Sabtu, 21 September 2013

Selamat Datang Macan...!!

Sabtu sekitar jam 6 sore, Kapal angkut "Isolde" merapat ke sebuah dermaga di Tanjung Priok Jakarta utara. Didalam kapal itulah sang Macan alias Leopard 2A4 pesanan Indonesia berlayar mengarungi samudera menuju rumah baru mereka. Total ada 2 buah Leopard 2A4 dan 2 buah tank Marder yang tiba pada maghrib ini.


Saat ini proses bongkar muat sedang berlangsung.


  ARC 

Timor Leste harapkan stabilitas politik Indonesia terjaga

Oecusse, Timor Leste - Menteri Dalam Negeri Timor Leste Jorge da Conceicao Teme mengharapkan stabilitas politik dan keamanan di Indonesia tetap terjaga agar tidak mengganggu distribusi pangan ke negara baru itu.

"Ketergantungan ekonomi Timor Leste kepada Indonesia sangat tinggi. Ini kami akui, karena sumber bahan pangan, terutama sembako, semuanya dari Indonesia. Jika terjadi instabilitas politik dan keamanan di Indonesia, kami bisa kewalahan," katanya kepada Antara di Distrik Oecusse, Timor Leste, Sabtu.

Alumnus Universitas Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah, itu mengatakan pemerintahannya terus memantau perkembangan politik dan keamanan di Indonesia, karena dampaknya akan berimbas langsung ke Timor Leste sebagai negara tetangga terdekat.

"Berita-berita tentang penangkapan para koruptor, serangan teroris dan berbagai aksi kekerasan lainnya yang ditayangkan sejumlah stasiun televisi Indonesia yang terpantau di Dili, selalu membuat kami tercengang. Indonesia kok sampai begitu yach...," katanya dalam nada tanya.

Timor Leste yang sebelumnya bernama Timor Timur adalah bagian dari NKRI, namun mayoritas rakyat di wilayah bekas jajahan Portugis itu menyatakan merdeka melalui referendum yang diselenggarakan PBB pada Agustus 1999.

Timor Leste baru memproklamasikan kemerdekaannya pada 20 Mei 2002 setelah pemilu di negara itu memilih pejuang kemerdekaan Timor Timur Xanana Gusmao sebagai Presiden dan Mari Alkatiri (tokoh garis keras dari Partai Fretilin) sebagai Perdana Menteri.

Dalam perjalanan sejarahnya, negara baru itu tetap berkiblat ke Indonesia sebagai negara tetangga terdekat, ketimbang ke Australia atau Portugal yang ikut mendorong kemerdekaan Timor Timur, karena sumber pangan terdekat bagi Timor Leste adalah Indonesia.

"Kami sangat mengharapkan Indonesia tetap damai, dan tidak bergejolak. Jika stabilitas politik dan keamanan dalam negeri Indonesia goyang, kami juga ikut goyang, karena hampir 90 persen kebutuhan pokok rakyat Timor Leste didatangkan dari Indonesia," kata Menteri Jorge.

Mendagri Jorge mengakui bahwa ekonomi dalam negeri Timor Leste sebagian besarnya dikuasai oleh China, tetapi kebutuhan pokok bagi rakyat di negara setengah bagian Pulau Timor itu masih didatangkan dari Indonesia.

"Karena itu, kami sangat mengharapkan stabilitas politik dan keamanan di Indonesia tetap terjaga, agar rakyat kami di Timor Leste tetap menikmati sembako dari Indonesia," demikian Mendagri Jorge de Conceicao Teme.(L003/M026)

  Antara 

Pemerintah Segera Beli Simulator Pesawat Sukhoi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ZbOIhvu8Tvirh1tY6RRVaDrxyJrdjTsYBKSiirOSiBQ6CSI10sYF1KkeeNSDetIL1gqsI-PRQjy2gLnYPuxRqAPf8aPlvGG17wjRrtOMN9DegWy98WTBUXmwFBK7pfvmxF7rj_ioJqU/s400/Sukhoi+Simulator+2_Realpolitik1776.bmpYogyakarta - Kementerian Pertahanan berencana membeli simulator kokpit pesawat tempur Sukhoi. Pembelian ini bertujuan membantu program latihan terbang para pilot jet tempur buatan Rusia itu.

"Saat ini sedang kami proses (pembeliannya)," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis kepada Tempo di Yogyakarta, Jumat, 20 September 2013.

Rachmad melanjutkan simulator kemudi pesawat ini diperlukan untuk merawat satu skuadron pesawat Sukhoi. Sebab, jika untuk sekedar latihan terbang, pilot tak perlu lagi menerbangkan pesawat Sukhoi sungguhan. "Kami tak ingin menghabiskan jam terbang Sukhoi hanya untuk latihan," kata Rachmad.

Sesuai rencana, pemerintah akan membeli satu unit simulator. Mengenai harga, Rachmad mengaku tak hafal, sebab terlalu detil menurut dia.

Kemungkinan besar, satu perangkat simulator kokpit Sukhoi akan dibeli dari Rusia. Sementara itu, Kementerian Pertahanan belum tahu dimana alat simulator akan ditempatkan. "Bisa saja ditempatkan di Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin (markas Skuadron Sukhoi)."

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia telah menerima enam unit pesawat Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK2 dari Rusia. Tambahan enam unit pesawat ini membuat kapasitas jet tempur Sukhoi Indonesia genap satu skuadron atau 16 unit.

Saat ini keenam pesawat baru itu sudah tiba di Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Purnomo mengaku gembira dengan lengkapnya satu skuadron pesawat Sukhoi campuran tipe SU-27 SKM dan SU-30 MK. Sebab, pesawat tempur buatan Rusia ini dinilai andal menjaga wilayah udara Indonesia. Bentuk pesawat yang besar dan punya tangki bahan bakar jumbo membuat Sukhoi mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

  Tempo 

Nasionalisme yang Tangguh

Jakarta - Ketika bangsa Indonesia memperingati ulang tahun kemerdekaan ke-68 pada 17 Agustus 2013, terasa sekali ada sesuatu yang tidak pada jalur yang benar. Nasionalisme, yang pada 1945 menjadi pendorong utama untuk berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah, sekarang hampir tak terasa lagi di masyarakat Indonesia.

Nasionalisme adalah sikap, pikiran, dan perasaan anggota satu bangsa yang menyatakan keterikatan, hubungan emosional dengan bangsa dan negaranya, disertai harapan serta usaha agar bangsa dan negaranya memiliki tempat terhormat dan menonjol di antara negara dan bangsa lainnya. Hal itu membuat harga dirinya kuat serta menjadikannya bangga menjadi warga bangsa itu.

Dengan terjadinya globalisasi, banyak orang berpikir bahwa nasionalisme akan lenyap dari kehidupan manusia. Bahkan ada yang menyerukan bahwa pada akhir abad ke-20 dan sesudahnya, negara tidak memerlukan batas-batas kewilayahan lagi (nations without frontiers). Menurut mereka, pengertian negara-bangsa (nation states) akan hilang dari kehidupan umat manusia.

Namun pandangan itu dalam perkembangannya tidak terbukti. Memang makin banyak terbentuk asosiasi antar-negara, baik dalam hubungan regional maupun dalam rangka kepentingan yang lain, khususnya dalam rangka ekonomi. Tetapi, dalam asosiasi-asosiasi itu, tempat dan eksistesi negara tetap penting, tidak hilang pengertian kedaulatan satu negara. Faktor yang tetap kuat dalam eksistensi dan jalannya negara adalah nasionalisme.

Ada ideologi yang tidak menyukai nasionalisme, seperti komunisme, yang menilai nasionalisme merugikan kehidupan manusia. Namun, dalam kenyataan, betapapun kuat peran ideologi dalam satu negara, ternyata faktor itu tidak dapat menghilangkan nasionalisme. Terjadi perseteruan cukup seru antara Uni Soviet yang komunis dan RRC yang sama komunisnya, karena masing-masing mengejar kepentingan nasionalnya. Juga di lingkungan Barat, kita melihat hubungan kurang serasi antara Amerika Serikat dan Prancis yang sama-sama berada dalam kamp liberalisme-individualisme, tetapi sering berbeda kepentingan nasionalnya.

Malah RRC yang secara resmi negara komunis menjadi negara yang makin nasionalis serta mengejar kepentingan nasional yang tradisional pada Cina. Juga Amerika Serikat, yang mengobarkan globalisasi, malah makin kuat nasionalismenya, terutama setelah mendapat pukulan dari Al-Qaeda pada 11 September 2001.

Tampak sekali bahwa nasionalisme merupakan paham mendasar bagi eksistensi satu negara. Sikap itu secara naluri timbul untuk menjamin kelangsungan hidup dan mewujudkan kesejahteraan. Dalam kondisi dunia demikian, bangsa Indonesia juga perlu sekali memelihara nasionalisme yang tangguh seperti saat dikembangkan untuk merebut kemerdekaan dari penjajah.

Ada kalangan tertentu elite bangsa kita yang mencemooh nasionalisme. Mereka menganggap nasionalisme sebagai pandangan ketinggalan zaman. Hakikatnya sikap kaum elite ini melemahkan dan membahayakan masa depan bangsa kita, karena bangsa Indonesia menghadapi kondisi umat manusia dengan bangsa-bangsa yang mengutamakan nasionalisme bagi perkembangan negaranya.

Nasionalisme Indonesia Dilandasi Pancasila

Nasionalisme Indonesia tidak bisa dan tidak boleh lepas dari dasar negara RI, Pancasila. Nasionalisme bisa memiliki macam-macam muka, dan nasionalisme Indonesia yang benar dan kuat hanya terwujud bila dilandasi Pancasila.

Adalah Bung Karno, presiden pertama RI, yang pada 1 Juni 1945 menyampaikan pandangannya di depan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tentang Pancasila. Beliau katakan bahwa negara Indonesia yang akan kita dirikan memerlukan satu weltanschauung atau pandangan hidup bangsa.

Kemudian beliau menguraikan pandangan yang beliau namakan Pancasila. Bung Karno menyatakan bahwa negara yang kita dirikan harus dilandasi nasionalisme. Tetapi nasionalisme yang kita bangun harus nasionalisme yang tumbuh dalam taman sari internasionalisme, bukan nasionalisme yang sempit dan chauvinis, melainkan nasionalisme yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab.

Selain itu, nasionalisme yang kita bangun harus menjunjung tinggi kerakyatan atau demokrasi, bukan nasionalisme yang diktator. Sebab kedaulatan bangsa harus di tangan rakyat. Juga nasionalisme yang mengutamakan kesejahteraan yang tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia disertai keadilan sosial yang menjadikan rakyat selalu setia pada negara dan bangsa. Dan nasionalisme Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan nasionalisme ateis atau sekuler. Nasionalisme yang menjunjung tinggi kehidupan bermoral sesuai dengan ajaran agama-agama yang ada dalam kehidupan umat manusia.

Sidang BPUPKI menerima dan menyetujui pandangan Bung Karno itu. Ketika kemudian Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) merumuskan Pancasila, digunakanlah beberapa istilah lain dan susunan berbeda dari yang dikemukakan Bung Karno pada 1 Juni 1945, tapi pengertiannya tetap sama. Kata nasionalisme diganti dengan persatuan Indonesia, internasionalisme dengan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dalam susunan Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sila pertama, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab sila kedua, Persatuan Indonesia sila ketiga, sila keempat adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sila kelima. Dasar negara Pancasila ini menjadi landasan setiap aspek kehidupan negara Republik Indonesia dan bangsanya.

Nasionalisme Indonesia akan tangguh dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa serta mencapai tujuan nasional bangsa selama ia dilandasi Pancasila sebagai dasar negara.

Keadaan Nasionalisme Indonesia

Merupakan satu kenyataan bahwa nasionalisme Indonesia dewasa ini dalam keadaan yang jauh dari memuaskan. Hal itu tidak selalu demikian. Nasionalisme Indonesia pernah kokoh dan kuat. Dengan nasionalisme yang kuat, bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dan mendirikan negara Republik Indonesia yang diakui semua bangsa di dunia. Bahwa keadaannya sekarang kurang baik, itu merupakan akibat perkembangan selama Indonesia merdeka.

Setelah negara RI berdiri kokoh pada 1951, sebetulnya kepemimpinan nasional harus melakukan konsolidasi ke dalam untuk memantapkan Pancasila sebagai dasar negara RI. Sebab mayoritas rakyat belum paham benar tentang Pancasila. Selain itu, dalam perjuangan kemerdekaan, cukup banyak orang Indonesia yang berpihak pada Belanda dan yang sikapnya setengah-setengah lebih banyak.

Memang Bung Karno sebagai presiden pertama bicara tentang perlunya nation and character building, tetapi dalam kenyataan tak pernah dilakukan secara sungguh-sungguh. Selain itu, Bung Karno kurang memperhatikan keseimbangan antara menciptakan kesejahteraan rakyat dan perjuangan politik dalam arena internasional. Akibatnya, pemahaman Pancasila tidak mendalam dan meluas. Ditambah makin menurunnya kesejahteraan rakyat membuat kurangnya pemeliharaan nasionalisme.

Dalam kepemimpinan Presiden Soeharto sebagai presiden kedua, mula-mula dicapai kemajuan ketika kesejahteraan rakyat membaik dan Pancasila diperluas pemahamannya melalui penataran, pemahaman, dan pengamalan Pancasila. Sayangnya, permulaan baik itu mengendur ketika kepemimpinan Pak Harto berat pada kepentingan keluarga beliau. Di samping itu, pembangunan ekonomi amat dipengaruhi IMF dan Bank Dunia yang membawa paham neoliberalisme.

Akibatnya, kesenjangan antara pihak kaya dan miskin makin lebar. Sikap masyarakat makin berorientasi pada individualisme dan materialisme, pada uang dan benda. Mulai meluas korupsi di berbagai aspek kehidupan. Sumber daya alam Indonesia yang tinggi potensinya makin dikuasai pihak asing, sedangkan rakyat Indonesia sendiri kurang menikmati manfaatnya. Makin sukar bagi rakyat untuk bangga akan negara dan bangsanya.

Kemudian datang masa reformasi yang bukannya menjadikan Pancasila kenyataan di bumi Indonesia, melainkan justru makin menghilangkan peran dan arti Pancasila dalam kehidupan bangsa. UUD 1945 diamandemen empat kali, yang menjadikan konstitusi itu penuh kontradiksi antara pembukaan yang memuat dasar negara dan batang tubuh yang penuh dengan pasal yang bertentangan dengan Pancasila.

Ekonomi makin didominasi paham neoliberal yang membanggakan kemajuan makro, seperti pertumbuhan 6% setahun, tapi tidak menghiraukan bahwa kemiskinan masih dan makin menjerat kehidupan rakyat banyak. Jadi, kalau sekarang nasionalisme Indonesia kurang kuat, itu merupakan akibat kepemimpinan yang kurang bermutu dan manajemen nasional yang tidak efektif.

Orang Indonesia senang bicara dan berteori, membuat Indonesia kaya dengan teori dan konsep yang brilyan, tapi amat lemah dalam implementasi yang konsisten dan efektif. Para pemimpin hebat sekali berwacana. Tapi, sayangnya, kebanyakan tinggal pada wacana belaka dan tidak merasa perlu mengimbangi wacana itu dengan tindakan nyata.

Maka, untuk membuat nasionalisme Indonesia tangguh dan kokoh kembali, syarat pertama adalah perbaikan dan peningkatan mutu kepemimpinan di semua tingkat dan aspek kehidupan bangsa, disertai pelaksanaan manajemen yang efektif. Khususnya kepemimpinan dan manajemen pada tingkat nasional. Kepemimpinan yang menyadari bahwa nilai-nilai Pancasila perlu hidup dan berkembang nyata dalam kehidupan bangsa Indonesia serta mengusahakan dengan penuh kesungguhan agar hal itu tercapai.

Dengan begitu, potensi nasional yang besar dan bernilai tinggi berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kondisi geografi yang menguntungkan akan mendatangkan kesejahteraan dan kemajuan untuk kehidupan rakyat banyak. Kalau rakyat sejahtera, negara akan kuat. Itulah wujud nasionalisme Indonesia yang tangguh.

(Sayidiman Suryohadiprojo)
Mantan Gubernur Lemhannas

  Gatra 

Menlu RI Diundang Presiden Suriah

http://image.metrotvnews.com/bank_video/newsvideo/video_thumb/183424_1.jpgNew York: Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Marty Natalegawa menyambut undangan Presiden Suriah Bashar Al Assad untuk mengunjungi negara tersebut. Demikian disampaikan Marty dalam kuliah umum di Columbia University, New York, Amerika Serikat.

Marty mengatakan akan segera menemui Menlu Suriah Waled Al Muallem. Namun ia belum memastikan jadwal kunjungannya.

Adapun Marty, saat ini, berada di New York untuk menghadiri rangkaian acara sidang majelis umum PBB 2013. Dalam pertemuan itu, Marty akan menyampaikan sejumlah inisiatif Indonesia untuk menyelesaikan konflik Suriah.

  ● Metrotv  

Jumat, 20 September 2013

Kunjungan Kerja Ka Baranahan Kemhan ke DSME dan KAI Korea

Dalam rangka realisasi kontrak pengadaan 3 (tiga) unit Kapal Selam Diesel Elektrik Klas DSME209 diperlukan kehadiran Tim Inspeksi dan Stell Cutting Ceremony ke Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co., Ltd. (DSME) dan kunjungan ke Korea Aerospce Industry Ltd. (KAI) Korea, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Kemhan Laksamana Muda TNI Ir. Rachmad Lubis mendampingi Laksamana (Purn) Agus Suhartono sebagai Ketua Tim beserta Kasal, Asrenum Panglima TNI, Irjenal. ( 16 s.d 18 September 2013 ).

Kunjungan Kehormatan ke Menhan Republik Korea Mr. Kim Kwan-jin dilaksanakan dalam rangka mempererat hubungan pertahanan antara kedua negara, kunjungan ke DSME meninjau persiapan pembangunan kapal selam kelas DSME 209 dan kunjungan ke KAI meninjau pelaksanaan produksi pesawat terbang T-50i LIFT.

Hasil kunjungan kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam pemenuhan Alutsista melalui pengadaan yang didalamnya terdapat program alih teknologi untuk meningkatkan kemampuan Industri Pertahanan Dalam Negeri menuju kemandirian penyediaan Alutsista TNI.

  Kemhan  

Skuadron Shukoi Indonesia Sudah Lengkap

Sukhoi TNI AU(Fb Jiwa Merah Putih)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia telah menerima enam unit pesawat Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK2 dari Rusia. Tambahan enam unit pesawat ini membuat kapasitas jet tempur Sukhoi Indonesia genap satu skuadron atau 16 unit.

Saat ini keenam pesawat baru itu sudah tiba di Skuadron 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. "Pekan depan kami akan serah-terima ke TNI AU," kata Purnomo kepada wartawan di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat, 20 September 2013.

Purnomo mengaku gembira dengan lengkapnya satu skuadron pesawat Sukhoi campuran tipe SU-27 SKM dan SU-30 MK. Sebab, pesawat tempur buatan Rusia ini dinilai andal menjaga wilayah udara Indonesia. Bentuk pesawat yang besar dan punya tangki bahan bakar jumbo membuat Sukhoi mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Kebanggaan lain, dia melanjutkan, kemampuan tempur pilot AU mengendarai Sukhoi sudah diakui negara tetangga. Sebab, pada kesempatan latihan bersama Australia, pilot Indonesia sempat unjuk gigi kemampuan tempur Sukhoi.

Selain Sukhoi, dalam waktu dekat Indonesia bakal menerima pesawat CN295 buatan PT Dirgantara Indonesia. Mengenai jumlah, Purnomo hanya menyebutkan total CN295 Indonesia sesuai rencana strategis berjumlah sembilan unit. Pesawat ini akan menggantikan tugas angkut sedang F-27 yang sudah uzur. "Tapi kami akan ajukan sampai 16 unit, sedang diproses, jadi akan ada tambahan tujuh unit lagi," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan menyerahkan empat unit pesawat latih Grob G-120 TP buatan Jerman kepada Skuadron Pendidikan 101 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, pagi tadi. Pesawat Grob ini menggantikan AS-202 Bravo dan T-34C. Dari 16 unit pesawat senilai $ 72 juta, pabrikan Grob Aircraft mengirim empat pesawat. Sisanya akan dikirim secara berkala hingga 2014.

  Tempo  

[Foto} Serah Terima Pesawat Grob G120TP-A


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) didampingi Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menggelar jumpa pers setelah acara serah terima pesawat Grob G120TP-A di Hanggar Skadron Didik 101, Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (20/9/2013). Kementerian Pertahanan memesan 18 pesawat yang diproduksi perusahaan Grob Aircraft, Jerman, tersebut untuk menggantikan Pesawat Latih Mula AS-202 Bravo dan Pesawat Latih Dasar T-34C.


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan) didampingi Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia meninjau pesawat Grob G120TP-A pada acara serah terima pesawat tersebut di Hanggar Skadron Didik 101, Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (20/9/2013). Kementrian Pertahanan memesan 18 pesawat yang diproduksi perusahaan Grob Aircraft, Jerman, tersebut untuk menggantikan Pesawat Latih Mula AS-202 Bravo dan Pesawat Latih Dasar T-34C.


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meninjau pesawat Grob G120TP-A pada acara serah terima pesawat tersebut di Hanggar Skadron Didik 101, Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (20/9/2013). Kementerian Pertahanan memesan 18 pesawat yang diproduksi perusahaan Grob Aircraft, Jerman, tersebut untuk menggantikan Pesawat Latih Mula AS-202 Bravo dan Pesawat Latih Dasar T-34C.


Sebuah pesawat Grob G120TP-A diparkir di luar Hanggar Skadron Didik 101, Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, seusai acara serah terima pesawat tersebut, Jumat (20/9/2013). Kementrian Pertahanan memesan 18 pesawat yang diproduksi perusahaan Grob Aircraft, Jerman, tersebut untuk menggantikan Pesawat Latih Mula AS-202 Bravo dan Pesawat Latih Dasar T-34C.


Penampilan penari dari sanggar tari Natya Lakshita menyemarakkan acara serah terima pesawat Grob G120TP-A di Hanggar Skadron Didik 101, Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (20/9/2013). Kementerian Pertahanan memesan 18 pesawat yang diproduksi perusahaan Grob Aircraft, Jerman, tersebut untuk menggantikan Pesawat Latih Mula AS-202 Bravo dan Pesawat Latih Dasar T-34C.

Galery ARC Serah Terima Pesawat Latih Grob G120TP-A :



Jumat, 20 September 2013, TNI-AU resmi memiliki pesawat latih Grob G-120TP-A. Empat dari 18 pesawat itu diserahterimakan dari Kemenhan RI kepada TNI AU di Lanud Adisucipto Yogyakarta. Sebanyak 14 pesawat lainnya akan tiba secara bertahap hingga awal 2014. Secara operasional, Grob G-120TP-A akan bernaung dibawah skadron pendidikan 101 Lanud Adisucipto.

Pesawat Grob G-120TP-A, diklaim memiliki kelebihan dibanding pesawat latih sebelumnya yang menggunakan AS-202B Bravo dan T-34C Charlie. Ke 18 pesawat yang dibeli dari Jerman seharga US$ 72 Juta itu menggunakan mesin rolls-Royce 250-B17F dan mampu dihela hingga kecepatan 439 KM/jam (237knot). Dengan pesawat ini, fungsi 2 jenis pesawat latih bisa digantikan sekaligus, yaitu AS-202 Bravo dan T-34C Turbo Mentor. Sehingga pendidikan calon pilot bisa makin efisien dan efektif.

  Kompas | ARC 

Proyeksi Kapal Selam Korea Selatan dan Rusia

Kapal Selam Changbogo tipe U209
Kapal Selam Changbogo tipe U209

Prospek pengembangan Angkatan Laut Indonesia semakin menjanjikan, setelah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Marsetio dijadwalkan mengunjungi Korea Selatan dalam waktu dekat, untuk menyaksikan pemotongan baja yang menandai dimulainya pembuatan kapal selam pesanan TNI AL.

Duta besar Korea Selatan, Kim Young-Sun mengatakan tiga kapal selam tipe U-209 telah dipesan oleh Indonesia dan akan dikirim tahun 2015 hingga tahun 2016. Dua akan dibangun di galangan kapal Daewoo di Busan, Korea Selatan, sementara yang ketiga akan dibangun di fasilitas galangan kapal milik negara PT PAL Indonesia di Surabaya. Rencana keberangkatan KASAL ke Korea Selatan, disampaikan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Young-Sun, dalam acara 40 tahun sejarah hubungan diplomatik kedua negara, yang bertempat di Jakarta.

Pernyataan dari Dubes Korea Selatan ini, sekaligus menepis dugaan, bahwa kapal selam yang dibeli Indonesia adalah kapal bekas. Dengan adanya pemotongan baja pertama, berarti Indonesia akan memiliki kapal selam baru jenis U-209, buatan Korea Selatan. Pernyataan Dubes Korea Selatan juga menunjukkan, mereka serius membangun kapal selam ketiga di Surabaya, Indonesia. Jika hal ini terwujud, akan menjadi sebuah terobosan besar. Indonesia mampu membuat kapal selam sendiri !.

Di sisi lain TNI AL juga bergerak untuk menindaklanjuti rencana hibah 10 kapal selam dari Rusia. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, tim peninjau TNI AL berangkat ke Rusia, untuk melihat kapal selam hibah tersebut. Diduga kapal selam yang ditawarkan Rusia adalah jenis Kilo yang masih operasional namun direfurbish dan disesuaikan dengan kondisi iklim laut di Indonesia. Kasusnya mungkin mirip dengan hibah 30 pesawat tempur F-16 eks Amerika Serikat. Keberadaan kapal selam Kilo ini akan mendatangkan kekuatan strategis bagi Angkatan Laut Indonesia. Negara lain perlu berpikir ulangi, jika mencoba mengganggu Indonesia. Bahkan keberadan 10 kapal selam kilo (jika jadi dibeli) akan menjadi tekanan tersendiri bagi pasukan Amerika Serikat yang berpangkalan di Australia. Kapal selam kilo memberi pesan kepada Amerika Serikat dan Australia, bahwa keamanan kawasan Indonesia, tidak diserahkan begitu saja kepada mereka. Di sisi lain kapal selam ini akan memperkuat posisi Indonesia di Perairan Natuna, yang bersinggungan langsung dengan laut China Selatan, atas ancaman armada laut China yang semakin agresif.

Kekuatan bawah laut Indonesia akan mengalami peningkatan yang signifikan. Namun jika dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya, seperti India, Australia, China, dan Korea Selatan, maka peningkatan kekuatan laut Indonesia, bisa disebut sedang mengejar ketertinggalan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnJPvQ5do6ONU7kxxnbrSdNqPs9IkWY-ISJhm8uCrOvMkcxojROsF-IwLzBIIoRuwQRAhPgD5QyKO8eQtYh9YAO1qtkYMIiIWXXVrtkGkKzoH3_NnJgE2KJJQWsUjb1pmcZfCKfss56gM/s1600/sub_b871_05.jpg
Kapal Selam Kilo

TNI AL mencoba melompat jauh dengan pengadaan hibah 10 kapal selam (diduga) Kilo. Ada baiknya juga memiliki kapal permukaan yang memiliki nilai strategis setara dengan Kilo, yakni kapal permukaan jenis destroyer. Kapal ini bertugas melindungi kapal-kapal permukaan Indonesia, sekaligus menjadi penggentar. Negara yang dihadapi Indonesia saat berpatroli di wilayah utara adalah China, sementara di wilayah Selatan adalah Australia. Untuk itu diperlukan destoyer sebagai alutsista strategis, didukung oleh frigate, korvet dan kapal cepat rudal. Jika pada tahun 1960-an Indonesia telah memiliki kapal penjelajah Cruiser dari Uni Soviet, sangat wajar di MEF tahap 2 (2015-2019), Indonesia memiliki destoyer.

Kembali ke persoalan kerjasama militer Indonesia dan Korea Selatan. Kabar lain yang menggembirakan adalah kedua negara saat ini mempersiapkan diri untuk bekerja sama dalam pembuatan pesawat tempur KFX / IFX generasi mendatang, yang dirancang dan dibangun bersama-sama. Pada tahun 2010, Indonesia setuju untuk menanggung 20 persen dari biaya proyek KF-X dengan imbalan sekitar 50 pesawat untuk TNI AU, setelah proyek itu diselesaikan.

Kim Young-Sun berharap keputusan final dari kerjasama tersebut dapat dicapai sebelum berakhirnya tahun 2013. “Yang penting adalah, kedua pihak saling menyukai dan saling mempercayai”, ujar Duta Besar Korea Selatan.

Kepercayaan antara Indonesia dan Korea Selatan terus meningkat, tidak hanya ditandai perkembangan volume perdagangan dan investasi dari kedua negara, tetapi juga skala investasi yang terlibat. Kim Young Sun mengatakan investasi Korea di Posko – Krakatau dalam produksi baja mencapai angka 7 miliar USD. Sementara Pabrik Ban Hankook berinvestasi senilai 1,2 miliar USD di pada Bekasi, Jawa Barat. Sekarang ada sekitar 2.000 perusahaan Korea berinvestasi di Indonesia dan ada sekitar 50.000 masyarakat Korea Selata di Indonesia.

Kim mengatakan kedua negara harus mendapatkan pemahaman yang lebih baik satu sama lain, dan terus membangun saling kepercayaan.

  ● JKGR  

Nahkoda Ragam Class into Milford Dry Dock

Berikut Video Nahkoda Ragam Class Masuki Milford Dry Dock :


Dan Foto terbaru Nahkoda Ragam Class diposkan Kenyot10:



  ● Youtube  

Kamis, 19 September 2013

Indonesia-Cina Kerjasama Pertahanan dan Antariksa

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp2Z6HwWRRilHv4lxy7G2IXr7dgO_WvmDaA7zPNQJLfXX7y0JnXmL9uWmtYoiTs3kUgzl_mGqSvpJnuY8NArOKF6nMKTik2r6m_NinJq_Y2LSq2LSvZMeZiY9jLRHydkuBmcK41GRU2WU/s400/1.jpgJakarta--Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto hari ini, Kamis, 19 September 2013, menerima tamu Dewan Negara Republik Rakyat Cina Yang Jiechi. Keduanya pun bertemu dan menjalin perbincangan di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan.

Dalam pertemuan itu, Djoko Suyanto mengaku membicarakan kelanjutkan kerjasama kedua negara. "Salah satunya kerjas ama bidang pertahanan dan antariksa," kata Djoko usai pertemuan. Selain itu, mereka juga membahas kerjasama ekonomi meliputi: investasi, pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, hingga energi.

Mengenai kerjasama di bidang pertahanan, Djoko tak mau banyak bicara. Dia hanya menyebut, Indonesia-Cina akan saling mendukung industri pertahanan antar kedua negara.

Untuk kerjasama bidang antariksa, dia melanjutkan, Indonesia akan mengedepankan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional untuk menimba ilmu dari Cina. Sebab, negeri Tirai Bambu ini jauh lebih maju ketimbang Indonesia. Sebagai bukti Cina telah berhasil pesawat luar angkasa.

"Kedua bagaimana kita adakan peluang kerjasama satelit, nanti biar LAPAN yang menindaklanjuti," kata Djoko.

Sementara itu, Dewan Negara Republik Rakyat Cina Yang Jiechi menyambut baik rencana peningkatan kerjasama dengan Indonesia. Yang Jiechi juga menyebut Indonesia sebagai salah satu negara mitra terbesar Cina.

Selain membicarakan kerjasama, pertemuan Djoko Suyanto dan Yang Jiechi juga membahas rencana kedatangan Presiden Republik Rakyat Cina Xi Jinping awal Oktober 2013. Keduannya juga membicarakan persiapan pertemuan KTT APEC di Nusa Dua Bali 7-8 Oktober 2013.

 Indonesia-Cina Bahas Masalah Laut Cina Selatan 


http://www.citizenjurnalism.com/wp-content/uploads/2012/09/spratly.gif
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto hari ini, Kamis, 19 September 2013, menerima tamu Dewan Negara Republik Rakyat Cina Yang Jiechi. Keduanya pun bertemu dan menjalin perbincangan di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan.

Dalam pertemuan itu, Djoko Suyanto mengaku menyinggung masalah Laut Cina Selatan. "Tapi (pembicaraan dengan Yang Jiechi) tidak sampai ke teknis," kata Djoko.

Mantan Panglima TNI itu hanya mengatakan Indonesia dan Cina saling menghormati batas wilayah masing-masing negara. Indonesia dan Cina pun sepakat untuk saling memanfaatkan laut Cina Selatan untuk kepentingan bersama. "Tentu tetap ada mekanisme dan aturan yang perlu disepakati," kata dia.

Kesepakatan mekanisme itu antara lain komitmen kerjasama bidang maritim Indonesia dan Cina. Meski begitu Djoko mengaku mekanisme itu belum diimplementasikan Indonesia dan Cina. "Saat ini kedua negara masih dalam proses penyamaan prosedur masing-masing, ini terus dirundingkan."

Laut Cina Selatan merupakan wilayah strategis yang berbatasan dengan Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Cina. Di beberapa bagian terjadi tumpang tindih yurisdiksi antara negara-negara yang mengklaim antara lain Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Cina. Hal inilah yang menjadikan potensi konflik di wilayah ini cukup tinggi.

  Tempo 

Besok TNI AU Resmi Miliki 4 Pesawat Grob Buatan Jerman

Pesawat Latih Dasar TNI AU terbaru Grob G120 TP-A
Hari Jumat (20/9/2013) besok rencananya akan berlangsung acara penyerahan empat unit pesawat Grob G120TP-A dari Grob Aircraft Company Germany kepada Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro yang kemudian diserahkan kepada pihak TNI AU. Acara penyerahan berlangsung di Pangkalan Udara TNI AU Lanud Adi Sucipto dengan dihadiri oleh CEO Grob Company, Ka Baranahan Kemhan, Aslog Pangti serta Aslog Kasau.

Rencananya, acara penyerahan akan diisi dengan sejumlah agenda seremonial. Antara lain, serah terima log book pesawat dan penandatangan berita acara, penyerahan log book pesawat secara simbolis dari Grob Aircraft kepada Ka Baranahan Kemhan, acara pembukaan selubung pesawat oleh Menteri Pertahanan RI, pembukaan cover lambang Skadron 101 pada pesawat Grob G120 TP-A oleh Menteri Pertahanan RI serta penandatanganan naskah berita acara serah terima Pesawat Grob G120 TP-A oleh Ka Baranahan Kemhan kepada Aslog Pangti dilanjutkan dari Aslog Pangti kepada Aslog Kasau.

Adapun pesawat Grob 120 TP ini merupakan pesawat latih generasi terbaru yang didatangkan untuk menggantikan pesawat latih AS 202 Bravo dan T-34 Charlie. Pesawat ini memiliki kecepatan maksimum 439 Km/jam (237 knot), dan telah bermesin turbo propeller mengunakan mesin Roll Roys tipe 250-B17F dengan lima bilah baling baling. Dengan model sayap rendah (low wing) dan cantilever meningkatkan kelincahan pesawat berpadu dengan daya mesin putar mesin yang tinggi.

Sesuai rencana untuk tahun 2013 TNI AU/Lanud Adisutjipto akan kedatangan empat Grob G120TP langsung dari negeri Jerman. Serta pada tahun berikutnya akan berturut-turut menyusul tahun 2014 hingga total 16 pesawat.

  Tribunnews 

KRI TSR-542 selamatkan 6 ABK KM. Sinar Mas yang tenggelam

Dihantam ombak besar dan tenggelam di perairan Kaltim

KRI TSR-542 selamatkan 6 ABK KM. Sinar Mas yang tenggelam - Dihantam ombak besar dan tenggelam di perairan Kaltim - KRI Teluk sangkulirang Selamatkan 6 ABK KM. Sinar Mas
KRI 542 Teluk Sangkulirang
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Sangkulirang (TSR)-542 dari jajaran Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfib Koarmatim) telah berhasil menyelamatkan enam orang Anak Buah Kapal (ABK) KM. Sinar Emas yang dihantam ombak besar dan tenggelam disekitar perairan Kalimantan Timur, belum lama ini, Selasa (17/9).

KM. Sinar Emas yang saat itu membawa 30 ton solar bertolak dari Pelabuhan Derami Tarakan sekitar pukul 04.15 waktu setempat dalam kondisi cuaca baik dan belum ada tanda-tanda cuaca bakal memburuk.

Namun, setelah lima belas menit kapal bertolak, kapal yang dinahkodai Asman tersebut mengalami goncangan hebat karena ditiup angin sangat kencang. Pada saat itu, nahkoda kapal sudah sempat memutar haluan untuk kembali ke Tarakan. Tapi ombak setinggi 1,5 meter yang menghantam lambung kanan kapal, sulit kiranya sang nahkoda menyelamatkan kapal, dan akhirnya kapal pun tenggelam.

Ketika itu KRI TSR yang dikomandani Mayor Laut (P) Adi Sunaryo yang sedang melaksanakan patroli di wilayah perairan Timur Indonesia, tepat dekat dengan lokasi kejadian, segera melaksanakan pertolongan kepada para ABK kapal tersebut.

Begitu kapal berada di lokasi kejadian, kondisi para korban seluruhnya sudah jatuh di laut. Maka pada saat itu juga, Komandan KRI TSR-542 segera memerintahkan untuk memberikan pertolongan korban jatuh di laut. Kemudian tidak membutuhkan waktu terlalu lama, semua ABK berhasil dievakuasi dengan kondisi selamat.

“Setelah berhasil menyelamatkan para korban, kita juga beri tindakan medis dengan memeriksa kondisi seluruh korban yang dilakukan oleh bintara kesehatan kapal. Selanjutnya kita beri makan, pakaian, dan tindakan selanjutnya para korban akan dibawa ke pangkalan TNI AL terdekat,” kata Komandan KRI TSR.

  Lensa Indonesia 

Kementerian Pertahanan Beli Alat Sadap untuk TNI

http://cdn.sindonews.com/dynamic/content/2013/06/28/14/755305/ANJ9kcX7cD.jpg?w=300
Ilustrasi
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris, Gamma TSE Ltd. Kementerian menyatakan alat sadap ini akan diberikan ke TNI, khususnya Badan Intelijen Strategis.

"Pengadaannya tahun lalu, dan alatnya akan datang akhir tahun ini," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Sisriadi Iskandar saat dihubungi Tempo, Kamis, 19 September 2013.

Sisriadi melanjutkan, perlengkapan intelijen itu dibeli seharga empat juta Euro, atau sekitar Rp 70 miliar. Sayang, Sisriadi tak mau menerangkan detil peralatan intelijen yang dibeli itu.

"Maaf ini sifatnya rahasia, kalau saya kasih tahu malah melanggar konstitusi," kata dia.

Pembelian alat sadap baru, Sisriadi melanjutkan, merupakan upaya modernisasi peralatan intelijen yang dimiliki BAIS. Pengadaan alat sadap ini masuk dalam rancangan modernisasi alat utama sistem persenjataan Indonesia, atau Minimum Essential Force.

Mengenai kegunaan alat sadap itu, Sisriadi juga tak mau menyebutkan detil. Menurut dia, informasi mengenai alat intelijen yang dibeli pemerintah bersifat rahasia. "Yang jelas untuk memperkuat dan melindungi negara."

DPR Awasi Penggunaan Alat Sadap TNI

Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin membenarkan kabar pembelian seperangkat alat sadap intelijen baru oleh Kementerian Pertahanan untuk Badan Intelijen Strategis. Hasanuddin juga menyebut Komisi I DPR telah menyetujui pembelian alat seharga Rp 70 miliar tersebut.

Sayangnya, Hasanuddin tak mau menjelaskan detil merek dan peralatan apa saja yang dibeli Kementerian Pertahanan. "Komisi I tak pernah bahas merek dagang dan asal negaranya, itu ranah 'user'," kata dia melalui pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 19 September 2013. Hasanuddin juga merahasiakan kapan dan bagaimana rincian pembahasan antara Komisi I dan Kementerian Pertahanan tentang pembelian alat sadap ini.

Hasanuddin mengingatkan ada kemungkinan TNI menyalahgunakan peralatan intelijen mereka. Kekhawatiran paling besar adalah penyalahgunaan alat sadap untuk urusan pemilihan umum 2014. Karena itu, Komisi Pertahanan perlu mengawasi betul penggunaan alat sadap baru milik BAIS ini.

Hasanuddin mengklaim Komisi I sedang membentuk tim khusus untuk mengawasi kemungkinan penyalahgunaan peralatan intelijen baru ini pada Pemilu 2014. Sayang, lagi-lagi Hasanuddin merahasiakan struktur dan cara kerja tim khusus Komisi I itu.

Sebelumnya, penggiat hak asasi manusia dari Imparsial, Poengky Indarti, menentang keras pembelian seperangkat alat sadap intelijen dari pabrikan Gamma TSE Ltd oleh Kementerian Pertahanan. Menurut Poengky alat sadap yang diperuntukkan BAIS TNI senilai Rp 70 miliar ini rawan disalahgunakan. Terlebih untuk memata-matai pelaksanaan pemilihan umum 2014.


  Tempo 

TNI AL dan Thailand Selesaikan Latihan Bersama

TNI AL dan Thailand Selesaikan Latihan BersamaSurabaya - TNI Angkatan Laut dan Royal Thai Navy (Angkatan Laut Thailand) menyelesaikan kegiatan latihan bersama bersandi "Sea Garuda 17-AB/13" yang berlangsung di Surabaya pada 9-17 September 2013.

Latihan bersama yang digelar setiap dua tahun sekali itu ditutup oleh Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan di Gedung Pusat Latihan Kapal Perang, Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa.

Hadir pada acara penutupan itu, antara lain Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono, Komandan Gugus Tempur Laut Armatim Laksma TNI Ari Soedewo, Komandan Pusat Penerbangan TNI AL Laksma TNI I Nyoman Nesa, dan delegasi AL Thailand yang dipimpin Rear Admiral Somchai Nabangchang (Commander of Fregatte Squadron 01 RTN).

"Latihan bersama ini merupakan bentuk kerja sama di bidang kemiliteran guna menciptakan keamanan laut di kawasan Asia Tenggara dan menciptakan rasa persaudaraan antara Angkatan Laut kedua negara," kata Laksda Didit Herdiawan.

Kegiatan latihan selama sembilan hari itu dibagi dalam tiga tahap, masing-masing "Harbour Phase" (Pangkalan) di Markas Koarmatim, "Sea Phase" (manuver lapangan/laut) dan "Post Exercise" (pengakhiran).

Pada tahap manuver lapangan, lokasi latihan yang digunakan mulai Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Selat Madura, Laut Jawa, dan Pulau Gundul hingga kembali Pelabuhan Tanjung Perak.

Sedangkan pada "post exercise" dilaksanakan kegiatan olahraga bersama, kunjungan sosial, malam prajurit, dan pertukaran cindera mata.

Dalam latihan bersama Sea Garuda, TNI AL melibatkan sejumlah unsur kapal perang, seperti KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355, KRI Sulta Hasanuddin 366 dan KRI Pandrong 801. Selain itu juga ada helikopter jenis Bolco dan pesawat Patmar jenis Cassa 212.

Sementara AL Thailand mengirimkan dua kapal perang, yakni HTMS Sukhotai 442 dan HTMS Khirirat 432, ditambah satu pesawat Patmar jenis P3T.

Pada latihan kali ini juga telah ditetapkan dan ditandatangani sebuah buku panduan latihan "Standard Exercise Procedure" yang merupakan hasil kesepakatan AL kedua negara dan akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan Latihan Sea Garuda selanjutnya. (*)

  Antara 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...