Kapal Patroli Venezuela [popularmechanics] ⚓️
Sebuah kapal perang Angkatan Laut Venezuela melepaskan tembakan ke arah kapal pesiar milik Jerman dan kemudian menabraknya. Ironisnya, kapal perang milik militer rezim sosialis yang tenggelam.
Kejadian itu berlangsung pada 30 Maret lalu di perairan Karibia, namun baru diungkap perusahaan kapal pesiar Jerman hari Rabu lalu.
Angkatan Laut Venezuela menuduh kapten kapal pesiar RCGS RESOLUTE melakukan aksi "terorisme dan pembajakan" dan berusaha untuk memaksa kapal pesiar itu mengubah jalur baru di laut lepas. Kapal pesiar Jerman dituduh melanggar wilayah laut negara yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro.
Kapal pesiar tersebut tidak memiliki penumpang di dalam kapal, melainkan hanya beberapa awak. Kapal itu berlayar dengan bendera Portugal memiliki lambung bertulang khusus yang memungkinkannya untuk berlayar melewati air es.
Sebaliknya, lambung kapal perang Venezuela; ANBV Naiguatá, tidak dilapisi pelindung khusus. Hal itu membuatnya rusak parah setelah menabrak kapal pesiar Jerman sebelum akhirnya tenggelam.
Kapal pesiar Jerman, RCGS RESOLUTE, yang ditabrak kapal perang Angkatan Laut Venezuela di perairan Karibia, 30 Maret 2020. [Foto/Twitter @VenezuelaBTH]
Columbia Cruise Services, perusahaan yang berbasis di Hamburg yang memiliki RCGS RESOLUTE, telah mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu terkait insiden itu.
"Pada dini hari tanggal 30 Maret 2020 (waktu setempat), kapal pesiar RCGS RESOLUTE telah mengalami tindakan agresi oleh Angkatan Laut Venezuela di perairan internasional, sekitar 13,3 mil laut dari Isla de Tortuga dengan 32 anggota awak dan tidak ada penumpang di dalamnya," bunyi pernyataan perusahaan tersebut.
"Ketika insiden itu terjadi, kapal pesiar RCGS RESOLUTE telah berlayar selama satu hari di lepas pantai pulau untuk melakukan beberapa perawatan mesin rutin pada pelayaran kosong ke tujuannya, Willemstad/Curaçao. Karena pemeliharaan dilakukan pada mesin utama kanan, mesin utama tetap siaga untuk menjaga jarak aman dari pulau kapan saja," lanjut perusahaan Jerman itu, seperti dikutip Jerusalem Post, Jumat (3/4/2020).
"Tidak lama setelah tengah malam, kapal pesiar didekati oleh kapal Angkatan Laut Venezuela yang bersenjata, yang melalui radio mempertanyakan niat kehadiran RCGS RESOLUTE dan memberikan perintah untuk mengikutinya ke Puerto Moreno di Isla De Margarita. Ketika RCGS RESOLUTE berlayar di perairan internasional pada waktu itu, Master (Kapten) ingin mengonfirmasi kembali permintaan khusus ini yang mengakibatkan penyimpangan serius dari rute kapal yang dijadwalkan dengan perusahaan (perkapalan) DPA," imbuh perusahaan Columbia Cruise Services.
"Ketika sang Master melakukan kontak dengan kantor pusat, tembakan senjata dilesatkan dan, tak lama kemudian, kapal Angkatan Laut mendekati sisi kanan dengan kecepatan dengan sudut 135 derajat dan dengan sengaja bertabrakan dengan RCGS RESOLUTE. Kapal Angkatan Laut terus menghantam busur kanan dalam upaya nyata untuk mengubah kepala kapal menuju perairan teritorial Venezuela."
Perusahaan DPA mengatakan RCGS RESOLUTE mengalami kerusakan kecil, tidak memengaruhi kelaikan pelayaran kapal. Sebaliknya, kapal Angkatan Laut Venezuela menderita kerusakan parah saat melakukan kontak dengan busur bulat yang diperkuat lapisan anti-es dan mulai karam.
Tidak ada korban jiwa di antara marinir Venezuela di atas kapal perang. Otoritas Venezuela telah mengevakuasi para personel Angkatan Laut ke tempat yang aman.
(mas)
Indonesia is re-considering its options with regards to the contract for a second batch of three Type 209/1400 submarines. Defence policy makers are keen to explore other alternatives amid expectations of reduced defence expenditure allocation in the coming years KRI Alugoro 405 [submarine.id] ★
Indonesia's defence planners have convened a meeting to discuss the country's KRW1.162 trillion (USD900 million) order for a second batch of three diesel-electric submarines (SSKs) with South Korea and are considering several options for the programme, including contract termination.
Two separate sources from the defence ministry and the Indonesian Navy's (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Laut: TNI-AL) headquarters in Cilangkap have confirmed to Jane's that among matters being discussed at the moment include legal and financial implications of walking away from the contract that was announced in April 2019.
Indonesia signed a contract with Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) for the second tranche of three Type 209/1400 diesel-electric submarines in April 2019. The vessels will be similar to the first batch of three boats that was signed in December 2011.
The 2019 contract was signed with funding arranged by the Export-Import Bank of Korea and is scheduled to complete by 2026. Under this contract, one vessel will be built in Surabaya as part of a technology transfer programme. This arrangement is similar to one that was undertaken in the earlier contract.
Perangi CoronaSeorang karyawan Hamilton Medical AG menguji ventilator di pabrik di Domat/Ems, Swiss, 18 Maret 2020. [Foto/REUTERS / Arnd Wiegmann]
Badan-badan intelijen di seluruh dunia berjuang dengan segala cara untuk mendapatkan ventilator dan pasokan medis utama lainnya dalam upaya untuk memerangi wabah virus corona COVID-19. Bada mata-mata Israel, Mossad, yang ikut berebut peralatan medis itu mengungkapkan persaingan tersebut.
Sumber Mossad mengatakan bahwa dinas-dinas intelijen dunia mengubah fokus mereka dari keamanan nasional menjadi perburuan peralatan medis.
Stasiun televisi Israel, Channel 12, menayangkan fitur yang mengungkapkan pertempuran terselubung badan-badan intelijen dunia tersebut sebagai bagian dari program berita investigasinya.
Times of Israel, mengutip sumber senior di dinas intelijen negara Yahudi itu, juga menggambarkan perlombaan sengit dan rahasia yang sedang berlangsung untuk mengendalikan pasokan medis global yang terbatas.
Mossad sebelumnya secara terbuka menyatakan keterlibatan mereka dalam pengadaan pasokan medis untuk Israel, termasuk mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh 500.000 alat tes COVID-19 pada bulan lalu.
Namun, mereka menolak untuk mengonfirmasi sumber pasokan utama alat medis tersebut. Berbeda dengan Mossad, badan mata-mata global lainnya belum membuat pengumuman tentang keterlibatan mereka dalam berebut peralatan medis sebagai bagian dari perang melawan wabah virus corona.
Sebelumnya juga beredar laporan bahwa ada operasi rahasia yang dilakukan oleh sejumlah negara termasuk China dan Korea Utara dalam memperoleh pasokan medis.
Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa negara-negara kekuatan Barat seperti Inggris dan Amerika Serikat terlibat dalam transaksi semacam itu, namun sumber Mossad menyebut "Eropa" sebagai salah satu kekuatan yang dalam pertarungan global.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa kenaikan harga dan potensi kekurangan pasokan medis global terjadi karena ada penimbunan dan produksi yang terbatas.
Seorang perwira Mossad, yang hanya disebut sebagai Het, mengklaim bahwa pemerintah Israel telah memerintahkan Mossad untuk secara diam-diam mendapatkan masker, peralatan tes virus, obat-obatan, alat pelindung dan, yang paling penting adalah ventilator.
Ventilator adalah kunci dalam menjaga pasien COVID-19 yang paling parah tetap hidup ketika infeksi merusak paru-paru mereka. Infeksi itu membuat para pasien lebih sulit bernafas.
"Dunia menjual (ventilator) melalui celah. Kita perlu menemukan celahnya," kata Het, yang dilansir dari The Sun Kamis (2/4/2020)
“Kami adalah juara dunia dalam operasi, dan kami tahu bagaimana mengelola operasi yang kompleks," ujarnya.
"Kami menggunakan koneksi khusus kami untuk memenangkan perlombaan dan mungkin melakukan apa yang dilakukan seluruh dunia—menumpangkan tangan kami pada stok yang dipesan oleh orang lain."
Het menggambarkannya sebagai operasi paling rumit yang telah ia ikuti selama kariernya bersama Mossad.
Agen mata-mata ini mengklaim menerima 2.000 arahan sehari tentang pengadaan peralatan medis.
Israel memiliki lebih dari 5.500 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, dan sejauh ini melaporkan 21 kematian.
Het mengklaim Mossad telah berhasil mendapatkan pasokan medis seperti 25.000 masker pernapasan N95, 10 juta masker bedah dan 700 lebih perlatan yang terkait dengan ambulans.
Dan dia mengklaim bahwa Mossad berhasil mendapatkan ratusan ventilator. "Kami memiliki sebuah negara di Eropa di mana truk kami tiba di pintu pabrik tetapi negara Eropa lain ada di depan kami dan memuatnya," kata Het.
“Kami juga memiliki situasi di mana kami memiliki peralatan yang kami beli di pesawat tetapi harus diturunkan karena pesawat tidak mendapatkan izin (lepas landas) karena embargo," sambung dia.
"Seluruh dunia menjaga dirinya sendiri. Harga telah naik empat hingga lima kali lipat dan dunia telah ditutup."
Namun dia menambahkan Mossad yakin akan bisa mendapatkan 7.000 ventilator.
Para pejabat Israel sejauh ini menolak mengomentari negara-negara yang telah menyediakan pasokan medis bagi mereka.
Namun, laporan media mengungkap bahwa peralatan medis diperoleh Israel dari negara-negara di Teluk Persia yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan rezim Zionis.
(mas)
Israel Ubah Pabrik Tank untuk Membuat 'Senjata' Melawan COVID-19
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah merubah pabrik tank mereka untuk membuat "senjata" guna melawan virus Corona baru, COVID-19. Israel saat ini memiliki hampir 5.600 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, dan telah bergabung dengan negara-negara di seluruh dunia melakukan lockdown guna menghentikan penyebaran virus.
Melaui akun Twitternya, IDF memposting foto gudang senjatanya yang biasanya terlibat dalam produksi bagian-bagian tank dan pelindung tubuh berubah jadi membuat kacamata google untuk staf medis dan pistol semprot untuk membersihkan ruang publik.
Dikutip dari Sputnik, Rabu (1/4/2020), IDF tidak menyebutkan lokasi pusat manufaktur tersebut. Namun sehari sebelumnya, media Israel melaporkan bahwa Pusat Rehabilitasi dan Pemeliharaan Tank di Tel Shahomer di luar Tel Aviv telah memulai produksi 1.400 pasang kacamata pelindung per hari dalam upaya untuk mengurangi kekurangan masker pelindung wajah.
Untuk diketahui, biasanya fasilitas ini memproduksi tank Merkava Israel serta kedaraan lapis baja lainnya dan peralatan komunikasi untuk pasukan darat. Perintah untuk mengubah kapasitasnya diberikan pada akhir Maret, dengan fasilitas militer lainnya, termasuk pabrik kendaraan di Haifa, sekarang memproduksi peralatan untuk membantu memerangi COVID-19.
Militer Israel bergabung dengan bagian lain dari negara itu yang dipaksa untuk mengambil tindakan terhadap wabah COVID-19, dengan beberapa jenderal senior dikarantina setelah menghadiri pertemuan di mana seorang komandan cadangan yang ikut berpartisipasi dinyatakan positif Corona. Pada hari Rabu, militer mengeluarkan pernyataan bahwa Kepala Staf IDF, Aviv Kochavi dites negatif untuk virus, tetapi akan tetap diisolasi.
Meskipun melakukan langkah-langkah pencegahan, IDF tetap melanjutkan operasi militer dan pelatihan terbatas. Mereka juga terlibat dalam latihan angkatan udara dengan jet AS akhir bulan lalu, dan diduga turut ambil bagian dalam serangan baru terhadap Suriah pada Selasa malam, menembakkan rudal ke sasaran di wilayah Homs.
(ian)
♖ Sindonews
Bahas Covid 19 via TeleponMenteri Pertahanan AS Mark Esper sedang menelepon Prabowo (Dokumentasi Twitter @EsperDoD)
Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik, Sosial Ekonomi, dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkap isi pembicaraan antara Menteri Pertahanan Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper, Kamis (1/4/2020).
Menurut Dahnil, baik Prabowo dan Esper menyampaikan empati dan simpati terkait masalah Covid-19 di masing-masing negara.
"Menhan Mark menyampaikan apresiasi terhadap otoritas kepemimpinan Indonesia dalam penanganan Covid-19 dan Pak Prabowo menyampaikan seluruh dunia menghadapi masalah ini saat ini, maka sangat dibutuhkan kerja sama yang kuat antar negara, dan semoga bisa dibicarakan serius di waktu yang lain, bagaimana kerja sama pertahanan antar AS dan Indonesia bisa dibangun lebih baik," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (1/4/2020).
Dahnil mengatakan, di masa pandemi Covid-19, Prabowo memang aktif membangun komunikasi dengan menteri pertahanan negara-negara lain. Tujuannya adalah agar bisa saling bertukar informasi dan bergotong royong menyelesaikan pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, perbincangan antara Prabowo dan Esper diketahui dari unggahan Esper di akun Twitter resminya @EsperDod seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (1/4/2020).
Menurut Esper, perbincangan itu bertujuan membicarakan kerja sama pertahanan antara kedua negara. Selain itu, Esper dan Prabowo juga mengkoordinasikan bantuan terkait Covid-19.
"Panggilan telepon yang baik dengan Menteri Pertahanan Indonesia @Prabowo untuk membahas kemitraan pertahanan kedua negara yang terus berkembang dan untuk mengkoordinasikan bantuan #COVID19. #killthevirus," tulis Esper.
♖ CNBC
Dikkualsus Skill Level 1 Ilustrasi pemeliharaan pesawat Sukhoi TNI AU di Makasar [Dambiev]
Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Widyargo Ikoputra, S.E., M.M., secara resmi membuka Pendidikan Kualifikasi Khusus (Dikkualsus) Teknisi Pemeliharan Pesawat Tempur Sukhoi SU-27/30 Level 1 bertempat di hanggar Skadron Udara 14, Wing 3, Lanud Iswahjudi, Jumat (27/03/2020).
Dikkualsus Skill Level 1 pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 ini, bertujuan menyiapkan teknisi agar memiliki kemampuan tingkat lanjut terkait pelaksanaan pemeliharaan dan sistem pesawat, serta dapat melepas dan memasang bagian-bagian pesawat tempur Sukhoi SU-27/30.
Selain itu, melalui dikkualsus ini dapat terbentuk teknisi-teknisi Skadron Udara 14 yang dapat menganalisa permasalahan teknis pesawat, serta memiliki pengetahuan lebih spesifik tentang keselamatan terbang dan kerja, administrasi teknik serta Technical Order.
Pendidikan kualifikasi khusus Skill Level 1 pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 ini, diikuti oleh lima belas personel Skadron Udara 14 dan akan berlangsung selama tiga bulan.
Melalui pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknisi Skadron Udara 14 untuk mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan pesawat tempur Sukhoi SU-27/30.
Sesuai Kebutuhan TNI AU PUNA MALE Black Eagle [antara]
Luasnya wilayah dan besarnya ancaman yang dihadapi membuat Indonesia harus bisa segera mandiri merancang dan memproduksi pesawat udara nirawak (PUNA). Kemandirian itu penting bukan hanya untuk menghindari potensi sabotase asing dalam komunikasi data selama pengoperasian PUNA, namun juga demi ketahanan negara.
Untuk itu, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) menginiasi pembuatan PUNA yang mampu terbang di ketinggian menengah dan terbang lama (medium altitude long endurance/MALE) pada 2015. PUNA bernama Elang Hitam itu dikerjakan konsorsium yang terdiri atas tujuh lembaga mulai 2017.
Ketujuh lembaga yang terlibat selain Balitbang Kemhan adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) Kemhan dan Institut Teknologi Bandung. Sedangkan industri yang terlibat adalah PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Len Industri.
"Elang Hitam dirancang sesuai kebutuhan TNI Angkatan Udara sebagai pengguna," kata Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu Widodo Pandoe di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Dalam konsorsium ini, BPPT bertugas merancang dan menguji pesawatnya.
Sesuai kebutuhan, pesawat didesain untuk melakukan patroli wilayah, seperti memantau perbatasan atau mengawasi lautan dari pencurian ikan. Pesawat juga dilengkapi senjata hingga bisa melakukan tindakan awal bagi pelanggar hukum dan kedaulatan negara.
Meski pesawat tanpa awak, tantangan mewujudkan PUNA ini sangat besar. "Pembuatan PUNA MALE ini sarat teknologi tinggi," kata Manajer Program Pesawat Terbang Tanpa Awak PTDI Bona P Fitrikananda. PTDI dalam proyek ini berperan memproduksi dan mengintegrasikan berbagai sistem yang ada.
Tantangan membuat PUNA MALE itu salah satunya berasal dari ketinggian jelajah pesawat. Di ketinggian menengah (medium altitude), antara 15.000-30.000 kaki atau 4,5-9,2 kilometer dari permukaan laut, juga merupakan wilayah terbang pesawat lain, termasuk pesawat penumpang. Karena itu, PUNA harus bisa mendeteksi dan menghindar bila ada pesawat lain di dekatnya. Karena itu, pesawat harus dilengkapi dengan berbagai sensor baik untuk mengukur kecepatan, ketinggian dan kemiringan pesawat.
Selain itu, suhu dan tekanan udara pada ketinggian menengah juga sudah turun. Situasi lingkungan itu juga harus diantisipasi agar tak memengaruhi kinerja pesawat.
Elang Hitam juga dirancang mampu terbang lama (long endurance) 24-30 jam. Pesawat didesain memiliki waktu terbang optimal 24 jam, sedangkan enam jam sisanya untuk mengantisipasi jika pesawat membutuhkan waktu terbang tambahan akibat adanya persoalan tertentu.
Untuk terbang selama itu, pesawat harus berukuran dan bertenaga besar. Pesawat juga harus bisa membawa banyak bahan bakar avtur. Semua itu akan berimbas pada besar dan beratnya PUNA. Dimensi besar dan berat Elang Hitam ini sudah mirip dengan pesawat berawak kecil.
Ground Control System [istimewa]
Untuk mengatasi itu, lanjut Bona, pesawat dibuat menggunakan material komposit hingga 95 persen, termasuk untuk struktur utamanya, seperti rangka pesawat. Komposit itu membuat bobot pesawat menjadi lebih ringan. Untuk PUNA, belum ada aturan keharusan penggunaan logam pada rangka pesawat seperti pada pesawat penumpang.
"Bahan bakar PUNA masih menggunakan avtur yang sudah teruji, bukan listrik atau tenaga surya," ujarnya. Selain penggunaan listrik dan tenaga surya belum teruji, penggunaan baterai untuk menyimpan energinya juga akan menambah berat pesawat.
Tantangan lain membuat PUNA dibanding pesawat berawak adalah memindahkan sistem kendali dari pilot di kokpit pesawat ke pengendali di darat yang tak melihat langsung pesawat. Dengan kondisi itu, selain banyak sensor, pesawat juga harus memiliki sistem kendali terbang (flight control system/FCS) yang mumpuni.
FCS itu akan menjadi otak pesawat. Elang Hitam harus bisa lepas landas dan mendarat secara mandiri dalam berbagai kondisi laandasan pacu. Pesawat juga harus bisa mengikuti jalur terbang yang telah ditentukan dan melakukan sejumlah tindakan, termasuk saat terjadi kedaruratan.
"Sistem autopilot yang mumpuni jadi sangat penting pada PUNA," kata Bona.
Untuk tahap awal, FCS menggunakan produk buatan luar negeri. Namun, saat ini Lapan bersama PT Len Industri sedang merancang FCS sendiri yang akan digunakan pada produksi Elang Hitam berikutnya. PT Len Industri juga membuat sistem kendali di darat (ground control system/GCS) yang akan memandu pergerakan pesawat.
Menentukan misi dan memilih senjata yang akan dilekatkan pada pesawat juga jadi persoalan genting. Misi PUNA ini ditentukan oleh Ditjen Pohan Kemhan, sedangkan senjatanya dipilih berdasar kebutuhan TNI Angkatan Udara sebagai pengguna atau yang menjalankan misi.
Untuk pengintaian, PUNA dilengkapi dengan kamera resolusi tinggi yang bisa bekerja siang dan malam serta radar bukaan sintetis (synthetic aperture radar/SAR). Sedangkan senjata untuk penindakan awal itu masih berupa pilihan, antara roket yang dikendalikan atau bom pintar (smart bomb).
Pesawat dirancang setidaknya mampu membawa empat roket yang masing-masing memiliki berat 30-40 kilogram. Jika dipilih roket, tambah Wahyu, roket akan dilengkapi sistem pemandu laser agar bisa pas mencapai target.
"Pemilihan jenis dan peletakan senjata itu akan sangat memengaruhi performa terbang pesawat," katanya. Penghidupan (firing) senjata pun juga akan memengaruhi stabilitas pesawat.
Uji terbang
[detik]
Elang Hitam pertama kali diperkenalkan ke publik (roll out) pada 30 Desember 2019 di hanggar PTDI di Bandung, Jawa Barat. Rencananya, pesawat ini akan terbang perdana pada akhir 2020.
Menurut Wahyu, karena pesawat ini tanpa awak, uji terbang perdana akan dilakukan di daerah yang jauh dari kepadatan penduduk guna menghindari kemungkinan gagal terbang. Meski belum ditentukan lokasinya, namun sejumlah daerah yang memiliki lapangan terbang sudah menjadi pilihan seperti Cirebon dan Pangandaran di Jawa Barat atau Natuna di Kepulauan Riau.
Tahun ini juga, konsorsium akan membuat dua purwarupa Elang Hitam lainnya hingga total ada tiga pesawat yang digunakan untuk keperluan berbeda. Satu pesawat akan digunakan untuk uji pengembangan sebelum sertifikasi, satu pesawat untuk uji terbang dan sertifikasi, serta satu pesawat lain untuk uji struktur dan kekuatan di laboratorium uji milik BPPT.
Pesawat akan disertifikasi sebagai pesawat militer yang membawa senjata (unmaned combat aerial vehicle/UCAV) oleh Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA) yang ada di Kemhan.
Jika nanti Elang Hitam dimodifikasi untuk keperluan sipil, misalkan untuk pemetaan atau pemantauan wilayah bencana, maka PUNA akan disertifikasi ulang di Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan. Proses sertifikasi pesawat militer dan sipil memang berbeda.
Pada 2022, proses sertifikasi sebagai UCAV diharapkan bisa selesai. Proses sertifikasi memang membutuhkan waktu lama, terutama akibat adanya persenjataan yang dibawa. Namun, "Pemerintah komitmen untuk menyelesaikan PUNA MALE Elang Hitam itu sebelum 2024," tegas Wahyu.
Sertifikasi di dalam negeri itu dipilih karena Elang Hitam akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang sangat besar. Luasnya wilayah Indonesia dan banyak pangkalan udara TNI AU membuat kebutuhan PUNA MALE sangat besar. Dibanding penggunaan pesawat tempur, pemakaian PUNA pun akan menekan biaya dan meminimalkan risiko operasi. Kalaupun pemerintah mengizinkan inovasi teknologi anak bangsa itu diekspor, maka pasar Asia Afrika sangat menjanjikan.
Wahyu berharap proyek konsorsium PUNA MALE ini berhasil, Elang Hitam benar-benar bisa digunakan, diproduksi, dan dipasarkan. "Sudah saatnya Indonesia masuk dalam jajaran negara-negara maju yang bisa memproduksi teknologi tinggi," tambahnya.
Tewaskan WN New ZealandSuasana area pusat administrasi PT Freeport Indonesia pasca-penembakan oleh KKB (dok. Istimewa)
Serentetan tembakan memecah ketenangan karyawan PT Freeport Indonesia yang sedang bekerja siang tadi. Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Joni Botak membuat situasi mencekam seketika.
"Jadi ada tiga korban, satu meninggal, dua luka-luka, satu yang meninggal besok akan dikirim ke New Zealand," kata Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata kepada wartawan, Senin (30/3/2020) siang.
Satu korban tewas adalah karyawan PT Freeport Indonesia yang berkewarganegaraan Selandia Baru. Dia menghembuskan nafas terakhir setelah peluru yang dilontarkan dari senjata api Joni Botak cs menembus dada kirinya.
"Korban tertembak di bagian dada kirinya," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono saat dihubungi terpisah.
Sementara korban luka merupakan warga negara Indonesia (WNI). Mereka dievakuasi ke Klinik Kuala Kencana.
Peristiwa teror yang dilakukan KKB ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIT. Joni Botak cs turun ke kawasan pusat administrasi PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana, Timika, Papua.
Pasca-penembakan, jalur masuk ke area Kuala Kencana ditutup dan dijaga ketat oleh aparat.
Awalnya aparat masih belum dapat memastikan identitas pelaku penyerangan. Namun pada sore hari, polisi mengumumkan identitas pelaku, yakni KKB Kali Kopi pimpinan Joni Botak.
"Pelaku penembakan ini adalah kelompok kriminal bersenjata Kelompok Kali Kopi yang dipimpin Joni Botak," ucap Era saat ditemui di Mapolsek Kuala Kencana, sore tadi.
Berdasarkan keterangan saksi mata yang merupakan karyawan PT Freeport Indonesia, sambung Era, pelaku penembakan berjumlah 8 orang dan membawa senjata laras panjang.
"Menurut keterangan saksi yang melihat, ada 8 orang bersenjata laras panjang," tambah Era.
PT Feeeport Indonesia angkat bicara mengenai penyerangan yang menewaskan serta melukai karyawan-karyawannya. PT Freeport Indonesia menyampaikan duka mendalam.
Namun menurut PT Freeport, jumlah karyawannya yang menjadi korban dalam penyerangan ini berjumlah 7 orang. Berbeda dengan data yang disampaikan kepolisian.
"Ada 7 korban, 1 meninggal dunia, ada 2 korban yang mengalami luka serius, sedang dibawa ke RS Tembagapura. Dan 4 orang korban lain dalam insiden penembakan ini mengalami cedera ringan, tapi keempat korban ini bukan karena luka tembak dan telah mendapatkan perawatan di lokasi," papar Jubir PT Freeport Indonesia, Riza Pratama.
Riza mengatakan aparat dan pihak satpam perusahaan telah mengamankan tempat kejadian perkara (TKP). Seluruh karyawan yang berada di dekat TKP juga telah dievakuasi.
"Prioritas utama kami adalah memastikan keselamatan para karyawan dan keluarga mereka. Kami akan menyampaikan informasi selanjutnya bilamana ada laporan perkembangan baru dari kejadian ini," tutur Riza.
(aud/aud)
♖ detik
Prospect of Extending the Contract to Hundreds of VehiclesPandur II 8x8 TNI AD [CZDefence]
The CZECHOSLOVAK GROUP (CSG) companies won an important contract for the Indonesian armed forces. Following a previously announced contract for rocket launchers, ammunition and engineering vehicles, the Czech companies in coordination with local producers will deliver 23 wheeled armoured vehicles Pandur II 8X8 to Indonesia. The contract was signed in December 2019.
EXCALIBUR ARMY, a member of CSG, has already completed several successful projects in Southeast Asia. A 2017 contract for special amphibious bridge vehicles for the Indonesian armed forces worth billions of Czech crowns is currently being implemented. The final delivery has been scheduled for the second half of 2020.
In cooperation with TATRA DEFENCE VEHICLE company, EXCALIBUR ARMY will now start to fulfil the new contract. Between 2021 and 2022, the Indonesian army will get more than two dozen floating wheeled armoured vehicles Pandur II 8x8, which will be equipped with a turret by ARES company armed with a 30 mm cannon. The value of the contract will be worth billions of Czech crowns.
The contract is being held under the auspices of EXCALIBUR ARMY, which has a large business network and has already achieved several commercial successes in the Indonesian market, and in cooperation with TATRA DEFENCE VEHICLE, a leading Czech land systems manufacturer and a license holder for Pandur II 8x8 vehicles production.
The Czech Ministry of Defense, specifically its Industrial Cooperation Department, provided a significant support to the project. The state-owned Indonesian company PT. PINDAD (PERSERO) will also participate: the Indonesian partner will provide for the production of some technological parts and will participate in the final assembly of the vehicles. With the prospect of extending the contract to hundreds of vehicles, the Indonesian company might be involved more intensively in the production of Pandur II 8x8 vehicles in the future.
The contract to supply Indonesian Army with new Pandurs, is another significant commercial success of the CSG holding companies. It is even greater given that the Indonesian armed forces have been implementing their military vehicles modernization for several years by carefully choosing between different offers and types of vehicles. The command of the Indonesian Army demanded vehicles proven in combat missions, and ideally used by the NATO armies. The army also required vehicles with good cross-country mobility in difficult terrains, floating capability and high ballistic and mine resistance. The Czech made Pandurs II 8x8 have met all the criteria.
EXCALIBUR ARMY already delivered several successful projects in Southeast Asia. In the past, it delivered RM-70 Vampire rocket launchers together with special support and command vehicles, produced and equipped in cooperation with other Czech and Slovak companies, to Indonesia. The company has continued to supply missile technology and spare parts for land vehicles to Indonesia, and it also provides services for the Indonesian army and its marine corps.
In addition, the company also offers other combat and engineering equipment from its portfolio in Southeast Asia, i.e. Patriot I and II 4x4 armoured vehicles, and AM-50 EX and AM-70 EX bridge vehicles on Tatra chassis. The AM-50 EX model has already found its customers, and in case of AM-70 EX, the company´s representatives have already had several meetings with potential buyers.
♖ CZDefense
✈️ Di Suriah✈️ Pesawat Su57 Rusia
Sejak 2015, Rusia telah menguji coba hampir semua perangkat keras militer terbarunya, mulai dari senjata ringan hingga pesawat pengebom strategis, terhadap kelompok teroris ISIS di Suriah.
Kali ini, kami membahas tiga perangkat militer paling top yang diuji selama pertempuran melawan ISIS.
Pesawat Tempur Su-57
Pesawat tempur Su-57 dikerahkan ke Suriah pada awal 2018 untuk menguji performa aerodinamis dan senjata baru yang dibuat khusus untuk pesawat tersebut.
“Senjata ini mencakup sistem rudal berpresisi tinggi yang tersembunyi di dalam tubuh pesawat untuk mengurangi visibilitas radar,” kata Viktor Murakhovsky, pemimpin redaksi majalah Arsenal Otechestva, kepada Russia Beyond.
Menurutnya, pola radar rudal dan bom, ditambah panasnya mesin pesawat, berpotensi mengungkap posisi jet tempur pada sistem radar musuh. Karena itu, awak Su-57 ditugaskan untuk mencari tahu bagaimana reaksi rudal ketika diluncurkan dari ketinggian lima kilometer dan apakah radar di Pangkalan Udara Rusia di Khmeimim dapat mendeteksi serangan terhadap teroris.
“Hasil tes tersebut dirahasiakan. Namun, mengingat 18 bulan kemudian Sukhoi berhasil ‘mengantongi’ kontrak senilai 190 miliar rubel ($ 2,5 miliar pada 19 Maret 2020) untuk penyediaan 76 pesawat alih-alih 20 unit saja, menunjukkan bahwa kinerja Su-57 di Suriah tidak mengecewakan,” kata Murakhovsky.
Su-57 adalah pesawat tempur generasi kelima terbaru yang dikembangkan untuk menyaingi pesawat Amerika F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.
Seunit Su-57 diperkirakan dijual seharga $ 34,4 juta, sekitar empat kali lebih murah daripada F-22 Raptor ($ 146,2 juta).
Kendaraan Tempur Pendukung Tank Terminator-2
Terminator-2 (TASS)
Kementerian Pertahanan Rusia tak pernah “secara resmi” mengumumkan pengerahan kendaraan tempur pendukung tank terbarunya, Terminator-2, ke Suriah. Namun, pada pertengahan tahun lalu, kendaraan itu terlihat dalam foto Pangkalan Udara Khmeimim yang diterbitkan media Rusia.
Terminator bertugas melindungi barisan tank saat membersihkan area perkotaan dari kepungan militan. Kendaraan ini dirancang untuk melawan peluncur granat dan teroris yang dipersenjatai sistem rudal antitank, yang dapat menghancurkan monster lapis baja seberat 50 ton dengan sekali tembakan. Terminator secara khusus diciptakan untuk menangani senjata-senjata ringan semacam itu, tapi mematikan.
Terminator-2, model terbaru kendaraan tempur itu, dibangun berdasarkan tank T-72. Meski begitu, turetnya diganti dengan modul tempur terbaru. Modul itu mencakup dua senjata 2A42 30 mm, sebuah senapan mesin 7,62 mm, peluncur granat AGS-17, dan, yang paling penting, rudal antitank kelas Attaka dengan penanda laser, yang bisa menghancurkan target pada jarak hingga enam kilometer.
“Nasib kendaraan itu kini tengah diputuskan. Su-57 telah menunjukkan efektivitas tempurnya. Karena itu, pemesanannya meningkat hampir empat kali lipat. Hal serupa bisa terjadi pada Terminator,” kata Murakhovsky.
Perusahaan pencipta Terminator, Uralvagonzavod, telah mengumumkan pengerjaan generasi ketiga kendaraan tempur tersebut. Namun, belum ada seorang pun yang tahu kapan Terminator-3 akan muncul di gudang persenjataan Rusia dan luar negeri.
Senapan Serbu AK-12
AK-12 (Youtube)
Sebelum digunakan Tentara Rusia, senapan serbu AK-12 terlebih dahulu diuji coba oleh pasukan khusus Rusia di Suriah.
Menurut narasumber kami di Kemenhan Rusia, Suriah menjadi lokasi untuk menguji performa modifikasi senapan AK terbaru tersebut di medan padang pasir sungguhan.
“Platform dan ‘jeroan’ Kalashnikov tetap sama karena pada dasarnya keduanya berfungsi dengan baik. Namun, ergonomi senjata itu telah diubah. Sekarang, senapan itu lebih mudah digunakan dan lebih efektif, tetapi tetap andal,” kata si narasumber.
Menurutnya, AK adalah platform yang optimal untuk operasi gurun. “AR Amerika terlalu sensitif untuk kondisi seperti itu. Senjata itu cenderung rusak atau macet pada saat kritis,” tambahnya.
AK-12 adalah senjata utama terbaru Tentara Rusia. Senjata itu hadir dalam dua varian: kaliber 5,45 x 39 atau 7,62 x 39 mm. Perbedaan utama AK-12 dari pendahulunya terletak pada perangkat aksesori modernnya, yang memungkinkan senjata tersebut disesuaikan untuk setiap penembak.
Si penembak dapat menambahkan serangkaian aksesori, mulai dari collimator, pembidik laser, pegangan taktis, senter, hingga peluncur granat di bawah laras.