✈️ Pentak Lanud Supadio dan Skadron 51 [TNI AU]
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, mengungkapkan bahwa proyeksi pembangunan kekuatan TNI Angkatan Udara (AU) diarahkan untuk dapat mencapai air supremacy dan air superiority.
Menurut Hadi, sasaran yang ingin dicapai adalah kekuatan pemukul udara strategis, untuk menghadapi dua trouble spots dalam bentuk komposit, yang berisi pesawat-pesawat tempur multi-role dari generasi empat setengah.
Marsekal Hadi Sematkan Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama kepada 10 Pati TNI AU Hadi mengatakan, bahwa pembangunan TNI AU juga diarahkan pada kemampuan mobilitas serta proyeksi kekuatan pada lingkup nasional, regional, dan global.
"Sistem pertahanan udara juga akan diintegrasikan dengan matra lainnya dalam suatu jaringan bertempur atau Network Centric Warfare. Pada pembangunan kekuatan selanjutnya, juga akan mengaplikasikan konsep berperang dengan Unmanned Combat Aerial Vehicles (UCAV) yang berbasis satelit," ungkapnya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (19/1).
Hadi mengingatkan, tantangan tugas TNI AU ke depan tidaklah semakin ringan, bahkan bisa semakin sulit. Namun dengan kebersamaan, seluruh prajurit TNI AU akan mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan kedaulatan, menjaga keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa.
"Kita harus bertekad membangun tentara yang profesional, disiplin, militan dan rendah hati, melalui profesionalisme, disiplin dan militan, menjadikan TNI hebat dalam segala medan tugas," ujarnya.
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, mengungkapkan bahwa proyeksi pembangunan kekuatan TNI Angkatan Udara (AU) diarahkan untuk dapat mencapai air supremacy dan air superiority.
Menurut Hadi, sasaran yang ingin dicapai adalah kekuatan pemukul udara strategis, untuk menghadapi dua trouble spots dalam bentuk komposit, yang berisi pesawat-pesawat tempur multi-role dari generasi empat setengah.
Marsekal Hadi Sematkan Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama kepada 10 Pati TNI AU Hadi mengatakan, bahwa pembangunan TNI AU juga diarahkan pada kemampuan mobilitas serta proyeksi kekuatan pada lingkup nasional, regional, dan global.
"Sistem pertahanan udara juga akan diintegrasikan dengan matra lainnya dalam suatu jaringan bertempur atau Network Centric Warfare. Pada pembangunan kekuatan selanjutnya, juga akan mengaplikasikan konsep berperang dengan Unmanned Combat Aerial Vehicles (UCAV) yang berbasis satelit," ungkapnya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (19/1).
Hadi mengingatkan, tantangan tugas TNI AU ke depan tidaklah semakin ringan, bahkan bisa semakin sulit. Namun dengan kebersamaan, seluruh prajurit TNI AU akan mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan kedaulatan, menjaga keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa.
"Kita harus bertekad membangun tentara yang profesional, disiplin, militan dan rendah hati, melalui profesionalisme, disiplin dan militan, menjadikan TNI hebat dalam segala medan tugas," ujarnya.