Selain itu, latihan ini merupakan latihan rutin, bagian dari latihan yang bertingkat, bertahap dan berlanjut, untuk meningkatkan profesionalisme prajurit Korps Marinir sebagai prajurit matra laut, Sebuah tank Korps Marinir melakukan tembakan dalam latihan di Puslatpur 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (18/5). (Dispen Koarmar/ Sertu Mar Kuwadi/) ★
Sekitar 1.000 personel Marinir terlibat dalam latihan tempur di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir 5 Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Sabtu.
Latihan Pasukan Pendarat 2019 itu disaksikan oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Suhartono, serta sejumlah perwira lainnya, seperti Brigjen TNI (Mar) Torry Subiyantoro selaku Penasehat Latihan, Komandan Pasmar 2 Brigjen TNI (Mar) Ipung Purwadi, Kolonel Marinir Suharto, Kolonel Laut (P) Desmon Hermono Kusumo selaku Peninjau Latihan, dan lainnya.
Pada pendaratan amfibi yang dipimpin oleh Komandan Pasukan Pendarat (Danpasrat) Kolonel Marinir Agus Gunawan Wibisono, yang sehari-hari menjabat Komandan Brigade Infanteri 2 Marinir tersebut juga melibatkan beberapa material tempur yang dimiliki Korps Marinir TNI AL, diantaranya BMP-3F, LVT-7A1, BTR-50, KAPA K61, MLRS Vampire, BVP-2 dan Howitzer 105 mm.
Seluruh personel dan material tempur Korps Marinir TNI AL yang melaksanakan Latihan Pasukan Pendarat 2019 itu diangkut menggunakan KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Cendrawasih-533, KRI Makassar-590, serta didukung helikopter dan pesawat Cassa TNI AL.
Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Suhartono mengatakan, latihan ini merupakan perpaduan antarunsur dalam bermanuver, dalam hal ini infanteri sebagai pasukan pendarat, didukung oleh tank amphibi dan kendaraan pendarat amfibi.
"Selain itu, latihan ini merupakan latihan rutin, bagian dari latihan yang bertingkat, bertahap dan berlanjut, untuk meningkatkan profesionalisme prajurit Korps Marinir sebagai prajurit matra laut," tutur jenderal berbintang dua itu dalam keterangan tertulis Dispan Kormar.(*)
♞ antara
Indonesia plans to reinstate missile capabilities on two of its KCR-60M vessels in the long term. First- and second-of-class were earlier stripped of their missile launchers after receiving Chinese-made CIWS turrets KCR60M TNI AL, KRI Sampari 628 with CIWS NG18 ★
Slightly more than a year after removing missile launchers from two of its KCR-60M fast attack craft (FAC), the Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Laut: TNI-AL) is now working to reinstate the capability on these vessels.
The matter has been confirmed with Jane's by a senior crew member of KRI Tombak (629), which was berthed at RSS Singapura - Changi Naval Base for the 2019 IMDEX exhibition, which was held in Singapore from 14 to 16 May. Tombak is one of the two KCR-60M vessels taking part in the event, with the other being KRI Halasan (630).
Beginning in late 2017, Indonesia's state-owned shipbuilder PT PAL removed diagonally mounted missile launchers on Tombak and first-of-class KRI Sampari (628) as part of efforts to reconstitute the class.
The vessels were subsequently installed with the Chinese-made Type 630 close-in weapon system (CIWS) turret on a pedestal at the stern position where a rigid hull inflatable boat (RHIB) used to be positioned.
Type 630 CIWS set-up on Sampari and Tombak includes the Type 347G 'Rice Bowl' short-range fire-control radar and its associated fire-control console, and the SR47B air-and-surface search and gun-target indication radar, which has been integrated with an identification friend-or-foe system.
In response to requests for clarification from Jane's, a PT PAL official who first informed Jane's of the reconstitution confirmed that Tombak has now been refitted with its original missile launchers, but at a slightly different position in the aft section. He explained that this weapon has yet to undergo evaluations in its new position, or to be integrated into the vessel's wider combat systems.
♞ IHS Jane's
Pesanan Terakhir dari 5 CN-235 MPA Pesawat CN-235 MPA melewati water salute [Puspenerbal] ♣
Puspenerbal kedatangan satu unit Pesawat CN 235-220 MPA yang merupakan pesawat bermesin Turboprop dan diproduksi oleh PT. Dirgantara Indonesia (PT DI) bekerja sama dengan Airbus.
Pada kesempatan tersebut Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI Dwika Tjahja Setiawan, S.H., menahbiskan Pesawat Udara CN 235-220 MPA dengan nomor lambung P-8305.
Pesawat Udara tersebut merupakan pesawat ke-5 yang dimiliki dan dioperasionalkan oleh TNI AL setelah empat pesawat sebelumnya yang telah masuk jajaran Pupenerbal sejak tahun 2013 lalu.
Rencananya TNI AL akan menambah kekuatan jajarannya secara continue dengan memesan pesawat CN 235-220 MPA ini agar dapat memenuhi MEF (Minimum Essetial Force) yang menjadi target TNI AL.
Kemudian setelah ditahbiskan oleh Komandan Puspenerbal Pesawat CN 235-220 MPA TNI AL tersebut masuk di jajaran Skuadron 800 Wing Udara 2 Puspenerbal yang memiliki tugas pokok melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan tempur dibidang Intai Udara Taktis, Pengamatan Laut Terbatas serta Anti Kapal Permukaan.
Pesawat CN 235-220 MPA ini memiliki kemampuan untuk melaksanakan misi Inteligence, Surveillance dan Recognition, selain itu pesawat ini dapat mengirimkan data-data secara real time ke Unsur KRI. Dengan kemampuan tersebut, pesawat ini dapat menjalankan misi sebagai Pesud Patroli Maritim.
Hadir dalam acara tersebut Komandan Puspenerbal, Wadan Puspenerbal, para Direktur Puspenerbal, Kafasharkan Pesud Puspenerbal, Komandan Lanudal Juanda, Komandan Wing Udara 2 Puspenerbal dan Komandan Kolatpenerbal.
KRI Teluk Youtefa 522TNI AL meluncurkan Kapal Angkut Tank (AT)-5 di Galangan PT DRU, Lampung. Kehadiran kapal ini semakin memperkuat alat utama sistem persenjataan sekaligus memenuhi kebutuhan MEF. Foto/SINDOnews ☆
TNI AL meluncurkan Kapal Angkut Tank (AT)-5 di Galangan PT Daya Radar Utama (DRU), Lampung. Kehadiran kapal ini semakin memperkuat alat utama sistem persenjataan sekaligus memenuhi kebutuhan Minimum Essential Force (MEF).
Peluncuran kapal angkit tank tersebut dipimpin langsung Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (Waaslog KSAL) Laksamana Pertama TNI Sudarmoko, mewakili Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (Aslog KSAL) Laksamana Muda TNI Moelyanto.
Waaslog KSAL Laksamana Pertama TNI, Sudarmoko mengatakan kapal angkut tank ini merupakan kapal jenis ketiga yang telah dibangun PT DRU. Sebelumnya Kapal Angkut Tank (AT)-3 KRI Teluk Bintuni-520 dan (AT)-4 KRI Teluk Lada-521 juga telah diluncurkan dan saat ini telah memperkuat jajaran TNI AL.
Menurut dia, secara teknis peluncuran kapal ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas kapal dan ke kedapan badan kapal terhadap kemungkinan risiko kebocoran. Selanjutnya, dalam proses finishing pembangunan, kapal tersebut dinyatakan telah siap untuk diberi tugas atau misi peperangan amfibi yang disertai dengan embarkasi, debarkasi pasukan menggunakan kendaraan tempur amfibi.
Setelah seluruh pekerjaan terkait pembangunan kapal ini selesai, kata dia, nantinya kapal tersebut akan diresmikan menjadi Kapal Perang Republik Indonesia sekaligus mengukuhkan Komandan KRI.
“Pembangunan Kapal Angkut Tank tentunya memiliki makna yang sangat strategis pada profesionalisme TNI AL. Keberadaan kapal angkut tank dapat dijadikan sebagai momentum bagi prajurit TNI AL untuk mendalami ilmu peperangan amfibi, pergeseran pasukan menggunakan kendaraan dan material tempur serta kegiatan sosial seperti pengiriman bantuan bencana alam ke pulau-pulau yang tertimpa bencana,” ujarnya, Kamis (16/5/2019).
Menurut dia, pembangunan kapal ini juga merupakan manifestasi penting dari kebijakan dasar pembangunan TNI AL menuju MEF dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan prajurit TNI AL sebagai prajurit laut yang bermoral, profesional, handal dan disegani.
Kapal Angkut Tank (AT)-5 sendiri memiliki panjang keseluruhan 120 meter, dengan panjang garis air 111, 89 mm dan lebar 18 m serta tinggi 7,8 meter kecepatan maksimum 16 knot, dengan kecepatan jelajah 15 knot dan kecepatan ekonomis (patroli) 14 knot. Selain itu, kapal inj juga memiliki kapasitas muat Tank yakni 10 unit Leopard/ 14 unit BMP-3F dan memiliki 1 unit Helikopter serta dapat mengangkut sebanyak 478 personel.
"Rangkaian kegiatan shipnaming kapal direncanakan bersama dengan Kapal (AT)-6 dan Kapal (AT)-7. Kapal (AT)-5 akan diberi nama Teluk Youtefa-522, Kapal (AT)-6 akan diberi nama Teluk Palu-523 dan Kapal (AT)-7 akan diberi nama Teluk Calang-524," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT DRU Amir Gunawan mengatakan Kapal (AT)-5 ini adalah hasil dari sinergi antara PT DRU dengan industri nasional di antaranya PT Krakatau Steel, PT Pindad, PT LEN, PT BNI dan industri pendukung lainnya. Termasuk dengan biro klasifikasi, Lloyd Register of Shipping sebagai pengawas pembangunan kapal ini.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan kerja samanya dan besar harapan kami untuk berikutnya masih diberikan kesempatan untuk membangun kapal perang jenis lainnya,” katanya.
Dia menjelaskan, dalam proses pembangunan kapal dilaksanakan rangkaian seremonial pembangunan kapal perang meliputi first steel cutting, keel laying, shipnaming-launching, commissioning, delivery and receiving dan terakhir adalah pengukuhan nama KRI.
"Kapal angkut tank ini telah sampai pada tahap launching, selanjutnya kapal ini akan melaksanakan shipnaming yang akan diresmikan oleh Ibu KSAL selaku 'Ibu Kandung KRI' pada 27 Mei 2019 mendatang," ucapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kadislaikmatal, Kadisopslatal, Sekdisadal, Danlanal Lampung, para Staf PT. DRU serta para pejabat terkait lainnya. Launching ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Waaslog Kasal, selanjutnya Kapal (AT)-5 turun menggunakan airbag balloons dengan diiringi mars TNI AL ”Jalesveva Jayamahe”.
(kri)
Dipublikasikan oleh One First AloneKRI 522 Teluk Youtefa [def.pk] ☆
Peluncuran kapal di galangan kapal PT Daya Radar Utama Unit 3 Srengsem Bandar Lampung
This contract is an important breakthrough for Terma as it represents the first sale of a complete Combat System in Indonesia. KCR 60M ☆
During a signing ceremony in Surabaya, Indonesia, Terma was officially awarded the contract for delivery of a complete C-Series Combat Suite for four KCR-60 vessels of the Indonesian Navy (TNI-AL).
The scope of supply for each of the vessels will include Terma’s C-Flex Combat Management System, SCANTER 4603 X-Band radar, C-Guard Decoy Launching System, C-Fire Electro Optical Fire Control System, and full system integration of shipborne sensors and effectors such as naval guns and missile systems. In addition, Terma will assume the role of Combat System Integrator (CSI).
“Terma supports Indonesia’s ambitions and aspirations of developing its own defense industry. Transfer of Technology and growing together with our partners are in line with the business philosophy of Terma. We have already, together with a local partner, established a local Combat Management System development center based on our C-Flex solution. This will further empower and also enable us to better support our Indonesian customers, and we look very much forward to further strengthening the collaboration with non-defense and defense partners in Indonesia,” said Jens Maaløe, President and CEO, Terma Group.
An Important Breakthrough
“This contract is an important breakthrough for Terma as it represents the first sale of a complete Combat System in Indonesia, and the third in the region,” said Anupam Narain Mathur, Vice President & General Manager, Terma Asia Pacific.
Prior to the signing ceremony, the state-owned Indonesian shipyard PT PAL and the Indonesian Ministry of Defence (MoD) on 28 December 2018 signed a contract for the upgrade of two KCR-60 fast attack crafts with new Combat Management Systems (CMS) and also for the construction of two additional vessels to be equipped with the same CMS. PT PAL will act as the platform system integrator.
Indonesia Holds a Key Role
Since the opening of Terma’s subsidiary in Singapore in 2007, Indonesia has played a key role in the regional development of the company in Asia Pacific. As an archipelagic country with over 50,000 km of coastline, Indonesia holds many opportunities for Terma. The country’s dependency on sea transport for both domestic and international trading links represent a major axe of development for Terma’s Security and Mission Systems capabilities in the country.
Terma already has several systems in operation in Indonesia, both on land and at sea. SCANTER radars are operated by the Indonesian Maritime Security Agency (BAKAMLA), the Indonesian Sea and Coast Guard (KPLP), the Directorate General of Sea Transportation, TNI-AL and Jakarta Soekarno–Hatta International Airport. TNI-AL has also chosen the C-Guard Decoy Launching System to protect several strategic vessels of its fleet.
Hingga Tewaskan Anggota TNIIlustrasi lokasi penembakan para pekerja proyek jalan Trans Papua oleh KKB di Nduga. (Istimewa/Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)
Seorang anggota TNI bernama Pratu Kasnun tewas karena luka tembak di bagian punggung dalam baku tembak yang terjadi antara aparat TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (13/5/2019).
Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, menyampaikan kronologi baku tembak yang terjadi sekitar lima jam tersebut.
Kejadian berawal ketika 12 orang prajurit sedang melaksanakan patroli rutin untuk memastikan pembangunan jembatan Trans Papua di Kabupaten Nduga berjalan aman dan lancar.
Namun, Tim Patroli TNI berada di sekitar Lapangan Terbang (Lapter) Distrik Mugi mendadak diserang dari ketinggian oleh pihak KKB pada pukul 11.15 WIT.
"Pasukan kami berhasil mengidentifikasi dari kelompok pimpinan Egianus Kogoya," ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima, Senin.
Karena diserang, pasukan TNI berusaha mencari perlindungan dan membalas tembakan. Sementara itu, sisa pasukan TNI yang berada di Pos Mugi pimpinan Letda Inf Fajar bergerak untuk memberikan bantuan dan melakukan pengejaran.
Setelah baku tembak terjadi selama 5 jam, KKSB yang diperkirakan terdiri dari 20 orang bersenjata campuran itu dipukul mundur. Mereka melarikan diri ke arah hutan.
Pasukan TNI melanjutkan pengejaran ke arah pelarian KKSB, namun hanya ditemukan beberapa bercak darah yang menunjukkan bahwa di antara mereka ada yang tertembak.
"Hingga laporan ini diterima sekitar pukul 16.00 WIT, masih terdengar suara tembakan, namun belum didapatkan laporan lebih lanjut," kata Aidi.
Saat dilaksanakan pengecekan pasukan, barulah mereka mengetahui bahwa Pratu Kasnum mengalami luka tembak di bagian punggung.
Namun yang bersangkutan gagal diselamatkan karena ketika hendak dievakuasi ke Mimika, Pratu Kasnum sudah mengembuskan nafas terakhir.
"Pada saat proses evakuasi menggunakan pesawat Helly Bell ke Timika, korban dinyatakan gugur pada pukul 13.00 WIT saat dalam perjalanan menuju ke RS Charitas Timika, dan rencana besok akan di terbangkan ke rumah duka di Aceh Selatan," ujar Aidi. (Dhias Suwandi)
♖ Kompas
Delegation from Indonesia [PGZ]
On May 9, 2019 representatives of the Ministry of Defense of the Republic of Indonesia visited two companies forming part of the Polish Armaments Group: PCO SA and PIT-RADWAR SA The Indonesian delegation got acquainted with the offer of companies in optoelectronic equipment, anti-aircraft, artillery and radiolocation systems.
The delegation was headed by the Director General of Strategy at the Ministry of Defense of Indonesia, Major General Rizerius Eko Hadisancoko. Also attended by the Attaché for Defense of the Indonesian Embassy in Warsaw, Colonel Hilman Zaeni.
Southeast Asia is an important area of engagement for Polska Grupa Zbrojeniowa (PGZ). Our companies run several significant projects in this region. We participate in the arms trade fairs in Asia, last year we were in Jakarta and Kuala Lumpur, for example. I am glad that our offer meets the interest of the Indonesian armed forces. We are fully open to talks and closer cooperation - said Radosław Domagalski-Łabędzki, member of the board of PGZ SA.
At PCO SA, the guests watched the presentation about the company's activities, got acquainted with the offer for military vehicles, as well as thermal imaging cameras for tanks and anti-aircraft systems. In the optoelectronic tunnel, among other things, they saw the MU-3M night vision monocular and the SCT thermal imaging sight - one of the company's flagship products.
The Delegation from Indonesia also visited the Warsaw headquarters of PIT-RADWAR SA. The guests were presented the main areas of the company's activity and current development projects. Among the presented devices were fire systems, including the self-propelled anti-aircraft missile system POPRAD and towed anti-aircraft guns A/AG-35 and radar solutions, including a PET/PCL passive location system.)
♖ PGSA