Sabtu, 13 Juni 2015

Masuki Wilayah Ambalat, Hamzah Minta Malaysia Ditegur

Patroli udara Falcon Indonesia di perairan ambalat

Wakil Ketua Komisi I Hamzah Tanjung tidak akan membiarkan tindakan pesawat Malaysia yang belakangan ini sering memasuki wilayah Udara Pulau Ambalat. Tindakan negeri tetangga tersebut adalah pelanggaran yang harus ditegur, karena menyangkut kedaulatan NKRI.

"Tindakan itu suatu pelanggaran. Kita harus komplain (tegur), itu tidak boleh. Malahan kita pernah tiga kali mendaratkan mereka secara paksa," kata Hamzah di Ruang Sidang Komisi I DPR RI, Senayan (11/06/2015).

Politikus Partai Gerindra ini juga menyadari, peralatan yang dimiliki prajurit dalam mengamankan daerah perbatasan masih kurang. "Kita mengakui masih memiliki kekurangan alat-alat, seperti radar dan lain-lainya masih kurang. Tapi akan kita penuhi itu, sangat penting itu," ungkapnya.

Wilayah perairan Anbalat masih menjadi persoalan tersendiri antara Indonesia dan Malaysia. Akhir-akhir ini pesawat negeri jiran dengan leluasa memasuki wilayah udara Pulau Ambalat.

Menaggapi pelanggaran ini, TNI AU menyiapkan pesawat F16 Fighting Falcon dari Lanud Iswahyudi Madiun ke Lanud Tarakan untuk memperketat penjagaan di wilayah Pulau Ambalat. Selain itu itu TNI AU bekerja sama dengan TNI AL yang akan mengawasi wilayah perairan.

  ♘ metrotv  

Demo Kekuatan Militer TNI AD di Puslatpur Kodiklat TNI AD

Sehari Prajurit Rajawali Menghancurkan 2 Pesawat Musuh Foto luka tembak pada drone pertama

Sudah seharusnya seluruh Prajurit Batalyon Arhanudri 1/1 Kostrad wajib mengucap syukur atas keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan Demo Kekuatan Militer TNI AD di Puslatpur Kodiklat TNI AD, Baturaja. Ya, karena Prajurit Rajawali dapat menghancurkan 2 pesawat musuh yang di simulasikan dengan menggunakan Target Drone.

Dalam cerita Demo Militer yang menggabungkan seluruh kecabangan TNI AD prajurit Rajawali menerima peritah dari Komandan Brigade untuk menghancurkan pesawat terbang musuh yang mengintai. Pada saat pelaksanaan Gladi Kotor kedua kemarin (12/6), prajurit Rajawali berhasil menghancurkan 2 Pesawat musuh. Pada saat pelaksanaan Gladi Kotor kedua pagi hari Satbak 1 dibawah komando Lettu Arh Angga T.N. dan Kapten Arh M. Nanang R., tembakan meriam 23 mm/Giant Bow berhasil mengenai badan pesawat yang diterbangkan. Tembakan tersebut meninggalkan bekas lubang peluru yang berkaliber 23 mm di badan pesawat.
Foto luka tembak pada drone kedua

Setelah mendapatkan pengarahan dari Komandan Batalyon, Mayor Arh Samujiyo untuk melaksanakan kalibrasi dan penjajaran ulang bidikan Meriam 23 mm/Giant Bow, pada saat latihan sore hari, tembakan meriam 23 mm/Giant Bow berhasil mengenai Elevator Pesawat dan prajurit Rajawali berhasil menembak jatuh pesawat musuh. Gladi Kotor sore hari yang disaksikan oleh Kepala Staf TNI AD, Pangkostrad dan Danpussen Arhanud TNI AD ini membuktikan ketangguhan Meriam 23 mm/Giant Bow.

Hari ini pada saat Gladi Bersih (13/6), dan pada saat hari pelaksanaan (15/6) seluruh prajurit Yonarhanudri 1/1 Kostrad diharapkan mampu melaksanakan tugas lebih baik lagi untuk membuktikan kepada TNI AD dan Rakyat Indonesia bahwa prajurit Rajawali selalu siap untuk mengawal angkasa dari serangan udara musuh demi keutuhan NKRI. (A.D.A_Pen_Arh1)

  ♘ batalyonarhanudri1  

Latihan Demonstrasi Pertempuran TNI AD  Siap Digelar Di Martapura

MBT Leopard 2A4 TNI AD manuver dI lapangan.

Digelarnya Latihan Demonstrasi Pertempuran TNI AD TA. 2015, sebagai media untuk mengukur dan menguji latihan satuan yang dilaksanakan serta mewujudkan kesiapsiagaan dalam rangka mencegah, menangkal, dan menghadapi setiap bentuk ancaman yang timbul di wilayah NKRI.

Ratusan personel TNI beserta Alutsista dan beberapa awak media dari berbagai media massa yang terlibat dalam latihan demonstrasi Pertempuran tahun 2015 yang digelar TNI AD telah tiba di Puslatpur Martapura Baturaja Sumsel.

Hari ini, Latihan Demonstrasi Pertempuran TNI AD, di mana Brigade Tim Pertempuran (BTP) diperkuat  2 Ki tank terdiri 1 Ki tank Scorpion dan 1 Ki tank MBT Leopard bergerak taktis menuju sasaran yang sudah dikuasai musuh melakukan pertempuran dan memberikan bantuan tembakan didarat.

Terlihat, 10 unit heli bell melaksanakan operasi mobud (Mobile Udara), yaitu suatu operasi dimana pasukan tempur darat dan perlengkapannya dipindahkan secara taktis melalui udara dengan pesawat heli langsung pada sasaran atau beberapa jarak daerah daerah sasaran dibawah kendali Koordinator Operasi darat untuk dilibatkan dalam pertempuran didarat.

Dengan adanya serangan yang melibatkan kecabangan yang ada di TNI AD, musuh dapat dihancurkan. Setelah sasaran dapat direbut, dilanjutkan dengan Operasi Mobud dengan menggunakan sejumlah helikopter untuk melakukan pengejaran terhadap musuh yang tersisa.

Demikian sebagian skenario Latihan Demonstrasi Pertempuran yang ditampilkan oleh ratusan prajurit TNI AD dengan Alutsistanya di Puslatpur Kodiklat TNI AD Martapura – Baturaja Sumatera, Jum’at (12/6/15).

Selain itu, terlihat juga defile kendaraan dan flypass yang terdiri dari 25 unit pesawat udara dari penerbad, 2 heli bolkow 105, 14 heli bell, 2 heli M1-17, 4 unit M135, dan 1 unit Cassa 212 melintasi langit Martapura – Baturaja.

Latihan terbesar yang digelar TNI AD kali ini mengangkat tema “Brigade Tim Pertempuran (BTP) melaksanakan demonstrasi taktik pertempuran guna meningkatkan profesionalime prajurit dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI”. Ratusan Prajurit akan dilibatkan dalam kegiatan latihan dengan menggunakan Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) yang dimiliki TNI AD.

Kemahiran prajurit TNI AD dalam melakukan pertempuran di segala medan dan mengawaki serta menggunakan Alat utama sistem senjata (alutsista) ini rencananya akan disaksikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertepatan dengan puncak latihan pada Senin, 15 Juni 2015 mendatang di Martapura-Baturaja, Sumatera Selatan.

  ♘ TNI AD  

Kepala BIN Berharap Indonesia Tak Ketinggalan Teknologi Intelijen

Kepala BIN, Marciano Norman saat menghadiri pernikahan putra sulung Presiden Jokowi di Solo, Kamis malam 11/6 (foto: VOA/Yudha).

Badan Intelijen Negara (BIN) berharap pergantian kepala BIN selanjutnya akan membuat lembaga itu semakin maju.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang akan segera berakhir masa jabatannya, Marciano Norman, mengatakan ia berharap Indonesia tidak ketinggalan perkembangan teknologi intelijen.

Ditemui usai menghadiri pernikahan putra sulung Presiden Joko Widodo di Solo, Kamis malam (11/6), Marciano mengatakan teknologi intelijen menjadi tantangan baru bagi intelijen Indonesia.

Tantangan intelijen ke depan adalah ancaman global. Gangguan tidak hanya di satu negara saja, tetapi juga bisa terjadi di berbagai negara yang sama. Strategi kita yaitu memperkuat jaringan antar intelijen baik di dalam negeri maupun antar negara, badan intelijen dari negara-negara sahabat untuk menciptakan situasi yang aman di berbagai wilayah di dunia," ujarnya.

"Kalau masalah teknologi intelijen itu sangatlah dinamis, sehingga teknologi yang sekarang kita pakai, bulan depan bisa tertinggal. Makanya, teknologi intelijen juga (harus) selalu diperhatikan perkembangannya."

Marciano berharap pergantian kepala BIN selanjutnya akan membuat lembaga itu semakin maju.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dalam kesempatan yang sama mengatakan pemilihan calon Kepala BIN menjadi wewenang Presiden. Menurut Tjahjo, pemerintah tinggal menunggu respon DPR terkait pengajuan calon kepala BIN.

Pencalonan sudah disampaikan ke DPR. Bagaimana UU Intelijen dan UU TNI, saya kira apa yang sudah diputuskan oleh Presiden memiliki pertimbangan yang matang. Apapun sebagai Panglima tertinggi, Presiden memiliki kewenangan untuk memilih calon tersebut. Presiden memiliki mata, telinga untuk masukan atau laporan intelijen terkait hal ini," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengajukan nama Sutiyoso kepada DPR sebagai Kepala Badan Intelijen Negara.

Sutiyoso, purnawirawan jenderal bintang tiga di TNI, pernah menjabat Pangdam Jaya saat terjadi peristiwa konflik PDI antara pendukung PDI Soerjadi dengan PDI Megawati yang berujung kerusuhan berdarah dengan sebutan kuda tuli, kerusuhan 27 Juli. Sutiyoso juga pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta dan kini memimpin partai politik PKPI.

  ♘ VoA  

Wacana Wakil Panglima TNI

Penunjukkan Wakil Panglima Menunggu Keppres Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, Presiden bakal segera menentukan posisi Wakil Panglima TNI lewat Keppres. Pelantikannya, kata Moeldoko, kemungkinan akan dilakukan bersamaan dengan Panglima TNI berikutnya.

Demikian disampaikan Moeldoko ketika membuka latihan kedaruratan bagi wartawan di pusat latihan tempur Komando Cadangan Strategis (Kostrad) TNI AD di Gunung Sanggabuana, Desa Mekar Buana, Kecamatan Tegal Wara, Kabupaten Kerawang, Jawa Barat, Jumat (12/6/2015).

"Nanti Presiden kemungkinan akan menyetujui, jadi kita akan segera punya wakil panglima," ujar Moeldoko.

Moeldoko enggan berkomentar lebih lanjut terkait bursa calon wakil panglima. Menurutnya, kewenangan tersebut melekat pada Presiden sebagai panglima tertinggi TNI.

Selain posisi wakil panglima, menurut Moeldoko, reorganisasi TNI mencakup penambahan komando operasi angkatan udara dari dua menjadi tiga. Kemudian penambahan armada angkatan laut dari dua menjadi tiga, serta pemekaran Kostrad menjadi tiga divisi.

Di tempat yang sama, Kepala Pusat Penerangan TNI Fuad Basya mengatakan, setelah Presiden menerbitkan Keppres, maka Dewan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) akan bersidang untuk menyerahkan daftar calon kepada Jokowi.

Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sangat mungkin wakil panglima berasal dari AU. Meski menegaskan keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan Presiden.
Wacana Wakil Panglima TNI Kembali Menguat, Kasum Dihapus Siluet KCR 40 TNI AL @ LIMA 2015 [TAF]

Wacana posisi Wakil Panglima (Wapang) TNI kembali mencuat. Panglima TNI Jenderal Moeldoko bahkan sudah memaparkan tugas pokok dan fungsi Wapang dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR kemarin.

Klaim itu diutarakan Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq di gedung DPR Jakarta, Rabu (10/6). Namun, keputusan terkait posisi itu tetap berada di tangan Presiden Joko Widodo.

"Wakil Panglima TNI baru kemarin dijelaskan panglima apa alasan dan tupoksinya. Tapi ini tentu saja butuh persetujuan presiden. Kami serahkan kepada pemerintah, apakah Presiden setuju atau tidak kami serahkan sepenuhnya ke Presiden,” kata Mahfudz.

Dia mengakui, dalam UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 tidak mengatur posisi Wapang. Dalam UU itu yang ada ialah Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.

"Kalau Presiden setuju keberadaan pos Wakil Panglima TNI maka pengangkatannya itu juga sepenuhnya jadi kewenangan eksekutif dalam hal ini Panglima TNI dan Presiden," jelas Mahfudz.

Politikus PKS itu menambahkan, dalam paparan Moeldoko kemarin, disebutkan pos Wapang diusulkan untuk membantu Panglima TNI sekaligus secara bersamaan mengganti posisi Kasum TNI.

"(Kalau jadi) posisi Kasum TNI dihapuskan, diganti dengan Wapang. Kami melihat penjelasan itu punya alasan tapi sepenuhnya jadi kewenangan pemerintah. Kalau Presiden setuju, karena ini tidak ditempatkan dalam Undang-undang, sepenuhnya itu jadi kewenangan eksekutif," tandas Mahfudz.

  ♘ Metrotv | JPNN  

Unit CMOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) TNI-AU

CMOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) merupakan jenis soft alutsista yang sangat vital pada pelaksanaan operasional pertahanan udara (Hanud) yang membutuhkan mobilitas tinggi. Meskipun sebagian besar komponen CMOV didatangkan dari luar negeri, tapi karoseri dan assembly dikerjakan oleh teknisi Indonesia. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Unit CMOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) TNI-AU.

C
entral Monitoring and Observation Vehicle (CMOV) adalah miniatur dari ruang Popunas (Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional) yang besarnya hampir sepertiga lapangan sepak bola. Meskipun diperkecil hingga sebesar truk kecil ini, hampir seluruh kemampuan pokok di ruang Popunas berhasil diboyong ke dalam mobil ini. Tapi karena miniatur, kemampuan dan fasilitas yang tersedia tidak selengkap seperti pada ruang Popunas yang sebenarnya. Meskipun demikian, CMOV tetap memiliki keunggulan lain karena bisa dengan mudah dipindahkan atau dibawa ke lokasi yang diinginkan.

CMOV dapat digelar di seluruh sudut Nusantara untuk memantau keamanan negara kita ini. Salah satu alutsista Kohanudnas ini berbasis truk Mercedes Benz MB800 yang dimodifikasi sedemikian rupa hingga mampu membopong antena parabola yang bisa dilipat dengan sistem elektrik serta berbagai hardware canggih untuk memantau radar seperti monitor, komputer, dan sistem radio telekomunikasi.

Ketika digelar pada operasi Hanud, mobil CMOV ini dikelilingi oleh para pengawal dan pendukung operasinya. Mobil ini sedianya ditumpangi Pangkohanudnas pada operasi Pertahanan Udara (Hanud) yang mengedepankan mobilitas tinggi. Tidak heran jika fasilitas standard seperti Air Conditioner (AC) yang super dingin dan interior cukup mewah dihadirkan dalam ruang pantau CMOV.

Bukan tak mungkin operasional mobil ini digelar di wilayah yang sulit didapat air bersih. Untuk itu mobil pembawa penghasil air bersih disertakan juga agar suplai kebutuhan pokok manusia ini tercukupi.

Seperti layaknya di dalam ruang Popunas, ruang pantau di mobil CMOV ini juga dilengkapi dengan data seluruh radar yang berada dalam naungan setiap Kosekhanudnas. Melakukan hubungan telekomunikasi radio dengan berbagai frekwensi juga dapat dilakukan, bahkan untuk berkomunikasi dengan pesawat interceptor, system komunikasi dalam CMOV mampu melayaninya. CMOV memang dirancang untuk mampu melakukan kontak dengan berbagai unsur Hanud, karena meskipun ukurannya kecil CMOV menjamin kelancaran berbagai cara berkomunikasi.

Seperti mobil jammer, mobil CMOV juga telah dilibatkan dalam berbagai operasi pengamanan VVIP dalam negeri maupun luar negeri. Ketika Presiden Amerika Serikat Barack Obama berkunjung ke Indonesia, dua unit CMOV dikirim untuk memantau keamanan udara di sekelilingnya dan terbukti mampu melaksanakan fungsinya dengan baik.

Meskipun basi mobil CMOV dan peralatannya berasal dari luar negeri, tapi semua pengerjaan karoseri dan assembly peralatannya dilakukan oleh para teknisi Indonesia.

  prokimal-online  

[World] Produksi Rudal Jelajah Bantu Kalashnikov Bertahan di Tengah Krisis

Meski kehilangan pasar utama mereka di AS sejak tahun lalu akibat sanksi yang dilayangkan Washington pada Moskow terkait krisis Ukraina, Kalashnikov Concern berupaya untuk tetap bertahan dengan mendiversifikasi target pasar mereka, mengembangkan fasilitas produksi, serta menciptakan inovasi-inovasi produk yang berbeda. Proyek terbaru perancang senjata tersohor ini adalah pengembangan rudal jelajah untuk menyerang helikopter. http://nl.media.rbth.ru/web/id-rbth/images/2015-06/big/NBdAStJALSg_468.jpgKarakteristik teknis dan taktis misil membuat helikopter yang dilengkapi misil ini dapat menyerang sejumlah target secara bersamaan dan meningkatkan kemampuan bertahan dalam pertempuran. (Rostec)

Setelah kejadian sepanjang 2014, banyak yang berasumsi bahwa perancang senjata legendaris Rusia Kalashnikov akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan pertumbuhan produksi pada kondisi ekonomi yang sulit. Selain kehilangan pasar senjata utama mereka di AS akibat sanksi yang dikirim Washington, Kalashnikov Concern juga menghadapi tantangan baru: mereka harus mencari pasar baru dan melakukan diversifikasi produk.

Pada Februari 2015, perusahaan mengumumkan peluncuran dua proyek baru: produksi pesawat tanpa awak dan perahu motor untuk keperluan militer dan sipil. Selain itu, sesuai dengan pesanan pemerintah, Kalashnikov mengembangkan rudal jelajah Vikhr-1 untuk Kementerian Pertahanan Rusia (pada 2013, tender produksi misil ini dimenangkan oleh Izhmash, yang merupakan anak perusahaan dari Kalashnikov Concern). Pengiriman tahap pertama misil yang volume produksinya diperkirakan mencapai sekitar 12,5 miliar rubel (225 juta dolar AS) ini akan dimulai pada 2015.

 Vikhr-1: Fire and Forget 

Vikhr-1 merupakan rudal jelajah dengan sayap yang dapat dilipat dan didesain untuk menyerang kendaraan lapis baja serta target udara pada kecepatan rendah (di bawah 800 kilometer per jam). Misil supersonik yang dipasang pada helikopter serang sebagai bagian dari kompleks misil Vikhr hanya membutuhkan waktu sembilan detik untuk mencapai target sejauh empat kilometer, dan bergerak dengan kecepatan 610 meter per detik.

Karakteristik teknis dan taktis misil (yang secara kebetulan lebih unggul dibanding misil serupa buatan AS, AGM-114R Hellfire, yang berkecepatan lebih rendah) membuat helikopter yang dilengkapi misil ini dapat menyerang sejumlah target secara bersamaan dan meningkatkan kemampuan bertahan dalam pertempuran (setelah melancarkan tembakan, helikopter segera pergi dari lokasi tersebut).

Misil ini dilengkapi dengan sistem pemandu pintar dan sistem pelacak ‘fire and forget’. Pilot dapat melacak target di layar thermal, kemudian mengaktifkan sistem pelacakan otomatis. Setelah target berada dalam jangkauan, sistem ini akan meluncurkan misil.

Sistem ini memiliki akurasi tembakan yang tinggi. Selain itu, sistem pemandu cahaya laser juga lebih hemat energi dan tak bisa dideteksi oleh perangkat radio-elektronik musuh.

 Lemahnya Rubel dan Kehadiran Pasar Baru Menguntungkan Kalashnikov 

Produksi misil Vikhr untuk Kementerian Pertahanan merupakan satu-satunya pesanan negara yang diterima oleh perusahaan ini. Bertolak belakang dengan laporan media bahwa senapan tembak AK-12 telah dipilih untuk menjadi bagian perangkat tempur generasi masa depan Ratnik, senjata ini masih dalam tahap uji coba dan belum ada pengumuman resmi terkait pesanan skala besar senjata ini dari Kementerian Pertahanan.

Sementara, Kalashnikov Concern mengimbangi sedikitnya pesanan dari pemerintah dengan membuat penyesuaian pada kebijakan pemasarannya serta mengupayakan ekspansi ke pasar Asia Pasifik, Afrika, dan Amerika Latin.

Pada 2014, Kalashnikov untuk pertama kalinya setelah tujuh tahun berhasil mencapai keuntungan bersih dan meningkatkan produksinya hampir dua kali lipat, menjadi 120 ribu unit,” terang Direktur Pelaksana Kalashnikov Concern Alexei Krivoruchko.

Direktur Pelaksana Technodinamika Maxim Kuzyuk, yang merupakan bagian dari perusahaan negara Rostec, menyampaikan bahwa melemahnya nilai rubel membuat permintaan global untuk ekspor Rusia meningkat pesat. “Depresiasi rubel membuat produk kami lebih kompetitif. Hal itu karena rubel mengalami depresiasi hingga 80 persen terhadap dolar,” terang Kuzyuk.

Kuzyuk menambahkan bahwa industri pertahanan Rusia harus mengambil keuntungan dari situasi ekonomi yang sulit dengan menekan biaya produksi dan meningkatkan jumlah ekspor.

 ♖ RBTH  

Penyelamatan Penumpang KM Titian Muhibah oleh Kapal Perang AS

Kapal Perang Amerika Selamatkan Korban KM Karam Kapal LSD USS Rushmore (LSD 47) [Navy]

Salah satu korban selamat karamnya Kapal Motor (KM) Titian Muhibah, Abdul Halim (50) terlihat masih syok setelah dievakuasi ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Balikpapan, Kamis (11/6/2015).

Pria yang bekerja sebagai tukang bangunan itu mengaku terlelap tidur saat kapal karam. Menurutnya kapal terbalik dan badannya mulai basah. "Saya tidur karena sudah malam, kaget saja posisi tidur terbalik dan badan basah semua," ujarnya kepada TRIBUNKALTIM.CO.

Ia bersama penumpang lain akhirnya mengambil apa saja untuk menyelamatkan diri.

Abdul Halim sendiri mengunakan kayu selama mengapung. Selama dua hari terombang ambing, dirinya hanya meminum air laut untuk bertahan hidup.

Beruntung baginya dan penumpang lain karena di perairan tersebut ada kapal perang berasal dari Amerika Serikat. Abdul Halim dan penumpang lainnya yang selamat diangkat ke kapal perang tersebut.

Selama di kapal itu, Abdul Halim dan penumpang lain mendapat baju pinjaman dari tentara Amerika Serikat itu. Kemudian memakan biskuit dan air es selama di kapal perang milik negeri Paman Sam.

Bahkan Abdul Halim mengaku saat berada di kamar mandi di kawal empat tentara dengan membawa senjata laras panjang.

"Kita semalam di kapal diawasi sama tentara Amerika," katanya. Kini Abdul Halim dan korban penumpang karam dirawat RSUD Balikpapan.
Penumpang yang selamat dari KM Titian Muhibah [Navy]

Diberitakan sebelumnya KM Titian Muhibah berangkat dari Kota Bontang menuju Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat dikabarkan karam di sekitar perairan Mamuju, Selasa (9/6/2015) malam.

Informasi yang dihimpun TRIBUNKALTIM.CO menyebutkan, KM Titian Muhibah merupakan kapal kayu sepanjang 20 meter.

Kapal ini mengangkut sekitar 40 penumpang, berangkat dari Perkampungan Atas Laut Malahing, Bontang Selatan, Kota Bontang, Senin (8/6/2015) sekitar pukul 08.00 Wita.

Perkiraan waktu tempuh 30 jam, kapal kayu ini sedianya sudah tiba di Mamuju, Selasa (9/6/2015) siang.

Belum diketahui pasti nasib puluhan penumpang yang mengangkut kapal naas tersebut. (*)
Penumpang Kapal Karam Ini Selamat Berkat Sebatang Kayu Penumpang KM Titian yang selamat di Selat Malaka [Navy]

Kapal Motor (KM) Titian Muhibah yang berangkat dari Kota Bontang menuju Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat dikabarkan karam di sekitar perairan Mamuju, Selasa (9/6/2015) malam.

Informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co menyebutkan, KM Titian Muhibah merupakan kapal kayu sepanjang 20 meter.

Kapal ini mengangkut sekitar 40 penumpang, berangkat dari Perkampungan Atas Laut Malahing, Bontang Selatan, Kota Bontang, Senin (8/6/2015) sekitar pukul 08.00 Wita. Perkiraan waktu tempuh 30 jam, kapal kayu ini sedianya sudah tiba di Mamuju, Selasa (9/6/2015) siang.

Belum diketahui pasti nasib puluhan penumpang yang mengangkut kapal naas tersebut. Rusmini, warga Gang Tipalayo, Kelurahan Berbas Tengah, kerabat salah satu penumpang kapal mengaku menerima informasi tenggelamnya KM Titian Muhibah, Rabu (10/6/2015) pukul 15.00 Wita.

Informasi ini awal dikira hoax, namun Rusmini memastikan bahwa tengelamnya kapal tersebut benar adanya. Rusmini sudah berkomunikasi langsung dengan kerabatnya, Muhdar (35), seorang korban KM Titian Muhibah yang selamat.

"Informasinya dari Muhdar, sore tadi, sekitar pukul 16.00 Wita," ungkap Rusmini ditemui di kediamannya.

Muhdar, kata Rusmini ditemukan di atas sebatang kayu di perairan Mamuju, setelah sempat mengapung di lautan sekitar 5 jam. Selain Muhdar, penumpang lain yang dikabarkan sudah ditemukan selamat, Sandri (13) dan seorang lagi belum diketahui namanya.

"Katanya sudah ada 3 penumpang ditemukan, yang lain belum tahu," ujar Rusmini berurai air mata.

Pengakuan senada disampaikan Nurhan, warga Jalan Delima 1, Berebas Tengah, Bontang Selatan. Nurhan kerabat Muhdar mengaku mendapat kabar tenggelamnya KM Titian Muhibah, sekitar pukul 16.00 Wita.

"Infonya baru Muhdar yang ditemukan yang lain belum tahu kabarnya," beber Nurhan.
Para anggota tentara Amerika Serikat (kanan) membantu memindahkan korban Kapal Motor Titian Muhibah yang karam di Selat Makassar, Selasa (8/6/2015).

Terpisah, Kasi Faspel dan Ketertiban Kantor Unit Pelayanan Pelayanan (UPP) Kelas I Tanjung Laut, Bontang, Sihombing, saat dikonfirmasi membenarkan adanya informasi soal tenggelamnya KM Titian Muhibah yang berangkat dari Malahing, Bontang menuju Mamuju, Sulawesi Barat.

Pun demikian, Sihombing, belum bisa memastikan kebenaran informasi tersebut.

"Benar kami juga terima informasi kalau kapal ada kapal tenggelam. Tapi belum kami validasi kebenarannya," ungkap Sihombing.

Kantor UPP Kelas I Tanjung Laut Bontang sudah mengerahkan tim menyisir perairan Bontang. Selain itu, pihaknya sudah pihaknya juga berkoordinasi dengan Syahbandar Mamuju. Namun, dari penjelasan Syahbandar Mamuju, belum ada kepastian apakah kapal itu tenggelam atau tidak.

"Kita sudah menurunkan tim menyisir perairan Bontang dari Tanjung Santan," katanya.

Ditanya soal izin pelayaran KM Titian Muhibah dari Bontang ke Mamuju, Sihombing mengaku melakukan pemeriksaan dokumen. Dalam dokumen yang tertera, bahwa KM Titian Muhibah sejatinya hanya mengantongi ijin angkut barang. Tidak diperuntukkan untuk mengangkut penumpang.

"Kami sudah periksa dokumennya kapal itu, sebenarnya bukan kapal pengangkut penumpang, tapi angkutan Sembako. Dan ini tidak dibenarkan," ungkapnya.

Hingga berita ini diturunkan tim dari kantor UPP Kelas I Tanjung Laut masih melakukan penyisiran di pesisir Bontang. Sihombing berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan kabar yang beredar, sebelum mendapat informasi valid dari aparat berwenang.

"Harapan kami masyarakat jangan mudah percaya. Beberapa bulan lalu ada isu tenggelamnya kapal ternyata Hoax," tandasnya. (*)
65 Korban Penumpang Kapal Berhasil Dievakuasi Salah satu korban selamat KM Titian Muhibah oleh tim Basarnas, Kamis (11/6/2015) di pelabuhan Semayang

Evakuasi korban dari kapal Kapal Motor (KM) Titian Muhibah korban selat Makassar, dilaksanakan pukul 13.00 Wita, di Pelabuhan Semayang Balikpapan.

Sebanyak 65 korban dipastikan dalam kondisi selamat oleh Basarnas, meskipun sebagian ada yang mengalami trauma.

Namun, data tersebut masih dapat berubah mengingat kapal tersebut adalah bukanlah kapal resmi yang berangkat dari pelabuhan Bontang.

Sebelumnya kapal Rescue Boat dari Basarnas telah melakukan penjemputan dari lokasi kejadian.

Pukul 13.05 Wita, kapal rescue tiba di Pelabuhan Semayang dan memulai upaya evakuasi.

Banyak korban selamat mengaku berpegangan pada jerigen dan kayu untuk bisa bertahan hidup di laut sebelum akhirnya diselamatkan.
Para penumpang yang selamat

Belum diketahui pasti nasib puluhan penumpang yang mengangkut kapal naas tersebut.

Rusmini, warga Gang Tipalayo, Kelurahan Berbas Tengah, kerabat salah satu penumpang kapal mengaku menerima informasi tenggelamnya KM Titian Muhibah, Rabu (10/6/2015) pukul 15.00 Wita.

Informasi ini awal dikira hoax, namun Rusmini memastikan bahwa tengelamnya kapal tersebut benar adanya.

Rusmini sudah berkomunikasi langsung dengan kerabatnya, Muhdar (35), seorang korban KM Titian Muhibah yang selamat.

"Informasinya dari Muhdar, sore tadi, sekitar pukul 16.00 Wita," ungkap Rusmini ditemui di kediamannya.

Muhdar, kata Rusmini ditemukan di atas sebatang kayu di perairan Mamuju, setelah sempat mengapung di lautan sekitar 5 jam.

Selain Muhdar, penumpang lain yang dikabarkan sudah ditemukan selamat, Sandri (13) dan seorang lagi belum diketahui namanya. (*)

  ♔ Tribunnews  

Jumat, 12 Juni 2015

Panglima Baru TNI Harus Jamin Prajuritnya Profesional

KRI Kujang 642 [Eko Jasindo]

Pengamat militer Mufti Makarim mengatakan, salah satu tugas Panglima TNI ke depan adalah menjaga profesionalitas prajurit dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Panglima TNI tidak hanya dituntut untuk menjalankan pembinaan, tetapi juga memberi sanksi tegas bagi prajurit yang terbukti melanggar hukum.

"Ke depannya tidak boleh lagi ada oknum TNI yang terlibat kasus penimbunan BBM, terlibat dalam kepentingan bisnis, atau perkelahian," ujar Mufti kepada Kompas.com, Kamis (11/6/2015).

Menurut Mufti, persoalan apa pun yang melibatkan oknum TNI tidak dapat dikatakan sebagai masalah kenakalan biasa. Sekecil apa pun permasalahan yang melibatkan TNI dinilainya berpotensi membahayakan masyarakat sipil.

Mufti mengatakan, kunci untuk mengatasi masalah tersebut adalah ketegasan pimpinan TNI untuk memberikan sanksi tegas berupa tindakan penegakan hukum bagi prajurit yang melakukan pelanggaran. Penyelesaian masalah antara TNI dan Polri misalnya tidak dapat diselesaikan hanya melalui pertemuan di tingkat elit saja.

"Jangan dianggap bentrokan aparat itu biasa. Padahal eksesnya harus dilihat, masyarakat mau berlindung ke siapa lagi? Harus ada efek jera, hukuman bagi prajurit harus lebih berat dari warga sipil biasa," kata Mufti.

Masa tugas Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan berakhir sebelum ia masuk masa pensiun pada 1 Agustus 2015. Presiden Jokowi telah mengusulkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon tunggal Panglima TNI kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat.

Mufti mengatakan, profesionalitas prajurit TNI dibutuhkan dalam menghadapi tantangan yang lebih besar untuk mengawal agenda Nawacita Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. TNI dapat menjalankan tugasnya dengan sikap profesionalitas dan lebih bertanggung jawab, khususnya dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

  ♔ Kompas  

Kapal Perang Koarmatim Selesai Latihan Bersama AL Thailand

366&359

Dua Kapal Perang Koarmatim masing-masing KRI Usman Harun–359 dengan komandan Kolonel Laut (P) Didong Rio Duto dan KRI Sultan Hasanuddin–366 dengan komandan Letkol Laut (P) Endra Hartono selesai melaksanakan Latihan Latma Sea Garuda 18 AB-15” dari RTN (Royal Thai Navy).

Latihan bersama antara TNI Angkatan Laut dengan RTN Sea Garuda 18 AB-15 yang melibatkan dua kapal perang dari jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim ini, juga melibatkan satu buah Helikopter jenis BO-105, NV 412 Skuadron 400 dan satu Pesud Intai maritim CN-235, Skuadron 800 dari jajaran Wing Udara I Puspenerbal.

Upacara penutupan latihan militer bersama Sea Garuda 18 AB-15” berlangsung di Geladak Royal Thai Navy HTMS Makut Rajakumarn (Fregate) yang sedang bersandar di Pangkalan AL Sattahip, X di kawasan teluk Thailand ( 09 /06), bertindak selaku Irup Capt Paisam Meesri, chief of staff Fregate Skuadron I Royal Thai Navy (RTN), mewakili Commander Frigate Squadron One RTF: Rear Admiral Sarnon Phaaem.Senin (08/06). Kegiatan Latma itu sendiri berlangsung selama 8 hari di kawasan Teluk Thailand dan Sattahip.

Selanjutnya dua kapal perang Koarmatim tersebut meninggalkan Sattahip Thailand untuk menuju tanah air Indonesia. Keberangkatan ke dua kapal tersebut di lepas dengan barisan jajar kehormatan militer oleh RTN (Royal Thai Navy) di Dermaga Sattahip, dengan Irup chief of staff Fregate Skuadron I Royal Thai Navy (RTN), Capt Paisam Meesri.

Turut melepas Keberangkatan kapal, rombongan perwakilan dari KBRI ,Wakil Dubes RI untuk perwakilan Bangkok, Bpk Bebet Junjungan, Atase Pertahanan (ATHAN) RI Kolonel Zeni Edy Lumintang, Atase Pertahanan Angkatan Laut Kolonel laut (P) Adrian Syah, dan Kolonel Udara Bayu, Atase pertahanan Angkatan Udara untuk konjen RI di Bangkok.

Kadispenarmatim
Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman.

  ♔ Poskota  

2016, Angkatan Darat Miliki Helikopter Chinook

Helikopter Chinook mampu mendarat di perairan [combatreform]

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, rencana pembelian helikopter CH-48 atau lebih dikenal dengan nama Chinook baru terlaksana pada 2016.

"Anggarannya bukan tahun ini, tahun 2016," ujar Moeldoko di Solo, Kamis (11/6/2015) malam.

Moeldoko mengatakan, rencananya Chinook akan diserahkan untuk TNI Angkatan Darat sebagai bagian alat utama sistem persenjataan (alutsista). Selain itu, juga dapat difungsikan sebagai alat angkut.

"Untuk alat angkut berat, karena itu mobilitas sangat tinggi dan daya angkut personelnya baik. Satu peleton bisa itu," kata dia.

Moeldoko mengaku telah melihat kehebatan helikopter buatan Amerika Serikat itu seperti ketika beberapa bencana alam di Indonesia. Saat itu, sejumlah negara membawa bantuan menggunakan Chinook.

"Waktu tsunami Aceh, kita dapat bantuan dari Singapura dan Tiongkok memakai Chinook. Itu sangat luar biasa, cepat, dan mengangkut banyak orang," ujar dia.

Rencana pembelian helikopter dengan mesin ganda tersebut pertama kali diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Dia mengatakan, Chinook bakal melengkapi alutsista TNI. Harga helikopter Chinook ini ditaksir mencapai 30 juta dollar AS.

"Beli Chinook memang mahal, tetapi nyawa orang lebih mahal," ucap Moeldoko di kantornya, Rabu (3/6/2015) lalu.

  ♔ Kompas  

KRI Ki Hajar Dewantoro Mengamankan Perairan Ambalat

Amankan Ambalat, TNI AL Kerahkan Tiga Kapal Perang KRI Ki Hajar Dewantoro 364

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) ikut dilibatkan dalam operasi Perisai Sakti 2015, patroli rutin di sekitar perairan Ambalat, Kalimantan Utara. Angkatan Laut menurunkan tiga unit kapal perang yang didatangkan dari Armada Timur, di Surabaya, Jawa Timur.

Ketiga KRI itu terdiri dari kapal patroli, kapal cepat rudal, dan kapal perang jenis frigate atau korvet. "Untuk kapal perang korvet ada KRI Ki Hajar Dewantoro yang operasi di sini," kata Komandan Pangkalan TNI AL Tarakan Kolonel Arief Cahyono, kepada wartawan di Pangkalan Udara Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis, 11 Juni 2015.

Ketiga kapal perang tersebut secara bergantian melakukan patroli di perairan Karang Unarang dan Pulau Sebatik yang merupakan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Selama beberapa hari kapal perang TNI AL akan berpatroli di perairan Ambalat untuk mencegah kapal asing memasuki wilayah Indonesia tanpa izin.

"Jika perbekalan dan bahan bakar menipis, kapal itu akan kembali ke Tarakan dan digantikan kapal perang lainnya," kata Arief.

Meski begitu, pihak negara tetangga akan memanfaatkan masa pergantian kapal perang TNI AL. Jika kapal perang Indonesia merapat ke dermaga, maka kapal-kapal asing itu berani mendekati bahkan memasuki wilayah Indonesia. "Kapal-kapal yang masuk kombinasi dari kapal militer dan maritime police-nya negara tetangga," kata dia.

Arief mengatakan dalam operasi Perisai Sakti 2015, Angkatan Laut bekerja sama dengan Angkatan Udara saling berbagi kemampuan radar. Arief berharap hasil pemantauan Satuan Radar 225 TNI AU dan radar kapal perang TNI AL dapat bersinergi menjaring pesawat asing yang masuk ke wilayah Ambalat. "Kami pun ikut serta dalam patroli udara dengan pesawat C-212 dari Skuadron 600 TNI AL," kata Arief.

Dalam operasi Perisai Sakti 2015 hari ini, TNI AU mengerahkan tiga unit pesawat tempur F-16 dari Skudaron 3 Madiun dan dua unit Sukhoi dari Skuadron 11 Makassar. Kedua jenis pesawat tempur itu berputar-putar di sekiar perairan Ambalat seluas sekitar 300 mil laut yang menjadi sengketa Indonesia dan Malaysia.

  ♔ Tempo  

TNI AU Siap Tambah Radar di Nunukan

CMOV Mobile radar TNI AU

Panglima Komando Operasi TNI AU 2, Marsekal Muda Barhim, mengatakan bahwa Angkatan Udara serius memperkuat pengawasan di kawasan Ambalat. Komitmen tersebut ditempuh TNI AU usai sembilan pesawat asing masuk ke wilayah Ambalat tanpa izin. Salah satu cara yang ditempuh TNI AU adalah menambah radar udara di Nunukan, Kalimantan Utara.

"Komando Pertahanan Udara Nasional punya radar baru yang siap dikirim dari Jakarta," kata Barhim kepada wartawan di Pangkalan Udara Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis, 11 Juni 2015.

Sayangnya Barhim masih merahasiakan jenis radar yang akan dipasang di Nunukan. Dia hanya mengatakan jika radar baru tersebut punya kemampuan seperti radar militer pada umumnya, yakni mampu mendeteksi pesawat sipil dan pesawat militer.

Angkatan Udara berharap tambahan radar tersebut mampu meningkatkan pengawasan di wilayah Ambalat yang masih menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia. Saat ini TNI AU memiliki Satuan Radar 225 yang berada di Tarakan, Kalimantan Utara. Sebagai senjata andalan radar Plessy AR 325 Commander yang berdiri kokoh di bukit di Kecamatan Tarakan Timur. Radar tersebut mampu melihat sejauh 250 mil laut atau 400 kilometer dari Tarakan.

Walhasil satuan radar yang dikomandani Mayor Suwarma Hasal itu berhasil mendeteksi sembilan pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia tanpa izin sejak Januari 2015. Mereka pun berhasil mengidentifikasi sembilan pesawat tersebut terdiri dari pesawat militer, pesawat sipil, hingga pesawat tanpa awak atau drone.

Satuan Radar 225 juga pernah mencatat sebuah pesawat yang terbang dari Labuan di Utara Sabah menuju Tawau, Malaysia, yang berjarak tak terlalu jauh. Namun sayangnya pesawat asing tersebut malah bablas menuju Ambalat sebelum mendarat ke Tawau. "Pesawat asing itu sempat berputar di Ambalat selama 30 menit sebelum mendarat ke Tawau," kata Suwarma.

  ♔ Tempo  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...