Pesawat tempur KF-21 Boramae (KAI) ★
PT Dirgantara Indonesia (DI) membidik untuk terlibat dalam perakitan akhir, uji terbang, sertifikasi, kemudian pemeliharaan dan perbaikan (MRO) jet tempur KF-21 Boramae hasil kerja sama RI-Korea Selatan (KFX/IFX) manakala prototipe pesawat itu masuk tahap produksi massal.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan saat bertemu wartawan di fasilitas produksi PT DI, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat, menjelaskan PT DI setidaknya harus berjuang untuk masuk dalam rantai produksi pesawat hasil kerja sama RI-Korsel tersebut.
Oleh karena itu, Gita menyampaikan PT DI saat ini fokus mempersiapkan kemampuannya untuk ikut terlibat dalam produksi massal pesawat tempur generasi 4.5 KFX/IFX KF-21 Boramae.
“Harus ada keseriusan ke depan kita punya kemampuan di bidang produksi fighter (pesawat tempur). Jadi, apapun programnya di berbagai macam ofset, tujuannya cuma satu, bagaimana PT DI mampu ke depannya membangun fighter,” kata Gita Amperiawan.
Kementerian Pertahanan RI sebagai wakil Pemerintah RI menyesuaikan kontribusi dananya terhadap proyek kerja sama membangun pesawat tempur KF-21 buatan Korea Aerospace Industries (KAI) dengan Pemerintah Korea Selatan. Kontribusi yang diberikan Indonesia pun terhadap proyek KFX/IFX itu saat ini sebesar 600 miliar won atau sekitar Rp 6,95 triliun dari komitmen awal sebesar 1,6 triliun won atau sekitar Rp 18,5 triliun.
Produksi pesawat tempur KF-21 Boramae (KAI)
Dari penyesuaian itu, Gita menyebut PT DI pun saat ini dalam tahap menyusun capaian-capaian apa saja yang dapat dilakukan oleh perusahaan plat merah tersebut.
“PT DI itu sedang menyiapkan untuk mampu. Itu yang pertama. Kedua, PT DI perlu menyusun semua capaian-capaian dengan biaya itu sehingga biaya yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah untuk program KFX ini memang bermanfaat (worthy). Pertanggungjawaban kami kepada bangsa dari belanja anggaran untuk KFX ini sedang kami siapkan,” kata Direktur Utama PT DI.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha saat ditanya mengenai ofset KFX/IFX yang diterima Indonesia setelah penyesuaian kontribusi itu menyebut Pemerintah RI saat ini berunding soal kerja sama alih teknologi proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur itu setelah adanya penyesuaian.
“Ada beberapa alih teknologi (ToT) akan didapatkan dari kerja sama pengembangan bersama pesawat tempur KFX/IFX, yaitu kemampuan produksi bagaimana mendesain, membangun pesawat tempur, membuat beberapa komponen meliputi sayap, ekor, beberapa bagian body belakang pesawat, dan beberapa pylon/adapter untuk persenjataan dan sensor, melakukan final assembly (perakitan akhir), uji terbang, dan re-sertifikasi untuk pesawat IFX,” kata Karo Humas Setjen Kemhan RI saat dihubungi di Jakarta pada 20 Agustus 2024.
Dia melanjutkan ToT yang diincar Pemerintah Indonesia dalam proyek gabungan itu juga terkait kemampuan operasi dan pemeliharaan, yang mencakup integrated logistics support, perawatan pesawat tempur KFX/IFX, pengembangan sistem latihan untuk pilot dan teknisi, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah (troubleshooting) saat operasional.
“Kemudian, kemampuan modifikasi dan upgrading, yaitu melakukan desain integrasi dan re-sertifikasi unique requirement berupa drag chute, eksternal fuel tank, dan air-refueling, serta melakukan integrasi sistem persenjataan baru, avionik, sensor, dan elektronik,” sambung Edwin melanjutkan alih teknologi yang diharapkan diterima Indonesia dalam proyek kerja sama itu.
🛩 Target Perdana untuk Versi Amphibi N219 @ BIAS 2024 (PTDI)
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Gita Amperiawan mengatakan, pesawat N219 sudah memasuki tahap serial produksi. “Sudah, karena kontrak sudah berjalan,” kata dia di sela Media Gathering dengan Kementerian Pertahanan di Hanggar PTDI di Bandung, Jumat, 27 September 2024.
Gita mengatakan, kontrak perdana yang sudah masuk dalam tahap pengerjaan adalah 6 unit pesawat N219 pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI Angkatan Darat. Dari 6 unit itu, salah satunya adalah varian N219 Amphibi. “Mudah-mudahan yang pertama di delivery itu Amphibi,” kata dia.
PTDI menargetkan pada akhir 2026 sudah memasuki proses sertifikasi. Targetnya pada 2027 proses sertifikasi rampung dan produksi perdana N219 Amphibi diserahkan pada Kementerian Pertahanan.
Gita mengatakan, pesawat N219 akan menjalani serangkaian proses sertifikasi agar bisa memenuhi persyaratan pesawat militer, termasuk untuk versi Amphibi. Pesawat N219 basic yang ada saat ini baru mengantongi sertifikasi TC (Type Certificate) yang diterbitkan Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan pada Desember 2020 lalu.
“Kalau kemudian kita menjual ke Angkatan Dareat, maka kita melakukan verifikasi namanya. Verifikasi dari semua dokumen yang sudah kita submit yang kita selesaikan dengan DKKPU, kemudian diverifikasi oleh Indonesia Defence Airworthiness Authority (IDAA), itu dikerjakan untuk bisa dijual ke militer,” kata Gita.
Gita mengatakan, selanjutnya untuk proses sertifikasi N219 Amphibi di DKPPU tidak perlu mengulang dari awal. “Akhir 2025 atau awal 2027 Insyaallah kita akan menyelesaikan (sertifikasi) Amphibi, tapi hanya amandemen TC (Type Certificate),” kata dia.
Sebelum memasuki fase tersebut, PTDI akan melakukan serangkaian peningkatan kemampuan pesawat N219 Basic menjadi pesawat N219 Basic Amphibious. “Itu belum dipasang Float (pengapung) di bawah, tapi performance dia sudah Basic Aircraft Amphibious, itu sekaligus akan meningkatkan performance N219 Basic karena akan membawa Float,” kata Gita.
Gita mengatakan, yang terpenting dari fase pengembangan N219 adalah masuk ke pasar. “Kita harus masuk ke market, karena dari market-lah sebenarnya feedback customer itu terjalin. Jadi improvement itu harus berdasarkan requirement customer di pengoperasian, jadi kita akan lihat,” kata dia.
🛩 300 Miliar dari Bappenas
Direktur Produksi PTDI Batara Silaban mengatakan, pengembangan N219 Amphibi tersebut mendapat bantuan pembiayaan dari Bappenas sebesar Rp 300 miliar. “Rp 300 miliar dari Bappenas untuk Amphibi,” kata dia di sela Media Gathering tersebut, Jumat, 27 September 2024.
Batara mengatakan, proses pengembangan N219 Amphibi tersebut akan dikerjakan sekaligus masuk ke serial produksi. “Dalam development kali ini betul-betul ujungnya serial produksi,” kata dia.
Pengembangan yang sedang dilakukan saat ini, kata Batara, tujuannya untuk menaikkan kemampuan pesawat N219 Basic. Dia mencontohkan desain sayap yang rancangan awalnya memiliki daya angkut 6.300 kilogram akan ditingkatkan menjadi 7 ribu kilogram. “Itu sendiri sudah jalan sekarang dengan kemampuan PTDI. Kita punya kemampuan dan fasilitas,” kata dia.
Batara menambahkan, dari 6 unit pesawat N219 pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI Angkatan Darat tersebut satu di antaranya N219 Amphibi. “Jadi dari 6 itu, satu konfigurasinya Amphibi. Sisanya itu militarry transport. Kalau Amphibi itu ada floating-nya,” kata dia.
Saat ini pengembangan N219 Amphibi sudah mencapai 34 persen. “Target kita first flight itu (Semester 2) 2026, sertifikasi 2027,” tambah Batara.
Batara mengatakan, sejumlah daerah perairan sudah dibidik untuk menjadi waterbase pengujian perdana N219 Amphibi. Di antaranya Kepulauan Riau serta Karimun Jawa. “Yang sudah siap di Kepulauan Riau,” kata dia.
PTDI menargetkan akhir tanun 2027 pesawat N219 Amphibi sudah diserahkan pada Kementerian Pertahanan. “Akhir 2027 delivery ke customer,” kata dia.
Kebutuhan pesawat N219 Amphibi di Indonesia juga sudah dihitung oleh PTDI. “Ada kebutuhan dan sudah dilakukan kalkulasi untuk jenis N219 Amphibi ini kurang lebih sebanyak 54 unit. Tim PTDI sudah melakukan survei di berbagai tempat di Indonesia. Salah satunya di provinsi yang ada tourism,” kata dia.
Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha mengatakan, Kementerian Pertahanan berkomitmen untuk mendukung kemajuan industri pertahanan dalam negeri, termasuk PTDI.
“Kita bisa lihat dari apa yang sudah dicapai oleh PTDI ini bukan hanya mandatory tapi memang kita harus mengembangkan industri pertahanan dalam negeri kalau kita mau lebih maju lagi ke depannya,” kata dia di sela Media Gathering tersebut, Jumat, 27 September 2024.
✈ Untuk TNI AU Pekerja mengisi daya pesawat NC 212i milik TNI AU yang telah selesai di produksi di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, (PT DI) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024). (Antara/Raisan AL Farisi)
Pekerja mengecek pesawat NC 212i milik TNI AU yang telah selesai di produksi di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).
PT DI memproduksi sebanyak sembilan unit pesawat NC 212i dengan kapasitas 21 orang untuk TNI AU. Pesawat ini memiliki kegunaan sebagai alat transportasi dan modifikasi cuaca serta memiliki teknologi terbaru seperti digital cockpit dan autopilot.
Dikutip dari situs resmi PT Dirgantara Indonesia, pesawat NC212i merupakan pesawat angkut ringan dengan sistem avionik modern full glass cockpit dan autopilot, yang dilengkapi dengan winglet, ramp door dan memiliki ukuran kabin yang luas dibandingkan pesawat sekelasnya.
Sejak tahun 2014, PTDI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat NC 212i.
Latma Elang Malindo XXIX/24 (dispenau) ⍟
Dalam rangkaian latihan bersama (Latma) Elang Malindo XXIX/24, TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) menggelar operasi Search and Rescue (SAR) bersama di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (25/9/24). Latihan ini bertujuan memperkuat kerja sama militer antara kedua angkatan udara, khususnya dalam Operasi Militer Selain Perang.
Disimulasikan, operasi SAR dilaksanakan menyusul laporan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) terkait terjadinya banjir bandang di Pontianak, yang mengakibatkan sejumlah orang hilang dan terdampar. Pemerintah memandang perlunya dukungan udara untuk menyelamatkan dan mengevakuasi para korban, sehingga TNI AU dan TUDM bekerja sama dalam operasi tersebut.
Langkah awal yang diambil TNI AU adalah mengerahkan pesawat CN-235 dari Skadron Udara 27 untuk menjalankan misi Search and Locate guna menemukan lokasi korban.
Setelah posisi korban teridentifikasi, helikopter NAS-332 Super Puma milik Skadron Udara 6 dan pesawat EC-725 Caracal milik TUDM diterbangkan menuju lokasi, membawa personel SAR untuk melakukan penyelamatan.
Di lokasi pertama, tim SAR menggunakan teknik rappelling untuk mengevakuasi korban yang terjebak di darat. Sementara di lokasi kedua, dilaksanakan operasi Water Rescue dengan metode free jump dan hoist untuk menyelamatkan korban yang berada di perairan. Setelah berhasil dievakuasi, korban segera dipindahkan ke pesawat CN-235 untuk menjalani proses Medevac atau evakuasi medis.
Latma Elang Malindo tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis dalam operasi penyelamatan, tetapi juga mempererat hubungan bilateral kedua negara, khususnya dalam kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat di masa mendatang.
🛰 Terpantau Citra Satelit Dari Citra Satelit, Diduga Kapal Selam Nuklir Terbaru Cina Mengalami Insiden ‘Karam’ di Sungai Yangtze (Foto/Planet Labs)
Kapal selam bertenaga nuklir terbaru milik China dilaporkan tenggelam di dermaga pada musim semi lalu dan Beijing disebut berupaya menutupi insiden tersebut karena dianggap memalukan.
Menurut dua pejabat pertahanan Amerika Serikat, kapal selam serang itu adalah yang pertama dari lini baru kapal Zhou-class yang dibangun di galangan kapal dekat kota Wuhan. Kapal selam Zhou-class ini memiliki bentuk ekor berbentuk X yang khas, dirancang untuk meningkatkan kemampuan manuver di bawah air.
Laporan ini diperkuat dengan citra satelit yang diambil Maxar Technologies pada 10 Maret lalu yang menunjukkan kapal selam Zhou-class dengan ekor berbentuk X sedang bersandar di pelabuhan.
Lalu, Maxar Technologies kembali mengambil gambar satelit lagi pada Juni dan menunjukkan bahwa kapal selam tersebut tidak kembali ke dermaga.
"Tidak mengherankan jika Angkatan Laut PLA berusaha menyembunyikan fakta bahwa kapal selam serang bertenaga nuklir terbaru mereka tenggelam di dermaga," kata seorang pejabat senior pertahanan AS seperti dikutip CNN.
Aktivitas tak biasa di galangan kapal itu pertama kali diamati oleh Tom Shugart, peneliti senior di Center for a New American Security yang rutin mempelajari citra satelit galangan kapal di China.
"Saya belum pernah melihat sekelompok derek berkumpul di satu tempat seperti ini," kata Shugart kepada CNN.
"Jika Anda melihat kembali citra lama, biasanya hanya ada satu derek, tapi kali ini ada banyak yang berkumpul di sana." Dalam meninjau citra satelit lama dari galangan kapal yang sama, Shugart juga memperhatikan ukuran kapal selam yang lebih besar dan ekor khasnya, menunjukkan adanya kelas baru kapal selam.
Menurut Shugart, biasanya kapal selam akan berada di galangan kapal selama beberapa bulan untuk proses pelengkapan setelah peluncurannya.
Insiden ini terjadi kala Beijing menjadikan modernisasi Angkatan Laut dan kekuatan kapal selamnya sebagai salah satu prioritas utama. Ini bersamaan dengan upaya China membangun militer kelas dunia yang bersaing dengan Amerika Serikat.
Menurut laporan terbaru tentang kekuatan militer China tahun 2023, Angkatan Laut PLA China mengoperasikan enam kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir, enam kapal selam serang bertenaga nuklir, dan 48 kapal selam serang bertenaga diesel.
China juga sedang meningkatkan kapasitas produksinya untuk memproduksi kapal selam baru. Meskipun Angkatan Laut PLA menjadikan kapal selam yang lebih tua pensiun, China diperkirakan akan memiliki 65 kapal selam pada tahun 2025 dan 80 kapal pada tahun 2035 berkat peningkatan kapasitas konstruksi kapal selamnya, menurut Layanan Riset Kongres (CRS).
Sementara itu, Angkatan Laut AS memiliki 53 kapal selam serang cepat, 14 kapal selam rudal balistik, dan empat kapal selam rudal terpandu. Seluruh armada kapal selam AS bertenaga nuklir.
Pejabat senior pertahanan tersebut mengatakan tidak jelas apakah bahan bakar nuklir sudah dimasukkan ke dalam kapal selam China tersebut atau apakah kapal tersebut belum diisi bahan bakar saat tenggelam.
Sejauh ini China bungkam ketika ditanya konfirmasi soal insiden ini.
"Kami tidak mengenal situasi yang Anda sebutkan dan saat ini tidak memiliki informasi untuk diberikan," kata Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington.
China memiliki Angkatan Laut terbesar di dunia berdasarkan jumlah kapal. Angkatan Laut PLA memiliki 370 kapal, termasuk 234 kapal perang, menurut CRS, sementara AS memiliki 219 kapal perang. AS mengidentifikasi China sebagai "tantangan jangka panjang" dalam perlombaan kekuatan.
Dalam kritik terhadap industri China, pejabat pertahanan tersebut mengatakan, "Insiden ini menimbulkan pertanyaan lebih dalam tentang akuntabilitas internal PLA dan pengawasan terhadap industri pertahanan China-yang telah lama dilanda korupsi." (rds/rds)
N219 (PTDI) 🛩
Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI mendorong industri dirgantara dalam negeri. Salah satu langkahnya adalah dengan memperbanyak transfers of technology atau transfer teknologi.
Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha mengatakan Kemhan berkomitmen mendorong dan mengembangkan industri dirgantara dalam negeri. Pihaknya juga mendorong PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperbanyak program transfers of technology.
"Dalam hal ini, industri dirgantara, kita yang saya sampaikan tadi, bahwa kontrak-kontrak, kemudian kegiatan offset, maupun transfers of technology ini semakin banyak," kata Edwin di hanggar pesawat N219 PTDI, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).
Dia mengatakan dukungan untuk PTDI adalah upaya untuk terus memajukan industri pertahanan dalam negeri. Pihaknya mengapresiasi sejumlah capaian yang dilakukan oleh PTDI, salah satunya dalam pemenuhan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk TNI.
"Kita bisa lihat dari apa yang sudah dicapai oleh PTDI, memang kita harus mengembangkan industri pertahanan dalam negeri. Kalau kita mau lebih maju lagi ke depannya, tentunya platform utamanya adalah BUMN pertahanan. Untuk bidang dirgantara adalah PT Dirgantara Indonesia," jelasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan saat ini PTDI berfokus pada tiga hal. Yakni pemenuhan kebutuhan alutsista dalam negeri, perluasan pangsa pasar tak hanya untuk kegunaan militer tapi juga komersial, hingga peningkatan ekspor.
"Jadi ada tiga dari PTDI, yang paling pertama adalah bagaimana PTDI tampil memaksimalkan kebutuhan untuk penggunaan alutsista yang di renstra, yang kedua bagaimana PTDI hadir tidak hanya di military, tapi juga di komersial, yang ketiga adalah bagaimana PTDI memperbesar segmen bisnis ekspornya," katanya. (aud/aud)
Ingin Jadi Pemasok Global Produksi Pesawat Rafale
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengaku ingin menjadi bagian dari rantai pasok global atau global supply chain dalam produksi komponen pesawat tempur Rafale. Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, mengatakan peluang tersebut terbuka usai pembelian pesawat tempur diikuti kerja sama offset dengan pabrikan Rafale asal Prancis, yakni Dassault.
"Offset dalam pembelian Rafale kan sudah jalan ya. Seperti misalnya di luar itu kita juga punya production work package ya, beberapa bagian daripada pesawat Rafalenya akan diproduksi secara lokal di Indonesia," kata Gita di Hanggar Pesawat N219 PTDI, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).
Menurut Gita tak hanya menjadi bagian dari rantai pasok global, PTDI juga berpeluang mengembangkan kemampuan perawatan atau Maintance, Repair dan Operation (MRO) pesawat tempur.
"Ini bagus, kenapa? Karena kita disertifikasi dan ke depannya kita bisa menjadi global supply-nya mereka. Di luar itu, maintenance-nya tentu di kita gitu kan. Karena kita harus bisa mengambil kemampuan MRO-nya," ucapnya.
Menurut Gita, PTDI memiliki kemampuan tersebut. "Dengan fungsinya offset, sebetulnya bersama-sama dengan Dassault, kita menyiapkan sebetulnya apa yang kita perlukan untuk PTDI itu mampu meng-absorb teknologinya," katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Produksi PTDI, Batara Silaban, mengatakan produksi komponen pesawat tempur Rafale di Indonesia kemungkinan besar baru akan terlaksana setelah pengiriman pesawat tempur Rafale rampung.
"Oh itu kan akan sesuai dengan jadwal delivery, kalau itunya sendiri mungkin setelah 2027-2028. Kami mesti dikualifikasi dulu oleh mereka, tapi kita punya kemampuan itu," ucapnya. (whn/whn)
(militer udara) ★
Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau), Marsekal Madya TNI Andyawan M.P., S.I.P., M.Tr.Han., memimpin rapat persetujuan Paint Scheme (Skema Warna yang merupakan susunan atau kombinasi warna yang digunakan dalam suatu desain) Pesawat Sukhoi 27/30 di Ruang Rapat Wakasau, Mabesau, Jakarta, Kamis (26/09/2024).
Wakasau dalam sambutannya mengatakan bahwa paint scheme ini bukan hanya tentang estetika, tetapi juga cerminan dari identitas, kekuatan, dan kebanggaan kita sebagai TNI Angkatan Udara. Paint Scheme pesawat tempur juga dapat memainkan peran penting dalam membangun citra Angkatan Udara di suatu negara.
Pesawat tempur TNI AU, lanjut Wakasau, harus menjadi simbol keunggulan, keberanian, dan kesiapan kita dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Wakasau juga menekankan beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian untuk dipertimbangkan,
pertama Aspek Keamanan dan Operasional, Kedua Kepatuhan terhadap standar dan regulasi yang berlaku, Ketiga Aspek Estetika dan Keempat Aspek Maintenance.
Su 30 TS3001 TNI AU (Jetphotos) ★
"Keputusan yang kita ambil hari ini bukan hanya terkait memilih warna, tetapi juga menjadi langkah strategis yang akan berdampak pada efektivitas operasional TNI AU, kebanggaan para Penerbang kita, sekaligus membangun citra TNI AU di mata dunia", Ungkap Wakasau.
Sementara itu diakhir kegiatan Wakasau meminta kepada seluruh peserta rapat yang hadir untuk segera menindaklanjuti hasil keputusan ini dengan langkah-langkah konkret, memastikan bahwa implementasinya berjalan sesuai rencana dan standar yang telah kita tetapkan.
Kita tidak hanya bertanggung jawab pada kondisi saat ini, tetapi juga meletakkan fondasi kuat bagi generasi berikutnya, ujar Wakasau.
Turut hadir dalam rapat Asops Kasau, Aslog Kasau, Kapuslaiklambangjaau, Kadisaeroau, Aslog Kaskoopsudnas, Danlanud Hasanuddin, Makassar beserta pejabat TNI AU lainnya.
Ilustrasi drone laut Ukraina (Navalnews)
Markas Besar TNI Angkatan Laut (Mabesal) menjajaki penggunaan teknologi otonom (autonomous technology) untuk membangun postur kekuatan tempur TNI AL setidaknya sampai 20 tahun ke depan.
Oleh karena itu, TNI AL mengumpulkan berbagai ahli dan pakar untuk membahas teknologi otonom dan tren peperangan berbasis teknologi otonom (autonomous warfare) dalam sebuah forum diskusi kelompok (FGD) di Jakarta, Rabu.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali dalam sambutannya saat membuka acara itu di Mabesal, Cilangkap, Jakarta, Rabu, menyampaikan penggunaan teknologi otonom dalam perang Rusia-Ukraina mengubah cara berperang sekaligus strategi bertempur terutama di laut.
“Ini mengubah cara berperang secara umum, betapa ringkihnya, betapa fragile-nya kapal-kapal di atas air dari gangguan unmanned system. Kita lihat kapal penjelajah Rusia Kelas Moskwa pun terkena serangan dari USV Ukraina,” kata Laksamana Ali.
Dia melanjutkan kapal-kapal dagang dan kapal induk Amerika Serikat di Laut Merah dan Teluk Aden juga menghadapi serangan-serangan drone, salah satunya dari kelompok Houthi Yaman.
USV Ukraina (Navalnews)
“Senjata-senjata drone ini senjata kecil, murah, tetapi punya efek getar tinggi. Ini menjadikan kita harus berpikir bagaimana mengelola alutsista ke depan, menyiapkan perkembangan teknologi untuk memajukan kemampuan tempur unsur-unsur TNI Angkatan Laut,” kata Ali.
TNI AL pada 2024 dalam proses menyusun Rencana Strategis TNI AL 2025–2029 dan Postur Pembangunan Kekuatan TNI AL 2025–2044. Dua dokumen itu, yang menjadi pedoman membangun kekuatan TNI AL dalam jangka menengah dan jangka panjang, ditargetkan rampung disusun pada tahun ini.
FGD yang mengangkat tema “Autonomous Warfare for Revolution Maritime Operation Affair” menghadirkan sejumlah pembicara, yaitu Asisten Khusus Menteri Pertahanan RI Laksamana Madya TNI (Purn.) Didit Herdiawan Ashaf, Ridwan Prasetyarto, Wakil Kepala BRIN Prof. Amarulla Octavian, dan Kepala Badan Pembinaan Hukum (Kababinkum) TNI Laksamana Muda TNI Kresno Buntoro. Kegiatan itu diikuti jajaran pimpinan TNI AL baik di lingkungan Komando Armada RI, Pangkalan Utama TNI AL, maupun Pangkalan TNI AL.
Dalam sesi pertama diskusi, Asisten Menhan itu memaparkan presentasinya berjudul “Autonomous Warfare for Revolution Maritime Operation Affair”, kemudian pakar bidang kecerdasan buatan (AI), Ridwan, memaparkan presentasi berjudul “AI and Multi-Agent System in Autonomous Maritime Warfare”.
Dalam sesi kedua, Wakil Kepala BRIN memaparkan presentasi berjudul “Senjata Cerdas untuk Perang Laut”, dan Kababinkum TNI memaparkan presentasi berjudul “Maritime Autonomous/Unmanned Vessel (MAV): Perspektif Hukum Internasional”.
Dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI
Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 25 September 2024. Prabowo Subianto menghadiri rapat terakhir sebagai Menteri Pertahanan dengan Komisi III DPR RI periode 2019-2024 yang beragendakan pengambilan persetujuan terhadap 5 RUU kerjasama bidang Pertahanan. (TEMPO/M Taufan Rengganis) ★
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan lima Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait kerja sama bidang pertahanan dengan negara lain sangat penting bagi Indonesia. Prabowo menyampaikan hal itu dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 25 September 2024.
Komisi I DPR RI menyetujui kelima RUU tentang kerja sama bidang pertahanan tersebut dibawa ke rapat paripurna DPR RI untuk disetujui menjadi undang-undang. Kelima RUU tersebut masing-masing mengatur kerja sama dengan India, Brasil, Kamboja, Prancis, dan Uni Emirat Arab.
“Alhamdulillah kita telah menuju ratifikasi penuh Rancangan Undang-Undang kerja sama pertahanan dengan lima negara yang sangat penting bagi kita,” ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan RUU tersebut menjadi penting karena negara-negara tersebut memiliki peran dan teknologi yang cukup baik dalam bidang pertahanan.
“Khusus untuk Kamboja sebagai anggota dari ASEAN adalah juga kepentingan kita untuk memelihara dan mendukung kawan-kawan kita di ASEAN supaya mereka juga kuat dan mandiri,” ujarnya.
Presiden terpilih dalam Pilpres 2024 itu juga menuturkan RUU tersebut menjadi penting karena India dan Prancis merupakan dua negara yang memiliki persenjataan nuklir. Sedangkan UEA, Brasil, dan Kamboja merupakan negara-negara yang penting bagi Indonesia.
“Saya berterima kasih atas kerja keras Komisi I sehingga kita hari ini bisa menyelesaikan pembahasan tentang kelima RUU ini,” ucapnya.
5 RUU Kerja Sama Pertahanan akan Disahkan
Adapun Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan kelima RUU tersebut mendapat persetujuan oleh sembilan fraksi untuk disahkan saat rapat paripurna.
“Alhamdulillah sebelum masa kerja periode ini berakhir kami telah menyelesaikan pembahasan lima RUU ratifikasi tentang kerja sama bidang pertahanan. Dan semua fraksi setuju untuk disahkan di paripurna,” kata Meutya di gedung DPR, Rabu, 25 September 2024.
Dia mengatakan meskipun sudah di masa akhir jabatan, Kementerian Pertahanan di bawah pimpinan Prabowo Subianto masih produktif menelurkan regulasi di bidang pertahanan. Meutya menilai pengesahan lima RUU tersebut penting untuk memperkuat sektor pertahanan Indonesia dengan kelima negara tersebut.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan kerja sama dengan negara lain di bidang pertahanan juga diperlukan merespons dinamisnya kondisi keamanan global.
“Selama menjadi mitra kerja Kemenhan, kami di Komisi I melihat banyak capaian yang dilakukan Pak Prabowo, meskipun tadi sempat disinggung anggaran pertahan kita masih di bawah satu persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB),” ujar Meutya.
Pertahanan Indonesia Belum Kuat
Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo Subianto mengakui bahwa cita-cita Indonesia memiliki pertahanan yang kuat masih belum tercapai. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR pada Rabu, 25 September 2024.
"Pada kesempatan ini, sekali lagi saya juga mengakui bahwa kehendak, cita-cita kita untuk memiliki pertahanan yang sangat kuat masih belum tercapai," kata Prabowo dipantau dari YouTube TV Parlemen pada Kamis, 26 September 2024.
Dia mengungkapkan alasan belum tercapainya pertahanan yang kuat itu selama lima tahun kepemimpinannya sebagai Menhan. Menurut dia, hal itu tercermin dari prioritas pemerintah untuk bangsa dan negara.
"Karena kita (pemerintah) mendahulukan kesejahteraan rakyat," kata Prabowo.
Presiden terpilih ini menyebut prioritas kepada rakyat dibanding memiliki pertahanan yang kuat itu bisa dilihat dari pengeluaran anggaran untuk pertahanan. Prabowo mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara di kawasan Asia yang memiliki pengeluaran anggaran pertahanan terendah.
"Sebagai perbandingan terhadap produk domestik bruto atau GDP. Tidak sampai 1 persen, (hanya) 0,89 persen," kata Prabowo.
Padahal, Prabowo menilai, pertahanan merupakan aspek yang mahal sehingga memerlukan anggaran yang lebih besar. Dia membandingkan pengeluaran anggaran pertahanan Indonesia dengan Filipina yang sudah menyentuh angka 1,8 persen pengeluaran dari GDP.
Di Singapura, kata Prabowo, justru lebih besar pengeluaran anggaran pertahanannya. Dia menyebut, negara yang memiliki luas sebesar Bogor mau mengeluarkan anggaran pertahanannya hingga 3 persen dari GDP.
"Pulau yang demikian kecil menilai kemerdekaan mereka begitu penting. Ini saya kira akan menjadi PR kita bersama ke depan," kata Prabowo.
Meski begitu, Prabowo memaklumi minimnya anggaran pengeluaran pertahanan Indonesia. Sebab, kata dia, prioritas utama bangsa Indonesia ialah kesejahteraan rakyat.
"Justru rakyat kita yang paling lemah dan paling miskin ini yang harus kita bantu secepat mungkin," ujar Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Disebar disatuan Yonko Kopasgat Rantis P2 Tiger 4x4 Kopasgat (SSE) ♘
Satuan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU memperkuat arsenalnya dengan mengasumsi kendaraan taktis (rantis) P2 Tiger 4x4, buatan perusahaan swasta PT SSE (Sentra Surya Ekajaya).
Selain rantis Tugasanda Turangga 4x4, P2 Tiger juga menjadi pilihan yang tak kalah menarik bagi segmen rantis lapis baja angkut pasukan (APC) untuk satuan elite TNI AU.
Keunikan Desain dan Identitas
P2 Tiger 4x4, mengusung keunikan dalam desainnya, memperkaya kendaraan taktis di Indonesia.
Meskipun berbeda dengan P2 Commando, namun P2 Tiger memiliki kemiripan dengan Turangga 4x4, terutama dalam kapasitasnya yang mampu membawa 10 pasukan serta dilengkapi dengan kontrol senjata remote control weapon system (RCWS) untuk senapan mesin berat kaliber 12,7 mm. Juga di lengkapi alat pendeteksi arah serangan musuh, Gunshot Detection System yang dipasang pada bagian belakang rantis.
Dibangun dari Sasis Rantis Kamaz Rusia
Yang membuat P2 Tiger semakin istimewa adalah penggunaan sasis rantis Kamaz buatan Rusia dalam konstruksinya.
Dengan ini, kehandalan dan ketangguhan P2 Tiger semakin teruji.
Standar Proteksi Tinggi
P2 Tiger 4x4 menawarkan standar proteksi tinggi dengan memenuhi standar STANAG 4569 level 1.
Rantis ini mampu menahan terjangan proyektil kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm NATO, menjadikannya pilihan ideal untuk berbagai misi termasuk penyerangan, pengintaian, patroli jarak jauh, dan penyelamatan VVIP.
Performa Mesin dan Teknologi Canggih
Ditenagai oleh mesin diesel V8 cylinder turbo charged berkapasitas 10.857 cc, P2 Tiger memiliki power output mencapai 260 hp pada 2.000 rpm, dengan peak torque mencapai 1080 Nm pada 2.000 rpm.
Sistem kemudi menggunakan power steering dengan hydraulic, sementara transmisinya mengadopsi sistem manual dengan 6 tingkat percepatan maju dan 1 mundur.
Teknologi CTIS (central tyre inflation system) memberikan kemampuan untuk mengatur tekanan angin pada tiap ban secara otomatis, memastikan kendaraan dapat beroperasi secara optimal di berbagai medan.
Dimensi dan Kemampuan Taktis
Dengan panjang 6,75 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 2,6 meter, P2 Tiger memiliki wheelbase sepanjang 4,18 meter dan ground clearance mencapai 380 mm.
Beratnya mencapai 10.500 kg (normal) dan 12.500 kg (berat penuh), membuatnya dapat dengan mudah dimuat dalam ruang kargo pesawat sekelas pesawat angkut C-130 Hercules.
P2 Tiger 4x4 dipilih Kopasgat dalam memperkuat kemampuan operasionalnya dan disebar pada satuan Yonko (Batalyon Komando) Kopasgat.
♞ Garuda MIliter
Drone DJI Enterprise Matrice 300 RTK (Indomiliter) 💥
Bertempat di lapangan tembak Marinir Cilandak, Korps marinir melakukan ujicoba drone bomber kreasi personil TNI AL, disaksikan KSAL dan petinggi marinir lainnya.
Protoptype Drone Bomber ini, merupakan inovasi dari sebuah riset yang dilakukan oleh personel TNI Angkatan Laut dari drone yang ada.
Kegunaan Prototipe drone bomber tersebut sebagai pengangkut dan peluncur amunisi sehingga dapat membantu operasional dalam pertempuran.
Meski tidak disebutkan jenis drone bomber dan amunisi yang digunakan, namun dari tampilan pada foto, drone bomber mirip dengan drone copter produksi DJI Technology yang dilengkapi payload peluncur amunisi.
(Indomiliter)
Mengutip laman Indomiliter, drone copter yang biasa digunakan pada misi intai di Papua, maka Korps Marinir menggunakan tipe drone DJI Enterprise Matrice 350 RTK dan DJI Enterprise Matrice 30 Series.
Meski kedua drone DJI ini adalah drone sipil, tapi keduanya punya payload yang cukup untuk meluncurkan amunisi ringan.
Seperti DJI Enterprise Matrice 350 RTK, drone ini mampu membaw payload hingga 2,7 kg. Sementara DJI Enterprise Matrice 30 Series, merupakan drone copter berukuran mini namun dikenal sebagai drone tangguh, karena drone ini dapat dioperasikan bahkan di saat kondisi cuaca ekstrem sekalipun seperti hujan berat maupun bersalju. Kaki-kaki drone pun dapat dilipat, dan bobot sekitar 3,7 kilogram mudah untuk diletakkan pada tas khusus saat di bawa ke mana saja.
💥 Garuda Militer
Dalam Operasi Amphibi Di PapuaOperasi Amphibi Di Papua (dispen Koarmada III) ☆
Dua Pasukan Khusus yang dimiliki oleh TNI AL yaitu Satuan Komando Pasukan Katak Koarmada III dan Intai Amphibi dari Pasmar 3 Sorong melaksanakan latihan bersama di Pulau Jefman, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Selasa dini hari (24/9/24).
Latihan khusus ini bernama Latihan Pasukan Khusus (Latpassus) dalam Operasi Amphibi TA.2024 yang bertempat di Satkopaska Koarmada III, dimulai sejak tanggal 9 September 2024 dan dibuka oleh Wadan Puskopaska Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko di Mako Koarmada III.
Sebelumnya berbagai tahapan latihan telah dilakukan, yakni latihan geladi posko, Tactical Floor Game (TFG), latihan parsial, gelar pasukan serta pada puncaknya dilaksanakan latihan manuver latihan (Manlap) atau Full Mission Profile (FMP).
Operasi pasukan khusus TNI AL tersebut diawali dengan pergerakan penyusupan ke daerah yang telah dikuasai oleh musuh dari titik luncur dengan mendekat ke sasaran menggunakan metode selam tempur, yang tetap mengutamakan kecepatan dan kerahasiaan yang tinggi kedua tim bergerak mendekati sasaran menggunakan subs skimmer, sedangkan dua tim berikutnya memperkuat sebagai tim assault (QRF).
Menurut Dansatkopaska koarmada III Kolonel Laut (P) Robinson H Etwiory, S.E.,M.M latihan ini dalam rangka uji kesiapsiagaan operasional dalam terjadinya kontinjensi darurat, meningkatkan profesionalisme prajurit (Kopaska-Taifib) serta yang utama adalah mewujudkan keterpaduan satuan khusus TNI AL (Kopaska-Taifib) dalam pelaksanaan Operasi amfibi maupun dalam mendukung Tugas TNI AL lainnya.
Ditempat terpisah, Pangkoarmada III Laksamana Muda TNI Hersan, S.H.,M.Si., mengatakan agar Prajurit yang sedang melaksanakan latihan selalu memahami secara rinci semua prosedur, aturan, tugas dan tanggung jawab masing-masing serta laksanakan dengan serius dan penuh rasa tanggung jawab serta disertai motivasi yang tinggi agar mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
Pesawat militer Il-38 Rusia ditembaki suara oleh jet tempur siluman F-35 Jepang pada hari Senin. (Foto/Kementerian Pertahanan Jepang)
Beberapa pesawat militer Jepang, termasuk jet tempur siluman F-35, telah menembakkan suar ke pesawat militer Rusia untuk pertama kalinya pada hari Senin.
Pesawat patroli militer Ilyushin Il-38 Rusia telah menerobos wilayah udara Jepang di Pulau Rebun.
Kementerian Pertahanan di Tokyo mengatakan tembakan suar dilepaskan untuk memperingatkan agar pesawat pengintai Rusia meninggalkan wilayah udara Jepang.
Insiden ini terjadi saat ketegangan meningkat atas semakin eratnya kerja sama militer Rusia dan China di wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara mengatakan sejumlah pesawat tempur F-15 dan F-35 yang dirahasiakan dikerahkan dan melepaskan suar setelah pesawat patroli maritim Il-38 Rusia mengabaikan peringatan via radio.
Menurut Kihara, pelanggaran wilayah udara oleh pesawat Moskow kemarin merupakan yang pertama diumumkan secara publik sejak Juni 2019—di mana saat itu sebuah pesawat pengebom Tu-95 memasuki wilayah udara Jepang di Okinawa selatan dan sekitar Kepulauan Izu di selatan Tokyo.
Dia mengatakan pesawat Rusia itu telah melanggar wilayah udara Jepang di atas Pulau Rebun, tepat di lepas pantai pulau utama paling utara negara itu, Hokkaido, sebanyak tiga kali selama penerbangan lima jamnya di wilayah tersebut.
"Pelanggaran wilayah udara tersebut sangat disesalkan dan hari ini kami mengajukan protes yang sangat serius kepada pemerintah Rusia melalui jalur diplomatik dan sangat mendesak mereka untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut," kata Kihara, seperti dikutip The Guardian, Selasa (24/9/2024).
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada pejabat pemerintah untuk menanggapi dengan tegas dan tenang insiden tersebut dan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain. Demikian disampaikan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi.
“Kami akan menahan diri untuk tidak memberikan informasi pasti tentang maksud dan tujuan tindakan ini, tetapi militer Rusia telah aktif di sekitar negara kami sejak invasi Ukraina,” imbuh Hayashi.
Kihara mengatakan penggunaan suar merupakan respons yang sah terhadap pelanggaran wilayah udara. "Kami berencana untuk menggunakannya tanpa ragu-ragu," ujarnya.
Serangan itu terjadi sehari setelah armada gabungan kapal perang China dan Rusia berlayar di sekitar pantai utara Jepang.
Kihara mengatakan pelanggaran wilayah udara itu mungkin terkait dengan latihan militer gabungan yang diumumkan Rusia dan China awal bulan ini.
Pejabat pertahanan Jepang khawatir tentang meningkatnya kerja sama militer antara China dan Rusia, dan aktivitas Beijing yang semakin agresif di sekitar perairan dan wilayah udara Jepang.
Hal itu menyebabkan Tokyo secara signifikan memperkuat pertahanan Jepang barat daya, termasuk pulau-pulau terpencil yang dianggap penting bagi strategi pertahanan Jepang di kawasan tersebut.
Pada awal September, pesawat militer Rusia terbang di sekitar wilayah udara selatan Jepang. Sebuah pesawat pengintai Y-9 China sempat melanggar wilayah udara selatan Jepang pada akhir Agustus.
Saat itu, kapal induk China Liaoning, ditemani oleh dua kapal perusak, berlayar antara pulau paling barat Jepang, Yonaguni, dan Iriomote di dekatnya, memasuki dekat perairan Jepang.
Pasukan pertahanan udara Jepang mengatakan telah menerbangkan jet tempur sebanyak 669 kali antara April 2023 hingga Maret 2024, sekitar 70% dari waktu tersebut terhadap pesawat militer China, meskipun jumlah tersebut tidak termasuk pelanggaran wilayah udara.
Jepang dan Rusia terlibat dalam sengketa teritorial atas Teritori Utara, sekelompok pulau yang dikuasai Rusia yang direbut bekas Uni Soviet dari Jepang pada akhir Perang Dunia II.
Perselisihan tersebut telah mencegah kedua negara menandatangani perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri permusuhan.
Ketegangan bilateral juga meningkat atas dukungan Jepang terhadap Ukraina. Tokyo telah menawarkan dukungan finansial dan material kepada Kyiv dan menjatuhkan sanksi kepada individu dan organisasi Rusia. (mas)