Jurnas.com | OBSERVASI pengukuran tingkat keselamatan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, akhirnya selesai, 3 Mei 2012. Kajian yang dilakukan Airport Council International (ACI) itu berlangsung sejak 23 April 2012.
Hasil observasi ACI menyatakan, status Bandara Soekarno-Hatta "Clearly Safe Operate" alias aman dan laik operasi. Hal itu disampaikan Manager Safety and Operations Airport Council Internasional (ACI) John Pottinger selaku team leader program Airport Excellence (APEX) in Safety tersebut. "Secara umum tak ada yang perlu dikhawatirkan terhadap tingkat keselamatan di Bandara Soekarno-Hatta meski tengah mengalami kekurangan kapasitas akibat bertambahnya pergerakan penumpang dan jadi salah satu bandara tersibuk di dunia," kata Pottinger di Jakarta, Sabtu (5/5).
Ia menyatakan seluruh standar prosedur operasional yang ada di bandara yang beroperasi sejak 1985 itu berjalan dengan baik. Kesimpulan ini diperoleh usai ACI melakukan observasi Bandara Soekarno-Hatta selama 10 hari.
Kajian terhadap bandara yang didesain arsitek Prancis ternama, Paul Andreu ini dilakukan 11 pakar ACI asal Kanada, Hong Kong, Korea Selatan, Afrika Selatan, dan India. Tim ini dikomandoi John Pottinger dengan titik berat pengamatan pada kondisi landasan pacu (runway), taxiway, apron, serta wilayah di sekitar terminal.
Berdasarkan keterangan resmi PT Angkasa Pura (AP) II, Bandara Soekarno-Hatta menempati peringkat ke-11 dalam daftar ACI sebagai bandara tersibuk di dunia. Betapa tidak, pergerakan penumpangnya saja mencapai 51,5 juta. Jika dibandingkan dengan pergerakan pada 2010 yang mencapai 43,6 juta maka terjadi pertumbuhan sebesar 19 persen selama tahun lalu.
Direktur Utama AP II Tri S Sunoko mengatakan, hasil observasi yang dilakukan para tim ahli ACI kian menambah keyakinan perseroan dalam mengelola bandara seluas 18 kilometer persegi ini. "Hasil ACI ini menjadi pemicu semangat kami untuk terus melakukan improvement terhadap safety. Karena komitmen Angkasa Pura II sebagai operator bandara selalu memprioritaskan keselamatan penerbangan dan keselamatan penumpang,” ujar Tri.
Hasil observasi ACI menyatakan, status Bandara Soekarno-Hatta "Clearly Safe Operate" alias aman dan laik operasi. Hal itu disampaikan Manager Safety and Operations Airport Council Internasional (ACI) John Pottinger selaku team leader program Airport Excellence (APEX) in Safety tersebut. "Secara umum tak ada yang perlu dikhawatirkan terhadap tingkat keselamatan di Bandara Soekarno-Hatta meski tengah mengalami kekurangan kapasitas akibat bertambahnya pergerakan penumpang dan jadi salah satu bandara tersibuk di dunia," kata Pottinger di Jakarta, Sabtu (5/5).
Ia menyatakan seluruh standar prosedur operasional yang ada di bandara yang beroperasi sejak 1985 itu berjalan dengan baik. Kesimpulan ini diperoleh usai ACI melakukan observasi Bandara Soekarno-Hatta selama 10 hari.
Kajian terhadap bandara yang didesain arsitek Prancis ternama, Paul Andreu ini dilakukan 11 pakar ACI asal Kanada, Hong Kong, Korea Selatan, Afrika Selatan, dan India. Tim ini dikomandoi John Pottinger dengan titik berat pengamatan pada kondisi landasan pacu (runway), taxiway, apron, serta wilayah di sekitar terminal.
Berdasarkan keterangan resmi PT Angkasa Pura (AP) II, Bandara Soekarno-Hatta menempati peringkat ke-11 dalam daftar ACI sebagai bandara tersibuk di dunia. Betapa tidak, pergerakan penumpangnya saja mencapai 51,5 juta. Jika dibandingkan dengan pergerakan pada 2010 yang mencapai 43,6 juta maka terjadi pertumbuhan sebesar 19 persen selama tahun lalu.
Direktur Utama AP II Tri S Sunoko mengatakan, hasil observasi yang dilakukan para tim ahli ACI kian menambah keyakinan perseroan dalam mengelola bandara seluas 18 kilometer persegi ini. "Hasil ACI ini menjadi pemicu semangat kami untuk terus melakukan improvement terhadap safety. Karena komitmen Angkasa Pura II sebagai operator bandara selalu memprioritaskan keselamatan penerbangan dan keselamatan penumpang,” ujar Tri.