Sabtu, 22 Desember 2018

Tuduhan Media Australia soal Bom Kimia di Papua

Merupakan propaganda OPMPrajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu, 5 Desember 2018. [ANTARA/Iwan Adisaputra]

Media Australia, Saturday Paper, dalam laporannya Sabtu (22/12/2018), menuduh pasukan Indonesia menjatuhkan bom kimia mirip posfor putih di Nduga, Papua. Sebelum tuduhan itu muncul, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Mekopolhukam) Wiranto membantah penggunaan bom di wilayah itu.

Laporan itu muncul di tengah operasi pengejaran kelompok sayap Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang membantai puluhan pekerja di Nduga beberapa waktu lalu.

"Tidak ada yang namanya bom. Tetapi kalau pelibatan TNI, iya. Karena mereka memang sudah merupakan kekuatan yang tidak setuju dengan negara," kata Wiranto dalam jumpa pers di Jakarta, 18 Desember lalu.

"Soal (tuduhan) penggunaan bom, saya sudah cek langsung, tidak ada (penggunaan bom)," katanya. Dia menegaskan tuduhan itu merupakan propaganda OPM.

Media Australia dalam laporannya merilis foto-foto orang yang mereka sebut terkena bom kimia mirip posfor putih.

Fosfor putih dianggap sebagai senjata kimia dan senjata pembakar. Jika orang yang terkena maka akan terbakar menembus kulit, daging dan sampai ke tulang. Itu tidak bisa dipadamkan. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan seseorang yang terkena adalah dengan merendamnya dalam air dan berupaya menghilangkan fosfor.

Menurut laporan berjudul "Exclusive: Chemical weapons dropped on Papua" itu, seorang sumber militer mengonfirmasi senjata itu bersifat membakar atau fosfor putih. "Bahkan bintik terkecil membakar pakaian, kulit, hingga ke tulang dan terus menggelegak. Saya telah melihatnya dari dekat itu adalah senjata yang mengerikan," kata sumber itu.

Foto-foto itu diklaim diambil antara 4 dan 15 Desember. Tiga orang tewas berasal dari sebuah desa bernama Mbua, di wilayah Nduga. Nama mereka adalah Mianut Lokbere, Nison Tabuni dan Mendus Tabuni. Empat orang lainnya terbunuh di sebuah desa bernama Yigili. "Itu terjadi pada 15 Desember 2018," kata seorang pria Mbua kepada The Saturday Paper. “Pukul 11.25 waktu setempat. Mereka mati karena tentara Indonesia membom mereka dari helikopter." (mas)
 

  SINDOnews  

Pesawat N219 Amfibi Uji Terbang Pada Tahun 2022

Ilustrasi N219 Amfibi [detik]

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan pesawat perintis N219 Amfibi yang akan dikembangkan pada 2019 diperkirakan akan mulai uji coba terbang pada 2022.

Begitu selesai pengembangan float dan peningkatan basic pesawat, maka pada 2022 mulai flight test (uji coba penerbangan),” kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawan Setyo Prabowo dalam Sosialisasi Hasil Feasibility Study Pengembangan N219 Amfibi di Kantor Pusat Teknologi Penerbangan Lapan di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/12).

Gunawan mengatakan setelah sertifikasi penerbangan untuk pesawat N219 pada 2019, maka pengembangan pada pesawat N219 Amfibi akan dimulai.

Pada dua tahun pertama yakni 2019-2020 akan dilakukan pengembangan float yang berguna untuk menganti roda agar pesawat dapat mengapung di atas permukaan air.

Project Manager Pesawat N219 Amfibi Budi Sampurno menuturkan pada pengembangan pesawat amfibi itu, juga akan dilakukan penguatan pesawat dasar yang digunakan yakni pesawat N219 termasuk penguatan struktur dan komponen. Karena adanya penambahan float untuk pesawat amfibi sehingga perlu penyesuaian dan modifikasi pada pesawat dasar.

Namun, Budi menuturkan tidak ada perubahan besar pada pesawat dasar yang digunakan karena jika sampai terjadi perubahan besar maka perlu ada sertifikasi penerbangan ulang, dan itu akan membutuhkan waktu yang lagi.

Budi mengatakan pesawat N219 Amfibi akan menggunakan pesawat N219 sebagai pesawat dasar yang kemudian dimodifikasi dan dikembangkan dengan memakai float agar bisa mendarat di permukaan air sehingga menjadi pesawat amfibi.

Dia menuturkan untuk pengujian terbang perdana pesawat N219 Amfibi itu tentu membutuhkan landasan tertentu, misalnya, salah satu tempat yang mungkin bisa digunakan adalah Pulau Panjang di Kepulauan Seribu.

Project Engineer Pesawat N219 Amfibi Bambang Sumantri menuturkan sembari pengembangan float pada 2020, juga secara paralel dilakukan peningkatan pada pesawat dasar, yang kemudian dilakukan konfigurasi antara pesawat dasar dan float untuk menciptakan pesawat amfibi.

Bambang menuturkan pengembangan pesawat N219 amfibi secara total membutuhkan waktu selama empat tahun.

Dua tahun pertama float development, tahun ketiga prototipe aircraft amfibi dan tahun keempat yakni 2022 di akhir tahun sudah certified terbang, itu targetnya,” ujarnya.
 

  Fajar  

Prototipe Kedua N219 Sukses Uji Terbang Perdana

Pada awal produksi akan dibuat 6 unit pesawat N219Purwarupa kedua N219 PTDI

Purwarupa pesawat kedua N219 melaksanakan flight test untuk pertama kalinya, Jumat (21/12/2018).

Uji terbang dilakukan oleh pilot perempuan, Captain Esther Gayatri Saleh selaku Chief Test Pilot PT Dirgantara Indonesia (DI). Dia didampingi oleh Captain Ervan Gustanto sebagai first officer (FO).

(Uji terbang ini), jauh lebih baik dari sebelumnya. Ada improvement lebih besar di sini. Salah satunya flight control improvement”, ujar Esther dalam keterangan resmi, Jumat (21/12/2018).

Purwarupa pesawat kedua N219 ini take off dari Bandara Husein Sastranegara pukul 07.50 WIB dengan lama penerbangan sekitar 20 menit.

Pesawat terbang di atas Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat menuju ke arah Sukabumi, kemudian mendarat dengan baik pada pukul 08.10 di Bandara Husein Sastranegara.

Kepala Divisi Pusat Teknologi PT DI, Palmana Banandhi menyatakan, pihaknya menggunakan dua prototype pesawat untuk mempercepat proses sertifikasi uji terbang.

Kedua pesawat tersebut memiliki misinya masing-masing. Purwarupa pesawat pertama N219 Nurtanio akan menjalani serangkaian pengujian yakni menyelesaikan pengujian performance dan structure test.

Sedangkan purwarupa pesawat kedua N219 Nurtanio akan digunakan untuk pengujian system test, seperti avionic system, electrical system, flight control dan propulsion.

Dengan penggunaan dua prototype sebagai wahana sertifikasi uji terbang, maka seluruh kegiatan flight test bisa dioptimalkan karena tidak hanya bertumpu pada satu pesawat. Ini memungkinkan bisa tercapai type certificated di 2019”, tutur Palmana.

PT DI juga menyiapkan 2 purwarupa lainnya untuk fatigue test dan static test. PT DI akan melakukan 3000 cycle fatigue test untuk bisa mendapatkan type certificated di 2019.

Setelah mendapatkan type certificate, dimulailah tahapan produksi untuk mendapatkan production certificate.

Dengan demikian, 2019 nanti, pesawat pertama N219 siap dan laik memasuki pasar. Hingga kini ada beberapa calon launch customer, salah satunya Pemerintah Daerah Kalimantan Utara.

Pada awal produksi akan dibuat 6 unit pesawat N219 dengan menggunakan kapasitas produksi yang saat ini tersedia.

Selanjutnya, PT DI akan melakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi pada manufacturing, sehingga secara bertahap kemampuan delivery terus meningkat sampai mencapai 36 unit per tahun.

Pesawat N219 Nurtanio diharapkan menjadi solusi distribusi logistik yang terintegrasi, efektif dan efisien, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Kompas  

[Dunia] Rusia Berhasil Uji Rudal Hipersonik

Berbasis KapalIlustrasi rudal hipersonik Zircon Rusia. [Foto/Military and Commercial Technology]

Rusia kembali melakukan uji coba rudal hipersonik berbasis kapal. Laporan intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkap uji coba senjata yang belum bisa ditangkal sistem pertahanan Washington itu, berhasil.

Para pejabat yang mengetahui laporan intelijen itu mengungkapkannya kepada CNBC. Menurut mereka, Rusia telah melakukan lima kali uji coba rudal hipersonik berbasis kapal sejak 2015.

Tes terakhir diketahui dilakukan dari perangkat yang dijuluki rudal "Tsirkon" atau "Zircon". Tes ini berhasil dilakukan 10 Desember dan mencapai kecepatan tertinggi Mach 8 atau sekitar delapan kali kecepatan suara.

"Apa yang kita lihat dengan senjata khusus ini adalah bahwa Rusia merancangnya untuk memiliki kemampuan tujuan rangkap, yang berarti, itu dapat digunakan melawan target di darat serta kapal di laut," kata salah satu sumber tersebut kepada CNBC yang dilansir Jumat (21/12/2018).

"Tes sukses minggu lalu menunjukkan bahwa Rusia mampu mencapai penerbangan berkelanjutan, suatu prestasi yang sangat penting dalam pengembangan senjata hipersonik," ujarnya.

Laporan intelijen AS, menurut salah satu sumber, mencatat bahwa produksi massal rudal semacam itu akan dimulai pada 2021 dan akan bergabung dengan gudang senjata Kremlin tidak lebih awal dari 2022.

Perkembangan terakhir ini akan membuat AS berpikir lebih keras untuk menghadapi persenjataan hipersonik yang canggih dari Rusia. Selain Rusia, China juga mengembangkan senjata serupa.

Namun, James Acton, co-director Program Kebijakan Nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, membantah anggapan bahwa perkembangan Rusia dan China akan melampaui upaya pengembangan senjata hipersonik AS.

Saya belum tentu setuju dengan karakterisasi bahwa AS berada di belakang kaki mereka. Semua bukti yang saya lihat adalah bahwa AS secara signifikan memiliki tujuan yang lebih ambisius daripada orang-orang Rusia dan China,” katanya.

"Saya tidak ingin berpura-pura bahwa perkembangan ini tidak relevan dan bahwa AS dapat mengabaikannya begitu saja. Jelas, ada peningkatan kualitatif dalam tingkat ancaman dengan pengembangan rudal seperti Tsirkon, yang signifikan," ujarnya.

"Tetapi poin saya adalah bahwa reaksi nafas yang sering Anda dengar untuk perkembangan ini, saya pikir, dapat dibesar-besarkan," ujarnya.

Pemerintah maupun militer Rusia belum mengonfirmasi uji coba rudal hipersonik berbasis kapal seperti yang dilaporkan intelijen AS. Pemerintah AS maupun Pentagon juga belum berkomentar. (mas)

   SINDOnews  

Jumat, 21 Desember 2018

[Video] Prototipe Kedua N219 Terbang Perdana

Buatan PT Dirgantara IndonesiaPrototipe pertama N219 PT DI

Pada tanggal 21 Desember 2018, PT DI mencoba uji terbang perdana prototipe kedua pesawat N219 di Bandung.

Produksi karya anak bangsa ini diuji berbagai tahapan test, untuk memenuhi sertifikasi dan di targetkan bisa dipasarkan tahun 2019.

Video ini diposkan Akangaviation.



   Youtube  

BATAN Kembangkan Cat Anti Radar

Diuji Coba Tahun DepanIlustrasi [BS@photowork]

Kepala Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) BATAN, Prof. Dr. Ridwan mengatakan alutsista di Indonesia dapat tidak terdeteksi radar lewat penggunaan cat spesifik yang dikembangkan BATAN.

Kita bisa memasuki daerah pertahanan lawan tanpa diketahui lawan, caranya dengan membuat sistem pertahanan kita tidak terlacak oleh radar,” kata Ridwan kepada wartawan dalam acara Ekspose Produk Inovasi sebagai Capaian Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Jawa Barat, Rabu.

Dia mengatakan pihaknya telah mengembangkan bahan cat anti radar untuk kapal. “Kita menghasilkan cat anti radar yang sudah berhasil,” ujarnya.

Cat tersebut dibuat dengan menggunakan 85 persen bahan lokal dan dia berharap dapat membuat cat itu dengan 100 persen bahan lokal tanpa ada impor.

Ridwan mengatakan agar tidak terdeteksi radar, kapal dilapisi cat spesifik tersebut secara menyeluruh. Cat itu berfungsi untuk menyerap gelombang radar yang mendeteksi keberadaan kapal sehingga gelombang elektromagnetik tersebut tidak kembali pada radar lawan dan akhirnya keberadaan kapal yang dilapisi cat khusus tersebut tidak terdeteksi. Cat itu menyebabkan kapal seperti “siluman” karena tidak terdeteksi radar.

Pihaknya akan melakukan uji coba kapal “siluman” dengan sistem anti radar itu pada pertengahan Januari 2019.

Dia mengatakan pihaknya juga berkeinginan untuk mengembangkan cat untuk sistem anti radar pada kapal terbang untuk pertahanan udara.

Dia berharap pemerintah akan membuat suatu lembaga khusus untuk penelitian itu di bawah Kementerian Pertahanan RI yang dapat dipakai untuk alutsista negara baik di darat, laut dan udara.

Lembaga itu kemudian akan fokus mengembangkan bahan cat yang sesuai spesifikasi masing-masing alutsista demi keamanan dan pertahanan negara Indonesia.

   antara  

Kamis, 20 Desember 2018

PT Dirgantara in talks with Philippine Air Force for more NC212i orders

A model of the NC212i on display at Indo Defence 2018. [IHS Markit/Ridzwan Rahmat] ★

State-owned aerospace company PT Dirgantara Indonesia (PTDI) is in talks with the Philippine Air Force (PAF) over possible follow-on orders for the NC212i light utility turboprop transport aircraft, an official from the company has told Jane's.

The service requires at least four to six more airframes under the Light-Lift Fixed Wing Aircraft (LLFWA) requirement and PTDI has positioned the NC212i as the most suitable candidate for the programme given commonality and scalability with earlier airframes, said Dadhik Kresnadi, PTDI's manager for market penetration and networking.

"The aircraft type is very suitable for the Philippine Air Force's requirements as it is very versatile and can be configured quickly for a number of missions, including troop transport, paratrooper dropping, medical evacuation, cargo transport, and maritime surveillance," said Kresnadi.

More importantly, the aircraft can also take off and land from austere airstrips, which allows the PAF to reach more remote areas across the Philippines archipelago, he added.

PTDI delivered two NC212i airframes to the PAF in June 2018. A PHP814 million (USD18.3 million) contract for the aircraft was signed by PTDI and the Philippines government in 2014. So far, the PAF is satisfied with the aircraft's performance and PTDI is confident of follow-on orders, said Kresnadi.

  IHS Jane's  

TNI AU Lengkapi Alutsista dengan BVR Missile

Ilustrasi rudal BVR ★

TNI AU kini mulai melengkapi alat persenjataan pesawat tempurnya dengan senjata beyond visual range (BVR) missile atau senjata di luar jarak pandang. Teknologi persenjataan ini terus diperbarui untuk menjamin keamanan nasional.

KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengatakan saat ini persenjataan yang dimiliki Alutsista TNI AU hanya peluru dengan kendali jarak pendek. Namun, saat ini pihaknya melengkapi alat persenjataan utama di TNI AU dengan beyond visual range missile.

Kami mulai melangkah ke beyond visual range. Ini senjata luar jarak pandang. Kami sudah memiliki senjata yang jaraknya medium ke atas. Ya di atas 30 km,” ujar Yuyu Sutisna seusai meresmikan Satuan Pemeliharaan 65 (Sathar 65) Depohar 60 di Pangkalan Udara Iswahjudi Magetan, Rabu (12/12/2018).

KSAU menuturkan setiap pesawat tempur yang baru dibeli oleh TNI AU sudah dimodifikasi dengan perlengkapan persenjataan modern. Dia menyebut ada pesawat F-16 dan pesawat tempur Sukhoi.

Dengan adanya persenjataan yang lebih lengkap dan modern, kata dia, dibutuhkan tempat khusus untuk melakukan perawatan. Sehingga dibentuklah Sathar 65 yang ada di Lanud Iswahjudi. Nantinya seluruh pemeliharaan rudal dan berbagai senjata akan ada di Sathar 65.

Pendirian Sathar 65 ini karena satuan yang sebelumnya ada yakni Sathar 61 sudah tidak bisa menampung perawatan persenjataan yang ada. Selama ini beban kerja Sathar 61 sudah mencapai 140% atau over kapasitas.

Menurut KSAU, pendirian Sathar 65 ini penting karena melihat kapasitas satuan yang ada. Selain itu, pihaknya juga melihat faktor keselamatan terbang dan keselamatan kerja. Jangan sampai kesiapan operasional rendah karena perawatan kurang maksimal.

Untuk semua kebutuhan pembentukan Sathar 65 akan dipenuhi. Mulai dari personel hingga bangunan secara bertahap. Sathar 65 akan ada di Depohar 60 Lanud Iswahjudi,” jelasnya.

Dengan berdirinya Sathar 65 ini, kinerja Sathar 61 akan dikurangi. Selama ini seluruh senjata Alutsista baik darat maupun udara masuk perawatan di Sathar 61. Dengan adanya satuan baru, tugas dibagi menjadi dua. Untuk Sathar 61 menangani senjata darat dan Sathar 65 merawat senjata udara.

Sathar 65 bertugas melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peluru kendali udara ke udara [air to air], udara ke darat [air to ground], dan darat ke udara [ground to air]. Selain itu juga peralatan pendukung pemeliharaan rudal,” jelas dia.

  Solopos  

Kemhan Uji Statis dan Dinamis Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B

Prototipe kendaraan peluncur roket R-Han 122B (Istimewa) ★

Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan melaksanakan uji statis dan dinamis prototipe kendaraan peluncur roket R-Han 122B TA. 2018 di Bandung, Jawa Barat.

Uji statis dan dinamis prototipe kendaraan peluncur roket R-Han ini disaksikan oleh Ses Balitbang Kemhan Laksma TNI Ir. A. Budiharja Raden, Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Brigjen TNI Abdullah Sani, Kabid Matra Darat Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Inf Setya Hari, S.H., Kabagdatin Set Balitbang Kemhan Kolonel Inf Fatih El Amin, S.IP, M.Si., para pejabat di lingkungan Balitbang Kemhan, serta tim uji statis dan dinamis prototipe kendaraan peluncur roket R-Han 122B dari PT. Prafir Jaya Abadi dan personel yang terkait.

Pelaksanaan kegiatan uji statis dan dinamis prototipe kendaraan peluncur roket R-Han 122B diawali sambutan dari PT. Prafir Jaya Abadi Bapak Untung dan sambutan dari Ses Balitbang Kemhan Laksma TNI Ir. A. Budiharja Raden, kemudian penjelasan singkat kegiatan uji statis dan dinamis oleh ketua tim teknis dan pembacaan doa, selanjutnya pelaksanaan uji statis dan dinamis prototipe kendaraan peluncur roket R-Han 122B.

Perlu diketahui bahwa pengembangan prototipe kendaraan peluncur roket R-Han 122B TA. 2018 adalah program lanjutan dari litbang sebelumnya yang bertujuan untuk memahami konsep perancangan produk yang bersangkutan yaitu prinsip kerja suatu produk, cara kerjanya, konstruksinya dan konsep perancangannya.

Dalam pelaksanaan pengembangan prototipe kendaraan peluncur roket R-Han 122B TA. 2018, Balitbang Kemhan bekerjasama dengan PT. Prafir Jaya Abadi melaksanakan uji statis dan dinamis prototipe untuk mengetahui dan mendapatkan data nilai yang ditinjau dari aspek sistem automatisasi kendaraan peluncur roket R-Han 122B.

Tujuan pelaksanaan uji statis dan dinamis antara lain adalah menguji kinerja sistem automatisasi dari kendaraan peluncur roket R-Han 122B, mengetahui pengaruh perubahan sistem manual terhadap sistem automatisasi, menguji kekuatan slewing drive akibat beban tekanan crodle dan tube.

  Kemhan  

Indonesian Navy to Remove Main Gun from Ahmad Yani Frigate for Gunnery Simulator

A computer-generated visualisation of the gunnery simulator that will be used by Indonesian Navy trainees. [jane's]

The Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Laut: TNI-AL) is preparing to remove the primary weapon from one of its Ahmad Yani (Van Spejk)-class frigates, KRI Slamet Riyadi (352).

The weapon, a 76 mm Oto Melara naval cannon, will instead be installed at a future land-based gunnery simulator that will be built in Paiton, East Java. A source from within the TNI-AL and an Indonesian defence industry source have both confirmed the matter with Jane's separately.

The sea-facing gunnery simulator will be constructed on an existing small-calibre weapons range currently in use by the Indonesian Marine Corps (Korps Marinir: KORMAR). The facility will be managed by the Indonesian state-owned defence electronics company PT Len on a commercial contract once it is ready.

"The existing range in Paiton is usually used to train our KORMAR personnel on the 40 mm, 37 mm, 20 mm, and 12.7 mm weapons," the TNI-AL source told Jane's . "We don't have a facility yet for 76 mm and 57 mm calibre weapons," he said, adding that the future gunnery simulator will significantly improve the TNI-AL's training efficiencies, and lower operational costs as trainees do not have to be deployed at-sea for the purpose.

The simulator complex, which is slated to begin construction in 2019, will be equipped to emulate a range of combat operations at sea, and feature a fire-control radar, combat management systems, and communication systems trainers.

An image released by the industry source indicates that Slamet Riyadi 's gun will be mounted on an elevated pedestal ahead of a bridge simulator complex.

  ⚓️ Jane's  

Rabu, 19 Desember 2018

Lima Penerbang Tempur TNI AU Lulus JFWC

Joint Fighter Weapon Course ✈ Lima Penerbang Tempur TNI AU Lulus JFWC [TNI AU]

Lima penerbang tempur TNI AU (tiga penerbang F-16 dan dua penerbang Hawk 100/ 200) berhasil lulus Joint Fighter Weapon Course (kursus gabungan taktik pertempuran udara) atau semacam kursus Top Gun di AS, yang digelar selama tiga bulan antara TNI AU dan Angkatan Udara Singapura (RSAF).

Selain penerbang tempur TNI AU, JFWC juga meluluskan tiga penerbang tempur F-16 RSAF yang menjadikan lulusannya semakin mumpuni dan bertaji dalam berbagai skenario pertempuran udara.

Kursus yang digelar di dua tempat, masing-masing di Payalebar AFB Singapura dan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru ini, ditutup oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M., dalam sebuah upacara militer di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (17/12/2018). Besamaan dengan penutupan JFWC, juga ditutup latihan bersama (Latma) Elang Indopura XX/2018.

Dalam amanatnya, Kasau yang didampingi Chief of Staff RSAF Major General Marvyn Tan mengatakan, selain untuk mempererat persahabatan dan kerja sama antar kedua negara, JWFC juga untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para penerbang tempur kedua negara dalam melaksanakan taktik dan teknik operasi udara bersama secara terkoordinasi.

Kasau juga memberikan apresiasi dan mengungkapkan rasa bangga kepada seluruh peserta JFWC yang telah menyelesaikan seluruh tahapan dan materi kursus dengan lancar, aman tanpa adanya incident maupun accident.

Nilai-nilai yang telah didapatkan selama kursus tentunya akan menjadi bekal penting bagi para penerbang tempur dalam pelaksanaan tugas-tugas di masa datang,” tambah Kasau.

JFWC kali ini merupakan kursus yang ketiga yang digelar sejak 6 September hingga 3 Desember 2018. Materi kursus meliputi fase bina kelas yang dilaksanakan di Paya Lebar AFB Singapura dan bina terbang dilaksanakan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

JFWC melibatkan beberapa penerbang tempur dari TNI AU, yaitu dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak, Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun, Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, dan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Sementara RSAF mengirimkan penerbang-penerbang tempur dari Skadron Udara 140.

  TNI AU  

Selasa, 18 Desember 2018

TNI AL Tetarik Boyong Pesawat N219

✈ Untuk Gantikan Nomad ✈ Pesawat N219  [PTDI]

Selain maskapai di Indonesia maupun maskapai luar negeri, ternyata Tentara Nasional Indonesia juga tertarik dengan pesawat N219. Angkatan Laut tertarik untuk menggantikan pesawat Nomad.

"Untuk memantau perbatasan wilayah Indonesia," kata Kepala Program pesawat N219 LAPAN Agus Ariwibowo saat ditemui usai workshop Composite Float Development For Amphibious Aircraft yang berlangsung di Puspiptek, Jumat pekan lalu. Namun, hingga berita ini diturunkan, TNI AL belum bisa dikonfirmasi perihal minat mereka terhadap N219 untuk menggantikan Nomad.

Menurut Agus, kandidat utama yang menggantikan pesawat Nomad milik TNI AL ini adalah pesawat N219. Selain mengangkut penumpang, pesawat ini bisa dimodifikasi untuk mengangkut orang sakit.

"Nanti kami juga menawarkan teknologi amfibi yang bisa digunakan untuk mendarat di air. Bisa digunakan untuk pesawat angkut pasukan untuk dikirim ke daerah terpencil," kata dia.

Pesawat N219 memiliki kapasitas 19 penumpang ini. Agus menjelaskan, pesawat ini hanya membutuhkan landasan sebesar lapangan bola atau memiliki landasan sekitar 500 meter untuk mendarat.

Saat ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia menggarap pengerjaan pesawat Amfibi untuk digunakan di wilayah perairan yang tidak terjangkau oleh pesawat selain amfibi.

  Tempo  

Panglima TNI Resmikan Satuan TNI Terintegrasi Natuna

Faslabuh Selat Lampa, Kepulauan Riau. (Matius Alfons/detikcom)

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meresmikan Satuan TNI Terintegrasi Natuna di Faslabuh Selat Lampa, Kepulauan Riau. Peresmian diawali dengan upacara bersama ribuan prajurit.

Marsekal Hadi tiba di Faslabuh Lanal Ranai, Selat Lampa, pada pukul 09.41 WIB, Selasa (18/12/2018). Hadi tampak didampingi istrinya, Nanik Istumawati.

Hadir dalam acara ini KSAD Jenderal Andika Perkasa, KSAL Laksamana Siwi Sukma Adji, dan KSAU Marsekal Yuyu Sutisna. Marsekal Hadi akan memimpin langsung upacara prajurit.

Satuan TNI Terintegrasi yang ditempatkan di Natuna nantinya bertindak sebagai satuan terdepan dalam menghadapi ancaman potensial. Satuan ini diharapkan mampu merespons dengan cepat potensi ancaman.

Sebelum meresmikan Satuan Integrasi Natuna, Marsekal Hadi mendatangi Rumkit TNI di Natuna guna meninjau hanggar integratif dan Siskodal STT Natuna.

  detik  

Panglima TNI Kunker ke Naval Station Norfolk di AS

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (Foto: dok. Puspen TNI)

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Ada sejumlah kegiatan yang dilakukan Hadi selama beberapa hari di Negeri Paman Sam itu. Pada hari pertama di AS, Hadi menerima pasukan Airforce, Navy, Army, Marine Corps dan Coast Guard di Comny Hall Fort Myer Virginia, Rabu (11/12/2018) pukul 10.00 waktu setempat. Ia didampingi Komandan Marinir AS Jenderal Joseph F Dunford Jr.

Agenda selanjutnya adalah menghadiri pertemuan bilateral dengan Dunford. Kegiatan Hadi lalu dilanjutkan dengan berziarah ke Arlington National Cemetery.

Hadi disambut Komandan Washington Military Distric Mayjen Michael L Howard beserta istrinya. Ia sempat menjalani sesi peletakan karangan bunga lalu berkeliling ke museum.

Pada Kamis (13/12) eks KSAU itu lalu melakukan kunjungan kerja ke Naval Station Norfolk. Dalam kunjungan ini, Hadi disambut langsung oleh Komandan Fleet Forces Command, Admiral Christhoper W Grady.

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan berkunjung kompleks FFC Headquarters, kompleks Maritime Operation Center-FFC di Gedung NH-95. Hadi sempat mendengar paparan tentang profil FFC dan Maritime Domain Awareness.

Panglima TNI juga meninjau Joint Deployment Operation Center. Di sana Panglima menerima paparan dari Rear Adm Andrew Loiselle, Wakil Direktur Future Joint Force development J-7. (zak/elz)

  detik  

Senin, 17 Desember 2018

Latihan Tempur TNI AU-AU Singapura Berakhir

✈️ Elang Indopura 2018✈️ Formasi latihan Elang Indopura 2018 [Sing Mindef]

Latihan tempur gabungan antara TNI AU bersama dengan Angkatan Udara Singapura yang berlangsung selama dua bulan di Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, berakhir.

"Saya yakin semua siswa telah meningkatkan pengetahuan dan kapabilitas taktik pertempuran udara," kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Yuyu Sutisna, di sela penutupan latihan tempur gabungan tersebut di Pekanbaru, Senin.

Ia menjelaskan, seluruh siswa dan prajurit yang terlibat dalam latihan gabungan bertajuk "Joint Fighter Weapon Course" (JFWC) tersebut telah bekerja keras selama dua bulan.

Kerja keras tanpa henti itu dilakukan untuk memenuhi kompetensi taktik pertempuran udara ke udara dan udara ke permukaan, sehingga latihan dapat berlangsung secara aman dan lancar.

"Saya sangat senang dan bangga anggota saya dapat turut berpartisipasi dalam JFWC," katanya.

Ia menjelaskan, kerja sama erat antara kedua negara bertetangga dalam bidang militer tersebut telah terjalin selama 38 tahun. Selama itu pula, TNI AU dapat terus meningkatkan kemampuan personel TNI AU dan AU Singapura dalam melaksanakan dan mengeksekusi koordinasi operasi udara.

"Saya percaya nilai yang telah kalian dapatkan selama kursus akan menjadi hal penting bagi pelaksanaan tugas di masa datang. Saya juga yakin JFWC akan semakin mempererat persahabatan dan hubungan di antara semua peserta," katanya.

Latihan tempur gabungan dengan melibatkan jet tempur F-16 Fighting Falcon digelar sejak awal Oktober 2018. Program latihan meliputi Basic Fighter Maneuver (BFM), Air Combat Tactic (ACT), Surface Attack Tactic (SAT) hingga puncaknya adalah Large Force Employment (LFE) atau Mission Orientation Training (MOT).

Lanud Roesmin Nurjadin merupakan pangkalan militer tipe A satu-satunya di Pulau Sumatera. Pangkalan itu kini diperkuat dengan dua skadron tempur, yakni Skuadron Udara 12 (Hawk 209) dan Skuadron Udara 16 (F-16 Fighting Falcon Block 52ID).

  ✈️ antara  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...