Menko Polhukam Perintahkan Panglima TNI dan Kapolri Usut Penyerangan Lapas Sleman
Jakarta • Menko Polhukam Djoko Suyanto telah memerintahkan Panglima TNI
Laksamana Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengusut
penyerangan ke Lapas Sleman yang menyebabkan empat tahanan tewas
tertembak.
“Siapa pun pelakunya harus ditangkap dan diadili,” kata Djoko Suyanto dalam pesan singkat ke redaksi
Suara Pembaruan.
Seperti diberitakan, sejumlah orang bersenjata menyerbu penjara
Sleman dan menembak empat tahanan, Sabtu (23/3) dini hari. Kasus
tersebut berawal dari pengeroyokan oleh keempat korban terhadap anggota
Kopasssus di Hugos Café, Selasa (19/3) malam. Pengeroyokan itu
mengakibatkan salah satu anggota Kopassus, Sertu Santoso, meninggal
dunia.(
BS)
Kronologi Penyerangan Lapas Sleman
Segera setelah peristiwa penyerangan, Kepala Lapas Cebongan, Sleman,
Yogyakarta, Sukamto Harto, mengirimkan surat yang berisi kronologi
kejadian kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Derah
Istimewa Yogyakarta (DIY)
Berikut kronologi kejadian berdasarkan surat tersebut.
Sekitar pukul 00.45 WIB, datang segerombolan orang ke Lapas. Salah
seorang dari gerombolan yang berpakaian paling rapi mengetuk pintu utama
Lapas sembari menunjukan surat dari Polda DIY. Atas permintaan
membukakan pintu, petugas penjaga gerbang menolaknya.
Akibat penolakan itu, anggota gerombolan lain terlihat menodongkan
senjata dan granat. Mereka memaksa masuk dan meminta kunci blok hunian
para empat tahanan titipan dari Polda DIY.
Petugas Lapas mengatakan, bahwa kunci blok hunian dipegang oleh Margo
Utomo, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas di rumah dinasnya. Salah
seorang dari gerombolan meminta diantarkan ke rumah Margo sembari
menodongkan senjata laras panjang.
Kemudian, Kepala Jaga Edi Prasetyo, dipaksa untuk menunjukkan ruangan
kepala Lapas dan tempat penyimpanan alat rekam CCTV di lantai dua.
Lagi-lagi mereka melakukan perintah para anggota gerombolan dibawah
todongan senjata laras panjang. Sesampainya di ruang kepala lapas, Edi
diminta tiarap.
Tak lama berselang, Margo tiba di Lapas membawa kunci kotak untuk
membuka kunci blok hunian. Ia sempat menghubungi Sukamto, namun
tindakannya tersebut diketahui oleh anggota gerombolan, sehingga ponsel
direbut secara paksa dan kunci kotak dirampas.
Kotak berisi kunci tersebut nyatanya sudah dipecahkan dan Edi
diperintahkan untuk menunjukan kunci blok hunian. Para gerombolan dan
sejumlah petugas Lapas menuju blok hunian. Sempat terjadi kontak fisik
antara gerombolan dengan petugas Lapas.
Sesampainya di BLOK A kamar nomor 5 yang berisi 35 tahanan, petugas
Lapas diminta tiarap dan sempat dipukul oleh petugas gerombolan. Dalam
posisi tersebut, mereka tidak bisa menyaksikan apa yang terjadi. Mereka
hanya mendengar beberapa kali letusan senjata api.
Setelah terdengar beberapa kali bunyi letusan, para gerombolan itu
lari ke pintu utama dan meninggalkan Lapas. Para petugas Lapas yang
tengah tiarap itu berdiri dan menyaksikan ada empat tahanan yang sudah
tak bernyawa akibat luka tembakan dibagian tubuhnya.
Rombongan yang berjumlah 10 hingga 15 orang tersebut melarikan diri
pada pukul 01.05 WIB menggunakan dua buah mobil yang terparkir di jalan
depan area lapas.(
BS)
Pelaku Penyerangan Lapas Sleman Diduga Oknum TNI
Kementerian Hukum dan HAM (Kemkum HAM) menduga, pelaku penyerangan
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta adalah oknum
TNI.
Hal itu dikatakan oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkum HAM),
Denny Indrayana dalam konferensi pers di kantor Kemkum HAM, Sabtu
(23/2).
"Tidak bisa di-judge pelakunya dari TNI. Walaupun kita enggak bisa
melarang-larang orang untuk menduga (ada keterlibatan oknum TNI)," kata
Denny.
Denny menegaskan hal itu hanya dugaan. Terlebih banyak pihak yang
menghubungkan peristiwa penyerangan sekaligus pembunuhan empat tahanan
titipan Polda DIY itu, berkaitan dengan peristiwa sebelumnya.
"Salah satu dugaan terkait dengan jajaran TNI pelakunya. Terkait
insiden sebelumnya, ada anggota Kopasus meninggal, jadi ada yang
diarahkan ke sana," kata Denny.
Agar polemik siapa pelaku penyerangan tidak semakin melebar, ia
mengatakan, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM sudah
berkomunikasi dengan Kepala Staf Angkatam Darat untuk mengambil langkah
antisipasi demi mengungkap peristiwa ini.
Aparat hukum, lanjut Denny, akan melakukan investigasi secara komprehensif, menyeluruh dan cepat terkait kasus ini.
"Kita pastikan siapa pelakunya atas insiden ini. Tentu pelaku harus
diproses secara hukum dan adil. Pelaku harus bertanggungjawab,"
tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sabtu (23/3) dini hari, terjadi
penyerangan ke Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, oleh sekelompok orang
bersenjata dan bertopeng.
Dua puluh orang yang belum diketahui identitasnya itu menembaki empat
tahanan titipan Polda DIY hingga tewas. Selain korban tewas, terdapat
pula korban luka dari pihak Lapas yaitu Widiatmana yang mengalami luka
di dagu, dan Supratikno yang mengalami luka di mata sebelah kanan.
Menurut informasi, empat tahanan tewas ditembak diduga adalah empat
pelaku penganiaya yang menewaskan Sersan Satu Santoso yang merupakan
anggota TNI AD Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro,Solo.
Keempat tahanan tersebut berinisial D, DD dan AL serta YJ yang
merupakan pelaku penganiayaan di Hugos Cafe pada Selasa (19/3), sehingga
menyebabkan tewasnya Sertu Santoso.(
BS)
Pangdam: Penembak di Lapas Cebongan Orang Terlatih
Pangdam IV Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso menegaskan
pelaku penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, dengan menggunakan senjata
adalah orang-orang yang tidak dikenal.
Ia berjanji untuk menuntaskan kasus penyerangan yang menewaskan empat
orang. "Saya tegaskan orang-orang menyerang adalah orang yang tidak
dikenal,"katanya di Lapas cebongan sleman, Sabtu 23 Maret 2013.
Kodam
Diponegoro, katanya, siap membantu tugas penyidikan yang dilakukan
Polda DIY untuk mengungkapkan kasus ini secara tuntas. Ia minta agar
semua pihak jangan berspekulasi siapa penyerang lapas Sleman ini. "Jika
saya tahu maka akan saya beri informasi," paparnya.
Ia
menjelaskan, kasus tewasnya Serka Heru Santosa tidak ada kaitannya
dengan Kopassus. Serka Heru sudah menjadi anggota Den Intel Kodam IV
Diponegoro dan bukan lagi anggota Kopassus ataupun Kodim Yogyakarta.
Penguasa
militer wilayah Jawa Tengah dan DIY tersebut kembali menegaskan dan
memperingatkan kepada orang-orang yang tidak kenal atau preman untuk
tidak mengganggu masyarakat, melukai anggota polisi dan TNI yang sedang
bekerja. "Serka Santosa sedang menjalankan tugas selama 1X24 jam. Tugas
pemantauan wilayah bisa dimana saja," katanya.
Ia juga menegaskan
penyerangan lapas Sleman ini bisa dilakukan siapa saja dan tidak bisa
langsung dikaitkan kepada TNI. Namun yang pasti, kelompok orang yang
menyerang ini sangat terlatih. "Teroris itu juga terlatih. Mereka pandai
merakit bom. Terlatih tidak identik dengan militer."(
V)
Kopassus: Tidak Ada Personel ke Luar Markas Tadi Malam
Grup 2 Kopasus Kandang Menjangan, Kartasura menyatakan tidak ada satu
pun anggota Kopassus yang ke luar dari markas yang terletak di
Kabupaten Kartasura, Jawa Tengah, saat terjadi aksi penembakan brutal di
Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta Sabtu dini hari, 23 Maret 2013.
Kasi
Intel Grup 2 Kopassus Kapten Infanteri Wahyu Juniartoto menjelaskan,
semalam seluruh pasukan melakukan siaga di dalam kesatuan sehingga tidak
ada satupun personel yang melakukan kegiatan di luar.
"Sesuai
SOP di satuan Kopasus, ketika ada kegiatan di malam hari semua pasukan
di dalam satuan untuk melakukan kegiatan pengamanan lapangan (markas),"
kata Wahyu kepada wartawan, Sabtu 23 Maret 2013.
Ia menjelaskan,
gerbang markas Grup 2 Kopassus hanya ada satu, sehingga pergerakan
anggota Kopasus dapat terdeteksi. Setiap ada anggota Kopassus yang
keluar harus terkoordinasi dan terdaftar. "Sedangkan pada malam hari
tadi tidak ada satupun anggota Kopassus yang keluar dari markas,"
katanya.
Markas Grup 2 Kopassus terletak di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah.
Grup 2 Kopassus ini satu-satunya markas Kopasus di Jawa Tengah-DIY-Solo
dengan kekuatan 800 personel. Pantauan
VIVAnews, kegiatan di sekitar markas berjalan normal.(
V)
● Berita Satu | Vivanews