Sabtu, 20 Oktober 2018

Industri Pertahanan Swasta Harus Dilibatkan Dalam KKIP

N219

Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) diminta lebih melibatkan sektor swasta dalam industri pertahanan dalam negeri. Apalagi, KKIP telah melakukan restrukturisasi di tingkatan tim pelaksananya.

"Anggaran yang tidak sedikit sehingga perlu melibatkan swasta agar tidak membebani anggaran APBN," ujar Anggota Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/10/2018).

Politikus Partai Hanura ini menuturkan, ada tujuh program prioritas industri pertahanan, yaitu pengembangan propelan roket, rudal, medium tank, radar, kapal selam dan pesawat tempur.

Menurut dia, semua itu seharusnya melibatkan riset di perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan industri pertahanan agar memajukan keterampilan dalam inovasi teknologi.

"Konsekuensinya adalah anggaran yang tidak sedikit sehingga perlu melibatkan swasta agar tidak membebani anggaran APBN," tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi. Dia berpendapat, dalam struktur Tim Pelaksana KKIP terdapat orang-orang yang memiliki rekam jejak bagus dan kompeten seperti Marsdya TNI Purn Ismono Wijayanto sebagai Ketua Tim Pelaksana KKIP, Letjen TNI M Thamrin sebagai Wakil Ketua I Tim Pelaksana KKIP, dan Connie Rahakundini sebagai Staf Ahli KKIP bidang Korporasi.

Dia berharap dengan komposisi tersebut harapannya agar industri pertahanan semakin transparan dan akuntabilitasnya terjaga dengan baik.

"Masuknya Dr Connie sebagai pengamat militer juga artinya mengakomodir masukan akademisi, dan formasi lain, baik sipil atau industri seperti Achmad Muchtarsyah dan unsur kepolisian Irjen Eko hadi, memperkaya keragaman perspekif dalam membangun peta jalan industri pertahanan nasional," katanya.

Menurut dia, dalam komposisi tersebut terdapat perwakilan industri pertahanan swasta seperti Mayjen TNI Purn Jan Pieter Ate yang merupakan Sekretaris Perhimpunan Industri Pertahanan Swasta Nasional dan Achmad Muchtasyar yang merupakan Direktur PT Daya Radar Utama.

Bobby meminta keterlibatan swasta dalam KKIP harus bisa dimanfaatkan untuk pengembangan indhan dalam negeri khususnya dengan sumber daya yang dimiliki sektor swasta.

"Semoga formasi ini bisa segera diterima Presiden agar langsung bekerja efektif, menyelesaikan program MEF sampai fase ke-3 tahun 2019-2024," tuturnya.

  SINDONews  

UAV Turki Versi Baru Diuji di Serpong

Kerjasama dengan BPPT sejak 2008 UAV ANKA generasi terbaru [Yusuf akbaba]

Perusahaan dirgantara Turki, Turkish Aerospace Industry (TAI), sedang mengembangkan pesawat terbang tanpa awak (Unmanned Aircraft Vehicle/UAV) generasi terbaru.

Saat ini, UAV terbaru tersebut sedang diuji coba di di fasilitas Indonesian Low Speed Tunnel (ILST) milik Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika (BBTA3) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Serpong, Banten.

Vice President Corporate Marketing and Communications TAI Tamer Ozmen mengatakan kepada Anadolu Agency saat mengunjungi BPPT akhir pekan lalu, UAV generasi terbaru ini akan mulai diproduksi dalam 3 hingga 4 tahun mendatang.

UAV generasi terbaru tersebut, menurut dia, memiliki dua mesin dan kapasitas payload yang lebih besar.

Proses uji coba dan pengetesan saat ini sudah mencapai 80 persen dan 20 persen sisanya akan difinalisasi dalam beberapa minggu ke depan,” ungkap Tamer.

Tamer mengungkapkan alasan pihaknya bekerja sama dengan BPPT dalam pengujian UAV terbaru karena telah memiliki pengalaman yang sukses pada saat pengembangan UAV Turki bernama Anka sejak 2008 lalu.

UAV Anka saat ini sudah memiliki pengalaman yang matang untuk berbagai aktivitas seperti anti terorisme serta pengintaian di darat dan laut dan dipakai oleh Angkatan Bersenjata Turki dan Badan Intelijen Turki. Anka, menurut Tamer, juga sudah dipakai di Turki dan di berbagai negara.

BPPT memiliki andil dalam kesuksesan pengembangan Anka,” tegas Tamer.

Tamer menambahkan saat ini TAI juga sedang mencari kesempatan untuk bekerja sama dengan industri pertahanan di Indonesia.

Pada bulan November nanti kita akan hadir di pameran Indodefence di Jakarta dan TAI akan membawa model ANKA dengan skala sesungguhnya,” imbuh Tamer.

Saat ini, pesawat UAV Anka produksi TAI sedang mengikuti tender di Kementerian Pertahanan Indonesia untuk pengembangan pesawat terbang tanpa awak di Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika (BBTA3) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Fadilah Hasim mengakui kerja sama dengan TAI dalam pengetesan UAV sangat bermanfaat.

Fadilah mengatakan pada tahun 2008 ketika BBTA3 BPPT memulai kerja sama pengembangan UAV Anka dengan TAI, teknologi pesawat tanpa awak baru mulai berkembang.

Dengan pengujian Anka, kami juga dapat kesempatan untuk mendapatkan pengalaman mempelajari pesawat-pesawat kecil UAV atau pesawat dengan bilangan renoser rendah,” ungkap Fadilah.

Sebelum memulai program kerja sama pengetesan Anka, dia mengakui database yang ada di BBTA3 BPPT adalah untuk pengujian pesawat-pesawat besar yang sudah banyak terdapat di buku dan literatur.

Tapi pesawat dengan sayap kecil yang sangat sensitif dengan kecepatan angin masih belum banyak database-nya. Kami jadi ada kesempatan belajar,” imbuh dia.

Fadilah menjelaskan fasilitas pengujian pesawat yang ada di BBTA3 BPPT adalah terowongan angin Indonesian Low Speed Tunnel (ILST) dengan seksi uji berukuran 4x3 meter yang dibangun oleh Presiden BJ Habibie dengan menggunakan teknologi asal Jerman dan Belanda.

Terowongan angin kecil kami sangat akurat dengan intensitas turbulensinya sangat rendah di bawah 0,1 persen,” ujar Fadilah.

Selain itu, pada terowongan angin tersebut juga memiliki sudut aliran yang sangat seragam dan lapisan batas yang sangat tipis.

Terowongan angin ILST adalah terowongan angin kelas dunia,” lanjut dia.

  aa  

China-ASEAN Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan

✈️ Ilustrasi armada TNI AL [TNI AL]

China dan sepuluh negara anggota ASEAN termasuk Indonesia akan menggelar latihan angkatan laut gabungan perdana di Laut China Selatan.

"Angkatan laut negara ASEAN sedang dalam perjalanan menuju Zhanjiang, China untuk memulai latihan maritim gabungan ASEAN-China," ucap Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen pada Jumat (19/10).

Kta Zhanjiang di selatan China merupakan pangkalan armada laut militer China. Latihan bersama itu diumumkan Ng Eng dalam pertemuan antar-menteri pertahanan ASEAN yang turut dihadiri Menhan Amerika Serikat James Mattis dan juga Menhan China Wei Fenghe.

Ng Eng mengatakan latihan bersama itu itu diharapkan mampu membantu "terbangunnya rasa saling percaya" antara ASEAN-China.

Selama ini, relasi kedua belah pihak bisa dibilang kompleks lantaran sengketa antara Beijing dan sejumlah negara Asia Tenggara terkait wilayah di Laut China Selatan.

Dikutip AFP, Laut China Selatan menjadi rawan konflik setelah Beijing megklaim hampir 90 persen perairan merupakan salah satu jalur perdagangan utama itu. Klaim Beijing tersebut bertabrakan dengan sejumlah negara seperti Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia, bahkan Taiwan.

Meski masih berkeras terhadap masing-masing klaim, China dan ASEAN berusaha meredakan ketegangan dan mengantisipasi potensi eskalasi militer di perairan tersebut.

Ng Eng mengatakan ASEAN juga berencana menggelar latihan bersama serupa dengan militer AS tahun depan.

Hal itu dilakukan guna membendung kekhawatiran AS terkait relasi Asia Tenggara yang semakin mendekat kepada China, khusus sejak AS berada di bawah kuasa Presiden Donald Trump.

AS telah lama mengungkapkan kekhawatiran terkait klaim China di Laut China Selatan yang dianggap Washington sebagai perairan internasional.

Sebab, meski klaim China telah dipatahkan Pengadilan Arbitrase Internasional pada pertengahan 2016 lalu, Pemerintahan Presiden Xi Jinping tetap melakukan sejumlah instalasi militer dan membangun pulau buatan di perairan itu.

Laut China Selatan merupakan salah satu jalur kapal terpadat dengan nilai perdagangan mencapai US$ 5 triliun (Rp 75 quadriliun) setiap tahunnya. Selain itu, perairan itu juga disebut memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah. (rds/eks)

  ✈️ CNN  

Jumat, 19 Oktober 2018

Pemerintah Negosiasi Ulang dengan Korsel

✈️ Pembelian Jet Tempur KFX/IFX✈️ Ilustrasi

Menko Polhukam Wiranto mengatakan Indonesia akan meminta negosiasi ulang terkait pengembangan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) dengan Pemerintah Korea Selatan. Negosiasi ulang itu dengan pertimbangan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

"Ini berlanjut terus program yang multiyears, tapi dengan kondisi ekonomi nasional, maka presiden memutuskan untuk bukan membatalkan tapi renegotiate atau negosiasi ulang bagaimana posisi Indonesia bisa lebih ringan untuk masalah-masalah yang menyangkut dengan pembiayaan," kataWiranto, usai rapat koordinasi, di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jumat (19/10/2018).

Wiranto mengatakan pemerintah akan membentuk tim untuk membahas poin-poin negosiasi ulang pengembangan pesawat tersebut. Tim itu nantinya akan diketuai Wiranto sendiri.

"Tentunya ini akan berdampak kepada bagaimana agreement yang lalu yang kita sudah bicarakan. Hari ini kita merapatkan karena Presiden memperintahkan untuk Polhukam mengetuai untuk tim renegosiasi ini kepada pihak Korea Selatan," kata Wiranto.

Wiranto berharap dalam waktu setahun, pembahasan negosiasi ulang ini akan diselesaikan. Adapun beberapa poin yang akan dinegosiasikan adalah pembiayaan, ongkos produksi, alih teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual.

"Banyak hal kita bicarakan masalah kemampuan pembiayaan dari Indonesia, masalah kemungkinan prosentase-prosentase development cost sharingnya berapa, lalu cost produksinya berapa lalu alih teknologinya kepasa Indonesia bagaimana, keuntungan HKI Hak Intelektual kita bagaimana, lalu pemasarannya bagaimana. Ini banyak sekali nggak bisa dalam satu jam kita selesaikan," ujarnya.

Wiranto menjelaskan proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur KFX/IFX ini dimulai dari riset hingga produksi. Ia menjelaskan program ini merupakan kerjasama jangka panjang.

"Beberapa waktu lalu memang kita kan ada program, itu program jangka panjang dengan suatu saat dimulai kerjasama researchnya dulu, membuat prototipenya dulu, baru produksinya," pungkasnya. (yld/mae)

  ✈️ detik  

Wiranto Bahas Pembelian Sukhoi

✈️ Panggil Kemendag dan PTDI✈️ Flanker TNI AU [TNI AU]

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto memanggil sejumlah pejabat untuk rapat pagi ini. Hadir dalam kegiatan ini di antaranya Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan dan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Elfien Goentoro.

Rapat dimulai pada pukul 10.00 WIB. Awak media sempat memasuki ruang rapat untuk mendengar agenda rapat dari Wiranto.

Wiranto mengatakan, rapat kali membahas proyek kerjasama pembuatan pesawat tempur Korea Fighter eXperiment dan Indonesia Fighter eXperiment (KFX dan IFX). Lalu, dia mengatakan, rapat ini juga membahas pembelian pesawat Sukhoi SU-35 dari Rusia.

"Kita membahas pembelian pesawat Sukhoi S-35," ujarnya membuka rapat, Jumat (19/10/2018).

Usai membuka rapat tersebut, awak media diminta untuk meninggalkan ruangan rapat.

Sebagai informasi, kerja sama KFX dan IFX rencananya dimulai tahun 2022. IFX akan diproduksi PTDI dan purwarupanya diharapkan uji coba pada 2020.

Untuk pembelian Sukhoi S-35, Indonesia rencananya akan membeli pesawat itu sebanyak 11 pesawat. Dua pesawat di antaranya akan tiba pada tahun depan.

"Alutsista masih menggunakan yang dulu belum ada penambahan kecuali Sukhoi. Sukhoi akan tiba di Indonesia pada 2019 nanti (sebanyak) 2 unit," kata Kepala Pusat Penerangan dan Komunikasi Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal (TNI) Totok Sugiarto di Restoran D'Cost, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat (10/9/2018). (zlf/zlf)

  ✈️ detik  

Kamis, 18 Oktober 2018

TNI AU Kaji Pembentukan Depohar 90

Khusus pemeliharaan terhadap Helikopter Ilustrasi

R
apat Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan Depohar 90 ini sebagai langkah awal validasi organisasi yang bertujuan guna memberikan penjelasan kepada pimpinan tentang latar belakang perlunya pembentukan Depohar 90, bagaimana bentuk organisasinya serta rencana penempatannya, dalam rangka implementasi dari Renstra TNI Angkatan Udara tahun 2020–2024 dan pengembangan profil Koharmatau hingga tahun 2024.

Rapat dipimpin Wadan Komandan Koharmatau Marsekal Pertama TNI Hadi Suwito, S.E., di Rupat Basjir Soerya Mako Koharmatau, Kamis (18/10).

Dengan bertambahnya alutsista pesawat Helikopter yang dimiliki oleh TNI AU saat ini, tentunya harus diiringi dengan peningkatan kemampuan pemeliharaannya.

Khusus pemeliharaan terhadap pesawat Helikopter, saat ini kemampuan yang di miliki hanya sampai dengan pemeliharaan tingkat sedang dan pemeliharaan tingkat berat yang belum sepenuhnya dapat dilaksanakan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemeliharaan terhadap pesawat helikopter sampai dengan tingkat berat yang efektif, efisien, dan handal, maka di perlukan upaya memvalidasi organisasi Koharmatau dengan membentuk Depo pemeliharaan 90.

Demikian yang disampaikan oleh Komandan Koharmatau dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wadan Koharmatau Marsekal Pertama TNI Hadi Suwito, S.E.

  TNI AU  

TNI AU Uji Dinamis Radar ADS-B

Hasil karya Depohar 50 TNI AU ADS-B, Merupakan Sistem Transportasi Udara Next Generation (NextGen) [myelectronicnote] 

U
ji dinamis Radar ADS-B (Automatic Depending Surveillance Broadcast) ini merupakan tahap terakhir dari sejumlah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Depohar 50 Koharmatau terhadap Radar ADS-B hasil Penelitian dan Pembuatan Depohar 50 sebelum dilaksanakan sertifikasi dan proses produksi, Uji Dinamis Radar ADS-B ini dilaksanakan di SatuanRadar 215 Congot Yogyakarta, Kamis (18/10). Hal ini menunjukkan bahwa salah satu kemampuan Depohar jajaran Koharmatau adalah melaksanakan pembuatan produk lokal sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap pengadaan dan perbaikan materiel dari pihak luar TNI AU.

Koharmatau mempunyai tugas dalam melaksanakan pemeliharaan dan produksi materiel TNI AU serta menyelenggarakan pembinaan peralatan bengkel, peralatan produksi dan publikasi teknik. Pemeliharaan yang dilaksanakan adalah dalam rangka mempertahankan materiel atau fasilitas agar tetap dalam keadaan baik atau memulihkan kondisi materiel atau fasilitas ke dalam kondisi yang siap pakai.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara sangat mengapresiasi terhadap Inovasi dan karya nyata anak bangsa yang membanggakan, dimana Radar ADS-B buatan Depohar 50 ini sangat ekonomis dari segi biaya tetapi mempunyai kemampuan yang lebih handal dibandingkan dengan Radar ADS-B yang dimiliki TNI AU saat ini. Radar ADS-B buatan Depohar 50 ini tidak tergantung terhadap Internet bahkan dapat langsung diintegrasikan dengan Existing System yang sudah dimiliki oleh Kohanudnas. Demikian yang disampaikan Komandan Koharmatau dalam sambutannya yang dibacakan oleh Direktor Engineering Koharmatau Kolonel Tek Y. Catur Prasetiyanto P.

Dengan adanya keberhasilan pembuatan Radar ADS-B diharapkan setelah Uji dinamis ini, Lembaga Legalisator dalam hal ini Dislitbangau dan Dislambangjaau untuk segera melaksanakan sertifikasi terhadap Radar ADS-B buatan Depohar 50, selanjutnya dapat diproduksi secara masal guna mendukung dan memenuhi kebutuhan alutsista TNI AU khususnya Radar, sehingga kedepan akan merangsang satuan-satuan pelaksana pemeliharaan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam mendukung kesiapan alutsista TNI AU yang muaranya adalah terjaminnya kesiapan dan keandalan materiel utama sistem senjata di lingkungan TNI AU.

  TNI AU  

[Dunia[ Jet Ukraina Jatuh saat Latihan Perang NATO

Tentara AS Tewas https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2018/10/17/41/1346763/jet-ukraina-jatuh-saat-latihan-perang-nato-tentara-as-tewas-PkH.jpgSebuah jet tempur Su-27 Ukraina saat mengikuti latihan perang NATO, Clear Sky 2018, pada 12 Oktober 2018. Foto/REUTERS/Gleb Garanichdef.pk

Sebuah jet tempur Su-27 Ukraina jatuh saat latihan perang dengan NATO pada hari Selasa sore. Kecelakaan pesawat tempur ini menewaskan dua tentara, termasuk tentara Amerika Serikat (AS).

Layanan pers dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pesawat tempur Su-27 jatuh di dekat Desa Ulanov.

"Hari ini, sekitar pukul 17.00 waktu setempat, sebuah pesawat Su-27 jatuh di dekat desa Ulanov (di antara kota Berdychiv dan Khmil'nyk) selama penerbangan latihan tempur. Aktivitas pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan," kata layanan pers tersebut yang dipublikasikan di halaman Facebook-nya.

Beberapa jam kemudian, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina seperti dikutip Reuters, Rabu (17/10/2018), memperbarui informasinya. Menurut Staf Umum kedua pilot yang tewas dalam kecelakaan ini adalah tentara Ukraina dan tentara AS.

"Kami menyesal untuk menginformasikan bahwa menurut laporan oleh tim pencarian dan penyelamatan, jasad dua pilot ditemukan; satu adalah pilot angkatan udara Ukraina, dan yang kedua adalah pilot Garda Nasional Udara AS," kata layanan pers staf tersebut.

Jet tempur Su-27 dan F-15 Ukraina awalnya sedang melakukan misi latihan tempur Clear Sky 2018. Namun, kecelakaan terjadi. Penyebab insiden sedang diselidiki.

Kantor Kejaksaan Militer Ukraina membenarkan bahwa tentara AS dan Ukraina tewas dalam kecelakaan pesawat.

Latihan perang gabungan NATO, Clear Sky 2018, berlangsung dari tanggal 8 hingga 19 Oktober di Ukraina barat. Negara-negara lain yang ikut latihan perang NATO antara lain Belgia, Inggris, Denmark, Polandia, Estonia, Belanda, Polandia dan Rumania.

Latihan perang tersebut telah dipromosikan di halaman Facebook Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina. Dalam promosinya, NATO menyatakan banyak hal untuk dipelajari dari Ukraina. NATO juga memperingatkan bahwa jika Rusia meluncurkan serangan udara terhadap Ukraina, harga yang harus dibayar akan sangat mahal. (mas)

  SINDOnews  

Rabu, 17 Oktober 2018

Soal Sukhoi Butuh Proses Panjang Dalam Pengirimanya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhUM6gzBnSBHFg0IZZu2YIp8pc3466qcsKDmQM-XnyiJH7iu4QMJ5Q2Brz9_UfjRI2lu0dSFsNhbLdFQKC_AzV2c7H3v-7o6nHepG1365SSfzFZblKu6EG1WbpjHJ1Xij8YAjhTt9OB1bc/s1600/FB_IMG_1438124431555.jpgFlanker Indonesia [def.pk

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva menyatakan pembelian peralatan militer, khususnya jet tempur tidak sesederhana membeli barang dari supermarket. Dia menyatakan butuh proses panjang dalam pengirimanya.

Berbicara saat menggelar briefing bulanan di kediamanya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018), Vorobieva menuturkan jet tempur generasi terbaru Rusia itu mungkin baru akan diterima Indonesia pada tahun depan dan pengiriman akan dilakukan dalam beberapa tahap.

"Soal Su-35, kontraknya sudah ditandangani, tapi ini bukan transaksi instan. Perakitan jet tempur itu membutuhkan waktu, uji coba dan juga pengirimannya membutuhkan waktu," jelas Vorobieva.

"Tidak pernah disebutkan bahwa pesawat itu akan dikirimkan tahun ini. Mungkin tahun depan, di akhir tahun depan, tapi saya tidak bisa memberikan tanggal pastinya," sambungnya.

Ia lalu menuturkan, setelah pengiriman, masih ada proses lain yang harus dijalankan, yakni pelatihan. Vorobieva menuturkan, para pilot Indonesia harus terlebih dahulu mendapat pelatihan dari pilot Rusia dalam mengoperasikan jet tempur ini.

"Karena jet tempur ini memiliki teknologi yang cukup rumit, jadi diperlukan pelatihan dan ini akan membutuhkan waktu. Ini adalah proses yang cukup panjang," tukasnya. (ian)


 AS Ancam Pembeli Senjata Moskow dengan Sanksi 
AS Ancam Pembeli Senjata Moskow dengan Sanksi, Ini Respon RusiaDuta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva. [FOTO/Victor Maulana/SINDONEWS]

Rusia menyatakan ancaman penjatuhan sanksi oleh Amerika Serikat (AS) kepada negara-negara yang membeli senjata mereka adalah sesuatu yang tidak berdasar dan tidak bisa diterima. Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, menuturkan, ancaman sanksi itu juga adalah bentuk campur tangan AS dalam urusan dalam negeri sebuah negara.

"Ancaman ini sangat tidak bisa diterima, tapi seperti yang kita lihat negara-negara itu tidak takut. Turki tetap membeli persenjataan kami, India dan Indonesia juga tetap membeli senjata dari kami," ucap Vorobieva.

"Tentu saja itu adalah interfensi langsung terhadap urusan dalam negeri negara lain dan hubungan bilateral, yang mana tidak bisa diterima dan tidak sah," sambungnya, saat menggelar briefing bulanan di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (17/10).

Seperti diketahui, AS dari awal sudah mengancam negara-negara yang membeli senjata Rusia berpotensi terkena sanksi berdasarkan undang-undangnya, Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

UU itu sejatinya dirancang hanya untuk melawan Rusia, Iran, dan Korea Utara. Setelah New Delhi resmi membeli senjata pertahanan S-400 Triumf, Washington yang menganggap New Delhi sebagai mitra hanya membuat pernyataan samar. Kapan dan wujud sanksi yang berpotensi dijatuhkan pada India tak pernah diungkap secara jelas.

Sementara itu terkait dengan Indonesia, yang telah membeli Su-35 Rusia, AS belum pernah mengeluarkan pernyataan terbuka, bahwa mereka juga mungkin akan menjatuhkan sanksi kepada Jakarta. (esn)

  SINDOnews  

Turki Ingin Gandeng Indonesia Kembangkan Pesawat Tempur

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEzFkRSEGDuwyuF1TDZZG9gmfXgDazcDsaFaUajNmiHcf7C7QG1OTJgF5p3cFcqVYGwdW3_OUFv8kuWFqXoVR5SJ6wUT6p3_0VG1IuuuFfVLB8LX6mKh3Bhl10PBzTCDmPazOy1bn8RQQ/s400/5a339d400f2544092c8e8429.jpgProgram pesawat tempur TFX oleh TAI [Hurriyet] 

Turkish Aerospace Industries (TAI) sedang mencari mitra strategis di Indonesia untuk pengembangan pesawat tempur.

Vice Presiden Corporate Marketing and Communications TAI Tamer Ozmen mengatakan hal tersebut kepada Anadolu Agency saat berkunjung ke fasilitas pengujian pesawat terbang di BPPT Serpong, Banten, akhir pekan lalu.

Tamer mengatakan pihaknya sedang berusaha memperkuat kerja sama dengan industri pertahanan yang ada di Indonesia. Upaya tersebut dimulai melalui proses tender pengembangan pesawat terbang tanpa awak (Unmanned Aircraft Vehicle) oleh Kementerian Pertahanan Indonesia yang diikuti TAI.

Turki menurut dia, memiliki program pengembangan pesawat tempur yang ditargetkan akan mulai mengudara pada 2023 mendatang dan memulai operasional penerbangan pada 2026.

Pewasat tempur tersebut akan menggantikan seluruh pesawat tempur F16 yang dimiliki Turki pada 2040 mendatang,” ungkap Tamer.

Program tersebut menurut Tamer, membutuhkan dukungan banyak teknisi. Oleh karena itu, TAI ingin menggandeng kemitraan dengan industri dirgantara dan pertahanan di Indonesia seperti PT Dirgantara Indonesia serta universitas di Indonesia untuk penyediaan sumber daya manusianya.

Perusahaan tersebut lanjut Tamer, sedang mempertimbangkan untuk menggunakan teknisi asal Indonesia.

Mungkin kita akan membuka kantor di Jakarta atau Bandung. Kita tahu universitas di Bandung (ITB) cukup kuat untuk pengembangan pesawat tempur,” imbuh dia.

 Proyek pesawat angkut R-80 
Pesawat angkut R-80 [Detik]

Selain itu, TAI menurut Tamer, juga sedang mencari kesempatan untuk bekerja sama dalam pengembangan pesawat regional dengan menggandeng PT Regio Aviasi Industri (PT RAI) yang saat ini sedang menggarap pesawat R80.

Turki memiliki kehebatan dalam pengembangan pesawat regional dan mungkin bisa menggandeng PT RAI untuk bekerja sama,” aku Tamer.

  aa  

[Dunia] Dua Jet Tempur Myanmar Jatuh

2 Pilot dan Gadis Cilik Tewas Pesawat jet tempur F-7 Myanmar. Dua jet tempur F-7 Myanmar jatuh pada Selasa (16/10/2018) pagi. [Foto/airliners.net] ★

Dua pesawat jet tempur F-7 Mynamar jatuh di dua lokasi terpisah pada Selasa (16/10/2018). Dua pilot pesawat dan seorang gadis cilik berusia 10 tahun tewas dalam kecelakaan tersebut.

Para pejabat setempat mengatakan dua jet tempur tersebut merupakan pesawat buatan China dengan kursi tunggal. Cuaca buruk berupa kabut tebal diduga jadi penyebab kecelakaan tersebut.

Satu jet tempur jatuh ke sawah. Pesawat tempur lainnya sempat menukik di dekat sebuah pagoda Buddha di wilayah Magway, Myanmar tengah, sebelum jatuh ke tanah.

Menteri Utama Magway, U Aung Moe Nyo, mengatakan kedua pesawat tempur hancur berkeping-keping setelah jatuh sekitar pukul 07.30.

Kedua pilot tewas setelah tidak bisa mengeluarkan diri atau terlontar dari pesawat.

Gadis berusia 10 tahun yang ikut jadi korban tewas bernama Thwal Zin Nyein. Dia tewas setelah terkena serpihan dari salah satu jet yang hancur ketika dia sedang berada luar sekolah swasta.

"Dokter mengatakan dia meninggal tetapi saya masih tidak percaya putri saya meninggal seperti ini," kata ayah korban, U Khin Maung Phyu. "Dia akan selalu hidup di hati saya," ujarnya, seperti dikutip New York Times.

Menurut U Aung Moe Nyo, jasad dua pilot; Kapten Phyo Maung Maung dan Kapten Hein Thu Aung, ditemukan di antara puing-puing pesawat.

"Sangat memilukan untuk melihatnya," katanya, yang mengunjungi lokasi kecelakaan. Menurutnya, salah satu pilot mencoba mengeluarkan parasut. Namun, upaya penyelamatan diri tersebut gagal.

Angkatan udara Myanmar telah mengalami serangkaian kecelakaan fatal selama beberapa tahun terakhir, bahkan saat petinggi militer sudah belanja belanja peralatan tempur di luar negeri. Sekitar 13 persen dari anggaran negara tersebut dihabiskan untuk militer.

Pada bulan April, sebuah jet tempur F-7 jatuh selama pelatihan setelah mengalami "kegagalan teknis". Tahun lalu, 122 personel militer dan keluarga mereka, bersama dengan anggota awak pesawat, tewas ketika pesawat transportasi militer Y-8 buatan China jatuh ke Laut Andaman.

"Kami dapat melihat dari frekuensi kecelakaan pesawat yang kami miliki, beberapa masalah berkaitan dengan pesawat China," kata U Ye Myo Hein, direktur eksekutif dari Tagaung Institute of Political Studies di Yangon.

"Banyak jet tempur China di Myanmar tidak aktif terbang karena ada yang ketinggalan zaman dan beberapa membutuhkan perbaikan besar," ujarnya.

Mengutip keterangan di situs kantor Panglima Militer Myanmar, pada Selasa pagi ada empat pesawat jet tempur yang lepas landas dari pangkalan militer di Magway saat cuaca buruk. Dari empat pesawat, hanya dua yang kembali ke pangkalan.

Myanmar membeli sekitar 60 jet tempur F-7 dari China pada awal 1990-an. F-7 dianggap sebagai tiruan dari pesawat MiG-21 Soviet. Pesawat F-7 telah ekspor ke sejumlah negara termasuk Pakistan, Iran, Sudan dan Korea Utara.

  SINDOnews  

Selasa, 16 Oktober 2018

TNI AL Belum Berencana Pindahkan Pangkalan Kapal Selam

Dari Palu Kapal Selam KRI Nanggala-402 sandar di dermaga Sionban Kapal Selam Lanal Palu [Portal Komando] ★

Pembangunan pangkalan kapal selam TNI AL di Palu, Sulawesi Tengah merupakan bagian dari Rencana Minimum Essensial Force (MEF) untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan RI hingga tahun 2024.

Namun demikian, tahap pembangunan yang sudah dilakukan itu terkena imbas dari gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu, pada 28 September lalu.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksma TNI Gig Jonias Mosez Sipasulta menyebut, hingga kini masih belum ada keputusan dari TNI AL untuk memindahkan pangkalan kapal selam dari Palu.

Kalau itu biar nanti para pimpinan di TNI yang ambil keputusan untuk menjawab. Kalau sudah ada yang disampaikan dari atas pasti akan saya sampaikan,” ujar Gig di Mabesal, Cilangkap, Jakarta, Senin (15/10).

Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1988 itu menegaskan bahwa pangkalan kapal selam itu sudah masuk dalam program MEF dari tahun 2010. Dengan kata lain, pihaknya tidak menduga akan ada gempa dan tsunami yang berpengaruh pada tahap pembangunan.

Pada waktu MEF dibuat kan kita tidak pernah berfikir kalau ada kejadian seperti ini,” imbuhnya.

Dia meyakini bahwa hal ini sudah dibicarakan dan dipertimbangkan di tingkat pimpinan bersama Kementerian Pertahanan. Sehingga ada saatnya mereka menyampaikan ke publik tentang keputusan dipindah atau tidaknya pangkalan kapal selam tersebut.

Mungkin nanti langsung dari Bapak Kasal atau yang sesuai dengan bidangnya untuk menyampaikan,” pungkasnya.

  RMOL  

Senin, 15 Oktober 2018

TNI AL Akan Bentuk Komando Armada Gabungan

Setara Kostrad Kopaska [Bronfrogman]

M
abesal akan membentuk Komando Armada (Koarmada) gabungan yang nantinya membawahi tiga komando utama, yakni Koarmada I, Koarmada II dan Koarmada III.

Ini masih dalam rencana yang tertuang dalam Minimum Essential Force (MEF), namanya armada besar. Mengenai kapan terlaksananya masih menunggu kebijakan pimpinan TNI. Doakan saja,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Gig JM Sipasulta usai acara pisah sambut Kadispenal, di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur.

Menurut dia, pembentukan Koarmada gabungan membutuhkan sarana, seperti kantor, anggaran, dan prajurit. Apabila direalisasikan, otomatis satuan tersebut pimpinan oleh perwira tinggi dengan pangkat bintang tiga atau laksamana madya.

Nah, kalau tambah satu bintang tiga lagi di TNI AL, itu bagus. Dan rencana pembentukannya pun sudah dibahas di Mabes TNI dan Mabes TNI AL,” ujarnya.

Keputusan mengenai rencana pembentukan Koarmada gabungan itu, kata Kadispenal, berada di tangan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai penentu kebijakan bagi pengembangan organisasi TNI.

Koarmada gabungan TNI AL itu akan setara dengan satuan serupa di TNI Angkatan Darat, yakni Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad). Dalam strukturnya, Kostrad membawahi Divisi Infanteri I, Divisi Infanteri II, dan Divisi Infanteri III.

  Okezone  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...