Ⓓua Pesawat Terbang berlawanan arah, saling menyongsong, menyilang,
meliuk - liuk dengan kecepatan tinggi, kemudian terlihat beberapa
pesawat terbang dalam formasi "berlian" dengan kompaknya, dimana setiap
pesawat secara berbarengan berputar pada porosnya sendiri sendiri,
membuat jantung yang menyaksikannya berdebar - debar.
Atraksi - atraksi yang mengagumkan ini beberapa waktu yang lalu
sering dilakukan oleh penerbang - penerbang kebanggaan Angkatan Udara
yang tergabung dalam Tim Aerobatik TNI AU. Tercatat ada beberapa tim
aerobatik yang pernah menjadi kebanggaan TNI AU , yaitu :
▪ Tim Pionir
▪ Tim F-86 Sabre
▪ Tim Spirit 85
▪ Tim Jupiter
▪ Tim Elang Biru
▪ Jupiter Blue
▪ Thunder
Memang menjadi ironis, kalau saat ini tim aerobatik TNI AU seakan
menghilang, Dikarenakan keterbatasan Alutsista yang dimiliki TNI AU
sekarang .
Namun kita berharap akan memiliki tim aerobatik kembali.dan menjadi tontonan yang menarik.
▪ Pionir sang Pelopor
TNI AU memiliki tim aerobatik pertama kali tahun 1960an, yang
terdiri dari formasi empat pesawat MiG 17, dengan para penerbang :
1. Kolonel / Marsma TNI Roemin Nurjadin "Elang".
2. Letkol Pnb Ibnu Saputro "Scorpion".
3. Mayor Pnb Mannetihius Msidjan.
4. Mayor Pnb Sukardi.
Mereka bergabung dalam "Tim Pionir". Bertindak sebagai leader tim adalah Kolonel / Marsma Roesmin Nurjadin.
Tahun 1962 tim ini bertambah jumlahnya menjadi enam pesawat MiG 17
dengan tambahan penerbang Mayor / Letkol Roesman "Hell Cat", Sofyan
Hamsyah, saputro dan Hashari Hasanuddin "Bison".
Tim ini pun mampu memukau penonton yang menyaksikannya pada peringatan
HUT ABRI 5 Oktober dengan aksi jungkir balik udara seperti melakukan
manuver manuver roll. loop, immelmann, cuban eight dan bomb burst.
Sebelum melakukan atraksi dengan MiG 17, sebenarnya para penerbang
TNI AU pernah melakukan terbang formasi dengan propeller seperti P-51
Mustang dari Skadron Udara (Skud) 3, dengan penerbang Kolonel Pnb Leo
Wattimena, Roesmin Nurjadin, Dewanto dan Hadi Supandi, Hapid Adiningrat,
Zainalan, Gunadi, Hashari dan Roesman. Namun tim ini belum sempat
tampil di muka umum.
▪ *Sabre" yang Nekad
Setelah lama tidak adanya tim aerobatik TNI AU lagi selama kurang
lebih 10 tahun,maka dibentuklah tim baru dengan mempergunakan pesawat
jenis beda dari sebelumnya, maka terbentuklah tim aerobatik baru yg
bernama Tim F-86 Sabre.
Tim F-86 Sabre merupakan tim aerobatik yang dibentuk sekitar tahun
1978. Meskipun para penerbangnya rata - rata memiliki jam terbang
dibawah 200 jam dan waktu persiapan / belajar yang hanya 60 hari, tetapi
mereka dengan gagah berani alias nekad tampil di depan umum.
Belajarnya pun hanya melalui brosur tim aerobatik Jepang, "Blue
Impulse", belum ada instruktur. Ketika itu hanya Mayor Pnb Soeyitno yang
sudah mengantongi 400-500 jam terbang dan bertindak sebagai leader.
Tim ini akhirnya tampil pada HUT ABRI ke 33, pada 5 Oktober 1978.
Tujuh rangkaian manuver yang dilakukan oleh enam pesawat F-86 Sabre
seperti: wing over, roll in box, closer, calypso pass, roll in trail,
loop dan bomb brust.
Atraksi - atraksi yang yang begitu menarik dan beresiko ini memukau
masyarakat ibukota Jakarta, khususnya atraksi "bomb brust" yang
dilakukan oleh lima pesawat F-86 Sabre, dengan formasi menukik sebentar,
lalu mengangkat hidung pesawat hingga mendaki tajam lurus keatas.
Kemudian 4 pesawat memencar sambil membuat lintasan melingkar kearah
belakang masing - masing. Sementara itu pesawat kelima tetap terbang
mendaki lurus sambil melintir - lintir.
Tim aerobatik F-86 Sabre ini adalah :
1. Mayor Pnb Soeyitno "Dragon" (sebagai Leader).
2. Mayor Pnb Budihardjo Surono "Bison".
3. Kapten Pnb Teuku Syahrial "Orca".
4. Kapten Pnb Suprihadi.
5. Kapten Pnb Zeky Ambadar "Jackal".
6. Kapten Pnb Lambret "Taurus".
7. Lettu Djoko Poerwoko "Beaver".
Penampilan pertama ini ternyata sangat memukau masyarakat karena
setelah itu tim aerobatik ini kembali menampilkan kehebatannya di
Denpasar, Baucau, Ambon, Biak, manado, Ujung Pandang, dan Balikpapan.
Untuk menambah keindahan dalam melakukan aerobatik diudara, pesawat F-86
Sabre ini dilengkapi asap "smoke" berwarna putih, hasil buatan
Dislitbangau.
Kemudian hari dengan kedatangan pesawat tempur F-5 Tiger dan A-4
SkyHawk, tim F-86 sabre inipun praktis memudar, karena sebahagian para
penerbangnya dikirim ke luar negeri.
▪ "Spirit 85" Mencontoh "Spirit 78"
Tim Spirit 85 TNI AU ini muncul pada tahun 1985 dengan menggunakan
pesawat MK-53 HS Hawk buatan Inggris. Tim Spirit ini berasal dari
Skadron Udara 15 dengan para penerbang sebagai berikut :
1. Mayor Pnb Pieter Wattimena.
2. Mayor Pnb Toto Riyanto.
3. Kapten Pnb Basri Sidehabi.
4. Kapten Pnb Ida Bagus sanubari.
Keempat penerbang tersebut sehari - hari bertugas sebagai instruktur penerbang di Sakdron Udara 15.
Pada penampilan pertamanya, Tim "Spirit 85" muncul pada peringatan
HUT ABRI 5 Oktober 1985 dengan manuver steep turn left, barrel roll
left, loop / lazy eight, combination break, bomb burst, full
configurtion, wing over split two, carousel cross dan straight over (fly
pass).
Setahun kemudian, tim ini muncul kembali dengan enam pesawat ditengah
masyarakat dengan sebutan "Tim Hawk". Para penerbangnya terdiri dari
gabungan penerbang "F-86 Sabre" dan "Spirit 85". sebagai berikut :
1. Letkol Pnb Agus suwarno.
2. Mayor Pnb Basri Sudehabi.
3. Mayor Pnb Teuku Syahrial.
4. Mayor Pnb Suminar Hadi.
5. Mayor Pnb Toto Riyanto.
6. Mayor Pnb Ida Bagus Sanubari.
Tim aerobatik "Hawk" ini melakukan akrobatik udara selama 12 menit
dengan memukau dan kompak. Tim inipun tidak bertahan lama, karena
setelah tampil memukau di hari penting TNI AU tersebut, tim aerobatik
inipun menghilang. Para personilnya bertugas di tempat yang berbeda -
beda.
Nama "Spirit 85" menurut salah satu anggota tim, mengambil contoh
dari "Spirit 78", tim aerobatik yang menggunakan pesawat F-86 Sabre.
▪ Tim "Jupiter", Tim Instruktur Penerbang
Pada peringatan ke 52 Hari TNI, 5 Oktober 1997 di Lanud Halim
Perdanakusuma, Tim aerobatik "Jupiter" muncul pertama kalinya dengan
menggunakan enam pesawat MK-53 HS Hawk.
Manuver yang dipertunjukan mulai dari delta loop opener, lead on
pass, line abreast, loop , mirror, cater pillar, screw roll, right
clover leaf, heart, knife edge, roll backs, four point, vertical roll
hingga vixen break. Manuver - manuver yang indah tersebut semakin
memukau karena disertai asap yang berwarna warni.
Pernebang "Jupiter" adalah :
1. Letkol Pnb Bambang Soelistyo.
2. Mayor Pnb Agus Haryadi.
3. Mayor Pnb Tri Budi.
4. Lettu Pnb Andis Solichin.
5. Lettu Pnb M. Dadang.
6. Kapten Pnb Donni Ermawan.
7. Kapten Pnb Fahru Zaini.
8. Lettu Pnb Yudhianto.
9. Lettu Pnb Budi Ramelan.
10. Kapten Tek Agus Risnadi.
Mereka tampil dengan memukau penonton dengan meliuk - liuk yang sangat indah dan mendebarkan.
Manuver - manuver yang dilakukannya sama dengan sajian yang digelar
oleh tim "Red Arrow" pada saat Indonesian Air Show (IAS) tahun 1996 di
Bandara Kemayoran Jakarta. Kemudian tim ini kembali menunjukkan
kebolehannya melakukan akrobatik udara di Bandung pada HUT Kodikau 15
Oktober 1997. Konon penampilan di Bandung ini menjadi catatan
tersendiri, karena belum pernah ada tim aerobatik yang tampil di
Bandung. Alasannya antara lain, faktor ketinggian yang banyak
berpengaruh terhadap performance, dan faktor cuaca yang sering tidak
mendukung acara akrobatik.
Nama "Jupiter" diambil dari callsign personil tim yang semuanya instruktur penerbang dari Skadik (Skadron Pendidikan) 103.
▪ "Elang Biru" yang legendaris
Tim Elang Biru muncul pertama kalinya pada peringatan ke 49 HUT TNI
AU, pada 9 April 1995 di Halim Perdana Kusuma dengan 6 pesawat F-16
Fighting Falcon. pembentukan tim Elang Biru dilaksanakan setelah ada
instruksi KASAU Marsekal TNI Rilo Pambudi, yang menginginkan tim
aerobatik ini muncul pada peringatan Hari ABRI 5 Oktober 1995 dan untuk
Indonesian Air Show (IAS) 1996. Pelaksanaan latihanpun dilakukan secara
bertahap dan autodidak dan latihan formasi 2 pesawat hingga berlanjut
menjadi 4 pesawat. Ternyata kesempatan baikpun datang, dengan adanya
undangan dari negara Singapura untuk menyaksikan Air Show dalam rangka
HUT Republik Singapura.
Kehadiran para penerbang untuk menyaksikan air show tersebut tidak
disia siakan. Ketika atraksi - atraksi digelar, merekapun menggambar
satu satu atraksi - atraksi yang ditampilkan dan mencatat timing mapun
sequence - nya. Dari hasil pengamatan, catatan dan rekaman air show
dari tim aerobatik berbagai negara seperti "Thunder Bird", "Blue Angel",
dan "Black Knight" tersebut dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut dicatat
dan dijadikan bekal untuk latihan para tim aerobatik Elang Biru. Dan
latihan - latihan yang dilakukan secara autodidak tersebut tim ini
tampil kompak dan memukau di HUT TNI Angkatan Udara ke 49.
Kemudian TNI AU mendatangkan pelatih yang merupakan pakar aerobatik "Thunder Bird" dari Amerika serikat;
▪ Kolonel Trent.
▪ Mayor Pieter Mc Caffrey.
▪ Kapten Mathew E Bryd.
Latihan dilaksanakan sesuai degan posisi para penerbang yang biasanya mereka latihkan, misalnya :
-
Kolonel Trent menurunkan ilmu leadernya kepada Letkol Pnb Rodi Suprasodjo.
- Mayor Pieter Mc Caffrey sebagai pelatih solo menularkan ilmnya kepada Mayor Pnb Bambang Samoendro dan Lettu Pnb Agung.
- Kapten Matthew sebagai pelatih wingman menularkan ilmunya kepada Kapten Pnb Talang dan Kapten Pnb Anang.
Tim ini berlatih dengan sungguh sungguh dan semangat yang tinggi.
Kesungguhan ini mereka buktikan di setiap penampilan akrobatik Tim Elang
Biru, seperti :
⁃ Peringatan Hari ABRI 5 Oktober 1995.
⁃ Peringatan Hari Emas TNI Au 9 April 1996.
⁃ Pameran Indonesian Air Show (IAS) 1996.
Tim Elang Biru yang melenggeda inipun tampil sangat memukau dan sangat memuaskan .
Tim Aerobatik Elang Biru TNI AU (Foto Kaskus Formil)
Letkol Pnb Rodi Suprasodjo "Cobra" bertindak selaku pemimpin tim
aerobatik (team / fight leader), Kapten Pnb Tatang Harlyansyah "Phyton"
sebagai wingman kanan, Kapten Pnb Anang Nurhadi "Morgan" sebagi wingman
kiri, Mayor Pnb Bambang Samoedro "Puffin" sebagai slot, Mayor Pnb Agus
Supriatna "Dingo" sebagai lead solo, Mayor Pnb Muhammad Syangi sebagai
opposing solo.
Selain itu tim inipun masih diperkuat oleh Kapten Pnb Fachri Adamy
"Oryx" sebagai safety officer, Kapten Pnb Arief Mustofa "Reindeer",
Mayor tek Nugroho "Falcon Jack", Kapten Tek Hanafie dan Marsma TNI
Hanafie Asnan "Scorpio" serta Marsma TNI Suprihadi "Vampire" sebagai
commander.
Tim Elang Biru ini menjadi kebanggaan TNI Angkatan Udara karena tim ini
dapat disejajarkan dengan beberapa tim aerobatik kelas dunia seperti tim
Red arrow (Inggris), Roulette (Australia), Golden Dreams (Inggris).
▪ Jupiter Blue yang unik
Pada saat kunjungan pimpinan TNI Angkatan udara ke Lanud Iswahjudi
tahun 2001, Marsma TNI Djoko Poerwoko yang pada saat itu menjabat
sebagai Komandan Lanud Iswahjudi ditantang oleh para pimpinan untuk
menampilkan tim aerobatik pada HUT TNI AU. dengan adanya tantangan
tersebut, Marsma TNI Djoko Poerwoko pun berdiskusi dengan beberapa
penerbang dari Skadron udara 3, Skadron Udara 15 dan Skadron Udara 1.
Akhirnya disepakati untuk mencoba tampilan baru dengan membentuk tim
aerobatik yang melibatkan beberapa jenis pesawat MK 53, F-16 dan Hawk
100.
Tim Jupiter Blue ini akhirnya tampil di HUT TNI AU ke 55. Tim ini
berhasil melakukan formasi tiga jenis pesawat yang berbeda jenis yaitu
MK-53 HS Hawk, Hawk 100 dan F-16 Fighting Falcon dalam formasi enam
pesawat.
Formasi enam pesawat itupun adalah :
⁃ Letkol Pnb Fahru bertindak sebagai leader.
⁃ Kapten Pnb Andis sebagai right wing.
⁃ Mayor Pnb Donny sebagai left wing.
⁃ Kapten Pnb Dadang sebagai slot.
⁃ Mayor Pnb Fachri sebagai lead solo
⁃ Kapten Pnb MJ. Hanafie sebagai opposing solo.
Formasi Arrow Head dengan menggunakan asap warna warni (Foto Kaskus Formil)
Kemudian pada peringatan ke 56 HUT TNI, tim ini kembali muncul dengan
memukau. manuver lighting take off, delta loop, figure eight, barrel
left, diamond loop, inverted and inverted to inverted, kid roll, 4 &
8 point roll, box loop, aileron roll, hi G turn, pheasant roll, hi AOA,
snake pass, tanggo loop, cross over break, srew roll, heart dan vixen
break berhasil memukau masyarakat dan menjadi kebanggaan TNI Angkatan
Udara.
Formasi Aerobatik TNI menggunakan pesawat jenis MK-53 Hawk, Hawk 100 dan F-16 Falcon (Foto Kaskus Formil)
Tim Aerobatik TNI AU (Foto Formil Kaskus)
▪ Tim Aerobatik Jupiter
Team
Jupiter yang asli dibentuk kembali pada tahun 2008 menggunakan 4 buah
Korean Aerospace KT 1 B Woong Bee dari Skuadron Pendidikan 102 di Lanud
Adi Sucipto Yogyakarta. Pertunjukkan pertama di depan masyarakat umum
dilakukan pada tanggal 4 Juli 2008 di Yogyakarta dan yang kedua di
Jakarta pada bulan November 2008.
Awalnya,
tim ini hanya menggunakan 4 pesawat model Hawk MK-53. Namun, Jupiter
Aerobatik Team sempat vakum sejak tahun 2002 dan mulai muncul kembali ke
permukaan tahun 2008 dengan pesawat latih KT-1B Woong Bee buatan Korsel
yang berjumlah 8 buah.
Tim Jupiter Aerobatik TNI AU
▪ Tim Aerobatik Thunder
Tim Aerobatik Thunder
merupakan tim aerobatik terbaru yang dimiliki oleh TNI
AU atas prakarsa KASAU Marsekal TNI Imam Sufaat. Tim dibentuk pada
tanggal 28 Februari 2011 di pangkalan udara Sultan Hasanuddin – Makasar
yang terdiri dari 3 pesawat Sukhoi (Su-27/30). Tim yang dikendalikan
langsung oleh Flight Director Komandan Pangkalan TNI AU Sultan
Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna diawaki oleh the
“Thunders”, sebutan bagi penerbang Skadron Udara 11 yang sampai saat ini
telah mencapai urutan ke-146.
Atraksi Tim Aerobatik Thunder
Pada penampilan perdana kali ini,
sebagai Thunder 1 adalah Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb M. Tonny
Haryono, dengan call sign Racoon. Thunder 2 adalah Letkol Pnb M. Untung
Suropati dengan call sign Giant. Thunder 3 adalah Mayor Pnd Dedy Ilham
Suryanto Salam dengan call sign Cruiser.
Atraksi dibuka dengan manuver Bomb
Burst, pesawat melintas dari arah belakang podium dengan ketinggian 150 m
di atas permukaan tanah dan dengan kecepatan 750 km/jam, pesawat akan
pecah dari formasi dan membentuk sudut 45˚ seperti pecahan sebuah bom
meledak.
Berikutnya dari belakang podium,
Thunder 1 akan tampil dengan manuver Tail Slide. Pesawat akan terbang
menanjak dengan sudut 70˚ sampai mencapai kecepatan nol. Pesawat akan
kelihatan berhenti di udara dan dapat dengan segera berakselerasi tanpa
banyak kehilangan ketinggian. Sebuah manuver yang sangat indah.
Selanjutnya, Thunder 2 dan Thunder 3
berbelok menuju point persiapan dan Thunder 1 melakukan manuver
membentuk satu lingkaran penuh secara vertikal (loop).
Kemudian dari sebelah kanan podium,
Thunder 2 melakukan terbang inverted (terbalik) melintas depan podium.
Thunder 3 melanjutkan atraksi dari kiri podium dan melakukan manuver 4
point roll. Pesawat akan berputar pada sumbu longitudinal sebanyak empat
kali, masing-masing dengan sudut 90˚.
Manuver berikutnya, pesawat datang
dari arah kanan podium, setelah melakukan manuver loop, Thunder 1
melintas di depan podium dengan manuver maksimum performance Aileron
Roll. Pesawat berputar pada satu poros sebanyak empat kali hanya dalam
waktu 6 detik.
Dilanjutkan dengan manuver High G
Turn. Dari arah kiri, Thunder 2 menampilkan manuver berbelok dengan
kemiringan 90˚ dan membentuk lingkaran pada bidang horizontal dengan
radius turn minimum. Manuver ini merupakan kelebihan yang dimiliki oleh
pesawat Sukhoi yang berperan penting dalam pertempuran jarak dekat.
Knife Edge, Thunder 3 terbang
horizontal dari arah kanan dengan posisi miring 90˚ namun tetap
mempertahankan arah dan ketinggian. Manuver ini mempunyai tingkat
kesulitan yang cukup tinggi, karena pesawat mengandalkan vertikal
stabilizer yang memiliki penampang kecil untuk menghasilkan gaya angkat.
Selanjutnya, Thunder 1 menampilkan
kemampuan Sukhoi terbang dengan kecepatan rendah. Pesawat yang memiliki
daya dorong sebesar 55.000 lbf dan mampu melesat hingga 2 kali kecepatan
suara (2386 km/jam). Namun pesawat ini juga dirancang untuk tetap
stabil dalam kecepatan rendah. Thunder 1 melintas horizontal dengan
kecepatan 150 kts dan membentuk sudut serang (angle of attack) sebesar
24˚.
Dari belakang pesawat low speed,
Thunder 2 melakukan High Speed Pass dengan kecepatan 0,9 MN atau 1600
km/jam. Selanjutnya, untuk membuktikan kemampuan daya dorong yang
dimiliki pesawat Sukhoi, setelah terbang dengan low speed, pesawat dapat
langsung melakukan manuver Oblique Loop yang membutuhkan kecepatan
tinggi. Pesawat membuat lingkaran vertikal dengan sudut 45˚ sehingga
membentuk lingkaran pada bidang miring 45˚.
Selanjutnya dengan akselerasi yang di
peroleh, Thunder 1 melakukan manuver Half Cuban yaitu menanjak dengan
sudut 60˚ dan kemudian pesawat berputar satu setengah kali, dilanjutkan
dengan membuat setengah lingkaran menuju ketinggian semula.
Callypso, ditampilkan oleh Thunder 2
dan Thunder 3. Thunder 2 sebagai leader Callypso akan terbang inverted
(terbalik). Sehingga pesawat terlihat seperti pinang dibelah dua.
Kemudian dari arah kiri podium,
Thunder 1 melakukan manuver Inverted to Inverted yaitu terbang dalam
posisi terbalik lalu membuat satu lagi putaran dan kembali ke posisi
terbalik tanpa merubah kecepatan atau ketinggian.
Kolaborasi antara Thunder 2 dan
Thunder 3 kembali menampilkan manuver Cross Over Break yaitu dua pesawat
terbang saling menyilang pada kecepatan 800 km/jam dengan ketinggian
yang sama.
Manuver terakhir dari Thunder
Aerobatic Team adalah Bomb Burst. 3 pesawat melintas dari arah belakang
podium dengan kecepatan tinggi di ketinggian rendah, lalu menanjak
dengan sudut 60˚ dan diakhiri dengan roll. Manuver yang terlihat indah
sekali, ditambah dengan smoke trail yang mengiringi masing-masing
sukhoi. Acungan 2 jempol untuk Thunder team.
Menjadi kebanggaan Bangsa
Dengan berakhirnya atraksi tim
aerobatic TNI AU yang tampil memukau tentunya menjadi kebanggaan
tersendiri bagi TNI AU dan bangsa Indonesia. Manuver - manuver yang di
tampilkan menunjukkan kepiawian, kedisiplinan dan kegigihan para pilot
TNI AU. Atraksinya menunjukkan bahwa pilot-pilot TNI AU terlatih dengan
baik. Bukan hanya para pilot, namun pesawat yang digunakan atau dimiliki
TNI AU juga mendukung kemampuan para pilot.
Semoga tim ini tetap terus bertahan
dan dapat meningkatkan penampilannya. Bukan hanya atraksi di udara saja
yang bisa ditampilkan, namun atraksi crew di darat sebagaimana di
tampilkan oleh tim-tim aerobatic kelas dunia seperti Thunderbird, Blue
Angels dari negeri paman Sam, kita pun bisa menampilkan tim aerobatic
berkelas dunia.
Atraksi Pesawat Sukhoi TNI AU Diangkasa Ibukota
Sumber :
- Majalah Angkasa
- weaponstechnology