Sebuah konsep "tank masa depan Serbia", М-20up-1, dilaporkan telah dipresentasikan pada pameran militer 'Partner 2015' di Belgrade.© mycity-military.com ○
Serbia telah menyajikan konsep М-20up 1, "tank masa depan" negara, di pameran militer 'Partner 2015' di Belgrade. Desainer M-20up 1 mengatakan bahwa mereka terinspirasi oleh tank Armata buatan Rusia, demikian laporan media Serbia Vecernje Novosti online.
Ongkos produksi satu kendaraan tempur M-20up-1 memakan biaya lima juta euro.
Goran Stojanovic, ketua kelompok kerja untuk mengembangkan tank, mengatakan bahwa М-20up-1 tidak akan bersaing dengan tank Armata.
"Tank kami akan lebih menyerupai tank T-90 [buatan Rusia] dalam hal kemampuan tempur. Kami kekurangan uang, dan potensi ekonomi kita tidak cukup berkembang untuk bersaing dengan Rusia. Tapi dengan menggunakan desain [menyerupai] tank canggih dari seluruh dunia, kami telah mengembangkan senjata masa depan: murah, modern dan efisien," kata Stojanovic.
Seperti dalam tank tempur T-14 Armata, tiga kru М-20up-1 aman tertutup dalam kapsul lapis baja multi-layer, terpisah dari wadah amunisi. Selain itu tank ini direncanakan akan dilengkapi dengan sistem tanpa awak, menara dikontrol secara digital, dikendalikan dari jauh oleh anggota awak yang berada dalam kapsul tersebut.
Smooth-bore gun 125mm tank juga dioperasikan digital dari kapsul melalui kamera resolusi tinggi. Menara membawa total 48 butir amunisi, termasuk yang siap digunakan. Kubah senjata juga bisa menembakkan rudal yang dipandu laser.
М-20up 1 dilengkapi dengan transmisi listrik, seorang insinyur mengatakan akan membantu secara signifikan mengurangi daya yang hilang dan akan menambah karakteristik siluman tank.
Untuk menyelesaikan М-20up 1 dilaporkan memakan waktu selama delapan bulan oleh insinyur muda dan veteran Serbia, yang juga terlibat dalam merancang MBT M-84.
Dengan adanya MBT М-20up 1 ini, tentu akan merubah platform dasar untuk kendaraan lapis baja Serbia lainnya, seperti halnya dengan platform Armata buatan Rusia.
Awal tahun ini, rencana serupa diumumkan oleh India, yang berusaha untuk menggunakan platform dasar dari tank tempur mereka dan membuat 11 varian kendaraan yang berbeda. [sputnik]
★ Garuda Militer
Vietnam and Russia are in the final stages of negotiation for the sale of two Gepard-3.9 class (Project 11661) light stealth frigates. The Vietnam People's Navy is also considering the procurement of 4 more Tarantul-class (Project 1241.8).Vietnam Gepard 3.9 class light frigates ○
Vietnam and Russia are in the final stages of negotiation for the sale of two Gepard-3.9 class (Project 11661) light stealth frigates. The Vietnam People's Navy is also considering the procurement of 4 more Tarantul-class (Project 1241.8).
Vietnam already has two Russian-made Gepard 3.9 class light frigates, with two more currently undergoing final systems outfitting. The extra procurement of two more frigates would bring the total inventory to 6 vessels of this class in the Vietnam People's Navy fleet.
According to its builder, Zelenodolsk shipyard, the Vietnamese Gepard 3.9 class is designed to perform search tasks, track and destroy of enemy ships, air defense, anti-submarine, escort, and patrol territorial waters and EEZ. The ship can enter combat independently or in squadrons, and is equipped with stealth technology, to present a minimum presence on enemy radar screens.
They are fitted with Palma Close-in weapon system AK-630, Kh-35 anti-ship missiles, and Kamov Ka-27 helicopters. The anti-submarine weapons includes the RBU-6000 anti-submarine rocket launcher.
Vietnam is also considering the possibility of building an additional 4 Project 1241.8 (Tarantul IV) missile corvettes. Vietnam is constructing these ships in domestic shipyards.
Vietnam also operated the older the older Project 1241.RE (Tarantul 1). Compared to cold war era Tarantul class, the Project 1241.8 has better sensors and is heavily armed with 16 Kh-35 “Uran” anti-ship missiles.
Vietnam is currently the main user of the Tarantul IV class, with two Russian made ships and two locally built ships. Vietnam started its own production line of project 1241.8 ships with the assistance of Almaz Central Design Bureau in Russia. The first two locally built ships were delivered on July 2014 and four more are expected to be delivered. The Vietnamese ships are armed with 1 AK-176 76mm gun, 16 Uran-E anti ship missiles, 4 Igla-M air defence missiles and 2 AK-630 close in weapon systems. The Vietnamese ships are also larger at 56.9m in length and a maximum displacement of 563 tons. They have a range of 1,700 nautical miles (3,100 km; 2,000 mi) with 44 crew members on board.
If Vietnam does build the 4 additional ships, it would bring the total to 10 Tarantul IV missile corvettes in its inventory.
Ilustrasi Radar [shnews] ○
Dalam beberapa tahun terakhir, Australia terus memperbarui dan memperluas jangkauan sistem radar yang dimilikinya. Dengan sistem radar Jindalee, yang mulai didirikan pada 1974, Australia kini memiliki jangkauan radar hingga 3000 kilometer atau hingga mencapai wilayah Indonesia.
Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengakui sistem radar Jindalee yang dimiliki Australia memang sudah berjalan sejak lama. Pun dengan pengembangan yang mereka lakukan. Hingga pengembangan terakhir yang mereka terhadap sistem radar over the horizon tersebut, yaitu pada 2014. Radar tersebut bahkan mampu memantau pesawat udara ataupun kapal laut dengan jarak 3000 kilometer.
Bahkan, radar itu mampu menangkap citra pesawat Indonesia yang terbang di atas Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur. ''Jadi kalau pesawat kita terbang dari Madiun itu sudah langsung sudah bisa dimonitor,'' kata Panglima TNI kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (10/7).
Namun, langkah perluasan jangkauan sistem radar yang dimiliki Australia itu harus bisa disikapi dengan bijak oleh Indonesia. Untuk itu, Indonesia diharapkan bisa membangun sistem radar yang jangkauannya bisa mencapai perimeter-perimeter terluar.
''Ya, kami juga harus memperkuat radar-radar yang kami miliki. Jangan hanya sekedar radar yang bisa mengamankan, tapi belum mampu menjangkau perimeter terluar,'' ujar Moeldoko.
Panglima TNI mengakui, pihaknya sudah memasukan upaya penguatan dan pemenuhan sistem radar itu dalam Rencana Strategis (Renstra) TNI 2015-2019. Mantan Pangdam Siliwangi itu menyebutkan, pihaknya juga sudah melakukan kajian soal titik-titik lokasi radar-radar tersebut.
''Iya sudah ada beberapa rencana ke depan, seperti radar yang berjalan sudah cukup baik, itu diantaranya,'' katanya.
Sementara terkait pesan yang diberikan kepada Panglima TNI yang baru, Gatot Nurmantyo, Moeldoko berharap, penggantinya itu bisa meneruskan sejumlah kebijakan-kebijakan yang tengah berjalan. Kebijakan-kebijakan itu antara lain, adanya masalah peningkatan profesionalitas prajurit dan peningkatan SDM.
''Selain itu ada pula interoperability TNI dan penguatan intelijen, saya pikir itu mesti tetap berjalan,'' tutur Moeldoko.
★★★★Panglima TNI ○
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang telah disetujui DPR sebagai Panglima TNI menyatakan semua bintang tiga (letnan jenderal) TNI Angkatan Darat adalah kandidat KSAD.Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
"Semua bintang tiga mempunyai peluang menjabat Kepala Staf Angkatan Darat," kata dia usai upacara penutupan pendidikan dan wisauda sarjana taruna Akademi Militer Tingkat IV Tahun Pelajaran 2014/2015 di Gedung AH. Nasution kompleks Akmil, Magelang, Jawa Tengah, Jumat.
Gatot menuturkan prosedur pengajuan calon KSAD diawali pihaknya memimpin sidang Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti).
"Dalam sidang Wanjakti itu akan ditentukan nama-nama calon dan semua bintang tiga TNI Angkatan Darat adalah kandidat KSAD," kata Gatot.
Ia mengatakan setelah sidang Wanjakti, pihaknya akan mengirimkan nama-nama calon kepada Presiden Joko Widodo.
"Yang jelas saya kirimkan tidak hanya satu nama, lebih dari satu. Nanti presiden yang menentukan," ujar dia.
Ia mengatakan tidak ada batas maksimal nama calon yang dikirimkan ke presiden, namun saat ini sejumlah bintang tiga tengah menduduki jabatan Wakasad, Pangkostrad, Dankodiklat, Irjen TNI, Sekjen Dephan, Sekjen Kemenkopolhukam, dan Dansesko TNI.
Hasil berimbang dalam ajang 'Red Flag' di AlaskaEurofighter Typhoon ☆
Dalam soal kecepatan, siluman F – 22 Raptor tak diragukan lagi. Pesawat ini merupakan kekuatan udara yang tanpa tanding di dunia. Demikian ditulis Kepala Staf Angkatan Udara AS Jenderal Norton Schwartz pada tahun 2009.
Tetapi tiga tahun setelah itu, semua dibuat tercengang karena pesawat yang disebut-sebut sebagai pesawat paling canggih itu bisa diimbangi oleh EurofighterTyphoon. Bahkan pilot-pilot dari Jerman meyakini bisa menembak pesawat F-22 dengan Typhoon. Hal itu teruangkp dalam Combat Aircraft magazine.
Pada pertengahan Juni 2013 disebutkan 150 penerbang Jerman dan delapan twin – engine Typhoon mendarat di Eielson Air Force Base Alaska untuk Red Flag. Ajang latihan yang dipimpin Amerika dan melibatkan lebih dari 100 pesawat dari Jerman, Angkatan Udara dan Angkatan Darat AS, NATO, Jepang, Australia dan Polandia.
Selama dua minggu mereka melakukan permainan simulasi perang. Salah satunya adalah ajang tempur tunggal antara F-22 dan Typhoon. Keduanya mensimulasikan pertempuran udara jarak dekat.
Hasilnya mengejutkan Jerman dan Amerika. ”Kami berimbang,” kata Mayor Marc Gruene Combat Aircraft Jamie Hunter.
Lalu apa kuncinya? Menurut Gruene untuk bisa melumpuhkan F-22 harus bisa merapat sedekat mungkin dengan pesawat itu. ”Mereka tidak mengharapkan kita untuk mengubah begitu agresif.”F-22 Raptor ☆
Gruene mengatakan Raptor unggul di pertempuran dari luar jangkauan visual dengan kecepatan tinggi dan ketinggian serta radar canggih dan rudal jarak jauh AMRAAM. Namun dalam jarak dekat mereka menjadi lamban “Jadi Typhoon tidak perlu takut pada F-22 Raptor,” ujar Gruene.
Hal ini tentu menjadikan Amerika harus bekerja keras. Karena selama bertahun-tahun Angkatan Udara telah meyakini bahwa Raptor sebagai fighter tanpa tanding. Bahkan mantan Menteri Pertahanan Robert Gates menyebutkan F-22 Raptor sebagai pesawat tempur terbaik yang belum pernah ada sebelumnya.
Amerika menyebut pertempuran di masa mendatang kemungkinan kecil akan terjadi dalam jarak pendek. Tapi pada kenyataannya pertempuran jarak pendek kerap tidak bisa dihindarkan. Bahkan sebagian besar pertempuran udara terjadi pada jarak dekat, meskipun angan-angan senjata udara. Dan tentu hal ini bisa pertanda buruk bagi F – 22 dalam sebuah konflik di masa depan.
F35 Australia [Australian MoD]
Australia telah membatalkan rencana untuk mengoperasikan pesawat tempur Lockheed Martin F-35B Short Take Off and Landing Vertical (STOVL) untuk Kapal Landing Helikopter Dock (LHD) HMAS Canberra dan HMAS Adelaide.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Australian Financial Review, proposal untuk mengoperasikan pesawat tempur F-35B STOVL dibatalkan atas dasar biaya dan kompleksitas serta sejumlah modifikasi yang dibutuhkan untuk LHDs. Perdana Menteri Tony Abbott telah diminta untuk mengevaluasi kembali perihal operasi pesawat tempur F-35B dari LHDs dalam program pertahanan White Paper.
Tahun lalu, diketahui bahwa Menteri Pertahanan David Johnston telah mengkonfirmasi operasi F-35B dari kedua kapal LHD tersebut.
Kapal HMAS Canberra dan HMAS Adelaide (yang segera dikirimkan) dirancang untuk mengakomodasi pesawat AV-8B Harrier STOVL dengan cara ski ramp. Kedua LHDs masih membutuhkan banyak modifikasi termasuk penguatan deck, supaya tahan terhadap operasi lepas landas pesawat F-35Bs.
Karena itu Australia hanya akan mengoperasikan pesawat standar varian F-35A, dari 72 yang telah dipesan, dua unit saat ini digunakan untuk pelatihan di Amerika Serikat. [defenseworld]
♖ Garuda Militer
Su-35 Rusia
Selain dari beberapa unit Helikopter serang Mi-35M, Rusia mungkin memberikan izin penjualan pesawat tempur Su-35 ke Pakistan. Hal ini diumumkan oleh Asisten Presiden Rusia Vladimir Kozhin, RIA Novosti melaporkan.
Menurut sumber itu, saat ini sedang negosiasi persiapan kontrak untuk pengiriman "beberapa buah" Mi-35M ke Pakistan dan untuk selanjutnya Su-35. Pada saat yang sama, ia menekankan bahwa tidak ada informasi tentang jumlah pesawat, dan perkiraan pengiriman.
Laporan sebelumnya mengatakan bahwa Pakistan akan dikirimkan helikopter serang Mi-35M. Hal ini dikemukakan oleh Duta Besar Rusia di negara itu, tanpa menentukan jumlahnya.
Selama ini pesawat tempur Su-35 belum pernah diberikan ke luar negeri. Saat ini kami sedang membahas kontrak untuk penjualan jet tempur yang sama ke China.
Su-35 merupakan pesawat tempur multiperan generasi 4 ++, berasal dari basis pesawat Su 27 yang ditingkatkan dengan unsur pesawat tempur generasi kelima. Pesawat tempur ini telah diuji pada tahun 2011. Pesawat pertama kali muncul ke umum pada akhir 2012. [militaryinformant]
Ktut Tantri memiliki selusin lebih nama julukan, sebagian digunakannya ketika siaran lewat radio perjuangan untuk mengabarkan situasi Indonesia sekitar 1945-1946. Foto kala Tantri berada di sebuah hotel pada 1978. ✈️
Selama masa penjajahan Jepang di Indonesia, tak hanya warga lokal yang menjadi tawanan perang negeri berjulukan “matahari terbit” itu. Salah satu warga kebangsaan asing yang pernah menjadi tawanan Jepang itu adalah Stuart Muriel Walker, atau lebih dikenal dengan nama Bali nya, K’tut Tantri.
K’Tut yang mendukung rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan, tertangkap oleh Kempetai (satuan polisi militer milik Jepang) ketika ia sedang bersembunyi di kediaman rumah seorang bangsawan di Solo.
Sebelumnya memang K’tut sudah mengkhawatirkan akan adanya usaha dari Jepang untuk menangkapnya karena ia membantu rakyat Indonesia dalam melawan penjajah. Karena dari itu ia kemudian melarikan diri ke Solo dari Surabaya yang sudah diperketat keamananya oleh tentara Jepang.
Namun keberadaan K’tut di Solo terendus oleh Jepang, akibatnya pada suatu malam kamar K’tut digeledah oleh Kempetai. Tanpa penjelasan Kempetai memasuki kamar K’tut dan mengambil beberapa surat dan dokumen yang K’tut miliki, termasuk pula paspor berkebangsaan Amerika Serikat yang ia miliki diambil secara paksa oleh Kempetai.
K’tut kemudian dibawa secara paksa ke sebuah penjara di daerah Kediri. Kondisi sel yang K’tut diami begitu memprihatinkan, tempat tidur yang hanya beralaskan tikar kotor, bantal terbuat dari merang yang menjadi tempat kutu busuk bersarang dan jamban yang hanya berupa lubang di lantai tanah dengan seember air kotor di sampingnya.
Untuk urusan makan pun tahanan hanya diberi makan dua hari sekali berupa segenggam nasi dengan garam. Hasilya seminggu pertama di sel membuat berat badan K’tut turun 5 kilogram. Keinginan untuk mandi sepertinya menjadi hal yang mustahil bagi para tahanan, untuk sekedar mencuci muka dan menyisir menjadi hal yang tak bisa dilakukan. Belum lagi ketika hendak buang air tidak ada kemungkinan untuk menutup diri dari padangan orang lain.
Kejorokan dan kelaparan menjadi senjata utama Jepang dalam mematahkan semangat para tahanannya dengan harapan mereka kemudian bersedia untuk memberikan Jepang informasi yang dibutuhkan.
Setelah beberapa hari di penjara, K’tut kemudian digiring memasuki sebuah ruang pemeriksaan, ruangan tersebut di penuhi beberapa perwira Jepang yang kemudian menghujani K’tut dengan berbagai pertanyaan. Kemudian dikatakan oleh mereka alasan mereka menangkap K’tut adalah karena dirinya adalah seorang mata-mata Amerika Serikat.
“Agen rahasia Amerika! Aku hampir saja tertawa, kalau tidak sedang setengah mati ketakutan saat itu," ucap K’tut dalam mengisahkan reaksinya pada saat itu ketika dituduh sebagai mata-mata Amerika Serikat dalam autobiografinya yang berjudul Revolt In Paradise.
K’tut kemudian menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tak memiliki hubungan dengan apa-apa yang berhubungan dengan mata-mata Amerika Serikat. Jawaban dari K’tut tak memuaskan para perwira Jepang di ruangan itu, salah seorang perwira kemudian memerintahkan K’tut untuk membuka pakaianya, namun karena hanya terpaku mendengar perintah itu, kemudian seorang letnan muda menyentakan baju K’tut hingga robek.
“Beridiri pada satu kaki," bentak pemeriksa ku. "Sekarang angkat kaki yang satu lagi, dengan lutut dibegkokan.” Aku ditamparnya karena tidak menuruti perintah itu dengan segera. ”Bukan, bukan begitu,” teriaknya. ”Ke samping!” cerita K’tut akan perlakuan seorang perwira Jepang dalam autobiografinya.
Beberapa hari setelah pemeriksaan hari pertama, K’tut kemudian digiring kembali ruang pemeriksaan. Seorang perwira Jepang mengatakan bahwa mereka telah berhasil menangkap seorang mata-mata Tiongkok di Surabaya yang sebenarnya merupakan teman K’tut. Namun K’tut mengaku tak mengenalinya, lagi-lagi pihak Jepang merasa tak puas dengan jawaban K’tut sehingga mereka terus bertanya diiriigi dengan pukulan tongkat bamboo. Namun dengan menahan rasa penderitaanya, K’tut tetap mengaku mengenal orang Tiongkok itu.
Setelah dipukul dengan bamboo habis-habisan, kemudian K’tut dikembalikan ke sel. Sehari setelah itu K’tut setiap hari digiring ke ruangan pemeriksaan, setiap hari pula ia ditelanjangi dan ditanyai berbagai pertanyaan yang menyangkut dengan keterlibatan Amerika Serikat di Indonesia.
Seorang perwira bahkan mengaku informasi yang mereka dapat tentang pertanyaan tersebut berasal dari teman K’tut yang dicurigai oleh Jepang sebagai mata-mata. Bahkan K’tut diberikan sebuah surat pernyataan yang bertandatangan orang Tiongkok tersebut.
Namun sebelumnya K’tut dan temannya sepakat untuk membuat tanda-tanda tertentu, tanda tangan mereka supaya tanda tangan mereka tidak mudah dipalsukan. Sehingga ketika mendengar pengakuan tentara Jepang itu, K’tut meminta untuk melihat surat tersebut dan menemukan bahwa surat tersebut palsu dan hanya akal-akalan Jepang untuk membuat K’tut mengaku.
Selain surat palsu, pihak Jepang juga menyodorkan dokumen-dokumen gadungan yang isinya menyebutkan berasal dinas rahasia Amerika Serikat dan berisi mengenai pengakuan mereka bahwa K’tut adalah agen rahasia utusan Amerika Serikat.
“Pemalsuan itu begitu kentara, sehingga nyaris saja aku tertawa terbahak-bahak," ucap K'tut mengenai tipu muslihat yang dlakukan oleh tentara Jepang.
Pemeriksaan demi pemeriksaan terus dilakukan sekitar sepuluh sampai empat belas hari, masa-masa itu K’tut katakan sebagai pengalaman yang begitu mengerikan. Lalu pada suatu hari kesabaran Jepang sudah mulai habis, K’tut kemudian diancam akan ditelanjangi dan digiring mengelilingi Kediri jika tidak juga mengaku.
Ancaman itu K’tut anggap hanya sebagai sebuah gertakan, namun ternyata Jepang tidak main-main. Karena tak mau mengaku kemudian K’tut disertai seorang tentara yang mengikuti dari belakang sambil menyodorkan bayonetnya kearah ketut dan sambil rambut K’tut yang dipenitikan selembar kertas besar bertuliskan “Mata-mata Amerika” mengelilingi Kediri dengan kondisi telanjang bulat.
Warga sekitar yang berada di jalan raya, begitu melihat keadaan K’tut pun langsung lari pontang-panting ketakuan ke rumah mereka masing-masing karena tak biasa melihat pemandangan seperti itu. Yang tetap berada di jalan raya hanyalah tentara Jepang dan K’tut yang dalam keadaan telanjang bulat serta memar-memar dan kotor.
Setelah melihat bahwa usaha yang sia-sia, tentara Jepang kemudian memasukan K’tut ke sel nya kembali dan memukulinya kembali, kemudian membiarkan K’tut menderita di selnya. Namun sejatinya tentara Jepang masih memiliki belas kasihan, setelah lelah menyiksa K’tut tanpa mendapatkan hasil apa-apa, mereka kemudian mulai lembek kepada K’tut.
Ada dari mereka kemudian menawarkan makanan yang layak, meski harus K’tut makan di depan orang-orang yang baru saja memukuli dirinya hingga baru saja sesuap, K’tut muntah, kemudian salah seorang perwira menghampiri K’tut dengan wajah kasihan kemudian menyuapinya dan mengelus-elus rambutnya.
Lalu juga suatu hari juga keinginan untuk mandi terwujud bagi K’tut, ia ditawarkan untuk mandi air panas di suatu tempat pemandian, walaupun sempat diperhatikan oleh dua tentara yang mengintip, K’tut kemudian tak menghiraukanya dan melakukan sesuatu yang ia tak dapat lakukan selama ia berada di penjara.
Setelah sekitar tiga minggu menjalani pemeriksaan dan penyiksaan yang berlangsung hampir setiap hari, Jepang kemudian membebaskan K’tut. Namun sebelumnya ia ditawarkan oleh seorang perwira Jepang untuk bekerja melawan Amerika Serikat dengan cara menjadi penyiar radio untuk siaran yang ditujukan ke Amerika Serikat. Dari pekerjaan itu K’tut dapat mendapatkan uang, rumah bagus, mobil, dan benda mewah lainya.
Namun segala itu K’tut tolak dan ia kemudian pergi meninggalkan penjara yang kemudian ia ingat sebagai masa-masa yang paling menderita dalam hidupnya. (Haydr Suhardy)
Presiden China Xi Jin-ping mengaku akan mengirimkan sejumlah pasukan, senjata dan alat-alat militer ke Afghanistan. (Reuters) ✈️
Presiden China Xi Jin-ping mengaku akan mengirimkan sejumlah pasukan, senjata dan alat-alat militer ke Afghanistan. Pernyataan tersebut terucap paska dirinya melakukan pertemuan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, di sela-sela pertemuan puncak BRICS di Rusia.
Jin-ping dalam pernyataannya menyebut, bahwa pengiriman bantuan militer ini semata-semata karena China ingin melihat Afghanistan yang lebih aman dan stabil. Selain itu, stabilnya Afghanistan akan memiliki pengaruh besar terhadap China.
"Peningkatan kerjasama keamanan mencakup kepentingan kedua negara. China akan terus memasok Afghanistan dengan persediaan keamanan, teknologi, peralatan dan bantuan pelatihan," kata Jin-ping, seperti dilansir Reuters pada Jumat (10/7/2015).
Namun, Jin-ping tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah pasukan yang akan mereka kirim untuk melatih tentara Afghanistan, berapa banyak senjata, dan alat-alat militer yang akan dikirimkan ke negara tersebut. China memang beberapa kali menjanjikan akan memberikan bantuan keamanan kepada Afghanistan yang bermasalah dengan pemberontakan Taliban.
Sementara itu, pernyataan Jin-ping ini sendiri datang hanya beberapa hari paska pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban. Pembicaraan pertama dalam 13 tahun ini diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan, yang mampu membawa kedamaian dan stabilitas ke negara tetangga Pakistan tersebut. (esn)
Bappenas merencanakan pembangunan pangkalan militer Ilustrasi ✈️
Pemerintah Indonesia akan membangun pangkalan militer untuk menjaga wilayah perbatasan khususnya yang berhadapan dengan Laut Tiongkok Selatan, kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago.
Rancangan rencana tersebut sedang disiapkan Bappenas dan Kementerian Pertahanan, demikian terungkap dalam pertemuan Kepala Bappenas dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacuddu di Jakarta, Jumat.
"Pertemuan kita hari ini untuk menyatukan tekad dalam melindungi kepentingan nasional dan menjaga wilayah kedaulatan khususnya wilayah terdepan kita diperbatasan. Tugas kita sesuai amanat UUD melindungi segenap tumpah darah Indonesia kan," ujar Andrinof di Kantor Bappenas.
Ia mengusulkan dibentuk tim kajian bersama Bappenas dan Kemenhan untuk membangun pangkalan militer. Opsinya ada dibeberapa lokasi seperti daerah Sambas Tanjung Datuk, Natuna atau Tarakan. Hasil kajian nanti kita akan sampaikan pada Bapak Presiden Jokowi untuk diputuskan beliau. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat terealisasi," ujarnya.
Ditempat yang sama Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan kesetujuannya atas inisiatif Bappenas untuk merencanakan pembangunan pangkalan militer. Ia beranggapan potensi ancaman kedaulatan bangsa khususnya wilayah yang berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan harus jadi prioritas mengingat sering menjadi obyek sengketa perbatasan beberapa negara.
"Saya pernah tugas di Kalbar dahulu dan adanya pangkalan militer itu sangat tepat. Ada potensi sumberdaya alam kita di Natuna juga sumber laut kita yang melimpah yang harus dijaga," ujar mantan Kasad ini.
Ia menyambut ide Bappenas ini bagaikan pucuk dicinta ulam tiba.
"Saya tidak mau lagi melihat kasus Sipadan Ligitan terulang di era pemerintahan sekarang. Kemenhan siap mendukung rencana pembangunan pangkalan militer ini," katanya.
Latihan Gabungan Seluruh Anggota ASEAN SEIRING: Kepala BIN Sutiyoso (kiri) dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo setelah dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara kemarin (8/7). (Agus Wahyudi/Jawa Pos) ✈️
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Badan Intelijen Negara (BIN) akhirnya resmi punya pemimpin baru. Jenderal Gatot Nurmantyo dan Letjen (purnawirawan) Sutiyoso dilantik secara beriringan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta (8/7).
Gatot resmi mengisi posisi Jenderal Moeldoko yang memasuki masa pensiun pada Agustus 2015 sebagai panglima TNI. Sedangkan Sutiyoso menggantikan Marciano Norman sebagai kepala BIN. Meski baru dilantik, keduanya sudah punya ancang-ancang tentang apa saja yang menjadi prioritas perlu dilakukan ketika menjabat.
”Tidak ada alternatif lain, ke depan harus mengembangkan dan menguatkan TNI-AL dan AU,” tutur Gatot seusai prosesi pelantikan. Dia menegaskan, upaya yang sudah dimulai di era kepemimpinan Moeldoko tersebut penting dilakukan untuk menopang visi Presiden Jokowi tentang Indonesia yang merupakan poros maritim dunia.
Menurut Gatot, langkah itu dicapai, salah satunya, dengan menambah jumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk dua matra tersebut. Mulai kapal, kapal selam, pesawat, hingga radar. ”Seluruh wilayah Nusantara ini harus bisa terpantau, bisa diamankan, dan apabila terjadi hal-hal yang emergency, bisa cepat kita bereaksi,” tegas mantan kepala staf TNI-Angkatan Darat (KSAD) tersebut.
Selain upaya di dalam negeri, tambah Gatot, dirinya akan mengintensifkan diplomasi militer. Terutama dengan negara-negara ASEAN. Selain untuk mewujudkan situasi regional yang kondusif, sinergi itu penting guna menunjukkan bahwa negara-negara ASEAN bisa menjadi contoh koordinasi kawasan antar angkatan bersenjata yang baik. ”Saya akan sarankan latihan gabungan antarnegara ASEAN. Sehingga prajurit terendah hingga teratas bisa berinteraksi bersama,” bebernya menggambarkan prioritas kerjanya ke depan.
Sementara itu, Sutiyoso membeberkan niatnya untuk menjadikan BIN ke depan lebih terbuka. Terutama terkait informasi dan masukan dari publik. ”Agar menjadi lebih tangguh dan profesional, BIN butuh masukan yang banyak, termasuk dari masyarakat,” tandas mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Selain penguatan di internal dengan menambah jumlah dan kapasitas personel, menurut Sutiyoso, BIN nanti mulai banyak melibatkan masyarakat untuk turut menjaga keamanan negara. Khususnya dalam hal deteksi dini potensi ancaman. ”Ini perlu dilakukan karena rata-rata satu anggota (intelijen) meng-handle tiga kabupaten. Itu tidak masuk akal, apalagi di luar Jawa,” bebernya.
Berdasar pantauan Jawa Pos, pelantikan Gatot dan Sutiyoso dihadiri sejumlah perwakilan dan pimpinan lembaga negara. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Wakapolri Komjen Budi Gunawan, dan Kabareskrim Komjen Budi Waseso tampak hadir di kompleks istana kepresidenan. Sejumlah menteri Kabinet Kerja juga terlihat datang. Di antaranya Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Mensesneg Pratikno, Mendagri Tjahjo Kumolo, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
Dari jajaran parlemen, sejumlah pimpinan DPR ikut hadir di istana. Antara lain Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq dan sejumlah anggota DPR lainnya juga mendatangi pelantikan. (dyn/c9/kim)
Pesawat Latih Dasar TNI Angkatan Laut Pesawat latih TNI AL jenis Beechcraft Bonanza G-36 (Berita Daerah, Prokimal) ✈️
Guna meningkatkan kemampuan prajurit penerbang, TNI Angkatan Laut menambah 4 buah pesawat latih dasar Bonanza G36 yang bermesin piston 6 cylinder dan terintegrasi dengan sistim avionik garmin G-1000, monitor engine, sistim komunikasi, sistim navigasi, auto pilot, dan radar cuaca, yang diserahkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. kepada Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) belum lama
ini.
Kasal mengatakan sudah mempunyai 8 pesawat single engine dan berencana menambah 4 unit lagi. “Kita berharap kuota 12 unit pesawat latih single engine bisa terpenuhi dan twin engine 6 unit bisa terpenuhi sehingga mampu meningkatkan kemampuan pilot Angkatan Laut sebagai kepanjangan tangan dan deteksi kapal permukaan laut,” jelasnya.
Kasal juga berpesan kepada Komandan Puspenerbal, Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta agar menjaga dan merawat 4 unit pesawat latih Bonanza G36 buatan Beechcraft, Wichita, Kansas, Amerika Serikat.
Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta mengatakan, pesawat latih yang akan tergabung dalam skuadron 200 Wing Udara I Puspenerbal di Surabaya merupakan bagian dari program pembangunan kekuatan TNI AL berdasarkan Minimum Essential Force hingga tahun 2024. Latihan di Perairan Jawa ✈️
“Pesawat latih dasar ini akan digunakan untuk mendidik calon-calon penerbang TNI AL sebelum mengoperasikan pesawat operasional, penambahan 4 pesawat yang mampu mencapai ketinggian maksimal 5.600 meter di atas permukaan laut ini untuk memenuhi pembangunan kekuatan penerbangan,” lanjut Danpusnerbal di Base Ops Lanudal Juanda.
“Oleh karena itu, Kasal terus melakukan upaya untuk memenuhi pembangunan kekuatan dan mendorong pengadaan pesawat udara untuk memenuhi kebutuhan fungsi intai udara taktis, anti kapal selam serta dukungan logistik cepat dan pengamatan laut,” ungkap Pati bintang satu ini.
Dalam periode 2015-2019, TNI AL berkomitmen membangun kekuatan khususnya untuk pesawat udara yakni helikopter anti kapal selam 11 buah, helikopter anti kapal permukaan air sebanyak 8 unit, helikopter angkut taktis 4 unit. Pesawat Bonanza G36 sejumlah 4 pesawat latih diadakan dengan mitra kerja sebagai penyedia yaitu PT Krida Setia Abadi .
Selain itu TNI AL juga mengembangkan beberapa Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Kelas A sebagai antisipasi pengembangan Kogabwilhan Armada Timur, Tengah dan Barat. [DS]
Disiksa oleh krisis keuangan sejak tahun 2008, Yunani telah gagal menyelesaikan masalah pinjaman setelah kegagalan pembicaraan dengan dengan Uni Eropa dan berbagai kreditur. Negara ini menuju sebuah taruhan tinggi berupa referendum pekan depan yang dapat mengakibatkan negara akhirnya meninggalkan zona euro.
Namun anehnya, meskipun masalah ekonomi Yunani begitu kacau bahkan bisa dikatakan di ambang kolaps, negara ini secara konsisten tetap mempertahankan pengeluaran pertahanan tertinggi dibandingkan persentase dari PDB di seluruh Eropa.
Untuk tahun 2015, untuk proyek NATO Yunani akan menghabiskan 2,4% dari PDB-nya untuk pertahanan, yang sebenarnya merupakan kenaikan 0,1% dalam pengeluaran dibandingkan 2014. Tahun sebelumnya, utang negara dibandingkan persentase dari PDB berada di 175%, sedangkan pertumbuhan ekonomi 3,3%.
Pada saat ekonomi Yunani dalam kekacauan lengkap – warga hanya diizinkan untuk menarik uang mereka dari bank US$ 66,40 per hari – dan pemerintah mencari cara untuk memangkas pengeluaran keseluruhan. Dan peningkatan anggaran pertahanan Yunani mungkin muncul membingungkan.
Tapi ada tiga alasan utama Yunani telah membuat anggaran militernya begitu tinggi bahkan di saat krisis ekonomi: biaya personil, geopolitik regional, dan tekanan politik dalam negeri.
Pertama, NATO memperkirakan 73,3% dari anggaran 2015 militer Yunani akan mengalir untuk belanja pegawai. Hanya enam negara NATO lain yang memiliki biaya personel lebih tinggi dari Yunani. Selain itu, pada tahun 2013, 2,7% dari angkatan kerja Yunani dipekerjakan di militer menurut Judy Dempsey of Strategic Europe at Carnegie Europe. Dengan tidak memotong anggaran militer, Yunani otomatis dapat terus membayar gaji personil.
Kedua, anggaran militer Yunani mencerminkan warisan ketidakpercayaan terhadap negara yang berbatasan dengan mereka, terutama Turki. Meskipun Turki dan Yunani adalah anggota NATO dan secara teknis sekutu, kedua negara telah bersaing secara militer sejak invasi Turki ke Siprus lebih dari empat dekade yang lalu. Ketegangan sempat mendingin tapi mulai memanas lagi setelah dua negara bersaing untuk mendapatkan sumber daya minyak dan gas di Mediterania – konfrontasi udara antara jet Turki dan Yunani meningkat tajam pada tahun 2014.
Ketegangan Yunani dari Turki telah membuat negara itu secara konsisten mempertahankan anggaran belanja di tengah situasi ekonomi yang sangat sulit.
“Orang bisa berargumen bahwa dengan 1.300 tank, lebih dari dua kali jumlah di Inggris, Yunani memiliki banyak lebih kebutuhan dibutuhkan. Tapi tidak ada yang memaksa untuk menghabiskan begitu banyak. Hal itu terjadi karena anggapan ada ancaman dari Turki dan kebutuhan untuk menyeimbangkan kekuatan militer Turki,” kata pakar pertahanan Yunani Thanos Dokos mengatakan kepada Guardian.
Sebanyak 2,4% dari PDB Yunani diproyeksikan untuk pertahanan pada tahun 2015 meski sebenarnya telah mengalami penurunan tajam dari belanja negara itu sebelumnya. Sepanjang tahun 1980, anggaran pertahanan Yunani adalah 6,2% dari PDB terutama disebabkan ketegangan dengan tetangganya Turki.
Alasan terakhir Athena enggan untuk memotong pengeluaran pertahanan mereka karena tekanan politik dari Jerman dan Prancis, Guardian mencatat. Berlin mengirim hampir 15% ekspor senjata mereka ke Yunani pada tahun 2012. Sementara Prancis mengirimkan hampir 10% pada tahun 2012.
Menurut Stockholm International Peace Research Institute, Yunani terus membeli sejumlah besar persenjataan dari kedua negara antara tahun 2010 sampai 2014, yang telah menjadi tahun terburuk depresi ekonomi. Selama waktu itu Athena membeli peralatan militer dari Jerman senilai US$ 551 juta dan US$ 36 juta dari Prancis.
Pada tanggal 16 Juni, Yiannis Bournous, kepala urusan internasional Partai Syriza Yunani, mengisyaratkan kesediaan untuk menilai kembali anggaran militer. “Kami sudah mengusulkan pemotongan 200 juta Euro dalam anggaran pertahanan,” kata Bournous di Pusat Kebijakan Ekonomi dan acara Research. "Kami bersedia untuk membuatnya lebih besar – itu adalah suatu kesenangan bagi kami."