reutersmedia.net
Wartawan Amerika Serikat yang juga sandera gerilayan Negara Islam, Luke Somers, tewas dalam satu operasi penyelamatan di Shabwa, Yaman Selatan, Sabtu, kata seorang pejabat senior di kantor presiden kepada Reuters.
Ia mengatakan pemerintah sebelumnya yakin Somers telah dibebaskan tetapi kemudian mendengar ia tewas.
Kementerian Pertahanan setempat, Sabtu pagi, mengatakan sandera Amerika Serikat itu telah dibebaskan dalam satu operasi yang menewaskan 10 gerilyawan Islam.Obama kutuk pembunuhan kejam sandera AS di YamanDokumentasi seorang pria berseragam militer gurun dan berwajah Asia Tenggara (berdiri kedua dari kiri) terlihat dalam barisan algojo ISIS yang secara simultan memenggal 15 warga Suriah yang dalam gambar terlihat berlutut dengan mengenakan pakaian serba hitam. (AFP)
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Sabtu, mengutuk pembunuhan wartawan Amerika Serikat, Luke Somers, di Yaman, dalam satu operasi yang gagal yang bertujuan membebaskan dia dari para penculik kelompok Al Qaeda.
"Amerika Serikat mengutuk keras pembunuhan yang kejam terhadap Somers oleh teroris Al Qaeda dalam satu operasi penyelamatan," kata Obama dalam satu pernyataan. "Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga Luke dan orang-orang yang dicintainya," kata Obama.
Obama juga memberikan dukungan kepada keluarga seorang sandera lainnya, seorang warga Afrika Selatan, Pierre Korkie, dan tewas bersama Somers sehari sebelum ia menurut rencana dibebaskan setelah lebih dari satu tahun ditahan, kata satu badan sosial yang merundingkan pembebasannya.
"Saya juga menyampaikan belangsungkawa dan doa saya kepada keluarga yang dibunuh para teroris ini dalam operasi penyelamatan itu. Keputusasaan dan duka cita mereka saat ini tidak dapat diucapkan dengan kata-kata," kata Obama.
Somers muncul di video pekan ini dengan mengatakan nyawanya berada dalam bahaya dan meminta bantuan, sementara para penculiknya juga menyiarkan satu video yang mengancam akan membunuh warga Amerika Serikat kelahiran Inggris berusia 33 tahun itu, yang ditahan lebih dari setahun.
Obama mengatakan pembunuhan itu tidak akan menghentikan usaha-usaha pemerintah untuk melindungi para sandera Amerika Serikat dan memerangi musuh-musuhnya.
Amerika Serikat akan melakukan segala usahanya dengan menggunakan segala kekuatan militer, intelijen dan kemampuan diplomatiknya untuk membawa pulang para warga Amerika Serikat dengan selamat di manapun mereka berada.
Gedung Putih mengatakan operasi penyelamataan telah dilakukan dalam operasi dengan pemerintah Yaman, yang adalah sekutu penting Amerika Serikat dalam perang melawan Al Qaeda, yang mengizinkan Washington melakukan perang menggunakan pesawat tanpa awak terhadap kelompok itu di wilayah negara itu.
★ Antara
Sabtu, 06 Desember 2014
[World] Malaysian Army Receives 12 Units Of IFV25 From Deftech
GPV Colonel 8x8 design [army-technology.com]
DRB-Hicom Defence Technologies Sdn Bhd (Deftech) on Saturday handed over 12 units of infantry fighting vehicles with 25mm gun (IFV25) to the Malaysian Army at Deftech plant here.
The handing over of the 8x8 vehicles called 'Gempita' by DRB-Hicom group managing director Tan Sri Mohd Khamil Jamil to army chief Gen Tan Sri Raja Mohamed Affandi Raja Mohamed Noor was witnessed by Prime Minister Datuk Seri Najib Tun Razak.
IFV25 is the first of 12 variants of fighting vehicles developed and manufactured by Deftech in Pekan.
Earlier Najib attended a closed door briefing by Deftech at the factory site before touring the plant to check out Deftech's operation.
Meanwhile, Mohd Khamil said the handover is part of the 257 units to be manufactured by Deftech for the army based on a contract in 2011.
"The 12 units were designed, developed and manufactured by Deftech here and next year, 67 more units will be handed over to the army," he said.
He said to ensure production objective and capability of each machinery meets expectations, Deftech invested RM500 million to upgrade its infrastructure, equipment and manpower.
Raja Mohamed Affandi said the latest asset would further raise the level of preparedness of the army against enemy threats.
"The assets will further enhance us in monitoring strategic locations.
"We are confident the vehicles will be different from fighting vehicles we have currently and will further boost the image of the army," he said.
Video Test Ride on Gempita 8X8 IFV post by karayaimanis
★ Bernama
DRB-Hicom Defence Technologies Sdn Bhd (Deftech) on Saturday handed over 12 units of infantry fighting vehicles with 25mm gun (IFV25) to the Malaysian Army at Deftech plant here.
The handing over of the 8x8 vehicles called 'Gempita' by DRB-Hicom group managing director Tan Sri Mohd Khamil Jamil to army chief Gen Tan Sri Raja Mohamed Affandi Raja Mohamed Noor was witnessed by Prime Minister Datuk Seri Najib Tun Razak.
IFV25 is the first of 12 variants of fighting vehicles developed and manufactured by Deftech in Pekan.
Earlier Najib attended a closed door briefing by Deftech at the factory site before touring the plant to check out Deftech's operation.
Meanwhile, Mohd Khamil said the handover is part of the 257 units to be manufactured by Deftech for the army based on a contract in 2011.
"The 12 units were designed, developed and manufactured by Deftech here and next year, 67 more units will be handed over to the army," he said.
He said to ensure production objective and capability of each machinery meets expectations, Deftech invested RM500 million to upgrade its infrastructure, equipment and manpower.
Raja Mohamed Affandi said the latest asset would further raise the level of preparedness of the army against enemy threats.
"The assets will further enhance us in monitoring strategic locations.
"We are confident the vehicles will be different from fighting vehicles we have currently and will further boost the image of the army," he said.
Video Test Ride on Gempita 8X8 IFV post by karayaimanis
★ Bernama
Bakorkamla Akan Ganti Nama
Ini Kewenangan Barunya Kapal Bakamla Pada waktu penenggelamkan kapal asing ilegal [detik]
Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinator Keamanan Laut Laksamana Madya Desy Albert Mamahit mengatakan lembaganya segera berubah menjadi Badan Keamanan Laut atau Bakamla. Presiden Joko Widodo akan meresmikan perubahan nama tersebut. "Sesuai rencana, (peresmian) akan dilakukan 13 Desember nanti di Kota Baru, Kalimantan Selatan," kata Mamahit kepada Tempo, Jumat, 5 Desember 2014, di atas kapal perang TNI AL KRI Sultan Hasanuddin di perairan Terempa.
Menurut dia, perubahan tersebut bukan sekadar ganti nama. Sebab, Bakamla bakal diberi wewenang baru, seperti yang dimiliki penjaga keamanan laut di negara lain, yakni bisa turun langsung mengamankan wilayah perairan Indonesia.
Sebelumnya, ketika masih bernama Bakorkamla, tugas utama lembaga tersebut hanya mengkoordinasi pengamanan laut Indonesia. "Nantinya, kami bisa menangkap langsung pelaku pelanggaran hukum di laut," kata Mamahit.
Selain itu, wewenang Bakamla bakal lebih komplet dalam menegakkan hukum atas pelanggaran di laut, seperti pencurian ikan, pembalakan liar, penyelundupan, dan perdagangan manusia. Wewenang ini, kata Mamahit, lebih luas ketimbang yang dimiliki Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang hanya berwenang menangani masalah pencurian ikan. "Jadi, tugas kami satu untuk semua," katanya.
Mamahit menambahkan, untuk menjalankan tugas baru tersebut, Bakamla akan mendapatkan kekuatan tambahan, yakni 30 kapal patroli berbagai ukuran. Menurut rencana, kapal-kapal itu akan dipusatkan di tiga markas Bakamla, yakni di Batam, Manado, dan Ambon Selain itu, Bakamla juga mendapatkan sejumlah helikopter untuk melakukan pengawasan.
Mamahit pun berharap perubahan Bakorkamla mampu mewujudkan rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. "Harapan kami, Bakamla bisa jadi coast guard kelas dunia," katanya.30 Kapal Segera Perkuat BakorkamlaKepala Pelaksana Harian Badan Koordinator Keamanan Laut Laksamana Madya Desy Albert Mamahit mengatakan sampai saat ini pihaknya hanya punya tiga unit kapal patroli. Itu sebabnya Bakorkamla belum maksimal mengamankan wilayah perairan Indonesia.
"Personel kami pun hanya sekitar 300 orang," kata Mamahit kepada Tempo, Jumat, 5 Desember 2014, di atas kapal perang TNI AL KRI Sultan Hasanuddin yang berlayar di perairan Terempa, Kepulauan Anambas.
Meski begitu, pria yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Pertahanan itu mengaku senang karena sebentar lagi Bakorkamla bakal mendapat tambahan armada kapal patroli. Tak tanggung-tanggung, kapal tambahan akan berjumlah sekitar 30 unit.
Kapal-kapal tersebut bakal memiliki ukuran yang berbeda-beda, yakni dengan panjang 46 meter, 80 meter, hingga 110 meter. Walhasil ukuran kapal patroli Bakorkamla hampir sama dengan kapal perang kelas Fregat mikik TNI AL. "Anggarannya pun sudah oke, ya kami senang," kata dia. "Seluruh kapal kami beli dari dalam negeri, produknya tak kalah dengan impor."
Selain kapal, Bakorkamla juga berencana membeli helikopter untuk membantu patroli keamanan laut. Rencananya, helikopter tersebut bisa didaratkan di atas dek kapal patroli baru berukuran 110 meter.
Sayangnya, dia melanjutkan, kapal-kapal baru Bakorkamla nantinya tak boleh dipasang senjata berat seperti kapal perang TNI AL. Musababnya secara Undang-Undang kapal Bakorkamla tak diizinkan menggunakan senjata berat seperti meriam, rudal, dan torpedo. Kapal Bakorkamla hanya diperbolehkan memakai senapan mesin berukuran peluru 12,7 milimeter. "Intinya tak ada yang boleh ada kapal dengan kekuatan menyamai kapal perang TNI AL," kata dia.
Mamahit pun berencana menambah personel Bakorkamla hingga 3.000 orang untuk membantu pengoprasian kapal dan helikopter baru. "Penambahan kekuatan ini diharapkan bisa menjadikan Bakorkamla sebagai Coast Guard kelas dunia," kata dia.
★ Tempo
Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinator Keamanan Laut Laksamana Madya Desy Albert Mamahit mengatakan lembaganya segera berubah menjadi Badan Keamanan Laut atau Bakamla. Presiden Joko Widodo akan meresmikan perubahan nama tersebut. "Sesuai rencana, (peresmian) akan dilakukan 13 Desember nanti di Kota Baru, Kalimantan Selatan," kata Mamahit kepada Tempo, Jumat, 5 Desember 2014, di atas kapal perang TNI AL KRI Sultan Hasanuddin di perairan Terempa.
Menurut dia, perubahan tersebut bukan sekadar ganti nama. Sebab, Bakamla bakal diberi wewenang baru, seperti yang dimiliki penjaga keamanan laut di negara lain, yakni bisa turun langsung mengamankan wilayah perairan Indonesia.
Sebelumnya, ketika masih bernama Bakorkamla, tugas utama lembaga tersebut hanya mengkoordinasi pengamanan laut Indonesia. "Nantinya, kami bisa menangkap langsung pelaku pelanggaran hukum di laut," kata Mamahit.
Selain itu, wewenang Bakamla bakal lebih komplet dalam menegakkan hukum atas pelanggaran di laut, seperti pencurian ikan, pembalakan liar, penyelundupan, dan perdagangan manusia. Wewenang ini, kata Mamahit, lebih luas ketimbang yang dimiliki Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang hanya berwenang menangani masalah pencurian ikan. "Jadi, tugas kami satu untuk semua," katanya.
Mamahit menambahkan, untuk menjalankan tugas baru tersebut, Bakamla akan mendapatkan kekuatan tambahan, yakni 30 kapal patroli berbagai ukuran. Menurut rencana, kapal-kapal itu akan dipusatkan di tiga markas Bakamla, yakni di Batam, Manado, dan Ambon Selain itu, Bakamla juga mendapatkan sejumlah helikopter untuk melakukan pengawasan.
Mamahit pun berharap perubahan Bakorkamla mampu mewujudkan rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. "Harapan kami, Bakamla bisa jadi coast guard kelas dunia," katanya.30 Kapal Segera Perkuat BakorkamlaKepala Pelaksana Harian Badan Koordinator Keamanan Laut Laksamana Madya Desy Albert Mamahit mengatakan sampai saat ini pihaknya hanya punya tiga unit kapal patroli. Itu sebabnya Bakorkamla belum maksimal mengamankan wilayah perairan Indonesia.
"Personel kami pun hanya sekitar 300 orang," kata Mamahit kepada Tempo, Jumat, 5 Desember 2014, di atas kapal perang TNI AL KRI Sultan Hasanuddin yang berlayar di perairan Terempa, Kepulauan Anambas.
Meski begitu, pria yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Pertahanan itu mengaku senang karena sebentar lagi Bakorkamla bakal mendapat tambahan armada kapal patroli. Tak tanggung-tanggung, kapal tambahan akan berjumlah sekitar 30 unit.
Kapal-kapal tersebut bakal memiliki ukuran yang berbeda-beda, yakni dengan panjang 46 meter, 80 meter, hingga 110 meter. Walhasil ukuran kapal patroli Bakorkamla hampir sama dengan kapal perang kelas Fregat mikik TNI AL. "Anggarannya pun sudah oke, ya kami senang," kata dia. "Seluruh kapal kami beli dari dalam negeri, produknya tak kalah dengan impor."
Selain kapal, Bakorkamla juga berencana membeli helikopter untuk membantu patroli keamanan laut. Rencananya, helikopter tersebut bisa didaratkan di atas dek kapal patroli baru berukuran 110 meter.
Sayangnya, dia melanjutkan, kapal-kapal baru Bakorkamla nantinya tak boleh dipasang senjata berat seperti kapal perang TNI AL. Musababnya secara Undang-Undang kapal Bakorkamla tak diizinkan menggunakan senjata berat seperti meriam, rudal, dan torpedo. Kapal Bakorkamla hanya diperbolehkan memakai senapan mesin berukuran peluru 12,7 milimeter. "Intinya tak ada yang boleh ada kapal dengan kekuatan menyamai kapal perang TNI AL," kata dia.
Mamahit pun berencana menambah personel Bakorkamla hingga 3.000 orang untuk membantu pengoprasian kapal dan helikopter baru. "Penambahan kekuatan ini diharapkan bisa menjadikan Bakorkamla sebagai Coast Guard kelas dunia," kata dia.
★ Tempo
87 Prajurit Kompi Senapan B Yonif 134 Tuah Sakti Karimun Ikut Latihan Raider
87 prajurit Kompi Senapan B Yonif 134/Tuah Sakti Tanjung Balai Karimun mengikuti Latihan Raider selama empat bulan di Pusat Pendidikan Kopassus Grup 3 Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
Upacara pelepasan yang diikuti TNI/Polri, ormas dan SKPD Karimun itu dilakukan dihalaman rumah dinas Bupati Karimun, Jumat (5/12/2014).
Bupati Karimun, Nurdin Basirun dalam amanatnya mengatakan, pelaksanaan latihan Raider menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap prajurit satuan tempur, dalam mewujudkan kesiapan dan kesiap-siagaan satuan, guna menghadapi tuntutan maupun tantangan tugas kedepan yang semakin kompleks serta dinamis.
Prajurit Raider katanya lagi, harus selalu siap dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemukul strategi, dengan menampilkan kemampuan yang profesional melalui penguasaan taktik dan teknik yang handal.
"Selain sebagai ketentuan pemukul yang menentukan, satuan Raider juga merupakan kekuatan penangkal dalam pelaksanaan operasi militer perang maupun operasi militer selain perang," katanya.
Khususnya dalam mengamankan wilayah-wilayah pulau terluar di Kepulauan Riau, menjadi salah satu tugas pokok Yonif 134/Tuah Sakti. Sehingga, dalam aplikasi tugas sebenarnya akan dapat menentukan langkah yang paling tepat guna mensukseskan pengamanan perbatasan diwilayah Kepri.
"Kami berharap agar latihan Raider ini agar dilaksanakan secara benar, disiplin, semangat dan bertanggungjawab. Sehingga terhindar dari kesalahan prosedur dan kecelakaan, serta semuanya mampu dan lulus menjadi prajurit Raider sesuai UU RI No 34 tahun 2004 tentang TNI AD," terangnya.
Lebih jauh dijelaskan, di dalam UU tersebut TNI AD mempunyai tugas pokok menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman maupun gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Sementara itu, Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0317 Tanjung Balai Karimun, Mayor Kav Sungudi menyampaikan, dari total 140 orang prajurit Kompi Senapan B Yonif 134/Tuah Sakti, yang lulus mengikuti latihan Raider ke 18 tahun ini sebanyak 87 orang. Sedangkan untuk jumlah se-Provinsi Kepri mencapai 700 orang prajurit mengikuti latihan tersebut.
"Tidak semuanya prajurit bisa mengikuti latihan tersebut. Sebab sebelum dipilih, prajurit terlebih dahulu mengikuti tes kesehatan dan tes psikologi. Dari hasil tes dilakukan, yang lulus hanya 87 orang saja," terangnya.
Dikatakan, latihan Raider adalah batalyon pasukan elit infanteri TNI sebagai kekuatan penindak, setara tiga kali lipat kekuatannya dibandingkan dengan satu batalyon infanteri biasa. Selain itu, juga akan diberi latihan untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari helikopter serta kemampuan anti teror dan keahlian-keahlian khusus lainnya.
"Prajurit Raider yang dilatih untuk menguasi 3 kemampuan, yaitu kemampuan sebagai pasukan anti teror untuk pertempuran jarak dekat, sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi dan kemampuan untuk melakukan perang berlanjut dalam waktu panjang," terangnya mengakhiri.
★ Batamtoday
Upacara pelepasan yang diikuti TNI/Polri, ormas dan SKPD Karimun itu dilakukan dihalaman rumah dinas Bupati Karimun, Jumat (5/12/2014).
Bupati Karimun, Nurdin Basirun dalam amanatnya mengatakan, pelaksanaan latihan Raider menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap prajurit satuan tempur, dalam mewujudkan kesiapan dan kesiap-siagaan satuan, guna menghadapi tuntutan maupun tantangan tugas kedepan yang semakin kompleks serta dinamis.
Prajurit Raider katanya lagi, harus selalu siap dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemukul strategi, dengan menampilkan kemampuan yang profesional melalui penguasaan taktik dan teknik yang handal.
"Selain sebagai ketentuan pemukul yang menentukan, satuan Raider juga merupakan kekuatan penangkal dalam pelaksanaan operasi militer perang maupun operasi militer selain perang," katanya.
Khususnya dalam mengamankan wilayah-wilayah pulau terluar di Kepulauan Riau, menjadi salah satu tugas pokok Yonif 134/Tuah Sakti. Sehingga, dalam aplikasi tugas sebenarnya akan dapat menentukan langkah yang paling tepat guna mensukseskan pengamanan perbatasan diwilayah Kepri.
"Kami berharap agar latihan Raider ini agar dilaksanakan secara benar, disiplin, semangat dan bertanggungjawab. Sehingga terhindar dari kesalahan prosedur dan kecelakaan, serta semuanya mampu dan lulus menjadi prajurit Raider sesuai UU RI No 34 tahun 2004 tentang TNI AD," terangnya.
Lebih jauh dijelaskan, di dalam UU tersebut TNI AD mempunyai tugas pokok menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman maupun gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Sementara itu, Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0317 Tanjung Balai Karimun, Mayor Kav Sungudi menyampaikan, dari total 140 orang prajurit Kompi Senapan B Yonif 134/Tuah Sakti, yang lulus mengikuti latihan Raider ke 18 tahun ini sebanyak 87 orang. Sedangkan untuk jumlah se-Provinsi Kepri mencapai 700 orang prajurit mengikuti latihan tersebut.
"Tidak semuanya prajurit bisa mengikuti latihan tersebut. Sebab sebelum dipilih, prajurit terlebih dahulu mengikuti tes kesehatan dan tes psikologi. Dari hasil tes dilakukan, yang lulus hanya 87 orang saja," terangnya.
Dikatakan, latihan Raider adalah batalyon pasukan elit infanteri TNI sebagai kekuatan penindak, setara tiga kali lipat kekuatannya dibandingkan dengan satu batalyon infanteri biasa. Selain itu, juga akan diberi latihan untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari helikopter serta kemampuan anti teror dan keahlian-keahlian khusus lainnya.
"Prajurit Raider yang dilatih untuk menguasi 3 kemampuan, yaitu kemampuan sebagai pasukan anti teror untuk pertempuran jarak dekat, sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi dan kemampuan untuk melakukan perang berlanjut dalam waktu panjang," terangnya mengakhiri.
★ Batamtoday
Saatnya Bangkitkan Industri Berteknologi Canggih
Koran Sindo/Bobby Firmansyah ; Foto-Foto: Dok koran sindo, Antara
Kajian mengenai industri strategis kini kembali mengemuka seiring dengan definisi lama yang menyebutkan bahwa industri strategis hanya mencakup sejumlah industri yang memiliki kandungan teknologi tinggi, seperti sektor persenjataan, kapal, bahan peledak, pesawat terbang, dan elektronika.
Padahal di era kekinian, di mana nilai pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi berbagai sektor industri, maka redefinisi industri strategis mutlak diperlukan.
Pasalnya, industri kreatif pun saat ini bisa berdekatan dengan teknologi, cepat berinovasi, dan memberikan nilai tambah ekonomi yang kuat bagi sebuah negara. Begitu pun dengan domain industri yang berbasis pada kekayaan hayati dan geologis yang bersumber dari daratan dan lautan. Namun, seraya tidak ingin terjebak pada pemakaian istilah, ada baiknya jika publik mengamati perkembangan sektor teknologi kedirgantaraan nasional.
Perhatian ini menjadi satu isu menarik, terlebih dengan munculnya Road Map Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional/Lapan) yang ingin merealisasikan visinya menjadi pusat unggulan di bidang teknologi roket yang maju dan mandiri. Lembaga non kementerian ini juga berupaya ingin menjadi pusat rujukan teknologi penerbangan. Karena itu, tak berlebihan bila Lapan punya kemauan kuat supaya bisa mengirimkan roket sendiri ke antariksa pada 2039.
Target ini bukan sebuah khayalan semata jika pemerintah punya kehendak politik untuk terus mendukung, baik secara pembiayaan maupun pemberdayaan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang ini. Dalam beberapa tahun ini, melalui Lapan sebagai salah satu industri strategis nasional, teknologi kedirgantaraan terbukti mengalami perkembangan signifikan.
Setelah penantian selama 10 tahun, akhirnya Lapan lewat Pusat Teknologi Penerbangan mengembangkan pesawat perintis N-219. “PTDI menjual ide N-219 kepada Lapan dan akhirnya pemerintah memberikan dana,” kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin saat peresmian First Cutting Detail Part Manufacturing N-219, Selasa, beberapa waktu lalu di Hanggar Produksi KP II (Area Mesin Quaser 3 Axis) PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung.
Demi pengembangan pesawat N-219, Lapan mengucurkan dana senilai Rp 390 miliar. Tahun ini ada dana besar dari Lapan sekitar Rp 300 miliar, dan tahun 2015 akan ada dana Rp 90 miliar lebih. Dana tersebut akan menghasilkan dua pesawat N-219. Diprediksi pembangunan pesawat ini akan selesai tahun depan, tepat pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 10 Agustus 2015.
“Ada empat bidang utama Lapan, yaitu pengindraan jauh, teknologi dirgantara, sains antariksa, dan kebijakan dirgantara. Untuk mendukung kerja ini, Lapan butuh dorongan maksimal dari pemerintah agar industri strategis ini bisa kembali bangkit dan terus melakukan inovasi,” tutur Thomas.
Prestasi Lapan dalam beberapa tahun ini bukan hanya melakukan pengembangan pesawat N-219, melainkan juga mendorong disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan. Dengan UU ini diharapkan bisa menjadi landasan hukum bagi setiap langkah mengembangkan dan mengoperasionalkan keantariksaan dan peningkatan penguasaan teknologi Indonesia.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lapan Jasyanto mengatakan, sebagai lembaga strategis yang melakukan pengkajian dan penelitian teknologi kedirgantaraan dan keantariksaan, Lapan membutuhkan dana yang lebih besar agar kerja-kerja penelitian bisa lebih maksimal. Selama ini terus terjadi pemotongan anggaran untuk Lapan, padahal sektor ini butuh dana yang besar untuk pengembangan teknologi kedirgantaraan secara berkelanjutan.
“Tahun-tahun kemarin anggaran yang diterima Lapan berkisar Rp 600 miliar - 700 miliar untuk penelitian, dana ini dirasa kurang terlebih kita punya target yang besar menjadi pusat rujukan teknologi kedirgantaraan,” jelas Jasyanto kepada KORAN SINDO kemarin. Tahun lalu Lapan juga mengembangkan pesawat baru, Lapan Surveillance Aircraft (LSA).
Pesawat dua awak ini memiliki fungsi untuk memotret wilayah Indonesia yang relatif besar. Pengembangan pesawat pengamatan ini sekaligus membuktikan penguasaan teknologi pesawat terbang di Indonesia. LSA ditargetkan beroperasi secara penuh pada 2015, sementara akhir 2013 lalu penerbangan perdana secara resmi telah dilakukan Lapan.
Mengenai pengembangan pesawat pengintai ini, pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai, meski keberhasilan Lapan patut diapresiasi dan dibanggakan, kondisi pesawat tersebut belum secara detail terjelaskan apa dan bagaimana kemampuan pesawat tersebut.
“Apakah peralatan yang dibawa sudah dapat dipenuhi untuk disebut sebagai pesawat pengintai. Kita mesti kembalikan dulu, apa yang kita harapkan dari misi pengintaian tersebut. Apakah alat yang dibawa punya kemampuan untuk data kolektor, kemampuan terbangnya bagaimana, dan sejauh mana supaya tidak terdeteksi lawan,” kritik perempuan yang biasa disapa Nuning tersebut kepada KORAN SINDO kemarin.
Meski begitu, upaya yang telah dilakukan Lapan selama ini patut diapresiasi. Terlebih lembaga ini mampu menunjukkan fungsinya sebagai salah satu industri strategis yang mampu menciptakan peralatan berteknologi canggih. Hal ini sekaligus membuktikan kemampuan sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi tak kalah dengan sumber daya manusia negara lain.(ars)
★ sindonews
Kajian mengenai industri strategis kini kembali mengemuka seiring dengan definisi lama yang menyebutkan bahwa industri strategis hanya mencakup sejumlah industri yang memiliki kandungan teknologi tinggi, seperti sektor persenjataan, kapal, bahan peledak, pesawat terbang, dan elektronika.
Padahal di era kekinian, di mana nilai pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi berbagai sektor industri, maka redefinisi industri strategis mutlak diperlukan.
Pasalnya, industri kreatif pun saat ini bisa berdekatan dengan teknologi, cepat berinovasi, dan memberikan nilai tambah ekonomi yang kuat bagi sebuah negara. Begitu pun dengan domain industri yang berbasis pada kekayaan hayati dan geologis yang bersumber dari daratan dan lautan. Namun, seraya tidak ingin terjebak pada pemakaian istilah, ada baiknya jika publik mengamati perkembangan sektor teknologi kedirgantaraan nasional.
Perhatian ini menjadi satu isu menarik, terlebih dengan munculnya Road Map Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional/Lapan) yang ingin merealisasikan visinya menjadi pusat unggulan di bidang teknologi roket yang maju dan mandiri. Lembaga non kementerian ini juga berupaya ingin menjadi pusat rujukan teknologi penerbangan. Karena itu, tak berlebihan bila Lapan punya kemauan kuat supaya bisa mengirimkan roket sendiri ke antariksa pada 2039.
Target ini bukan sebuah khayalan semata jika pemerintah punya kehendak politik untuk terus mendukung, baik secara pembiayaan maupun pemberdayaan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang ini. Dalam beberapa tahun ini, melalui Lapan sebagai salah satu industri strategis nasional, teknologi kedirgantaraan terbukti mengalami perkembangan signifikan.
Setelah penantian selama 10 tahun, akhirnya Lapan lewat Pusat Teknologi Penerbangan mengembangkan pesawat perintis N-219. “PTDI menjual ide N-219 kepada Lapan dan akhirnya pemerintah memberikan dana,” kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin saat peresmian First Cutting Detail Part Manufacturing N-219, Selasa, beberapa waktu lalu di Hanggar Produksi KP II (Area Mesin Quaser 3 Axis) PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung.
Demi pengembangan pesawat N-219, Lapan mengucurkan dana senilai Rp 390 miliar. Tahun ini ada dana besar dari Lapan sekitar Rp 300 miliar, dan tahun 2015 akan ada dana Rp 90 miliar lebih. Dana tersebut akan menghasilkan dua pesawat N-219. Diprediksi pembangunan pesawat ini akan selesai tahun depan, tepat pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 10 Agustus 2015.
“Ada empat bidang utama Lapan, yaitu pengindraan jauh, teknologi dirgantara, sains antariksa, dan kebijakan dirgantara. Untuk mendukung kerja ini, Lapan butuh dorongan maksimal dari pemerintah agar industri strategis ini bisa kembali bangkit dan terus melakukan inovasi,” tutur Thomas.
Prestasi Lapan dalam beberapa tahun ini bukan hanya melakukan pengembangan pesawat N-219, melainkan juga mendorong disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan. Dengan UU ini diharapkan bisa menjadi landasan hukum bagi setiap langkah mengembangkan dan mengoperasionalkan keantariksaan dan peningkatan penguasaan teknologi Indonesia.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lapan Jasyanto mengatakan, sebagai lembaga strategis yang melakukan pengkajian dan penelitian teknologi kedirgantaraan dan keantariksaan, Lapan membutuhkan dana yang lebih besar agar kerja-kerja penelitian bisa lebih maksimal. Selama ini terus terjadi pemotongan anggaran untuk Lapan, padahal sektor ini butuh dana yang besar untuk pengembangan teknologi kedirgantaraan secara berkelanjutan.
“Tahun-tahun kemarin anggaran yang diterima Lapan berkisar Rp 600 miliar - 700 miliar untuk penelitian, dana ini dirasa kurang terlebih kita punya target yang besar menjadi pusat rujukan teknologi kedirgantaraan,” jelas Jasyanto kepada KORAN SINDO kemarin. Tahun lalu Lapan juga mengembangkan pesawat baru, Lapan Surveillance Aircraft (LSA).
Pesawat dua awak ini memiliki fungsi untuk memotret wilayah Indonesia yang relatif besar. Pengembangan pesawat pengamatan ini sekaligus membuktikan penguasaan teknologi pesawat terbang di Indonesia. LSA ditargetkan beroperasi secara penuh pada 2015, sementara akhir 2013 lalu penerbangan perdana secara resmi telah dilakukan Lapan.
Mengenai pengembangan pesawat pengintai ini, pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai, meski keberhasilan Lapan patut diapresiasi dan dibanggakan, kondisi pesawat tersebut belum secara detail terjelaskan apa dan bagaimana kemampuan pesawat tersebut.
“Apakah peralatan yang dibawa sudah dapat dipenuhi untuk disebut sebagai pesawat pengintai. Kita mesti kembalikan dulu, apa yang kita harapkan dari misi pengintaian tersebut. Apakah alat yang dibawa punya kemampuan untuk data kolektor, kemampuan terbangnya bagaimana, dan sejauh mana supaya tidak terdeteksi lawan,” kritik perempuan yang biasa disapa Nuning tersebut kepada KORAN SINDO kemarin.
Meski begitu, upaya yang telah dilakukan Lapan selama ini patut diapresiasi. Terlebih lembaga ini mampu menunjukkan fungsinya sebagai salah satu industri strategis yang mampu menciptakan peralatan berteknologi canggih. Hal ini sekaligus membuktikan kemampuan sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi tak kalah dengan sumber daya manusia negara lain.(ars)
★ sindonews
6 Pesawat Tempur Super Tucano Segera ke Tarakan
Super Tucano TNI AU
TNI Angkatan Udara sangat serius menjaga keamanan di perbatasan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dengan Malaysia. Setelah tiga pesawat Sukhoi dari Lanud Hasanuddin Makassar tuntas beroperasi, dijadwalkan enam pesawat tempur Super Tucano EMB-314 segera digeser ke Lanud Tarakan.
Kepada Tribunkaltim.co, Jumat (5/12/2014), Komandan Lanud Tarakan Letkol Pnb Tiopan Hutapea mengungkapkan, pesawat tempur Super Tucano EMB-314 buatan Brasil itu akan diberangkatkan dari Skadron Udara 21 Pangkalan TNI AU (Lanud) Abdurrahman Saleh Malang, Jawa Timur, ke Lanud Tarakan.
"Direncanakan tiba di Lanud Tarakan tanggal 10 atau 11 Desember 2014 mendatang untuk menggantikan operasi pesawat Sukhoi yang sudah selesai. Ini masih dalam rangkaian Operasi Garda Wibawa 2014," ujar Letkol Tio.
Kedatangan pesawat tempur Super Tucano, jelasnya, lengkap dengan armament atau persenjataannya. Super Tucano akan beroperasi di perbatasan Kaltara dengan Malaysia sesuai kebutuhan operasi, di bawah komando Letkol Pnb Toto Ginanto selaku Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdurrahman Saleh Malang.
★ Tribunnews
TNI Angkatan Udara sangat serius menjaga keamanan di perbatasan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dengan Malaysia. Setelah tiga pesawat Sukhoi dari Lanud Hasanuddin Makassar tuntas beroperasi, dijadwalkan enam pesawat tempur Super Tucano EMB-314 segera digeser ke Lanud Tarakan.
Kepada Tribunkaltim.co, Jumat (5/12/2014), Komandan Lanud Tarakan Letkol Pnb Tiopan Hutapea mengungkapkan, pesawat tempur Super Tucano EMB-314 buatan Brasil itu akan diberangkatkan dari Skadron Udara 21 Pangkalan TNI AU (Lanud) Abdurrahman Saleh Malang, Jawa Timur, ke Lanud Tarakan.
"Direncanakan tiba di Lanud Tarakan tanggal 10 atau 11 Desember 2014 mendatang untuk menggantikan operasi pesawat Sukhoi yang sudah selesai. Ini masih dalam rangkaian Operasi Garda Wibawa 2014," ujar Letkol Tio.
Kedatangan pesawat tempur Super Tucano, jelasnya, lengkap dengan armament atau persenjataannya. Super Tucano akan beroperasi di perbatasan Kaltara dengan Malaysia sesuai kebutuhan operasi, di bawah komando Letkol Pnb Toto Ginanto selaku Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdurrahman Saleh Malang.
★ Tribunnews
Skenario Latihan Gultor TNI
Gultor TNI Bebaskan Sandera ISIS di Bandara SoettaFoto - Latihan Satgas Gultor TNI ketika membebaskan sandera di Bandara Soekarno-Hatta. (puspen TNI)
Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Gabungan Penanggulangan Teror (Gultor) TNI berhasil membebaskan sandera dari kelompok Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) di Indonesia pimpinan Sierra Militan yang memiliki kemampuan menembak, merakit bom, menguasai medan dan pelolosan serta mengintimidasi masyarakat kampung.
Anggota ISIS yang telah dilatih di Poso tersebut, bergeser ke wilayah Bima untuk mencari simpatisan baru guna mendukung aksi teror di Jakarta dengan sasaran bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Setelah merencanakan secara matang, maka kelompok radikal pendukung ISIS melaksanakan pembajakan pesawat yang di dalamnya terdapat pejabat VIP. Selain itu, kelompok radikal juga memutus jalur suplai bahan bakar avtur pesawat, menguasai depo pertamina, gedung otoritas bandara dan menyandera kepala bandara serta seluruh staf yang bertugas mengatur regulasi di bandara.
Mengetahui kelompok ISIS menguasai Bandara Soetta, selanjutnya melalui Direktif Panglima TNI, Satgas Gultor TNI melaksanakan aksi penindakan teror dengan berbagai manuver mulai dari infiltrasi hingga pasukan terakhir melaksanakan eksfiltrasi.
Sasaran pembebasan sandera terbagi dalam tiga lokasi yaitu: sasaran pembebasan sandera (Basra) di pesawat dilakukan oleh Tim Aksi Khusus (Aksus) Alpha melaksanakan infiltrasi udara dengan Free Fall Grasstrip Runway Utara, sasaran berikutnya gedung Angkasa Pura II oleh Tim Aksus Delta diawali dengan fastrope dan sasaran terakhir Tim Aksus Charlie melaksanakan infiltrasi udara dengan free fall di gedung Shafti Pertamina. Dengan gerakan taktis yang cepat dan tepat, prajurit TNI akhirnya berhasil menewaskan 16 teroris serta berhasil menyelamatkan seluruh sandera sejumlah 79 orang.
Uraian di atas adalah skenario latihan pembebasan sandera yang dilaksanakan oleh Satuan Khusus TNI yang tergabung dalam Latihan Gultor Tri Matra IX TA. 2014 sesaat sebelum ditutup secara resmi oleh Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin mewakili Panglima TNI, di lapangan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Bandara Soekarno Hatta, Tangerang-Banten, Jumat (5/12/2014).
Dalam amanat Panglima TNI yang dibacakan Irjen TNI antara lain mengatakan bahwa, satu Dasawarsa ke depan, konflik angkatan bersenjata antar negara sangat kecil kemungkinan terjadi.
“Instrumen internasional telah menjadi pagar terjadinya konflik, namun demikian TNI harus tetap siaga, manakala instrumen internasional tersebut tidak mampu melindungi kedaulatan dan kepentingan nasional”, kata Panglima TNI.
“Hal ini harus menjadi kewaspadaan karena, bentuk perang telah berubah dalam bentuk perang terorisme hybrida dan proxy war yang memiliki dimensi fisik dan psikologis yang dilakukan oleh negara atau non Negara,” tutup Panglima TNI.
(puspen TNI/sir)
★ Poskota
Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Gabungan Penanggulangan Teror (Gultor) TNI berhasil membebaskan sandera dari kelompok Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) di Indonesia pimpinan Sierra Militan yang memiliki kemampuan menembak, merakit bom, menguasai medan dan pelolosan serta mengintimidasi masyarakat kampung.
Anggota ISIS yang telah dilatih di Poso tersebut, bergeser ke wilayah Bima untuk mencari simpatisan baru guna mendukung aksi teror di Jakarta dengan sasaran bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Setelah merencanakan secara matang, maka kelompok radikal pendukung ISIS melaksanakan pembajakan pesawat yang di dalamnya terdapat pejabat VIP. Selain itu, kelompok radikal juga memutus jalur suplai bahan bakar avtur pesawat, menguasai depo pertamina, gedung otoritas bandara dan menyandera kepala bandara serta seluruh staf yang bertugas mengatur regulasi di bandara.
Mengetahui kelompok ISIS menguasai Bandara Soetta, selanjutnya melalui Direktif Panglima TNI, Satgas Gultor TNI melaksanakan aksi penindakan teror dengan berbagai manuver mulai dari infiltrasi hingga pasukan terakhir melaksanakan eksfiltrasi.
Sasaran pembebasan sandera terbagi dalam tiga lokasi yaitu: sasaran pembebasan sandera (Basra) di pesawat dilakukan oleh Tim Aksi Khusus (Aksus) Alpha melaksanakan infiltrasi udara dengan Free Fall Grasstrip Runway Utara, sasaran berikutnya gedung Angkasa Pura II oleh Tim Aksus Delta diawali dengan fastrope dan sasaran terakhir Tim Aksus Charlie melaksanakan infiltrasi udara dengan free fall di gedung Shafti Pertamina. Dengan gerakan taktis yang cepat dan tepat, prajurit TNI akhirnya berhasil menewaskan 16 teroris serta berhasil menyelamatkan seluruh sandera sejumlah 79 orang.
Uraian di atas adalah skenario latihan pembebasan sandera yang dilaksanakan oleh Satuan Khusus TNI yang tergabung dalam Latihan Gultor Tri Matra IX TA. 2014 sesaat sebelum ditutup secara resmi oleh Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin mewakili Panglima TNI, di lapangan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Bandara Soekarno Hatta, Tangerang-Banten, Jumat (5/12/2014).
Dalam amanat Panglima TNI yang dibacakan Irjen TNI antara lain mengatakan bahwa, satu Dasawarsa ke depan, konflik angkatan bersenjata antar negara sangat kecil kemungkinan terjadi.
“Instrumen internasional telah menjadi pagar terjadinya konflik, namun demikian TNI harus tetap siaga, manakala instrumen internasional tersebut tidak mampu melindungi kedaulatan dan kepentingan nasional”, kata Panglima TNI.
“Hal ini harus menjadi kewaspadaan karena, bentuk perang telah berubah dalam bentuk perang terorisme hybrida dan proxy war yang memiliki dimensi fisik dan psikologis yang dilakukan oleh negara atau non Negara,” tutup Panglima TNI.
(puspen TNI/sir)
★ Poskota
KRI Bintuni Buatan Dalam Negeri Lebih Baik dari buatan Jerman dan Korea
KRI Teluk Bintuni 520
Indonesia akan terus memperkuat ketahanan negara dengan terus memproduksi alat utama sistem persenjataan di dalam negeri. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai alutsista Indonesia saat ini sudah lebih baik.
"Memang ada beberapa yang tua, tapi yang baru juga lebih banyak dan akan terus diproduksi di dalam negeri," kata Ryamizard usai Sarasehan Keluarga Alumnus Universitas Islam Indonesia (UII) yang diselenggarakan pada Jumat malam (5/12/201) di Bandar Lampung.
Terkait KRI 520 Teluk Bintuni yang diproduksi oleh PT Daya Radar Utama (DRU) di Lampung menurutnya kapal tersebut memiliki kapasitas lebih baik daripada produksi Jerman dan Korea.
"Bagus kok. Saya sudah pernah menaiki puluhan kapal buatan Jerman dan Korea tapi bagi saya ini lebih baik daripada buatan luar negeri," ujar dia.
Kapal itu memiliki kemampuan mengangkut 20 tank Leopard serta alat perang lainnya dan belum termasuk personilnya. Terkait insiden kebakaran yang pernah melanda kapal yang belum sempat dilaunching itu, menurut Ryamizad itu hal biasa.
"Kebakaran kemarin hal biasa hanya konsleting saja kok dan semuanya sudah teratasi," katanya lagi.KRI Teluk Bintuni 520 Meluncur Mei 2015Menteri Pertahanan Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menyebut Mei 2015 diharapkan KRI Teluk Bintuni 520 sudah meluncur. Hal tersebut disampaikannya pada para awak media sesudah menjadi keynote speaker pada Sarasehan Musyawarah Nasional Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII).
"Bulan Mei dia (KRI Teluk Bintuni) sudah bisa diluncurkan," katanya singkat mengawali menjawab pertanyaan para wartawan soal hasil kunjungannya ke galangan kapal PT Daya Radar Utama (DRU) Panjang sebagai perusahaan pembuat kapal perang khusus pengangkut tank jenis Leopard tersebut.
"Mundur-mundur dikitlah nggak apa-apa. Baru buat sekali. Nanti kedua dan ketiga kali harus pas waktunya," jawabnya ketika disinggung Saibumi.com soal kontrak pembuatan KRI Teluk Bintuni 520 yang seharusnya berakhir dalam Desember 2014 ini.
"Itukan korsleting kabel saja," jawabnya singkat saat ditanya wartawan kompas.com soal insiden kebakaran yang Oktober kemarin terjadi di KRI Teluk Bintuni 520.
Kunjungannya ke KRI Teluk Bintuni merupakan kunjungan pertamanya sebagai Menteri Pertahanan RI. Naik Alphard hitam bernopol RI 22, Ryamizard langsung menuju dermaga tempat kapal perang perdana buatan Provinsi Lampung itu tengah sandar. Sayang, kunjungan perdana itu diwarnai aksi pelarangan liputan dari media lokal. Anehnya, media televisi nasional justru diperbolehkan buat meliput kunjungan Menhan termasuk mengambil gambar.
★ Kompas | saibumi
Indonesia akan terus memperkuat ketahanan negara dengan terus memproduksi alat utama sistem persenjataan di dalam negeri. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai alutsista Indonesia saat ini sudah lebih baik.
"Memang ada beberapa yang tua, tapi yang baru juga lebih banyak dan akan terus diproduksi di dalam negeri," kata Ryamizard usai Sarasehan Keluarga Alumnus Universitas Islam Indonesia (UII) yang diselenggarakan pada Jumat malam (5/12/201) di Bandar Lampung.
Terkait KRI 520 Teluk Bintuni yang diproduksi oleh PT Daya Radar Utama (DRU) di Lampung menurutnya kapal tersebut memiliki kapasitas lebih baik daripada produksi Jerman dan Korea.
"Bagus kok. Saya sudah pernah menaiki puluhan kapal buatan Jerman dan Korea tapi bagi saya ini lebih baik daripada buatan luar negeri," ujar dia.
Kapal itu memiliki kemampuan mengangkut 20 tank Leopard serta alat perang lainnya dan belum termasuk personilnya. Terkait insiden kebakaran yang pernah melanda kapal yang belum sempat dilaunching itu, menurut Ryamizad itu hal biasa.
"Kebakaran kemarin hal biasa hanya konsleting saja kok dan semuanya sudah teratasi," katanya lagi.KRI Teluk Bintuni 520 Meluncur Mei 2015Menteri Pertahanan Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menyebut Mei 2015 diharapkan KRI Teluk Bintuni 520 sudah meluncur. Hal tersebut disampaikannya pada para awak media sesudah menjadi keynote speaker pada Sarasehan Musyawarah Nasional Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII).
"Bulan Mei dia (KRI Teluk Bintuni) sudah bisa diluncurkan," katanya singkat mengawali menjawab pertanyaan para wartawan soal hasil kunjungannya ke galangan kapal PT Daya Radar Utama (DRU) Panjang sebagai perusahaan pembuat kapal perang khusus pengangkut tank jenis Leopard tersebut.
"Mundur-mundur dikitlah nggak apa-apa. Baru buat sekali. Nanti kedua dan ketiga kali harus pas waktunya," jawabnya ketika disinggung Saibumi.com soal kontrak pembuatan KRI Teluk Bintuni 520 yang seharusnya berakhir dalam Desember 2014 ini.
"Itukan korsleting kabel saja," jawabnya singkat saat ditanya wartawan kompas.com soal insiden kebakaran yang Oktober kemarin terjadi di KRI Teluk Bintuni 520.
Kunjungannya ke KRI Teluk Bintuni merupakan kunjungan pertamanya sebagai Menteri Pertahanan RI. Naik Alphard hitam bernopol RI 22, Ryamizard langsung menuju dermaga tempat kapal perang perdana buatan Provinsi Lampung itu tengah sandar. Sayang, kunjungan perdana itu diwarnai aksi pelarangan liputan dari media lokal. Anehnya, media televisi nasional justru diperbolehkan buat meliput kunjungan Menhan termasuk mengambil gambar.
★ Kompas | saibumi
[World] Militer Lebanon tembak pesawat pengintai Israel
Ilustrasi (airforce.com)
Militer Lebanon melepaskan tembakan anti-pesawatnya pada ke satu "drone" milik Israel di wilayah Bekaa Tengah, Kamis, kata militer di dalam satu pernyataan.
Menurut pernyataan tersebut, sekitar pukul 10.30 waktu setempat satu pesawat pengintai tanpa awak milik Israel terbang di wilayah Riyaq di Bekaa Tengah dan satuan militer di daerah tersebut menanggapi dengan melepaskan tembakan anti-pesawat.
Namun, Radio Voice of Lebanon menyatakan militer "melepaskan tembakan anti-pesawat ke tiga pesawat tanpa awak MK milik Israel yang melakukan penerbangan berputar-putar di wilayah Bandar Udara Riyaq", demikian laporan Xinhua.
Pelanggaran wilayah udara Lebanon oleh Israel, sebagian dengan penerbangan rendah, telah meningkat dalam beberapa hari belakangan.
Israel secara rutin mengirim pesawat tempur F-16-nya ke wilayah Lebanon, dalam tindakan pelanggaran atas Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, yang mengakhiri perang Israel melawan Hizbullah pada 2006.
Pesawat Israel tersebut telah sering mengeluarkan suara yang memekakkan telinga di wilayah udara Beirut dan tempat lain untuk memamerkan kekuatannya.
Pada 30 Desember tahun lalu, militer Lebanon melepaskan tembakan anti-pesawat untuk pertama kali terhadap beberapa pesawat Suriah yang melanggar wilayah udaranya sejak meletusnya konflik di Suriah pada 2011.(Uu.C003)
★ Antara
Militer Lebanon melepaskan tembakan anti-pesawatnya pada ke satu "drone" milik Israel di wilayah Bekaa Tengah, Kamis, kata militer di dalam satu pernyataan.
Menurut pernyataan tersebut, sekitar pukul 10.30 waktu setempat satu pesawat pengintai tanpa awak milik Israel terbang di wilayah Riyaq di Bekaa Tengah dan satuan militer di daerah tersebut menanggapi dengan melepaskan tembakan anti-pesawat.
Namun, Radio Voice of Lebanon menyatakan militer "melepaskan tembakan anti-pesawat ke tiga pesawat tanpa awak MK milik Israel yang melakukan penerbangan berputar-putar di wilayah Bandar Udara Riyaq", demikian laporan Xinhua.
Pelanggaran wilayah udara Lebanon oleh Israel, sebagian dengan penerbangan rendah, telah meningkat dalam beberapa hari belakangan.
Israel secara rutin mengirim pesawat tempur F-16-nya ke wilayah Lebanon, dalam tindakan pelanggaran atas Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, yang mengakhiri perang Israel melawan Hizbullah pada 2006.
Pesawat Israel tersebut telah sering mengeluarkan suara yang memekakkan telinga di wilayah udara Beirut dan tempat lain untuk memamerkan kekuatannya.
Pada 30 Desember tahun lalu, militer Lebanon melepaskan tembakan anti-pesawat untuk pertama kali terhadap beberapa pesawat Suriah yang melanggar wilayah udaranya sejak meletusnya konflik di Suriah pada 2011.(Uu.C003)
★ Antara
Kapal Ikan Indonesia Juga Pernah Dibakar Negara Tetangga
Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat, Laksamana Muda TNI Widodo, mengatakan, penenggelaman kapal ilegal adalah lumrah. Sebab, kapal ikan Indonesia juga pernah diperlakukan sama. (Foto: RRI)
Hari ini, eksekusi kapal ikan asing sebagai bagian dari penindakan pelanggaran di laut telah dilakukan. Penenggelaman merupakan break-downing keberdaulatan maritim Indonesia. Demikian disampaikan Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat, Laksamana Muda TNI Widodo, Jumat (5/12/2014) di Perairan Anambas Kepulauan Riau, seperti dilaporkan fotografer Jurnal Maritim, Firmanto Hanggoro.
“Sejak dicanangkan Indonesia Poros Maritim Dunia, satuan di bawah, terutama mungkin dari Mabes TNI, Mabes angkatan, kemudian Kotama itu melakukan break-downing dalam kegiatan nyata. Dan ini tujuannya semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan yang selama ini barangkali masih terbelakang tingkat ekonominya,” terang Widodo.
Ia menjelaskan kronologis penangkapan kapal ilegal yang baru saja ditenggelamkan. Pada 2 November 2014 pukul 02.00, KRI Imam Bonjol-383 menggelar operasi rutin, kira-kira 45 kilomiles sebelah timur Tarempa.
“Operasi menemukan tiga kapal asing. Setelah pemeriksaan, ternyata tidak memiliki izin sama sekali alias benar-benar bodong, sehingga langsung dilaksanakan pengawalan, dibawa ke pangkalan terdekat, yaitu ke Tarempa. Setelah itu kita serahkan ke pengadilan,” kata Pangarmabar.
Total tersangka ada 33 orang yang tersebar di tiga kapal. Kini, mereka sedang ditahan di Lanal Tarempa.
Dalam prosesnya, tiga kapal asing ini diputus oleh Pengadilan Negeri Ranai, karena Tarempa tidak memiliki pengadilan negeri. Pada 3 Desember 2014, Pengadilan Negeri Ranai memutuskan, kapal ilegal tersebut sah ditenggelamkan.
“Jadi, kita sudah betul-betul memenuhi kaidah-kaidah hukum yang ada di Indonesia,” tegasnya.Salah satu kapal ilegal yang diledakkan di Perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12/2014).[BBC]
Karena sudah melalui proses hukum, lanjut Widodo, kecaman masyarakat internasional kemungkinan tidak ada.
“Kali ini memang itu sudah ada ketetapan hukum dari Kejaksaan Negeri Ranai. Jadi, kita sudah enggak ada masalah. Tatkala kapal itu sudah masuk di wilayah hukum kita, proses hukum adalah proses hukum yang ada di Indonesia,” tegas Widodo.
Widodo mengungkapkan, kapal-kapal ikan Indonesia juga pernah dibakar di Australia, Tiongkok, Malaysia, dan Thailand.
“Jadi, sudah sesuatu yang umum, yang lumrah, karena memang membahayakan perekonomian negara setempat, bahkan mungkin membahayakan kedaulatan negara tersebut,” katanya.
Widodo juga menjelaskan bahwa kapal sitaan negara bisa dimusnahkan dengan beberapa cara. Salah satunya yang baru saja dilaksanakan, yakni penembakan awal oleh kapal-kapal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).
“Saat proses penembakan tadi diproses dengan tembakan kaliber kecil. Kapal ini akan lama tenggelamnya. Makanya tadi dbantu oleh Satuan Pasukan Katak Armada Barat untuk membantu menenggelamkan. Jadi, eksekusinya adalah Bakorkamla dan KKP. Dua kapal yang ada di sini,” ucap Widodo.
Jumlah Armada dan Kebutuhan BBM
Menurut Widodo, ada 12 operasi Mabes TNI yang digelar di seluruh wilayah barat Indonesia. Setiap satu atau dua kapal didampingi sebuah pesawat, tergantung situasi dan kondisi medan dan ancaman.
“Kalau memang saat itu ada informasi banyak kapal, kita juga akan kerahkan dua kapal, satu pesawat. Jadi kita harapkan memang dengan pengerahan semakin banyak alutsista itu kita harapkan juga semakin banyak hasil yang kita dapatkan,” paparnya.
Setahun terakhir, sambungnya, Koarmabar berhasil menangkap 78 kapal ilegal milik negara tetangga, dengan kekuatan armada sejumlah 49 kapal.
“Dalam setahun, tidak kita operasionalkan semuanya. Sesuai kebutuhan operasi dan kondisi wilayah. Tatkala ada beberapa tempat yang perlu untuk dilaksanakan penindakan, kita akan gelar ke sana,” tutur Widodo.
Persoalan BBM, Pangarmabar mengaku, hal tersebut merupakan masalah nasional. Untuk 2014, Koarmabar baru terdukung 27 persen.
Pangarmabar akan menindak tegas anggota yang membekingi kegiatan ilegal, terutama illegal fishing atau mungkin praktik ilegal lain di laut.
“Jadi, kita tidak pandang bulu. Kita benar-benar akan melaksanakan penindakan. Kalau memang pantas untuk dipecat, ya kita pecat,” pungkasnya.
★ JMOL
Hari ini, eksekusi kapal ikan asing sebagai bagian dari penindakan pelanggaran di laut telah dilakukan. Penenggelaman merupakan break-downing keberdaulatan maritim Indonesia. Demikian disampaikan Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat, Laksamana Muda TNI Widodo, Jumat (5/12/2014) di Perairan Anambas Kepulauan Riau, seperti dilaporkan fotografer Jurnal Maritim, Firmanto Hanggoro.
“Sejak dicanangkan Indonesia Poros Maritim Dunia, satuan di bawah, terutama mungkin dari Mabes TNI, Mabes angkatan, kemudian Kotama itu melakukan break-downing dalam kegiatan nyata. Dan ini tujuannya semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan yang selama ini barangkali masih terbelakang tingkat ekonominya,” terang Widodo.
Ia menjelaskan kronologis penangkapan kapal ilegal yang baru saja ditenggelamkan. Pada 2 November 2014 pukul 02.00, KRI Imam Bonjol-383 menggelar operasi rutin, kira-kira 45 kilomiles sebelah timur Tarempa.
“Operasi menemukan tiga kapal asing. Setelah pemeriksaan, ternyata tidak memiliki izin sama sekali alias benar-benar bodong, sehingga langsung dilaksanakan pengawalan, dibawa ke pangkalan terdekat, yaitu ke Tarempa. Setelah itu kita serahkan ke pengadilan,” kata Pangarmabar.
Total tersangka ada 33 orang yang tersebar di tiga kapal. Kini, mereka sedang ditahan di Lanal Tarempa.
Dalam prosesnya, tiga kapal asing ini diputus oleh Pengadilan Negeri Ranai, karena Tarempa tidak memiliki pengadilan negeri. Pada 3 Desember 2014, Pengadilan Negeri Ranai memutuskan, kapal ilegal tersebut sah ditenggelamkan.
“Jadi, kita sudah betul-betul memenuhi kaidah-kaidah hukum yang ada di Indonesia,” tegasnya.Salah satu kapal ilegal yang diledakkan di Perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12/2014).[BBC]
Karena sudah melalui proses hukum, lanjut Widodo, kecaman masyarakat internasional kemungkinan tidak ada.
“Kali ini memang itu sudah ada ketetapan hukum dari Kejaksaan Negeri Ranai. Jadi, kita sudah enggak ada masalah. Tatkala kapal itu sudah masuk di wilayah hukum kita, proses hukum adalah proses hukum yang ada di Indonesia,” tegas Widodo.
Widodo mengungkapkan, kapal-kapal ikan Indonesia juga pernah dibakar di Australia, Tiongkok, Malaysia, dan Thailand.
“Jadi, sudah sesuatu yang umum, yang lumrah, karena memang membahayakan perekonomian negara setempat, bahkan mungkin membahayakan kedaulatan negara tersebut,” katanya.
Widodo juga menjelaskan bahwa kapal sitaan negara bisa dimusnahkan dengan beberapa cara. Salah satunya yang baru saja dilaksanakan, yakni penembakan awal oleh kapal-kapal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).
“Saat proses penembakan tadi diproses dengan tembakan kaliber kecil. Kapal ini akan lama tenggelamnya. Makanya tadi dbantu oleh Satuan Pasukan Katak Armada Barat untuk membantu menenggelamkan. Jadi, eksekusinya adalah Bakorkamla dan KKP. Dua kapal yang ada di sini,” ucap Widodo.
Jumlah Armada dan Kebutuhan BBM
Menurut Widodo, ada 12 operasi Mabes TNI yang digelar di seluruh wilayah barat Indonesia. Setiap satu atau dua kapal didampingi sebuah pesawat, tergantung situasi dan kondisi medan dan ancaman.
“Kalau memang saat itu ada informasi banyak kapal, kita juga akan kerahkan dua kapal, satu pesawat. Jadi kita harapkan memang dengan pengerahan semakin banyak alutsista itu kita harapkan juga semakin banyak hasil yang kita dapatkan,” paparnya.
Setahun terakhir, sambungnya, Koarmabar berhasil menangkap 78 kapal ilegal milik negara tetangga, dengan kekuatan armada sejumlah 49 kapal.
“Dalam setahun, tidak kita operasionalkan semuanya. Sesuai kebutuhan operasi dan kondisi wilayah. Tatkala ada beberapa tempat yang perlu untuk dilaksanakan penindakan, kita akan gelar ke sana,” tutur Widodo.
Persoalan BBM, Pangarmabar mengaku, hal tersebut merupakan masalah nasional. Untuk 2014, Koarmabar baru terdukung 27 persen.
Pangarmabar akan menindak tegas anggota yang membekingi kegiatan ilegal, terutama illegal fishing atau mungkin praktik ilegal lain di laut.
“Jadi, kita tidak pandang bulu. Kita benar-benar akan melaksanakan penindakan. Kalau memang pantas untuk dipecat, ya kita pecat,” pungkasnya.
★ JMOL
Den Arhanud 001 Kodam Iskandar Muda Ujicoba Alutsista Baru
Personil Detasemen Arhadud-001 Kodam Iskandar Muda, melakukan ujicoba Alutsista baru, yakni Meriam Otomatis 57mm/AA, pada acara latihan menembak senjata berat yang digelar di pantai Kuala Cangkoi, Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (4/12/2014). (Foto: Bambang Iskandar Martin)
Detasemen Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) 001 Kodam Iskandar Muda, melaksanakan latihan menembak senjata berat dalam rangkaian latihan rutin tahunan yang digelar selama dua hari mulai tanggal 4 – 5 Desember 2014, di pantai Kuala Cangkoi Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara.
Komandan Denarhanud-001, Mayor Arhanud Arif Budi Cahyono SE, yang ditemui jurnalatjeh.com di lokasi latihan, Kamis (4/12/2014), menyampaikan, “latihan menembak senjata berat ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan satuannya. Biasanya, latihan ini dilaksanakan setiap akhir tahun setelah latihan perorangan selesai dilaksanakan semua, sebutnya.
Kebetulan Detasemen Arhanud-001 Kodam Iskandar Muda, pada tahun 2014 ini mendapat tambahan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) baru, berupa 4 Kenderaan Pengendali FCDV (Fire Control Director Vehicle), 12 pucuk Meriam Otomatis 57mm/AA dan 8 buah Rudal QW-3 dengan komposisinya, 1 Kendaraan Pengendali FCDV dapat mengoperasikan 3 pucuk Meriam Otomatis 57mm/AA dan 2 peluncur rudal, maka kita sekaligus mencoba dan menguji kehandalan Alutsista buatan China yang langsung disaksikan oleh si pembuatnya, yakni Profesor Liu, jelas Denarhanud-001.
Ditambahkan, untuk sesi latihan menembak senjata berat pada hari pertama dari dua hari yang direncanakan di tahun 2014 ini, kita hanya menggunakan satu komposisi saja, yakni 1 Kendaraan Pengendali FCDV dengan 3 pucuk Meriam Otomatis 57mm/AA dan 2 peluncur rudal QW-3 dengan melibatkan 75 orang personil yang terdiri dari personil inti dan personil pendukung.
Ada 2 sasaran tembak dalam sesi latihan ini, yakni sasaran darat dan sasaran udara dengan menggunakan Lesan yang diapungkan di laut ataupun diletakkan di bukit atau tebing untuk sasaran darat. Sedangkan untuk sasaran udara, kita biasanya menggunakan target Drone, yaitu pesawat sejenis Air Modeling tanpa awak yang diterbangkan dan dikendalikan menggunakan Remote Control, untuk seterusnya akan dijadikan sasaran tembak, baik itu dengan Meriam maupun Rudal.
Pada latihan ini, kita hanya menggunakan Meriam saja. Sementara untuk Rudal belum kita laksanakan, karena masih keterbatasan daerah latihan.
Hal ini tidak mengurangi inti dari tujuan latihan menembak senjata berat, karena Rudal hanya diperuntukkan khusus untuk sasaran udara, sedangkan Meriam bisa digunakan untuk keduanya, baik sasaran darat maupun sasaran udara, pukas Mayor Arhanud Arif Budi Cahyono SE.hj
★ jurnalatjeh
Detasemen Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) 001 Kodam Iskandar Muda, melaksanakan latihan menembak senjata berat dalam rangkaian latihan rutin tahunan yang digelar selama dua hari mulai tanggal 4 – 5 Desember 2014, di pantai Kuala Cangkoi Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara.
Komandan Denarhanud-001, Mayor Arhanud Arif Budi Cahyono SE, yang ditemui jurnalatjeh.com di lokasi latihan, Kamis (4/12/2014), menyampaikan, “latihan menembak senjata berat ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan satuannya. Biasanya, latihan ini dilaksanakan setiap akhir tahun setelah latihan perorangan selesai dilaksanakan semua, sebutnya.
Kebetulan Detasemen Arhanud-001 Kodam Iskandar Muda, pada tahun 2014 ini mendapat tambahan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) baru, berupa 4 Kenderaan Pengendali FCDV (Fire Control Director Vehicle), 12 pucuk Meriam Otomatis 57mm/AA dan 8 buah Rudal QW-3 dengan komposisinya, 1 Kendaraan Pengendali FCDV dapat mengoperasikan 3 pucuk Meriam Otomatis 57mm/AA dan 2 peluncur rudal, maka kita sekaligus mencoba dan menguji kehandalan Alutsista buatan China yang langsung disaksikan oleh si pembuatnya, yakni Profesor Liu, jelas Denarhanud-001.
Ditambahkan, untuk sesi latihan menembak senjata berat pada hari pertama dari dua hari yang direncanakan di tahun 2014 ini, kita hanya menggunakan satu komposisi saja, yakni 1 Kendaraan Pengendali FCDV dengan 3 pucuk Meriam Otomatis 57mm/AA dan 2 peluncur rudal QW-3 dengan melibatkan 75 orang personil yang terdiri dari personil inti dan personil pendukung.
Ada 2 sasaran tembak dalam sesi latihan ini, yakni sasaran darat dan sasaran udara dengan menggunakan Lesan yang diapungkan di laut ataupun diletakkan di bukit atau tebing untuk sasaran darat. Sedangkan untuk sasaran udara, kita biasanya menggunakan target Drone, yaitu pesawat sejenis Air Modeling tanpa awak yang diterbangkan dan dikendalikan menggunakan Remote Control, untuk seterusnya akan dijadikan sasaran tembak, baik itu dengan Meriam maupun Rudal.
Pada latihan ini, kita hanya menggunakan Meriam saja. Sementara untuk Rudal belum kita laksanakan, karena masih keterbatasan daerah latihan.
Hal ini tidak mengurangi inti dari tujuan latihan menembak senjata berat, karena Rudal hanya diperuntukkan khusus untuk sasaran udara, sedangkan Meriam bisa digunakan untuk keduanya, baik sasaran darat maupun sasaran udara, pukas Mayor Arhanud Arif Budi Cahyono SE.hj
★ jurnalatjeh
[World] Kompleks Peluncur Rudal Nuklir Yars Persenjatai Pasukan Strategis Rusia
Teknologi militer Rusia terus berkembang. Kali ini RBTH Indonesia menyajikan berita terakhir mengenai Yars yang akan menggantikan rudal Topol di angkatan bersenjata Rusia.
Peningkatan kekuatan militer Pasukan Roket Strategis (PRS) Rusia terjadi berkat perubahan senjata milik resimen dan divisi satuan tersebut ke penggunaan kompleks peluncur rudal nuklir stasioner.
Peningkatan kekuatan militer Pasukan Roket Strategis (PRS) Rusia terjadi berkat perubahan senjata milik resimen dan divisi satuan tersebut ke penggunaan kompleks peluncur rudal nuklir stasioner. Hal itu diumumkan Komandan PRS Sergey Karakayev dalam sidang Dewan Badan Militer PRS.
“Dalam rangka pembentukan kelompok strategis menjelang akhir tahun ini, kami akan mengaktifkan 16 unit kompleks peluncur rudal Yars,” terang sang jenderal. Terdapat dua jenis kompleks Yars, yakni stasioner dan bergerak. Rudal tersebut akan menjalankan misinya sesuai penempatan tugas dan zona tanggung jawabnya, baik di instalasi bawah tanah, ataupun di atas kendaraan beroda. Jika rudal terpasang di atas kendaraan beroda, pengendalian kompleks peluncur tersebut akan dilaksanakan dari pusat komando bergerak.
Kelompok Penyerbu
Kementerian Pertahanan Rusia menerangkan bahwa dalam dekade ini, Yars akan bekerja sama dengan Topol-M untuk kepentingan kelompok PRS. “Mereka tidak hanya memperkuat kemampuan perang pasukan, tetapi juga dapat meningkatkan potensi triad penangkal nuklir Rusia,” terang pihak kementerian. Yars akan menggantikan kompleks peluncur rudal nuklir Topol yang dinilai masih layak digunakan namun usianya sudah mulai menua.
Saat ini, Satuan Rudal Divisi Teykovsky telah beralih ke peluncur bergerak Yars. Divisi Tagilskaya dan Novosibirskaya pun sudah dipersenjatai kompleks peluncur darat bergerak tersebut. Sedangkan Satuan Rudal Divisi Kozelskaya tengah menjalani tahap uji coba militer untuk meluncurkan kompleks Yars yang terdiri dari empat peluncur bawah tanah dan pusat komando terpadu.
Kompleks Yars dikembangkan dari Topol, namun dengan spesifikasi yang lebih baik. Roket RS-24 untuk Yars memiliki berat luncur 20 persen lebih besar dibanding roket RS-12 milik Topol. Yars membawa tiga hingga empat blok nuklir, namun para konstruktornya mampu mempertahankan jangkauan tembak roket strategis ini lebih dari sepuluh ribu kilometer. Roket tersebut merupakan roket peluncuran tiga tahap. Roket ini dilindungi oleh cat khusus yang dapat mengurangi efek dari berbagai faktor pengganggu, termasuk ledakan nuklir. Selain itu, dalam tahap awal peluncuran, roket ini dapat diprogram untuk melakukan manuver. Hal ini dapat membantu untuk mengarahkan roket tersebut menghindari awan radioaktif pada saat musuh menyerang Yars dengan proyektil balistik.
Berdasarkan pernyataan dari para pakar, pembuatan RS-24 dilakukan menggunakan teknologi modern yang mampu menjamin proyektil ini memiliki ketahanan yang lebih tinggi saat menghadapi sistem pertahanan udara apapun. Peluncur strategis Yars tak gentar menghadapi sistem pertahanan antiroket, termasuk sistem pertahanan berbasis antariksa.
Sarmat Telah Mendekat
Saat ini terdapat sekitar 400 peluncur rudal balistik antarbenua dalam Pasukan Roket Strategis Rusia. Jumlah tersebut dibatasi oleh peraturan internasional. Oleh sebab itu, pertumbuhan triad nuklir peluncur rudal nuklir Rusia saat ini berjalan melalui dua cara, pertama melalui modernisasi kompleks peluncur bawah tanah dan peluncur bergerak dalam persenjataan Rusia, dan kedua melalui pengembangan amunisi rudal strategis yang baru. Di tahun 2018-2020, instansi militer Rusia mengatakan bahwa Pasukan Rudal Strategis akan mendapatkan persenjataan dashyat yang baru. Mungkin, yang dimaksud adalah kompleks peluncur stasioner Sarmat dengan rudal balistik antarbenua kelas berat yang dimilikinya.
Pembangunan dan uji coba proyek ini dilakukan oleh perusahaan industri yang dipimpin oleh Pusat Roket Negara Rusia Makeyev. Proyek ini rencananya akan selesai dalam waktu lima hingga enam tahun. Mantan Kepala Staf Utama Pasukan Roket Strategis Viktor Esin menjelaskan bahwa Sarmat akan menggantikan RS-20B Satan. Sedangkan mantan Kepala Institusi Pusat Penelitian dan Ilmu Pengetahuan Kementerian Pertahanan Rusia Vladimir Vasilenko menilai bahwa rudal balistik kelas berat antarbenua berbasis bawah tanah dapat mengirim blok rudal ke sasaran, tidak hanya menggunakan lintasan optimal untuk efisiensi energi dengan azimut penerbangan ekstrim, tetapi juga dapat menghancurkan sasaran dari arah yang berbeda, termasuk dari Kutub Selatan.
Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di Rossiyskaya Gazeta.
Peningkatan kekuatan militer Pasukan Roket Strategis (PRS) Rusia terjadi berkat perubahan senjata milik resimen dan divisi satuan tersebut ke penggunaan kompleks peluncur rudal nuklir stasioner. Hal itu diumumkan Komandan PRS Sergey Karakayev dalam sidang Dewan Badan Militer PRS.
“Dalam rangka pembentukan kelompok strategis menjelang akhir tahun ini, kami akan mengaktifkan 16 unit kompleks peluncur rudal Yars,” terang sang jenderal. Terdapat dua jenis kompleks Yars, yakni stasioner dan bergerak. Rudal tersebut akan menjalankan misinya sesuai penempatan tugas dan zona tanggung jawabnya, baik di instalasi bawah tanah, ataupun di atas kendaraan beroda. Jika rudal terpasang di atas kendaraan beroda, pengendalian kompleks peluncur tersebut akan dilaksanakan dari pusat komando bergerak.
Kelompok Penyerbu
Kementerian Pertahanan Rusia menerangkan bahwa dalam dekade ini, Yars akan bekerja sama dengan Topol-M untuk kepentingan kelompok PRS. “Mereka tidak hanya memperkuat kemampuan perang pasukan, tetapi juga dapat meningkatkan potensi triad penangkal nuklir Rusia,” terang pihak kementerian. Yars akan menggantikan kompleks peluncur rudal nuklir Topol yang dinilai masih layak digunakan namun usianya sudah mulai menua.
Saat ini, Satuan Rudal Divisi Teykovsky telah beralih ke peluncur bergerak Yars. Divisi Tagilskaya dan Novosibirskaya pun sudah dipersenjatai kompleks peluncur darat bergerak tersebut. Sedangkan Satuan Rudal Divisi Kozelskaya tengah menjalani tahap uji coba militer untuk meluncurkan kompleks Yars yang terdiri dari empat peluncur bawah tanah dan pusat komando terpadu.
Kompleks Yars dikembangkan dari Topol, namun dengan spesifikasi yang lebih baik. Roket RS-24 untuk Yars memiliki berat luncur 20 persen lebih besar dibanding roket RS-12 milik Topol. Yars membawa tiga hingga empat blok nuklir, namun para konstruktornya mampu mempertahankan jangkauan tembak roket strategis ini lebih dari sepuluh ribu kilometer. Roket tersebut merupakan roket peluncuran tiga tahap. Roket ini dilindungi oleh cat khusus yang dapat mengurangi efek dari berbagai faktor pengganggu, termasuk ledakan nuklir. Selain itu, dalam tahap awal peluncuran, roket ini dapat diprogram untuk melakukan manuver. Hal ini dapat membantu untuk mengarahkan roket tersebut menghindari awan radioaktif pada saat musuh menyerang Yars dengan proyektil balistik.
Berdasarkan pernyataan dari para pakar, pembuatan RS-24 dilakukan menggunakan teknologi modern yang mampu menjamin proyektil ini memiliki ketahanan yang lebih tinggi saat menghadapi sistem pertahanan udara apapun. Peluncur strategis Yars tak gentar menghadapi sistem pertahanan antiroket, termasuk sistem pertahanan berbasis antariksa.
Sarmat Telah Mendekat
Saat ini terdapat sekitar 400 peluncur rudal balistik antarbenua dalam Pasukan Roket Strategis Rusia. Jumlah tersebut dibatasi oleh peraturan internasional. Oleh sebab itu, pertumbuhan triad nuklir peluncur rudal nuklir Rusia saat ini berjalan melalui dua cara, pertama melalui modernisasi kompleks peluncur bawah tanah dan peluncur bergerak dalam persenjataan Rusia, dan kedua melalui pengembangan amunisi rudal strategis yang baru. Di tahun 2018-2020, instansi militer Rusia mengatakan bahwa Pasukan Rudal Strategis akan mendapatkan persenjataan dashyat yang baru. Mungkin, yang dimaksud adalah kompleks peluncur stasioner Sarmat dengan rudal balistik antarbenua kelas berat yang dimilikinya.
Pembangunan dan uji coba proyek ini dilakukan oleh perusahaan industri yang dipimpin oleh Pusat Roket Negara Rusia Makeyev. Proyek ini rencananya akan selesai dalam waktu lima hingga enam tahun. Mantan Kepala Staf Utama Pasukan Roket Strategis Viktor Esin menjelaskan bahwa Sarmat akan menggantikan RS-20B Satan. Sedangkan mantan Kepala Institusi Pusat Penelitian dan Ilmu Pengetahuan Kementerian Pertahanan Rusia Vladimir Vasilenko menilai bahwa rudal balistik kelas berat antarbenua berbasis bawah tanah dapat mengirim blok rudal ke sasaran, tidak hanya menggunakan lintasan optimal untuk efisiensi energi dengan azimut penerbangan ekstrim, tetapi juga dapat menghancurkan sasaran dari arah yang berbeda, termasuk dari Kutub Selatan.
Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di Rossiyskaya Gazeta.
Label:
World
Empat Aksi TNI AL Tenggelamkan Kapal Ikan Ilegal
Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir mengatakan TNI AL akan menenggelamkan tiga kapal nelayan asing ilegal di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Jumat pekan ini. Ketiga kapal tersebut akan ditenggelamkan setelah seluruh awaknya menjalani proses hukum di pengadilan.
"Ini adalah upaya kami menindak tegas kapal yang melanggar hukum," kata Manahan dalam siaran pers, Kamis, 4 Desember 2014.
Menurut Manahan, upaya menenggelamkan kapal ilegal tersebut bukan pertama kalinya dilakukan TNI AL. Angkatan Laut sedikitnya pernah empat kali menenggelamkan kapal asing yang mencuri ikan di perairan Nusantara. Berikut ini aksi TNI AL menenggelamkan kapal ikan ilegal:
Januari 2003
Kapal perang KRI Untung Suropati menembak hingga tenggelam empat kapal nelayan asing ilegal berbendera Filipina di perairan Sulawesi. Keempat kapal tersebut bernama F/BCA Samy, Sea Sam Pedro, F/BCA Aneka Dos, dan F/BCA Marife 02. Menurut Manahan, pemerintah Filipina sempat mengajukan protes. Namun TNI AL bergeming dengan alasan penembakan dan penenggelaman kapal sudah sesuai dengan prosedur yang benar. "Keempat kapal itu berusaha melarikan diri dan tak mengidahkan tembakan peringatan," katanya.
April 2003
Kapal perang KRI Todak menjadi algojo bagi kapal ikan ilegal berbendera Thailand di perairan Kepulauan Anambas. Sebelum dikaramkan, awak kapal bernama KM Mina Bhakti itu sudah dievakuasi oleh KRI Todak.
Oktober 2003
Dua kapal perang TNI AL, yakni KRI Cut Nyak Dien dan KRI Anakonda, menjadi eksekutor penenggelaman dua kapal ikan ilegal berbendera Thailand. Kapal bernama KM Bumi Marina-006 dan KM Bumi Marina-027 itu tenggelam di perairan Selat Gelasa, Bangka Belitung.
November 2003
Giliran KRI Sura yang menghajar KM Karunia Laut I berbendera Thailand hingga amblas ditelan Laut Jawa. Atas peristiwa penenggelaman kapal tersebut, Perdana Menteri Thailand saat itu, Thaksin Shinawatra, menyebut aksi Indonesia terlalu berlebihan.
[World] Tank dan Rudal ISIS Buatan Korea Utara
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan memiliki tank dan rudal buatan Korea Utara. Mengutip informasi sumber intelijen, NK News melaporkan, tank dan rudal itu digunakan ISIS menyerang Kurdi, Irak utara, pada September lalu.
Tank tipe T-55 itu diyakini buatan Uni Soviet yang kemudian diperbarui di Korea Utara. Sedangkan rudal yang dipakai milisi ISIS memang buatan Korea Utara.
Hari ini, 5 Desember 2014, Chosun Ilbo memberitakan, sebelumnya, intelijen Jerman menjelaskan ke parlemen bahwa ISIS memiliki rudal yang mampu menembak jatuh pesawat sipil. Foto milisi ISIS menggunakan rudal itu diunggah di Twitter baru-baru ini. Intelijen Jerman yakin senjata-senjata yang dimiliki ISIS berasal dari Rusia, Bulgaria, atau Cina.
Senjata itu juga diduga hasil rampasan saat mereka berperang dengan pasukan pemerintah Suriah di Kota Raqqa pada Agustus lalu. Suriah dan Korea Utara berteman dekat sejak 1970-an. Korea Utara menjual berbagai jenis senjata ke Suriah, termasuk tank dan rudal itu.
Dengan temuan senjata buatan Korea Utara di tangan ISIS, keterlibatan Suriah tidak boleh diremehkan dalam konflik di Timur Tengah.
♞ Tempo
Jumat, 05 Desember 2014
[Video] AARM 2014 Hanoi
AARM 2014 Berikut ini penampakan defile pasukan peserta Kejuaraan angkatan darat dengan nama 'Army Arm Rifle Meeting' 2014 yang berlangsung di Vietnam, Hanoi.
Selain itu dibawah terdapat pula video peserta dari angkatan darat seluruh Asean melakukan aksi menembaknya pada kejuaraan bergengsi di Hanoi.
Kontingen Indonesia akhirnya dipastikan menjadi Juara Umum setelah mengumpulkan 41 mendali (19 Emas, 12 Perak, 10 Perunggu). Arjuna dan Srikandi Indonesia telah membuktikan aksi terbaiknya dengan mengharumkan Bangsa setelah mereka dilatih keras selama beberapa bulan.
Berikut penampakan Video yang diposkan A Đểu dari Youtube.
Selain itu dibawah terdapat pula video peserta dari angkatan darat seluruh Asean melakukan aksi menembaknya pada kejuaraan bergengsi di Hanoi.
Kontingen Indonesia akhirnya dipastikan menjadi Juara Umum setelah mengumpulkan 41 mendali (19 Emas, 12 Perak, 10 Perunggu). Arjuna dan Srikandi Indonesia telah membuktikan aksi terbaiknya dengan mengharumkan Bangsa setelah mereka dilatih keras selama beberapa bulan.
Berikut penampakan Video yang diposkan A Đểu dari Youtube.
★ Garuda Militer
Menhan Ryamizard Ryacudu Kunjungi KRI Teluk Bintuni 520
PT DRU Larang Pers Liput Kegiatan Menhan KRI Teluk Bintuni 520
PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung, galangan kapal pembuat kapal perang KRI Teluk Bintuni 520, kini sangat tertutup. Pihak PT DRU bahkan melarang wartawan yang akan meliput kunjungan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu saat meninjau di galangan kapal perusahaan tersebut di Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 12 Srengsem Panjang Bandar Lampung, Jumat 5 Desember 2014.
Sikap tertutup dan tidak bersahabat, memang sudah dimulai saat Saibumi.com dan Kompas.com ingin memasuki kawasan tersebut. Dengan alasan harus mendapat ijin dari petinggi perusahaan, pihak security berkeras melarang pers masuk lokasi.
"Harus dapat ijin dulu dari Pak Daniel selaku Kepala Humasnya Mba," kata Muhammad Ribut. Nomor ponsel Pak Daniel yang disebut berkali-kali dihubungi tidak ada balasan.
Ungkapan larangan bernada pelecehan pun, sempat terungkap. "Pulang saja sih Mba, nggak ada amplopnya kok Menterinya datang," kata salah satu security yang berpakaian coklat dan menenteng handy talky.
Pihak security PT DRU bahkan sengaja ingin mengalihkan wartawan dengan menyatakan kedatangan Menhan ke situ masih belum pasti. "Menhannya jam 17.30 kok katanya kemari. Tapi itu 25 persen kemungkinan benar datang. Yang lebih besar kemungkinan jadi itu besok Mba, jam 8 pagi. Jadi mending besok saja Mba datangnya," lagi kata salah satu security berpakaian loreng memberikan informasi.
Padahal, informasi kedatangan Menhan ke PT DRU sudah diperoleh Saibumi dari Kepala Penerangan Korem 043 Garuda Hitam (Kapenrem) Mayor Inf CH Prabowo yang mengatakan Menhan sudah dalam perjalanan menuju PT DRU.
Menyikapi larangan itu, Kapenrem memberi solusi untuk masuk bersamaan. "Nanti masuknya sama saya saja Mba," katanya lewat SMS. Namun, menjelang Menhan masuk pagar utama, langkah ini pun dihalangi pihak security. "Koordinasi dulu kedalam yah Mba sebelum masuk. Ini acara Korem soalnya," kata security bertubuh gemuk itu.
Kapenrem yang sudah di halaman dalam untuk menunggu kami pun, tak digubris security. "Tunggu kami koordinasi dulu yah mba," jawabnya kembali memberi alasan sambil menggaruk kepalanya.
Rombongan Menhan akhirnya masuk dengan diawali mobil POMAL. Menhan menaiki Alphard hitam bernopol RI 22. Selama mobil-mobil rombongan lewati gerbang utama, kami tetap dilarang masuk.
Kapenrem melihat kami tertahan dipintu pagar utama akhirnya langsung menghampiri kami. Bisa lewati pagar utama, kembali kami tertahan di pos security bagian dalam. "Tunggu sebentar yah Mba, kami koordinasi dulu dengan Lanal. Soalnya nama mba tidak ada tertera didalam list wartawan yang diserahkan Lanal (Pangkalan AL Panjang)," kembali salah satu security beri alasan.
Langsung saibumi.com acungkan ponsel kehadapannya dan menekan no ponsel Komandan Pangkalan AL (Danlanal) Kol Laut (P) Suharto dan selama percakapan dengan Danlanal dilakukan lewat speaker. Muka security itu sempat kaget dan langsung pergi begitu pembicaraan berakhir. "Saya koordinasi dulu ke para petinggi DRU nya yah Mba," kembali lagi security lain beri alasan. Gelagat tak ramah dan alasan yang dibuat-buat membuat kami akhirnya memutuskan untuk segera beranjak dari pos satpam.
Kapenrem Mayor Inf CH Prabowo akhirnya mengantarkan kami keluar dari pos security tersebut.Pantau Perakitan Kapal Perang, Kunjungan Menhan Tertutup bagi Media KRI Teluk Bintuni 520
Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Riyacudu ke lokasi produksi kapal perang di Lampung terlarang untuk diliput wartawan. Tidak ada penjelasan tentang alasan atas pelarangan tersebut.
Larangan peliputan itu disampaikan sekuriti PT Daya Radar Utama (DRU) yang memproduksi kapal perang.
"Maaf, Mbak, kami hanya menjalankan tugas. Pimpinan saya melarang wartawan masuk ke areal," kata Muhammad Ribut, seorang sekuriti PT DRU kepada wartawan, Jumat (5/12/2014).
Selain melarang, sejumlah sekuriti lainnya mengintai wartawan untuk memastikan agar jurnalis tidak masuk ke areal kunjungan menteri. Bahkan, salah seorang sekuriti menyela suruh wartawan pulang karena liputan kunjungan Menhan tak ada "amplop".
"Sudah, Mbak, pulang saja. Liputan di sini tak ada amplop," celetuk dia.
Sementara itu, Kapenrem 043 Garuda Hitam Mayor Inf CH Prabowo menjelaskan, kunjungan Menhan ini dalam rangka memantau kapal perang KRI 520 Teluk Bintuni yang dirakit oleh PT DRU. Kapal ini merupakan salah satu kapal perang pertama yang diproduksi dalam negeri dengan total biaya Rp 160 miliar untuk menambah alutsista ketahanan RI.
Kapal itu diproduksi sejak Juli 2013 dan target awal selesai pada Oktober 2014. Selanjutnya kapal itu awalnya akan dipamerkan dalam parade alutsista pada Perayaan HUT ke-69 TNI di Surabaya. Namun rencana itu gagal teralisasi.
KRI Teluk Bintuni memiliki spesifikasi panjang 120 meter, lebar 18 meter dan tinggi 11 meter. Mesinnya berkekuatan 2×3285 KW dengan kecepatan 16 knot. Kapal tersebut memuat 10 tank Leopard, dua helikopter dan 361 pasukan bersenjata lengkap.
Selain itu, KRI Teluk Bintuni dilengkapi tiga jenis meriam, yakni satu unit meriam berdiameter 40 mm, dua unit 20 mm dan dua unit memiliki diameter 12,7 mm.
PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung, galangan kapal pembuat kapal perang KRI Teluk Bintuni 520, kini sangat tertutup. Pihak PT DRU bahkan melarang wartawan yang akan meliput kunjungan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu saat meninjau di galangan kapal perusahaan tersebut di Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 12 Srengsem Panjang Bandar Lampung, Jumat 5 Desember 2014.
Sikap tertutup dan tidak bersahabat, memang sudah dimulai saat Saibumi.com dan Kompas.com ingin memasuki kawasan tersebut. Dengan alasan harus mendapat ijin dari petinggi perusahaan, pihak security berkeras melarang pers masuk lokasi.
"Harus dapat ijin dulu dari Pak Daniel selaku Kepala Humasnya Mba," kata Muhammad Ribut. Nomor ponsel Pak Daniel yang disebut berkali-kali dihubungi tidak ada balasan.
Ungkapan larangan bernada pelecehan pun, sempat terungkap. "Pulang saja sih Mba, nggak ada amplopnya kok Menterinya datang," kata salah satu security yang berpakaian coklat dan menenteng handy talky.
Pihak security PT DRU bahkan sengaja ingin mengalihkan wartawan dengan menyatakan kedatangan Menhan ke situ masih belum pasti. "Menhannya jam 17.30 kok katanya kemari. Tapi itu 25 persen kemungkinan benar datang. Yang lebih besar kemungkinan jadi itu besok Mba, jam 8 pagi. Jadi mending besok saja Mba datangnya," lagi kata salah satu security berpakaian loreng memberikan informasi.
Padahal, informasi kedatangan Menhan ke PT DRU sudah diperoleh Saibumi dari Kepala Penerangan Korem 043 Garuda Hitam (Kapenrem) Mayor Inf CH Prabowo yang mengatakan Menhan sudah dalam perjalanan menuju PT DRU.
Menyikapi larangan itu, Kapenrem memberi solusi untuk masuk bersamaan. "Nanti masuknya sama saya saja Mba," katanya lewat SMS. Namun, menjelang Menhan masuk pagar utama, langkah ini pun dihalangi pihak security. "Koordinasi dulu kedalam yah Mba sebelum masuk. Ini acara Korem soalnya," kata security bertubuh gemuk itu.
Kapenrem yang sudah di halaman dalam untuk menunggu kami pun, tak digubris security. "Tunggu kami koordinasi dulu yah mba," jawabnya kembali memberi alasan sambil menggaruk kepalanya.
Rombongan Menhan akhirnya masuk dengan diawali mobil POMAL. Menhan menaiki Alphard hitam bernopol RI 22. Selama mobil-mobil rombongan lewati gerbang utama, kami tetap dilarang masuk.
Kapenrem melihat kami tertahan dipintu pagar utama akhirnya langsung menghampiri kami. Bisa lewati pagar utama, kembali kami tertahan di pos security bagian dalam. "Tunggu sebentar yah Mba, kami koordinasi dulu dengan Lanal. Soalnya nama mba tidak ada tertera didalam list wartawan yang diserahkan Lanal (Pangkalan AL Panjang)," kembali salah satu security beri alasan.
Langsung saibumi.com acungkan ponsel kehadapannya dan menekan no ponsel Komandan Pangkalan AL (Danlanal) Kol Laut (P) Suharto dan selama percakapan dengan Danlanal dilakukan lewat speaker. Muka security itu sempat kaget dan langsung pergi begitu pembicaraan berakhir. "Saya koordinasi dulu ke para petinggi DRU nya yah Mba," kembali lagi security lain beri alasan. Gelagat tak ramah dan alasan yang dibuat-buat membuat kami akhirnya memutuskan untuk segera beranjak dari pos satpam.
Kapenrem Mayor Inf CH Prabowo akhirnya mengantarkan kami keluar dari pos security tersebut.Pantau Perakitan Kapal Perang, Kunjungan Menhan Tertutup bagi Media KRI Teluk Bintuni 520
Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Riyacudu ke lokasi produksi kapal perang di Lampung terlarang untuk diliput wartawan. Tidak ada penjelasan tentang alasan atas pelarangan tersebut.
Larangan peliputan itu disampaikan sekuriti PT Daya Radar Utama (DRU) yang memproduksi kapal perang.
"Maaf, Mbak, kami hanya menjalankan tugas. Pimpinan saya melarang wartawan masuk ke areal," kata Muhammad Ribut, seorang sekuriti PT DRU kepada wartawan, Jumat (5/12/2014).
Selain melarang, sejumlah sekuriti lainnya mengintai wartawan untuk memastikan agar jurnalis tidak masuk ke areal kunjungan menteri. Bahkan, salah seorang sekuriti menyela suruh wartawan pulang karena liputan kunjungan Menhan tak ada "amplop".
"Sudah, Mbak, pulang saja. Liputan di sini tak ada amplop," celetuk dia.
Sementara itu, Kapenrem 043 Garuda Hitam Mayor Inf CH Prabowo menjelaskan, kunjungan Menhan ini dalam rangka memantau kapal perang KRI 520 Teluk Bintuni yang dirakit oleh PT DRU. Kapal ini merupakan salah satu kapal perang pertama yang diproduksi dalam negeri dengan total biaya Rp 160 miliar untuk menambah alutsista ketahanan RI.
Kapal itu diproduksi sejak Juli 2013 dan target awal selesai pada Oktober 2014. Selanjutnya kapal itu awalnya akan dipamerkan dalam parade alutsista pada Perayaan HUT ke-69 TNI di Surabaya. Namun rencana itu gagal teralisasi.
KRI Teluk Bintuni memiliki spesifikasi panjang 120 meter, lebar 18 meter dan tinggi 11 meter. Mesinnya berkekuatan 2×3285 KW dengan kecepatan 16 knot. Kapal tersebut memuat 10 tank Leopard, dua helikopter dan 361 pasukan bersenjata lengkap.
Selain itu, KRI Teluk Bintuni dilengkapi tiga jenis meriam, yakni satu unit meriam berdiameter 40 mm, dua unit 20 mm dan dua unit memiliki diameter 12,7 mm.
Langganan:
Postingan (Atom)