 13 dapat menembak secara terus-menerus, menjadi tank pendobrak yang memiliki daya gempur luar biasa. Sayangnya, begitu amunisi di revolver munisi habis, AMX 13 harus ditarik mundur karena pengisian pelurunya harus dilakukan secara manual.

Kanon AMX 13 sendiri menggunakan kanon yang diadaptasi dari kanon PzKpfw V Panther, tank Jerman dalam PD II. Namun jika Panther menggunakan meriam L70, AMX 13 menggunakan meriam serupa dengan calibre L61.5 (lebih pendek) dan amunisinya menyatu dengan propelan. Untuk dekade 1950an, daya penetrasinya yang sedalam 70mm pada inklinasi 60o pada jarak 1.000m dianggap masih cukup mumpuni untuk melibas tank dan ranpur pada jaman tersebut. Senapan mesin koaksialnya menggunakan senapan mesin Model 1913E kaliber 7,5mm. Kanon AMX 13 dikendalikan oleh sistem hidrolik untuk elevasi dan traversi, yang memiliki dua setelan kecepatan dan dapat dikendalikan oleh komandan serta juru tembak. Total AMX 13 dapat membawa 36 butir peluru cadangan, 21 didalam kubah dan 15 di hull, cukup untuk 3 kali pengisian ulang revolver kanon.

Karena batasan bobot yang dibuat untuk AMX 13, maka hal ini membawa konsekuensi pada mungilnya dimensi AMX 13. Akibatnya, awak AMX 13 tidak boleh memiliki tinggi badan lebih dari 180cm, dan kompartemen tempur AMX 13 pun terasa sempit. Baik pengemudi yang duduk didalam hull ataupun komandan dan penembak, semuanya nyaris tak memiliki ruang gerak yang memadai. Andalan untuk melihat keluar hanya ada pada 8 periskop untuk komandan, atau teropong bidik L961 dengan pembesaran 1,5x-6x. Untuk juru tembak tersedia teropong bidik L862 dengan pembesaran 7,5x.

Doktrin

Perancis sendiri menganggap bahwa AMX 13 lebih condong kepada tank destroyer dibandingkan dengan tank. Ini terbukti pada penggelaran taktis AMX 13 didalam AD Perancis. Sesuai dengan doktrin Division 59, Divisi AD Perancis memiliki dua Brigade Infantri dan satu Brigade lapis baja, atau sebaliknya. Tiap Brigade Infantri memiliki satu resimen AMX 13 organik.

Tiap resimen ini terdiri dari tiga skadron AMX 13, dan satu skadron AMX 13/SS 11. AMX 13/SS 11 sendiri merupakan AMX 13 yang dilengkapi perangkat peluncur rudal antitank Nord SS 11, khusus untuk menaklukkan tank lawan yang pada 1950an menyaksikan lahirnya tank-tank dengan lapisan baja yang semakin tebal seperti M48A3 dan T-54. Kembali ke struktur, tiap skadron AMX memiliki tiga peleton, yang masing-masing memiliki kekuatan 5 AMX 13 (satu danton, 2 seksi masing-masing 2 AMX 13), unsur intai peleton (orienteurs) yang terdiri dari 8 prajurit dan 2 jip, serta regu teknik (Allegement) yang merupakan unsur perbaikan dengan 5 awak AMX 13 cadangan dan satu truk.

Pada saat tiba di garis depan, danton dan regu intai akan maju ke depan dengan jip untuk memilih titik penembakan yang menguntungkan serta mengukur jarak sasaran, dan menentukan titik-titik pengisian ulang amunisi, perbekalan, atau perbaikan. Tiap posisi penembakan akan diisi oleh seksi yang terdiri dari dua AMX 13 untuk menjamin kontinuitas tembakan yang saling mengisi. AMX 13 akan berdiam di posisi penembakan dengan kamuflase, sampai musuh menampakkan diri dan masuk ke jarak tembak. Setelah amunisi tank I dalam seksi habis, maka ia akan mengundurkan diri, digantikan oleh tank II dalam seksi. Apabila elemen musuh terlalu kuat, maka peleton akan mengundurkan diri, menghindari pertempuran jarak dekat.


SPESIFIKASI AMX 13

Nama : AMX t-75 tank Model 1951
Awak : 3 orang (pengemudi, komandan/ pengisi HE), juru tembak
Bobot tempur : 14,8 ton
Power/weight ratio : 16,5hp/ton
Ground pressure : 11lb/ inci persegi
MLC Class : 15
Panjang keseluruhan : 6,8m (termasuk kanon)
Panjang hull : 5,3m
Tinggi : 2,35m
Ground clearance : 38cm
Kecepatan traversi : putaran 360o dalam 12 detik
Elektrikal : 4x12V 90A
Suspensi : torsion bar
Mesin : SOFAM 8Gxb Water Cooled 8 cylinder, Boxer type

Proteksi

Cast turret & hull front. Welded hull

Kubah
Frontal setara 40mm RHA
Sisi setara 20mm RHA
Atap setara 10mm RHA

Hull

Frontal setara 40mm RHA
Sisi setara 20mm RHA
Atap setara 10mm RHA
Belakang setara 15mm RHA
Lantai setara 10mm RHA

Persenjataan
1x 75mm Cannon SA-75 Model 50 (37 butir peluru AP, APC, atau HE)
1x 7,5mm Model 1931E (opsional untuk komandan) (1.500 butir peluru)
4x smoke dischargers

  ARC  

"PK" Tanda Registrasi Pesawat Indonesia

Mengapa kode registrasi Indonesia tidak menggunakan singkatan Republik Indonesia (RI)? 

pesawat,citylinkBerdasarkan Konvensi Chicago 1944, setiap pesawat udara yang melakukan penerbangan harus menunjukkan tanda pendaftaran dan kebangsaan. Tanda tersebut diberikan oleh negara di mana pesawat tersebut didaftarkan.

Tanda pendaftaran atau registrasi dan kebangsaan Indonesia terdiri dari lima huruf, yakni dua huruf "PK" (tanda kebangsaan Indonesia) dan tiga huruf selanjutnya, contohnya "GEF" (tanda pendaftaran).

Antara tanda kebangsaan dan pendaftaran dipisahkan dengan tanda penghubung, misalnya PK-GEF (Garuda/Indonesia), 9M-AFA (AirAsia/Malaysia), PH-KZH (KLM/Belanda), A6-EBF (Emirates/Uni Emirat Arab).

Singkatan dari "PK" adalah Pay Kolonie (bahasa Prancis, dieja pei koloni) atau negara jajahan (Belanda). Kenapa tidak pakai dua huruf "RI" (Republik Indonesia)? Tanda huruf tersebut pada masa silam sudah lebih dulu diberikan pada Rusia, yang kemudian pada era Uni Soviet, semua yang berbau Barat dibuang.

Tanda tersebut diganti dengan huruf Cyrillic Rusia "CCCP" atau huruf latinnya "SSSR". Setelah Union of Soviet Socialist Republics (USSSR) kolaps, tanda kebangsaan Rusia sekarang berhuruf "RA".

Tidak semua tanda kebangsaan yang diterbitkan oleh badan PBB International Civil Aviation Organisation (ICAO) tersebut dengan dua huruf, seperti F-WWOW (F dari Prancis) dan empat huruf berikutnya adalah tanda pendaftaran yang melekat pada bagian belakang badan superjumbo A380 pabrik Airbus, D-ACRF (D diambil dari kata Deutschland/Jerman) dan empat huruf selanjutanya adalah tanda pendaftaran.

Selain itu, ada pula tanda kebangsaan tersebut diawali dengan angka dan huruf, contohnya 9V untuk Singapura, 9M untuk Malaysia, 9K untuk Kuwait, 9N untuk Nepal, 9G untuk Ghana, 4X untuk Israel, 2S untuk Bangladesh dan 7T untuk Aljazair.(Zika Zakiya. Sumber: Majalah Angkasa edisi Sejarah Penerbangan Indonesia)

Peretas Situs Presiden Keluar Penjara

Peretas situs www.presidensby.info Wildan Yani Ashari
Wildan Yani Ashari, terpidana peretas situs pribadi Presiden SBY, keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember, Kamis pagi, 25 Juli 2013. Dijemput kedua orang tuanya, Sri Hariyati dan Ali Jakfar, Wildan tampak senang keluar dari penjara. "Alhamdulillah, bisa keluar dan berkumpul keluarga lagi," kata Wildan.

Ali Jakfar, bapak kandung Wildan, mengaku gembira anak bungsunya kini menghirup udara bebas. Begitu ke luar pintu gerbang panjara, dia dan keluarganya langsung mengajak Wildan berjalan-jalan keliling Kota Jember. "Biar pikirannya lebih segar. Sekalian mungkin dia butuh pakaian baru untuk Lebaran dan berangkat ke Jakarta," katanya.

Rencananya, kata dia, pekan depan Wildan akan berangkat ke Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Pasalnya, Mabes Polri berencana menyekolahkan Wildan dan merekrutnya sebagai staf di bagian Cyber Crime.

Inspektur Satu Grawas Sugiharto, seorang penyidik Cyber Crime Mabes Polri, saat menjadi saksi di Pengadilan Negeri Jember pada Mei 2013 lalu mengatakan bahwa Wildan dinilai memiliki potensi besar di bidang teknologi informasi. "Akan diarahkan ke jalan yang baik agar tidak liar. Disekolahkan agar dia mendapatkan pengetahuan secara akademis dan bisa mendapatkan penghasilan dari pengetahuannya itu," katanya.

Pada Rabu, 19 Juni 2013 lalu, majelis hakim Pengadilan Negeri Jember menjatuhkan vonis enam (6) bulan penjara terhadap Wildan Yani Ashari. "Terdakwa diwajibkan membayar denda sebanyak Rp 250 ribu subsider 15 hari hukuman kurungan," ujar ketua majelis hakim, Syahrul Machmud, SH.

Wildan alias Yayan alias MJL-007 itu dinilai bersikap kooperatif dan mengakui perbuatannya selama sidang dilakukan. Majelis hakim juga menganggap Wildan masih muda dan belum pernah dipenjara. "Hal-hal itu menjadi pertimbangan yang meringankan putusan ini," Syahrul menambahkan.

Sejak sidang pertama kasus itu yang digelar pada Kamis, 11 April 2013 lalu, Wildan Yani Ashari alias Yayan alias MJL-007 tidak didampingi pengacara. Dia didakwa melanggar Pasal 50 juncto Pasal 22 huruf b Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

Dia juga didakwa melanggar Pasal 46 ayat (1), (2), dan (3) juncto Pasal 30 ayat (1), (2), dan (3) serta Pasal 48 ayat (1) Jo Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

  ● Tempo  

Amerika Minta Indonesia Tangkap Snowden

Kepala Divisi Hubungan Internasional Markas Besar Kepolisian, Inspektur Jenderal Boy Salamudin mengatakan, pemerintah Amerika Serikat menjalin kerjasama interpol dengan Indonesia terkait penangkapan mantan intelijen AS, Edward Joseph Snowden, 30 tahun.

"Walau mereka sebagai negara super power, mereka membutuhkan kerjasama dengan Indonesia," kata Boy di Markas Besar Kepolisian, Kamis 8 Agustus 2013.

Amerika, lanjut Boy, meminta bantuan pemerintah Indonesia untuk menangkap Snowden yang dituding sebagai pembocor rahasia negara. “Ada temen-teman dari sana meminta bantuan untuk melakukan penangkapan sementara yang kita sebut professional arrest. Professional arrest itu apabila Snowden transit di Indonesia. Apabila itu ya," ujarnya.

Keberadaan Snowden saat ini diduga tinggal di Rusia. Negara beruang merah itu memberikan suaka yang berlaku selama satu tahun kepada Snowden sejak 1 Agustus lalu. Rusia menolak permintaan Washington untuk mengekstradisi Snowden.

Berbeda dengan Negara Paman Sam, kata Boy, Rusia tidak meminta pemerintah untuk menangkap Snowden apabila dia transit di Indonesia. "Rusia belum meminta apapun dengan Indonesia dalam konteks ke-interpol-an ya. Hanya Amerika saja sementara ini," tuturnya.

Edward Snowden menjadi sorotan dunia karena telah membocorkan dua program rahasia badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA). Dua program itu meliputi pengumpulan rekaman telepon pelanggan Verizon dan penyadapan data ke server perusahaan raksasa internet Amerika seperti Google, Facebook, Microsoft, Apple dan sebagainya.

"Saya tidak ingin hidup dalam masyarakat yang melakukan hal semacam ini (penyadapan). Saya tidak ingin hidup di dunia di mana segala sesuatu yang saya lakukan dan katakan, direkam," kata Snowden, soal alasannya membocorkan program rahasia itu. Snowden adalah mantan kontraktor NSA dan pernah menjadi pegawai dinas rahasia Amerika, Central Intelligence Agency (CIA).

Aksi Snowden ini mengguncang politik Amerika. Sebagian menyebut sikapnya heroik dan menjadikannya sebagai whistleblower (peniup peluit) karena membongkar kebijakan pemerintah yang mengancam privasi warga Amerika. Namun lainnya mengatakan sebaliknya. "Dia pengkhianat," kata jurubicara DPR Amerika, John Boehner.

  ● Tempo  

Jumat, 09 Agustus 2013

☆ Nakalnya para perwira TNI nonton bareng film porno dalam asrama

Marsma Nanok Soeratno (4)

Mantan Komandan Pasukan Khas TNI AU Marsekal Pertama (purn) Nanok Soeratno meluncurkan buku biografi. Tak cuma soal pertempuran dan prestasi, Nanok juga menuliskan beberapa kenakalannya saat muda. Beberapa di antaranya bikin geleng-geleng kepala.

Salah satunya saat Kapten Nanok dan Kapten Infanteri Agum Gumelar nonton bareng film porno di asrama. Agum kelak menjadi Komandan Kopassus dan pensiun dengan pangkat jenderal. Keduanya tertawa jika mengingat kenakalan mereka dulu.

Cerita itu tertuang dalam buku Kisah Sejati Prajurit Paskhas yang ditulis Beny Adrian dan diterbitkan PT Gramedia.

Saat itu tahun 1976, Kapten Nanok baru saja selesai bertempur di Timor Timur. Dia kemudian masuk pendidikan Pusat Pendidikan Infanteri. Walau TNI AU, penugasan Komando Pasukan Gerak Tjepat (kelak Paskhas) memang lebih dekat pada infanteri TNI AD. Banyak perwira TNI AU yang disekolahkan bersama TNI AD.

Nanok dan Agum langsung klop karena sama-sama orang lapangan dan berasal dari satuan tempur. Saat itu Agum adalah perwira muda di Kopasandha TNI AD (kini Kopassus). Kedua-duanya juga punya jiwa kepemimpinan tinggi dan sama-sama iseng.

Nah, mereka juga doyan kelayapan. Biasanya setiap habis apel malam, keduanya pergi ke Kota Bandung untuk main biliar. Menurut Agum ternyata Nanok sangat terkenal di tempat olahraga bola sodok itu.

"Banyak yang kenal Nanok," kata Agum sambil tertawa.

Karena keasyikan main, mereka sering pulang larut malam ke asrama Pusdikif. Jelas hal ini dilarang. Kedua perwira muda yang nakal itu tak kehabisan ide. Setiap pulang malam mereka selalu membelikan oleh-oleh untuk penjaga gerbang, mulai dari rokok hingga pisang goreng. Aksi main biliar malam-malam untuk sementara berjalan mulus.

Suatu saat aksi mereka terbongkar karena salah satu penjaga bercerita dengan polosnya pada Komandan Pusdikif Kolonel Inf Edi Sudrajat (kelak jadi Menhankam/Panglima ABRI). Penjaga itu memuji Nanok dan Agum yang baik hati sering bawa oleh-oleh.

Kolonel Edi Sudrajat sadar. Dia lalu memanggil Nanok dan Agum, keduanya dianggap melanggar disiplin dan dijatuhi hukuman tak boleh keluar asrama sebulan penuh.

Jenuh juga 'dikurung' dalam asrama sebulan penuh. Untungnya ada yang meminjami Agum proyektor film berserta beberapa judul film perang. Ternyata ada juga beberapa film abu-abu alias film porno diselipkan.

Film itu pun ditonton ramai-ramai. Digilir dari satu peleton ke peleton lainnya. Sampai penjaga asrama, Mang Sata, dan kawan-kawan ikut nonton ramai-ramai.

Lagi-lagi aksi Agum dan Nonok terbongkar karena ketidaksengajaan. Kolonel Edi mencari Mang Sata. Dia kesal karena penjaga asrama yang harusnya selalu stand by, tidak ada di tempat. Maka dipanggilah Mang Sata.

"Dari mana saja kamu?" tegur Kolonel Edi. Mang Sata menjawab jujur habis menonton film abu-abu. Dengan polos dia juga menyebut nama Kapten Agum Gumelar sebagai pemilik film porno tersebut.

Agum pun dipanggil. "Gum, aku dengar kau bawa film blue ya?" kata Kolonel Edi.

Agum kaget setengah mati. Dia langsung ciut. Habis sudah karirnya, katanya dalam hati.

"Siap benar komandan," kata Agum pasrah.

"Di mana itu sekarang?" balas Edi.

"Siap ada," kata Agum.

Edi diam sejenak. Agum makin tersiksa. Tapi tiba-tiba. "Gum, aku boleh pinjam, nggak?" kata Kolonel Edi.

Agum berteriak dalam hati, Alhamdulillah. Dia lega setengah mati.

Agum dan Nonok selamat. Mereka pun terus menjalin persahabatan sampai pensiun. Saking dekatnya mereka seolah ada ungkapan, anak buahmu anak buahku juga. Agum pernah bilang. "Nok, kamu itu cocoknya jadi Komandan Paskhas."

Benar saja 22 tahun kemudian Nonok menjadi orang nomor satu di Korps baret jingga itu.(mdk/ian)


 ● Merdeka 

Uni Soviet Tidak Mendorong Ganyang Malaysia

ALEXEY DRUGOV
Pemerintah Uni Soviet tidak mendukung kampanye ganyang Malaysia pemerintahan Sukarno pada paruh pertama 1960an. Di satu sisi Uni Soviet merasa senang karena yang dilawan Sukarno adalah Inggris yang berada di belakang pembentukan Malaysia. Tetapi di sisi lain, kampanye itu disebutkan tidak terukur dan tidak jelas.

"Bung Karno adalah seorang revolusioner. Tetapi kesalahan beliau adalah pada waktu itu tidah beralih dari revolusi politik dan fisik ke revolusi ekonomi," ujar peneliti Indonesia dari Rusia, Alexey Drugov di sela makan malam di Wisma Indonesia di Moskow, Rusia (Selasa, 14/5).

Bangsa Indonesia menjadi capek dengan retorika politik.

Drugov yang pernah bertugas sebagai penterjemah Kepala Misi Militer Uni Soviet di Indonesia, mengatakan di satu sisi pemerintah Uni Soviet senang karena kampanye itu mengganggu Malaysia. Tetapi di sisi lain, prospeknya tidak ada.

Wakil Perdana Menteri Uni Soviet, Anastas Ivanovich Mikoyan, katanya lagi dalam satu kunjungan ke Indonesia sempat juga bertanya kepada pihak militer Indonesia apa sebetulnya maksud di belakang kampanye ganyak Malaysia. Mikoyan tidak mendapatkan jawaban yang pasti dan memuaskan.

Saat Indonesia melawan Belanda untuk mendapatkan kembali Irian Barat, seluruh dunia, baik kubu Uni Soviet maupun kubu Amerika Serikat memberikan dukungan. Tetapi konfrontasi dengan Malaysia tidak mendapatkan dukungan dari kubu manapun

"Itu (tidak memberikan dukungan) bukan sikap resmi (pemerintah Uni Soviet). Tetapi sekurang-kurangnya, Uni Soviet tidak mendorong kampanye melawan Malaysia karena jelas tidak ada prospek.

Siapa yang diuntungkan oleh kampanye itu?

Menurut Drugov yang paling diuntungkan adalah militer Indonesia. Melalui kampanye ganyang Malaysia ABRI mendapatkan dana yang banyak, dan, yang paling penting, kekuasaan untuk memukul Sukarno. Setelah kelompok militer berkuasa, kampanye ganyang Malaysia pun menguap tak berbekas.

"Begitu ABRI berkuasa, tidak perlu lagi crash dengan Malaysia. Ali Murtopo ke Bangkok untuk berunding dengan Perdana Menteri Tunku Abdul Abddurrahman," demikian Drugov.[guh]

  ● Rmol 

Kamis, 08 Agustus 2013

Suasana Menjelang Lebaran di Lebanon

Unifil-n2LEBANON - Bagaimana suasana bulan puasa dan menjelang Lebaran di Lebanon ? Letkol Inf Mohammad Ilyas dari Pasukan Garuda yang saat ini sedang bertugas yang tergabung dalam UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) dengan jumlah kurang lebih 1.200 personel menuturkannya kepada Pos Kota, melalui e-mail, sebagaimana dikisahkan sebagai berikut.

Di Lebanon, bulan Ramadhan bertepatan jatuh pada bulan Juli 2013 di tengah musim panas (summer) dimana waktu siang hari lebih panjang dari biasanya - sehingga waktu imsak jatuh pada jam 04.00, menjelang Subuh dan terbenam pada jam 20.00, sudah malam hari.

Total selama 16 jam matahari bersinar dalam sehari di wilayah Lebanon yang dikenal dengan 4 (empat) musim. Demikian pula dengan dengan pelaksanaan ibadah puasa yang selama ini kami laksanakan selama kurang lebih 16 jam setiap hari.

Alhamdulillah semoga ibadah puasa kami senantiasa mendapat berkah dan ridho dari Allah SWT Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.


Pelaksanaan ibadah puasa sama sekali tidak mengurangi intensitas kami dalam melaksanaan tugas sehari-hari di Lebanon baik tugas jaga, patroli rutin dan kegiatan lapangan atau kantor lainnya.

Pada saat berbuka kami berkumpul bersama rekan-rekan prajurit menikmati hidangan perpaduan antara khas Lebanon dan Indonesia yang kami masak sendiri secara bersama-sama.

Bagi anggota yang sedang melaksanakan tugas buka puasa menyesuaikan dengan lokasi dan tugas yang dilakukan.

Pada umumnya pelaksanaan tugas bersifat 24 jam sehari dengan sistem “shift” atau pergantian terutama kegiatan jaga dan patroli rutin.

Bagi pasukan Kontingen Garuda, tugas merupakan hal yang paling utama dan tidak dapat ditawar-tawar lagi serta selalu menjadi prioritas kami dengan penuh keyakinan dan niat ikhlas bahwa semua tugas selama Ramadhan juga adalah ibadah yang kami yakini mendapat pahala berlimpah.

Meskipun demikian bagi yang tidak berdinas pada malam hari semua yang beragama muslim melaksanakan ibadah sholat Taraweh bersama dan tadarus Al-Qur’an di dalam tenda besar yang kami “sulap” menjadi masjid/musholla, yang ada di masing beberapa Satgas (Polisi Militer, Indo Batt dan Force Protection Company).


Ada beberapa Satgas (Satuan Penugasan) yang ada di Lebanon saat ini, yaitu : Satgas Force Headquarter Support Unit (FHQSU) dipimpin Kolonel Inf Karmin Suharna, S.IP, MA sekaligus menjabat Komandan Kontingen Garuda Indonesia, Satgas Batalyon Mekanis dipimpin Letkol Inf Lucky Avianto, Satgas Military Police Unit (MPU) dipimpin Letkol Cpm Subiyakto, Satgas Force Protection Company (FPC) dipimpin Letkol Inf Yuri Eliyas Mamahi, Satgas CIMIC TNI dipimpin Mayor Inf Nasrul, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU) dipimpin Letkol Inf Mohammad Ilyas (penulis) dan Satgas Level 2 Hospital dipimpin Letkol Kes dr. Paulus Supriyono.

Setiap Satgas memiliki tugas yang khusus dan penting bagi pemeliharaan perdamaian di wilayah Lebanon saat ini dan satu dengan lain saling berkaitan.

Dalam suasana bulan puasa juga Kontingen Garuda berinteraksi sosial dengan masyarakat Lebanon yang tidak mampu dan membutuhkan bantuan dengan memberikan donasi yang didapat dari hasil pengumpulan secara sukarela komunitas Muslim melalui kencleng masjid sebagai wujud keperdulian sosial Kontingen Garuda kepada masyarakat Lebanon yang tidak mampu.

Sekilas kondisi saat ini di wilayah Lebanon khususnya dan Timur Tengah pada umumnya relatif memanas, krisis berkepanjangan di Syria/Suriah yang merupakan tetangga terdekat Lebanon membawa pengaruh langsung terhadap situasi keamanan di dalam negeri Lebanon.

Demikian pula dengan krisis di Mesir dan perbatasan Israel-Lebanon yang senantiasa di warnai konflik sepanjang masa. Hal terbaru saat ini yang menjadi isu terhangat adalah pernyataan dari Negara-negara Eropa yang menyatakan Hizbullah sebagai organisasi terrorist membawa dampak langsung bagi pasukan Unifil yang saat ini bertugas, mengingat bahwa Hizbullah merupakan Organisasi Islam terkuat di Lebanon yang terlibat langsung dalam perang Lebanon-Israel tahun 2006 lalu dan sebagian besar pasukan perdamaian yang bertugas di UNIFIL Lebanon adalah Negara-negara dari Eropa seperi Prancis, Italia, Spanyol, Irlandia, Austria, Finlandia dan Jerman.


Meski pun situasi masih aman namun hal tersebut menyebabkan situasi perdamaian dan keamanan di wilayah Lebanon menjadi rawan dan sulit di prediksi serta dapat berubah setiap saat.

Oleh karena itu kami memanjatkan doa kepada yang maha kuasa agar senantiasa mendapat lindungannya serta selalu waspada dan tidak lengah dalam setiap pelaksanaan tugas apa pun.

Bagi saudara-saudara kami yang saat ini berada di dalam negeri mungkin saat-saat menjelang lebaran adalah saat yang paling membahagiakan dan ditunggu-tunggu, saat akan berkumpul dengan sanak saudara dan handai tolan sambil menikmati hidangan lebaran khas Indonesia seperti ketupat Lebaran, rendang, sate dan kue-kue khas lainnya, yang tentunya akan dapat meneteskan air liur bagi siapa saja yang membayangkan terutama juga kami yang saat ini berada + 10.000 mile dari Indonesia.

Suasana hiruk-pikuk persiapan mudik ke kampung-kampung di seluruh tanah air sangat terasa dari pemberitaan melalui internet yang kami dapatkan,di kantor /Head Quarter, sehingga melalui browsing beberapa situs media on line di tanah air tampak terlihat kepadatan di Stasiun-stasiun kereta api, Bandara dan Pelabuhan Kapal laut.

Bagi kami yang saat ini sedang bertugas di Lebanon yang dapat kami lakukan adalah tetap melaksanakan tugas dan berkumpul bersama teman-teman prajurit yang tergabung dalam pelaksanaan tugas Perdamaian di wilayah Lebanon, demi membawa nama harum Indonesia dan Merah putih di Dunia Internasional.

Lebaran sudah semakin dekat kami juga mempersiapkan rencana sholat Iedul Fitri di tempat tugas ini teriring salam dari kami yang sedang bertugas, dengan penuh keikhlasan selaku prajurit TNI kami tetap bangga dan semangat dalam melaksanakan tugas, kami disini sebagai Pasukan Perdamaian mengucapkan Selamat Hari Raya IDUL FITRI 1434 H “MINAL AIDZIN WAL FA IDZIN” Mohon Maaf Lahir dan Batin Kepada seluruh Masyarakat Indonesia.(dms)

  Poskota  

Siapa Penembak Misterius Aiptu Dwiyatna?

Korban ditembak di bagian kepala."

Jenazah Aiptu Dwiyatna menuju rumah duka
Belum ada dua pekan, penembakan terhadap anggota polisi kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang anggota satuan Pembinaan Masyarakat Polsek Metro Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu 7 Agustus 2013.

Aiptu Dwiyatna, 50, tewas ditembak orang tak dikenal di Jalan Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, pukul 04.30.

Saat ditembak, Aiptu Dwiyatna sedang mengendarai sepeda motor dinasnya, Suzuki Smash bernomor polisi 2643-31 VII. "Korban ditembak di bagian kepala. Penembakan dilakukan dari jarak dekat," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Rikwanto di Ciputat.

Saat kejadian, Dwiyatna akan ke Lebak Bulus untuk memberikan ceramah subuh. Namun, di tengah jalan, dia dipepet oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor.

"Ada dua orang yang memepet korban dari sebelah kanan. Dia ditembak satu kali," katanya. Oleh pengendara sepada motor lain yang ada di lokasi, Dwiyatna langsung dilarikan ke Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat.

Mendengar penembakan ini Kapolri Timur Pradopo langsung meninjau lokasi kejadian. Pradopo yang tanpa pengawalan ketat datang sekitar pukul 07.00. Setengah jam kemudian dia meninggalkan lokasi. Timur juga sempat menengok jenazah di RS Sari Asih, sebelum dibawa ke Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto.

Pradopo menegaskan akan menangkap pelaku penembakan. Ia langsung membentuk tim gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Jakarta Selatan. "Tim khusus ini untuk mengungkapkan siapa pelakunya," ujar Timur di RS Polri, Kramatjati.

Hingga saat ini polisi belum bisa memastikan apakan aksi ini berkaitan dengan aksi terorisme atau bukan. "Kami masih dalami, belum mengarah ke sana (aksi terorisme)," kata Timur.

Bukan kali ini saja

Kasus yang sama juga terjadi pada 27 Juli. Saat itu anggota polisi lalu lintas Polres Metro Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono, 53, juga ditembak orang tak dikenal di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat. Peristiwa itu juga terjadi sekitar pukul 04.30.

Ketika itu Patah hendak pergi bekerja dari kediamannya di Bojongsari, Depok. Tiba-tiba, dua orang yang mengendarai sepeda motor mengeluarkan senjata api dan kemudian menembak korban di dada kirinya hingga tembus. Nyawa Patah masih bisa diselamatkan.

Setelah ditembak, Patah masih berusaha mengendarai kendaraannya 200 meter sampai di sebuah masjid. Dia lalu ditolong orang-orang yang berada di sekitar itu.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Agus Rianto mencatat, peristiwa kekerasan terhadap anggota polisi bukan hanya itu. "Kemarin anggota kami ditabrak dari belakang di Cirebon saat beliau melaksanakan patroli wilayah Jalur Pantura, pagi ini saya dapat informasi rekan kami ditembak," katanya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eka Bayuseno menduga pelaku penembakan Dwiyatna sama dengan pelaku penembakan Patah. Dua-duanya ditembak dari jarak dekat dan menggunakan sepeda motor.

"Modus operandinya mirip, dengan sepeda motor dan menembak dari belakang," kata Putut di Polres Jakarta Selatan.

Putut menambahkan, polisi belum bisa memastikan apakah pelaku juga menggunakan senjata yang sama atau tidak.

Penembakan terakhir di pelipis kiri, sedangkan penembakan yang pertama di dada belakang hingga tembus depan. Hingga kini proyektil penembakan terhadap Patah belum ditemukan.(eh)

  Vivanews  

☆ Pertempuran di Gunung Matebian dan jimat sakti fretilin

Marsma Nanok Soeratno (3)

Pertempuran di Gunung Matebian dan jimat sakti fretilinTahun 1978 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menggelar operasi militer di Bacau Timor Timur untuk merebut Gunung Matebian. Fretilin menjadikan gunung itu sebagai pusat pertahanannya. Kekuatan mereka cukup besar dan posisi tembak Fretilin pun lebih menguntungkan.

Resimen Team Pertempuran (RTP) 18 mengirimkan unsur tempur dari Kostrad, Marinir, dan Kopasgat. Tak ketinggalan bantuan tembakan udara dari pesawat-pesawat tempur OV-10 dan T-33 milik Angkatan Udara. Nanok mengakui pertempuran di Matebian sebagai salah satu yang terberat dalam operasi militer di Timor Timur.

Cerita itu tertuang dalam buku Kisah Sejati Prajurit Paskhas yang ditulis Beny Adrian dan diterbitkan PT Gramedia.

Koptu Aten dari Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) Angkatan Udara menceritakan kisah pertempuran di Matebian. Saat itu mereka tiba di puncak Matebian yang berketinggian 1.849 mdpl. Mereka pun menghujani posisi Fretilin dengan AK-47.

Tembakan itu tak ada yang mengenai sasaran. Mungkin karena jaraknya terlampau jauh.

Kopral Aten bisa melihat pasukan Fretilin menertawakan dan menghina pasukan ABRI. Aten pun meminta bantuan pilot T-33 untuk menghajar posisi Fretilin. Berhasil, serangan udara ini membuat kocar-kacir Fretilin. Beberapa akhirnya tertangkap.

Mereka yang tertangkap mengaku sebelumnya tak bisa ditembak oleh senapan biasa karena sudah ditamengi oleh kekuatan gaib dari seorang paranormal.

Nanok Soeratno yang masih berpangkat kapten pun mengalami soal mistis. Ceritanya karena hebatnya gempuran ABRI di Gunung Matebian, kelompok-kelompok Fretilin satu per satu menyerah. Di antaranya kelompok Proferio Mauklau, pejuang Fretilin asal Arab yang sebelumnya bertempur di sektor 7.

Maukau menyerah pada RTP 18. Secara tak sengaja, Nanok yang melintas kemudian bertemu dengannya, keduanya lalu mengobrol.

Nanok terkejut saat Mauklau mengaku sebenarnya bisa membunuh Nanok saat sedang berpatroli beberapa hari lalu. Mauklau bisa memberikan ciri-ciri dan situasi yang benar tentang pasukan Nanok.

"Saya bisa lihat bapak, tapi bapak tak bisa lihat saya," kata Mauklau pada Nanok yang keheranan.

Menurut Mauklau, dia tidak tega menembak Nanok karena wajah perwira Angkatan Udara itu mirip pamannya. Mauklau lalu membuka beberapa jimatnya dan diberikan pada Nanok. Katanya jimat itu bisa membuat orang tak terlihat dan terhindar dari tembakan peluru.

"Bapak simpan saja," kata Mauklau sambil tersenyum.

Tak diceritakan apakah Nanok juga kemudian memanfaatkan jimat sakti tersebut.[ian]


 ● Merdeka 

Mengembangkan Spirit Bertentara

Latihan Tempur Marinir (Ani Yudhoyono)
Kepantasan pemerintahan SBY selama 5 tahun terakhir ini yang patut dicatat sebagai nilai cum laude adalah memberikan baju pakaian alutsista layak pakai kepada salah satu pilar penyangga NKRI, Tentara Nasional Indonesia. Sebelum itu dan juga pemerintah ORBA sebelumnya, perhatian untuk memakaikan pakaian perang yang layak tempur kepada garda republik memang tetap diberikan. Namun semua itu belum mampu menegakkan kegagahan dan kewibawaan tentara kita karena pakaian itu tidak layak disandingkan dalam setiap “festival” alutsista yang ditandingkan.

Tentara sesungguhnya adalah bagian dari naluri bernegara. Ketika negara ini diproklamirkan 68 tahun yang lalu, tentara rakyat yang kemudian menjelma menjadi tentara nasional adalah kekuatan beton bertulang yang mampu mengawal kibaran merah putih di seluruh tanah air, meskipun persenjataannya minim. Episode perang kemerdekaan sebagai konsekuansi proklamasi 17 Agusttus 1945 berujung pada kelelahan pihak penjajah sampai akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia akhir Desember 1949. Bukankah itu hasil perjuangan tentara dan rakyat.

Spirit bertentara sesungguhnya ingin mengajak khalayak untuk mengapresiasi ruang tugas yang diemban tentara kita. Kebanggaan bertentara diletakkan pada nilai kesediaannya untruk kontrak mati, meletakkan jiwa raga pada pengabdian tugas utama menjaga dan mewibawakan kedaulatan NKRI. Oleh karena itu jangan sampai ada pemikiran untuk bersu’uzon pada pengawal republik ini karena dinamika kawasan selama ini tidak memberikan kesempatan untuk terjadinya perang antar negara. Jelasnya karena tidak ada perang tidak ada yang dikerjakan. Justru semua orang di dunia ini tidak menginginkan terjadinya perang karena akhirnya akan menyengsarakan nilai eksistensi dan harkat manusia dan negara.

Tentara adalah bagian dari kebersamaan perjalananan semua komponen bangsa untuk membangun dan mensejahterakan rakyat bangsa. Perjalanan menuju kesejahteraan bangsa ini termasuk bagian dari partisipasi tentara yang selalu mengawal dan menjaganya pada apa yang disebut kedaulatan dan harga diri bangsa. Nilai itu dalam ukuran persepsi dan perspektif keperansertaan menuju kesejahteraan bangsa seakan tidak merupakan bagian dari substansi. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa kehadiran peran kesetiaan dan pengawal harga diri kedaulatan yang diemban TNI justru menjadi faktor utama dalam mengiringi tahapan menuju kesejahteraan bangsa.

Natuna dan Ambalat salah satu contohnya. Kehadiran tentara disana berikut sejumlah alutsistanya adalah upaya untuk menegaskan bahwa teritori ini dengan sejuta kekayaan sumber daya alamnya adalah bagian dari tubuh kami. Jangan coba ganggu apalagi ambil kalau tidak ingin bertarung sampai mati. Ini bagian dari simbol menjaga harkat dan martabat sembari tetap melangkah bersama menuju kesejahteraan bangsa. Sepintas seperti tidak memberikan nilai kontribusi pada nilai kesejahteraan tetapi kehadiran tentara dengan alutsista yang setara di border negara tentu memberikan nilai tawar bahkan gentar bagi pihak manapun yang ingin menganggu teritori bangsa ini. Menjaga Natuna dan Ambalat adalah upaya mengawal tingkat kesejahteraan itu. Bukankah di dua kawasan itu tersimpan potensi energi fosil yang berlimpah.

Untuk itu maka perkuatan alutsista TNI bukanlah sesuatu yang mewah dan mengada-ada. Perkuatan alutsista merupakan kebutuhan mutlak bagi tentara dan negara. Perkuatan ini juga bagian dari upaya memoles nilai diri bangsa terutama terkait dengan posisi diplomatik, posisi hubungan bertetangga dan posisi postur diri dalam berinteraksi secara dinamis. Jadi tidak semata-mata untuk perang. Kekuatan tentara dan alutsista sebuah negara bangsa diyakini mampu meredam keinginan untuk berperang bagi negara mana pun karena daya gentar dan gebraknya. Lihat saja kekuatan militer AS, siapa sih yang berani mau ngajak perang sama Paman Sam.

Menyongsong peringatan hari kemerdekaan tahun ini, selayaknya kita merenungkan eksistensi perjalanan bangsa ini yang sudah mencapai usia 68 tahun. Peran serta tentara yang selalu setia menjaga harkat dan martabat bangsa dalam dinamika kawasan maupun ambisi separatis dari sekelompok gerakan bersenjata, sudah dibuktikan dan terbukti. Kesetiaan tentara pada negara ini adalah memastikan langkah dan nilai perjalanan bangsa untuk membangun dan mengembangkan rumah tangga Indonesia menuju cita-cita konstitusi yang telah disepakati.

Maka ketika berbagai jenis alutsista mulai berdatangan untuk sebuah kepantasan bagi pengawal republik, sepantasnya pula kita hendak menyatakan bahwa ini bukan kedatangan pertama dan terakhir. Kita hendak menyampaikan suara mayoritas rakyat yang diyakini bagian dari kecintaan kepada TNI bahwa modernisasi persenjataan TNI harus terus berlanjut meskipun RI-1 berganti figur. Kedatangan berbagai jenis alutsista yang sudah jauh hari dipesan bukanlah merupakan expense yang membebani negara tetapi justru merupakan investasi dan asset yang mutlak diperlukan untuk mengawal eksistensi bernegara.

Dinamika kawasan yang mudah tersulut, sikap paranoid AS terhadap Cina karena hegemoninya tergerus, cara pandang Australia yang mendua terhadap RI merupakan fakta tak terbantahkan. Tentu perjalanan bergelombang ini mengharuskan RI waspada sembari tetap menyebar senyum pertemanan. Salah satu langkah kewaspadaan itu adalah memberikan kekuatan pakaian alutsista pada hulubalangnya. Perkuatan alutsista ini tidak sekedar mengejar ketertinggalan, tetapi lebih dari itu. Dalam dua tahapan MEF berikutnya seiring dengan kekuatan daya beli dan PDB yang semakin meningkat, perkuatan alutsista TNI adalah realisasi yang sudah di depan mata.

Dirgahayu Republik Indonesia
Jayalah Tentaraku
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1434 H
*******
Jagvane / 6 Agustus 2013

  ● Analisis Alutsista  

Menunggu Penampakan KCR60 PAL

https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQn1Em_8U_ZFKBdic5TRvPbYaSWkId9Sl6iEV3W3Gi93MINmA4Q
Ilustrasi KCR 60 PAL (incoherrent)
PT PAL optimis, kapal pertama KCR-60 bisa diluncurkan tahun 2013 sesuai target waktu yang ditetapkan. Pihak PT PAL belum bersedia menyebut jenis rudal yang akan diinstal pada Kapal Cepat Rudal 60 meter ini. Menurut salah satu pejabat PT PAL, peluru kendali untuk KCR 60, diupayakan produk dari Negara Barat/Eropa. Namun dia belum bisa memastikan.

Wah…terkejut juga mendengar kabar tersebut, karena yang terbayang selama ini, rudal yang dipasang di KCR60 adalah C-705 buatan China, karena Indonesia dan China terlibat kerjasama pengembangan rudal tersebut. Ketika saya tanya lagi, apa jenis rudal dan buatan negara mana, orang tersebut menghindar.”Masih penjajakan”, tuturnya.

Jika benar rudal Eropa yang dipasang di KCR tersebut, tentu Armada tempur TNI AL, akan semakin menakutkan dan gahar. Kapal kecil tapi memiliki rudal yang mematikan.

Pada tahap awal, TNI AL memesan 3 unit KCR-60 yang ditargetkan selesai seluruhnya pada tahun 2014. Harga kapal Rp 500 miliar/unit. Jika produk PT PAL dianggap bagus, TNI AL akan memesan 13 KCR60 tambahan, sehingga jumlah totalnya 16 KCR-60.

Proyeksi KCR-60

Apa sebenarnya proyeksi TNI AL atas kapal cepat rudal 60 meter ini ?. TNI AL menargetkan KCR-60 akan dilengkapi sistem persenjataan anti surface warfare (ASUW), anti air warfare (AAW), electronic warfare (EW), naval gun fire support (NGFS), dan anti submarine warfare (ASW).

Indonesia sangat membutuhkan banyak kapal perang sekelas KCR 60 karena merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula. KCR 60 meter ditargetkan mempunyai kemampuan olah gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.

KCR-60 Mesir


Kapal Cepat Rudal 60 meter Mesir mengusung RAM Launcher (tampak di belakang kapal) dan 8 rudal RGM-84L Boeing Harpoon SSM Block II.

Melihat proyeksi yang ditujukan kepada KCR-60 tersebut, saya jadi teringat dengan kapal sejenis milik Mesir yang juga memiliki panjang 60 meter, persisnya 63 meter. Fast Missile Craft (FMC) Mesir merupakan kapal perang berukuran kecil yang modern dan mematikan.

Dengan model yang “siluman” FMC Mesir ini memiliki radar cross section yang kecil sehingga bisa menghindari radar lawan. KCR Mesir juga dilengkapi infrared suppression devices atau infrared signature suppression (IRSS) untuk mengurangi kerentanan kapal dari sasaran IR guided anti-ship missiles kapal lawan. Kapal itu juga memiliki radiated noise untuk seluruh frekuensi komunikasinya.

FMC ini memiliki kecepatan 34 knots dan dapat dipacu hingga 41 knots dalam kondisi muatan ringan. Awak kapal 38-4o peronel dan mampu berlayar hingga 15 hari.

Senjata utama FMC ini adalah 8 rudal Harpoon Block II dan dilengkapi Oto Melara Super Rapid gun 76.2 mm sebagai senjata anti kapal permukaan dan pertahanan udara. Untuk mengatasi ancaman jarak jauh ataupun cruise missile, FMC Mesir dilengkapi Rolling Airframe Missiles (RAM) Mk 49 serta CIWS (Close-In Weapon System) Phalanx Block 1B. Senjata lainnya adalah M60 machine guns sebanyak 2 unit.

Rolling Airframe Missile (RAM) Launcher

Rolling Airframe Missile (RAM) merupakan misil supersonic dengan bobot yang ringan bersifat fire and forget dan bereaksi secara cepat untuk menangkis serangan rudal jelajah anti-kapal maupun ancaman asimetris dari udara maupun kapal permukaan, termasuk helikopter serta ancaman udara lainnya dan ancaman kapal permukaan.

Menurut Raytheon RAM ini sudah uji tembak sebanyak 300 kali dengan tingkat kesuksesan 95 persen. Salah satu ujicobanya adalah menangkis dua rudal jelajah yang datang sekaligus. Versi terbaru dari RAm ini adalah RIM 116 yang merupakan kerjasama AS dan Jerman.

Primary Function: Ship Self Defense.
RAM Launcher Specifications
Above-Deck Weight: 11,432 lbs. (5,196 kg)
(Including Rounds)
Below-Deck Weight: 2,069 lbs (940 kg)
Working Circle: 129 in. / 3.28 m
Train: +380?
Elevation: ?25? to +80?
Missile Capacity: 21
Contractor: Raytheon.
Date Deployed: Mid-1993.
Propulsion: Solid-propellant rocket.
Length: 9.3 ft 2.82 m
Diameter: 5 inches (12.70 centimeters)
Wingspan: 17.5 in / 44.5 cm
Weight: 162 lbs. (73.5 kilograms)
Speed: Supersonic
Platforms:
Amphibious Assault Ships (LHA/LHD)
Landing Platform Dock Ships (LPD)
Carriers (CVN)
Dock Landing Ships (LSD)
Littoral Combat Ship (LCS)
Warhead: 7.9 lbs. (explosive weight).

Empat unit fast missile craft (FMC) Mesir dikerjakan oleh Perusahaan VT Halter Marine yang bermarkas di Pascagoule, Mississippi, Amerika Serikat. Perusahaan VT Halter Marine memang telah banyak membuat kapal perang untuk AS, terutama untuk U.S. Coast Guard, US Navy dan American Bureau of Shipping. Kapal kedua dan ketiga diserahkan tahun 2013 ini, sementara kapal keempat pada tahun 2014.

Akankah KCR 60 produk Indonesia setangguh milik Mesir ?. Kita belum tahu. Tapi yang jelas, kapal perang dengan ukuran 60 meter pun, bisa mengusung senjata yang mematikan seperti Harpoon Block II maupun Rolling Airframe Missiles (RAM).

Seperti apa kira-kira spesifikasi dari KCR-60 Indonesia ?.

Spesifikasi KCR-60:
60 Meter Fast Missile Craft KCR-60M):
- Length Overall (LOA): 59.80 M
- Length waterline (LWL): 54.82 M
- Width: 8:10 M
- Height: 4.85 M
- Draft at full charge: 2.60 M
- Displacement: 460 Ton

Speed at Beaufort Scale Sea State 2 and 1:
- Maximum speed 28 knots
- Cruising Speed 20 knots
- Economical Speed 15 knots

Armament systems
1 X 57 mm cannon Home
2 X 20 mm guns
2 X 2 surface anti-ship missile launchers (SSM)
2 X Decoy Launcher

Navigation
Have the resilience to navigate in all weather up to Sea State 6
Endurance at sea: 9 days
Cruising range: 2,400 nm at a speed of 20 knots
Accommodation: 43 people

KCR 60m is designed by considering the eligibility criteria of the sea as follows:
Patrol duties until the sea state 3
Operation of the weapon up to sea state 4

Penampakan KCR-60 tahun 2013

Kita berharap KCR-60 milik TNI AL nanti merupakan kapal yang benar-benar siap tempur karena kapal itu diciptakan untuk bertempur. Jika perlu jumlah kapal dikurangi, namun dilengkapi senjata mematikan seperti “KCR 60″ Mesir.

  ● JKGR 

Rabu, 07 Agustus 2013

Penembakan Polisi Diduga Terkait Kelompok Teroris

http://suaraindonesia.co/assets/newspics/image/peristiwa/penembakan-polri.jpgJAKARTA — Pengamat terorisme, Al-Chaidar, menduga kuat adanya jaringan teroris berada di balik penembakan anggota Binmas Polsek Cilandak, Aiptu Dwiyatna. Dalam beberapa tahun belakangan, target teror terus menyasar kepada aparat berbaju coklat itu.

"Ya, kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok teroris," ujar Al-Chaidar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/8/2013).

Dia menjelaskan, kelompok teroris ini menyerang polisi yang sedang lengah atau ketika ada kesempatan. Penyerangan dilakukan saat Dwiyatna hendak berangkat dari kediamannya di Pamulang, Tangerang Selatan, untuk bertugas.

Dwiyatna saat itu juga mengenakan seragam kepolisian. Selain itu, penembakan diduga tak terkait kasus perampokan sebab tidak ada harta benda Dwiyatna yang hilang.

"Dugaan saya kuat itu kenapa dilakukan kelompok teror karena ini polisi yang terlihat sedang bertugas. Kalau di rumah atau di warung atau di tempat, kemungkinan ini masalah pribadi. Jadi, mereka hanya melihat peluang yang mudah," terangnya.

Penembakan polisi pada bulan puasa juga pernah terjadi di Solo, Jawa Tengah, pada tahun lalu. Pelaku teror menewaskan anggota Polsek Singosaren, Bripka Dwi Data, yang sedang bertugas di pos polisi. Polisi dijadikan target karena selama ini telah menangkap sejumlah teroris. Tak jarang pula penangkapan pelaku teror diwarnai aksi baku tembak.

Al-Chaidar juga menduga peristiwa ini terkait penembakan anggota Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono, oleh orang tak dikenal di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, pukul 04.30 WIB, pada 27 Juli 2013 lalu. Beruntung, Patah selamat dari penembakan itu.

Seperti diberitakan, Aiptu Dwiyatna tewas setelah timah panas menerjang sisi kanan bagian belakang kepalanya di Jalan Otista, 4 kilometer dari rumahnya, dan 200 meter jelang Masjid Raya Lebak Bulus, Ciputat, Rabu (7/8/2013) sekitar pukul 05.00. Saat ini pelaku masih misterius.

   Kompas  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...