PENCARIAN
korban pesawat Sukhoi Superjet 100 di kawasan Gunung Salak, Bogor,
terus dilanjutkan di hari ke dua pencarian. Tim gabungan yang terdiri
dari Basarnas, TNI, polisi dan masyarakat terus bergerak menuju titik
lokasi jatuhnya pesawat nahas itu.
Namun, beratnya medan dan kondisi cuaca yang tak menentu terus menjadi kendala. pencarian yang dimulai Rabu kemarin dihentikan pukul 17.00 WIB. Sebab, kabut tebal yang menyelimuti gunung yang identik dengan cerita mistis itu turun dan menghalangi derap langkah tim.
Tak mau berputus asa, pagi ini sekitar pukul 07.00 WIB, tim darat kembali melangkahkan kakinya menuju lokasi jatuhnya Sukhoi.
Meski cuaca di kaki Gunung Salak pagi ini cukup bersahabat, tapi cuaca di sekitar puncak tampak gelap diselimuti kabut. Posisi tim saat ini kurang lebih berada 200 meter dari lokasi. Namun, kondisi medan yang merupakan tebing curam membuat tingkat kesulitan semakin tinggi. Tim harus melakukan rappelling (turun tebing dengan menggunakan tali) ke lokasi.
Tim udara pun kembali dikerahkan. Sejak pukul 07.30 WIB, helikopter milik Basarnas dan helikopter Super Puma milik TNI sudah beberapa kali mengudara mengelilingi lokasi sekitar jatuhnya pesawat.
"Secara visual lokasi jatuhnya pesawat itu jurang," kata Komandan Lanud Atang Senjaya, Marsekal Pertama TNI Tabri Santoso, di lokasi helipad, Cijeruk, Bogor, Jumat (11/5).
Medan yang terjal membuat rappeling juga sulit. Meski sulit, tim harus tetap melakukan rappeling sebagai satu-satunya cara menjangkau titik evakuasi.
Kabar terakhir, tim darat sudah bisa melihat puing-puing pesawat Sukhoi Superjet 100. Namun, tim belum bisa mencapai lokasi, karena harus melalui jurang terjal dan kabut tebal yang sudah mulai turun.
Tapi tim tidak akan berhenti. Tim akan terus menapakkan kakinya ke lokasi untuk mengevakuasi para korban pesawat nahas itu.(Merdeka)
Namun, beratnya medan dan kondisi cuaca yang tak menentu terus menjadi kendala. pencarian yang dimulai Rabu kemarin dihentikan pukul 17.00 WIB. Sebab, kabut tebal yang menyelimuti gunung yang identik dengan cerita mistis itu turun dan menghalangi derap langkah tim.
Tak mau berputus asa, pagi ini sekitar pukul 07.00 WIB, tim darat kembali melangkahkan kakinya menuju lokasi jatuhnya Sukhoi.
Meski cuaca di kaki Gunung Salak pagi ini cukup bersahabat, tapi cuaca di sekitar puncak tampak gelap diselimuti kabut. Posisi tim saat ini kurang lebih berada 200 meter dari lokasi. Namun, kondisi medan yang merupakan tebing curam membuat tingkat kesulitan semakin tinggi. Tim harus melakukan rappelling (turun tebing dengan menggunakan tali) ke lokasi.
Tim udara pun kembali dikerahkan. Sejak pukul 07.30 WIB, helikopter milik Basarnas dan helikopter Super Puma milik TNI sudah beberapa kali mengudara mengelilingi lokasi sekitar jatuhnya pesawat.
"Secara visual lokasi jatuhnya pesawat itu jurang," kata Komandan Lanud Atang Senjaya, Marsekal Pertama TNI Tabri Santoso, di lokasi helipad, Cijeruk, Bogor, Jumat (11/5).
Medan yang terjal membuat rappeling juga sulit. Meski sulit, tim harus tetap melakukan rappeling sebagai satu-satunya cara menjangkau titik evakuasi.
Kabar terakhir, tim darat sudah bisa melihat puing-puing pesawat Sukhoi Superjet 100. Namun, tim belum bisa mencapai lokasi, karena harus melalui jurang terjal dan kabut tebal yang sudah mulai turun.
Tapi tim tidak akan berhenti. Tim akan terus menapakkan kakinya ke lokasi untuk mengevakuasi para korban pesawat nahas itu.(Merdeka)
Foto Tim Evakuasi Korban