⚓️ Pada Latihan Armada Jaya XLI TA 2023 Penembakan rudal Exocet MM40 Block 3 KRI GNR 332 (Dispenal)
TNI Angkatan Laut (TNI AL) berhasil melaksanakan penembakan SSM Exocet MM40 Block 3 yang disaksikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai Pimpinan Utama Latihan Armada Jaya XLI TA 2023 dari KRI Raden Eddy Martadinata-331, di perairan Laut Jawa, Jumat (30/06).
Penembakan dilaksanakan oleh Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yaitu KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dibawah pimpinan Dansatgas Kolonel Laut (P) Lukman Kharis, dengan sasaran eks. KRI Karang Tekok-982. Penembakan ini merupakan bagian dari Operational Live Firing Trial (OLFT) dalam rangka meningkatkan kemampuan tempur terutama pada aspek Peperangan Anti Kapal Permukaan.
SSM Exocet MM40 Block 3 merupakan rudal yang memiliki diameter 0,35 m dengan panjang 5,8 m dan kecepatan 0,9 mach. Kemampuan rudal ini yaitu fire and forget, all weather, high subsonic, sea-skimming, inertial navigation, active homing head, long range missile, 360 missile axes, no-go zone, coastal line, littoral attack, horizontal waypoints, vertical waypoints, angular manoeuvre, end manoeuvre, proximity function, re-attack, search mode, masking, target priority, and search criterion.
Kasal sangat mengapresiasi dan mengucapkan selamat serta sukses atas keberhasilan uji coba penembakan rudal exocet MM40 Block 3. "Saya sangat bangga dan memberikan apresiasi yang tinggi atas kerja samanya, kerja kerasnya, dedikasi seluruh prajurit pada Latihan Armada Jaya Kali ini", ungkap Kasal.
Latihan Armada Jaya dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan unsur Pimpinan - Staf Komando Gabungan TNI dan Komando Tugas Gabungan dalam melaksanakan Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) pada pelaksanaan Operasi Gabungan TNI, meningkatkan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut dan kesiapan operasional serta keterpaduan komponen SSAT, dan menguji doktrin operasi gabungan TNI.
Kasal berpesan untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kesiapan prajurit serta kondisi alutsista TNI Angkatan Laut untuk menghadapi event latihan yang lebih besar yaitu Latihan Gabungan TNI, Latihan PPRC TNI, dan Latihan Super Garuda Shield.
Pelaksanaan kegiatan Latihan Armada Jaya XLI TA 2023 ini selaras dengan program prioritas Kasal yaitu TNI Angkatan Laut memfokuskan diri untuk mencapai kekuatan yang siap dioperasionalkan dalam bentuk kesiapan dan kesiagaan yang tinggi.
“TNI Angkatan Laut bertanggung jawab dalam melaksanakan kesiapan tempur matra laut yang dimilikinya, termasuk di dalamnya pembinaan kemampuan material dan personel pengawak alutsista, sebagai bagian penting dari upaya membangun TNI Angkatan Laut yang profesional, modern, dan tangguh”, ungkap Kasal.
Penembakan Rudal SSM Exocet MM40 Block 3 Kasal juga didampingi beberapa pejabat TNI AL yang lain yaitu Pangkoarmada RI, Dankodiklatal, Pangkoarmada I, Pangkoarmada II, Pangkoarmada III, Asops Kasal, Aspers Kasal, Asintel Kasal, KS Kogabwilhan II, Danpuspenerbal, Kadisopslatal, Kadiskomlekal, dan Kadispenal. (Kontributor : Arif)
⚓️ Di perairan laut Jawa KRI I Gusti Ngurah Rai-332 mengikuti manuver lapangan pada latihan Armada Jaya 2023. (Dok. Dispenal)
Deretan alutsista milik TNI Angkatan Laut (TNI AL) diturunkan dalam Latihan Armada Jaya XLI TA 2023. Unsur-unsur TNI AL yakni Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), pesawat udara, helikopter, hingga kendaraan tempur dilibatkan dalam kegiatan latihan puncak TNI AL ini.
Sejumlah kapal perang terbagi dalam dua Komando Tugas (Kogas) yaitu Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) dan Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab).
Terdapat lima KRI yang tergabung dalam Kogasgabfib adalah KRI Alugoro-405, KRI Surabaya-591, KRI Teluk Banten-516, KRI Pulau Rengat-711, dan KRI Pulau Raas-722.
Selanjutnya, 13 KRI tergabung dalam Kogaslagab yaitu KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI John Lie-358, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Layang-635, KRI Halasan-630, KRI Tombak-629, KRI Sampari-628, KRI Kerambit-627, KRI Leuser-924, KRI Raden Eddy Martadinata-331, dan KRI Soputan-923.
Selain itu, alutsista udara yang ditugaskan dalam Latihan Armada Jaya antara lain pesawat udara (pesud) CN 235-220 P-8304, pesud CN 235-220 P-8301, Helikopter AS 565 MBe HS-1305, Helikopter AS 565 MBe HS-1309, UAV Scan Eagle QR-7102/QR-7103, dan pesud NC212-200 Aviocar U-6215. Serta Helicopter Bell 412 HP HU-4203 yang standby di Surabaya dan Helicopter Bell 412 HP-HU 4206 standby di daerah pendaratan Banongan.
Sedangkan dari unsur darat TNI AL menyiapkan 41 kendaraan tempur (Ranpur), 40 unit kendaraan taktis (Rantis) dan 20 unit Alat Apung (Alpung) Marinir.
Tercatat dalam Latihan Armada Jaya XLI TA 2023 melibatkan 1.916 prajurit pada tahap Gladi Posko dari Koarmada RI, Koarmada I, Koarmada II, Kodiklatal, Pushidrosal, Lantamal IV/Batam, Kolinlamil, Guspurla Koarmada I ,Pasmar 2, Puskopaska, Lantamal XIV/Sorong, Disinfolahtal, dan Dispamsanal. Sementara pada tahap Manuver Lapangan sebanyak 5.900 personel.
Seluruh prajurit serta unsur TNI AL telah melaksanakan fase laut yang dimulai pada tanggal 28 hingga 30 Juni 2023 di perairan Laut Jawa, perairan Laut Bali, dan perairan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Tanggal 1 Juli 2023, pasukan pendarat Marinir akan melaksanakan pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Jawa Timur.
Latihan Armada Jaya dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan unsur pimpinan – staf komando gabungan TNI dan komando tugas gabungan dalam melaksanakan Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) pada pelaksanaan operasi gabungan TNI, meningkatkan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut dan kesiapan operasional serta keterpaduan komponen SSAT, dan menguji doktrin operasi gabungan TNI.
Pelaksanaan kegiatan Latihan Armada Jaya XLI TA 2023 ini merupakan program prioritas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali yaitu TNI Angkatan Laut memfokuskan diri untuk mencapai kekuatan yang siap dioperasionalkan dalam bentuk kesiapan dan kesiagaan yang tinggi.
“TNI Angkatan Laut bertanggung jawab dalam melaksanakan pembinaan kesiapan tempur laut yang dimilikinya, termasuk di dalamnya pembinaan kemampuan material dan personel pengawak alutsista, sebagai bagian penting dari upaya membangun TNI Angkatan Laut yang profesional, modern, dan tangguh”, pungkas Kasal.
[Dispenau]
Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Benny Arfan, M.MP., MMDS., MSS., mendampingi Dankoharmatau Marsda TNI Bambang Triono, M.Tr.(Han) beserta para Direktur jajaran Koharmatau, dalam rangka peresmian Unit Sukhoi Sathar 32 di Skadron Udara 11, Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Sabtu, (24/6/2023).
Pada acara peresmian Unit Sukhoi Sathar 32 yang beroperasi di Lanud Sultan Hasanuddin ini, dilaksanakan penekanan tombol sirine dan pembukaan tirai papan nama oleh Dankoharmatau sebagai penanda beroperasinya Unit tersebut.
Saat menyampaikan sambutan, Dankoharmatau mengatakan jika pengoperasian Unit Sukhoi Sathar 32 sejalan dengan program modernisasi alutsista TNI Angkatan Udara oleh Kemenhan RI.
Kemudian peresmian Unit Sukhoi Sathar 32 juga merupakan bagian dari kemandirian Koharmatau dalam bidang pemeliharaan tingkat berat sekaligus jawaban dari segala tantangan tugas yang semakin kompleks kedepannya.
Selain melaksanakan peresmian, Dankoharmatau didampingi Danlanud Sultan Hasanuddin juga meninjau ruang Unit Sukhoi Sathar 32 serta memberikan pembekalan kepada para personel pemeliharaan Lanud Sultan Hasanuddin, dilanjutkan peninjauan ke beberapa lokasi.
Untuk meningkatkan pertahanan nasional Indonesia
Ilustrasi Rafale bersama Mirage 2000 (istimewa) ★
AKUISISI 12 pesawat Mirage 2000-5 bekas dari Qatar memicu pro-kontra. Fokus perdebatan bukan hanya pada harga yang terbilang mahal, yakni Rp12 triliun, tapi juga urgensinya. Sebagian publik mempertanyakan untuk apa mengambil pesawat bekas karena Indonesia telah memesan pesawat Rafale baru dari Prancis, IFX hasil kerja sama dengan Korea Selatan, dan F-15 dari Amerika Serikat (AS). Kontroversi kian kencang karena pemerintah justru menambah pembelian pesawat Mirage 2000-9 bekas milik Uni Emirat Arab (UEA).
Merespons sorotan tersebut, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut pembelian pesawat bekas sebagai interim solution karena banyak pesawat temput TNI AU berusia sangat tua dan perlu refurbishment. Perbaikan dan modernisasi tidak serta-merta bisa dilakukan karena membutuhkan waktu lama, paling cepat 18 bulan. Sedangkan kehadiran pesawat tempur baru masih membutuhkan waktu lama. Seperti Rafale, paling cepat diterima 3 tahun dan baru kelar selama 5 tahun ke depan. Mirage 2000-5 pun masih laik pakai, karena usia pakai rata-rata 10-15 tahun dan jarak tempuh masih sangat rendah.
Sebenarnya, di era Prabowo ini mendatangkan alutsista bekas merupakan bagian dari belanja alusista besar-besaran. Bisa dibilang gebrakan ini puncak program modernisasi alutsista atau minimum essential force (MEF) yang berlangsung sejak 2009. Pada fase MEF III ini (2019-2024), target belanja bukan kaleng-kaleng, sebab di antaranya merupakan alutsista kelas berat.
Beberapa alutsista yang sudah diakusisi maupun masuk daftar akusisi di era Prabowo antara lain pesawat Rafale, F-15, kapal selam Scorpene, fregat FREMM, fregat Arrow Head atau Merah Putih, rudal jarak jauh (balistic missile) KHAN, dan rudal pertahanan pantai (coastal defense) Brahmos dan lainnya. Selain alutsista impor, Indonesia juga gencar memberdayakan industri pertahanan dalam negeri.
Belanja alutsista yang bisa dibilang terbesar semenjak era Orde Lama, menjadikan Indonesia negara terkuat di belahan bumi selatan, tentu mengundang tanda tanya. Di antaranya apakah Indonesia sedang melakukan perlombaan senjata (arm race) atau bahkan ada ancaman serangan dari negara lain atau perang di depan mata? Skeptisme sangat wajar muncul karena penggunaan anggaran besar untuk memperkuat pertahanan tentu berdasar pertimbangan rasional dan matang.
Bidak Telah Bergerak
Ilustrasi fregat AH 140 atau Merah Putih, direncanakan sebanyak 12 unit (Babcock) ★
Keputusan Indonesia belanja alutsista besar-besaran tentu bukan sekadar untuk gagah-gagahan sehingga Indonesia tidak ketinggalan (arm race) dari China, India, Australia, dan sejumlah negara sahabat di Asia Tenggara. Atau, agar target kekuatan militer Indonesia masuk 10 besar dunia bisa secepatnya tercapai.
Keberadaan alutsista juga bukanlah barang koleksi yang ditumpuk begitu saja dan hanya dikeluarkan untuk parade militer di Harlah TNI. Lebih dari itu, sekuat apa kekuatan militer dimiliki suatu negara, dalam hal ini kuantitas dan kualitas persenjataannya, akan menghadirkan efek gentar (deterrence effect) agar negara lain berpikir seribu kali sebelum mengusik.
Walaupun dalam keadaan damai, suatu negara juga tidak boleh berleha-leha dan menganggap akan berlangsung damai selamanya. Justru, untuk mempertahankan kondisi damai inilah diperlukan upaya strategis memperkuat otot militer untuk mengantisipasi setiap ancaman masa depan, seperti dipercaya kalangan militer semenjak era Romawi kuno: si vis pacem para bellum (jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang).
Kesadaran inilah yang juga dipahami Prabowo Subianto. Saat menjadi pembicara kunci dalam webinar bertajuk "Optimalisasi Industri Pertahanan dalam Konteks Kepentingan Nasional RI di Abad 21" di Universitas Padjajaran Bandung (9/7). Ia menegaskan bahwa sejarah manusia mengisahkan bangsa yang ingin damai dan merdeka adalah bangsa yang siap perang.
"Itulah inti pertahanan. Kalau jadi perang, kita tidak bisa buru-buru ke supermarket membeli alat perang," ujar dia.
Berangkat dari pemahaman ini, jika Indonesia ingin siap menghadapi perang, maka minimal mulai dari sekarang negara ini sudah mau berpikir soal potensi adanya perang dan mengoptimalisasi industri pertahanan.
Dalam momen tersebut, mantan Danjen Kopassus ini memaparkan definisi perang sebagai pemaksaan kehendak oleh sebuah negara dengan tujuan menguasai suatu wilayah atau sumber daya suatu negara. Caranya, yaitu dengan kekuatan fisik atau kekerasan. Mengutip filosopi perang bangsa Athena, suatu negara wajib memiliki pertahanan yang kuat untuk mengantisipasi perang.
"The strong do what they can and the weak suffer what they must. Kalau dia mampu membom dia membom kalau mampu hancurkan satu kota dia akan lakukan. Yang lemah akan menderita," kata Prabowo.
Untuk itu, Prabowo menekankan, jika Indonesia ingin menjadi bangsa yang kuat, maka wajar pemerintah menyiapkan rencana dan skenario pertahanan. Termasuk, mempersiapkan rencana alutsista untuk memperkuat pertahanan. "Kita ini dalam keadaan tidak kuat, tidak sehat, kalau tidak kuat hadapi ancaman virus, lebih cepat kita hancur. Pertanyaannya kembali, apakah Indonesia mau kuat atau lemah. Kalau mau kuat lakukan hal-hal yang jadi kuat," kata Prabowo.
Walaupun sekilas terlihat kondisi geopolitik sedang baik-baik saja, sesungguhnya kawasan sedang menyimpan bara panas, yang setiap saat bisa meletus menjadi perang terbuka. Secara langsung atau tidak langsung perang yang bakal terjadi rawan menyeret Indonesia ke dalamnya pusarannya.
Potensi perang dimaksud tidak lain terkait agresivitas China di kawasan Laut China Selatan atau Indo-Pasific, yang memaksakan klaimnya terhadap 90% wilayah laut hingga bergesekan dengan beberapa negara di kawasan dan mengancam kebebasan lalu lintas di salah satu laut strategis dan tersibuk dunia tersebut.
Gesekan yang terjadi pun tidak lagi melibatkan China vis a vis Vietnam atau Filipina, tapi juga telah menyeret Australia, AS, Inggris, dan beberapa negara barat lainnya yang memiliki kepentingan terhadap akses lalu lintas transportasi dan keamanan kepentingan geopolitiknya.
Potensi perang di kawasan juga terkait dengan Taiwan, dan dengan beberapa negara Asia Timur yang menjadi sekutu AS, yakni Korea Selatan dan Jepang. Tingkat kerawanan meledaknya perang di kawasan tersebut menguat seiring dengan pecahnya perang Rusia-Ukraina.
Ibarat permainan catur, China, AS dan sekutunya sudah menggerakkan bidak-bidak kekuatan militer ke tempat-tempat strategis. China misalnya telah lama membangun pangkalan rudal di LCS, meskipun wilayah masih menjadi sengketa. Fasilitas pangkalan China yang pernah tertangkap citra satelit berada di Kepulauan Paracel, tepatnya di Pulau Woody. Di pangkalan ini diketahui negeri panda tersebut telah menempatkan rudal darat-ke-udara HQ-9 untuk pertahanan udara.
Sebagai informasi, sistem rudal SAM HQ-9 China memiliki jangkauan operasional 200 kilometer (124 mil) di ketinggian dan dapat menimbulkan ancaman serius bagi lalu lintas udara militer dan sipil. Selain pangkalan rudal, China juga disebutkan sedang membuat fasilitas militer di tiga pulau buatan yang telah sepenuhnya dimiliterisasi.
Berdasar citra satelit pula, diketahui keberadaan struktur serupa dengan atap yang dapat dibuka terdeteksi di terumbu Subi, Mischief, dan Fiery Cross yang merupakan bagian dari Kepulauan Spratly. Di pangkalan-pangkalan itu pulalah, China menimbun berbagai alutsista strategis, mulai dari kapal induk, kapal selam, destroyer, hingga pesawat tempur yang belakangan masif dibangun negeri tersebut.
Masih di wilayah LCS, China juga dilaporkan telah membangun kota seluas 800.000 mil persegi di Kepulauan Paracel. Kota yang dinamai Shansa itu memiliki luas 1.700 kali wilayah New York City. Di kota itu, China sudah membuat beberapa fasilitas kelas kota yang memiliki fasilitas seperti desalinasi air laut dan fasilitas pengolahan limbah, perumahan publik baru, sistem peradilan yang berfungsi, jangkauan jaringan 5G, sekolah, dan penerbangan charter reguler.
Dari sisi lain, negeri Paman Sam telah membentuk Aukus bersama Inggris dan Australia. Kehadiran aliansi yang diarahkan untuk mengimbangi kekuatan China sudah barang tentu kian memanaskan konflik di Indo-Pasifik. Apalagi melalui aliansi ini, AS membantu Australia membuat kapal selam bertenaga nuklir.
Selain melalui Aukus, militer AS juga memperluas jejaringnya dengan membuat pangkalan baru yang dekat dengan Indo-Pasifik, tepatnya di Papua Nugini. Melalui kesepakatan yang telah dibuat dengan negara yang berbatasan darat langsung dengan Papua tersebut, AS dapat menempatkan tentara dan kapal perangnya dengan akses tanpa batas di enam pelabuhan dan bandar udara penting, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus dan sejumlah fasilitas lain di ibu kota, Port Moresby.
Walaupun belum pecah menjadi perang, intensitas gesekan militer China versus AS dan sekutunya kian terasa. Apalagi sejak China memberlakukan hukum maritim terbarunya di LCS. Sejak 1 September, China memberlakukan aturan identifikasi maritim, yakni meminta setiap kapal khusus melaporkan posisinya ketika memasuki perairan yang diklaim. AS misalnya telah mengirim kapal induk USS Ronald Reagan dan beberapa armada tempur. Dengan dalih untuk menjamin kebebasan navigasi, Inggris juga telah mengerahkah HMS Spey and HMS Tamar untuk melakukan patrol di sana.
Fakta-fakta tersebut menunjukkan baik China maupun AS telah menggerakkan bidak-bidak militer untuk saling berhadap-hadapan di kawasan Indo-Pasifik.
Kepala Komando Mobilitas Udara AS, Jenderal Mike Minihan melalui memo dinas yang terungkap ke publik memprediksi perang kedua negara raksasa akan pecah pada 2025. Perang dipicu pemilihan presiden Taiwan pada 2024. Walaupun berfokus di selat Taiwan, dampaknya juga pasti akan terasa hingga Indo-Pasifik.
Perisai Trisula Nusantara
Khan [Roketsan] ★
Melihat dinamika yang terjadi di Indo-Pasifik, terutama pergerakan China vis a vis AS, ancaman yang terjadi sangat lah nyata dan harus diantisipasi serius. Langkah cepat Prabowo memborong alutsista, baik impor bekas, baru, atau pun produk industri pertahanan domestik, sebagai langkah tepat untuk menghadirkan daya gentar agar Indonesia tetap aman dan damai.
Pembelian alutsista ternyata juga bukan sekadar formalitas mengejar target MEF III, tapi juga diproyeksikan sebagai bagian rencana besar pertahanan nasional untuk 25 tahun ke depan. Dengan proyeksi ini, Indonesia akan memiliki sistem pertahanan mumpuni yang mampu menaungi seluruh wilayah kedaulatan NKRI, dengan berbagai alutsista yang canggih dan gahar.
Seperti apa proyeksi dimaksud? Dalam YouTube "Dialog Kebangsaan Merajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Kebhinekaan" yang digelar Sespim Lemdiklat Polri pada 16 Juni, Prabowo memaparkan sistem pertahanan yang akan dibangun Indonesia dikonsepsikan sebagai Perisai Trisula Nusantara. Perisai tersebut terbagi dalam tiga matra kekuatan, yakni Perisai Samudera Nusantara, Perisai Darat Nusantara, dan Perisai Dirga Nusantara.
Pada tiap perisai akan dilengkapi berbagai macam alutsista. Untuk Perisai Samudera Nusantara, misalnya, akan dilengkapi dengan 12 Fregat Merah Putih yang dibekali surface to air missile (SAM) yang memiliki jangkauan hingga 120 km, surface to surface missile (SSM) 180 km, kapal cepat rudal atau KCR (14 unit).
Selain itu, TNI juga akan dibekali kapal selam serbu Indonesia atau KSSI (2 unit) yang dilengkapi sub misil 12 km dan torpedo 17 km, kapal selam taktis Indonesia atau KSTI (7 unit), kapal selam autonomos (20 unit) dengan torpedo, submarine rescue vehicle (2 unit).
Ada pula pagar nusantara green juku wahana bawah air yang akan mengawasi kapal selam, orange juku berbentuk buoy pintar untuk memantau kapal selam dan permukaan, yellow juku kapal yang merupakan selam otonom dengan kercerdasan buatan. Yang menarik, Perisai Samudera Nusantara juga akan dilengkapi pertahanan pantai rudal brahmos yang memilik daya jangkau hingga 300 km (8 unit baterai).
Di darat, konsep pertahanan yang disebut Perisai Darat Nusantara akan diisi dengan unmaned aerial vehicle (UAV) dan unmaned combat aerial vehicle (UCAV) male sebanyak 65 unit, mortir berbagai ukuran (1 ribu pucuk), helikopter Bell 412 (82 unit), gatling gun dan senapan mesin, helikopter Apache (8 unit), helikopter Mi 35 P (6 unit, Mi 17 8 unit), pesawat CN 235 (18 unit, 5 unit baru), pesawat N 219 (10 unit baru), ranpur infanteri beroda ban (50 unit), multipurpose armored vehicle (173 unit), tank amx 13 (320 unit), main battle tank Leopard (114 unit), Indonesia balistic missile Trisula atau KHAN missile (8 unit) yang memiliki jangkauan 300 km buatan Rokestan.
Sedangkan Perisai Dirga Nusantara akan ditopang pesawat Boromae sebanyak 24 unit, pesawat Rafale (42 unit), pesawat Mirage 2000-5 dan 2000-9 (24 unit), pesawat T50 (19 unit, 6 unit baru), pesawat F-15 (36 unit), pesawat F-16 (33 unit), pesawat Sukhoi 27-30 (16 unit), pesawat Hawk MK 100-MK 200 (31 unit). Semua pesawat tempur tersebut sudah dilengkapi rudal.
Selain itu, Perisai Dirga Nusantara akan didukung pesawat jet Falcon 7x dan 8x, pesawat boeing 737 (tambah 2 unit, total 10 unit), pesawat Hercules (31 unit, 5 baru Super Hercules), pesawat Airbus A400 (2 unit), pesawat AWACS (25 radar baru, total 35) yang memiliki jangkauan rata-rata hingga 450 Km.
Kehadiran beberapa alutsista strategis seperti rudal pertahanan pantai, rudal balistik, kapal selam, fregat dan pesawat tempur kelas berat bisa memberikan rasa aman pada bangsa ini. Namun bila melihat tantangan berat dihadapi akibat pertarungan melibatkan dua negara raksasa, China dan AS, Indonesia urgen terus memperkuat pertahanan dengan alutsista lain, baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga Perisai Trisula Nusantara memiliki simpanan alutsista lebih kuat dan memadai.
Bahkan, bila melihat prediksi pecah perang dalam tempo dekat, akselerasi belanja alutsista sangat dibutuhkan. Tentu saja pembangunan postur pertahanan harus diimbangi dengan pengembangan industri pertahanan domestik agar tercipta kemandirian. (abd)
Ketua MPR RI Apresiasi Baju Anti Peluru dari Limbah Sawit Temuan IPB (Times Indonesia) ★
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengatakan, pihaknya menggelontorkan Rp 519 miliar untuk mendanai 293 penelitian. Menurutnya, BPDPKS menerapkan syarat bahwa pelaksanaan penelitian harus bisa lanjut ke tahap komersialisasi.
Ia menyebut salah satu turunan dari kelapa sawit berhasil menciptakan produk helm. Bahkan bahan kelapa sawit juga bisa digunakan membuat rompi anti peluru.
"Saya kasih contoh yang paling simple saja misalnya, itu dari sawit bisa dipakai buat helm. Itu komersial. Bisa dibuat rompi tahan peluru. Sudah juga bioplastik, itu juga sudah komersial," katanya dalam diskusi kelapa sawit yang diselenggarakan CNBC Indonesia, Senin (26/6/2023).
Selain itu masih banyak produk lainnya yang dihasilkan dari bahan dasar kelapa sawit dan sudah dikomersialkan. Pihaknya juga kini bekerjasama dengan Asosiasi Inventor Indonesia untuk mempertemukan para peneliti dengan pelaku industri kelapa sawit.
Sebelumnya, dilansir dari detikedu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo turut bangga atas hasil temuan tim dosen dan mahasiswa Institut Pertanian Bogor University (IPB University) yang berhasil mengembangkan baju anti peluru dari serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
Teknologi ini ditemukan oleh Dr. Siti Nikmatin, peneliti IPB University dari Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Dr. Siti Nikmatin juga berhasil membuat helm ramah lingkungan, green composite (GC), yang menggunakan filler serat TKKS pada ukuran mikropartikel.
"Kelebihan helm tersebut terletak pada seratnya. Meskipun banyak helm yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), namun tidak ada yang memiliki serat dalam bahannya. Serat dalam helm ini berfungsi untuk menyerap tumbukan yang terjadi ketika terjadi kecelakaan," jelas Bamsoet.
Eddy menyebut BPDPKS mendukung penuh pelaksanaan penelitian dan pengembangan riset terkait hilirisasi produk turunan kelapa sawit. "Terkait hilirisasi, bagaimana sawit ini berdasarkan inovasi-inovasi riset itu bisa dihasilkan komoditas-komoditas hilir," pungkasnya. (das/das)
Terduga Korban TPPO
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia berhasil memulangkan 14 WNI dari Myanmar. (Foto/kemlu ri) ★
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia berhasil memulangkan 14 Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dari Myanmar (27/6).
Pemulangan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, KBRI di Yangon, dan Mabes TNI.
Para WNI tersebut kini kembali ke tanah air setelah menggunakan pesawat Hercules TNI-AU yang ada di Yangon, setelah sebelumnya membantu dalam misi pengiriman bantuan kemanusiaan di Myanmar.
Ke-14 WNI ini sebelumnya bekerja di satu perusahaan online scam di Laukkaing, Shan State, yang berbatasan dengan China.
Mereka telah ditampung di KBRI Yangon sejak 23 Juni 2023. Para WNI berasal dari Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Sebelum dipulangkan, para WNI ini telah melalui proses sesuai hukum di Myanmar, termasuk pembayaran denda keimigrasian secara mandiri.
Setelah proses tersebut selesai, mereka diterbangkan kembali ke Indonesia menggunakan pesawat Hercules TNI-AU pada 27 Juni 2023 pukul 13.25.
Pesawat tersebut tiba di Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 21.30 WIB pada hari yang sama.
Keberhasilan pemulangan ini merupakan hasil dari upaya diplomasi KBRI Yangon dengan pihak berwenang di Myanmar, serta dukungan dari Kementerian/Lembaga seperti TNI AU, BNPB, dan BP2MI.
Pemulangan 14 WNI terduga korban TPPO dari Myanmar ini menegaskan kembali komitmen pemerintah dalam melindungi WNI di tengah situasi keamanan yang rumit di Myanmar.
Di sisi lain, penting untuk terus memperkuat langkah-langkah pencegahan, termasuk penegakan hukum yang tegas terhadap perekrut dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai modus penipuan sebagai online scammer. (sya)
A 1340Pesawat kedua C-130J-30 Super Hercules saat tiba di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. (IDM/Albrianso Wayapen) ✈️
Pesawat kedua Super Hercules C-130J-30 TNI Angkatan Udara (TNI AU) mendarat di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (28/6).
Kadispenau Marsma TNI Agung Sasongkojati mengungkapkan, pesawat Super Hercules baru ini memiliki nilai penting bagi TNI AU karena dapat meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan dalam konteks Operasi Militer Perang (OMP).Selain itu, C-130J-30 juga dapat dikerahkan untuk misi kemanusiaan dan membantu masyarakat dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Lebih lanjut Agung menjelaskan perihal sejumlah keunggulan C-130J-30 Hercules jika dibandingkan dengan series pesawat sebelumnya, baik dari sisi operasional maupu kecepatannya.
“Keunggulannya dia (C-130J-30) lebih cepat, lebih tinggi terbangnya, lebih hemat, dan lebih irit. Sekali lagi, begitu efisien dan efektif dari pesawat yang lama. 50% lebih hemat, itu sangat berarti,” ungkap Agung dalam konferensi persnya.
Terkait dengan kesiapan SDM, Kadispenau menyebut jika pihaknya memiliki pilot-pilot modern yang terlatih dan siap untuk mengoperasionalkan pesawat angkut canggih ini.
“Pilot-pilot kita adalah pilot modern. Mereka generasi Y atau Z. Tentu hanya smart pilot yang bisa mengoperasikan (pesawat ini). Kita memiliki cukup banyak pilot yang bisa mengoperasikan pesawat ini dengan baik,” imbuhnya.
Sementara itu, Karo Humas Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha mengungkapkan, pesawat dengan tail number A-1340 ini nantinya akan diserahterimakan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
“Pesawat yang pertama sudah diresmikan oleh Bapak Presiden RI Joko Widodo. Rencananya, untuk pesawat yang kedua akan diserahterimakan secara resmi oleh Bapak Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto kepada Kepala Staf Angkatan Udara dalam beberapa hari ke depan,” jelasnya.
Sebagai informasi, Kemhan RI telah memesan lima unit pesawat C-130J-30 Super Hercules dari Lockheed Martin, Amerika Serikat.
Unit pertama telah tiba pada Maret lalu. Sementara itu, tiga unit lainnya dijadwalkan tiba secara bertahap pada Juli dan Oktober 2023 serta Januari 2024. (yas)
✈ Bappenas alokasikan dana 210 Milyar Pesawat N219 versi amfibi (BPPT)
Kementerian PPN/Bappenas mengungkapkan, negara akan mengalokasikan Rp 210 miliar untuk pembuatan atau prototyping hingga sertifikasi internasional pesawat amphibi N219.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (19/6/2023).
Amalia menjelaskan, anggaran bidang Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas tahun depan mencapai Rp 246,8 miliar, dimana 85% atau sebesar Rp 210 akan dialokasikan untuk pembuatan hingga sertifikasi internasional pesawat amphibi N219.
"Pagu indikatif Rp 246,8 miliar, dan Rp 210 miliar akan fokus untuk pengembangan N219 dan ini merupakan yang akan dihibahkan ke Institute Teknologi Bandung (ITB) bekerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI)," jelas Amalia.
Anggaran pengembangan pesawat amphibi N219 yang sebesar Rp 210 miliar tersebut, kata Amalia diperuntukan dari prototyping hingga sertifikasi berstandar internasional, sehingga nantinya bisa dikomersialisasi.
Adanya pengembangan pesawat amphibi N219 buatan PT DI ini, kata Amalia sekaligus pilot project atau proyek pertama kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha.
"Ini adalah pilot project untuk mengkonkretkan kolaborasi triple helix antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha," ujar Amalia lagi.
Proses pembuatan pesawat N219 ini, kata Amalia saat ini masih dalam pembuatan floating kit, sehingga nanti dapat diintegrasikan dengan N219.
Sebelumnya, sertifikasi pesawat amphibi N219 sebenarnya sudah dilakukan, namun hanya berstandar nasional. Saat ini pemerintah pun tengah melakukan pembuatan hingga sertifikasi internasional dari The Federal Aviation Administration (FAA) agar bisa dikomersialkan.
"Nanti kalau dikomersialisasi jadi komersial, sehingga bisa menjadi jembatan udara yang menghubungkan tempat terkecil ke tempat yang lain (di Indonesia), sekaligus membangkitkan industri kedirgantaraan Indonesia," jelas Amalia.
Pesawat N219 dipromosikan, tiba di Kepulauan Riau (Kepri). (PTDI)
Pun kata Amalia pemerintah daerah pun membutuhkan pesawat amphibi N219 tersebut, sehingga mereka bisa dengan leluasa menarik para turis mancanegara, untuk bisa memberikan pundi devisa negara.
Terlebih, pesawat amphibi N219 ini, kata Amalia tidak membutuhkan bandara besar, sehingga cost yang dikeluarkan pemerintah daerah juga akan efisien.
"Daerah membutuhkan itu. Sekaligus kalau pakai amphibi, tidak perlu membangun bandara yang mahal, cukup dengan water based port," ujarnya.
Melansir laman resmi pemerintah indonesia.go.id, pesawat amphibi N219 merupakan pesawat besutan PT Dirgantara Indonesia. Pesawat ini dapat melakukan lepas landas dan pendaratan di permukaan air.
Setelah mendapatkan sertifikasi dari FAA dan bisa dikomersilkan, pesawat N219 ini mampu dimanfaatkan untuk berbagai sektor, seperti layanan pariwisata, layanan perjalanan dinas pemerintahan, oil and gas company, layanan kesehatan masyarakat, SAR dan penanggulangan bencana, dan pengawasan wilayah maritim.
Berbagai wilayah di Indonesia pun cukup berpotensi untuk menggunakan pesawat ini, seperti Danau Toba, Pulau Bawah Kepri, Pulau Derawan Kaltim, Raja Ampat, Wakatobi, dan Pulau Moyo.
Potensi pasar yang besar juga terlihat khususnya di Asia Pasifik. Kini, ada 150 unit pesawat aktif dan 45% dari total populasi tersebut telah memasuki masa aging.
Pesawat ini memiliki kecepatan hingga 296 km per jam pada ketinggian maksimal 10.000 kaki. Dengan beban 1560 kg, pesawat mampu menempuh jarak hingga 231 km.
Take-off untuk ketinggian 35 kaki dari darat membutuhkan jarak 500 meter, sedangkan dari air, ia membutuhkan jarak hingga 1.400 meter. Kemudian untuk landing dari ketinggian 50 kaki, ia membutuhkan jarak 590 meter untuk di darat, dan 760 meter untuk di laut.
Evakuasi Pesawat SAM Air PK-SMW, di Yalimo, Papua (dispenau) ★
Tim SAR gabungan telah diterjunkan di lokasi jatuhnya pesawat SAM Air, di Yalimo, Papua Pegunungan. Satgas Tim SAR gabungan terdiri dari Unsur helikopter dan Kopasgat TNI AU, Basarnas, dan unsur SAR daerah Papua, sudah bekerja sejak Sabtu, (25/6/2023).
Pelaksanaan SAR hari pertama (Sabtu, 25/6) terkendali cuaca, dan dilanjutkan hari kedua (Minggu, 26/6). Pada hari kedua, TNI AU mengerahkan satu helikopter EC 725 Caracal dengan 7 kru, dan 3 personel Kopasgat, serta 3 personel Basarnas.
Pada hari kedua, Helikopter EC 725 Caracal, berhasil menurunkan 6 personel SAR di droping zone, untuk evakuasi korban ke lokasi jatuhnya pesawat. Pesawat SAM Air PK-SMW, yang di awaki oleh Capt Hari Permadi, copilot Levi Murib, serta empat penumpang, dilaporkan jatuh di pegunungan Yalimo, Papua. Pesawat milik SAM Air, terbang dari bandara Elelim Yalimo Papua Pegunungan dengan tujuan distrik Poik, Yalimo Papua.
Tim SAR di lokasi melakukan penyusuran dari titik droping ke arah barat dengan radius 200 m, tetapi belum menemukan korban, karena medan yang cukup ekstrim dan hutan lebat. Tim SAR memutuskan kembali ke titik droping, dan SAR dihentikan sementara.
Hari Senin (27/6/2023), Komandan Lanud Silaspapare Jayapura, Marsma TNI Dadan Gunawan, S.T., M.M., CHMRP, selaku Dansatgasud, ketika memimpin briefing di Wamena mengatakan, di hari ketiga Senin (26/6), tim SAR kembali melakukan pencarian korban. Untuk meningkatkan kemampuan SAR, selain melibatkan helikopter Caracal TNI AU, misi SAR juga ditambah satu unit helikopter SAR dari PT. Intan Angkasa Air Service, serta 12 personel gabungan dari Kopasgat, Basarnas dan Yonif 756/WMN, serta perlengkapan tambahan untuk SAR.
Misi Tim SAR tambahan untuk menyiapkan helipad, dan dukungan logistik, termasuk tabung oksigen, jas hujan dan Air minum serta bahan makanan. Diharapkan pesawat dan personil TNI, bisa mendukung Tim SAR gabungan menyelesaikan misi SAR ini dengan aman dan selamat, meski dihadapkan medan dan cuaca yang kurang baik.
Masih Negosiasi
KF-21 Boramae [ROKArmed Forces] ★
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan Pemerintah Indonesia akan memenuhi semua komitmen-komitmen terhadap Korea Selatan (Korsel) terkait proyek pesawat tempur KFX/IFX.
"Iya itu memang akan kita negosiasi terus sama mereka. Pokoknya kita akan penuhi komitmen-komitmen kita," kata Prabowo setelah diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) di lingkungan Istana Negara, Jakarta, Senin sore.
Prabowo mengatakan saat ini pemerintah sedang bernegosiasi dengan Korsel. Disinggung mengenai waktu pemenuhan komitmen proyek KFX/IFX itu, Prabowo enggan merinci secara spesifik. Namun, Prabowo menjamin akan memenuhi seluruh komitmen terhadap Korsel.
"Kita pokoknya penuhi komitmen kita kepada mereka," ucap dia.
Pemerintah Indonesia turut ambil bagian dalam proyek pengembangan pesawat tempur KFX/IFX bersama Korea Selatan (Korsel). Jet tempur itu diberi nama KF-21 Boramae.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Indonesia dikabarkan masih memiliki kewajiban pembiayaan untuk proyek KFX/IFX. Total investasi untuk KF-21 Boramae adalah senilai 8,8 triliun won, atau sekitar Rp 100 triliun dengan skema pembiayaan 60 persen dari pemerintah Korea Selatan, 20 persen dari Korea Aerospace Industries (KAI), sebuah perusahaan pertahanan asal Korsel, dan 20 persen dari Pemerintah Indonesia.
Pengembangan KF-21 Boramae saat ini berada pada tahap engineering and manufacturing development (EDM), yang diperkirakan berlangsung hingga 2026. Setelah itu, jet tempur akan masuk ke tahap produksi massal.
Indonesia berencana membeli 48 unit KF-21 Boramae dalam program gabungan tersebut, sementara Korea Selatan membeli 120 unit.
Buatan Palindo Marine Shipyard Sejumlah petugas Badan Keamanan Laut ( Bakamla) berada di atas kapal High Speed Craft (HSC) IV/32-04 saat akan uji coba kecepatan usai peresmian di Dermaga PT Palindo Marine Shipyard, Batam, Kepulauan Riau, Senin (26/6/2023). Kapal bermesin tiga yang memiliki kecepatan hingga 65 knots dan dilengkapi dengan senjata kaliber 12,5 mm tersebut merupakan kapal keempat yang dimiliki Bakamla untuk melakukan penegakan hukum khususnya di wilayah perbatasan yang memiliki potensi kasus penyelundupan. (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/tom) ★
Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia (RI) atau Indonesian Coast Guard secara resmi memiliki satu unit kapal High Speed Craft (HSC) baru.
Kapal ini bahkan diklaim merupakan kapal patroli buatan anak bangsa paling cepat yang ada di Indonesia.
Kapal patrol HSC, bernomor lambung HSC IV/32-04, diresmikan langsung oleh Kepala Bakamla RI, Laksdya TNI Aan Kurnia di kawasan galangan kapal Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Senin (26/6/2023).
Kapal cepat tersebut memiliki panjang 14.30 meter, dan lebar 3.3 meter. Lalu untuk bahan badan kapal terbuat dari alumunium.
Kemampuan setara mesin 3 x 425 HP (horse power) dengan kecepatan hingga mencapai 65 knots. Kapal ini bisa mengangkut 6 orang.
“Kapal HSC ini merupakan kapal keempat dimiliki Bakamla RI, dan sangat diandalkan dalam penegakan hukum khususnya di wilayah pesisir dan kepulauan,” kata Aan Kurnia ditemui usai meresmikan kapal tersebut di kawasan galangan kapal Tanjung Uncang, Senin (26/6/2023).
Bakamla RI Dapat Tambahan Kapal Cepat HSC IV/32-04, Diperuntukan Jaga Keamanan Zona Bakamla Timur (KOMPAS.COM/HADI MAULANA). ★
Aan menyebutkan, saat ini tantangan maritim semakin kompleks terutama di wilayah kepulauan yang sering terjadi pelanggaran pelayaran, penyelundupan senjata maupun narkoba.
“Dan yang saat ini ditekankan pemerintah adalah tindak pidana perdagangan orang (TPPO)” tegas Aan.
Lebih jauh Aan mengatakan, kita patut bersyukur karena keberhasilan dari perusahaan galangan yang ada di Tanjung Uncang dalam membangun HSC ini, merupakan wujud kemampuan industri maritim dalam negeri terhadap keamanan maritim nasional.
“Saya berharap ke depan Bakamla dapat mengadakan HSC lebih banyak,” papar Aan.
“HSC ini sebagai unsur patroli Bakamla RI dan masuk dalam jajaran unsur patroli Zona Bakamla Timur,” pungkas Aan. (Kontributor Batam Hadi Maulana)
Bangun Kerjasama Keamanan dan Perdamaian
Kasal kunjungi event Paris Airshow (Narasi Pos) ★
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali melaksanakan kunjungan kehormatan kepada Chief of French Navy Admiral Pierre Vandier bertempat di Hexagon Balard, Naval HQ, Paris, Perancis pada hari Jumat (23/06).
Pemimpin Angkatan Laut kedua negara ini mendiskusikan banyak hal terkait dengan peningkatan kerjasama kedepan terutama kerjasama dalam membangun stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak juga sepakat untuk meningkatkan kapasitas kerjasama dalam bentuk latihan-latihan antar unsur di laut. Selain itu TNI AL dan French Navy juga sepakat tetap menjaga sikap saling mendukung peran dan fungsi masing-masing dalam interaksi kegiatan-kegiatan multinasional seperti Indian Ocean Naval Symposium (IONS) dan Western Pacific Naval Symposium (WPNS).
Pada rangkaian kegiatan kunjungan di Paris, Prancis, Kasal juga menghadiri event Paris Airshow, yang diikuti berbagai produsen alutsista, sensor dan senjata di dunia kedirgantaraan seperti MBDA, Leonardo, Airbus dan berbagai produsen besar lainnya.
Pada kegiatan tersebut, Kasal berkesempatan untuk melaksanakan pertemuan bilateral dengan Direction Generale De Le’armement (DGA). Pada pertemuan tersebut Kasal membahas kemungkinan-kemungkinan untuk meningkatkan kerjasama serta bertukar pengetahuan mengenai persenjataan antara industri pertahanan Prancis dan industri pertahanan Indonesia, terutama untuk mendukung pertahanan laut.
Kunjungan Kasal ke Prancis ini merupakan rangkaian kegiatan lawatan resminya ke luar negeri. Sebelumnya Kasal telah mengunjungi Turki untuk meningkatkan kerjasama antar Angkatan Laut serta berkesempatan mengunjungi industri pertahanan maritim Turki. (Pen)