Drone CH-4 TNI AU [Adhityaaap]
Perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-74 TNI berlangsung berbeda dari tahun sebelumnya. Di hadapan Presiden Joko Widodo, TNI menampilkan pesawat tanpa awak, yakni pesawat CH-4.
"Perayaan hari ulang tahun TNI ke-74 dan perayaan dilaksanakan secara normatif, mulai parade dan defile. Termasuk defile kendaraan tempur, yang berbeda dari tahun kemarin adalah penampilan khusus yang kami elaborasi dengan kegiatan lain adalah adanya pesawat CH-4 dari pesawat yang telah dimiliki oleh TNI," ujar Panglima TNI Jenderal TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (5/10/2019).
Drone yang mampu terbang di ketinggian 15 ribu kaki tersebut merupakan alutsista terbaru milik TNI. Pesawat tanpa awak berjenis medium altitude long endurance (MALE) tersebut bahkan bisa terbang dengan jangkauan radius of action-nya 1.000 kilometer apabila menggunakan satelit beyond line of sight (BLOS).
"Hari ini kami tampilkan di depan Presiden bahwa kami sudah memiliki pesawat tanpa awak, memiliki kemampuan MALE, dan mampu terbang dengan radius of action 1.500-2.000 km dengan menggunakan beyond line of sight dengan bantuan satelit," kata Hadi.
Hadi mengatakan pesawat itu memiliki tingkat akurasi penembakan yang tinggi. Kata Hadi, pesawat itu sudah diuji coba saat TNI melaksanakan latihan gabungan di Situbondo, Jawa Timur.
"Pesawat tersebut, ketika latihan gabungan TNI di Situbondo, sudah melaksanakan penembakan rudal dan hasilnya sudah sangat baik," katanya.
Selain pesawat tanpa awak, Hadi menyebut, dalam perayaan HUT ke-74, TNI juga menampilkan pesawat Boeing 737. Pesawat Boeing 737, kata Hadi, memiliki kemampuan pengintaian sangat baik.
"Seluruh kegiatan dimonitor oleh dua pesawat Boeing 737 yang memiliki kemampuan kamera yang akurasinya sangat baik. Pesawat Boeing juga pernah kami coba dalam latihan operasi latihan gabungan di Situbondo dan akurasi ya sangat baik karena bisa memberikan informasi terkait dengan sasaran langsung real time ke satuan satbag-satbag di bawah," katanya.
"Pagi ini kami tampilkan juga pesawat Boeing 737 untuk monitor jalannya upacara hari ulang tahun dan hasil bisa dilihat apa yang terjadi di udara yang kita tidak tahu tapi karena kemampuan bisa dimonitor oleh pesawat Boeing dan ditampilkan di hadapan kita dengan real time," sambungnya.
♖ detik
Panser Kobra 8x8
Pindad akan menampilkan tiga kendaraan tempur terbarunya di tengah perayaan Hari Ulang Tahun TNI pada 5 Oktober 2019 nanti. Tiga produk tersebut adalah medium tank yang dinamai Harimau, Kendaraan Tempur (Rapur) 8x8 untuk pasukan infanteri Kobra, serta panser 6x6 untuk satuan kavaleri Badak.
“Kobra ini yang paling baru,” kata Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Tuning Rudyati kepada Tempo, Kamis, 3 Oktober 2019.
Tuning mengatakan, kendati Kobra tergolong paling baru, tapi pengembangannya nyaris berbarengan dengan Medium Tank Harimau.
“Sebenarnya berbarengan untuk 8x8 dengan medium tank, pengembangannya bersama-sama. Tapi kalau perjalanan medium tank ini panjang, dulu kita merakitnya 3 tahun karena memang teknologinya beda banget,” kata dia.
Pindad mengembangkan Ranpur 8x8 Kobra bekerja-sama dengan Republik Ceko. Pilihan kerja-sama tersebut sudah ditimbang dari berbagai segi. Mulai dari pemilihan teknologi, isu politik, hingga nilai ekonomi. “Dia sejenis dengan Panser 6x6, bukan tank, masih menggunakan roda,” kata Tuning.
Tuning mengatakan, spesifikasi Kobra berbeda dengan Panser 6x6 yang sudah lebih dulu dikembangkan oleh Pindad. “Ranpur 8x8 ini perbedaannya di mobilisasi. Misalnya mengangkut personil lebih banyak,” kata dia.
Tuning mengatakan, pengembangan Ranpur 8x8 Kobra sudah tuntas. Kobra bahkan sudah masuk dalam persiapan kontrak pemesanan pemerintah.
Departemen Korporat Komunikasi PT Pindad, Komarudin mengatakan, Harimau, Kobra, serta Badak tersebut akan mengikuti defile dalam perayaan Hari Ulang Tahun TNI yang akan dipusatkan di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu, 5 Oktober 2019. “Ini sudah ikut gladi defile,” kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 Oktober 2019.
Komarudin mengatakan, Pindad menyiapkan masing-masing 1 unit Medium Tank Harimau, Ranpur 8x8 Kobra, serta Badak 6x6.
♖ Tempo
Ilustrasi UAV TNI [indomiliter]
TNI berhasil mengidentifikasi dua pelaku penembakan di Kampung Skouw-Wutung, Distrik Muara Tami, daerah perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini (RI-PNG), menggunakan drone atau pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh dengan remote control.
Kapendam Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto, menyebut pelaku penembakan yang terjadi di perbatasan RI-PNG sekitar pukul 06.00 WIT, Selasa (1/10). Diduga pelaku merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Tentara Revolusi West Papua (TRWP) yang dipimpin Mathias Wenda.
“Anggota satgas dan tim gabungan saat itu melakukan pengejaran ke arah suara tembakan. Selain itu anggota juga kerahkan drone untuk mengintai dan ternyata terlihat dua orang lari ke arah Wutung, Papua Nugini (PNG), salah satunya membawa pucuk senjata jenis M16,” kata Eko, Rabu, (2/10).
Eko menjelaskan, setelah lari ke arah Wutung PNG, dua orang TRWP itu langsung bersembunyi di sebuah gubuk, namun anggota tak dapat melanjutkan pengejaran karena sudah melewati batas negara PNG.
“Saat ini sedang dilakukan koordinasi dengan aparat PNG dan kami menunggu dari pihak PNG apakah nanti (tim) gabungan atau dari PNG sendiri yang akan menindaklanjuti laporan dari kami ini,” ujar Eko.
Eko juga mengatakan, akibat kejadian itu saat ini akses di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw antara RI dengan PNG ditutup sementara untuk mencegah aksi susulan. “Anggota di Kotis Skouw sedang perkuat penjagaan untuk mengantisipasi gerakan susulan dari kelompok itu,” tutur Eko.
♖ Kumparan
Drone tempur CH-4B [Airspace Review]
Ada penampakan beberapa alutsista baru milik Tri Matra Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam kegiatan geladi kotor perayaan HUT TNI ke-74 pada Rabu (2/10).
Ucapara HUT TNI ke-74 akan dilaksanakan di Lanud Halim Perdanakusuma pada Sabtu, 5 Oktober 2019.
Dari pandangan mata langsung Airspace Review di lapangan, alutsista baru ini belum tampak pada parade HUT TNI tahun sebelumnya.
Pertama yang sangat mencolok adalah debut drone intai serang tanpa awak CH-4 buatan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC). Sebanyak dua unit drone CH-4 kini telah dimiliki TNI AU dan akan menyusul enam unit lagi.
Sebelumnya, CH-4 sempat dilibatkan dalam pelaksanaan Latihan Gabungan (Latgab) Dharma Yudha 2019 yang digelar di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo Jawa Timur, 9-12 September 2019.
Kendaraan Taktis MRAP Hanoman/First Win
Selanjutnya, debut TNI AD dalam perayaan HUT TNI kali ini adalah kendaraan tempur (ranpur) Hanoman. Ditilik dari desainnya, Hanoman tak lain adalah ranpur First Win buatan Chaeseri Defense, Thailand.
Hanoman merupakan ranpur jenis MRAP yang sanggup bertahan dari ranjau darat atau bahan peledak improvisasi (IED). Kendaraan yang dapat menampung 11 prajurit ini dimiliki oleh Satuan Kopassus TNI AD.
Kendaraan perang baru lainnya adalah tank medium Harimau buatan Pindad bersama mitranya dari Turki, FNSS. Dalam pameran IDEF 2019 silam di Istanbul, Turki, tank berkanon 105 mm ini telah resmi dipesan 18 unit untuk Batalyon Kavaleri (Yonkav) TNI AD.
Swamp-Boat
Selain kendaraan darat, TNI AD juga mulai mengoperasikan kendaraan air jenis swamp boat. Umumnya kendaraan ini dioperasikan di atas rawa atau aliran sungai. Namun, swamp boat juga bisa dijalankan di atas tanah.
Wahana swamp boat berawak tujuh orang ini dikembangkan oleh perusahaan lokal PT Mega Perkasa Engineering yang telah dioperasikan di Papua, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.
TNI AL juga ketinggalan memamerkan kendaraan perang barunya yang diwakili oleh Satuan Pasukan Katak (Satpaska) dan Korps Marinir.
Kendaraan taktis ILSV
Dalam parade kali ini, Satpaska memamerkan rantis ringan serbugana ILSV 4X4 buatan perusahaan lokal PT Jala Berikat Nusantara Perkasa. Kabin ILSV dapat menampung delapan prajurit termasuk pengemudi.
Sedangkan Korps Marinir TNI AL mempertunjukkan kendaraan pengusung peluncur roket multilaras (MLRS) terbarunya. Rak pengusung roket kaliber 122 mm diletakkan di atas dek belakang truk Beiben 2628.
♖ Airspace Review
UCAV CH4 TNI AU (Jenda)
Arab Saudi, Australia, dan China menjadi pembeli senjata dan perlengkapan militer terbesar di dunia pada tahun 2018, menurut lembaga Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).
Peringkat Australia melonjak dari peringkat keempat di tahun 2017, menjadi pembeli senjata impor terbesar kedua di dunia, setelah Arab Saudi.
Sementara peringkat Indonesia yang pernah menduduki peringkat kelima, telah turun ke peringkat 22, yang artinya pembelian impor alat utama sistem senjata, atau alutsista, telah turun signifikan.
Sejumlah pengamat militer dan pertahanan di Indonesia mengatakan merosotnya peringkat Indonesia disebabkan karena membandingkan tren belanja militer yang secara global sedang mengalami peningkatan.
“Secara domestik belanja militer Indonesia justru mengalami kenaikan. Tapi kalau dibaca secara tren di kawasan dan global pembelanjaan alutsista kita mungkin kurang cepat atau kurang besar,” ujar Muhammad Haripin, pengamatan pertahanan dari LIPI.
Menurut data yang ia miliki malah sebaliknya, telah terjadi peningkatan signifikan dari impor alat utama sistem senjata pada periode 2017-2018, contohnya akuisisi Main Battle Tank (MBT) Leopard pabrikan Jerman.
Di tahun 2017 nilai akuisisi Indonesia untuk salah satu tank tercanggih di dunia itu hanya 49 unit. Namun, di tahun 2018, Indonesia kembali mengakuisisi MBT hingga hampir 2 kali lipat menjadi 79 unit.
Sehingga sejauh ini total nilai repositori Indonesia untuk MBT ini menjadikan 30 unit.
“Akuisisi MBT Leopard ini menjadi yang paling signifikan dari sisi kuantitas,” paparnya.
Pengamat pertahanan dan militer lainnya, Connie Rahakundini Bakrie mengatakan penurunan impor alutisista bisa dikatakan sebagai sebuah “prestasi”.
“Ini membuktikan komitmen pemerintah untuk memicu tumbuhnya kemandirian industri pertahanan,” ujar Connie kepada ABC Indonesia.
Kemana larinya anggaran pertahanan?
Di Indonesia, Kementerian Pertahanan menjadi salah satu instansi pemerintah yang mendapatkan anggaran paling besar dalam APBN 2020.
Alokasi anggaran Kemenhan mencapai Rp 131,2 triliun, atau meningkat 19,7 persen dari tahun 2019, untuk memenuhi kebutuhan belanja pegawai di tubuh TNI dan serta belanja alutsista.
“Supaya pertahanan bisa terjaga dengan baik, sehingga harus meningkatkan persenjataan” ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani di Kantor Kemenkeu, pekan lalu.
Tapi menurut Connie anggaran pengadaan yang meningkat ini jauh dari harapan untuk secara signifikan meningkatkan kesiapan dan gelar TNI.
“Anggaran 2020 itu akan terserap ke Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 2 serta satuan baru, seperti Komando Operasi Khusus, selain juga belanja pegawai,” tambahnya.
Bukan Berarti Indonesia Tak Punya Uang
Medium Tank Harimau Hitam
Sementara pengamat pertahanan dari Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran Bandung, Muradi menilai merosotnya peringkat Indonesia dalam hal belanja perlengkapan militer disebabkan strategi nasional di bidang alutsista.
Sama seperti pengamat lainnya, Muradi mengatakan Indonesia tidak lagi hanya impor saja dalam pengadaan alutsista.
“Turun peringkat bukan berarti kita tidak punya uang … tapi kita juga bisa membangun, merancang, memproduksi dan menguasai teknologi,” ujarnya kepada ABC Indonesia.
Tak hanya itu, meski dengan anggaran terbatas, TNI tetap memperkuat alutsista dengan salah satu caranya lewat mengakuisisi.
“Jadi Indonesia punya target pengadaan 1000 tank, solusinya kita joint kerjasama dengan Turki membuat Tank Harimau.”
Contoh lainnya, Indonesia baru saja negosiasi pembelian pesawat tempur KF-X dari Korea dan sepakat melakukan ‘co-production’ dengan negara tersebut.
Tak Ingin Tergantung Negara Lain
Muhammad Haripin mengatakan pengadaan alutsista mengacu pada ‘Minimum Essential Force’, sebuah strategi untuk mencapai kekuatan pokok minimum sebagai pertahanan yang ideal dan disegani di tingkat regional dan internasional.
“Kalau lihat dokumen MEF, kita butuh banyak anggaran untuk patroli maritim, Angkatan Laut juga butuh kapal patrol … dan daftar belanja kita banyak sebenarnya, anggaran terus naik.”
Dengan perdagangan alutsista yang semakin dinamis, Indonesia pun sekarang banyak memiliki pilihan, seperti membelinya dari Swedia, Perancis, bahkan China.
Kerjasama militer dengan banyak negara juga sejalan dengan status Indonesia sebagai negara bebas aktif, seperti yang diutarakan Muradi.
“Agar kalau terjadi apa-apa kita tidak tergantung dengan negara atau blok tertentu” katanya.
Yang terpenting, menurut Connie, adalah mewujudkan kekuatan TNI sebagai poros maritim, dirgantara dan permukaan di dunia.
“Menhan baru di kabinet mendatang sebaiknya membuat ‘road map’ industri pertahanan yang lebih tertata dan terkolaborasi antara BUMN, BUMS, agar integrasi pelaku industri pertahanan semakin terwujud.”
PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan menjalin sinergi bersama Kementerian Pertahanan RI (Kemhan) melalui kerjasama penggunaan Anti Drone (Drone Jammer). [Pool/Kemhan]
PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam penggunaan antidrone atau (drone jammer) untuk melindungi kilang minyak dan gas bumi yang dimilikinya dari ancaman serangan pesawat tanpa awak atau drone.
Menhan Ryamizard Ryacudu dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin, mengatakan, pihaknya sangat terbuka dan siap bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung pengamanan objek vital nasional.
PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan, kata dia, merupakan salah satu kilang pengolahan minyak dan gas bumi milik negara yang berlokasi di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Sesuai dengan amanat Undang-Undang, obvitnas atau obyek vital nasional harus dilindungi dari berbagai ancaman serangan karena menyangkut kemaslahatan rakyat Indonesia," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.
Hal itu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 90 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengamanan Wilayah Udara Republik Indonesia.
Dua unit drone jammer gun model dan static drone jammer milik Kemhan sudah terbukti mampu menangkal atau mencegah serangan udara melalui penggunaan drone.
"Penggunaan bersama antidrone sebagai komitmen nyata Kemhan dalam menjaga serta melindungi objek vital nasional (obvitnas) dari ancaman serangan drone termasuk, di antaranya kilang minyak milik PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan," ujarnya.
Purnawirawan jenderal bintang empat ini, menyebutkan, kerja sama peminjaman pesawat antidrone itu juga berkaca peristiwa serangan drone di kilang minyak terbesar di dunia yang berada di Arab Saudi beberapa waktu lalu.
Akibat serangan tersebut, sekitar 50 persen pasok minyak dunia mengalami penurunan.
Manager HSSE PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan, Hartanto berharap, kerja sama tersebut merupakan bentuk sinergi yang baik antara PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan dan Kemenhan dalam upaya pertahanan dan menciptakan situasi keamanan termasuk pada keberlangsungan operasional obvitnas.
Delegasi Kemhan dipimpin oleh Kasub Komlek Kemenhan Letkol Arh Aries Sugiantoro, dan Hartanto didampingi oleh Senior Supervisor Nonfisik Security PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan, Maryono.