Sabtu, 09 November 2013

Cara Elegan RI Desak AS Akui Penyadapan

Aksi penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat memicu reaksi keras dari berbagai kalangan di Indonesia. Salah satunya adalah untuk meninjau ulang hubungan diplomatik antara Indonesia dan AS.

Menurut Ganetawati Wulandari, Pengamat Hubungan Internasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), perlu smart diplomacy untuk menyelesaikan masalah penyadapan itu.

"Maksud dari smart diplomacy adalah menggunakan cara-cara persuasif. Jadi, Indonesia tidak perlu menggunakan kekuatan yang berlebihan. Sudah tidak zaman lagi kita melakukan protes dengan menggunakan hard power," kata Ganetawati.

Dia menambahkan, dalam konteks penyadapan ini, dirinya yakin tidak ada yang mau berperang dengan negara yang melakukan penyadapan.

"AS adalah negara besar yang memiliki kemampuan keuangan dan dukungan militer yang global. Apakah kita mampu menghadapinya? Itu adalah yang perlu diukur sebelum memutuskan hubungan diplomatik," ujar Ganetawati.

Ganetawati juga menyampaikan pemutusan aksi diplomatis itu akan menyebabkan nilai kerugian yang jauh lebih besar bagi Indonesia. Dan tidak ada manfaat positif dari pemutusan hubungan diplomatik dengan AS.

Menurutnya, salah satu contoh untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menawarkan isu-isu terkait dengan kepentingan suatu negara. Misalnya, data dalam masalah terorisme, AS sangat membutuhkan data-data tersebut.

"Untuk membuat AS mengaku telah melakukan penyadapan apa saja, Indonesia harus mengunci data mengenai terorisme yang dibutuhkannya. Ada proses tawar menawar untuk mendesak AS mengakui penyadapannya," kata Ganetawati.

Selain itu, tambah Ganetawati, Indonesia juga harus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam bidang teknologi. Sebab, peran teknologi dalam menangkal penyadapan sangat penting.

"Sekarang model penyadapan semakin canggih dan rumit. AS mungkin saja melakukan penyadapan dengan menggunakan satelit di ruang angkasa," kata Ganetawati.


  Vivanews  

Hacker Australia ikut bantu peretas Indonesia serang negaranya

Di luar dugaan, tak ada cyber war antara hacker dari Indonesia dengan Australia, karena yang ada justru kerja sama yang erat di antara keduanya untuk menyerang situs-situs pemerintah Australia. Menurut seorang penggiat Anonymous Indonesia dengan akun twitter @valdiapr, pihaknya ingin mengkonfirmasikan bahwa tidak ada saling serang antara hacker Indonesia dengan Australia.

"Namun, hacker Australia justru membantu Indonesia untuk menyerang website pemerintahan australia, karena mereka sendiri juga merasa kalau tindakan itu tidak baik, dan itu termasuk mencuri data atau informasi negara lain," ujarnya kepada merdeka.com, Sabtu (8/11).

Menurut dia, hacker Australia juga menyarankan agar serangan hacker dari Australia tidak dilakukan secara acak dan hanya menyasar situs pemerintahan. Hacker Australia bahkan memberikan masukan situs-situs mana yang layak diserang, di antaranya situs intelijen Australia di Asio.gov.au.

"Untuk mengetahui lebih jauh rencana penyerangan ini, sudah ada di event resmi yang diadakan Indonesia Security Down," tuturnya.

Anonymous Indonesia juga mengingatkan kepada hacker Indonesia agar menghentikan serangan terhadap website-website kecil Australia yang dilakukan secara acak, agar penyerangan terhadap situs utama tetap lancar.

  Transkrip chatting hacker Indonesia dan Australia 

Buntut penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia terhadap Indonesia, hacker dari Indonesia menyerang ratusan situs Australia secara acak beberapa hari yang lalu. Namun, setelah adanya pembicaraan antara hacker Australia dan Indonesia, maka serangan ke Australia dilakukan tepat sasaran.

Kepada tokoh Anonymous Indonesia, hacker Indonesia bahkan mendapat masukan situs-situs mana yang seharusnya diserang, di antaranya situs intelijen Australia, di Asio.gov.au.

Merdeka.com, Sabtu (9/11) berhasil mendapatkan transkrip rekaman pembicaraan chatting antara hacker Indonesia dan Australia. Berikut ringkasan percakapan diantara mereka:

xCrotZ: hi xCrotZ: im from indonesian
@Absantos: The Government is the target, not random .au websites, They haven't done anything wrong. 
xCrotZ: Can you give us a target for attack?? 
xCrotZ: yeah i know 
@Absantos: Asio.gov.au would be a good start 
@Absantos: Truth be said, you wouldn't want a cyber war with Australia 
@Absantros: No Worries 
xCrotz: Can you tell me purpose of these targets? 
raxstorm: The Asio are the Australian spy agency 
raxstorm: They re the ones doing spying

(mdk/hhw

 Situs Intelijen Australia rontok dihajar Hacker Indonesia 

Ancaman hacker Indonesia yang akan membombardir situs pemerintah Australia ternyata bukan isapan jempol. Seperti sudah dikobarkan sebelumnya, peretas Indonesia menggempur habis-habisan situs penting pemerintah Australia, di antaranya situs intelijen yang down 100 persen hanya dalam hitungan jam saja.

Situs Badan Intelijen Australia atau Australian Intelligence Service yang beralamat di www.asis.gov.au sudah tidak bisa dibuka. Dan jika kita melihat status situs ini, dinyatakan bahwa situs vital keamanan Australia itu 100% down atau mati total.

Menurut Indonesia ICT Institute, memang sempat beberapa hacker kebingungan soal sasaran apa yang akan dituju. Jika sebelumnya begitu banyak situs yang diganti tampilannya alias di deface, nampaknya malam ini serangan fokus ke situs yang berpengaruh.

Apalagi, banyak pihak mengatakan bahwa situs yang diretas sebelumnya tidak berkualitas, padahal hacker Indonesia saat ini diakui kualitasnya sebagai peretas nomor satu di dunia. Selain situs www.asis.gov.au, ada situs intelijen lain yang sempat disasar, tapi kemudian akhirnya mengarah ke situs ini.

Situs www.asis.gov.au yang diserang hacker-hacker Indonesia ini terlihat sempat pingsan sebelum akhirnya mati total. Situs yang dibuat down oleh para peretas Indonesia sesekali hidup kembali.

Kondisi situs ini bisa dilihat di status.ws untuk mengetahui situs-situs apa saja yang down dan terlihat situs vital Australia ini beberapa kali down, sampai terlihat bahwa situs ini tidak bisa dibuka.

Serangan terhadap situs penting Australia diprediksi masih akan berlanjut hingga keesokan harinya. Serangan dari hacker Indonesia merupakan pembalasan atas penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia terhadap jaringan internet Indonesia.

  Merdeka  

Hacker Australia Serang Situs Presiden Tapi Salah Sasaran

Serangan hacker Indonesia ke Australia yang disebut beberapa pihak sebagai serangan sepihak dan bukanlah cyber war, ternyata pendapat tersebut tidak benar. Hacker Australia yang semula dianggap sebagai teman seperjuangan ternyat amenyerang balik situs Presiden RI.

Situs Presiden RI diserang balik peretas Australia dan dibuat down. Namun, untungnya, yang diserang ternyata salah. Yang diserang habis-habisan dan dibuat lumpuh adalah situs www.presidenri.gov.id.

Inilah yang terjadi. Situs pemerintah Indonesia tidak menggunakan singkatan gov.id melainkan go.id. Situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah www.presidenri.go.id. Hingga pagi ini situs tersebut dalam kondisi baik-baik saja. Sebab meski sama-sama situs dengan domain presidenri, namun antara gov.id dan go.id tentu berbeda.

Pengamat Telematika Heru Sutadi mengatakan dengan serangan balik ini artinya Indonesia sudah harus siap menghadapi cyber war yang terjadi.

"Ini merupakan warning bagi seluruh situs pemerintahan dan militer untuk menjaga sistem informasi dan komunikasi secara aman. Back up semua data, dan siapkan tim yang memantau detik per detik situs setidaknya sampai warning ini dicabut, sehingga bila ada serangan dapat segera ditanggulangi," harap Heru kepada merdeka.com, Sabtu (9/11).

Dikatakannya, perang cyber ini laksana bermain bola. "jika hacker-hacker itu menyerang situs negara lain, ibarat bermain sepak bola, back dan kiper juga harus siap. Sebab jika penyerang gagal, dan terjadi serangan balik, maka kita sendiri yang akan kebobolan habis-habisan. Apalagi diketahui, situs-situs pemerintah dan militer di Indonesia sendiri tidak terlalu kuat dan sudah sering juga dijebol hacker," kata Heru.


  Merdeka  

Heli MI-17 Milik TNI AD Jatuh di Kalimantan

  Semua Korban Jatuhnya Heli MI-17 Milik TNI AD Sudah Ditemukan 

Sebanyak 13 penumpang tewas dan enam penumpang mengalami luka bakar. 

Ilustrasi Mi 17 TNI AD
Semua korban Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang jatuh di daerah Kecamatan Baku Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara sudah ditemukan. Sebanyak 13 penumpang tewas dan enam penumpang mengalami luka bakar.

Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan korban yang selamat seluruhnya telah di bawa ke rumah sakit setempat.

"Seluruh korban jatuhnya helikopter sudah ditemukan, sebanyak 13 orang tewas dan 6 orang mengalami luka bakar. Korban yang selamat langsung di bawa ke rumah sakit," ujar Iskandar saat dihubungi VIVAnews, Sabtu 9 November 2013.

Seperti diketahui Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat berangkat dari Tarakan, Kalimantan Utara, sekitar pukul 09.09 WITA pagi tadi menuju perbatasan Malaysia dengan mengangkut 1.800 kg logistik untuk keperluan pembangunan pos perbatasan di Long Bulan atau daerah Tunjungan, Malinau melalui pos Apauping.

Seharusnya Helikopter MI-17 tiba di pos Apauping pada 10.06 WITA, tetapi hingga pukul 10,10 WITA pesawat belum mendarat.(asp)

 Dugaan Penyebab Helikopter TNI AD Jatuh di Kalimantan Utara 

Secara tiba-tiba helikopter kehilangan power (tenaga).

Kapuspen TNI Laksamana Muda, Iskandar Sitompul mengungkapkan dugaan awal penyebab jatuhnya Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di daerah Kecamatan Baku Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.

Menurutnya, secara tiba-tiba helikopter kehilangan power (tenaga) hingga akhirnya jatuh dan menyebabkan 13 orang tewas serta 6 mengalami luka bakar.

Helikopter tersebut membawa 21 penumpang yakni 13 orang warga sipil dan 8 anggota TNI. "Seluruh korban sudah ditemukan, yang selamat sudah dibawa ke rumah sakit terdekat," katanya.

Pihaknya akan segera melakukan investigasi terkait penyebab insiden nahas tersebut. Terutama soal mendadak hilangnya tenaga (power) helikopter yang baru dibeli 2-3 tahun lalu. "Kita akan segera kirim tim untuk investigasi masalah itu. Apakah ada masalah teknis atau yang lainnya," ujar dia.

Helikopter itu berangkat dari Tarakan, Kalimantan Utara, sekitar pukul 09.09 WITA pagi tadi menuju perbatasan Malaysia dengan mengangkut 1.800 Kg logistik untuk keperluan pembangunan pos perbatasan di Long Bulan atau daerah Tunjungan, Malinau melalui pos Apauping.

Seharusnya Helikopter MI-17 tiba di pos Apauping pada 10.06 WITA, tetapi hingga pukul 10.10 WITA pesawat belum mendarat.(eh)


R.I.P

  Vivanews  

Menhan Indonesia - Australia Diskusi Isu Strategis Kerjasama Pertahanan

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ30X1VZCqKVZ_mbzQW7ij5H54hRSJhriwBzoY95thciEetia-9Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Jumat (8/11), menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Australia David Johnston bersama delegasinya di Kantor Kemhan, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Menhan RI mendiskusikan kerjasama pertahanan dengan Menhan Australia.

Dalam dialog Head to Head ini dibicarakan antara lain tentang peningkatan kerjasama pertahanan di bidang patroli maritim bersama. Menteri Pertahanan Australia mengatakan akan melanjutkan dan memperluas area kerjasama yang sudah dibangun para pendahulunya.

Mengakhiri kunjungannya Menhan Australia di Kementerian Pertahanan, Menhan Purnomo Yusgiantoro melakukan konferensi pers dengan media Nasional dan Internasional. Salah satu topik yang menjadi perhatian media Indonesia dan Australia adalah seputar isu penyadapan.

Kepada media, Menhan menyampaikan bahwa isu penyadapan sudah berada di ranah hubungan diplomatik antara kedua negara. Sehingga yang menjadi leading sector adalah Kementerian Luar Negeri. Kementerian Pertahanan saat ini masih menunggu dan akan mematuhi hasil-hasil yang dicapai dalam pertemuan antara Menlu Indonesia dan Australia yang sedang berlangsung di Bali.

  DMC  

Tugas Terakhir, KRI Diponegoro-365 Menjadi MIO Commander

http://i605.photobucket.com/albums/tt138/mrpulus09/418001copy.jpgDi hari keempat pada On task ke-26 ini, KRI Diponegoro - 365 kembali mendapatkan kepercayaan penuh untuk menjalankan tugasnya sebagai Peacekeeper di AMO (Area of Maritime Operation) Laut Mediterania. Pada on task ini, KRI Diponegoro juga melaksanakan beberapa tugas dan latihan penting, antara lain menjadi MIO Commander, latihan serial Seamex dan serial Miscex (Miscellaneous Exercise) – 831 dengan kapal perang negara Turki, Jerman, Yunani dan Italia di Laut Mediterania, Lebanon, Selasa (28/10).

Komandan KRI Diponegoro selaku Dansatgas Maritim TNI Konga 28-E/UNIFIL 2013, Letkol Laut (P) Hersan, S.H., mengatakan kepada prajurit usai pelaksanaan apel kelengkapan di geladak heli KRI Diponegoro, “Mari kita laksanakan on task ke-26 ini dengan semangat dan penuh tanggung jawab serta sesuai dengan SOP, tunjukkan bahwa prajurit KRI Diponegoro adalah prajurit yang professional”, tegasnya.

Pada On Task terakhir ini pun, KRI Diponegoro masih dipercaya kembali untuk menjabat sebagai MIO Commander yang dilaksanakan hingga akhir penugasan ke-26 ini, yakni dari tanggal 29 sampai dengan tanggal 31 Oktober mendatang, kemudian KRI Diponegoro akan kembali menuju ke pangkalan Beirut.

MIO Commander merupakan jabatan yang diemban oleh salah satu kapal dari semua unsur MTF yang sedang melaksanakan operasi Maritime Interdiction Operation (MIO) di AMO. MIO Commander yang bertugas untuk menerima semua laporan hailing unsur-unsur yang sedang beroperasi untuk mendata, mengkompilasi dan selanjutnya melaporkan ke MTF Commander. MIO Commander berhak mengeluarkan inspection request terhadap kapal-kapal niaga yang akan masuk ke Lebanon yang dianggap mencurigakan dan patut diwaspadai.

Pada hari yang sama, KRI Diponegoro juga melaksanakan serial Seamex (Seaman Exercise), yakni serial Mailbag Transfer Exercise dengan Kapal perang Turki, TCG Fatih F-242. Kapten Laut (P) Nyoman Gede Pradnyana selaku Kepala Departemen Operasi KRI Diponegoro menjelaskan “Mailbag Transfer Exercise adalah latihan pengiriman barang, surat atau dokumen antara dua kapal yang dilaksanakan di laut. Latihan ini sudah sering dilaksanakan dengan beberapa unsur MTF lainnya”, lanjutnya lagi.

Pada pukul 18.00 hingga 20.00 waktu setempat, frigate kebanggaan Indonesia ini melaksanakan latihan dengan empat kapal perang, yaitu kapal perang Turki (TCG Fatih), Jerman (FGS Wiesel), Yunani (HS Roussen) dan Itali (ITS Andrea Doria). Latihan bersama dari lima negara ini adalah melaksanakan Latihan dalam serial Miscex-831(Maneuver Tactical Non Maneuver).

Serial Miscex-831 adalah latihan yang bertujuan untuk melatih personel, khususnya perwira korps pelaut dan ABK navigasi dalam memecahan persoalan manuver kapal yang diberikan oleh OCS (Officer Conducting Serial) yang berupa isyarat formasi, halu, cepat dan waktu menempati stasiun. Hal ini rutin dilaksanakan dengan tujuan agar dalam pelaksanaan manuver di lapangan, tidak terjadi keraguan dan kesalahan dalam perhitungan dalam menempati stasiun di laut. Secara umum rangkaian latihan dari pagi hingga sore tersebut terlaksana dengan aman dan lancar.

  Koarmatim 

Demi pertahanan dan keamanan, negara harus miliki satelit

DPR - Indonesia Harus Memiliki Satelit Pertahanan Sendiri
Ilustrasi Satelit
Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, dalam rangka pertahanan dan keamanan negara, negara membutuhkan satelit yang tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya penyadapan seperti yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat dan Australia.

"Jalan keluar yang paling baik, realistis, kita harus mempunyai peralatan yakni satelit. Negara harus punya satelit khusus yang didedikasikan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan," kata Agus di Jakarta. Komisi I DPR RI sendiri sudah membahas rencana pembelian satelit khusus tersebut.

"Kita sudah bahas di Komisi I DPR RI. Mitra kerja Komisi I DPR RI sudah diajak bicara dan sepakat. Tinggal dirumuskan dan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terealisir," kata Agus.

Dia mengatakan, satelit yang khusus dimiliki dan dibeli Indonesia, hanya digunakan untuk fungsi-fungsi pertahanan dan keamanan. "Disitu ada kegiatan mengcover kegiatan inteligen, melakukan counter kalau diintersep, ada kepentingan militer, cyber war," kata politisi Golkar itu.

Dikatakan, pembelian satelit tersebut adalah untuk mengimbangi perkembangan teknologi penyadapan yang dipergunakan oleh AS dan Australia, meskipun peralatan anti sadap yang dimiliki oleh Badan Inteligen Negara (BIN) dan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) mungkin memadai.

"Tapi adalah alat-alat yang memprotek komunikasi, data dan info dari kantor presiden dan wakil presiden. Saya kira, cukup memadai atau tidak, saya tidak tahu karena kita tak boleh menutup kemungkinan bahwa teknologi yang dipergunakan oleh AS dan Australia itu, teknologi penyadapan, teknologi inteligen, berkembangnya cepat sekali. Apakah kita mempunyai ritme yang sama dengan perkembangan teknologi itu, saya kira harus betul-betul kita pelajari," kata dia.

Selain itu, sekarang ini bukan hanya presiden dan wakil presiden yang disadap, tapi juga ada politisi, menteri dan ketua-ketua umum partai, termasuk pimpinan DPR. "Menurut pandangan saya, mereka cukup "telanjang" dan mudah disadap. Apakah mereka punya pengamanan yang cukup sehingga tidak disadap," ujarnya.(*)


  Antara 

Repatriasi Harga Mati

Kekesalan yang memuncak akibat konflik Irian Barat membuat orang-orang Belanda diusir dari Indonesia.

OLEH: ALLAN AKBAR

Repatriasi orang-orang Belanda dari Indonesia, 1957.
HARI masih pagi ketika Kapal Waterman tiba di Rotterdam, Belanda pada 6 September 1958. Kapal terakhir itu mengangkut ribuan orang Belanda dari Indonesia. Pemerintah Indonesia memulangkan (repatriasi) mereka sebagai buntut dari sengketa Irian Barat.

Pada 29 November 1957, PBB gagal menyetujui resolusi yang menyerukan kepada Belanda supaya berunding dengan Indonesia soal Irian Barat. Irian Barat pun tetap di bawah kekuasaan Belanda. Sukarno menyatakan, jika mosi yang diajukan Indonesia di Sidang Umum PBB ditolak, pemerintah Indonesia akan mengambil “jalan lain yang akan mengejutkan dunia.”

Pada 1 Desember 1957, pemerintah melarang terbitan-terbitan berbahasa Belanda, maskapai penerbangan Belanda KLM mendarat di Indonesia, dan warga negara Belanda memasuki Indonesia. Pada 2 Desember 1957, Menteri Penerangan Sudibyo selaku ketua Aksi Pembebasan Irian Barat memerintahkan kepada semua buruh perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia untuk mogok total selama 24 jam, yang berujung pengambilalihan perusahaan-perusahaan Belanda.

Pada 5 Desember 1957, tepat di hari pesta Sinterklaas, Sukarno mengultimatum semua orang Belanda secepatnya meninggalkan Indonesia. Sukarno juga melarang siapa pun di hari itu mengadakan pesta Sinterklaas yang dianggap budaya Belanda. Pelarangan tersebut dikenang sebagai Sinterklaas Hitam. Setelah itu, sentimen anti-Belanda menjalar di mana-mana.

“Kampanye dilakukan dengan melakukan demo-demo dan aksi corat-coret dengan cat di tembok-tembok atau poster-poster berisi kebencian terhadap orang Belanda dan hasutan untuk mengusir mereka,” tulis Firman Lubis dalam Jakarta 1950-an: Kenangan Semasa Remaja.

Harian Indonesia Raja 6 Desember 1957 memberitakan, berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan Menteri Kehakiman GA Maengkom, pemulangan orang-orang Belanda dibagi dalam tiga tahap: steuntrekkers (golongan tidak memiliki pekerjaan), middenstanders (kalangan menengah), dan vakspecialisten (kalangan tenaga ahli).

“Sesuai dengan putusan sidang Kabinet tanggal 5 Desember terhadap 9.000 orang warga negara Belanda yang umumnya pada waktu itu tidak mempunyai pekerjaan tetap, akan didahulukan pemulangannya,” tulis Merdeka, 10 Desember 1957.

Pemulangan orang-orang Belanda dimulai pada 10 Desember 1957 menggunakan Garuda Indonesia Airways dan maskapai asing. Pemulangan juga dilakukan melalui jalur laut. Pemulangan ini bisa dikatakan klimaks, sejak repatriasi pertama setelah proklamasi kemerdekaan pada 1945 dan setelah pengakuan kedaulatan pada 1949.

Menurut Firman Lubis, sensus penduduk pada 1940 mendata 120.000 orang Belanda di Indonesia; mayoritas Indo, sisanya Belanda totok. Pada permulaan 1950-an, jumlahnya tinggal 80.000, sekira 50.000 menetap di Jakarta. Jumlah ini menurun karena pemulangan pada 1957-1958, menyisakan 40.000-50.000 di seluruh Indonesia. Di Jakarta sendiri tinggal 14.000 orang, sebagian besar Indo.

“Di Belanda sekarang ini ditaksir ada 200-300 ribu orang yang tergolong Indo. Satu di antara tujuh orang Belanda atau sekitar 15 persen dari seluruh penduduk Belanda mempunyai ikatan dengan Indonesia. Baik mempunyai darah keturunan, atau nenek moyang mereka pernah tinggal di Indonesia,” tulis Firman Lubis. Mereka yang tidak pulang dan memilih jadi warga negara Indonesia bergabung dalam Gabungan Indo untuk Kesatuan Indonesia (GIKI) yang didirikan pada 1951, sebagai perubahan dari Indo Europeesch Verbond (IEV). GIKI dibubarkan pada 14 Mei 1961.

  Historia  

Aksi Penyadapan Asing dan Reaksi "Kalem" Indonesia

 "Yang paling terganggu adalah rasa saling percaya". 

Meski berang dengan kabar penyadapan Amerika Serikat dan Australia, Indonesia mencoba bersikap "kalem" kepada dua negara tersebut. Indonesia telah memberikan sinyal tegas melalui Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang akan mengkaji ulang kerjasama intelijen dan pertukaran informasi dengan AS dan Australia.

Ditemui wartawan di sela Bali Democracy Forum (BDF) ke-6 di Nusa Dua, Bali, Kamis 7 November 2013, Marty berharap kerjasama ini bisa mencegah aksi sadap-menyadap atau tindakan ilegal lainnya. Marty menegaskan, penyadapan mengingkari dan tidak selaras dengan semangat persahabatan yang selama ini digaungkan antara Indonesia dengan AS dan Australia.

"Yang paling terganggu dari semua proses ini adalah rasa saling percaya," ujar Marty. Oleh karena itu, dia pun berharap Amerika dan Australia yang sempat diberitakan menyadap Indonesia, segera mengupayakan segala cara untuk menciptakan suasana saling percaya antarnegara.

Isu penyadapan merebak setelah Sydney Morning Herald (SMH), beberapa waktu lalu, menurunkan berita soal penyadapan Badan Intelijen Australia (DSD) dan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) terhadap Indonesia. Laporan media Australia itu berdasarkan keterangan dari mantan kontraktor NSA Edward Snowden yang kini mendapat suaka dari Rusia setelah menjadi buron AS.

SMH menyebut ada pos penyadapan di dalam gedung Kedutaan AS dan Australia di Jakarta. Pos yang disebut STATEROOM itu juga dibangun di beberapa Gedung Kedutaan Australia di negara lain seperti Malaysia, Filipina, China, Timor Timur dan Papua Nugini.

Bertindak cepat, Kemenlu langsung memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty. Indonesia menuntut penjelasan.

Sementara itu, harian Inggris The Guardian menulis bahwa Badan Intelijen Australia sudah menyadap Indonesia sejak tahun 2007 ketika RI menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB di Nusa Dua, Bali. Namun aksi penyadapan itu dianggap gagal meski sudah menghabiskan biaya dan waktu.

Marty mengungkapkan, AS dan Australia tidak bisa mengonfirmasi apakah pemberitaan media massa asing tersebut benar atau tidak. "Mereka pun tidak bisa menyangkal pemberitaan itu," kata Marty.

Untuk menjernihkan isu ini, Australia sampai mengirim Menteri Pertahanan David Johnston yang tiba di Indonesia, Kamis kemarin. Dia diminta menjelaskan isu penyadapan tersebut dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan.

Pertemuan Kamis malam ini turut dihadiri perwakilan dari Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dan Badan Intelijen Negara (BIN). Hasil pertemuan akan disampaikan dalam jumpa pers bersama, Jumat pagi ini.

Purnomo mengatakan, pemerintah berhati-hati menyikapi isu ini agar terhindar dari spekulasi. “Spionase dan kontra-spionase, intelijen dan kontra-intelijen, itu terjadi di mana-mana. Sekarang kami pastikan dulu benar atau tidak isu penyadapan ini. Kami tidak berandai-andai,” kata Menhan Purnomo.

Selama ini, imbuhnya, kontra-penyadapan di Indonesia dilakukan oleh Lemsaneg yang berkoordinasi di bawah Kementerian Pertahanan. “Di Lemsaneg itu ada enkripsi supaya tidak disadap,” kata Purnomo. Enkripsi adalah penulisan pesan melalui kode atau sandi agar tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berkepentingan.

Isu penyadapan ini tak pelak memunculkan dugaan bahwa hubungan Indonesia dan Australia retak. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop buru-buru membantah.

Diberitakan harian SMH, Rabu, 6 November lalu, Bishop mengesampingkan fakta adanya ancaman dari Menlu Marty Natalegawa yang memprotes keras adanya aksi spionase apabila hal tersebut terbukti kebenarannya. Selain itu, Marty turut memperingatkan bahwa isu spionase berpotensi menggagalkan kerjasama yang dijalin dua negara, khususnya terkait pencegahan aksi terorisme dan penyelundupan manusia.

"Saya tidak terima apabila ada pernyataan yang menyebut adanya keretakan hubungan kedua negara akibat isu tersebut," ujar Bishop kepada stasiun televisi ABC pada Selasa lalu.

Bahkan, Bishop menantikan diskusi lainnya yang bersifat produktif dengan Menlu Marty serta menteri-menteri lain dari Indonesia. Dia mengaku telah bertemu dengan beberapa Menteri dari Indonesia pada Selasa kemarin dan menghasilkan diskusi yang bermanfaat bagi kedua negara. Pertemuan itu secara khusus membahas mengenai kerjasama penanggulangan aksi teror dan penyelundupan manusia.

 Ribut hingga ke DPR 

Isu penyadapan ini tak pelak membuat sejumlah legislator was-was dan khawatir ikut-ikutan disadap. Beberapa wakil rakyat ini pun hati-hati dalam menggunakan surat elektronik yang umum dipakai orang, yakni Gmail (Google) dan Ymail (Yahoo!).

Para anggota Dewan berpendapat, email merupakan teknologi yang amat memudahkan pekerjaan, tapi sekaligus rawan disadap. Dengan demikian mereka memilah-milah pesan apa yang bisa dikirim lewat email, dan mana yang tidak.

“Saya tahu mana-mana saja yang tidak harus dikirim lewat email,” kata anggota Komisi I Bidang Pertahanan dan Luar Negeri DPR Susaningtyas Kertopati. Politisi Hanura itu konsisten tak pernah menggunakan Gmail dan Ymail untuk berkirim pesan terkait pekerjaan penting.

Sekretariat Jenderal DPR sebetulnya sudah menyediakan email khusus untuk legislator via dpr.go.id. Tapi, email khusus ini jarang digunakan. Bambang mengatakan tak tahu persis langkah Sekretariat Jenderal DPR untuk mengamankan data di DPR. Oleh sebab itu ia memilih cara manual.

Hal senada dikatakan Ketua DPR Marzuki Alie. Menurutnya, email khusus DPR itu justru rawan disadap. "Dengan IT, sekarang tak ada yang aman dari sadapan," kata dia.

Berbagai usulan pun muncul untuk mengamankan data legislator dari sadapan. Anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR Tjahtjo Kumolo menilai, Indonesia butuh Undang-Undang Anti Penyadapan. Khususnya, Undang-Undang untuk mengatur penggunaan alat sadap di dalam negeri.

"Banyak terjadi penyadapan oleh negara lain, dan di berbagai instansi atau lembaga atau kelompok-kelompok masyarakat yang saling intai di Indonesia khususnya dengan berbagai kepengtingnnya, memang diperlukan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyadapan," kata dia.(np)

  Vuvanews 

Ketika tentara Indonesia-China unjuk bela diri militer

Jakarta - Lapangan dekat rumah latihan di bekas Markas Komando Detasemen B-90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI AU, Margahayu, Jawa Barat, Rabu siang. Puluhan personel korps baret jingga TNI AU berbaris rapi dalam pakaian olahraga lapangan loreng, barisan sama juga ada oleh Pasukan Khusus Angkatan Udara China.

Di depan mereka, berdiri Sersan Dua Yudi Pramono, juga dengan seragam sama. Di sampingnya ada dua personel korps baret jingga itu pada jarak cukup jauh, didampingi dua koleganya dari China dengan disaksikan belasan personel militer TNI AU dan Angkatan Udara China itu.

"Perhatikan gerakan ini, kuda-kuda disiapkan… Tangan kiri mengepal dan siku kanan dibebaskan… Kaki kanan diayun sedikit ke depan, agak jinjit sambil mengayun ke atas siku kanan… " aba-aba diutarakan Pramono. Instruksinya itu diulang dalam bahasa Mandarin.

Satu persatu langkah dan gerakan bela diri militer dibagikan kepada personel Angkatan Udara China yang datang ke Markas Komando Korps Pasukan Khas TNI AU, Pangkalan Udara TNI AU Sulaeman, Jawa Barat, itu. Mereka menjadi bagian dari latihan bersama korps baret jingga itu dengan Pasukan Khusus China, dalam latiihan bersandi Sharp Knife 2013.

Ini pertama kalinya kedua pasukan di angkatan udara masing-masing bertemu untuk berlatih bersama. Korps Pasukan Khas TNI AU pernah membeli peluru kendali panggul anti serangan udara QW-1 buatan China dan tidak lagi memperbarui kontrak pembelian.

"Pihak China yang melayangkan surat untuk berlatih bersama ini," kata Komandan Satuan B-90 Bravo, Kolonel Pasukan Novlan Mirzah. Satuan khusus anti teror Korps Pasukan Khas TNI AU yang dia pimpin ini "kebagian" jatah cukup banyak kegiatan dalam Sharp Knife 2013 pada 6-13 November ini.

China tidak memiliki komando utama yang sama dengan Korps Pasukan Khas TNI AU yang dahulu bernama Pasukan Gerak Tjepat AURI itu. Korps ini memang sesuai namanya, yaitu memiliki kekhasan pada medan tugas dan fungsi asasinya sebagai unsur pendarat dan penguasaan di lapangan di dalam organisasi TNI AU.

Bahkan di dunia, cuma sedikit negara yang memiliki pasukan seperti mereka; dengan fungsi dan tugas utama pada pertahanan pangkalan udara, pengendalian tempur udara, dan SAR tempur. "Salah satu prinsipnya, semua pesawat udara militer memerlukan pangkalan udara sebagai basis operasi dan itu menjadi tanggung jawab kami," kata Komandan Pusat Pendidikan Korps Pasukan Khas TNI AU, Kolonel Pasukan Rolland DG Waha.

Kemampuan dasar pasukan komando, mutlak harus mereka kuasai yang sama juga dengan pasukan elit lain negara manapun. Beberapa yang cukup membedakan adalah kemampuan merebut, menguasai, dan mengoperasikan pangkalan udara; di sini aspek-aspek lain harus bisa dikuasai juga, di antaranya meteorologi, komunikasi operasi udara, radar, hingga peran kendali lalu-lintas udara, hingga logistik.

Pensiunan Special Air Service, Hugh McMannan dalam Ultimate Special Forces, mengurai, Angkatan Darat Kerajaan Inggris memiliki Para Resiment yang mengkhususkan diri pada operasi dari udara, mirip dengan batalion lintas udara pada TNI AD.

Angkatan Darat Amerika Serikat, menurut McMannan, mempunyai 160th Special Operations Aviations Regiment, tugas intinya operasi lintas udara dan dukungan misi pasukan khusus militer negara itu. Mereka bagian dari Komando Operasi Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat (USASOC).

China tidak demikian; angkatan udaranya tidak memiliki pasukan dengan tugas utama dan kemampuan operasionalisasi pangkalan udara serta parameter tambahan lain. Yang mereka miliki adalah Pasukan Khusus Angkatan Udara China, dengan tugas pokok kontra terorisme.

Tidaklah heran jika dalam sambutan upacara pembukaan Sharp Knife 2013, Komandan Delegasi Angkatan Udara China, Kolonel Senior Lie Zhanghua, menegaskan kepentingan penanggulangan serangan terorisme yang dikatakan sebagai tanggung jawab semua pihak. Komandan Korps Pasukan Khas TNI AU, Marsekal Muda TNI Amarullah, berdiri di samping kirinya di podium, di pasukan masing-masing.

Dengan alasan itulah, maka kemampuan individual personel masing-masing angkatan udara harus terus diasah; yang dalam Sharp Knife 2013 ini diwujudkan dalam saling berbagi pengetahuan bela diri militer.

"Kami mengenalkan Bravo Martial Art, temuan kami yang diperas dari bela diri kebanggaan kita, silat, dan bela diri milter Rusia, Sistema. Hasilnya adalah bela diri yang pas dengan keperluan kami, yaitu gerakan mematikan yang senyap, cepat, tepat, dan mudah dipelajari," kata Pramono.

Sebagai instruktur bela diri militer di komando utama TNI AU itu, dia memberi langkah-langkah melumpuhkan dan mematikan lawan secara praktis kepada puluhan tentara Angkatan Udara China itu. Yang unik, semuanya tanpa senjata alias tangan kosong; hanya dalam tiga gerakan, lawan sudah terpelanting.

Pada giliran China, seorang instruktur juga di siapkan plus penerjemah dari bahasa Mandari ke bahasa Indonesia. Kini personel-personel Korps Pasukan Khas TNI AU yang mencoba keampuhan "jurus-jurus" China, juga dalam langkah demi langkah.

Yang membedakan, setiap gerakan pukul atau tendang diperagakan, kekuatan penuh instruktur dikerahkan sehingga "korban" kerap sampai tergoyang dari kuda-kudanya sambil nafas bertahan disalurkan. China sampai memeragakan cara melumpuhkan lawan yang bersenjata sangkur hingga senapan serbu bull-pup standar mereka, Type 95.

Walau sudah sangat menguasai teknik bela diri standar mereka itu, namun puluhan tentara China itu tetap sangat serius mengikuti gerakan sang instruktur, dengan penuh kedisplinan. Satu personel Korps Pasukan Khas TNI AU suka rela maju mencoba sebagai penyerang, dalam sekejap dia terpelanting dan tangannya dikunci.

Begitupun saat personel TNI AU diminta menjadi pihak yang melumpuhkan; "musuh"-nya, personel Angkatan Udara China sebagai penyerang dengan Type 95 di tangan bisa dijatuhkan secara mudah dan cepat sebelum mata ini sempat berkedip.

Bahasa yang berbeda bukan masalah untuk memahami bahwa "teman" menang dan "musuh" sudah tidak berdaya. Suara tawa kedua pasukan yang berbeda bahasa itu ternyata sama saja, begitupun ekspresi kesenangan yang terpancar.


  Antara 

Jumat, 08 November 2013

PT PAL Serahkan Kapal Tunda Pesanan TNI AL

Pangkalan Utama TNI AL V jajaran Koarmatim mendapat tambahan satu unsur kapal tunda untuk mendukung kegiatan operasional KRI.

Kapal Tunda produksi PT PAL Indonesia yang diberi nama TD Anjasmoro ini diresmikan oleh Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Suyitno. Acara serah terima kapal berlangsung di dermaga Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia, Jumat (08/11/2013).

Penyerahan TD Anjasmoro ini ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima oleh Direktur Produksi PT PAL Indonesia Ir Edy Widarto, Kadisadal Laksma TNI Agus Setijadi, Komandan Lantamal V Laksma TNI Sumadi dengan disaksikan oleh Aslog Kasal, Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono, Kadismatal Laksma TNI Bambang NR serta Wakil Komisaris Utama PT PAL Indonesia Sunarjo.

Suyitno mengungkapkan pengadaan kapal tunda TD Anjasmoro ini merupakan hasil pengadaan kapal baru TNI AL yang dilaksanakan oleh Dinas Pengadaan TNI AL (Disadal) dan dibangun di galangan kapal PT PAL Indonesia dengan menggunakan dana APBN-P 2011.

"Kapal tunda ini telah lulus atas serangkaian uji kelaikan yang dilaksanakan oleh Dinas Kelaikan TNI AL dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)," tambah Suyitno.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PAL Indonesia M Firmansyah Arifin yang diwakili oleh Direktur Produksi Ir Edi Widarto mengatakan, kapal tunda TD Anjasmoro ini merupakan hasil kerja keras seluruh insan PT PAL dalam rangka meningkatkan peran dalam mendukung pertahanan dan keamanan nasional melalui penguasaan teknologi dan rancang bangun.

Dalam laporan kesiapan penyerahan kapal tunda tersebut, Komandan Satgas DN Yekda KCR 60 M dan Kapal Tunda Kolonel Laut (P) Rony Saleh menyampaikan, TD Anjasmoro ini merupakan kapal tunda ke-2 yang dibangun oleh PT PAL Indonesia yang pembangunannya meliputi 4 tahap yaitu tahap desain, tahap pengadaan material, tahap produksi serta yang terakhir adalah tahap pengetesan (general inspection).

Sedangkan tahap pengakhiran dari keseluruhan tahap yaitu dilaksanakannya sea trial di laut pada 28 hingga 29 Oktober 2013.

"Kapal tersebut telah dilaksanakan penilaian oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) pada 30 Oktober 2013 serta Commodore Inspection pada 31 Oktober 2013 dengan hasil baik," jelas Kolonel Laut (P) Rony Saleh.

  Liputan 6  

Skadron Udara I Latihan Dengan Bom Maverick

skadron-subPONTIANAK - Langit biru bumi Khatulistiwa 2 pekan kedepan akan terasa sepi, yang biasanya dihiasi gemuruh pesawat tempur. Hal ini dikarenakan pesawat Hawk 100/200 Elang Khatulistiwa Skadron Udara 1 melaksanakan Latihan Maverick di Lanud Iswahjudi, Jumat (08/11).

Tepat pukul 08.15 WIB 3 pesawat hawk 100/200, berturut-turut take off meninggalkan bumi Khatulistiwa menuju madiun. Sedikitnya 60 personel Skadron Udara 1 ikut terlibat dalam latihan ini dan dipimpin langsung Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Suharsono.

Adapun pesawat yang digunakan adalah TT 0229 diawaki Kapten Pnb Andres, TL 0113 diawaki Letkol Pnb Radar Suharsono dan Lettu Pnb Andi Sihotang, TT 0226 diawaki Kapten Pnb Amri.

Sedangkan ground crew dan peralatan pendukung latihan diangkut oleh pesawat Hercules A-1317 dengan pilot Mayor Pnb Wisoko dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdana Kusuma. Pesawat angkut kebanggaan TNI AU tersebut membawa ground crew dan perlengkapan Skadron Udara 1 Lanud Supadio yang akan melaksanakan latihan Maverick selama kurang lebih 8 hari di Lanud Iswahjudi.

 (pentak lanud supadio/sir)

  Poskota  

Kontingen Garuda XXXII-C/Minustah Tiba di Haiti

haiti-subHAITI – Kontingen Pasukan Garuda yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII-C/Minustah (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti) dibawah pimpinan Mayor Czi Alfius Navirinda K. selaku Komandan Satgas (Dansatgas) Kizi TNI Konga XXXII-C/Minustah beberapa waktu lalu telah tiba di Port Au Prince, Haiti.

Suka cita dan rasa syukur tersirat di raut muka seluruh anggota kontingen meskipun telah menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih 32 jam dan melewati beberapa kali transit di beberapa negara yaitu di Mumbai (India), Ankara (Turki), dan Santa Maria (Amerika Serikat), dengan menggunakan pesawat dari Maskapai VIM milik Rusia, yang di carter khusus oleh PBB untuk mengangkut personel Satgas Kizi TNI menuju Haiti.


Selanjutnya dengan pengawalan dari pasukan Argentina Batalyon (Argbatt) sebagai Tim Escort, Pasukan Garuda bergerak menuju Transit Camp milik Pasukan PBB di Port Au Prince.

Di bandara Internasional Port Au Prince, rombongan disambut oleh Dansatgas Kizi Konga XXXII-B/Minustah, Letkol Czi Arief Novianto beserta staf serta anggota. Pada saat yang bersamaan sejumlah setengah dari personel Satgas Konga XXXII-B yang dijadwalkan kembali ketanah air gelombang I, melakukan persiapan untuk memasuki pesawat yang sama.


Selanjutnya rombongan berangkat menuju Camp Garuda di Gonaives ibu kota Propinsi Artibonite yang berjarak 180 KM dengan menempuh waktu selama 4 jam perjalanan dengan melewati beberapa kota seperti Cabaret, Saint Marc. Perjalan Satgas Kizi TNI Konga XXXII-C/Minustah mendapat pengawalan khusus dari pasukan Argentina yang bertindak sebagai Escort serta diperkuat oleh 1 regu dari Guatemala MP.

Perwira Penerangan Konga XXXII-C/MINUSTAH
Mayor Kav Eddy Wijaya

  ♞ Poskota 

Pesawat Latih Anyar TNI AU Alami Masalah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho88I5TGamCtjEA5G6-23zHq_-jWu0Sz5r-nBtOSi8IXI1jlp9-1ETM1oaORY26zubCZIxRzxnNsyXkbfJvzaVNOO3ILUM0Bcv-k9z7CFW0BYL6mhLqbn9wsvAvho9bMmt66SNt4le1LhP/s1600/Grob_Angkasa.jpg
LD 1204
Pendaratan darurat pesawat latih Sekbang Lanud Adisucipto Jogja kembali terjadi. Pesawat latih jenis Grob G120TP-A LD-1204 mengalami lock landing gear saat akan mendarat, Kamis (7/11/2013) sekitar pukul 09.30 WIB.

Sebelumnya peristiwa lock landing gear pesawat latih TNI AU Adisutjipto juga terjadi pada 23 Agustus 2013 lalu pada Charlie nomor LD3416.

Salah satu siswa bernama Marcel mengirim sinyal darurat bahwa roda bagian depan pesawat tidak bisa keluar. Kejadian serupa terulang kembali kemarin dengan pesawat yang justru lebih canggih dan diawaki langsung oleh anggota TNI AU.

Informasi yang dihimpun Harianjogja.com, pesawat latih G120TP-A nomor LD-1204 mendapat giliran terbang sebagai salah satu media latihan Sekbang TNI AU sekitar pukul 09.00 WIB.

Dua personel TNI AU menaiki pesawat tersebut, keduanya merupakan instruktur Sekbang. Dengan dipiloti Letkol Andi Wijanarko dan Pilot Pembantu Mayor Didik, pesawat pabrikan Jerman itu diterbangkan.

Tidak ada kecurigaan sebelumnya karena seluruh komponen pesawat dalam keadaan siap terbang.

Kendati demikian setelah sekitar 30 menit terbang tiba-tiba pilot mengirim sinyal darurat pada Bandara Adisutjipto.

Sinyal lock landing gear dikirim dari kokpit pilot pesawat latih tersebut. Sebagaimana diketahui landing gear merupakan salah satu komponen penting dalam pesawat yang akan membantu pendaratan.

Maka jika terkunci akan menyulitkan upaya pendaratan bahkan bisa menimbulkan kecelakaan.

“Terjadi masalah pada roda sempat tidak bisa keluar saat akan mendarat,” ungkap sumber Harian Jogja di Bandara Adisutjipto, kemarin.

Sinyal darurat yang dikirim sempat membuat geger kawasan Hanggar Skuadron Pendidikan Lanud Adisutjipto dan runway bandara.

Pasalnya, kawasan itu dijadikan sebagai tempat pendaratan darurat pesawat latih tersebut sudah dipenuhi dengan persiapan kedaruratan yang meluncur ke lokasi. Seperti mobil pemadam kebakaran, ambulans dan personel pengamanan darurat lainnya pun siaga penuh dengan situasi tegang.

Komunikasi radio Handy Talkie (HT) bersuara rapat bersahutan antarpersonel penyelamat. Kendati demikian berkat keberanian pilot dalam mengambil keputusan, akhirnya dapat mendarat dengan selamat meski sempat diwarnai ketegangan.

  Harian Jogja  

Kontingen Petembak TNI AD Juara Umum Lomba Se-ASEAN

Berhasil merebut 28 medali emas.

 TNI AD Juara Umum AARM ke-23 Myanmar.
Para prajurit TNI Angkatan Darat kembali menjuarai ajang ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-23 di Myanmar, Kamis 7 November 2013.

Sambil bernyanyi semangat dan bertepuk tangan, 60-an prajurit TNI Angkatan Darat menyambut kedatangan Kepala Staf AD, Jenderal TNI Budiman. Acara ini berlangsung di Komplek Akademi Militer yang megah, sekitar dua jam perjalanan darat ke utara Mandalay, kota bisnis di Myanmar. Para prajurit itu sudah dua pekan berada di komplek militer itu untuk mengikuti Asean Armies Rifle Meet (AARM)ke-23.

Hasilnya, kontingen AD Indonesia mempertahankan posisi juara umum dengan merebut 28 medali emas dari 45 medali emas yang diperebutkan kontingan petembak AD se- ASEAN.

KSAD Jenderal Budiman menyampaikan rasa bangga dengan prestasi yang diraih para prajurit. "Tapi saya ingin agar para juara AARM bisa memenangi pula kejuaraan internasional seperti SEA Games dan Asian Games," ujarnya.

Sejak AARM tahun 2004, gelar juara umum tak pernah lepas dari kontingan TNI AD. Tak heran jika KSAD gemas, dan berharap TNI AD bisa berkontribusi pada perolehan medali dari cabang olahraga tembak di berbagai ajang internasional.

KSAD Budiman berada di Mandalay, untuk kunjungan kerja selama tiga hari menghadiri pertemuan tahunan KSAD se-ASEAN (ACAMM) ke-14. Selama satu setengah jam bertemu dengan prajurit, KSAD secara detil menanyakan data pribadi dan riwayat karir peraih medali di AARM Myanmar. Selain bonus berupa uang tunai, KSAD juga memutuskan untuk memasukkan para pemenang ke sekolah calon perwira sebagai penghargaan atas prestasi. Insentif bagi para juara juga diberikan dalam bentuk masa pendidikan yang lebih singkat.

"Kalian membawa nama baik negara. Prestasi harus terus ditingkatkan," kata dia.

Dalam kunjungan ke Myanmar, KSAD yang baru dua bulan menjabat ini didampingi Komandan Jendral Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayjen TNI Agus Sutomo dan Wakil Asisten Operasi Brigjen TNI George E. Supit. Dubes Indonesia di Myanmar Sebastianus Sumarsono ikut berkunjung ke komplek akademi militer yang megah dengan fasilitas yang lengkap termasuk lapangan tembak standar lomba internasional.

Kemegahan fasilitas akademi militer di Myanmar itu menjadi salah satu tema dialog terbuka prajurit kontingen AARM dengan KSAD. Dibahas pula betapa kelengkapan senjata dan amunisi yang digunakan kontingen AARM untuk berlatih dan bertanding mulai ketinggalan dibanding negara lain seperti Thailand dan Singapura. Satu per satu para kontingan AARM menceritakan pengalaman berkaitan dengan proses persiapan dan perkembangan kemampuan teknis dan senjata kontingen lain.

"Waktu untuk persiapan petembak baru perlu ditambah agar hasilnya lebih baik," ujar Sersan Kepala Winarsih, yang tahun ini meraih medali emas.

Ada lima anggota Korps Wanita AD dalam kontingen Indonesia kali ini, mereka semua berpengalaman meraih medali emas. "Pencapaian kalian hebat. Tapi tidak boleh puas diri. Metode berbasis sains yang selama ini diterapkan dalam penyiapan tim AARM akan ditingkatkan," kata Budiman.

  Vivanews  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...