Mantan Direktur Mossad Meir Dagan★
Mantan Direktur Mossad, Meir Dagan, mengkritik pidato yang disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang terus menyinggung bahayanya program nuklir Iran selama berada di Amerika Serikat. Netanyahu melakukan kunjungan dan berpidato di hadapan anggota Kongres Amerika Serikat atas undangan pihak Partai Republik sebagai oposisi pemerintahan Presiden Barack Obama.
Dalam wawancara yang ditayangkan Channel 2 TV di Israel, Jumat (6/3/2015), bekas bos intelijen Israel itu membantah ucapan Netanyahu yang mengatakan Iran bisa membuat bom nuklir dalam waktu setahun.
"Omong kosong," kata Dagan, dikutip dari AFP. "Butuh waktu lebih lama dibanding yang dia katakan," lanjutnya.
Tidak hanya itu, Dagan juga membantah pernyataan Netanyahu yang mengatakan misil dengan hulu ledak nuklir milik Iran bisa melintasi benua. "Misil-misil itu tidak bisa mencapai AS," ucap Dagan yang merupakan mantan pejabat kemiliteran Israel.
Dagan memimpin Mossad pada 2002 hingga 2010. Saat dia menjabat, Mossad gencar melakukan serangan rahasia ke instalasi nuklir milik Iran.
Sebelumnya, Netanyahu memperingatkan bahwa kesepakatan yang sedang dirundingkan oleh Amerika Serikat tentang program nuklir Iran bisa 'membuka jalan untuk bom' dan bukan mencegahnya.
"Kita diberitahu bahwa tidak ada kesepakatan lebih baik daripada kesepakatan yang buruk. Ya, ini kesepakatan yang buruk, amat buruk," kata Netanyahu.
Gedung Putih menuduh Netanyahu sedang berupaya untuk menggalang penentangan di Amerika Serikat atas kesepakatan dengan Iran.
Kedatangan Netanyahu ini memang menimbulkan polemik bagi hubungan AS-Israel. Apalagi, Obama menolak bertemu Netanyahu selama kunjungannya di ibu kota AS. Padahal, umumnya kepala negara yang berkunjung akan diterima kepala negara yang didatangi.
Amerika Serikat bersama Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, berupaya mencapai kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.
Para perunding sedang bekerja sebelum batas waktu pada akhir Maret untuk kerangka kesepakatan, yang akan diikuti dengan perjanjian yang rinci pada akhir Juni.
Pemerintah Iran berulang kali menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai semata. Namun, Barat khawatir bisa dikembangkan untuk senjata nuklir.AS dan Iran Senada dalam Tanggapi Pidato PM Israel di Kongres AS Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat memberikan pidato di hadapan Kongres AS, Selasa (3/3/2015)★
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di hadapan Kongres Amerika Serikat, Selasa (3/3/2015). Pidato Netanyahu ini atas undangan kubu oposisi Partai Republik. Sejumlah pihak menyebut langkah Netanyahu ini kontroversial, sebab dilakukan tanpa memberi tahu Presiden Barack Obama terlebih dulu.
Menanggapi ini, Obama mengatakan "tidak ada hal baru" dalam pidato Netanyahu. Dalam pidatonya, Netanyahu menyampaikan kekhawatiran perjanjian sejumlah negara termasuk AS dengan Iran akan dimanfaatkan negeri para mullah itu untuk membuat senjata nuklir. Tapi pernyataan Netanyahu dianggap Obama tidak ada manfaatnya.
"Untuk inti masalah, yaitu mencegah Iran untuk membangun senjata nuklir yang membuatnya lebih berbahaya, perdana menteri tidak menawarkan alternatif yang bisa dilakukan," kata Obama dalam pernyataan yang disampaikan di kantornya, Oval Office, Gedung Putih, Washington.
Kedatangan Netanyahu ini memang menimbulkan polemik bagi hubungan AS-Israel. Apalagi, Obama menolak bertemu Netanyahu selama kunjungannya di ibu kota AS. Padahal, umumnya kepala negara yang berkunjung akan diterima kepala negara yang didatangi.
Tidak hanya itu, Obama juga mengaku tidak melihat langsung pidato Netanyahu di Kongres AS. Mantan senator Illinois yang menghabiskan masa kecilnya di Indonesia itu mengaku hanya membaca transkrip pidato Netanyahu.
"Sejauh ini tidak ada yang baru," ucapnya.
Kecaman Iran
Kecaman terhadap pidato Netanyahu di Kongres AS dilancarkan Iran yang memang menjadi obyek permasalahan bagi Netanyahu. Juru bicara kementerian luar negari Iran, Marzieh Afkham, menyebut pidato Netanyahu sebagai sebuah kebohongan.
"Selalu berulang dan membosankannya Netanyahu dalam menyebarkan kebohongan secara berkepanjangan mengenai tujuan dan niat Iran dalam program nuklir yang damai," ucap Marzieh Afkham.
AS memang sedang melakukan pembicaraan intensif terkait program nuklir dengan Iran. Pembicaraan ini juga melibatkan Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan China, serta dilakukan di kota Montreaux, Swiss.
Typhoon yang dibangun oleh BAE rencananya bakal dibeli Malaysia★
Pihak BAE Systems berharap dapat menyerahkan proposal penyewaan jenis jet Eurofighter Typhoon kepada pihak Malaysia bulan depan, karena pemerintah Malysia kekurangan biaya untuk melakukan pembelian pesawat dan sempat didiskusikan untuk menyewa, daripada membeli pesawat tempur.
"Pemerintah Malaysia secara terbuka mengatakan mereka memiliki beberapa masalah keuangan, mengakhiri masalah subsidi dan adanya nilai baru pajak pertambahan, itu tidak mungkin keinginan untuk membeli Typhoon pada saat ini," kata BAE Grup Direktur Pengembangan Bisnis Alan Garwood analis Kamis (20/2/2014) yang dilansir dari Reuters.
"Apa yang dilakukan pihak Malaysia adalah meminta proposal penyewaan dari setiap perusahaan aerospace besar. Kami akan mengajukan proposal penyewaan bulan depan untuk typhoon bersama-sama dengan opsi pembelian dan berharap untuk memiliki pembicaaraan lebih lanjut." katanya.
Tahun lalu Malaysia berkeinginan membeli 18 pesawat tempur pada tahun 2015, dan mengatakan rencana pihaknya akan memilih produsen pesawat antara Boeing F/A-18, Dassault Rafale itu, Saab Gripen dan Eurofighter Typhoon yang dibangun oleh BAE, Airbus dan Finmeccanica Italia.
Pindad Segera Pamerkan Panser Amfibi Varian panser Anoa Amfibi dapat berputar 360 derajat di atas permukaan air (Defense Studies)★
PT Pindad menargetkan dapat memamerkan panser amfibi yang mereka kembangkan, pada HUT TNI, Oktober mendatang.
Pengembangkan panser amfibi itu sebagai bagian dari upaya menjawab kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
Dirut Pindad Silmy Karim mengungkapkan hal itu ketika menerima kunjungan Danpussenif Mayjen TNI Hinsa Siburian di Bandung, Kamis (5/3). ”Diharapkan, sertifikasi panser selesai Juni mendatang. Jadi pada HUT TNI nanti sudah bisa ambil bagian dalam parade,” jelasnya.
Menurut dia, pihaknya terus menyempurnakan varian terbaru pansernya, terutama kemampuan amfibi, pertimbangan kebutuhan, doktrin, kecepatan, keselamatan, dan pengoperasian.
Panser tetap berfungsi sebagai angkut personel. Hanya saja, panser bisa menembus rawa, sungai, dan danau sehingga memudahkan pergerakan pasukan.
Lincah
Dalam atraksi yang diperlihatkan kemarin, dalam posisi mengambang, purwarupa panser amfibi itu lincah bergerak ke sana-mari. Panser sanggup maju dan mundur dan berkelok tajam. Panser memiliki water propeller sebagai penggerak di air.
Hinsa mengapresiasi produk Pindad tersebut. Secara implisit, perwira tinggi bintang dua tersebut bahkan menyatakan tertarik dengan performa panser amfibi.
”Khusus infanteri, yang ditonjolkan adalah manuver dan tembakan. Infanteri dasarnya jalan kaki. Selama ini, paser Anoa hanya di darat. Dengan panser amfibi, daya gerak dan manuvernya luar biasa,” tandasnya.Tangguh di Laut, Kokoh di DaratVarian panser Anoa Amfibi akan dipakai untuk kepentingan TNI AD (Koran Sindo)★
Perkembangan teknologi yang semakin pesat memaksa manusia memutar otak dengan cepat. Siapa yang tak mampu mengikuti perkembangan, dipastikan akan tertinggal, bahkan terkalahkan.
Tak terkecuali di dunia industri pertahanan. Produsen alat persenjataan asli Indonesia PT Pindad (Persero) melakukan upaya keras demi meningkatkan kemampuan produksinya. Berbagai produk dengan teknologi baru terus dikembangkan, salah satunya adalah panser jenis Anoa Amphibious. Produksi panser yang saat ini masih dalam tahap uji coba ditargetkan bisa rampung dan diluncurkan pada 2015.Masih ada beberapa tahap uji yang harus dilewati sebelum akhirnya ditetapkan laik oleh kementerian pertahanan.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sempat melihat kemampuan prototype Anoa Amphibious yang diujicobakan dihadapan para tamu undangan pada 11 November lalu. Kehebatan kendaraan tempur ini membuat hadirin berdecak kagum. Menhan pun menyambut baik pembuatan panser yang bisa berputar 360 derajat di atas permukaan air ini. Panser ini memang dibuat agar bisa tangguh di perairan dan kokoh di daratan.
Meskipun sebenarnya yang sempurna di kedua medan tersebut tidak akan pernah bisa diciptakan. Tetapi Pindad mencoba mengatasi kelemahan Anoa yang saat ini belum bisa tangguh di laut. “Kalau mau jago di darat, panser harus ceper. Sebaliknya, kalau mau jago di laut, panser harus tinggi. Bahkan body-nya mirip perahu. Anoa termasuk panser ceper yang jago di darat,” ungkap Kepala Humas Pindad Sena Maulana.
Dia menyebutkan, Anoa Amphibious diciptakan agar panser untuk tentara Indonesia bisa kokoh di darat, juga tangguh di laut. Pembuatan panser ini untuk menjawab kebutuhan tentara yang menginginkan kendaraan khusus seperti itu.Progres pembuatan proto type Anoa Amphibious ini sendiri masih dalam tahap uji internal yang dimaksimalkan. Uji ngambang, tes maju di air (maju, mundur, ngerem), berputar 360 derajat.
Belum lagi uji ketahanan terhadap ombaknya, hingga kedalaman berapa bisa bertahan, medan apa saja yang bisa dilalui, dan lain-lain. “Selama uji internal juga kita coba gak dimatiin selama empat hari dengan berkeliling Pulau Jawa. Tahan atau tidak,” ujar dia. Setelah itu, masih ada beberapa tahapan lagi yang harus dilalui sebelum akhirnya diluncurkan. Pindad harus mendaftarkan sertifikasinya ke divisi penelitian dan pengembangan angkatan darat.
Di situ dibentuk tim yang di dalamnya ada tim uji bidang peralatan, alat komunikasi, kemampuan khusus dan lain-lain. Dengan baling-baling yang agak besar, Anoa Amphibious memiliki kecepatan 10 knot atau 18,52 km/jam. Berat panser ini dengan disertai peralatan lengkap tanpa orang sekitar 12 ton. Harga jualnya belum keluar.
Namun, jika melihat harga jual Anoa standar saja sekitar Rp12 miliar/unit. “Anoa Amphibious lebih dari itu. Karena spesifikasinya juga lebih. Apalagi beberapa komponen masih didatangkan dari luar seperti mesin dan baling-baling,” terangnya.
Meskipun beberapa komponen masih didatangkan dari luar negeri, kita patut berbangga pada industri pertahanan dalam negeri yang terus berupaya meningkatkan kapasitas produksinya. Hanya saja perkembangan industri pertahanan luar negeri juga harus dikejar lebih cepat lagi.
Selalu ada berita yang menggembirakan tentang perkuatan hulubalang republik. Meski sebenarnya esensi perkuatan tentara kita itu adalah untuk mengejar ketertinggalan pemakaian alutsista berteknologi terkini berikut manajemen pertempuran modern. Pembentukan komando gabungan matra TNI yang dikenal dengan sebutan Kogabwilhan merupakan angin segar yang bisa mengarahkan cara pandang kita bahwa doktrin pertempuran yang dianut tidak lagi defensif pasif “java centris” tetapi sudah bergerak pada kurikulum “berani masuk teritori kepulauan, kugebuk”.
Pembentukan Kogabwilhan adalah untuk menjawab tantangan sekaligus cemoohan yang berbunyi : “negara kepulauan kok hanya memprioritaskan kekuatan angkatan darat sementara angkatan laut dan udara hanya kekuatan suplemen”. Setelah dicerna dan dianalisis benar juga sih, meski sebelumnya sudah dilakukan perubahan orientasi dengan memperkuat alutsista AL dan AU. Australia yang nota bene negara benua justru angkatan daratnya hanya nomor buncit kekuatannya dibanding dengan kekuatan angkatan udara dan angkatan laut negeri kanguru itu.
Tantangan ke depan berkaitan dengan jaminan keutuhan teritori Indonesia haruslah dengan mempersiapkan kekuatan pukul yang sepadan dengan nilai ancaman. Misalnya dengan Natuna, jangan anggap enteng dengan ancaman lidah naga di perairan dan kepulauan itu. Maka jangan sampai terlambat mempersiapkan lebih dini manajemen pertahanan dengan kekuatan alutsista berteknologi di kawasan hot spot itu. Gabungan kekuatan darat, laut dan udara dalam sinergi komando dengan kekuatan alutsista modern diniscayakan mampu menegakkan kewibawaan teritori di kawasan kaya sumber daya energi itu.
Kita menyambut gembira dengan kedatangan manajemen pertahanan yang baru, Kogabwilhan. Dengan terbentuknya 3 Kogabwilhan tentu persebaran alutsista udara dan laut harus dipersiapkan. Misalnya Kogabwilhan I di barat Indonesia dengan hotspot Natuna. Untuk kekuatan udara minimal harus tersedia 3-4 skuadron tempur bersama kekuatan laut armada barat dengan 30-35 KRI striking force. Di Natuna sendiri minimal harus tersedia 1 flight jet tempur untuk patroli udara setiap saat. Menggaharkan kekuatan militer di kawasan hotspot adalah untuk memastikan ketersediaan dan kesiapsiagaan militer bersama alutsistanya sekaligus membuat pihak lawan berhitung cermat.
Dalam konteks persebaran armada yang masih diperdebatkan, tentu pusat armada barat yang berada di Jakarta sudah selayaknya dipindah ke tempat lain. Ada rencana bagus sejak lama untuk memindahkannya ke Teluk Ratai di Lampung tetapi ancaman gunung Krakatau menjadi kendala. Tetapi pemusatan kekuatan pasukan marinir di Piabung setingkat brigade sudah terlanjur direalisasikan. Bukankah pembangunan kesatrian marinir di Piabung adalah dalam rangka menjadikan Teluk Ratai sebagai pangkalan armada barat. Nah kan jadi muter-muter begitu ceritanya.
Pernyataan KSAL tentang akan adanya kapal perang LPD (Landing Platform Dock) yang dijadikan pangkalan armada berjalan sekaligus markas manajemen pertempuran tentu menarik. Pangkalan berjalan sebagai pusat komando, koordinasi komunikasi militer dan intelijen tentu harus punya kekuatan pertahanan diri. Seperti kita ketahui kelima kapal perang jenis LPD yang kita miliki belum memenuhi standar pertahanan kapal perang yang memadai. Tetapi tidaklah sulit untuk mendandani pertahanan kapal perang dengan berbagai jenis persenjataan terkini apalagi jika ingin dijadikan kapal markas.
Sebagaimana renstra yang sudah diumumkan, menjadi hitungan yang sebangun bahwa TNI AU akan menambah kekuatan menjadi 12 skuadron tempur udara. Untuk 3 Kogabwilhan kekuatan ini dianggap memadai dengan distribusi masing-masing mendapat 3 skuadron tidak termasuk Jawa. Sementara kebutuhan kapal perang berbagai jenis untuk kekuatan 3 armada TNI AL memerlukan 190-200 KRI. Sebagai kekuatan alutsista strategis TNI-AL sangat membutuhkan pemenuhan 8-10 kapal selam sampai dengan tahun 2020. Jadi harus ada percepatan penambahan kapal selam selain yang sedang dibuat di Korsel.
Kita meyakini pemenuhan perabot rumah tangga Kogabwilhan akan mulai terlihat gahar mulai tahun 2020 mendatang. Itu pun dengan catatan harus ada percepatan pemenuhan kebutuhan alutsista di berbagai sektor, misalnya penambahan 3-4 skuadron jet tempur selama lima tahun ke depan. Tentu pencapaian percepatan itu harus didukung multlak dengan kekuatan anggaran pertahanan. Dengan membandingkan anggaran tahun ini yang mencapai 102 trilyun dibanding dengan anggaran tahun sebelumnya 84 trilyun jelas ada kenaikan yang cukup tajam. Demikian juga dengan tahun-tahun berikutnya, tentu ini menggembirakan.
Oleh sebab itu tidak sulit menambah 15-20 Kapal Cepat Rudal yang dibuat di dalam negeri, 4-5 Kapal Perusak Kawal Rudal kerjasama Belanda dan PAL, 6 kapal selam kerjasama Korsel dan PAL. Yang jelas itu sudah ada proyeknya, tinggal menambah kuantitas ordernya. Sangat dimungkinkan ada penambahan 3-4 kapal perang berkualifikasi Fregat bersama 60-70 tank amfibi untuk marinir. Seperti kita ketahui sejalan dengan pembentukan Kogabwilhan, pasukan serbu pantai ini juga mengembangkan kekuatannya dengan menambah 1 divisi pasukan untuk mengawal timur Indonesia khususnya Papua.
Mempersiapkan kekuatan militer bukan berarti kita beranjak pada karakter ofensif tetapi lebih pada keinginan yang kuat untuk menjaminpastikan kewibawaan teritori kita terjaga dengan utuh. Tantangan ke depan adalah perebutan sumber daya energi, negeri kita memiliki potensi kekayaan itu. Selayaknya kita jaga, dan menjaganya tentu dengan kekuatan milter sekelas herder. Sebab kalau hanya sekelas pudel, tetangga sebelah pada ribut dan ngenyek, apalagi kalau lidah naga menyemburkan api. Kita harus mampu menghentikan semburan liar lidah naga itu.
****
Jagarin Pane / 06 Mar 2015
★ analisisalutsista
Ilustrasi UAV★
Sebuah pesawat tanpa awak (drone) dilaporkan jatuh di kawasan hutan Tiluwata, Desa Bondologil, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur yang berjarak puluhan kilometer dari Waibakul, ibu kota kabupaten itu.
"Kami belum mengetahui dengan pasti pesawat tanpa awak tersebut. Kami juga tidak tahu dari mana datangnya dan mau kemana perginya," kata Sekretaris Daerah Sumba Barat Daya Umbu Zaza ketika dihubungi melalui telepon genggamnya dari Kupang, Jumat.
Ia mengatakan pesawat tanpa awak itu ditemukan dalam kawasan hutan Tiluwata oleh Bani Niga (39) dan Agustinus Ngongo Bili (36), warga Desa Totok pada pertengahan Februari lalu ketika sedang berburu hewan liar.
Pesawat tanpa awak itu berwarna putih dan memiliki empat baling-baling. Belum ada laporan drone membawa kamera digital maupun chip memori. Pasalnya sampai saat ini aparat keamanan belum memeriksa lokasi jatuhnya pesawat tersebut, ujarnya.
Awalnya warga menduga benda yang ditemukan itu bom karena lampu drone masih menyala. Karena takut meledak, warga kemudian membuangnya ke semak. Namun mereka kemudian memungutnya kembali dan membawa pulang ke rumah.
Kepala Penerangan Korem 161/Wirasakti Kupang Mayor Arwan mengatakan TNI belum menerima laporan soal jatuhnya pesawat tanpa awak tersebut.
"Kami segera berkoordinasi dengan aparat TNI di Sumba Barat Daya untuk mengecek pesawat tanpa awak tersebut," katanya. [tar]
Protes Eksekusi, Australia Ungkit Bantuan Militer Rp 5 T untuk RI Protes eksekusi duo Bali Nine, Australia kini mengungkit bantuan militer untuk Indonesia. Foto: Ilustrasi.★
Protes eksekusi terhadap gembong narkoba duo Bali Nine yang akan dilakukan Indonesia terus disuarakan Australia. Setelah mengusik bantuan tsunami 2004, Australia kini mengungkit bantuan militer untuk Indonesia sebesar 500 juta dolar Australia atau sekitar Rp 5 triliun per tahun.
Data dari Australia menyebut, lebih dari 100 perwira militer Indonesia studi di Australia pada tahun lalu dengan biaya dari pembayar pajak Australia lebih dari 2,5 juta dolar Australia. Saat ini ada 23 orang yang studi di sembilan Sekolah Tinggi Pertahanan Australia di Canberra. Jumlah ini hampir sama dengan data tahun 2013 dan 2014.
Media Australia, news.com.au, pada Sabtu (7/3/2015) menulis, banyak orang Australia terkejut dengan cara Indonesia yang mengguakan pesawat jet tempur, kendaraan lapis baja dan pasukan bersenjata ketika memindahkan dua gembong narkoba Bali Nine asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran ke Nusakambangan.
Senator Tasmania dan mantan tentara Australia, Sersan Jacqui Lambie, mengatakan Australia harus meninjau semua bantuannya kepada Indonesia, jika eksekusi terhadap duo Bali Nine tetap dilakukan. ”Kami memberi mereka (Indonesia) 500 juta per tahun dan militer mereka kini 10 kali dari ukuran kita,” katanya.
”Kalau terjadi kemungkinan terburuk, maka kita harus menghentikan semua kerja sama militer dan bantuan asing dan mengarahkan uang untuk membiayai pertahanan dan membantu veteran (Australia),” lanjut dia.
Australia juga mengusik bantuan pesawat angkut Model Hercules C-130 H kepada pasukan Indonesia pada tahun 2012. Tak hanya itu, negara itu juga mengusik jasa mereka yang pernah melatih pasukan Kopassus Indonesia di masa lalu.
Menteri Pertahanan Australia, Kevin Andrews, juga mengisyaratkan kemungkinan konsekuensi untuk Indonesia jika eksekusi terhadap dua warganya itu dijalankan. ”Seperti konsekuensinya, kita harus mempertimbangkan ketika eksekusi terjadi,” kata Andrews.
”Kami memiliki hubungan strategis yang penting dengan Indonesia dan kita akan tetap dekat dengan negara-negara satu sama lain dalam hal kedekatan geografis untuk selamanya, jadi kita harus berhati-hati dengan itu,” lanjut dia.[mas]Australia Tak Pantas Unjuk Kekuatan pada Indonesia Australia dianggap tak pantas unjuk kekuatan pada Indonesia guna memprotes eksekusi duo Bali Nine. [Sindonews]★
Australia tak pantas unjuk kekuatan pada Indonesia dengan mengungkit bantuan militer yang telah diberikan guna memprotes eksekusi gembong narkoba duo Bali Nine. Hal itu disampaikan analis dari Australian Strategic Policy Institute (ASPI), Andrew Davies.
”Itu adalah sepotong sinyal kikuk dan sangat tidak membangun,” kata Davies. Komentar analis ini sebagai respons dari pernyataan senator Tasmania dan mantan tentara Australia, Sersan Jacqui Lambie, yang mengungkit bantuan militer Australia untuk Indonesia.
Lambie mengatakan Australia harus meninjau semua bantuannya kepada Indonesia, jika eksekusi terhadap duo Bali Nine tetap dilakukan. ”Kami memberi mereka (Indonesia) 500 juta dolar Australia per tahun dan militer mereka kini 10 kali dari ukuran kita,” katanya.
”Kalau terjadi kemungkinan terburuk, maka kita harus menghentikan semua kerja sama militer dan bantuan asing dan mengarahkan uang untuk membiayai pertahanan dan membantu veteran (Australia),” lanjut dia, seperti dilansir news.com.au, Sabtu (7/3/2015).
Seorang mantan perwira tentara senior Australia yang meminta untuk tidak diidentifikasi, mengatakan pemerintah Australia harus berhati-hati untuk merespons rencana eksekusi oleh Indonesia. ”Jika orang-orang ini menghadapi hukuman mati di Amerika Serikat, kita tidak akan melakukan hal seperti ini,” ujarnya.
”Ada batas untuk apa yang dapat kita lakukan dan mengirim orang-orang (untuk intervensi hukum Indonesi) tidak akan membantu sama sekali,” lanjut dia.(mas)Menteri Australia Sebut Abbott Salah LangkahSalah satu Menteri dalam kabinet Tony Abbott menyebut, apa yang dilakukan pemerintahnya adalah hal yang salah. [Reuters]★
Australia nampaknya mulai tidak satu suara mengenai cara mereka mendekati Indonesia untuk bisa membebaskan dua terpidana mati kasus narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Salah satu Menteri dalam kabinet Tony Abbott menyebut, apa yang dilakukan pemerintahnya adalah hal yang salah.
Menteri Kabinet Christopher Pyne menyatakan, langkah Abbott yang terus menerus mendesak, mengecam dan terkadang melemparkan kritik terhadap kebijakan pemerintah Indonesia tidak akan bisa menyelamatkan nyawa kedua orang itu.
Salah satu langkah yang paling dia kritik adalah pernyataan Abbott seputar bantuan Tsunami yang diungkit kembali. Pernyataan Abbott itu memang menimbulkan kemarahan di Indonesia, terutama di Aceh yang merasa sangat terhina dengan pernyataan itu.
"Anda tidak akan bisa menyelamatkan nyawa kedua orang tersebut dengan menghina Presiden Joko Widodo atau warga Indonesia," ucap Pyne dalam sebuah pernyatan, seperti dilansir Guardian pada Jumat (6/3/2015).
Dirinya juga mengatakan tidak bisa menutup mata akan ada sebuah konsekuensi jika pemerintah Indonesia memutuskan eksekusi itu jadi dilaksanakan. Namun, Pyne enggan berspekulasi mengenai konsekuensi apa yang akan muncul akibat eksekusi itu.(esn)
KRI Sultan Hasanuddin-366★
Kapal perang Koarmatim dan Angkatan Laut (AL) India menggelar Latihan "Passing Exercise" (Passex) di Laut Jawa.
"Latihan bersama Koarmatim dengan AL India itu berlangsung pada Kamis (5/3)," kata Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaiman di Surabaya, Jumat.
Kapal perang Koarmatim yang terlibat dalam latihan Passex adalah KRI Sultan Hasanuddin-366 (SHN-366), sedangkan kapal perang India yang terlibat ada tiga kapal yakni INS TIR, INS KESARI dan ICGS VARUNA.
Ketiga kapal perang India itu telah melaksanakan Port Visit selama lima hari di Surabaya sejak tanggal 1 Maret 2015 dalam rangkaian pelayaran latihan bagi 400 Perwira Remaja (midshipment) Angkatan Laut India.
Setelah Indonesia, rute berikutnya dalam pelayaran muhibah selama enam bulan itu menuju ke Malaysia.
Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Endra Hartono menjelaskan "passing exercise" antara KRI Sultan Hasanuddin-366 dengan INS TIR, INS KESARI dan ICGS VARUNA meliputi serial "Tactical Manuever, Flag Hoist, Photo Ex dan Stem Past".
Kegiatan ini juga didukung Heli BO-105 NV-411 dari Skuadron 400 Puspenerbal Juanda yang "on board" di KRI Sultan Hasanuddin-366.
Pada akhir pelaksanaan, Komandan INS TIR Captain SR Ayyar menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya latihan yang dapat dilangsungkan dengan disiplin dan profesional oleh prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366.
Sebelumnya (3/3), Taruna AAL menghadiri Cocktail Party di Kapal Perang Ins Tir A-86, Dermaga Jamrud Utara, Tanjung Perak, Surabaya.
Pesta atau makan malam yang merupakan perjamuan dari AL India ini sekaligus juga bagian dari hubungan kerja sama TNI AL dengan AL India yang telah berlangsung secara baik.
Acara itu dihadiri Duta Besar India untuk Indonesia H.E.Mr. Gurit Singh, Wagub AAL Laksma TNI Deddy Muhibah Pribadi, pejabat kotama TNI AL wilayah Surabaya dan pejabat Pemerintah Kota Surabaya.
Dalam acara yang berlangsung mulai pukul 19.00 WIB itu, para taruna AAL pun tampak menikmati suasana Cocktail Party tersebut sambil menikmati minuman dan makanan yang disajikan Crew Ins Tri A-86.
Selama di Surabaya, taruna AL India melaksanakan praktek latihan berlayar bersama prajurit TNI AL dengan KRI Dewaruci dan KRI lainnya.
Berdikari, demikian visi PT Pindad ke depan. Sebagai industri pertahanan dalam negeri, Pindad kini mengembangkan kendaraan tempur jenis baru.
Namanya, panser anoa amfibi. Kendaraan tempur ini bisa dibilang tangguh di segala medan. Selain di darat, panser ini bisa berjalan di atas permukaan air. Ini dimungkinkan karena kendaraan 6x6 ini dilengkapi dua water jet di bagian buritan.
Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengaku dalam pengembangan panser jenis ini, 100% dilakukan tenaga ahli dalam negeri.
"Panser anoa amfibi ini murni hasil pengembangan Pindad. Sekarang masih dalam tahap pengembangan dan perkenalan. Diproyeksikan, panser anoa amfibi bisa ikut dalam parade (HUT TNI, 5 Oktober) tahun ini," kata Silmy di sela kunjungan Pusat Persenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD, Kamis, (5/3/2015).
Saat ini, kendaraan tempur itu masih dalam proses sertifikasi. Menurutnya, untuk proses legal formal itu akan dilakukan pada Juni mendatang. Sertifikasi ini mutlak dibutuhkan sebagai jaminan keselamatan dan pengoperasiannya.
Kendaraaan tempur ini diakuinya sangat cocok dengan wilayah NKRI yang beragam. Mulai dari daratan perbukitan dan pegunungan, daerah rawa, hingga sungai, danau, dan laut.
"Kendaraan ini memang untuk menambah daya gerak atau mobilitas prajurit di lapangan. Dengan medan bervariasi itu dibutuhkan penambahan kemampuan untuk alat pengangkut," ucapnya mantap seraya menyebutkan pihaknya akan terus meningkatkan kualitas dan kapabilitas perusahaan.
Dalam kesempatan itu, Silmy menyambut baik kehadiran rombongan Pussenif sebagai bentuk dukungan dan perhatian bagi industri pertahanan. Diskusi yang dilakukan tak lepas dari tujuan membangun kekuatan pertahanan. Kunjungan ini pun diakuinya sebagai kesempatan baik bagi industri dan pengguna bisa bertemu untuk membentuk hubungan sinergis.
Tindakan ini sejalan dengan kebijakan Presiden RI Joko Widodo yang ingin meningkatkan kapasitas dan modernisasi peralatan tempur prajurit dengan produk dalam negeri. Khususnya dalam hal percepatan penguasaan teknologi serta proses transfer of technology dengan beberapa pelaku industri pertahanan global.
Harapan yang sama diungkapkan Danpussenif Mayjen TNI Hinsa Siburian. Menurutnya, saat ini Pussenif sebagai kekuatan utama TNI AD sedang menjalankan program transformasi kesenjataan infanteri. Berbagai inovasi dilakukan. Salah satunya dengan melibatkan Pindad dalam proses penelitian dan pengembangan.
"Dengan melihat industri pertahanan Pindad ini saya merasa sangat bangga. Dalam kacamata prajurit, dengan persenjataan produk Pindad ini menambah kesaktian prajurit. Majunya industri pertahanan ini memberikan kesaktian prajurit bertambah," ucapnya.
Mengenai panser anoa amfibi, Hinsa mengatakan kendaraan itu menambah daya gerak prajurit. Artinya, kata dia, manuver sebagai hal utama dalam kesatuan infanteri itu terwujud sempurna.
"Panser anoa yang tadinya hanya berjalan di darat, sekarang bisa berjalan di atas permukaan air. Infanteri yang awalnya berjalan kaki, dengan kemajuan teknologi kini bisa bermanuver ke air," tambahnya.
Selain manuver, kesatuan infanteri pun membutuhkan tembakan mumpuni. Pindad, dalam hal ini diakuinya bisa memberikan kemampuan jitu. Sejauh ini, dari kebutuhan persenjataan infanteri sebagian besar dipasok Pindad.
"Untuk senjata ringan, baik senapan atau amunisinya, seluruh kebutuhan infanteri ini berasal dari Pindad," ujarnya seraya mengakui pistol buatan Pindad itu sebagai produk yang sangat bagus. Saat itu, dia berkesempatan melakukan uji tembak di lapangan yang disediakan Pindad.
Pemerintah Brasil mengancam menghentikan hubungan bilateral terhadap Indonesia terkait warga negara mereka yang dieksekusi mati lantaran mengedarkan narkoba. Kerjasama Alat Utama Sistem Pertahanan pun dipastikan terganggu jika hubungan kedua negara tak membaik.
Pemerintah Indonesia telah membeli pesawat Super Tucano versi EMB-314/A-29B dari Brasil. Rencananya sebanyak 16 unit pesawat serang darat ini akan memperkuat untuk TNI Angkatan Udara. Saat ini sudah ada 8 Super Tucano yang dioperasikan TNI AU.
Namun pembelian lanjutan tersebut terancam batal lantaran hubungan Indonesia dan Brasil yang memanas terkait hukuman mati.
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Madya Agus Supriatna mengharapkan pesawat Super Tucano EMB 314/A-29 tetap dibeli oleh pemerintah Indonesia.
"Kita sih inginnya jalan terus karena sayang sudah dibeli," kata Marsekal Agus usai Rapim TNI-Polri di Gedung PTIK, Jakarta, Selasa (3/3).
Apabila pesawat Super Tucano rusak. Dia mengaku tak mengkhawatirkan suku cadang pesawat Super Tucano.
"Kita tak khawatir karena waktu beli sekalian sama suku cadangnya. Jadi masih bisa jalan," sambungnya.
Namun pihaknya hanya mengikuti kebijakan pemerintah Indonesia jika menghentikan kerjasama alutsista. Sebab pihaknya tak punya wewenang untuk menentukan kebijakan kerjasama alutsista.
"Itu domainnya pemerintah karena mereka yang menentukan kebijakan kita hanya mengikuti saja," ucapnya.
Kepala Staf Kepresiden, Luhut Panjaitan, mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi diperkirakan akan mengunjungi Gedung Putih pada awal Juni mendatang untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan AS.
Gedung Putih belum mengumumkan tanggal kunjungan pertama Jokowi itu ke AS sejak menjabat pada Oktober tahun lalu.
Jokowi merupakan salah satu dari setidaknya empat pemimpin Asia yang akan diterima Presiden Barack Obama sebagai tamunya tahun ini untuk meningkatkan hubungan AS dengan kawasan itu. Pemimpin Asia lainnya yang direncanakan bertemu Obama adalah pemimpin Jepang, Korea Selatan dan China.
Luhut Panjaitan sudah berada di Washington pekan ini guna mempersiapkan kunjungan itu. Luhut bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional AS, Susan Rice, pada Rabu (4/3/2015) waktu setempat.
Luhut mengatakan kepada Center for Strategic and International Studies dalam sebuah wawancara yang dimuat di situs kelompok think tank itu pada Kamis bahwa Jokowi akan mengunjungi AS pada minggu pertama Juni.
Perkuat Alutsista TNIPT Pindad menggelar demo produk Munisi Kaliber Besar (MKB) 105 mm Howitzer. Demo bersama TNI AD dilakukan di Lapangan Tembak milik Dinas Penelitian dan Pengembangan (Ditlitbang) TNI AU di Desa Pandawangi, Kecamatan Tempeh, Lumajang, Jumat (6/3/2015).
Dari hasil uji coba, kemampuan dari 105 mm Howitzer bisa meluncur sejauh 11 kilometer dengan dampak ledakan 25 meter persegi. Munisi Howitzer ini diharapkan membantu pergerakan prajurit dalam operasi militer ke markas musuh.
Dalam demo (uji coba) tersebut, ada 3 jenis Howitzer 105 mm yang diuji coba ditembakan terdapat 3 jenis yakni, Practice Cadtrige, Smoke Hell dan High Explosice (HE). "Ada tiga jenis Howitzer yang kita uji cobakan kali ini, dan semuanya merupakan karya anak bangsa," kata Kadiv Munisi PT Pindad I wayan Sutaman usai menggelar uji coba.
Dalam uji coba munisi jenis 105 mm Howitzer ini, hadiri petinggi TNI AD untuk melihat secara langsung yakni Wakasad Log Brigjen Jani, Dirpalad Brigjend Basuki Abdullah dan Danpusenarmed Brigjend Sonhaji.
Menurut Danpusenarmed Brigjend Sonhaji Howitzer munisi ini adalah produk anak negeri yang tidak kalah dengan munisi dari luar. "Selain murah dan sangat efektif membantu dalam pertempuran dan operasi militer," ungkap pamen intang satu tersebut.
Sementara itu Kadiv Munisi PT Pindad Malang mengaku akan pengembangan munisi terus dilakukan oleh pihaknya untuk membantu TNI. "Tahun depan kita akan buat munisi untuk tank baik ukuran kecil maupun besar serta untuk munisi marinir," pungkas I Wayan.
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Agus Supriatna menyebut tengah mengincar beberapa alutsista baru untuk mengganti pesawat F-5 Tiger buatan Amerika Serikat yang kian uzur. Dari sekian banyak alutsista, salah satu yang memikat hatinya jet tempur asal Rusia, Sukhoi Su-35.
Terkait dengan rencana tersebut, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, membenarkan sudah dihubungi perwakilan Indonesia mengenai rencana peremejaan alat tempur TNI AU. Ditemui di kediamannya pada Kamis, 5 Maret 2015, Galuzin menyebut alutsista yang akan dibeli Indonesia yakni Sukhoi Su-35.
"Kami berharap kesepakatan pembelian Sukhoi Su-35 bisa terjadi," ungkap Galuzin.
Menurut diplomat yang pernah ditempatkan di Jepang itu, ia ingin segera bertemu dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, guna merealisasikan pembelian alutsista tersebut. Bahkan, dia mengaku akan sangat terbuka jika Indonesia ingin membahas isu-isu yang lebih teknis.
"Kami terbuka untuk berdiskusi bersama rekan kami dari Indonesia (mengenai rencana pembelian jet tempur ini). Kami siap untuk alih teknologi," ujar Galuzin.
Ketika dikonfirmasi oleh VIVA.co.id ke Kementerian Pertahanan mengenai rencana pembelian jet tempur Su-35, juru bicara Brigadir Jenderal, Djundan Eko, tidak menampik kemungkinan itu.
Djundan menyebut jet tempur Su-35 memang masuk ke dalam daftar belanja untuk anggaran tahun 2015-2019. Kendati begitu, dia menjelaskan bahwa pembelian alutsista harus melalui kajian terlebih dahulu.
"Sebelum TNI AU memutuskan untuk membeli suatu alutsista, harus melalui kajian dulu. Baru setelah itu diajukan kepada kami," ujar Djundan.
Saat ini, dia menyebut belum menerima kajian atau pengajuan daftar alutsista.
"Mungkin masih dalam proses. Tetapi, kami belum membicarakan mengenai hal itu di Kemhan," imbuh dia.
TNI AU mengincar jet tempur Su-35 untuk dimasukkan ke dalam anggaran 2015. Jet tersebut masuk ke dalam daftar yang dia incar karena dapat memenuhi kebutuhan alutsita TNI AU dan lebih mudah dioperasikan.
Satu unit Su-35 diprediksi bernilai USD$65 juta atau setara Rp 844 miliar. Nominal itu lebih murah dibandingkan jet tempur buatan Amerika Serikat, F-16 yang harga jualnya per unit mencapai USD$165 juta atau Rp2,1 triliun.
Su-35 merupakan model terbaru dari Su-27M Flanker, di mana terdapat peningkatan terhadap kemampuan superioritas tempur udara dan didesain agar bisa menembak berbagai target dengan menggunakan peluru kendali maupun non-kendali.
Menurut laman Russia Beyond The Headlines (RBTH), dalam 20 tahun terakhir, Indonesia telah membeli beberapa pesawat tempur multifungsi dari Rusia, yakni Su-27 dan Su-30, 10 helikopter Mi-35, 14 helikopter Mi-17, 48 kendaraan lapis baja BTR-80A dan 9.000 senapan Kalashnikov Ak-102.