Pos Polisi Ditembak di Solo, Satu Anggota Luka
Kasus penembakan terjadi di Solo tepat saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Ke-76 RI, Jumat (17/8/2012), dinihari. Penembak misterius menembaki Pos Pengamanan (Pospam) 05 Serengan, Solo.
Solo - Penjahat berpistol kembali beraksi menyerang pos polisi di Solo, Jawa Tengah. Kali ini dua orang yang belum diketahui identitasnya menyerang pos polisi di Singosaren Plasa, Serengan, Kamis (30/8/2012) sekitar pukul 21.00 WIB.
Satu dari dua orang yang naik sepeda motor itu turun dari motor kemudian menembak Bripka Dwi Data yang sedang berada dalam pos yang berada di pojok perempatan Singosaren. Menurut sumber Tribunnews.com, anggota Polsekta Serengan itu terluka di bagian dada.
Setelah menembak Bripka Dwi Data, dua pria tersebut memicu motor ke arah barat. Adapun Widata segera dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Solo.
Saat ini perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di seputar perempatan.
Aksi penembakan oleh penjahat berpistol ke arah Pos Polisi Singosaren
Plasa, Serengan, Kamis (30/8/2012) sekitar pukul 21.00 WIB,
mengakibatkan korban jiwa.
Belum usai kasus penembakan di Pospam Gemblekan pada Jumat
(17/8/2012) lalu, kasus penembakan kembali terjadi di Solo. Kali ini pos
polisi yang terletak di plasa Singosaren ditembaki oleh dua orang
misterius yang menaiki sepeda motor.
Sejumlah saksi mata
menyebutkan, pelaku penembakan mengendarai motor bebek Honda Supra.
Total, pelaku memuntahkan peluru dari senjata api yang dibawa sebanyak
lima kali.
"Saat tiba di depan pos polisi, saya dengar suara
tembakan tiga kali. Lalu saat kabur, pelaku menembakkan lagi dua kali.
Jadi total ada lima tembakan," kata Helmi, tukang parkir di sekitar
lokasi kejadian, Kamis (30/8/2012) malam.
Menurut Helmi, salah
satu tembakan yang diarahkan ke pos mengenai seorang polisi yang saat
itu sedang berjaga. Sedangkan dua tembakan berikutnya diarahkan ke
masyarakat yang mencoba mengejar pelaku.
"Pelaku kabur ke arah
barat (jalan Dr Radjiman). Masyarakat yang mengejar ketakutan karena
ditembak pelaku," kata Helmi lagi. Polisi yang bernama Bripka Dwi Data
tersebut kemudian dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah.
Kepala Divisi
Humas Polri Irjen Pol Anang Iskandar membenarkan adanya penembakan di
Pos Polisi Singosaren yang berlokasi di Jalan Rajiman Serengan terhadap
anggota Polri menjadi korban.
Akibatnya Bripka Dwi Data mengalami empat luka tembak di dada dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit.
"Ciri-ciri pelaku dua orang , badan kecil menggunakan sepeda motor Smash Hitam," ucap Anang kepada wartawan, Kamis (30/8/2012).
Dalam
kejadian, satu dari dua orang yang naik sepeda motor tersebut turun
dari motor kemudian menembak Bripka Dwi Data yang sedang berada dalam pos
yang berada di pojok perempatan Singosaren. Setelah menembak Dwi Data, dua
pria tersebut memicu motor ke arah barat.
Istri korban bersama dua dari
tiga anaknya tampak menunggu di luar ruangan. Belum diperoleh konfirmasi
resmi tentang luka yang diderita Dwi Data, yang menyebabkan dia meninggal
setelah ditembak orang yang belum diketahui identitasnya.
Namun, sumber Tribun menyebutkan, peluru mengenai bagian
dada dan perut Dwi Data, anggota Polsekta Serengan yang juga warga
Perumahan Ngringo Indah, Palur, Karanganyar.
Anak bungsu korban, Hani Tri Prajaguta, mengaku sempat bertemu sang ayah, sekitar 30 menit sebelum aksi penembakan.
"Tadi saya main ke Singosaren Plasa, ketemu bapak meskipun tidak mengobrol," ujarnya.
Hani
menambahkan, sekitar pukul 20.30 WIB, ia melihat ayahnya keluar dari
pos polisi Singosaren. Beberapa saat kemudian ia meninggalkan
Singosaren.
"Setelah itu saya dikabari kalau bapak meninggal," imbuhnya.
Sementara,
Ny Dwi Data menjelaskan, suaminya mendapat jatah tugas piket malam, dan
belum lama meninggalkan rumah di Perumahan Ngringo Indah, Palur,
Karanganyar.
"Tadi berangkat sekitar jam delapan malam," ungkap Ny Dwi Data sambil menangis. (*)
"Korban mengalami empat
luka tembak di bagian dada, dan langsung dilarikan ke RS PKU Surakarta,
sekarang meninggal dunia," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anang
Iskandar kepada wartawan.
Diberitakan sebelumnya, dua pelaku
penembakan datang menggunakan sepeda motor. Kemudian, salah satu pelaku
menembak pistol ke arah pos polisi.
Usai beraksi, pelaku kemudian
kabur. Sesaat setelah kejadian, perempatan Singosaren ditutup oleh
polisi. Ratusan warga bergerombol di lokasi. (*)
Sejumlah saksi mata menyebutkan, pelaku penembakan di Pos Polisi
Plasa Singosaren menggunakan pistol. Pistol berwarna perak dan
disembunyikan di balik baju.
"Saya melihat jelas, pelaku memakai
pistol warna silver. Saya melihat pistol itu dikeluarkan dari balik
baju, saat pelaku mencoba mengusir warga yang mengejar dengan tembakan
peringatan," kata Helmi, tukang parkir yang saat itu bertugas di dekat
lokasi, Kamis (30/8/2012).
Menurut Helmi, kala itu pelaku yang
berboncengan naik sepeda motor bebek, datang dari arah timur ke barat,
di Jalan Dr Radjiman.
Saat tiba di depan pos polisi yang terletak di sebelah timur pojok selatan, pelaku yang membonceng turun dari sepeda motor.
"Pembonceng
lalu turun dari motor dan mendekat ke pos polisi. Dari jarak dekat,
pelaku menembak sebanyak tiga kali," tutur pria yang telinganya
ditindik.
Sementara si pengendara sepeda motor menunggu temannya
yang melakukan eksekusi di tengah jalan. Di dalam pos, terdapat satu
polisi yang sedang berjaga.
Helmi melanjutkan, suara tembakan yang
keras membuat warga sekitar kaget. Saat itu, sekitar pukul 21.00 WIB,
suasana di sekitar lokasi masih cukup ramai, meski sebagian toko sudah
tutup.
"Warga yang berada di sekitar lokasi kaget dan langsung mencoba mengejar pelaku," paparnya.
Usai melancarkan aksinya, pelaku langsung kabur ke arah barat. Warga sekitar terus mencoba mengejar pelaku yang tancap gas.
Saat
kabur sekitar 100 meter, pelaku kembali mengeluarkan tembakan ke udara
sebanyak dua kali, untuk mengusir warga yang mengejar.
"Warga
langsung tiarap semua dan berhenti mengejar. Tapi, saya lihat ada
seorang warga yang mencoba mengejar naik motor Yamaha Vixion,"
ungkapnya. (*)
Jakarta - Melihat rentetan aksi penembakan di Solo,
Mabes Polri memandang bahwa hal tersebut bukan aksi kejahatan biasa
tetapi terorganisir.
"Kategori pelaku bukan kejahatan yang
biasa ini terorganisir dan kategori perbuatan teror. Ini bukan kejahatan
konvensional, ini sudah mengarah didefinisikan perbuatan teror," ungkap
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy
Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (31/8/2012).
Menurut Boy bila melihat dari target penembakan, patut diduga ada
kelompok yang ingin menganiaya petugas dan menjadikan anggota polisi
sebagai target. Tentu kejadian serupa pernah terjadi seperti di
Purworejo, Cirebon, Medan, Palu, peristiwa-peristiwa tersebut merupakan
gambaran yang dilakukan kelompok resisten selama ini kepada aparat
kepolisian.
"(Mereka) ingin menimbukan keresahan, targetnya
juga petugas. Pasti ada sesuatu yang khusus yang harus didalami lebih
lanjut," ungkap Boy.
Polisi Belum Lihat Keterkaitan Teror Solo dengan Politik
Banyak orang beranggapan sejumlah aksi teror yang terjadi di Solo
berkaitan erat dengan majunya walikota Solo Joko Widodo dalam Pilkada
DKI Jakarta yang kini akan memasuki putaran ke dua.
Tapi
kepolisian belum melihat ada kaitan aksi teror tersebut dengan Pilkada
DKI Jakarta, meskipun saat ini suhu politik di ibu kota mulai terasa.
"Sejauh ini kita belum melihat berkaitan dengan masalah-masalah
politik," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri,
Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat
(31/8/2012).
Menuru Boy, kepolisian harus proporsional melihat
suatu pristiwa yang ada saat ini, pihaknya tidak ingin terjebak pada
pemikiran yang tidak dilandaskan fakta. "Ini kejahatan yg bisa
dikategorikan sebagai perbuatan teror," ujar Boy.
Saat ini
Mabes Polri sudah menurunkan tim bekerjasama denga Polda Jawa Tengah dan
Polresta Solo untuk secepatnya mengungkap pelaku teror di Solo supaya
diketahui motif yang sebenarnya.
"Ada waktu yang diperlukan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa seperti ini. Kecuali kalau tertangkap tangan," ujar Boy.
Peristiwa penembakan di Solo bukan kali pertama. Sebelumnya menjelang
lebaran Solo dua kali mendapatkan teror secara berturut-turut. Peristiwa
pertama, Jumat (17/8/2012) dini hari terjadi aksi tembakan membabi
buta. Dua orang dengan menunggangi satu sepeda motor melakukan
penembakan ke arah Pospam 05 yang digunakan untuk Operasi Candi Ketupat
(OCK) 2012 yang terletak di Serengan, Solo. Akibat penembakan tersebut
dua polisi mengalami luka tembak.
Kemudian pada Sabtu
(18/8/2012) pukul 23.32 WIB terjadi pelemparan granat terhadap Pos
Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo. Aksi teror tersebut dilakukan
dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos
pengamanan Lebaran yang berlokasi di bundaran Gladag, di Jalan Jenderal
Sudirman, Solo.
Belum juga terungkap dua kasus teror tersebut,
Kamis (30/8/2012) malam sekitar pukul 21.00 WIB kembali terjadi aksi
penembakan terhadap anggota kepolisian yang sedang berjaga di Pos Polisi
Singosaren akibat satu anggota polisi terluka dan satu tewas akibat
diterjang peluru pelaku penembakan.
Baku Tembak Solo, Polisi Tutupi Ceceran Darah
|
Ilustrasi Densus 88 |
Solo -
Ratusan warga menyemut di sekitar Jalan Veteran sebelah selatan Lotte
Mart Solo, Tipes, Serengan, Jumat, (31/08/2012) malam. Sejumlah petugas
juga tampak menutupi ceceran darah yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Pantauan
Tribun Jogja (grup Tribunnews.com), warga penasaran dengan kabar yang
beredar melalui pesan singkat, Blackberry Messanger, maupun telepon
mengenai kejadian penembakan di lokasi perbatasan Solo dengan Sukoharjo
tersebut.
Seorang warga, Lenny (35) mengaku penasaran ingin
melihat ke lokasi setelah mendengar kabar dari seorang temannya melalui
telepon. Sesampainya di lokasi, sudah ada ratusan warga yang menyemut
dan ingin menyaksikan proses olah TKP oleh pihak kepolisian dari jarak
dekat.
Lokasi Penyergapan Densus 88 di Tipes jadi Tontonan
Ratusan warga berkerumun di sekitar Jalan Veteran sebelah selatan
Lotte Mart Solo, Tipes, Serengan, Jumat (31/08/2012) malam. Mereka
penasaran kabar yang beredar melalui pesan singkat, Blackberry
Messanger, maupun telepon mengenai kejadian penembakan di lokasi
perbatasan Solo dengan Sukoharjo tersebut.
Seorang warga, Lenny
(35) mengaku penasaran ingin melihat ke lokasi setelah mendengar kabar
dari seorang temannya melalui telepon. Sesampainya di lokasi, sudah ada
ratusan warga yang menyemut dan ingin menyaksikan proses olah TKP oleh
pihak kepolisian dari jarak dekat.
"Katanya tadi ada penembakan di Tipes, dekat Lotte Mart. Katanya sih Densus 88," ujarnya.
Hingga
berita ini diturunkan, belasan anggota kepolisian masih melakukan olah
TKP. Polisi dengan menggunakan senter menelusur sepanjang jalan nampak
mencari sesuatu.
Sementara beberapa petugas lain menutup ceceran darah
di aspal dengan menggunakan kain berwarna putih. Belum ada keterangan
resmi dari pihak kepolisian, hingga berita ini diturunkan.(*)
1 Anggota Densus 88 Dikabarkan Tewas Tertembak Di Solo
Anggota Densus 88 dikabarkan juga menjadi korban tewas pada
pengerebekan teroris di di Jalan Veteran, di sebelah Hipermarket Lotte
Mart, Tipes, Solo. Sedangkan dari pihak teroris, diduga satu orang tewas
dan satu orang lainnya tertembak.
Sumber Tribunnews.com menjelaskan, salah satu anggota Densus 88
Bripda S dikabarkan tertembak di bagian perutnya. Saat dibawa ke rumah
sakit, nyawa Bripda S tidak tertolong. Sedangkan dari dua teroris yang ditembak, satu orang diantaranya dipastikan tewas. Sedangkan satu orang lainnya tertembak.
Kejadian penembakan di Desa Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Solo,
Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Veteran, di sebelah Hipermarket Lotte
Mart. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 21.30 WIB.
Warga setempat, Sri Sumiati (46), mengaku mendengar suara tembakan
tiga kali. "Saya pikir itu suara petasan. Setelah itu ada rame-rame,
lalu saya keluar," katanya.
Warga lain yang tidak mau disebut namanya, mengaku melihat ada satu
orang terjatuh, setelah suara letusan tembakan. Setelah itu ada beberapa
orang yang datang mengangkat korban.
Terdengar 15 Kali Tembakan saat Pengerebekan Teroris di Solo
|
Ilustrasi Densus 88 |
Seorang warga Tipes, Serengan, Solo, Agam Drajad (31), mengaku
mendengar sekitar 15 suara tembakan beruntun saat terjadi penyergapan
oleh Densus 88 di Jalan Veteran, Sebelah Selatan Lotte Mart, Jumat,
(31/08/2012).
"Saya dengar sekitar 15 belas tembakan. Ada dua kali
suara tembakan beruntun saya dengar," katanya saat ditemui Tribun Jogja
di lokasi kejadian.
Saat itu, sekitar pukul 21.30 WIB, setelah
menjemput istrinya pulang kerja di kawasan Tipes, dirinya dikejutkan
dengan suara tembakan beruntun tersebut.
"Saya bisa membedakan.
Itu jelas suara tembakan, bukan suara petasan," katanya. Dirinya sontak
langsung menuju asal suara yang hanya sekitar 300 meter dari rumahnya.
Saat
menjemput istrinya, Agam sempat melintas di Bundaran Tugu Pahlawan
Tipes dan melihat sejumlah petugas kepolisian memblokade jalan. Bundaran
tipes tersebut berjarak sekitar 1 Kilometer di sebelah timur TKP.
"Saya lihat beberapa petugas berjaga di bundaran. Nampaknya polisi sudah mengepung (sasaran)," jelasnya.
Selang beberapa saat setelah dirinya tiba di rumah, suara letusan tembakan beruntun tersebut terdengar.
"Yang
pertama tembakan beruntun sebanyak sembilan kali. Kemudian sempat
berhenti sekitar 30 detik, kemudian terdengar lagi tembakan sekitar enam
kali. Tembakannya beruntun," urainya.
Akibat penembakan ini, dua terduga teroris tewas dan satu anggota Densus tewas tertembak.
Dua Terduga Teroris dan Satu Polisi Dikabarkan Tewas
Klaten - Satu anggota Densus 88 dikabarkan meninggal
dunia, dalam baku tembak dengan terduga teroris di wilayah Tipes, Solo,
Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012).
Anggota Densus 88 yang dikabarkan
meninggal berinisial Bripda S. Dalam baku tembak itu, dua orang diduga
teroris juga dikabarkan meninggal.
Sehingga, total yang meninggal
dunia dalam peristiwa ini ada tiga orang. Meski begitu, belum ada
konfirmasi resmi dari pihak kepolisian soal informasi yang beredar ini. (*)
Anggota Densus 88 yang Tewas Bernama Bripda Suherman
Solo - Satu anggota polisi yakni Bripda Suherman tewas tertembak saat
menggerebek terduga teroris di kawasan Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat
(31/8/2012) malam.
Bripda Suherman tertembak di bagian perut. Sumber Tribunnews.com
menjelaskan, Bripda Suherman sempat dibawa menuju rumah sakit. Sayang,
diperjalanan nyawanya tidak tertolong.
Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menjelaskan, Kapolri Jend
Timur Pradopo sudah melaporkan ke Presiden SBY terkait pengerebekan
teroris di Solo.
"Dilaporkan 2 anggota teroris tewas, 1 orang berhasil diamankan.
sedangkan dari densus 88, tewas 1 orang anggotanya atas nama Bripda
Suherman," ungkap ujar Julian.
Sedangkan dari pihak teroris, dua orang tewas tertembak di lokasi kejadian.
Seorang warga Tipes, Serengan, Solo, Agam Drajad (31), mengaku
mendengar sekitar 15 suara tembakan beruntun saat terjadi penyergapan
oleh Densus 88.
"Saya dengar sekitar 15 belas tembakan. Ada dua kali suara tembakan
beruntun saya dengar," katanya saat ditemui Tribun Jogja di lokasi
kejadian.
Saat itu, sekitar pukul 21.30 WIB, setelah menjemput istrinya pulang
kerja di kawasan Tipes, dirinya dikejutkan dengan suara tembakan
beruntun tersebut.
"Saya bisa membedakan. Itu jelas suara tembakan, bukan suara
petasan," katanya. Dirinya sontak langsung menuju asal suara yang hanya
sekitar 300 meter dari rumahnya.
Istana: 2 Teroris Solo Tewas dan 1 Densus 88 Tewas
Jakarta -- Kapolri Jend Timur Pradopo telah
melaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa sedang
berlangsung tindak penyergapan terhadap sekelompok teroris di Solo.
Dijelaskan kepada SBY, TKP berada di dekat sebuah mini market di Ngruki,
Solo Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012) malam.
"Mereka adalah pelaku teror penembakan di Solo pada tanggal 17, 18
dan yang kemarin (30 Agustus) itu. Mereka berhasil diidentifikasi dan
dikejar habis-habisan oleh Polri," ungkap Juru bicara Julian A Pasha,
saat dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Jumat (31/8/2012).
Penyergapan tersebut dilakukan Densus 88. Saat penyergapan
dilaporkan terjadi tembak-menembak karena kelompok teroris tersebut
melakukan pelawanan dengan senjata api.
"Dilaporkan 2 anggota teroris tewas, 1 orang berhasil diamankan.
sedangkan dari Densus 88, tewas 1 orang anggotanya atas nama Bripda
Suherman," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa sekarang lokasi sedang diamankan dan disisir sebab diduga ada bahan peledak.
Terhadap laporan ini, imbuh dia, presiden perintahkan kapolri agar
besok pagi-pagi sekali turun langsung ke TKP dan melaporkan hasilnya
langsung.
"Hampir pasti kelompok ini ada kaitannya dengan jaringan teroris.
sebab meski tak banyak teroris yang disergap ini, tapi tidak mungkin
mereka kerja sendiri. pasti di belakangnya ada jaringan yang lebih
besar. harus dikupas habis," terangnya.
Teroris yang Tewas di Solo Bernama Farhan
Solo - Dua orang teroris dan satu anggota Densus 88.
Satu terduga teroris yang tewas bernama Farhan. Satu teroris lainnya
belum diketahui identitasnya. Sedangkan satu anggota Densus 88 yang
tewas bernama Bripda Suherman.
"Iya benar, yang tewas dia (Farhan)," ujar Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar saat dihubungi wartawan,
Jumat (31/8/2012) malam.
Dalam laporannya kepada Presiden SBY, Kapolri Jend Timur Pradopo juga
menjelaskan ada dua teroris dan satu anggota Densus 88 yang tewas.
Dijelaskan Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, anggota Densus 88 yang tewas bernama Bripda Suherman.
Farhan diduga orang yang pernah bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf
di Filipina Selatan. Ia juga pernah berlatih senjata di Sulawesi.
Farhan diduga kembali ke Indonesia sejak Juni 2012 lalu. Ia memiliki
kemampuan menggunakan senjata laras pendek dan senjata laras panjang
yang baik. Diduga, Farhan adalah eksekutor pada penembakan di Pos
Polisi di Mal Singosaren, Solo yang menewaskan Bripka Dwi Data pada 30
Agustus 2012.
(Tribunnews)