Sabtu, 02 Maret 2013

Indonesia Jajaki Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Hongaria

Komodor MRAP 4x4 personnel carrier Buatan Hongaria
Komodor MRAP 4x4 APC Hongaria
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah akan menjajaki kerja sama pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dengan negara Eropa Timur, khususnya Hongaria. Ini lantaran Alutsista dari Eropa Timur terkenal murah tapi memiliki teknologi yang seimbang dengan alutsista produksi negara diluar kawasan itu.

"Perwira kita itu dari dulu terbiasa dengan Alutsista dari negara Eropa Timur, jadi kita coba jajaki peluang kerja samanya," kata Purnomo saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat (29/2). 

Penjajakan kerjasama Alutsista tersebut akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungan kenegaraan ke Berlin (Jerman) dan Budapest (Hungaria) pekan depan. 

Interior MRAP Komodor Hongaria
Menurut Purnomo, teknologi alutsista Eropa timur tidak kalah dengan Alutsista milik Amerika Serikat. Semisal, Sukhoi buatan Rusia seimbang dengan pesawat tempur F-16 milik negeri Paman Sam. "Karena saya tidak ikut, maka, itu saya sampaikan ke Presiden," katanya. 

Dia memerkirakan, pemerintah hanya akan menghabiskan setengah dari total anggaran penyediaan Alutsista yang disediakan untuk periode 2010-2014 yang sebesar Rp 156 triliun. Soalnya, anggaran tersebut hanya akan diprioritaskan untuk membeli Alutsista yang bergerak, semisal kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, dan sejenisnya

Modernisasi Alutsista Hanya Gunakan 50 Persen Anggaran periode 2010 -2014

Pemerintah diperkirakan hanya akan menghabiskan setengah dari total anggaran penyediaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang disediakan untuk periode 2010-2014 yang sebesar Rp 156 triliun. Soalnya, anggaran tersebut hanya akan diprioritaskan untuk membeli Alutsista yang bergerak, semisal kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, dan sejenisnya.

"Anggaran segitu, kalau sudah lewati 2014 kan enggak bisa, kira-kira terpakai 50 persen. Jadi, kita fokus ke Alutsista bergerak dulu. Kalau yang tidak bergerak itu seperti radar," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat (29/2).

Dia menjelaskan, awalnya anggaran alutsista hanya sebesar Rp 99 triliun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Namun, dalam rapat kabinet terbatas 4 Oktober 2010, anggaran tersebut ditambah sebesar Rp 57 triliun.

Terkait itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah membentuk membentuk High Level Committee (HLC). Komite itu bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi perencanaan, pembiayaan dan kegiatan pengadaan Alutsista.


Menhan Sarankan Presiden SBY Low Profile di Eropa Timur

UAV Produksi Hongaria
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengunjungi Eropa Timur selama lima hari mulai pekan depan. Sebelum berangkat, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memberikan pandangan tentang kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia. Ia menyarankan Presiden SBY low profile di antara negara yang sedang terbelit krisis itu.

"Tadi saya diminta datang, diminta laporan apa yang dilakukan untuk nanti perjalanan ke Jerman dan Eropa Timur. Sebaiknya kita juga low profile di sana, karena memang mereka kan negara-negara Eropa sekarang kan juga sedang krisis. Jadi saya beri masukanlah mengenai dari sisi pertahanan kepada Presiden," kata Purnomo usai menemui Presiden di Komplek Istana Presiden, Jumat (1/3).


Purnomo menerangkan alutsista Indonesia saat ini banyak juga yang dibeli dari negara Eropa Timur, termasuk dari Jerman. Ia mengingatkan banyak alutsista Indonesia yang masih digunakan saat ini berasal dari Eropa Timur dan masih kuat digunakan.


Untuk kekuatan alutsista, Purnomo menilai Indonesia sudah lebih baik kondisinya ketimbang negara Eropa Timur, terkecuali Jerman. Meski begitu, ia tidak menampik jika nanti ada kerja sama dalam pengadaan alutsista.


"Coba nanti dilihat kerja samanya bagaimana, karena kan kalau alutsista dari Eropa Timur itu murah tapi memang framenya itu bagus. Jadi lebih kuat alat-alatnya," terang Purnomo yang tidka ikut dalam kunjungan tersebut.


Dikatakan Purnomo, kondisi alutsista Indonesia saat ini sudah bisa dibandingkan dengan negara tetangga lainnya. Ia bahkan sesumbar kekuatan dan keahliannya sudah seimbang.


"Sebetulnya (alutsista) imbang juga. Kayak Sukhoi, itu sebetulnya Sukhoi yang kita punya compareable untuk F15 dimana negara tetangga kita kan juga punya F15. Bahkan kemarin waktu latihan bersama di Australia dengan Super Hornet, kita cukup bisa menyeimbangi mereka, cukup baik," tutup Purnomo.(Dsy)


  ● Jurnas | MetroTv  

Kasum TNI Kunjungi Puslatpur Marinir Baluran

Kepala Sataf Umum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo, S.IP melakukan kunjungan kerja ke Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran, Karangtekok, Situbondo, Kamis, (28/2).

Dalam kunjungannya kali ini, Kasum TNI didampingi Komandan Kodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti, M.Sc, Waasops Panglima TNI Laksma TNI Widodo dan Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso.

Kedatangan Kasum TNI tersebut disambut oleh Komandan Puslatpur Baluran Mayor Marinir Agus Gunawan Wibisono dan beberpa pejabat dari Pasmar-1, Kodiklat TNI, Divisi-2 Kostrad, Koopsau-2, Armatim serta Pemda Kabupaten Situbondo.

Kunjungan Kasum TNI ke Puslatpur Baluran tersebut dalam rangka mengecek kesiapan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam latihan gabungan TNI tahun 2013. Kunjungan diawali dengan melihat pantai Banongan yang akan digunakan sebagai tempat pendaratan amfibi, kemudian dilanjutkan dengan meninjau pelabuhan Jangkar yang akan digunakan untuk bongkar umum, usai dari pelabuhan Jangkar dilanjutkan dengan mengecek kesiapan Mess Keris Samudera yang akan digunakan sebagai sarana pendukung dalam Latihan Gabungan TNI 2013.

Dalam kesempatan tersebut, Kasum TNI beserta rombongan juga meninjau daerah yang akan digunakan sebagai tempat manuver pasukan dan Alutsista TNI dari titik tinjau T.12, setelah meninjau dari T.12, Kasum TNI meninjau Mako Puslatpur Baluran dan barak pasukan.

Seluruh rangkaian kunjungan diakhiri dengan pelepasan oleh Komandan Puslatpur Baluran beserta pejabat laiinya, setelah sebelumnya Kasum TNI menerima jajar kehormatan dari para prajurit Puslatpurmar Baluran.Kasum TNI beserta rombongan kemudian bertolak ke Surabaya dengan menggunakan Helly Super Puma milik TNI AU.

  ● Kormar  

Pangarmatim Tinjau Kesiapan Arsenal Dukung Latgab TNI 2013

Untuk mendukung kesiapan Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum meninjau Arsenal Batuporon, Selasa (26/2). Untuk mensukseskan hajatan besar tersebut, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) juga telah melakukan beberapa latihan parsial pada tiap unsur maupun pada tiap satuan. Hal yang tidak kalah penting dalam persiapan ini, adalah mengetahui kesiapan persenjataan yang akan dipergunakan dalam latihan gabungan TNI yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei mendatang.

Dalam kunjungannya ini Pangarmatim didampingi Asintel, Asops dan Aslog Pangarmatim serta para Komandan Satuan dan Komandan Unsur yang terlibat dalam latihan gabungan nanti. Rombongan diterima oleh Kepala Arsenal Kolonel Laut (E) Endarto Pantja Irianto,  S.T., M.T. dilanjutkan dengan paparan mengenai tugas dan tanggung jawab Arsenal di Ruang Rapat Mako Arsenal.


Dalam paparannya Kepala Arsenal menyampaikan, bahwa Arsenal yang merupakan unsur pelaksana teknis Dinas Senjata dan Elektronika TNI Angkatan Laut (Dissenlekal) bertugas melaksanakan dukungan material senjata, amonisi dan senjata khusus kepada semua unsur/satuan pemakai TNI Angkatan Laut. Selain itu Arsenal juga bertugas untuk melaksanakan penerimaan, penataan, pengujian, pemeliharaan dan perbaikan, distribusi, pencelaan serta penghapusan terhadap material senjata maupun amonisi TNI Angkatan Laut.

Kemudian Pangarmatim dan rombongan dengan didampingi Kepala Arsenal dan perwira Arsenal melaksanakan peninjauan ke beberapa ruangan dan fasilitas yang dimilki Arsenal. Melihat dari kelengkapan dan kesiapan baik material maupun personel, maka Arsenal siap mendukung pelaksanaan Latihan Gabungan TNI tahun 2013.

  ● Koarmatim  

KRI Teluk Bone-511 Angkut Pasukan ke Atambua

Jakarta | Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Bone - 511, hari ini Senin (28/1) berangkat menuju Atambua dengan membawa 650 personel TNI Angkatan Darat. Pemberangkatan Satuan Tugas (Satgas) ini dilepas dalam upacara militer yang digelar di Dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Dengan Inspektur Upacara (Irup) Panglima Divisi 2 Kostrad Mayor Jenderal TNI Setyo Sularso. 

Personel TNI yang dikirim ke Atambua perbatasan Republik Indonesia dengan Timor Leste itu merupakan pasukan Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) dari Batalyon 503 Mojosari, Jawa Timur. Pasukan ini akan bertugas sebagai penjaga perbatasan selama 6 bulan ke depan dipimpin oleh Mayor Inf Fredino Jamin Silalahi. 

Upacara pemberangkatan pasukan penjaga perbatasan ini, dihadiri oleh Kepala Staf Koarmatim Laksma TNI Darwanto S.H., M.A.P, Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Dan Guspurlatim) Laksma TNI Ari Soedewo S.E., serta para perwira yang lainnya.

  ● Koarmatim  

Darkormar Tinjau Pembangunan Mako Pasmar 3 Sorong

http://www.marinir.mil.id/images/Berita/2013/2_Februari/webkunkersorong.jpgKomandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington meninjau pembangunan Mako Pasmar-3 di Sorong, Rabu, (27/2).

Dalam kunjungannya kali ini, Dankormar didampingi Asintel Dankormar Kolonel Marinir Imam Sopingi, Asops Dankormar Kolonel Marinir Kasirun Situmorang, Asrena Dankormar Kolonel Marinir I Wayan Ari Wijaya dan Kolonel Marinir Purwadi.

Kedatangan Komandan Korps Marinir beserta rombongan disambut oleh Komandan Lanal Sorong Kolonel Laut (P) Irvansyah di bandara DEO Sorong. Kemudian dilanjutkan dengan meninjau langsung pembangunan Mako Pasmar-3 yang berada di KM 16 Kota Sorong. Usai meninjau pembangunan Mako Pasmar-3, orang nomor satu di korps Baret Ungu tersebut juga meninjau Mako Brigif-3 Marinir yang berada di Katapop Distrik Salawati Kabupaten Sorong.

Selain mengunjungi pembangunan Mako Pasmar-3, sebelumnya Komandan Korps Marinir juga mengunjungi kesiapan prajurit Korps Marinir yang berada di Merauke dan di Jayapura.

(dispenkormar@2013)

  ● Kormar  

Alutsista Milik Indonesia Sudah Lengkap?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh6cKXSPxAJ502ciI7vUfRELN_9Xd4WG1tAwXIaYAaBSF8F9GNg0J8D1s8towLJNGymVMOJksJflbO70trnHJWOQX1uFxnc0OGK47xhnZdJ5103w_zRabPEyOsEErvhRDkKXnjRLvvwYI/s1600/Leopard_MBT_Revolution_main_battle_tank_Rheinmetall_Defence_German_Germany_Defense_Industry_military_technology_001.jpg
MBT Leopard 2 Revolution
Jakarta | Menteri Pertahanan (menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, alutsista yang mempunyai efek penggentar (deterrence) milik Indonesia sudah lengkap. Apalagi, kesepakatan soal pembelian main battle tank (MBT) Leopard dari Jerman menurutnya sudah final.

"Untuk deterrence saya kira kita sudahlah (lengkap)," kata Menteri Pertahanan Purnomo di komplek kantor presiden, Jakarta, Jumat (1/3).

Selain tank leopard yang berberat 60 ton yang berjumlah lebih seratus unit, Indonesia juga sudah memesan tank medium dibawah leopard dengan berat 30 hingga 40 ton. Selama ini Indonesia hanya punya light tank.

"Sudah (tank disetujui) bagian paket dan kita sudah punya satuan rudal," kata Purnomo lagi.

Pada akhir kabinet diperkirakan sistem penggentar Indonesia sudah lengkap yang mana kebanyakan alustsista tersebut dipasok dari Jerman. 

Untuk saat ini, Alutsista penggentar yang dimiliki Indonesia antara lain, pesawat grobb, satuan rudal dengan jangkauan 300 kilometer dan 150 kilometer, helikopter Puma yang bisa digunakan untuk penggunaan keperluan militer dan sipil, jet heavy fighter dan jet light fighter, main battle tank, medium battle tank dan light battle tank.

"Sekarang sedang proses akhir (leopard). Kita kan akan dapatkan cukup banyak dari sana (Jerman). Pokoknya lebih dari seratus dan itu sudah cukup efek penggentarnya," tutupnya.


  ● Berita Satu  

☆ Ketegasan Presiden Dan Pesawat Rusia

Presiden Soekarno bersama Nikita Kruschev
Saat umur republik baru belasan tahun, Indonesia sudah memiliki pesawat kepresidenan. Pesawat yang dipakai Presiden Soekarno awal 60-an adalah Ilyushin Il-18 buatan Uni Soviet.

Pesawat ini adalah pemberian dari pemerintah Uni Soviet atau kini Rusia. Di dalam negeri, pesawat yang selalu membawa Bung Karno ke seluruh Nusantara ini, kemudian diberi nama Dolok Martimbang.

Sebelum menggunakan pesawat Rusia itu, Soekarno pernah punya masalah soal burung terbang dengan negeri Lenin itu. Pernah suatu saat Soekarno berencana mengunjungi Soviet dengan menggunakan pesawat PanAm jenis DC-8 buatan Amerika Serikat, musuh Soviet dalam perang dingin.

Rencana itu jelas membuat pemimpin Soviet Nikita Kruschev keberatan. Pemerintah Soviet saat itu langsung mengajukan usul akan menjemput sang proklamator di Jakarta menggunakan pesawat Soviet yang lebih megah, yakni Ilyushin L.111.

Bukan Soekarno namanya kalau mau didikte asing. Alih-alih luluh dengan bujukan Sang Kamerad, Bung Karno malah mengancam akan membatalkan kunjungannya ke Negeri Beruang Merah itu. Maklum, saat itu republik memang sedang jadi rebutan antara Blok Timur yang dipimpin Soviet dan Blok Barat yang dipimpin AS.

Akhirnya Soviet pun mengalah. Akan tetapi, Soviet tidak mau kehilangan akal. Mereka tetap tidak mau terlihat ada pesawat buatan kapitalis yang mendarat di negeri komunis itu. Alhasil, saat PanAm DC-8 yang ditumpangi Soekarno mendarat di Bandara Moskow, petugas Air Traffic Controller langsung mengarahkan pesawat parkir tepat di antara dua pesawat terbang raksasa negara itu. Jadilah pesawat PanAm itu tampak kecil diapit oleh Ilyushin L.111.

"Dolok Martimbang" (foto Indoflyer)
Setelah itu, Kruschev yang menjemput Bung Karno di lapangan terbang, masih menyindir, "Hai, Bung Karno! Itukah pesawat kapitalis yang engkau senangi? Lihatlah, tidakkah pesawat-pesawatku lebih perkasa?"

Mendengar ucapan pengganti Stalin itu, Bung Karno hanya tersenyum lebar dan menjawab, "Kamerad Kruschev, memang benar pesawatmu kelihatan jauh lebih besar dan gagah, tetapi saya merasa lebih comfortable dalam pesawat PanAm yang lebih kecil itu."

Ketegasan Soekarno membuat Kruschev makin kagum pada sosok pemimpin yang sudah kondang ke seantero dunia tersebut. Di kemudian hari, lobi yang dilakukan Soekarno bahkan sukses mendatangkan berbagai peralatan tempur dari Soviet untuk memperkuat TNI. Berkat aneka persenjataan Soviet itu, kekuatan militer RI saat itu menjadi salah satu yang terkuat di Asia Selatan.

Cerita Bung Karno soal pesawat Soviet ini seakan membantah anggapan Barat bahwa pemimpin besar revolusi tunduk oleh kekuatan kiri. Sikap Bung Karno yang tidak mau tunduk dalam hal kecil (pesawat), semakin menegaskan sikap republik yang memilih jalan nonblok. Bagaimana dengan pemimpin sekarang?


  ● Terindikasi  

MUI dan Usul Pembubaran Densus 88

 Keberadaan Detasemen Khusus 88 Mabes Polri mulai dipertanyakan.

Jakarta | Keberadaan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri dipertanyakan. Alih-alih memberantas kejahatan terorisme, justru dalam melaksanakan tugasnya, Densus 88 dinilai banyak melanggar hak asasi manusia (HAM).

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2012/11/12/179634_densus-88-menyergap-terduga-teroris-makassar_209_157.jpg
Tindakan yang dilakukan anggota Densus 88 saat mencurigai pihak-pihak yang diduga pelaku teror, lebih banyak berujung kematian. Aksi serampangan ini yang dinilai sebagai pelanggaran HAM.

Oleh karena itu, sejumlah organisasi Islam yang tergabung dalam naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menuntut evaluasi dan reformasi lembaga milik Polri itu. Bahkan, bila perlu, Densus 88 dibubarkan.

"Kalau dari sudut MUI, kami sepakat Densus 88 dievaluasi. Bila perlu dibubarkan, diganti dengan sebuah lembaga dan pendekatan baru yang bersama-sama memberantas terorisme, karena terorisme merupakan musuh bersama," kata Wakil Ketua MUI, Din Syamsuddin di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 28 Februari 2013.

Din menegaskan, semua pihak pasti setuju dan mendukung pemberantasan terorisme. Karena terorisme tidak diajarkan dalam agama apapun, dan terorisme adalah musuh bersama. "Tetapi penanganannya jangan sampai melanggar HAM dan apalagi menyentuh, merusak nilai-nilai agama."

Bagaimana cara mereformasi atau bahkan membubarkan satuan yang dibentuk 26 Agustus 2004 itu, MUI menyerahkannya ke Polri dan pemerintah. Mengenai tercantumnya pembentukan lembaga Densus 88 di dalam undang-undang, ia menilai, bila perlu UU tersebut perlu diamandemen. "Itu juga bagus. Kita lihatlah, kami serahkan ke kawan-kawan di DPR," kata dia.

Densus 88 dibentuk untuk melaksanakan Undang-undang No. 15 Tahun 2003 tentang penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, yaitu dengan kewenangan melakukan penangkapan dengan bukti awal yang dapat berasal dari laporan intelijen manapun selama 7 x 24 jam.

Dengan adanya reformasi atau bahkan pembubaran Densus dan menggantinya dengan lembaga yang lebih baik, diharapkan stigmatisasi terorisme yang selama ini diidentikkan dengan Islam bisa dihilangkan. "Yang paling jadi konsen kami bahwa pemberantasan terorisme itu dikaitkan dengan agama, ini stigmatisasi terhadap Islam," tuturnya.

Din menuturkan, setelah terjadinya stigmatisasi, Islam menjadi buruk. Selain itu, bangunan dakwah yang sudah dibangun para ulama roboh. "Ini kerugian besar bagi umat Islam yang tak bisa kami bayar," ucapnya.

"Kami pesankan sekali pendekatan Densus 88 jangan over acting, apalagi melakukan pelanggaran HAM. Tidak mungkin penegak hukum dilakukan dengan melanggar hukum itu sendiri," kata Din.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj sebelumnya juga mendesak agar dalam menangani kasus dugaan terorisme di Tanah Air, Densus 88 menghindari sikap represif.

"Densus 88 harus bisa lebih profesional. Penanganan terorisme tidak bisa dengan cara-cara represif saja," ujar Said Aqil, Selasa 8 Januari 2013.

Dia menyatakan, NU sangat mendukung pemberantasan terorisme, namun harus dengan cara-cara yang baik. "Saya tegaskan terorisme harus ditindak tegas, tapi jangan sampai cara-caranya justru menimbulkan trauma bagi masyarakat yang tidak bersalah," katanya.

Usulan evaluasi bahkan pembubaran Densus 88 oleh MUI dan sejumlah ormas Islam ini enggan ditanggapi Polri. Polri belum menerima usulan itu secara langsung.

"Kami belum dengar usulan yang sifatnya seperti itu," kata Kepala Biro Penerangan Umum Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, Kamis 28 Februari 2013.

Boy membantah selama ini Densus 88 tidak taat hukum saat melakukan penangkapan tersangka teroris. Menurutnya, selama ini, penangkapan terhadap tersangka teroris sudah melalui proses yang panjang. "Bukan asal tangkap. Itu hasil penyelidikan panjang," katanya.

Meski begitu, dugaan-dugaan itu dianggapnya sebagai koreksi untuk institusi Polri agar dalam menjalankan tugas profesionalnya, selalu mengedepankan aturan. "Bagi kami yang penting jalankan SOP (Standar Operasional Prosedur), bekerja sesuai SOP, ini yang harus dijaga," tuturnya.

Menurut Boy, masalah pelanggaran HAM yang dilakukan anggota Densus 88 akan diselesaikan dalam lingkup internal. Pada proses itu pun, juga melibatkan perwakilan ormas. "Akan disampaikan bagaimana langkah hukumnya, atau bahkan diikutkan sidang," ucapnya.

Sejak dulu, kata Boy, Polri selalu memiliki semangat keterbukaan terhadap kasus-kasus hukum yang melibatkan anggotanya.

Video pelanggaran HAM

Organisasi Islam di bawah naungan MUI juga menemui Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk melaporkan dugaan pelanggaran HAM berat yang dilakukan anggota Densus 88, Kamis 28 Februari 2013.

Wakil Ketua Umum MUI, Din Syamsuddin mengatakan dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu, pihaknya menyerahkan rekaman video kekerasan terhadap teroris.

"Kami datang melaporkan ada bukti berupa video yang mengandung gambar tentang pemberantasan terorisme. Kami tidak tahu di mana dan kapan tetapi sangat jelas mengindikasikan pelanggaran HAM berat. Oleh karena itu kami minta ditindaklanjuti," kata Din.

Din menceritakan, dalam video itu menampilkan penyiksaan yang dilakukan anggota Densus 88 terhadap orang yang disangka teroris.

"Luar biasa penindasan itu, diikat kaki dan tangannya, ditembak, diinjak-injak. Dan ada yang bernada nuansa keagamaan 'Anda kan mau mati, beristighfar lah'. Itu ajaran agama mana? Mengajak orang istighfar tapi tak diselamatkan?" ujarnya.

Dia yakin, video kekerasan Densus 88 terhadap orang yang disangka teroris itu sudah banyak beredar. "Bahkan sudah banyak yang sampaikan kepada saya bahwa sudah sampai juga ke tangan DPR, Komnas HAM bahkan di media. Tapi bagi saya barang bukti tak terlalu penting, tapi bagaimana respon Kapolri. Kami datang baik-baik dan dapat perhatian sewajarnya," ujarnya.

Kepala Biro Penerangan Umum Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi, Boy Rafli Amar mengatakan, untuk memastikan gambar dalam video itu, terlebih dulu akan dilakukan penelitian.

"Tadi pak Kabareskrim juga ikut dalam pertemuan. Dalam pertemuan itu Kapolri mengarahkan ke Kabareskrim untuk menelusuri lebih lanjut," kata Boy.

Ia menuturkan, video itu mudah diteliti dan pelaku mudah ditelusuri karena tampak jelas terlihat mereka berpakaian seragam. "Memang (video) tidak fokus pada wajah anggota ya, tapi lebih pada mereka yang diamankan," tuturnya.

Polri, kata Boy, melihat adanya kemungkinan bahwa video ini berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM di Palu, Sulawesi Tengah. Namun kasus ini sebelumnya pernah dilaporkan Komnas HAM ke Kapolri. "Diduga video itu diambil di tempat yang ada kemiripan seperti yang terjadi di Palu."

Apabila benar video itu terkait dengan kasus pelanggaran HAM oleh anggota Polri di Palu itu, menurut Boy, Polri sudah mengambil langkah hukum. Para anggota Polri yang jadi tersangka akan disidangkan pada awal Maret 2013.

"Setelah terjadi penembakan Brimob saat ini sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 anggota Polri, 9 masyarakat sudah diambil keterangan, masih ada 5 masyarakat diharapkan memberikan keterangan tapi belum datang ke Propam," jelasnya.

Boy pun membantah pernyataan MUI soal penembakan dan perilaku keji anggota Densus 88 terhadap tersangka teroris dalam rekaman video itu. Menurutnya, dalam video berdurasi lima menit tersebut hanya tampak adegan pemukulan.

"Saya lihat dipukul, saya tidak lihat ditembak atau diinjak. Tidak fokus videonya, dalam gambar ada sekitar 3-4 orang. Kelihatan ada dua korban, hanya 1 yang difokuskan," kata Boy.

Meski begitu, Boy mengapresiasi laporan dan masukan yang diberikan MUI dan ormas-ormas Islam kepada Polri terkait proses penegakan hukum yang harus menghindari pelanggaran HAM.

Selama tahun 2012, Densus 88 berhasil menangani 14 kasus tindak pidana terorisme. Sekitar 10 orang di antaranya tewas saat proses penangkapan, 68 orang diproses hukum.

Sementara, di awal tahun 2013, Densus 88 menembak mati tujuh orang terduga teroris di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Dua terduga teroris yakni Hasan alias Kholik dan Syamsuddin alias Asmar alias Buswah tewas di Makassar pada Jumat 4 Januari 2013.

Kemudian, penangkapan terduga teroris di Bima, tepatnya perbatasan antara Dompu dan Bima, dilakukan terhadap dua orang, yaitu Roy yang merupakan warga Makassar, dan Bachtiar yang merupakan warga Bima. Keduanya ditembak mati karena melawan saat ditangkap.

Sementara di Dompu, tepatnya Dusun Kandai Gintei Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, polisi menembak mati tiga terduga teroris lainnya.

  ● Vivanews  

Jet Prancis Atraksi Aerobatik di Langit Borobudur

Breitling Jet Team Siap Beraksi di Jakarta
Brietling Jet Team Diatas Borobudur
Yogyakarta | Tujuh pesawat jet tempur latih L-39 Albatros dengan tujuh pilot dan tujuh teknisi bermanuver di atas Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 28 Februari 2013. Misi dari atraksi aerobatik Breitling Jet Tim yang berbasis di Prancis itu adalah menghibur di atas angkasa, sekaligus mempromosikan pariwisata Indonesia.

Di atas Candi Borobudur dilakukan pemotretan candi Buddha terbesar dan menjadi ikon pariwisata Indonesia. Selanjutnya, tim aerobatik itu menuju Halim Perdana Kusuma Jakarta. "Kami akan melakukan sekitar 50 demonstrasi air show selama 25 menit," kata ketua tim pilot Breitling Jet, Tim Jaques Bothelin, di Sheraton Mustika Hotel Yogyakarta, Rabu malam, 27 Februari 2013.

Atraksi aerobatik dengan tujuh pesawat terbang jenis jet itu merupakan rangkaian tur di Asia. Tim ini merupakan tim aerobatik sipil yang reputasinya sudah mendunia. Kecepatan pesawat saat bermanuver mencapai 750 kilometer per jam.

JAT bersama BJT (krjogja)
Tujuh pesawat terbang itu sudah mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada Selasa lalu. Misi mereka yang menarik adalah menghibur masyarakat dari langit. Manuver-manuver dalam atraksi aerobatik itu antara lain formasi black diamond, rocket, dan melakukan manuver apache roll dan ocean masterwave. Pertunjukan diakhiri dengan kembang api yang sangat menakjubkan.

Kecepatan, ketepatan, dan keberanian merupakan prinsip dalam aerobatik. Dalam aerobatik pilot dituntut memiliki kedisiplinan tinggi agar menghasilkan pemandangan yang menakjubkan dan bisa dinikmati masyarakat. Aerobatik merupakan perpaduan antara memampuan teknis, penguasaan, dan kemahiran menerbangkan pesawat. "Angka tujuh itu kami pilih karena dalam formasi aerobatik maksimal tujuh pesawat terbang," kata Jaques dalam bahasa Inggris yang diselingi dengan bahasa Prancis.

Dengan koordinasi yang akurat, seluruh tampilan menghasilkan pesona luar biasa. Pilot bekerja dengan sinkronisitas total mengisi langit dengan gulungan, formasi, dan bergerak menentang gravitasi.

Tour Asia Tenggara Breitling Jet Team dimulai di Filipina, 21 Februari 2013. Sebelum datang di Yogyakarta, ketujuh pesawat jet itu singgah di Pontianak. Setelah pemotretan Candi Borobudur dari, tim itu akan menghiasi langit Jakarta dengan manuver atraksi aerobatik pada 2 Maret 2013 melalui Bandar Udara Halim Perdana Kusuma. "Untuk sampai ke Indonesia kami menempuh jarak 12 ribu kilometer. Ini perjalanan yang sangat panjang dan singgah 50 kali di bandar udara di banyak negara," kata dia.

https://pbs-0.twimg.com/media/BEAaDL6CEAAX83b.jpg
Brietling Jet Team dikawal Hawk TNI AU (Hanyna)
Menurut dia, saat berada di Adisutjipto mereka juga bertemu dengan Jupiter Aerobatic Team milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara. Mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan soal aerobatik. Saat pesawat jet itu berada di suatu tempat, juga dilakukan pemotretan keindahan alam dan Candi Borobudur.

Usai menghiasi langit di atas Borobudur dan Jakarta pada 2 Maret 2013, tim itu akan bermanuver dan menghiasi langit Singapura pada 6 Maret, Malaysia pada 13 Maret. Lalu tim itu menuju dan menghiasi langit Thailand pada 18 Maret 2013. Selanjutnya, mereka akan mengakhiri tur ke Zhuhai di Cina.

Bernard Cherbound, ketua teknisi Breitling Jet Team, menyatakan kondisi pesawat terbang harus fit dan dipastikan tidak ada gangguan. Memang, meskipun jauh dari homebase-nya di Prancis, tim teknis selalu sigap. "Kami jauh dari homebase, kami harus memastikan kondisi pesawat siap terbang," kata dia.


  ● Tempo  

Jumat, 01 Maret 2013

Berangkat ke Berlin & Hungaria, Presiden SBY Jajaki Kerja Sama Alutsista

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQz9YY8IR4kZriFx0veaXqfrMqxZLEBOLy4DxUdFtzFhu2X19h_PNUYLqibRodnnpxyga66M6q_xhkcJfx8fqDk8f-Acf7p7P3ClwUGSvVPTfhfwG5ZUwAFkLZeVFk42pdBVYVzbbm6Ng/s1600/1.jpg
Leopard 2 Revolution (Formil Kaskus)
Jakarta | Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Berlin, Jerman dan Budapest, Hungaria pada 3-8 Maret 2013 mendatang. Indonesia akan menjajaki kerja sama alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan dua negara eropa timur tersebut.

"Ya kan kita kaitannya banyak sekali dengan Jerman, kita ada pesawat latih untuk TNI AU, ada beberapa lagi alutsista dari sana. Jadi saya beri masukan lah mengenai dari sisi pertahanan kepada presiden. Terkait dengan nanti kunjungan beliau ke sana. Kalau ke Hungaria kita katakan bahwa kalau TNI kita dari dulu terbiasa dengan alat-alat dari blok timur. Karena itu kan sisa-sisa yang terjadi pada tahun 1965-an itu kan perwira perwira kita menggunakan alutsista dari timur," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai bertemu dengan Presiden SBY di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/3/2013).


Purnomo mengatakan alutsista dari eropa timur lebih murah dan memiliki frame yang kuat dan kokoh. Selain itu dari segi teknologi, alutsista dari eropa timur tidak kalah dengan alutsista dari negara lainnya.


"Sebetulnya imbang juga, kayak Sukhoi. Itu sebetulnya Sukhoi yang kita punya compareable untuk F-15 di mana negara tetangga kita kan juga punya F-15. Bahkan kemarin waktu latihan bersama di Australia dengan Super Hornet, kita cukup bisa mengimbangi mereka, cukup baik. Ya kita memberikan perkembangan modernisasi TNI, sekarang ini kan cukup besar dan beberapa memang dari Jerman," paparnya.


Kemenhan sendiri sejauh ini tidak akan menambah alutsista dari Jerman. Sebab, sebelumnya sudah ada kerja sama pengadaan tank Leopard dan tank Marder yang kini dimiliki TNI Angkatan Darat.


"(Kerja sama lagi) Belum. Ini just in case saja. Kan presiden akan bertemu pimpinan negara di sana, bicara berbagai sektor kan harus siap. Tidak ada kan lagi proses akhir, dalam arti kata sekarang kita kan akan dapat cukup banyak dari sana," imbuhnya.


Akan ada penambahan ke depannya?


"Nggak sudah cukup itu. Waduh, itu saja sudah efek penggentarnya sudah cukup baik bagi kita," jawabnya.


Sebelumnya Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah mengatakan selama kunjungan ke Jerman, Presiden RI akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Federal Jerman dan Kanselir Republik Federal Jerman, Angela Merkel. Kedua pertemuan bilateral tersebut akan membahas tindak lanjut Kemitraan Komprehensif yang diluncurkan oleh Presiden RI dan Kanselir Jerman di Jakarta, pada 10 Juli 2012.


"Selain itu juga akan dibahas secara mendalam prioritas kerja sama di bidang ekonomi (perdagangan, investasi dan pembangunan), kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, serta industri pertahanan. Juga akan dibahas kerja sama terkait ketahanan pangan, ketahanan energi, dan transportasi," kata Faizasyah.



  ● Detik  

RI – Kolombia Jajaki Kemungkinan Kerjasama Pertahanan

Jakarta | Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat (1/3) menerima kunjungan Duta Besar Kolombia untuk Indonesia HE Mr Alfonso Enrique Garzan Mendez di Kantor Kemhan Jakarta. Kedatangannya yang juga didampingi oleh Wakil Duta Besarnya kali ini adalah untuk menindaklanjuti hasil kunjungan Wamenhan ke Kolombia pada tahun 2012 lalu.

Dubes Kolombia mengharapkan untuk dapat mendalami kerjasama pertahanan dalam bidang saling membagi informasi dan pengalaman di bidang counter terorisme, informasi intelijen, kejahatan trans nasional, dan saling kunjung pejabat tinggi pertahanan dan Angkatan Bersenjata. Dubes Kolombia mengharapkan hal-hal tersebut dapat disusun dalam MoU kerjasama pertahanan kedua negara.

Wamenhan membenarkan sempat bertemu dan bertukar fikiran dengan pejabat Kementerian Pertahanan Kolombia saat dirinya berkunjung ke Kolombia pada tahun lalu dan menganggap pentingnya kerjasama pertahanan kedua negara. Wamenhan menyambut baik kemungkinan disusunnya draft MoU kerjasama pertahanan kedua negara baik dalam pengembangan kemampuan pertahanan maupun saling tukar informasi dan pengalaman.

Disadari oleh Wamenhan bahwa peningkatan profesionalisme SDM pertahanan juga ditantang dengan semakin meningkatkan ancaman terorisme internasional dan kejahatan trans nasional. Dalam hal inilah kedua negara dapat bertemu dan saling membagi pengalaman dan bertukar pikiran. Selain itu, kerjasama juga dapat dijalin dalam hal industri pertahanan serta peningkatan capacity building. Penyusunan draft kerjasama dapat dimulai antara Kementerian Pertahanan kedua negara dibantu Kedutaan Besar masing-masing negara.

Saat menerima Dubes Kolombia untuk Indonesia beserta rombongannya, Wamenhan didampingi oleh Dirjen Strategi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Sonny ESP dan Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan Dr Ir Pos M Hutabarat MA. PhD.(DAS/SR)


  ● DMC  

Proyek KFX RI-Korsel Dihentikan Karena Korea Utara

Jakarta | Proyek pembangunan pesawat tempur bersama antara Indonesia-Korea Selatan, Korean Fighter Experiment (KFX), yang dibatalkan ternyata memang sudah banyak diragukan sejak awal.

Menurut Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR, Tubagus Hasanuddin, ada berbagai keraguan yang muncul di kalangan pemerhati militer, hubungan internasional, dan industri senjata atas proyek itu.


"
Pertama, karena kalau membuat pesawat supercanggih dengan Korsel, itu bisa memperburuk politik luar negeri Indonesia. Kaitannya dengan Korea Utara. Kalau dilanjutkan, seakan ada keberpihakan kita untuk membuat senjata penghancur Korut," jelas Hasanuddin di Jakarta, Jumat (1/3).

Kedua, teknologi KFX itu ujung-ujungnya adalah teknologi dari Amerika Serikat, yang menimbulkan keraguan bahwa keberlangsungan proyek akan sangat tergantung dengan kepentingan AS di regional Asia Pasifik.


"
Ini pertanyaan, kenapa kita tak kerjasama dengan negara yang jauh dari kepentingan kawasan? Saat itu pernah disarankan kita kerjasama dengan Turki yang lokasi kawasannya jauh," tutur Politisi PDI Perjuangan itu.

Dia melanjutkan bahwa secara pribadi menilai harus ada langkah negara untuk berusaha mempertahankan keberlanjutan proyek itu. Dengan demikian, kerugian negara bisa dihindarkan.


"
Saya kira pemerintahan selanjutnya harus meneruskan proyek ini. Jangan sampai kerugian ini pergi begitu saja," tandas Purnawirawan TNI bintang dua itu.

Sebelumnya, Hasanuddin menyatakan bahwa proyek KFX itu sudah dihentikan secara sepihak. Akibatnya, negara dirugikan sekitar Rp 1,6 triliun dari uang yang sudah disetorkan ke proyek itu.


"
Kami sudah mendapatkan informasi, dalam beberapa hari belakangan ini, Pemerintah Korea Selatan sudah membatalkan secara sepihak perjanjian pembuatan pesawat tempur KFX," kata Hasanuddin.

Dia menjelaskan bahwa sebenarnya proyek KFX itu tak pernah secara jelas dilaporkan Pemerintah ke DPR. Selama ini, pihaknya hanya mendapat laporan dari pernyataan Kementerian Pertahanan yang dikutip media massa.


Secara resmi, Pemerintah tak pernah mengajukan anggaran untuk Proyek KFX ke DPR secara resmi dan terbuka.


"
Dibikin untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan. Kemenhan mengeluarkan uang Rp 1,6 T. Selain itu sudah ada sekitar 30 orang dari PT.DI yang ikut mendisain pesawat itu di Korea Selatan," ujar Politisi PDI Perjuangan itu.

Kerjasama Indonesia-Korea Selatan untuk membangun pesawat supercanggih, yang dianggap jauh lebih canggih dari pesawat tempur F-16, sudah bergulir sejak 2001.


Proyek itu dibiayai secara bersama oleh Indonesia dan Korea Selatan, dengan pihak Indonesia diwajibkan menyetor sekitar 20 persen dari total US$ 8 miliar ( Rp 77,4 triliun) yang dibutuhkan.


Seorang Pejabat Kementerian Pertahanan Indonesia pernah menyatakan bahwa Pemerintah sudah menganggarkan Rp 1,35 triliun untuk keperluan proyek itu. Harapannya tahun ini akan ada lima prototipe pesawat tempur yang sudah selesai.


 Proyek Pesawat Tempur KFX-Korea Distop, Negara Diduga Rugi Rp 1,6 T

Proyek pembangunan pesawat tempur canggih Indonesia-Korea Selatan, Korean Fighter eXperiment (KFX), yang dibangga-banggakan ternyata sudah dihentikan secara sepihak.

Akibatnya, negara dirugikan sekitar Rp 1,6 triliun dari uang yang sudah disetorkan pada proyek tersebut.


"Kami sudah mendapatkan informasi, dalam beberapa hari belakangan ini, Pemerintah Korea Selatan sudah membatalkan secara sepihak perjanjian pembuatan pesawat tempur KFX," kata Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR, Tubagus Hasanuddin, di Jakarta, Jumat (1/3).


Dia menjelaskan, sebenarnya proyek KFX itu tak pernah secara jelas dilaporkan pemerintah ke DPR.

Secara resmi, lanjut dia, pemerintah tak pernah mengajukan anggaran secara resmi dan terbuka kepada DPR untuk proyek KFX. DPR hanya mendapat laporan dari pernyataan Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang dikutip media massa.

"
Dibikin untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan. Kemhan mengeluarkan uang Rp 1,6 triliun. Selain itu, sudah ada sekitar 30 orang dari PT Dirgantara Indonesia (DI) yang ikut mendesain pesawat itu di Korea Selatan," ujar Politisi PDI Perjuangan itu.

Dalam waktu dekat, lanjutnya, Komisi I DPR akan segera memanggil Panglima TNI dan Menteri Pertahanan untuk menjelaskan detil masalah terkait proyek KFX tersebut. "
Kerugian ini tanggung jawab Menteri Pertahanan," tandasnya.

Dia juga menyebutkan pembatalan pihak Korea Selatan itu diduga karena masa pemerintahan Presiden SBY akan segera berakhir tahun depan.


Kerjasama Indonesia-Korea Selatan untuk membangun pesawat super canggih, di atas pesawat tempur F-16, sudah bergulir sejak 2001. Proyek itu dibiayai bersama oleh Indonesia dan Korea Selatan. Pemerintah  Indonesia diwajibkan menyetor sekitar 20 persen dari total dana US$ 8 miliar (Rp 80 triliun) yang dibutuhkan.


Seorang pejabat Kemhan pernah menyatakan pemerintah sudah menganggarkan Rp 1,35 triliun untuk keperluan proyek itu. Harapannya tahun ini akan ada lima prototipe pesawat tempur yang sudah selesai.

 Penundaan Jet Tempur Buatan RI-Korea Jangan Berlarut-larut

Senayan | Penundaan pembuatan pesawat jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan sangat merugikan Indonesia. Karena, itu dapat mengganggu jadwal upaya modernisasi alutsista TNI.

"Komisi I berharap, alasan teknis penundaan sementara produksi bersama pesawat tempur itu tidak berlarut-larut. Karena jika itu terjadi, jelas akan merugikan pihak Indonesia," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq kepada JurnalParlemen, Jumat (1/3).


Mahfudz mengatakan, hingga kini pihaknya belum tahu soal alasan yang sebenarnya penundaan itu. Karenanya, masalah ini akan disinggung saat rapat kerja antara Komisi I dengan Kementerian Pertahanan.


"Jujur saja, kita belum tahu alasan sebenarnya penundaan produksi pesawat tempur dengan Korsel itu. Apakah hanya semata alasan teknis saja, atau ada alasan lainnya. Ini yang kita belum tau, dan Komisi I perlu mendapat penjelasan dalam kaitannya ini," tukasnya.


Mahfudz pun meminta Kemenhan untuk mengantisipasinya dengan mencari kerjasama di bidang pertahanan, alih tekhnologi dan produksi Alutsista dengan negara lain yang memiliki sistem pertahanan modern.


Sebenarnya, Komisi I selama ini telah mendorong Kemenhan untuk juga membuka kerjasama pertahanan yang lebih luas dengan Turki sebagai negara bagian NATO yang punya alutsista produksi sendiri. Dan selama ini pihak Turki telah menawarkan diri kepada Indonesia untuk bekerjasama. "Sayangnya Pemerintah RI sejauh ini belum merespons tawaran itu," tukasnya.

   ● Berita Satu | Jurnal Parlemen  

PT PAL Akan Buat Kapal Perang di Tanggamus

Lampung | PT PAL Persero berencana membuat kapal perang di Tanggamus melalui industri maritim.

Hal itu diungkapkan Firmansyah, Direktur Utama PT PAL yang meninjau demaga Kota Agung serta lokasi kawasan industri maritim. Dan selama ini BUMN tersebut cenderung memproduksi kapal untuk kepentingan militer.

"Bisa nanti di sini kami buat kapal perang karena PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kapal," kata Firmansyah, Kamis (28/2/2013).

Ia mengaku jika PT PAL memang memperluas tempat produksi dan Tanggamus jadi lokasi utama pengembangan perusahaan. (Tri Yulianto)

Kawasan Industri Kapal di Tanggamus Terbesar di Asia Tenggara

Kawasan industri terpadu kapal Republik Indonesia (Repindo) International Marine Industrial Park (RIMIP) di Tanggamus resmi diluncurkan, Selasa (17/7/2012). Tempat ini akan menjadi lokasi industri perkapalan terbesar di Asia Tenggara.

Launching RIMIP dilakukan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Wilayah Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi di Dermaga Batu Balai, Kecamatan Limau. Turut menyaksikan perwakilan Pemprov Lampung, Pemkab Tanggamus, serta warga sekitar Demaga Batu Balai.

Direktur Utama PT Repindo Jagad Raya, Rita Manik, mengungkapkan, industri perkapalan ini akan berdiri di lahan seluas sekitar 3.500 hektare. Posisi lahan tersebut memanjang dari Kecamatan Kota Agung Timur, Limau, hingga Cukuh Balak.

"Untuk pembangunan tahap awal, di lahan 262 hektare milik PT Pertamina di Dermaga Batu Balai," ujar Rita. "Tahap awal ini, kami membangun crude (terminal penampungan) untuk distribusi minyak wilayah Sumatera," imbuhnya.

Tahap selanjutnya, akan dibangun tiga galangan atau tempat pembuatan kapal baru. Masing-masing galangan kecil yang terbagi enam unit, menengah (empat unit), dan besar (dua unit).

Selain itu, bakal dibangun pula industri penunjang. Mulai dari pabrik logistik untuk material bahan kapal, kawasan pergudangan, hingga bangunan lepas pantai. Ini belum ditambah dengan ragam industri lainnya, seperti docking atau reparasi kapal dan ship recyle atau tempat rongsokan kapal.

"Selama ini, kami sudah mendirikan industri galangan kapal di Batam yang sekarang menjadi terbesar di Asia Tenggara. Tapi nantinya di sini (Tanggamus), akan lebih besar dari sana (Batam). Industri ini bukan milik perusahaan saja, tapi juga masyarakat dan daerah Tanggamus. Tempat ini akan menjadi penentu dalam industri maritim dunia," papar Rita.

Di Indonesia, RIMIP di Tanggamus merupakan industri perkapalan keempat setelah Surabaya, Cilegon, dan Batam. Menurut Rita, ketiganya sejauh ini masih kurang mengakomodasi produksi dan perbaikan kapal, sehingga diperlukan tempat baru.

"Pilihan kami berinvestasi di sini, karena kondisi perairan Teluk Semaka yang tenang tapi dalam. Perairan ini sangat mendukung untuk industri maritim. Begitu juga dengan kondisi masyarakat yang kooperatif," jelas Rita.

Cilegon Penuh

Anggaran pembangunan tahap awal dialokasikan sebesar Rp 1,8 triliun. Pembangunan tahap awal direncanakan selesai dalam dua tahun. Secara keseluruhan, proyek ini ditargetkan baru rampung pada 2031 mendatang.

"Pendirian industri maritim di sini merupakan salah satu dari rencana pengembangan enam koridor potensi ekonomi di Indonesia," ujar Dirjen Pengembangan Wilayah Industri Kementerian Perindustrian Deddi Mulyadi.

Deddi mengungkapkan, kawasan industri perkapalan di Cilegon saat ini sudah penuh, sehingga diperlukan kawasan baru. Salah satu lokasi yang terpilih adalah Tanggamus. "Nantinya (diharapkan) bisa memudahkan investor industri, karena akan lebih terarah. Selain itu, lokasi ini bisa berkembang lebih optimal," kata Deddi.(tri yulianto)

  ● Tribunnews  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...