Sabtu, 12 Maret 2016

[Dunia] Daftar dan tipe roket Korea Utara

http://img.antaranews.com/new/2016/03/ori/20160312roket_korea_utara.jpgInfografis jangkauan berbagai jenis dan tipe roket-peluru kendali yang dimiliki dan dikembangkan Korea Utara. (thehawaiireporter.com) ☆

Seperti tidak pernah lelah mencari perhatian dunia, Korea Utara terus mengembangkan dan meluncurkan roket dan peluru kendalinya. Sebagian dikatakan untuk keperluan damai dan ilmu pengetahuan, dan sebagian lagi —tidak bisa disangkal— untuk keperluan militernya.

Dulu sempat ada pemeo di-stigmatisasi-kan pada Korea Utara: weapons for food, saat negara di utara Semenanjung Korea itu diembargo PBB, saat Kim Jong-il berkuasa.

Yang paling mutakhir dan paling baru adalah peluncuran peluru kendali jarak pendeknya, pada Kamis lalu, yang mampu terbang sejauh 500 km sampai akhirnya jatuh di laut.

Sejurus kemudian, Kim Jong-un —pemimpin Korea Utara— memerintahkan pembekuan semua kerja sama ekonomi dan likuidasi aset Korea Selatan di negara itu. Ketegangan di kawasan yang secara teknis dalam status perang itu meningkat lagi.

Apa saja daftar roket dan peluru kendali Korea Utara itu? Berikut daftarnya sebagaimana disarikan dari berbagai sumber internasional terpercaya.

1. Roket Unha-3, yang punya nama lain Taepodong-3 alias Kwangmyongsong. Hadir dengan tiga varian pokok. Dia diklasifikasikan sebagai “wahana peluncur antariksa”, roket tiga tingkat, dengan panjang 30 meter, diameter 2,4 meter, 1,5 meter, dan 1,25 meter. Unha-3 mampu menggotong beban antara 100-1.000 kg, dengan jarak jangkau lebih dari 10.000 km.

Ini artinya, dia mampu melibas Beijing, semua Indonesia hingga Darwin, Australia, juga Moskow dan Guam dan Alaska, Amerika Serikat, jika diluncurkan dari Pyongyang.

2. Unha-2 alias Taepodong-2 atau Paektusan-2, alias Moksong-2, di kelas roket balistik, dengan panjang 29 meter, yang juga hadir dalam tiga varian pokok. Dengan tiga kelas diameter (2,4 meter, 1,25 meter, dan 0,88 meter), dia mampu menerbangkan beban antara 100-500 kg pada jarak antara 6.000-9.000 kilometer.

Juga diklasifikasikan sebagai “wahana peluncur antariksa”, yang dicurigai juga menjadi peluru kendali antar benua (ICBM/Inter-continental Balisstic Missile).

3. Taepodong-1 alias Paektusan dan Moksong. Termasuk roket balistik, dengan jarak tempuh “pendek” yaitu 2.000-2.900 km (Jakarta-Atambua), dan mampu membawa beban antara 100-200 kg. Sama dengan semua roket yang dikembangkan Korea Utara, Taepodong-1 juga bisa menggotong bom nuklir, biologis, kimia, dan konvensional.

4. Musudan alias Nodong-B, BM-25, Mirim, dan Taepodong-X. Juga di kelas roket balistik, dengan panjang antara 12-19 meter, dan garis tengah antara 1,5 meter-2,0 meter. Daya muatnya 1.200 kg dengan jangkauan 2.500 km-3.500 km, dan statusnya hingga 2015 “masih dalam tahap pengembangan”.

5. Nodong alias Rodong, yang termasuk roket balistik, dengan panjang 15,5 meter-16,0 meter, dan garis tengah 1,25 meter-1,3 meter, berdaya muat 250 kg-700 kg, dan jarak tempuh 1,300 km-1,500 km. Yang menarik, Nodong dikategorikan Pyongyang sebagai “komoditas ekspor”.

6. KN-02 alias SS-21 Scarab alias 9K79 Tochka, yang masuk dalam kategori roket balistik. Dia cukup mungil dibanding yang lain-lain, yaitu hanya 6,4 meter panjang dan 0,65 meter garis tengah. Dia juga tidak mampu membawa banyak beban, hanya 250 kg-500 kg, dan jangkauannya 100 km-200 km saja.

Kalau dimodifikasi, menurut sumber, dia bisa menjadi peluru kendali pertahanan anti peluru kendali walau pengembangan ke sana masih sangat panjang dan rumit.

7.KN-11 alias Bukgeuksong-1 alias Polaris-1. Dia yang paling mungil, hanya sembilan meter saja panjangnya.

Laman www.nti.org menyatakan data kapasitas dan jarak tempuh masih rahasia dan masih dalam tahap pengembangan. Beda ketimbang yang lain-lain, dia satu-satunya peluru kendali Korea Utara yang bisa diluncurkan dari dalam silo kapal selam (SLBM/Submarine-launched Balisstic Missile).

8. Hwasong-5 dan Hwasong-6, yang masuk dalam kelas menengah.

Semua roket dan peluru kendali itu melengkapi daftar percobaan peluncuran yang dikomandoi Pyongyang, sejak masa kepemimpinan Kim Joung-il.

Bermula pada 1993, Nodong dinyatakan sukses meluncur, lalu lama tidak terdengar kabar soal proyek roket Korea Utara sampai pada 2006 terjadi peluncuran roket Taepodong-2 yang gagal.

Pada 1999, Korea Utara dipaksa membekukan pengujian peluru kendali dan roket jarak jauhnya, hingga perpanjangan moratorium itu terjadi lagi pada 2002. 2004 menjadi catatan tersendiri saat Korea Utara menyetujui moratorium itu.

Namun tiba-tiba Pyongyang meluncurkan peluru kendali jarak pendek ke perbatasan wilayah Jepang pada 2005, dilanjutkan uji luncur untuk Taepodong-2.

Kembali Pyongyang meluncurkan peluru kendali jarak pendek ke Laut Jepang pada 2007 dan berlanjut terus hingga krisis melanda Korea Utara pada 2013. Sampai tiga tahun kemudian, “kebiasaan” Korea Utara itu terus terjadi.

  antara  

QIMEK RCWS

Produksi Rheimentall Defence, Canada

[​IMG]

Rheinmetall Defence telah mengembangkan stasiun senjata ringan Qimek, yang mereka sebut sebagai stasiun senjata generasi ketiga yang dirancang ringan, namun beroperasi tinggi dalam pertahanan. [pr1v4t33r/def.pk]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVn6XdiWZa3u2YJWhNOxS1ESmU3pT-P9s_WuhYCICh40lGIvQ1zabv9jYYbAarE2yJUW4fsoWPPX6gweOA4mggXbk58BouvkuLaOkR8qPxtWaTnJq546YkdxNSQOJps88Nb8ID1_HZI5mn/s1600/479486_11c791f8f25853de35eb41402763bcd1.jpg

Baru baru ini PT Pindad menguji coba RCWS (Remote Control Weapon Station) Qimek produksi Rheinmetall Defence pada APC Anoa 2. [eko.051]
[​IMG]

Penampakan Qimek RCWS produksi Rheimetall defence pada MBT Leopard 2 Revolution. [google]
http://www.army-guide.com/images/Qimek_dfksjdhk3.jpg

Selain itu RCWS dengan kaliber 12.7 mm juga digunakan pada kendaraan militer Boxer. [armyguide]
http://www.army-guide.com/images/Qimek_dfksjdhk2.jpg

Bila tak ada masalah kedepan dan tentunya perubahan, rencananya PT Pindad bekerjasama dengan Rheinmetall defence dalam produksi alutsista diatas untuk memenuhi kebutuhan TNI. [armyguide]
  Garuda Militer  

[Dunia] Kapal Selam Korut Hilang

Diduga Tenggelam https://img.okezone.com/content/2015/08/24/18/1201566/korut-ngamuk-akibat-korsel-cari-50-kapal-selam-hilang-bBm754y5F0.jpgIlustrasi kapal selam Korea Utara [okezone] ☆

Sebuah kapal selam Korea Utara (Korut) dilaporkan hilang. Tidak disebutkan jenis kapal selam itu.

Kapal selam tersebut dilaporkan hilang saat tengah beroperasi di perairan lepas pantai Korut awal pekan ini. Seorang pejabat pertahanan Korea Selatan (Korsel) mengatakan pada kantor berita AFP, Sabtu (12/3/2016), pemerintah Seoul tengah menyelidiki laporan tersebut.

Tiga pejabat Amerika Serikat yang familiar dengan insiden ini mengatakan pada media CNN, satelit pengintai AS, pesawat dan kapal-kapal AS tengah mengamati kapal-kapal Angkatan Laut Korut yang sedang mencari kapal selam yang hilang tersebut.

Tidak diketahui pasti apakah kapal selam Korut itu terombang-ambing atau telah tenggelam. Namun pejabat-pejabat AS meyakini bahwa kapal tersebut mengalami gagal mesin saat latihan.

Menurut US Naval Institute (USNI) News, kapal selam itu diduga tenggelam. "Spekulasinya adalah kapal itu tenggelam," ujar seorang pejabat AS yang tak disebut identitasnya kepada USNI News.

Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea menyusul ancaman serangan nuklir yang dilontarkan Korut beberapa hari lalu. Korut mengancam akan melancarkan serangan terhadap AS dan Korsel sebagai respons atas latihan militer gabungan kedua negara.

  detik  

Komisi I DPR Dukung Modernisasi Alutsista TNI

Untuk Hadapi Berbagai Ancaman https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVn6XdiWZa3u2YJWhNOxS1ESmU3pT-P9s_WuhYCICh40lGIvQ1zabv9jYYbAarE2yJUW4fsoWPPX6gweOA4mggXbk58BouvkuLaOkR8qPxtWaTnJq546YkdxNSQOJps88Nb8ID1_HZI5mn/s1600/479486_11c791f8f25853de35eb41402763bcd1.jpgUjicoba Qimek RCWS pada APC Anoa, rencananya RCWS ini akan diproduksi bersama PINDAD dengan Rheinmetall [eko.051] ☆

Rombongan Komisi I DPR yang dipimpin Mahfudz Siddiq melakukan rapat dengar pendapat dan kunjungan kerja ke TNI AD di Markas Kopassus di Jakarta Timur. Komisi I mendukung langkah TNI untuk melakukan modernisasi terhadap alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.

Rombongan Komisi I DPR melakukan rapat dengar pendapat dengan TNI AD di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (10/3/2016). Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono hadir di lokasi. Kunjungan itu masih dalam satu rangkaian kerja anggota DPR ke Mabes TNI AL dan Mabes TNI AU.

"Kita bicara mengenai potret alutsista TNI saat ini. Kenapa begitu, karena 2010-2014, TNI bersama Menhan telah menyelesaikan pelaksanaan rensra modernisasi alutsista TNI tahap 1. Dan semestinya sejak 2015 Kemhan dan TNI sudah mulai masuk melaksanakan rensra modernisasi alutsista TNI tahap 2, yaitu periode 2015-2019. Potret ini dalam rangka juga kami mengevaluasi seperti apa ketepatan efektivitas rensra tersebut," ujar Mahfudz dalam jumpa pers di lokasi.

Mahfudz mengatakan, Komisi I DPR bersama KSAD membahas rencana kebutuhan prajurit TNI AD sebagaimana dalam penyusunan rencana kebutuhan alutsista untuk rencana strategis periode 2015-2019.

"Insya Allah tanggal 17 Maret nanti kami akan lakukan kunjungan yang sama ke Mabes TNI. Lalu bersama panglima TNI dan 3 kepala staf angkatan, kami akan bicarakan bagaimana postur kekuatan TNI secara terpadu. baik yang ada saat ini, maupun yang akan kami targetkan ke depan pada tahun 2019. Baru setelah itu kami akan duduk bersama Menhan," tuturnya.

Mahfudz mengatakan pembahasan bersama Kementerian Pertahanan untuk proses finalisasi rencana anggaran. Pihaknya mendukung rencana modernisasi alutsista TNI ini sesuai keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami akan bicara secara paralel dengan Menkeu dan juga Menteri Perencanaan Pembangunan untuk memastikan bahwa seluruh kebutuhan modernisasi alutsista TNI pada renstra tahap 2 ini bisa dipenuhi oleh negara. Kami menyambut baik apa yang disampaikan oleh presiden Jokowi di hadapan panglima dan kepala staff angkatan bahwa akan meningkatkan alokasi anggaran untuk TNI," tuturnya.

Menurutnya dukungan anggaran dari sumber APBN tidak akan cukup untuk TNI. "Tetapi kami juga ingin pastikan, bahwa dukungan anggaran dari sumber APBN atau rupiah murni itu tidak akan memadai kebutuhan TNI, kita masih membutuhkan sumber lain yaitu pindahan luar negeri dan pinjaman dalam negeri khususnya untuk modernisasi alutsista, nah ini yang nanti akan kami pastikan," tuturnya.

Mahfudz mengatakan, pembahasan alusista TNI fokus terhadap modernisasi. Sebab ke depan perang yang akan dihadapi negara merupakan perang modern.

"Dalam pembahasan kami dengan KSAD bahwa kami menyadari diakui juga oleh ketiga kepala staf angkatan, bahwa fokus TNI ini baru memodernisasi alutsista dalam rangka mendukung pelaksanaan fungsi TNI, operasi militer perang. Dan itu pun juga masih dalam upaya mencapai target minimumnya. Sementara tantangan ancaman yang ada hari ini dan ke depan dan itu juga sedang dihadapi oleh banyak negara bahwa tantangan yang dihadapi negara bukan lagi perang tradisional tapi perang modern," pungkasnya. (slh/slh)

  detik  

[Dunia] Sistem Decoy Anti Torpedo

Angkatan Laut Thailand https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcZ3rlhVPINB4RaXMydFp5zWm02IIPhDuk4ncitxqPBd2Rw2upH-O7HLdJjKjb9dGrJoK87spIKwS73PaFa0HI3Z2cTdxbBDqyItvRNIg8tktXygLeWe9acx_mTtQTBsUAoauwWEm20jE/s400/20131101181705_canto2.jpgRoyal Thai Navy memesan sistem decoy anti-torpedo CANTO-V buatan DCNS, untuk digunakan sebagai umpan pada Terma 130 mm Soft Kill Weapon System (SKWS) atau yang biasa disebut Terma’s C-Guard Soft-Kill Weapon System.

Sistem decoy C-Guard Terma ini menggunakan peluncur 130mm standar NATO. 6 tabung per satu sistem tembakan, dengan kedua sistem menghadap ke arah yang sama dan selang penembakan terjadi secara bergantian. Angkatan Laut Thailand memesan 24 tabung yang berarti sama dengan 4 sistem (4 x 6 = 24) dengan harga 6,56 juta baht.

Sistem decoy anti-torpedo CANTO-V, adalah langkah berikutnya dalam generasi baru decoy untuk armada Angkatan Laut Thailand (RTN). Alat ini telah terlihat pada kapal baru Thailand yang dibangun oleh Korea Selatan.

Countermeasures CANTO-V Torpedo untuk Kapal Permukaan, secara khusus dikembangkan untuk melawan torpedo generasi terbaru. torpedo baru dapat mencapai kecepatan lebih dari 50 knot dengan jangkauan lebih dari 50 km. Mereka dapat mengklasifikasikan countermeasures dan melaksanakan multi-pelacakan. Fitur-fitur ini ditambah dengan bimbingan kawat serat optik, yang membuat semua sistem perlindungan tidak efektif.

Sistem PCANTO-V terintegrasi dengan sistem tempur. Setelah torpedo penyerang terdeteksi, maka akan didefinisikan kapan dan di mana menyebarkan balasan dan menghitung manuver mengelak paling tepat, yang tergantung pada situasi taktis.

Saat ada serangan, salvo dari Canto countermeasures akan dikerahkan. CANTO adalah pemancar akustik wideband. Alat ini akan menjejali (membuat jenus) kapasitas pengolahan data torpedo lawan dengan menciptakan sejumlah besar regenerasi secara teratur, target akustik palsu.

Tindakan itu akan menciptakan efek dilusi dan kebingunan. Dan itu adalah satu-satunya cara yang efisien untuk melawan generasi baru torpedo kelas berat. Akustik cloud yang diciptakan oleh CANTO countermeasures akan mengganggu torpedo dalam beberapa detik, setelah beroperasi. Torpedo akan menyerang target palsu sampai akhir hidupnya. Pada saat yang sama, kapal melakukan maouvre mengelak yang memungkinkan kapal untuk meninggalkan area dalam keselamatan lengkap. [Defense studies]

  Jakarta Greater  

TNI AD Bangun Skadron Serbu

di Kalimantan http://v-images2.antarafoto.com/rp_pr_1275717909_re_455x188.jpgPergelaran helikopter penerbad [antara] ☆

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan Membangun skadron serbu di Bandara Tebelian Sintang, Kalimantan Barat. Realisasi pembangunannya ditargetkan pada tahun 2017.

Kita akan menempatkan Skadron TNI Serbu. Penempatan di Bandara Tebelian. Dari sisi tempat, lokasi itu kita lihat strategis,“ kata Danrem 121 / ABW, Brigjen TNI Widodo Iryansyah, 10/3/2016.

Menurut Danrem, Bandara Tebelian letaknya berada di kawasan perbatasan dan begitu strategis. Kemudian juga tidak jauh dari jantung kota Sintang. Brigjen TNI Widodo Iryansyah menambahkan, kini TNI berharap pemerintah Kabupaten Sintang dapat memberikan hibah tanah untuk pembangunan ulang Markas Skuadron Serbu. Luas tanah yang diperlukan 100 hektare.

Menurut Danrem, proses pembangunan Markas Skadron nantinya akan dikerjakan oleh internal TNI. “Kita sendiri yang akan kerjakan. Sekarang kita hanya menunggu lahan yang akan disediakan Pemerintah Daerah setempat,“ katanya.

Danrem optimis Skadron TNI serbu yang akan dibangun di Bandara Tebelian dapat terealisasi pada tahun 2017. “Kini kita sedang memadukan Tata Ruang untuk review penentuan lokasi mana tepatnya untuk Markas Skadron, dengan berkoordinasi dengan intansi terkiat,” kata Danrem.

Ia menambahkan, personil yang akan menempati Markas Skaadron nantinya, sudah dipersiapakan. “Kesiapan anggota kita sudah Siap. Jadi semua pPersonil kita siapkan dari Pusat penerbangan TNI Angkatan Darat,“ katanya.

  Pontianak post  

[Dunia] Malaysia Rampingkan Armada Kapal

Menjadi 5 jenis kapal perang https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu7XiL3B9xnIWHtxtzOJhMQxpPTt-oRqIdw66hj7CZQHKbWVJSQFHkfaCDJXgCvwCpPFYbqkDrSd7Thex1Df1qtAb28pOCsp17KUXi97T1L1kR4C6H57bqtalhdl8oHq_Gl_C-n34LGvw/s400/ex+angsa.jpgIlustrasi Armada kapal Malaysia Navy [TLDM] ☆

Angkatan Laut Malaysia (RMN) akan merubah armada kapalnya dengan lima jenis kelas kapal sehingga menghemat biaya untuk memelihara dan perbaikan.

Kepala RMN Laksamana Datuk Seri Ahmad Kamarulzaman Ahmad Badaruddin menjelaskan lima kelas dari kapal yang dimaksud adalah :

Littoral Combat Ships (LCS);
New Generation Patrol Vessels  (NGPV);
Littoral Mision Ships (LMS);
Multi Role Support Ships (MRSS)
Submarines.

Dia mengatakan saat ini, RMN memiliki 15 jenis kelas kapal yang dibangun di tujuh negara yang berbeda - Inggris Raya; Jerman; Italia; Perancis; Swedia; Korea Selatan dan Malaysia.

Ia mengatakan bahwa kapal-kapal Malaysia sudah tua, sehingga memerlukan perbaikan dan memerlukan biaya besar untuk mempertahankannya.

"Jadi kita melihat kesempatan bagi kita untuk mengurangi jumlah kelas kapal untuk lima tapi kami akan meningkatkan jumlah kapal di kelas ini," katanya kepada wartawan dalam upacara kenaikan pangkat petugas RMN dan Royal Cadangan Malaysia Navy (PSSRMN).

Ahmad Kamarulzaman mengatakan rata-rata, usia kapal perang Malaysia yang ada RMN 's berusia sekitar 32 tahun.

Dia menambahkan perampingan jenis kapal ini merupakan RMN Armada Program Transformasi yang fokus pada pembangunan kapal lokal untuk mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.

Dia juga mengatakan bahwa inisiatif merupakan pertanggungan jawab kepada masyarakat. (Bernama)

  Garuda Militer  

[World] South Korea names seventh KSS-2 submarine, targets launch for April

South Korea is preparing to launch its seventh KSS-2 submarine. Vessel will bolster the country's ability to conduct extended underwater operations.South Korea launches sixth Type 214 submarine – KSS-2 attack submarine [defence-blog]

The Republic of Korea Navy (RoKN) has named its seventh Type 214 KSS 2-class diesel-electric submarine (SSK) with air-independent propulsion and is targeting to launch the vessel in April 2016.

A spokesperson from South Korean shipbuilder Hyundai Heavy Industries (HHI) told IHS Jane's on 1 March that the 1,700-tonne vessel has been named Hong Beom-do after a South Korean national hero and given the pennant number 079.

HHI is building Hong Beon-do at its facilities in Ulsan, where the class' ninth hull is also under construction.

  IHS Janes  

Arhanud di Indonesia

Masih Berkutat di Zona SHORAD (Short Range Air Defence)Ujitembak Grom TNI AD

Lepas dari hubungan erat dengan Israel dan AS, harus diakui Singapura adalah negeri dengan sistem pertahanan udara (hanud) terkuat di Asia Tenggara. Terkhusus bicara seputar hanud titik (point defence) yang terdiri dari racikan kanon dan rudal SAM (surface to air missile), Singapura nyaris tiada tanding, kekuatannya sekokoh Israel di Timur Tengah. Ironisnya, bila Indonesia hingga empat dekade masih berkutat di hanud berbasis SHORAD, maka hanud Singapura jadi yang terlengkap, baik SHORAD hingga koleksi SAM jarak sedang – jauh semua ada, plus logistik amunisi yang mencukupi untuk meladeni perang berhari-hari.

Memang masih jadi tanda tanya besar, mengapa sampai saat ini TNI masih berkutat di SHORAD, padahal koleksi sista SHORAD, khususnya rudal MANPADS (Man Portable Air Defence System) variannya cukup banyak. Setelah era Rapier dan RBS-70, lini rudal MANPADS makin bertambah, sebut saja rudal Grom sebagai pengganti Rapier.Tak puas dengan Grom, maka hadir rudal Mistral dari MBDA. Mistral jadi yang paling besar dalam kuantitas, mengingat diadopsi oleh Arhanud TNI AD dan pada peluncur Tetral di korvet SIGMA (Diponegoro Class).

Mungkin karena pertimbangan ingin memiliki rudal pencegat super cepat, kemudian ada lagi order rudal Starstreak untuk TNI AD yang mampu melesat Mach 4. Meski belum resmi diakuisisi, rudal QW-3 juga sempat ditawarkan ke TNI AD, setelah sebelumnya QW-3 digunakan Paskhas TNI AU. Di lingkup Korps Marinir TNI AL, sejak lama ada rudal panggul Strela, eks pembelian dari Jerman Timur. Dan kabar terbaru, Kementerian Pertahanan sedang melirik pengadaan paket integrasi sistem pertahanan AF902 FCS dari Cina, yang didalamnya terdapat komponen rudal SAM SHORAD PL-9C.

http://i2.wp.com/www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2015/08/4092265_20141010070236.jpgMistral Atlas dengan kendaraan pengusung Komodo

Itu semua diatas baru bicara lini rudal, bicara SHORAD maka juga harus menyinggung keberadaan kanon. Untuk kanon hanud, koleksi TNI memang tak seberapa banyak, sebut saja mulai era Tripe Gun Paskhas TNI AU, Rheinmetall Twin Gun 20 mm, Type 80 23 mm Giant Bow, kanon ZUR/23 komposit rudal Grom TNI AD, dan yang terbaru serta paling canggih Oerlikon Sykshield milik Paskhas TNI AU. Rencananya varian Oerlikon Millenium juga akan dipasang di korvet SIGMA 10514 (Martadinata Class). Dan masih terkait dengan paket integrasi sistem pertahanan AF902 FCS, didalamnya juga terdapat kanon Type 90/35 mm Twin Gun besutan Norinco, Cina.

Meski terasa sudah ditinggalkan, tapi keberadaan sista SHORAD berbasis meriam lawas macam S-60 dan Bofors 40 mm masih tetap dipertahankan oleh Arhanud TNI AD. Salah satu upaya modernisasi alutsista ‘buyut’ era Operasi Trikora ini adalah dengan meramunya dengan teknologi fire control system.

S-60 Arhanudse TNI AD dalam sebuah uji penembakanS-60 Arhanudse TNI AD dalam sebuah uji penembakan

Dari kesemuanya dapat disimpulkan, hanud titik di Indonesia sangat lemah untuk merespon sasaran yang terbang di ketinggian diatas 6.000 meter. Tanpa andil dan kehadiran jet tempur TNI AU di lokasi, bisa dipastikan pesawat udara lawan bsia melenggang bebas di angkasa tanpa perlawanan berarti.

Netizen dan para pemerhati militer di Tanah Air sudah lama merespon kondisi ini, seperti rajin ‘berteriak’ agar Kemhan dan TNI mulai melanjutkan proses penjajakan untuk pengadaan rudal SAM S-300. Bahkan dalam ‘kegemasan,’ tak sedikit yang kemudian mengusulkan agar Indonesia bisa mempunyai sista SHORAD semacam Pantsir S-1 dan rudal Buk dari Rusia. Insiden yang pernah terjadi diatas langit Lanud El Tari, Kupang, NTT, mestinya bisa menjadi pembelajaran bagi pemangku kebjikan pertahanan di Tanah Air.

Parade rudal SA-2 dalam sebuah defile tahun 60-an di Istora SenayanParade rudal SA-2 dalam sebuah defile tahun 60-an di Istora Senayan

Kesimpulannya, SHORAD masih sangat diperlukan, karena pada hakekatnya setiap jenis ancaman dari aspek udara punya karakteristik dan respon yang berbeda. Tentu sasaran yang terbang rendah dan sifatnya low priority tidak pas dihadapi dengan rudal sejenis S-300, selain harga per unitnya mahal, gelaran operasionalnya pun tidak setaktis SHORAD MANPADS. Namun, jangan mengesampingkan juga SAM jarak sedang untuk target yang terbang tinggi.

Kita masih ingat saat AURI dahulu mengoperasikan rudal SA-2, faktanya tak satu pun rudal dilepaskan untuk menghamtam sasaran, namun efek deteren yang didapat sangat maksimal, setidaknya dalam rentang waktu tertentu, black flight otomatis berkurang. Sebuah pilihan yang layak dicermati, mengingat keterbatasan biaya operasional dan kuantitas jet tempur TNI AU. (Haryo Adjie)

   Indomiliter  

Menhan Akani Serahkan KRI Rigel-933 dan KRI Spica-934 ke TNI AL

Secara Resmi pada hari Selasa depan http://i1.wp.com/jurnalmaritim.com/wp-content/uploads/2016/03/IMG_8026.jpg?zoom=1.5&fit=1600%2C1067KRI Rigel dan KRI Spica

Menteri Pertahanan RI (Menhan), Ryamizard Ryacudu akan menyerahkan secara resmi dua unit Kapal Bantu Hidro Oseanografi (KBHO), KRI Rigel (933) dan KRI Spica (934), kepada TNI AL, Selasa (15/3) pukul 07:30 WIB di dermaga pangkalan Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta Utara.

Kedua kapal KBHO atau disebut juga MPRV (Multi Purpose Research Vessel) bisa disebut sebagai kapal kembar (twin ship) karena memiliki ukuran yang sama (Displacement: 515 ton, Panjang: 60.1 m, Lebar: 11.3 m), dibuat di galangan OCEA, Les Sables-d’Olonne, Perancis, dan diberinama dari nama bintang.

Rigel diambil dari nama bintang yang paling terang dari Rasi Orion. Sementara Spica adalah bintang yang paling terang pada rasi bintang Virgo. [AN]

 ♖ Jurnal maritim  

Jumat, 11 Maret 2016

[Dunia] Libya Kacau Balau

Obama Salahkan Prancis dan Inggris http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/03/11/42/1092210/libya-kacau-balau-obama-salahkan-prancis-dan-inggris-6am.jpgPresiden AS, Barack Obama, menyalahkan Inggris dan Prancis atas kekacauan di Libya. (The Guardian)

Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menyalahkan Inggris dan Prancis atas kekacauan di Libya. Obama mengatakan, konsentrasi David Cameron terganggu dengan hal lain untuk membantu membendung krisis ketika Moammar Gaddafi jatuh.

Pasca jatuhnya Gaddafi, Libya berada dalam keadaan kacau dan dipenuhi dengan aksi kekerasan. Obama menilai, hal itu disebabkan karena Nicholas Sarkozy tidak lagi menjabat sebagai Presiden dan perhatian Cameron terpecah ke tempat lain. Ia pun menyatakan, adalah sebuah kesalahan mempercayai sekutu AS asal Eropa untuk menindaklanjuti apa yang telah diinvestasikan di Libya pasca jatuhnya Gaddafi.

"Ketika saya kembali dan saya bertanya pada diri sendiri, apa yang salah? Ada ruang untuk kritik, karena saya menaruh kepercayaan kepada Eropa, mengingat kedekatannya dengan Libya, untuk menindaklanjuti apa yang diinvestasikan," kata Obama dalam wawancara dengan majalah Atlantik, seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (11/3/2016).

Sikap AS yang memilih untuk "memimpin dari belakang" pun menuai kritik. Namun Obama menyatakan, bahwa itu adalah bagian dari strategi untuk menangkal mentalitas "free rider" sekutu mereka asal Eropa.

"Apa yang telah menjadi kebiasaan selama beberapa dekade terakhir dalam keadaan ini adalah orang-orang mendorong kami untuk bertindak, tetapi kemudian menunjukkan keengganan untuk menempatkan dirinya dalam permainan," tutur Obama.

 Perluas Wilayah di Libya, ISIS Rekrut Loyalis Gaddafi 
Perluas Wilayah di Libya ISIS Rekrut Loyalis GaddafiISIS terus memperluas wilayah kekuasaannya di Libya (Istimewa)

Para pakar PBB melaporkan pada Dewan Keamanan PBB, bahwa ISIS secara signifikan telah memperluas kontrol di Libya. Hal ini memicu permintaan senjata oleh pihak yang bertikai di negara itu untuk menghadapi ISIS.

Menurut laporan itu, ISIS telah berhasil merekrut pemuda dari suku-suku setempat, menawarkan mereka perlindungan dan keuntungan, serta merekrut perwira militer dari mantan rezim Moammar Gaddafi, seperti dikutip dari Times Of India, Jumat (11/3/2016).

ISIS memusatkan kekuatan mereka di kota pesisir Sirte, memusnahkan oposisi. "Saat ini kelompok tersebut adalah aktor politik dan militer yang paling signifikan di wilayah ini," kata laporan yang disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu.

ISIS juga terus melakukan perekrutan di Tripoli dan di kota barat Sabrata. Mereka melakukan perekrutan lokal dan pejuang asing yang transit melalui Turki dan Tunisia. Keberadaan ISIS pun memikat kelompok ekstrimis di sub Sahara Afrika untuk bergabung di Sirte dan Benghazi.

"Kekosongan politik dan keamanan telah lebih dimanfaatkan oleh Negara Islam di Irak dan Suriah, yang secara signifikan telah memperluas kontrol atas wilayah," kata laporan itu tanpa memberikan perkiraan jumlah pejuang ISIS di Libya. (ian)

 ♖ sindonews  

Persahabatan TNI AL-US Navy

http://nocookies.defence.pk/data/2016/02/477553_41129d202d1f837cb0187efa6dfeea22.jpgPangarmatim berada di kapal selam US Chicago [def.pk]

Persahabatan antara TNI AL dan angkatan laut negara lain tak hanya berbagi informasi, tetapi juga bermakna politis.

Komunikasi ini sekaligus menjadi jembatan hubungan bilateral.

Menjaga hubungan yang sudah ada, itulah yang dilakukan Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto dan Panglima Armada Ketujuh Amerika Serikat (US Seventh Fleet) Vice Admiral Joseph P Aucoin.

Selain saling mengunjungi, akhir Februari lalu, Aucoin mengundang Darwanto ke Submarine Squadron (SUBRON) 15.

Skuadron kapal selam ini bagian dari Armada Ketujuh AS yang bermarkas di Polaris Point, Markas AL Guam di Santa Rita, Guam.

Pangarmatim Laksda TNI Darwanto didampingi Atase Angkatan Laut RI untuk Amerika Serikat Kolonel Marinir Sungatijantoro dan Komandan KRI Cakra-401 Mayor Laut (P) Ahmad Noer Taufiq pun mencoba kapal selam nuklir USS Chicago (SSN 721).

Komandan SUBRON 15 US Navy Captain Jeff Grimes dan Komandan USS Chicago Cmdr. Lance Thompson pun menerima rombongan ini di kapal selam nuklir USS Chicago yang sedang melaksanakan pelayaran 23 Februari 2016 lalu.

Beberapa demonstrasi kemampuan personel kapal selam nuklir pun ditunjukkan kepada Pangarmatim, seperti small fire simulation, damage control simulation, escape procedure, dan manuver kapal pada saat menyelam.

Salah satu yang mengesankan, kata Pangarmatim akhir pekan lalu di Jakarta, adalah berkesempatan mencoba penyelaman sampai kedalaman 200 m di perairan Guam Samudera Pasifik dengan USS Chicago, yang merupakan salah satu kapal selam nuklir Amerika Serikat Los Angeles Attack Class.

Pangarmatim di Amerika1Pada kesempatan tersebut, Pangarmatim beserta rombongan mendapat sertifikat kehormatan sebagai awak kapal selam US Navy oleh Komandan Skuadron 15 dan mendapatkan brevet kehormatan Dolphin.

Ini pertama kali pejabat TNI AL diundang ke markas kapal selam Amerika Serikat sekaligus pemberian brevet selam US Navy pertama.

Selain itu kita lebih tahu bagaimana kapal selam nuklir AS,” ujar Darwanto seusai penutupan latihan pratugas TNI Sangata, di Jakarta.

Kendati peralatan dan perlengkapan operasional serta prosedur latihan di kapal selam itu tidak berbeda jauh dengan yang biasa dioperasikan TNI AL, tentu teknologinya lebih maju.

Selain itu, USS Chicago (SSN 721) didorong tenaga nuklir, sedangkan kapal selam KRI Cakra milik Indonesia bertenaga diesel elektrik.

KRI Cakra pun menunggu perbaikan (overhaul) kedua tahun ini, setelah perbaikan pertama dilakukan pada 2006.

Setelah koordinasi anggaran tuntas, perbaikan pun bisa dilakukan.

Capt. Grimes dalam situs www.csp.navy.mil pun mengatakan, hubungan persahabatan dengan Indonesia adalah teladan untuk komitmen bersama dalam mengamankan dan menjaga stabilitas kawasan.

Saling kunjung dalam memperkuat kerjasama di kawasan memegang peran penting,

Pangarmatim pun terkesan dengan kerja sama tim dan dedikasi yang ditunjukkan para awak USS Chicago dalam menjalankan misi.

Darwanto pun berharap, hubungan baik ini semakin memperkuat kemitraan dan kerja sama dalam menjaga stabilitas wilayah terutama di wilayah Pasifik Barat-Asia.

Kerja sama TNI AL dan US Navy sebenarnya sudah berlangsung lama.

Salah satu latihan bersama yang rutin dilaksanakan bertahun-tahun adalah Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT).

Selain itu, adapula latihan bersama Sea Survex sebagai bentuk kerja sama latihan di bidang penerbangan Angkatan Laut.

Menurut Darwanto, ketika komunikasi kedua negara baik dan saling mengetahui sikap masing-masing, diharapkan stabilitas kawasan tercipta.

Indonesia sendiri sebagai negara maritim berperan dalam menjaga stabilitas wilayahnya.

Tentu sebagai negara maritim, pengamanan kawasan laut jauh lebih sulit dilakukan ketimbang negara daratan.

Namun, dengan kerja sama dengan negara-negara dalam satu kawasan, tentu semestinya tidak ada pelanggaran wilayah terjadi.

 ♖ Kompas  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...