Sabtu, 30 November 2013

Diwarnai Baku Tembak, Polisi Gerebek Markas OPM Raja Siklop

Ilustrasi
Sentani Timsus Polres Jayapura dibantu Yonif 751/Sentani berhasil menggerebek dan membongkar markas OPM Raja Siklop pimpinan Andrianus Apaseray di kampung Yongsu distrik Ravenirara, Jayapura, Papua.

Wakapolda Papua Brigjend Pol Paulus Waterpauw saat jumpa pers di Mapolres Jayapura Sabtu (30/11/2013) mengatakan penggerebekan ini berdasarkan informasi dari masyarakat. Ada laporan bahwa Oktovianus, salah satu punggawa OPM Raja Siklop, telah mengumpulkan massa sekitar 30 orang di rumahnya untuk perayaan 1 Desember.

Mendapat laporan ini, anggota Polres Jayapura dipimpin AKP Charles Simanjuntak langsung menuju lokasi yang berjarak sekitar 30 Km dari Mapolres Jayapura dan langsung mengamankan Oktovianus Okuseray. Namun setelah terjadi penangkapan, massa dari Oktovianus mengamuk dan merusak rumah warga sekitar.

Mantan kepala kampung Yongsu sudah diamankan di Mapolres Jayapura untuk dimintai keterangan. Sementara dari amuk massa di kampung Yongsu Jumat (29/11) pagi, tidak ditemukan korban jiwa namun beberapa rumah warga rusak.

Dari hasil penggerebekan ditemukan amunisi SS1, laras rakitan dan berbagai alat untuk membuat senjata rakitan, sajam (pisau, parang, sabit, sangkur), bom rakitan sebanyak 6 buah, 14 amunisi moser, 19 selongsong peluru, dan 2 bom rakitan yang sudah jadi.

"Kami sedang menyelidiki apakah kelompok ini sesungguhnya mempunyai hubungan dengan kelommpok Hans Yoweni atau tidak, atau apakah memiliki hubungan dengan yang di Sorong, Isak Kalabin," ujar Paulus.

Paulus menjelaskan saat pengrebekan sempat terjadi kontak senjata selama 10 menit. Namun kondisi segera dapat dikuasai oleh aparat keamanan.(trq/trq)

  detik  

Panglima TNI Tinjau Latihan Satgultor TNI di Batam

Panglima TNI Tinjau Latihan Satgultor TNI di Batam Batam Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi para Kepala Staf Angkatan, Athan Singapura dan beberapa Perwira Tinggi TNI dari masing-masing Angkatan, meninjau secara langsung Latihan Satgultor (Satuan Penanggulangan Teroris) TNI tahun 2013 dari geladak KRI Banda Aceh, di perairan Batam Kepulauan Riau, Sabtu (30/11/2013).

Dalam peninjauan tersebut, Jenderal TNI Moeldoko dan rombongan melihat secara langsung aksi para prajurit TNI yang terlibat Latihan Satgultor TNI, yaitu: Satgultor 81/Kopassus, Denjaka/Marinir, Denbravo’90/Paskhas.

Dalam skenario latihan, bahwa ada kapal milik Indonesia yang dibajak oleh kelompok teroris di perairan Batam. Dengan profesional dari kekuatan Tri Matra (AD, AL, AU) serta didukung dengan manuver dari pesawat yang melakukan penerjunan di laut maupun di kapal sasaran, Sea Rider yang bergerak cepat mendekati sasaran, serta gerakan helikopter yang menerjunkan prajurit TNI ke sasaran.

Akhirnya teroris yang menguasai kapal dapat dilumpuhkan sekaligus menangkap gembong teroris dalam waktu singkat.

Latihan Satgultor TNI tahun 2013 melibatkan 406 personel TNI terdiri dari: 43 orang penyelenggara, 14 orang Kosatgas, 22 orang Sat-81, 30 orang Denjaka, 22 orang Denbravo’90 dan 275 orang unsur pendukung. Peralatan tempur yang digunakan, antara lain: 1 unit Hercules C-130, 2 unit Helly Bell TNI AL, 1 unit Cassa TNI AL, 1 unit KRI LPD, 4 unit Sea Rider, 6 unit Rubber Duck dan 10 unit PK SAR.

Setelah menyaksikan latihan aksi prajurit TNI, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko secara resmi menutup latihan Satgultor TNI tahun 2013 dengan upacara militer di perairan Batam Kepulauan Riau, di geladak KRI Banda Aceh.

Panglima TNI menyampaikan bahwa, membaca prediksi tantangan nasional kedepan, menuntut TNI untuk terus memelihara dan meningkatkan kesiapsiagaan, guna menghadapi berbagai trouble spot yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

"Sebagai bagian kekuatan TNI, Satgultor TNI harus memiliki kemampuan taktis dan strategis, serta mobilitas dan daya tempur yang efektif," kata Moeldoko.

Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, Latihan Satgultor TNI harus dilakukan melalui latihan secara bertahap dan berlanjut dengan mengedepankan interoperability Sat-81, Denjaka dan Satbravo’90 serta unsur-unsur bantuan lainnya seperti unsur intelijen.

Baik pada aspek manajemen tempur, taktik dan strategi, dalam rangka mencapai nilai-nilai profesional, yaitu kehormatan, integritas, kepercayaan, keunggulan dan soliditas.

Sebelum mengakhiri amanatnya, Panglima TNI mengucapkan terima kasih kepada Direktur Gladi dan seluruh jajarannya yang telah menyiapkan latihan ini dengan baik, juga kepada Sat-81/Kopassus, Denjaka/Marinir dan Denbravo’90/Paskhas yang telah melakukan latihan ini dengan baik tanpa ada kecelakaan (zero accident).

Panglima TNI juga menyampaikan pesan kepada peserta latihan agar meningkatkan latihan dari waktu ke waktu, tidak ada yang lain menjadi prajurit profesional hanya satu, “latihan dan latihan”.

Latgab Gultor Trimatra 


Sejumlah pasukan elit melakukan pembebasan kapal kargo Bali Ayu dari sandera perompak dalam Latihan Gabungan Penanggulangan Teroris (Latgab Gultor) Trimatra ke VIII di Perairan Batam, Sabtu (30/11). Latihan yang disaksikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko dari atas KRI Banda Aceh 593 itu dilakukan oleh Detasemen Jalamangkara (Denjaka), Sat 81 Gultor (Kopassus) dan Sat 90 Bravo (TNI AU) yang merupakan gabungan pasukan elit semua matra di TNI. (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo/Koz/NZ/13)

  Tribunnews | Antara 

Kontak senjata Brimob dengan KSB Papua, seorang tewas

Brigjen Pol. Paulus Waterpauw. (ANTARA)
Jayapura Kontak senjata di antara Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Negara RI (Polri) dengan kelompok sipil bersenjata (KSB) di Papua di kawasan Depapre, Kabupaten Jayapura, pada Sabtu menewaskan seorang anggota KSB.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Waka Polda) Papua, Brigjen Pol. Paulus Waterpauw, kepada ANTARA News menjelaskan bahwa dalam insiden itu belum dapat dipastikan identitas korban dari KSB, dan ada seorang personel Brimob yang tertembak.

"Anggota saat ini masih berada dilokasi," ujarnya.

Bripka Suhendar adalah personel Brimbob yang terkena luka tembak di tangannya, namun kondisinya stabil, saat berpatroli rutin.(Uu.E006)

  Antara  

Denzipur 10/KYD Bangun Ruas Jalan Kabupaten Sarmi

TNI-AD (Ilustrasi)
Ilustrasi
Jayapura Denzipur 10/KYD sebagai salah satu Satuan Tugas (satgas) Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) berencana membangun ruas jalan di Kabupaten Sarmi, Papua.

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua mengatakan kepercayaan pemerintah yang diberikan kepada prajurit Denzipur 10/KYD untuk pembangunan ruas-ruas jalan di Kabupaten Sarmi merupakan suatu kebanggaan.

"Tujuan diselenggarakan pembangunan jalan di wilayah Kabupaten Sarmi ini adalah untuk membuka akses ke daerah-daerah terisolir, guna membantu pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya dalam siaran pers kepada Antara di Jayapura, Sabtu.

Menurut dia, hal ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi setiap prajurit dalam melaksanakan tugas dalam mendukung program UP4B khususnya di Kabupaten Sarmi, karena tidak semua prajurit memperoleh kesempatan dan kehormatan seperti ini.

"Oleh karena itu sebagai konsekuensinya prajurit dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan kehormatan dan kepercayaan tersebut dengan cara melaksanakannya secara ikhlas dan optimal," katanya.

Lebih lanjut Pangdam mengatakan prajurit yang bertugas juga harus menjadi contoh dan sumber inspirasi bagi masyarakat, dalam membangun daerahnya menuju kemandirian serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

"Dalam setiap pelaksanaan kegiatan tetaplah berpedoman pada 8 Wajib TNI, jangan sekali-kali merugikan rakyat dan jangan sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat," katanya.

  Republika  

Uni Eropa Bilang, Indonesia Negara "Brisik"

Jakarta Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengungkapkan bahwa Indonesia disebut "negara berisik" oleh sejumlah anggota parlemen Uni Eropa. Ucapan tersebut tercetus dalam satu diskusi dengan sejumlah anggota parlemen Uni Eropa, beberapa waktu lalu.

"Saya dua minggu lalu ada diskusi dengan anggota parlemen Uni Eropa. Bicara macem-macem tentang Indonesia dan mereka hanya kenal Indonesia dari media massa," ungkap Mahfudz, dalam acara diskusi "Membangun Kemampuan Kekuatan Pertahanan Berkelanjutan", di Hotel Century Park, Jakarta, Jumat (29/11).

Menurutnya, para anggota parlemen Uni Eropa tersebut pernah mengunjungi Indonesia 10 atau 15 tahun silam. Salah satu kesan mereka yang kuat, mereka bilang, "Kami apresiasi Indonesia dengan demokrasinya, dengan capaian ekonominya, tapi satu, kenapa Indonesia ini 'berisik' ya? Bising," ujar Mahfudz, menirukan ucapan anggota parlemen Uni Eropa tersebut.

Jadi, imbuh Mahfudz, "berisik" dan "bisingnya" Indonesia ternyata sampai di telinga para anggota parlemen Uni Eropa, sehingga mereka bertanya-tanya. "Itu membuat mereka menjadi ragu, ini kalau mau investasi dan kerja sama dengan Indonesia, kira-kira nyaman ga? Enak ga?" ungkapnya.

Namun demikian, Mahfudz mengaku mempunyai cara untuk menyelesaikan kebisingan atau keberisikan itu. "Ada caranya untuk mengatasi brisik, kita bersihkan yang kotor, tetapi tidak mengganggu kerja-kerja yang lebih fungsional dan produktif," ujarnya.

Sedangkan terkait jelang Pemilu 2014 yang akan melahirkan para pemimpin dan wakil rakyat untuk 5 tahun ke depan, Mahfudz mengakui ada kekhawatiran terhadap pembangunan Rencana Strategis (Renstra) pembangunan kekuatan pertahanan yang segera masuk tahap Renstra II.

“Karena itu, partai yang berkuasa mendatang, siapapun presidennya, seharusnya sudah berpikir bahwa pertahanan adalah hal yang sangat utama. Artinya, problematika pertahanan adalah problem bangsa ini,” katanya.

Dengan paradigma seperti itu, imbuh Mahfud, maka pembangunan kekuatan pertahanan tetap akan 'on the track'. Untuk penganggaran pertahanan sebagai bentuk dukungan politik anggaran, Komisi I akan mengikatnya dalam bentuk komitment saat masa bakti DPR berakhir pada Oktober 2014.

"Komisi I tentunya akan memberikan rekomendasi saat masa bakti DPR periode ini berakhir. Dan penganggaran masih dilakukan oleh DPR periode ini. Salah satu klausulnya bisa jadi, bahwa Renstra II harus dilanjutkan. Artinya, ini merupakan dukungan DPR terhadap pembangunan kekuatan pertahanan berkelanjutan,” tandasnya.(IS)

  Gatra  

Anggota Brimob Polda Papua ditembak orang misterius

Stop kekerasan di Papua [google]Papua Seorang anggota polisi kembali menjadi korban penembakan di Papua, Sabtu (30/11). Polisi itu diketahui bernama Bripka Suhendra.

Seperti dilansir dari Antara, korban sehari-hari bertugas sebagai anggota Brimob Polda Papua. Bripka Suhendra ditembak oleh orang tak dikenal di Kawasan Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.

Korban saat ini langsung dilarikan ke rumah sakit. Kondisi korban masih belum diketahui.

Kasus ini menambah panjang daftar penembakan terhadap polisi. Di Papua, polisi kerap kali menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal.(mdk/has)

Sopir angkot di Puncak Jaya tewas ditembak kelompok bersenjata


Kelompok sipil bersenjata kembali melakukan aksi kekerasan dan penembakan, kali ini menimpa seorang warga di Puncak Jaya, Papua. Mereka menghadang seorang dan menembak mati seorang sopir angkot, David saat tengah melakukan perjalanan dari Ilu menuju ibu kota Mulia.

Dilansir Antara, Kamis (28/11), penembakan tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WIT. Saat ditembak, Davit tengah mengendarai mobil jenis Strada dengan nomor polisi N 8688 AT.

Davit dihadang saat melintas di Kampung Kambigame. Kedua kendaraan yang melintas kemudian dihadang kelompok sipil bersenjata (KSB), dan Davit ditembaki saat turun dari kendaraannya. Tak sampai di situ, ia pun dibakar bersama mobilnya.

Melihat kejadian itu, Riko memilih memutar mobilnya dan melarikan diri. Dia pun melaporkan peristiwa nahas tersebut melalui pos TNI di Ilu.

Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis yang dihubungi Antara membenarkan adanya inside tersebut dan saat ini korban sudah dievakuasi ke puskesmas Ilu. Ketika ditanya pelaku berasal dari kelompok mana, Kapolres menegaskan belum dapat dipastikan kelompok tersebut dari mana.

"Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti kelompok yang melakukan penghadangan dan penembakan hingga menewaskan warga sipil," tegas Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis.

Sebelumnya, Rabu (27/11) sekitar jam 10.00 WIT, KSB juga menembak anggota TNI yang bertugas di Koramil Ilu, Sersan Wandi.

  Merdeka  

Anggota TNI AU diperiksa polisi militer

Burung Galah
Jakarta Dua anggota TNI Angkatan Udara yang diduga berupaya menyelundupkan satwa liar dari Australia diperiksa oleh polisi militer dan menghadapi sanksi bila dinyatakan bersalah, kata juru bicara TNI Iskandar Sitompul.

"Akan diteliti nanti, apa sebab musababnya, ada berita acara, tentunya nanti akan ada sanksi di kesatuan masing-masing," kata Iskandar kepada BBC Indonesia, hari Jumat (29/11).

Iskandar menjelaskan bahwa dua anggota TNI ini menjalani pemeriksaan di pangkalan TNI AU di Malang, Jawa Timur.

Ia mengatakan kemungkinan dua anggota TNI ini tidak mengetahui bahwa menyeludupkan satwa liar tergolong kejahatan serius di Australia.

"Di Indonesia kan sudah biasa itu, membawa kakak tua dari Papua atau Ambon misalnya, tidak menjadi masalah. Sementara di Australia satwa itu sangat dilindungi," kata Iskandar.

Menurut Iskandar, bila dinyatakan bersalah dua anggota TNI bisa menghadapi hukuman disiplin, teguran keras, sampai pemecatan, tergantung dengan tingkat kesalahan.

Dua pilot tersebut sempat diinterogasi petugas di Austrlia setelah ditemukan setidaknya tujuh burung nuri di dalam pesawat Hercules yang dihibahkan Australia ke Indonesia.

Harga burung ini dilaporkan mencapai ribuan dolar di pasar gelap.

Pelaku penyelundupan di Australia bisa dijatuhi hukuman penjara 10 tahun dan denda US$155.000.

  BBC 

Pasukan Elite TNI Berlatih Bersama di Batam

http://www.tnial.mil.id/Portals/0/News/OPSLAT/November2013/25KASUMgultor.jpgBatam Tiga pasukan elite TNI, yakni Denbravo (TNI-AU), Kopassus (TNI-AD), dan Denjaka (TNI-AL), menjadwalkan latihan gabungan untuk mencegah teroris masuk ke wilayah Indonesia hari ini (30/11). Semula, latihan bertajuk Trimatra VIII 2013 itu akan dilaksanakan di sekitar Pulau Sambu. Namun, akhirnya lokasi latihan dipindahkan ke perairan depan Mako Lanal, Batuampar.

"Personel pasukan elite yang akan turun dalam latihan mencegah masuknya teroris ini didatangkan dari Mabes di Jakarta. Trimatra VIII 2013 terdiri atas semua unsur TNI, yakni TNI-AL, TNI-AU, dan TNI-AD," kata Pasintel Lanal TNI-AL Mayor Abduh seperti dikutip Batam Pos, Jumat (29/11).

Sesuai dengan rencana, lanjut Abduh, latihan Trimatra VIII 2013 itu dimulai pagi. TNI-AL mengerahkan kapal perang buatan anak bangsa, yakni KRI Banda Aceh. Kali ini Dankomar diplot sebagai direktur latihan.

"Panglima TNI bersama rombongan sudah tiba di Batam untuk menghadiri latihan Trimatra VII 2013," ujar Abduh.

  JPNN  

Koarmatim Akan Latihan Bersama Dengan AL Singapura

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ3G4kj9w_vfEZ7ySp6YfATYs5pSfkh6M6kW_V4imJNIwDJ7kNeGmD0hGXqTPVJ6Ai8NTwTgI1XUUnwpGgHulcuSVY2-yls6etw43A74l4FfRJQmnbmWEg8ea6XvQ8zo1hNr5Z2jZR_Bs/s400/Formasi+kapal+perang+RI.jpgSurabaya Jajaran Koarmatim menyiapkan Latihan Bersama (Latma) dengan Angkatan Laut Singapura Republic Singapore Of Navy (RSN) tahun depan. Rencana latihan dibahas dalam acara Tactical Floor Game (TFG) di Gedung Pusat Latihan Elektronika dan Pengendalian Senjata, Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Morokrembangan, Surabaya, Kamis (28/11).

Bertindak selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pra Eagle tahun 2013 Kolonel Laut (P) Syufenri, M.Si., yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Koarmatim.

Rencana latihan bersama antara TNI AL dan RSN dengan sandi “Exercise Eagle 23/14” diikuti oleh unsur kapal-kapal perang Angkatan Laut kedua negara. Dari jajaran TNI AL mengerahkan sebanyak enam kapal perang Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis Van Speijk, Korvet dan Sigma.

Kapal perang dari TNI AL tersebut adalah KRI Malahayati-362, KRI Fatahillah-361, KRI Ahmad Yani-351, KRI Slamet Riyadi-352, KRI Diponegoro-365 dan KRI Frans Kaisiepo-368 masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim.

Latihan bersama ini, bertujuan untuk menegakkan kedaulatan dan hukum di laut di wilayah perbatasan RI-Singapura dalam rangka menjaga stabilitas kawasan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah Manuvra Taktis, pembekalan di laut, dan penembakan senjata. Selain itu juga melatih awak kapal dalam merencanakan dan melaksanakan Operasi Anti kapal permukaan di malam hari. (Dispenarmatim)

  Koarmatim  

BIN Dukung Satelit Pertahanan Produksi Domestik

Jakarta Kepala Badan Intelijen Negara, Letnan Jenderal Marciano Norman, mendukung wacana kepemilikan satelit khusus untuk komunikasi penting dan pertahanan Indonesia. Menurut dia, sudah seharusnya Indonesia punya satelit khusus untuk bidang pertahanan.

"Jadi satelit khusus untuk Kementerian Pertahanan, TNI, Polri, termasuk intelijen juga harus punya sendiri," kata Marciano saat ditemui wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 28 November 2013.

Saat ini satelit komunikasi pertahanan Indonesia masih menumpang pada satelit komunikasi biasa. Hal ini diakui Marciano sangat rentan terjadi penyadapan dari pihak tak bertanggung jawab.

Terlebih, Marciano berharap satelit khusus ini diproduksi sendiri oleh Indonesia, termasuk segala macam komponen di dalamnya. Menurut dia, satelit produksi dalam negeri sangat aman dari kemungkinan penyadapan yang dilakukan negara lain. "Mudah-mudahan segera terealisasi," kata dia.

Hari ini Marciano menghadiri rapat dengan Komisi Pertahanan DPR. Selain Marciano, perwakilan pemerintah yang lain adalah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Kepala Polri Jenderal Sutarman, dan Kepala Lembaga Sandi Negara Mayor Jenderal Djoko Setiadi.

Dalam rapat tersebut, Komisi Pertahanan mendukung langkah yang diambil pemerintah dalam menyikapi penyadapan Australia. Komisi Pertahanan juga mendesak pemerintah segera meningkatkan persandian dan membuat satelit komunikasi sendiri.

  Tempo  

Serba-Serbi Pengamanan APEC 2013 [5]

 Batal Kawal Obama, hingga Sepatu "Canggih" Secret Service 

Ilustrasi (Foto: Okezone)MENGAWAL tokoh besar, bahkan kepala negara, bukan perkara yang mudah. Banyak hal yang harus disiapkan, baik secara tim maupun pribadi. Pengalaman langka ini pun menjadi kisah menarik yang mungkin tidak bisa dialami semua orang.

Misalnya pada gelaran KTT APEC XXI di Bali. Sebanyak 21 kepala negara hadir, kecuali Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Obama batal hadir lantaran shutdown pemerintahan AS, dan akhirnya dia diwakili tiga menteri.

Perubahan jadwal tersebut pun memengaruhi pengamanan yang disiapkan oleh Tim Gabungan Pengamanan VVIP. Bukan mempermudah kerja tim, justru makin berat karena harus mengawal tiga pejabat yang berperan sebagai kepala negara.

"Awalnya saya tahu Presiden Obama batal datang, saya kecewa. Karena kan Beliau termasuk tamu yang paling ditunggu," ucap Komandan Tim Pengamanan Pribadi Kepala Negara Amerika Serikat (AS) Letnan Satu Infanteri Dody Mulya Harahap, ketika berbincang di Markas Komando Pasukan Pengamanan Presiden, Jakarta Pusat.

Salah satu peristiwa unik yang terjadi di lokasi acara adalah ketika Menteri Luar Negeri AS John Kerry tengah menghadiri salah satu sesi acara. Kerry pun mengenakan leaders pin yang diberikan kepada masing-masing kepala negara, termasuk AS yang diwakili tiga menteri. Namun karena hanya ada satu pin bagi AS, maka dua menteri lain tidak bisa menghadiri acara dalam waktu yang bersamaan.

"Pak Menteri Perdagangan AS Michael Froman saat itu hendak hadir dalam sesi lain pada waktu yang bersamaan ketika Pak Kerry masih mengikuti sesi di ruangan lain. Otomatis pihak kemanan tidak mengizinkan saya dan rombongan Pak Froman masuk ke lokasi acara, karena Beliau tidak mengenakan leaders pin. Akhirnya saya harus koordinasi lagi dan jalan kaki dengan jarak yang cukup jauh. Saat itu ada petugas keamanan yang mengendarai boogie car, langsung saya minta tolong pinjam supaya saya bisa cepat koordinasi," tutur Dody.

Akhirnya setelah koordinasi dengan tim keamanan gabungan, Dody berhasil membawa Froman masuk ke lokasi acara. Lalu sebelum masuk ruangan, Froman dan Kerry sempat bertemu di lokasi yang sudah disiapkan untuk serah terima pin.

 "Naksir" Sepatu Secret Service 

Pasukan Secret Service (SS) milik Negara Paman Sam adalah salah satu pasukan yang disegani di dunia. Banyak hal yang membuat SS lebih unggul dari pasukan-pasukan di negara lain. Dari segi persenjataan hingga teknologi yang digunakan, SS bisa dibilang canggih.

Tak hanya itu. Bahkan, sepatu yang digunakan para pasukan loreng coklat itu cukup menarik perhatian. "Sepatu mereka itu sama sekali tidak menimbulkan suara ketika kaki mengentak. Bukan tanpa maksud, tapi supaya SS tetap bisa berada di dekat kepala negara yang mereka kawal. Apalagi kan kalau kepala negaranya lagi berbincang dengan kepala negara lain. Jadi kalau mereka jalan pun tidak mengganggu. Kalau sepatu lain kan biasanya menimbulkan suara," kata Dody sambil menirukan entakan sepatu yang dikenakannya.

Dody pun berharap kelengkapan yang dikenakan para anggota SS perlahan bisa diadaptasi oleh pasukan VVIP di Indonesia. Bukan demi sekadar penampilan, tapi lebih untuk menunjang tugas dan pekerjaan.(lam)

  Okezone 

Menganalisa Surat Abbott kepada SBY

https://pbs.twimg.com/media/BaGpfryCUAAeO5Z.jpg:largeJakarta "Masih ada, menurut saya, sejumlah hal yang perlu diberikan klarifikasi oleh pihak Australia..," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Selasa (26/11).

Jika membaca pernyataan politik Presiden Yudhoyono ini, maka masyarakat di Tanah Air tentu bisa bertanya-tanya apa yang terjadi setelah Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengirimkan surat balasan terhadap SBY yang berkaitan dengan kasus penyadapan oleh dinas intelijen Australia terhadap SBY pada bulan Agustus tahun 2009?

Percakapan Yudhoyono, Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla serta beberapa pejabat Indonesia pada Agustus 2009 itu disadap oleh intelijen negara kangguru tersebut.

Namun sama sekali tidak jelas alasan negara tetangga itu untuk menyadap pembicaraan SBY itu, padahal hubungan kedua negara dalam taraf yang cukup baik dan juga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal yang "aneh" terhadap mitranya itu.

Ketika mengomentari isu penyadapan itu, langsung Kepala Negara mengadakan jumpa pers dan mengeluarkan pernyataan yang pasti cukup keras bagi PM Tony Abbott.

"Saya juga menyesalkan pernyatan Perdana Menteri Australia yang meremehkan soal penyadapan atas Indonesia itu tanpa rasa penyesalan," kata Jenderal Purnawirawan TNI Angkatan Darat ini.

Dia kemudian menuntut pemerintahan di Canberra untuk memberikan penjelasan dan pertanggungjawaban atas penyadapan itu.

Selain itu, untuk menunjukkan kekecewaan Indonesia maka, Presiden memerintahkan dipanggil pulangnya Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema .

Kekecewaan Indonesia ternyata tidak hanya sampai di situ, sehingga Markas Besar TNI kemudian memerintahkan sejumlah perwira TNI dan beberapa pesawat TNI Angkatan Udara yang telah berada di sana untuk latihan bersama, agar segera kembali ke Tanah Air.

Akhirnya PM Tony Abbott mengirimkan surat jawaban kepada Yudhoyono. Namun surat itu sama sekali tidak memuat pernyataan permintaan maaf atas dilakukannya peristiwa penyadapan itu.

Kepala pemerintahan Australia hanya menyebutkan arti pentingnya hubungan Australia dengan Indonesia.

Setelah menerima surat dari mitranya itu, maka kemudian Yudhoyono kembali bereaksi antara lain dengan mengatakan bahwa telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa atau seorang utusan Indonesia untuk membicarakan beberapa hal penting dengan Canberra, antara lain disusunnya kode etik dan protokol yang bakal menjadi pedoman bagi bagaimana mengatur hubungan diplomatik kedua pihak.

Bahkan kode etik itu harus ditandatangani para pejabat di depan kedua pemimpin ini.

Apabila pemimpin kedua negara itu sudah saling berkirim surat dan suasana tegang sudah mulai mereda, maka pertanyan yang bisa muncul pada masyarakat antara lain adalah apakah kasus penyadapan ini akhirnya akan sirna begitu saja?.

Apakah Indonesia yakin bahwa Australia tidak akan lagi menyadap pembicaraan telepon para pemimpin Indonesia-- apa pun alasannya-- seperti yang dijanjikan Abbott.

"Australia berjanji tidak akan melakukan hal-hal yang bisa merugikan Indonesia di masa mendatang," kata Yudhoyono mengutip surat mitranya Abbott.

Kurang memuaskan

SBY sudah mengeluarkan pernyataan politik yang jelas terhadap Australia. Namun di lain pihak, surat kepala pemerintahan Australia itu tidak diumumkan secara lengkap dan terbuka sehingga rakyat Indonesia tidak tahu secara tepat atau persis pernyataan atau janji- janji pemerintahan Canberra.

Karena itu, tidak aneh sama sekali jika kemudian masih muncul sejumlah komentar dari beberapa politisi Indonesia mengenai masa depan hubungan kedua pihak.

Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saefuddin, misalnya, menyatakan bahwa seharusnya Indonesia tetap menuntut penjelasan dari Australia terhadap penyadapan pembicaraan sejumlah pemimpin dan tokoh Indonesia itu.

"Seharusnya kita tetap menuntut Australia untuk menjelaskan alasan penyadapan itu atau bersedia meminta maaf atas penyadapan itu," kata Lukman Hakim Saefuddin.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin juga sama pendapatnya dengan Lukman Hakim bahwa seharusnya Indonesia tetap menuntut pernyataan maaf dari Canberra.

"Presiden dan rakyat Indonesia tetap menghendaki agar Australia meminta maaf," kata Hasanuddin yang juga merupakan Jenderal Purnawirawan TNI AD. Hasanuddin adalah mantan ajudan Presiden BJ Habibie dan juga mantan Sekretaris Militer Kepresidenan pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.

Karena hubungan tegang Indonesia dan Australia sudah mulai mereda pasca saling berkirim suratnya Presiden Yudhoyono dan PM Abbott, maka pertanyaan yang dapat muncul pada benak rakyat Indonesia adalah apakah kasus penyadapan ini akan "hilang" begitu saja.

Sekalipun Abbott sudah "memberi jaminan" bahwa Australia tidak akan lagi melakukan tindakan-tindakan yang bisa merugikan Indonesia maka dapat yakinkah seluruh bangsa Indonesia tidak akan terjadi lagi kasus penyadapan oleh Australia terhadap para pemimpin di Tanah Air?

Pertanyaan itu bisa muncul karena teknologi akan semakin canggih sehingga teknologi komunikasi dan informatika bisa saja dimanfaatkan untuk mengetahui posisi atau sikap politik satu negara oleh negara lainnya baik secara resmi atau tidak resmi atau secara terbuka ataupun tertutup.

Pertanyaan itu perlu dijawab karena ternyata pembicaraan Presiden Yudhoyono juga pernah disadap saat berada di Inggris. Bahkan Kanselir Jerman Angela Merkel baru-baru ini menuntut pemerintahan Presiden AS Barack Obama untuk menjelaskan alasan penyadapan pembicaraannya oleh intelijen AS.

Rakyat di Tanah Air tentu sudah akrab dengan nama beberapa lembaga yang sering terkesan "menakutkan atau seram" seperti Badan Intelijen Negara (BIN), kemudian Badan Intelijen dan Strategis (Bais) yang berada di bawah Markas Besar TNI serta Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).

Lembaga-lembaga atau instansi pemerintah itu harus mampu memberikan rasa tenang kepada masyarakat bahwa tidak bakal terjadi lagi penyadapan pembicaraan telepon para pemimpin di Tanah Air oleh intelijen dari negara mana pun dan dengan alasan apa pun.

  Antara 

Jumat, 29 November 2013

Pesawat C-130 Hercules Hibah dari Australia Tiba Hari Ini

Hercules Hibah A1330 TNI AU (RAAF)
Jakarta Kasus penyadapan yang membuat Indonesia tersinggung dan tercederakan membuat marah para pejabat, terutama Presiden SBY, karena ponselnya serta Ibu Ani Yudhoyono disadap. Setelah melakukan langkah pressure diplomatik, akhirnya PM Australia Tony Abbott membalas surat SBY, menjelaskan posisinya, tidak meminta maaf tetapi menyatakan akan kembali membina hubungan bilateral kedua negara dengan jaminan tidak akan melakukan langkah yang merugikan Indonesia.

Presiden kemudian memerintahkan Menlu Marty Natalegawa sebagai ujung tombak pemerintah untuk menindak lanjuti proses tersebut. Diharapkan dalm waktu tidak lama lagi akan terjalin kembali kerjasama bilateral seperti kerjasama intelijen, dan latihan bersama militer.

Ditengah gonjang-ganjing kemelut hubungan Indonesi-Australia, seperti pernah diberitakan, Indonesia akan menerima hibah empat buah pesawat angkut C-130H Hercules dari Australia. Dari informasi terakhir yang penulis terima, pesawat hibah ex RAAF (Royal Australian Air Force) pertama di-ferry (diterbangkan) dari Darwin menuju ke Lanud Abdulrahman Saleh Malang, dengan rute Darwin-Ngurah Rai-Abd Saleh. ETA (Estimate Time of Arrival) Rai (Bali) 10.30 LT (Local Time). Pesawat dengan tail number A-1330 diterbangkan oleh Letkol Pnb Reza dan Mayor Pnb Sugeng dari TNI AU. Pesawat direncanakan akan menggantikan tipe B yang sudah semakin tua, dengan home base di Malang atau Makassar.

Penambahan C-130 Bagi TNI AU dan Proses Hibah

Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan bahwa Indonesia akan membeli 9 pesawat C-130 Hercules seri H dari Qantas Defence Service, dimana 4 di antaranya merupakan hibah dari pemerintah Australia. Menurutnya lima pesawat yang dibeli harganya murah sekali kata Menhan Kamis (18/7/2013). "Jadi 4 hibah, 1 serviceable itu artinya kru harus training, karena digital. Ya perlu diremajakan, sesuai keinginan kita," tandasnya. Dia menambahkan, pesawat tersebut meski tidak lagi baru, namun bisa dipakai selama 15 tahun. "Total 4 hibah, 5 lagi kita beli dengan harga murah. Kalau di-upgrade bisa buat 15 tahun," pungkasnya.

"Pemerintah akan merenovasi dan meremajakan atau retrofit empat pesawat C-130 Hercules hibah dari Australia," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. "Biasanya kalau dapat hibah, atau dapat pesawat, selalu kami cek, renovate, retrofit, kami betul yakinkan bahwa pesawat itu layak terbang," kata Purnomo. Anggaraan yang dibutuhkan untuk melakukan retrovit 4 pesawat adalah $A 63 Juta. Biaya tersebut mencakup pemeliharaan tingkat berat, teknisi, pelatihan pilot, hingga pengecatan pesawat.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI S.B. Supriyadi dalam siaran persnya mengatakan, sejak 31 Desember 2012, keempat pesawat itu sudah tidak diterbangkan lagi oleh RAAF karena pemerintah Australia menggantinya dengan C-130 Hercules tipe J. Kendati demikian, kata dia, usia empat pesawat jenis angkut itu masih bisa dipergunakan hingga 30 tahun ke depan dengan rata-rata 600 jam terbang/tahun.

Keempat pesawat C-130 H akan didatangkan secara bertahap dan yang pertama dengan tail number A97-006 akan tiba pada bulan Oktober 2013, pesawat kedua April 2014, ketiga Agustus 2014, dan kempat pada bulan Desember 2014. Pesawat pertama ex A97-006 yang kini diganti dengan tail number TNI AU (A-1330) inilah yang diberitakan, pengirimannya mundur satu bulan dari rencana.

Sebelumnya, Asisten Perencanaan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal Muda TNI Rodi Suprasodjo, mengatakan Jumat (6/1/2012) bahwa pesawat Hercules yang diperlukan TNI-AU saat ini berjumlah 30 unit. Namun, TNI-AU hanya memiliki 21 pesawat Hercules, sehingga masih kurang sembilan pesawat. "Kekurangan pesawat Hercules itu akan dipenuhi dari hibah dan membeli. Ke-30 pesawat Hercules akan digunakan untuk pesawat tanki sebanyak dua unit, pesawat VIP dua unit, dan pesawat operasional untuk mengangkut dua batalion pasukan sebanyak 26 unit," kata Rodi. Ditambahkannya, pesawat tipe H yang akan dihibahkan Australia akan digunakan TNI-AU untuk menggantikan tipe B yang sudah sangat tua.

Menteri Pertahanan Australia David Johnston mengatakan penyerahan pesawat hibah Hercules C-130 dari Australia ke Indonesia akan tetap dilakukan, meskipun kerjasama militer kedua negara tengah berstatus dibekukan gara-gara isu penyadapan. Pada awalnya, penyerahan pesawat hibah itu ke Indonesia akan dilakukan dalam sebuah upacara khusus di Kota Williamtown di New South Wales. Namun upacara itu ditunda dengan kemarahan Presiden SBY menyusul terungkapnya penyadapan oleh intelijen Australia.

Nampaknya Australia menunjukkan keinginan kuat untuk memperbaiki downgrade hubungan dengan Indonesia sebagai dari akibat imbas penyadapan. Kini Australia harus segera berbaik dengan Indonesia, mengingat kawasan Laut China mulai panas. Tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri dalam menangani konflik, AS yang katanya hebatpun kemudian menyadari saat melakukan operasi militer di Irak dan Afghanistan tetap membutuhkan Pakistan sebagai negara ketiga untuk kebutuhan transit pesawat tempur dan dukungan logistik. Ausralia akan menjumpai kesulitan apabila kerjasama pertahanan dengan Indonesia tetap beku. Inilah dinamika diplomasi dimana Indonesia diuntungkan dengan letak geografinya di posisi silang.

  Ramalan Intelijen  

Jupiter Aerobatic Beraksi di Langit Banjarmasin

jupi-subBANJARMASIN Di era 90-an, pesawat tempur milik TNI AU kerap unjuk kebolehan di langit Kalimantan Selatan dengan Homebase Pangkalan Udara (Lanud) Sjamsudin Noor.

Pilot pesawat tempur tersebut melakukan atraksi-atraksi di atas langit dengan manuver berbahaya. Seperti terbang sangat rendah dan flypass menukik seakan jatuh membuat penonton berdebar. Ada juga pesawat ringan dengan baling-baling atau warga sering menyebutnya pesawat capung yang mampu melakukan atraksi berputar-putar seakan lepas kendali. Sayang, atraksi yang membuat anak bangsa itu bangga akan kekuatan militer negerinya dan kehandalan personel TNI AU di udara kini tak pernah lagi terlihat di Kalsel.

Kamis, (28/11) pesawat tempur latih TNI AU jenis KT-1B Woong Bee tiba-tiba saja melintas di langit Banjarmasin dan melakukan formasi-formasi terbang yang menarik sehingga pesawat yang masih asing terlihat menimbulkan beberapa pertanyaan sebagian warga khususnya di Kota Seribu Sungai ini.

Rombongan Team Aerobatik dengan warna pesawat merah dan putih tersebut terdiri dari delapan pesawat jenis KT-1B Wong Bee dari Skadron Pendidikan 102 Lanud Adisutjipto dan didukung dua buah pesawat C-130 Hercules TNI AU untuk mengangkut personil dan peralatan pendukung. Rombongan JAT (Jupiter Aerobatik Team) yang berjumlah 80 orang tersebut berada di bawah Mission Commander (pimpinan) Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb Bob Panggabean. Sesaat sebelum mendarat di Lanud SAM Pesawat Aerobatik tersebut sempat flypass diatas Lanud SAM dengan menampilkan formasi terbang aerobatik. Adapun rute yang ditempuh sebelum rombongan tersebut mendarat di Lanud SAM yaitu Lanud Adi-Lanudal Juanda Surabaya-Lanud SAM.

Kedatangan rombongan di Lanud SAM tersebut disambut langsung oleh Komandan Lanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Esron S.B. Sinaga, S.Sos. Ratusan anak TK, SD, SMP dan SMA wilayah kota Banjarbaru serta masyarakat sekitar pun berdatangan serta terlihat sangat antusias ingin melihat, menyaksikan dari dekat bahkan hingga berfoto dengan latar belakang pesawat latih JAT yang mendarat di Lanud Sjamsudin Noor. Rizal salah satu murid TK Angkasa mengaku senang. Pesawatnya, bagus sekali, “Saya senang lihat. Pesawatnya bagus sekali,”ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut Danlanud SAM mendapat kehormatan dari Team Aerobatik TNI AU untuk menerima Cinderamata yang diserahkan oleh Mayor Pnb Ferry Yunaldi yang didampingi oleh Danwingdikter Kolonel Pnb Bob Panggabean. Adapun tujuan kehadiran Tim Aerobatik TNI AU Jupiter dalam rangka melakukan kegiatan Demonstrasi Terbang (Invitation to Participate The 4th Brunei Darussallam International Defence Exhibition 4Brider 2013 Air Demonstration) di Negara Brunei Darussallam yang akan dilaksanakan pada tanggal 3 s.d. 7 Desember 2013 mendatang.

Tujuannya adalah guna menjalin hubungan persahabatan antara kedua Negara dan khususnya kedua Angkatan Udara, yang dalam hal ini diwakili oleh penampilan Tim Aerobatik TNI AU. Tujuan lainnya adalah untuk memperkenalkan kepada dunia tentang kemampuan Tim Aerobatik TNI AU untuk tampil di pentas internasional, sekaligus menunjukkan bahwa bangsa Indonesia juga memiliki putra-putra bangsa yang tidak kalah bersaing dalam kancah kedirgantaraan dunia.

(pentak lanud SAM/sir)

Teks Gbr- Danlanud SAM Letkol Pnb Esron SB Sinaga S.Sos, mendapat kehormatan dari Team Aerobatik TNI AU untuk menerima Cinderamata yang diserahkan oleh Mayor Pnb Ferry Yunaldi

  Poskota  

Satelit Khusus Pertahanan Masuk Rencana Anggaran 2014

Ilustrasi satelit
Jakarta Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro akan menindaklanjuti pengembangan sistem pertahanan siber dan memiliki satelit sendiri untuk kepentingan sektor pertahanan, keamanan, intelijen dan luar negeri. Menurutnya, rencana itu akan dimasukkan dalam program anggaran tahun depan.

"Soal satelit ini masuk dalam program anggaran 2014. Tahap berikutnya perlu ada mekanisme tambahan. Pengadaan satelit dari Kemenkominfo," kata Purnomo di Jakarta, Jumat 29 November 2013.

Purnomo mengatakan, TNI Angkatan Darat telah lama memiliki siber pertahanan, meski masih sewa dari pihak luar. Namun kedepan, pemerintah harus memiliki satelit khusus untuk sistem pertahanan agar tidak mudah disadap oleh pihak asing.

"Oleh karena itu mesti diajukan anggarannya, sejauh ini belum ada anggaran untuk itu (satelit khusus milik RI)," ujarnya.

Pertahanan siber yang akan dibangun itu nantinya berada di bawah kendali Kementerian Pertahanan untuk sistem keamanan dan pertahanan Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dan Polri.

Purnomo menambahkan, untuk urusan siber ada dua institusi yang menangani. Yakni pertahanan siber dibawah Kementerian Pertahanan yang di operasikan oleh TNI. Sedangkan kriminal siber itu dibawah kewenangan Polri.

Sebelumnya Komisi I DPR yang merupakan mitra kerja Kemenhan mendukung penuh pemerintah untuk segera mengembangkan sistem pertahanan siber dan memiliki satelit khusus untuk kepentingan sektor pertahanan, keamanan, intelijen dan luar negeri.

Sebelumnya Komisi I DPR yang merupakan mitra kerja Kemenhan mendukung penuh pemerintah untuk segera mengembangkan sistem pertahanan siber dan memiliki satelit khusus untuk kepentingan sektor pertahanan, keamanan, intelijen dan luar negeri.

Hal itu merupakan salah satu butir rekomendasi hasil rapat antara Komisi I DPR dengan Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, Kapolri, Kepala BIN, Lemsaneg, Mensesneg dan Menkominfo terkait kasus penyadapan yang dilakukan oleh Australia, Kamis 28 November 2013.

  Vivanews 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...