Ekspor PT Pindad Terdongkrak TNI AD kembali menjadi juara umum di ajang ASEAN Arms Rifle Meet (AARM) 2018 di Malaysia. Dampak positif tak hanya dirasakan seluruh anggota kontingen, PT Pindad sebagai penyuplai senjata dan amunisi juga mendapat berkah dari hasil kejuaraan ini.
PT Pindad sudah dua tahun terakhir mendukung kontingen TNI AD dalam ajang AARM. Hal ini berdampak pada pesanan senjata dari sejumlah negara.
“Yang ramai justru dari ekspor dengan prestasi seperti ini kami berterima kasih dengan TNI AD, pemerintah Indonesia, Kementerian BUMN. Prestasi seperti ini ternyata membuka peluang ekspor,” ucap Direktur Bisnis dan Produk Hankam PT Pindad Persero, Widjajanto, di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jumat (30/11).
Widjajanto menilai, banyak negara di kawasan Asia dan Afrika tertarik memesan sejumlah senjata buatan Pindad, meski tak menyebutkan jumlah peningkatan penjualan. Peningkatan pesanan ini sudah mulai terlihat pada gelaran Indo Defence 2018.
“Dari kegiatan di Indo Defence kami memperoleh beberapa komitmen penjualan dari beberapa negara terutama Afrika dan Asia. Kalau dari Asia Tenggara, Alhamdulillah sudah menggunakan PT Pindad umumnya,” tambah Widjajanto.
Dengan capaian ini, Pindad membuktikan senjata buatan anak bangsa tidak kalah kualitasnya dengan senjata buatan luar negeri.
“Kami dari PT Pindad sangat komite bahkan teman-teman dari litbang untuk mengembangkan teknologi nembak ini. Jadi ini adalah cermin dari teknologi anak bangsa yang tidak kalah melawan produk-peoduk negara maju dalam lomba tembak militer Angkatan Darat di Asia,” pungkasnya.
Tahap 2 Balitbang Kemhan dalam hal ini yang terkait Puslitbang Iptekhan melaksanakan uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV) tahap 2 di Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya, Jawa Timur.
Uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV) tahap 2 disaksikan oleh Ses Balitbang Kemhan Laksma TNI Ir. A. Budiharja Raden, Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Brigjen TNI Abdullah Sani, Komandan STTAL Laksma TNI Ir. Avando Bastari, Kabid Dager Puslitbang Iptekhan Kolonel Chb Achmad Agung Santosa, S.E., M.Sc., Kabagdatin Set Balitbang Kolonel Inf Fatih El Amin, S.IP., M.Si., staf PT. Infoglobal Teknologi Semesta, para pejabat di lingkungan TNI dan Kemhan, serta tim uji dinamis dari PT. Infoglobal Teknologi Semesta dan personel yang terkait.
Kegiatan diawali sambutan oleh Ses Balitbang Kemhan Laksma TNI Ir. A. Budiharja Raden, pembacaan doa, dilanjutkan uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV) tahap 2 dari tim PT. Infoglobal Teknologi Semesta dan terakhir evaluasi hasil pelaksanaan uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV) tahap 2.
Pelaksanaan uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV) tahap 2 ini adalah hasil kerjasama antara Balitbang kemhan dengan PT. Infoglobal Teknologi Semesta yang telah melaksanakan uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak yang ke-2.
Uji fungsi rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak telah dilaksanakan pada tanggal 5 Nopember 2018 dan uji partial telah dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2018.
USV merupakan sebuah wahana tanpa awak yang dioperasikan pada permukaan air. USV dikendalikan otomatis dengan memberikan perintah-perintah seperti waypoint melalui ground control.
Tujuan dari uji dinamis ini untuk mengetahui seberapa jauh fungsi dari peralatan yang sudah dipasangkan di dalam wahana maupun yang berada di dalam sistem kontrol kapal permukaan air tanpa awak (USV). USV dapat dikendalikan dan dipersenjatai dengan rudal, senapan mesin ataupun torpedo.
USV bergerak secara autonomous dengan menggunakan sistem navigasi yang menggunakan algoritma waypoint dan dengan menggunakan remote control. USV selain sebagai pengawasan juga dapat digunakan untuk kapal riset, pertahanan dan pencegahan.
Pemanfaatan USV untuk menjadi kapal riset sudah dilakukan di beberapa negara, sebagian besar melakukan penelitian di sungai maupun laut lepas secara otomatis sehingga mereka hanya mengolah data yang dikirim dari USV ke ground control.
Di Perbatasan Lebanon-IsraelDansektor Timur Unifil (United Nations Interim Force in Lebanon) yang baru, Brigadier General Antonio Romero Losada dari Spanyol meninjau beberapa titik-titik rawan Area Operasi Satgas Indonesian Battalion (Indobatt) Konga XXIII-L/Unifil di Lebanon Selatan, Rabu (28/11/2018).
Dansektor Timur Unifil (United Nations Interim Force in Lebanon) yang baru, Brigadier General Antonio Romero Losada dari Spanyol meninjau beberapa titik-titik rawan Area Operasi Satgas Indonesian Battalion (Indobatt) Konga XXIII-L/Unifil di Lebanon Selatan, Rabu (28/11/2018).
Kedatangan Jenderal Spanyol beserta rombongan di UN Posn 9-15 Panorama Point sepanjang garis blue line yang merupakan area perbatasan antara Lebanon dengan Israel, diterima Dansatgas Indobatt Konga XXIII-L/UnifilLetkol Inf Arfan Johan Wihananto, S.I.P. bersama Wadansatgas Mayor Inf Didiet Trilaksono.
Di UN Posn 9-15 Kompi Alfa yang merupakan salah satu titik rawan, Dansektor Timur Unifil Brigadier General Antonio Romero Losada menerima penjelasan singkat dari Perwira Kompi Alfa Lettu Inf Defri Rahmansyah tentang situasi terkini, dilanjutkan memantau keadaan sekitar.
Selanjutnya Jenderal Spanyol beserta rombongan melanjutkan peninjauan dan pemantauan situasi disekitar Panorama Point, TP 37 dan TP 9-63 yang merupakan area perbatasan antara Lebanon dengan Israel, yang rawan terjadi pelanggaran batas wilayah.
Peninjauan Dansektor Timur dan rombongan dilanjutkan ke Kompi Charlie di UN Posn 9-2 Distrik Azikiyeh dan menerima penjelasan dari Komandan Kompi Charlie, Kapten Mar Taufiq Hidayat tentang perkembangan situasi terkini area operasi yang menjadi tanggung jawabnya serta kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan maupun rencana kegiatan kedepan termasuk kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan tugas.
“Saya ucapkan terima kasih kepada prajurit Indobatt yang telah bertugas begitu maksimal selama ini, siapa pun tahu, bermacam prestasi yang telah ditorehkan prajurit Indobatt dibawah pimpinan Letkol Inf Arfan Johan Wihananto,” ungkapnya.
Dansektor Timur Unifil Brigadier General Antonio Romero Losada juga menyampaikan bahwa sebentar lagi Satgas Indobatt Konga XXIII-L/Unifil akan mengakhiri misi dan kembali ke Indonesia. “Terima kasih atas dedikasinya selama bertugas di Lebanon. Selamat jalan, selamat kembali ke Indonesia,” ucapnya. (*)
♖ Tribunnews
KAL Kadet TNI AL [sindonews] ★
TNI Angkatan Laut (AL) menerima dua unit Kapal Angkatan Laut (KAL) baru, yakni KAL Kadet V-06 dan KAL Kadet V-07 setelah diserahkan resmi dari PT Karimun Anugrah Sejati, Batam kepada TNI AL di Dermaga PT Karimun Anugrah Sejati, Batam, Kamis (29/112018). Dua unit KAL ini akan melengkapi jumlah kekuatan unsur-unsur yang telah dimiliki TNI AL.
Penandatangan berita acara serah terima kedua KAL tersebut disaksikan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito. Direktur PT Karimun Anugrah Sejati Jacky Sucipto menyerahkan kepada TNI AL yang diwakili Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut (Kadisadal) Laksamana Pertama TNI Prasetya Nugraha.
Selanjutnya, dari Kadisadal diserahkan kepada Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi diwakili Paban 1 renslog Kolonel Laut (T) Udyatmiko, yang kemudian diserahkan kepada Gubernur AAL Laksda TNI Muhammad Ali diwakili Wagub AAL Brigadir Jenderal (Mar) Nuri Adrianis Djatmika untuk digunakan sebagai kapal latih Taruna/Taruni AAL.
Usai pelaksanaan serah terima kedua KAL itu, kegiatan dirangkai dengan pengukuhan Komandan Kapal dalam suatu upacara dengan Inspektur Upacara (Irup) Wakasal Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, di mana Mayor Laut (P) Maladi Hanjayani dikukuhkan sebagai Komandan KAL Kadet V-06 dan Mayor Laut (P) Hariz Sandy Wibowo sebagai Komandan KAL Kadet V-07.
Wuspo Lukito mengatakan, pengadaan KAL Kadet V-06 dan Kadet V-07 merupakan salah satu kegiatan yang telah diprogramkan sesuai perencanaan strategis TNI AL guna melengkapi kekuatan unsur-unsur yang telah ada, dalam rangka mengoptimalkan pembelajaran vokasi di lingkungan Akademi Angkatan Laut (AAL).
“KAL ini terbuat dari bahan metal yang akan lebih baik dibandingkan dengan produk sebelumnya yang menggunakan bahan fibe," ujar Wakasal dalam keterangan tertulisnya.
Wakasal berharap keberadaan 2 KAL Kadet Latih ini dapat meningkatkan kualitas latihan praktek Taruna di laut dan memberikan kontribusi langsung kepada proses belajar dan latihan di AAL dalam rangka meningkatkan porsi pembelajaran praktek pada kurikulum pendidikan.
"Diharapkan seluruh Taruna akan lulus menjadi Perwira TNI AL yang terlatih, terdidik dan diperlengkapi dengan baik," ujar dia.
Laksamana Bintang Tiga ini menginstruksikan kepada komandan kapal untuk senantiasa memelihara dan mengoperasikan KAL ini sebaik mungkin agar dapat berfungsi optimal sesuai fungsi asasinya dan mencapai usia pakai yang diharapkan.
KAL Latih 45 M produksi PT Karimun Anugrah Sejati merupakan KAL Khusus yang didesain dan diperuntukkan agar dapat melaksanakan tugas sebagai kapal latih Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) guna melaksanakan tugas-tugas khusus dalam mendukung Program Pelaksanaan Pendidikan (Prolakdis) AAL yaitu Pengajaran, Pelatihan dan Pengasuhan (Jarlatsuh).
Kapal Angkatan Laut ini memiliki spesifikasi panjang 48,6 meter, lebar 7,9, tinggi 4,25 meter, kecepatan maksimum 18 knot, kemampuan berlayar selama 4 hari dan diawaki oleh 23 ABK.
(rhs)
Kopassus TNI AD
Tak banyak orang tahu soal cerita prajurit Kopassus selamatkan tentara Spanyol saat diburu pasukan Hizbullah.
Kisah prajurit Kopassus selamatkan tentara Spanyol terjadi saat pasukan baret merah ini tengah dikirim sebagai pasukan perdamaian PBB.
Cerita prajurit Kopassus selamatkan tentara Spanyol ini tertulis dalam buku "Kopassus Untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A Kertanegara.
Berawal saat tim pengintai Spanyol sedang melakukan patroli rutin.
Pasukan Spanyol yang terdiri dari 10 panser dan 60 prajurit patroli itu mengambil dokumentasi kabel dalam saluran air, yang dicurigai sebagai kabel komunikasi milik Hizbullah.
Namun, aksi para tentara Spanyol tersebut itu kepergok oleh pasukan Hizbullah.
Mereka tak tinggal diam, pasukan Hizbullah mengerahkan 10 motor trail dan mobil bersenjata AK-47 serta anti Tank/ RPG untuk mengejar pasukan Spanyol tersebut.
Diburu oleh salah satu kelompok paramiliter paling tangguh di dunia, pasukan Spanyol lari ke pos tentara Lebanon, yang kebetulan ada prajurit Kopassus di sana.
Para tentara Spanyol itupun meminta bantuan kepada prajurit Kopassus yang saat itu tergabung dalam pasukan perdamaian PBB.
Pasukan Spanyol itupun diamankan di wilayah pos PBB.
Kemudian Dansatgas pasukan Indonesia memerintahkan seorang perwira untuk bertemu dengan tokoh Hizbullah.
Perwira tersebut diminta untuk berdialog dan menjernihkan suasana agar tak terjadi baku tembak.
Pihak Hizbullah pun bersedia untuk menghindari konflik asalkan tentara Spanyol menyerahkan dokumentasi yang mereka dapatkan di saluran air.
Pihak Hizbullah mengaku melakukan ini karena mereka menghormati tentara Indonesia.
Disaksikan tentara Indonesia, Hizbullah meminta memory card kamera pasukan Spanyol tersebut yang digunakan untuk mengambil dokumentasi saluran air tersebut.
Pasukan Spanyol akhirnya memberikan memory card mereka untuk menghindari terjadinya bentrok antara pasukan bersenjata ini.
Pasukan Hizbullah yang siap berperang mengaku tak segan-segan melakukan kontak senjata dengan pasukan Spanyol.
Prajurit Kopassus memang tak hanya mahir dalam bertempur, tapi juga mahir dalam bernegosiasi
Membebaskan seorang bocah Lebanon dari pasukan Israel
Bukan sekali ini prajurit Kopassus menyelesaikan konflik tanpa berujung pertumpahan darah.
Masih bersumber dari buku yang sama, kisah lainnya terjadi saat seorang prajurit Kopassus yang tergabung dalam Pasukan Garuda, tengah berusaha membebaskan seorang bocah Lebanon yang ditangkap oleh pasukan Israel.
Mayor Yudha Airlangga adalah seorang perwira menengah Kopassus TNI AD yang dikirim ke Lebanon.
Yudha tergabung dalam Kontingen Garuda XIII-A.
Salah satu hal yang diingat Yudha selama penugasan adalah saat tentara Israel menangkap seorang bocah Lebanon.
Bocah 15 tahun itu melempari pagar perbatasan Israel dengan batu.
Mayor Yudha dan rekan-rekannya mencoba membebaskan anak itu.
Tentu bukan dengan senjata melainkan dengan diplomasi.
Sebagai pasukan di bawah bendera PBB, mereka adalah penengah konflik, bukan pasukan tempur.
Saat itu tim Indonesia mendatangi pos militer Israel dan berbicara secara persuasif.
Mereka mencoba meyakinkan militer Israel bahwa pelaku pelemparan hanya seorang bocah di bawah umur.
Prajurit Kopassus itu meyakinkan agar hal itu tak diperpanjang dan melepaskan bocah tersebut.
Namun ternyata niat tersebut tidak langsung dapat diterima oleh militer Israel.
Butuh perjuangan negoisasi selama berjam-jam meyakinkan para tentara Israel tersebut.
Akhirnya setelah negosiasi berlangsung selama empat jam bocah tersebut dibebaskan.
Meski di tengah negoisasi, pasukan Israel tetap siaga dan menodongkan senjata.
“Kita kembangkan sisi kemanusiaannya, sehingga mereka akhirnya berhasil membebaskan anak itu,” kata prajurit baret merah ini.
Kiprah Pasukan Garuda saat bertugas di daerah konflik memang selalu mendapat sambutan baik.
Pasukan Indonesia dikenal ramah dan gampang berbaur dengan penduduk lokal.
Selain itu pasukan Indonesia ringan tangan dan selalu memberikan bantuan kepada masyarakat maupun pasukan lain yang membutuhkan pertolongan.
Tak heran jika setiap penugasan pasukan Garuda selalu diterima dengan baik, bahkan seringkali dijamu oleh masyarakat.
Berbeda dengan pasukan perdamaian lainnya yang biasanya selalu dilempari batu saat patroli oleh warga sekitar.
“Pasukan sudah dibriefing, jika bertemu dengan warga Libanon harus disapa, diberi salam, namun tetap siaga."
"Ada yang memberi salam, ada yang tetap memantau situasi sekitar,” kata Yudha. (*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Prajurit Kopassus Selamatkan Tentara Spanyol Saat Diburu Pasukan Hizbullah, Gara-garanya Cuma Foto
★ Tribunnews
Panglima Puas atas Hasil Latihan Tempur TNI di Situbondo Panglima TNI meninjau latihan bantuan tempur terpadu di Situbondo. [Matius Alfons/detikcom]
Latihan bantuan tembak telah selesai dilaksanakan di Pusat Pelatihan Tempur, Situbondo, Jawa Timur. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto puas atas hasil latihan tiga Matra TNI.
"Hari ini kita melaksanakan latihan yang diselenggarakan oleh kodiklat TNI dengan skenario besarnya adalah operasi darat gabungan," ucap Hadi Tjahjanto kepada wartawan di Pos Tinjau T12 Pusat Latihan Tempur, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (28/11/2018).
Hadi menilai, berdasarkan tinjauannya, latihan pada hari ini berjalan dengan baik. Namun dia mengakui masih ada satu-dua hal yang harus dievaluasi.
"Penilaiannya saat ini sudah banyak kemajuan dan bagus. Ya, tentu kekurangan ada, saya ada beberapa catatan, tapi itulah yang harus kita perbaiki," ujar Hadi.
Namun, Hadi menjelaskan, tujuan pelatihan pada hari ini sudah tercapai dan menunjukkan hasil yang memuaskan. Khususnya, menurut Hadi, pada metode interoperabilty karena menyatukan tiga matra bukanlah hal yang mudah.
"Sistem itu berjalan dengan baik yang kita sebut dengan interoperability komando utusan dari komando atas sampai ke komando bawah, dan ke samping itu semuanya bisa menerima dengan sa komando," tutur Hadi.
"Karena tidak mudah untuk bisa menyatukan tiga kekuatan yang karakteristiknya berbeda, kekuatan laut, kekuatan udara, maupun kekuatan darat dalam hal bantuan tembakan," sambungnya.
Hadi juga mengingatkan bahwa renstra (rencana strategi) kedua dari 2015 sampai 2019 memang sudah sesuai dengan yang dirinya inginkan. Namun pembelajaran, evaluasi, dan kesalahan di renstra kedua harus dijadikan referensi semua personel untuk bersiap dengan renstra ketiga, terutama akan adanya sistem komunikasi baru Network Centric Warfare dan peralatan baru.
"Di resntra ketiga nanti juga akan ada peralatan-peralatan baru, kemudian platform yang juga sedang dibangun oleh TNI yaitu Network Centric Warfare yang saat ini sedang dikembangkan karena harus menggunakan bantuan satelit sehingga alat yang baru nanti kita juga tidak akan ketinggalan ya, lesson learned," jelas Hadi.
Hadi mengatakan keberhasilan latihan bantuan tembak pada akhir 2018 ini sebagai dedikasi TNI untuk rakyat. Ia juga bangga dengan personelnya yang melakukan latihan hari ini.
"Saya bangga dengan prajurit saya yang telah menunjukkan profesionalisme. Profesionalisme TNI untuk rakyat Indonesia," tutup Hadi.
Sebelumnya, diketahui bahwa kunjungan Marsekal Hadi ke Banyuwangi meninjau latihan gabungan TNI di Asembagus, Situbondo. Hadi bermalam di salah satu hotel berbintang di Banyuwangi untuk kemudian bertolak ke Asembagus meninjau latihan tersebut.
F-16 hingga Kapal Perang Diterjunkan
Latihan tempur TNI di Situbondo (Alfons-detikcom)
Latihan tempur berbentuk simulasi penyerangan terhadap daerah musuh digelar di Puslatpur Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Sejumlah Kendaraan tempur, pesawat tempur, dan helikopter serang dan KRI dikerahkan dalam latihan.
Pantauan dari Pos Tinjau T12, Pusat Latihan Tempur, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (28/11/2018), pukul 09.10 WIB, penembakan diawali dengan 4 pesawat F-16 bergerak dari arah laut Jawa menuju daratan lokasi latihan tempur. Kemudian sesampainya menjatuhkan masing masing 2 bom MK.82 di lokasi yang ditandai warna orange, terlihat asap abu abu mengepul.
Tampak di Pos Tinjau T12 Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto ditemani Kasad TNI Jenderal Mulyono, Jenderal TNI Andika Perkasa, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna menyaksikan simulasi latihan bantuan tembak. Setelah Pesawat F-16 lakukan bantuan tembakan, kemudian dilanjutkan dengan KRI Iskandar Muda juga menembakan bantuan tembakan ke sasaran.
Setelah itu latihan bantuan tembak dilanjutkan dengan alat tempur Steling Mortir 105 pasrat menembakkan dari pos Mortir di sebelah kanan Pos Tinjau T12 menuju sasaran bendera putih. Terdengar 10 kali letusan.
Selanjutnya terlihat Howitzer 105 marinir telah menembakkan 15 butir mortir pertamanya, menuju bendera putih terjauh sebelah kiri podium Pos T12. Kemudian disambung pukul 09.25 WIB Armed meriam 105 menembak sasaran bendera warna orange di sebelah kiri Pos Tinjau.
Penembakan alat tempur di daratan dilanjutkan dengan Astros RM Grig, 6 Steling Mortir, 6 mobil Steling Mortir, 6 mobil Steling Caesar Banongan. Seluruhnya menembakan sasaran yang ada di sebelah kiri podium Pos Tinjau T12 dan menghasilkan asap putih dan hitam yang membumbung tinggi.
Kemudian latihan bantuan tembak dilanjutkan dengan 4 Pesawat Super Tucano menjatuhkan 8 bom MK82 dan 14 roket MK66 ke arah bendera orange. Terlihat bendera warna orange rusak berat.
Beberapa roket juga sempat terlihat diluncurkan dari sebelah kanan Pos Tinjau T12. 30 roket diletuskan oleh Howitser sejauh 7.5 km dengan radius 3 hektar, asap dan debu membumbung di sekitar Howitser.
Latihan tempur diakhiri dengan Helikopter serang Mi35. Terlihat Helikopter serang melepaskan canon 30 mm sebanyak 200 butir dan roket sebanyak 40 butir. Hadi terlihat puas dengan hasil latihan tembakan bantuan ditandai dengan tepukan tangan Hadi bersama dengan Kepala Staf Angkatan. (rvk/asp)
★ detik
Tidak menggunakan GPS, semuanya akan dibantu menggunakan satelit F16 TNI AU latihan menjatuhkan bom [antara]
TNI terus memperkuat keahliannya di bidang tempur dalam menghadapi kemungkinan munculnya hal-hal yang dinilai dapat mengancam kedaulatan NKRI.
Setelah sebelumnya dijadikan pusat latihan antara TNI-AD dan Singapores Armed Force (SAF), kini Kabupaten Situbondo kembali dijadikan titik latihan bantuan tembakan terpadu yang melibatkan 3 matra TNI.
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengungkapkan, latihan ini digelar dalam rangka olah yudha keprajuritan sekaligus mengisi diri apabila terdapat suatu ancaman dari segi manapun.
“TNI terus berlatih menggunakan peralatan tempur dalam rangka menghadapi ancaman terhadap kedaulatan NKRI,” tegas Panglima TNI. Rabu (28/11/2018).
TNI, kata Marsekal Hadi, memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam melindungi seluruh warga negara Indonesia dari berbagai ancaman yang suatu saat bisa timbul, dan dinilai dapat menganggu kondusifitas negara.
“TNI berkepentingan untuk melindungi warga Indonesia supaya tidak ada gangguan. Baik itu gangguan fisik ataupun non fisik,” ujarnya.
Panglima TNI menilai, sistem pelatihan yang berlangsung saat ini sudah mencapai target yang sudah diinginkan. Terlebih dalam menjangkau sistem Network Centric Warfare. Sistem itu, tambah Marsekal Hadi, saat ini sedang dikembangkan TNI dalam mewujudkan integrasi antara kekuatan darat, laut dan udara bisa menjadi satu komando.
“Jika seluruh komunikasi tidak menggunakan GPS, semuanya akan dibantu dengan menggunakan satelit. Jadi, integrasi seluruh matra TNI bisa menjadi satu Komando di manapun sasaran berada,” tegasnya.
Latihan ini berlangsung selama 2 hari di Puslatpur 5 Marinir, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Pelaksanaan latihan bantuan tembakan tembakan terpadu itu digelar juga bertujuan meningkatkan profesionalisme, keterampilan dan kemampuan TNI dalam melaksanakan prosedur bantuan tembakan guna tercapainya tugas Komando Gabungan TNI.
Selama berlangsungnya latihan tersebut, sebanyak 1.427 prajurit TNI dikerahkan. Jumlah itu, terdiri dari 440 prajurit TNI-AD, 469 personel TNI-AL, 193 prajurit TNI-AU, 75 personel Satkomplek TNI dan 250 personel penyelenggara.
Bukan hanya mendatangkan 4 unit pesawat tempur jenis F-16, namun beberapa alutsista lainnya, juga ikut serta dilibatkan guna mendukung kemampuan prajurit TNI tersebut. Di antaranya 1 unit KRI Sultan Iskandar Muda, 4 unit pesawat tempur Super Tucanno, 2 unit Helikopter Mi-35 milik Penerbad, 1 unit Mi-17, dan 1 unit Helikopter Bell-412.
Selain itu, guna mendukung pencapaian tugas latihan tersebut, TNI juga menampilkan beberapa peralatan tempur yang meliputi 6 MO-81 milik Batalyon Infantri 509/Balawara Yudha, 6 pucuk meriam Howitzer 105 milik Yon-Armed 8/Kostrad, 6 roket Astros milik Yon-Armed 1/Kostrad, 6 unit meriam Caesar 155, 3 pucuk mortar 81, 4 unit RM 70 Grad dan 8 Howitzer 105 Pasrat.
Selain Panglima TNI, berlangsungnya latihan tersebut juga dihadiri oleh KSAD, Jenderal TNI Andika Perkasa, KSAL Laksamana TNI Siswi Sukma Adji, KSAU, Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Asintel Panglima TNI, Mayjen TNI Anjar Wiratma, Asops Panglima TNI, Mayjen TNI Ganip Warsito, Aslog Panglima TNI, Laksda TNI Dr. Ir Bambang Nariyono, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman, dan pejabat lainnya.
★ Berita Jatim
Military Technical Cooperation MTC ke-14 Delegasi Indonesia menyaksikan sistem rudal K-300 Bastion-P. [Kemhan]
Sekjen Kemhan Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja beserta Dirjen Pothan Kemhan Prof. Dr. Ir,. Bondan Tiara Sofyan, M.Si menghadiri 14th Meeting of the Indonesian-Russian Intergovermental Commission Military Technical Cooperation, di Kota Moskow, Rusia, pada tanggal 21 s.d.23 November 2018.
Kegiatan ini juga diikuti oleh Industri Pertahanan diantaranya PT. Pindad, PT. NTP, PT. Len dan PT. Bhimasena, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarusia Mohamad Wahid Supriyadi, Presiden Deputi FSMTC Rusia Mr. M. Petukhov serta undangan lainnya.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk melanjutkan hubungan bilateral kedua negara tentang “Kerjasama militer” seperti program Helikopter Mi-17, Mi-35 dan Mi-26.
Kegiatan MTC ini diantaranya dengan Working group MTC Meeting, kunjungan ke VPK NPO Mashinostronieya, demonstrasi produk, paparan dari Industri Pertahanan Rusia dan juga dilanjutkan dengan penandatangan protocol DICM RI-Rusia ke-14. Kegiatan ini berjalan dengan tertib, aman dan lancar
★ Kemhan
Komodo APC with CPWS Gen 2 [def.pk]
Belgium's CMI Defence expects to complete the first example of its latest Cockerill Protected Weapon Station Generation 2 (CPWS Gen 2) in the last quarter of 2019.
Export marketing for the system has begun and a full-scale mock-up was recently shown fitted to the latest Indonesian PT Pindad Komodo 4×4 armoured personnel carrier (APC).
CPWS Gen 2 will have a turret structure of all-welded ballistic aluminium armour with a single piece hatch cover that can be raised into a number of positions depending on the operation environment. These are fully closed, removed when carrying out Operations Other Than War (OOTW), partly raised for observation through 360°, and fully open to enable the gunner to rapidly exit the vehicle.
★ Jane's
DK PBB menggelar pertemuan untuk membahas eskalasi antara Rusia dan Ukraina. [Foto/Istimewa ]
Kepala urusan politik PBB, Rosemary DiCarlo, mendesak Rusia dan Ukraian untuk mengkahiri konfrontasi lebih lanjut di laut. Hal itu diungkapkan DiCarlo dalam pertemuan di Dewan Keamanan PBB.
Dalam pertemuan yang digelar akibat konfrontasi kapal perang kedua negara di lepas pantai Crimea, DiCarlo mendesak Rusia dan Ukraina untuk menahan diri dari setiap tindakan atau retorika.
DiCarlo mengatakan meredakan ketegangan di Laut Azov dan Laut Hitam sangat diperlukan, menggarisbawahi pentingnya upaya sunggug-sungguh untuk menemukan resolusi damai untuk konflik bertahun-tahun antara Rusia dan Ukraina.
"(Kami) mengingatkan keduanya (Rusia dan Ukraina) tentang kebutuhan untuk menahan insiden ini sehingga mencegah eskalasi serius yang mungkin memiliki konsekuensi yang tak terduga," katanya seperti dikutip dari China.org, Selasa (27/11/2018).
DiCarlo juga mengingatkan seruannya sebelumnya pada semua pihak untuk menghindari langkah sepihak yang dapat memperdalam perpecahan atau berangkat dari semangat dan Perjanjian Minsk, yang menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan perdamaian di wilayah timur Ukraina.
DiCarlo mencatat bahwa PBB sepenuhnya mendukung upaya regional untuk menemukan penyelesaian damai, dan tindakan yang diperbarui serta konstruktif dibutuhkan oleh semua pihak untuk mengatasi kebuntuan dalam negosiasi diplomatik.
Rapat Dewan Keamanan mengikuti suara prosedural yang menolak agenda pertemuan pertama hari itu mengenai masalah ini, yang diminta oleh Rusia, yang menyatakan bahwa perbatasannya di laut telah dilanggar oleh Ukraina.
Dmitry A. Polyanskiy, wakil pertama Rusia untuk PBB, berpendapat bahwa kapal angkatan laut Ukraina telah secara ilegal menyeberang ke wilayah Rusia dan tidak mengakui upaya yang dilakukan oleh kapal-kapal Rusia untuk memperingatkan mereka.
"Tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap Piagam PBB dan norma-norma hukum internasional," katanya.
Dia mengatakan tanggung jawab itu ditanggung oleh orang-orang yang memberi awak Ukraina perintah ilegal. Polyanskiy mengatakan kepada anggota Dewan Keamanan bahwa kapal Ukraina ditahan di pelabuhan Rusia, menunggu penyelidikan.
Dalam pertemuan kedua pada hari yang sama, Volodymyr Yelchenko, perwakilan permanen Ukraina untuk PBB, memberi tahu Dewan Keamanan dari laporan negaranya tentang peristiwa itu, menyatakan bahwa apa yang perwakilan Rusia katakan sebelumnya adalah kebohongan terang-terangan.
Pada hari Minggu, Angkatan Laut Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia melepaskan tembakan dan menyita tiga kapal miliknya di dekat Selat Kerch, yang memisahkan Laut Hitam dan Laut Azov.
"Enam pelaut militer Ukraina terluka dalam serangan itu dan dua dari mereka berada dalam kondisi serius," kata Angkatan Laut Ukraina.
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan bahwa tiga kapal Ukraina, yaitu Berdyansk, Nikopol dan Yany Kapu, melanggar perbatasan Rusia dan melakukan manuver berbahaya kendati ada pesan kapal yang menyertainya dari FSB dan Armada Laut Hitam Rusia. (ian)
Darurat Militer Ukraina Hanya Perburuk Situasi
Kremlin mengatakan bahwa pengenalan darurat militer di Ukraina dapat menciptakan ketegangan lebih lanjut. Kiev memberlakukan darurat militer setelah Rusia menembaki tiga kapal Ukraina, kemudian menangkap mereka di perairan Crimea.
"Pengenaan undang-undang darurat militer di berbagai daerah berpotensi menimbulkan ancaman peningkatan ketegangan di wilayah konflik, di tenggara (Ukraina)," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov seperti dilansir Reuters pada Selasa (27/11).
Seperti diketahui, Ukraina pada hari Senin memberlakukan darurat militer selama 30 hari di beberapa bagian negara itu yang paling rentan dengan serangan dari Rusia. Darurat militer ini diberlakukan setelah Presiden Ukraina, Petro Proshenko, memperingatkan ancaman serius dari invasi darat.
Poroshenko mengatakan, darurat militer diperlukan untuk memperkuat pertahanan Ukraina setelah Rusia menyita tiga kapal Angkatan Laut negara itu dan menahan awak kapal pada akhir pekan lalu.
Parlemen Ukraina menyetujui pemberlakukan darurat militer ini setelah Poroshenko meyakinkan beberapa anggota parlemen yang skeptis bahwa kondisi itu tidak akan digunakan untuk mengekang kebebasan sipil atau menunda pemilu yang dijadwalkan untuk tahun depan.
“Rusia telah mengobarkan perang hibrida melawan negara kita untuk tahun kelima. Tapi dengan serangan terhadap kapal militer Ukraina itu pindah ke tahap baru agresi,” kata Poroshenko.
Poroshenko mengatakan, data intelijen menunjukkan ada ancaman yang sangat serius dari operasi darat terhadap Ukraina oleh Rusia. Dia lalu mengatakan darurat militer akan memungkinkan Ukraina untuk memberikan reaksi yang cepat terhadap setiap invasi dan memobilisasi sumber daya secepat mungkin.
Ukraina Serukan Indonesia Bantu Hentikan Agresi Rusia
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Volodymyr Pakhil menyerukan Indonesia untuk turut menyuarakan penolakan apa yang dia sebut sebagai agresi Rusia. Seruan ini datang setelah Moksow menembaki tiga kapal Ukraina, kemudian menangkap mereka.
Melalui pernyataan tertulis yang diterima Sindonews pada Selasa (27/11), Pakhil menyatakan tindakan Rusia adalah bentuk lain dari agresi bersenjata yang dilancarkan oleh Rusia terhadap Ukraina. Rusia, lanjut Pakhil, secara de facto telah memperluas agresi militernya terhadap Ukraina hingga ke laut.
"Untuk pertama kalinya militer Rusia secara resmi memerintahkan untuk menembak kapal Ukraina dalam rangka menarget warga negara Ukraina. Kami memiliki semua bukti tak terbantahkan bahwa agresi ini, serangan terhadap kapal perang Angkatan Laut Ukraina bukanlah sebuah kesalahan, bukan sebuah kecelakaan, tetapi tindakan yang disengaja. Termasuk penggunaan senjata terhadap pelaut Ukraina," ucap Pakhil.
"Rusia sekali lagi telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan kebijakan agresif mereka dan siap untuk melancarkan aksi agresi apapun terhadap negara Ukraina. Rezim Kremlin adalah pihak yang harus bertanggung jawab secara penuh untuk dampak dari situasi di Laut Azov dan Hitam dan karena telah mengacaukan perjanjian damai atas konflik bersenjata Rusia-Ukraina," sambungnya.
Dia kemudian menuturkan, Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional (NSDC) Ukraina telah menyetujui keputusan Presiden Ukraina untuk mengumumkan Darurat Militer. NSDC menggangap penting untuk mengumumkan rezim hukum khusus di Ukraina demi menciptakan kondisi yang dapat menangkal agresi bersenjata dan menjamin keamanan nasional, menyingkirkan ancaman terhadap kemerdekaan dan integritas teritorial Ukraina.
Pakhil lalu menyebut Ukraina siap untuk menyelesaikan situasi ini dengan cara politis dan diplomatis, dan di saat yang bersamaan juga siap untuk menggunakan seluruh kekuatannya untuk membela diri.
"Ukraina mendorong untuk sekutu dan mitranya, termasuk Republik Indonesia sebagai kekuatan regional dan global yang berpengaruh, untuk sekali lagi menyebarluaskan dukungan terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina serta mengambil semua langkah yang memungkinkan untuk mencegah Rusia sebagai negara agresor," tukasnya.
Serangan Rusia di Laut Crimea Lukai Perwira Ukraina
Badan Keamanan Keamanan Ukraina atau SBU menuturkan, seorang perwira kontra intelijen militer mereka terluka parah setelah pesawat Rusia menembakkan rudal ke kapal-kapal Ukraina di perairan Crimea.
Ukraina dan Rusia telah saling menyalahkan, setelah Rusia menembaki tiga kapal Ukraina, kemudian menangkap mereka. Konfrontasi tersebut mendorong Ukraina untuk memperkenalkan darurat militer di beberapa daerah, dengan alasan ancaman invasi darat Rusia.
"Menurut informasi operasional yang dikonfirmasi dari SBU, salah satu pesawat serangan Rusia menggunakan dua rudal tempur terarah melawan kapal Ukraina, sebagai akibatnya salah satu perwira dari SBU terluka parah," kata kepala SBU, Vasyl Hrytsak, seperti dilansir Reuters pada Selasa (27/11).
"Kejutan sebenarnya adalah kenyataan bahwa melawan dua perahu Ukraina dan kapal tunda kecil, Rusia menggunakan enam kapal FSB dan empat kapal Angkatan Laut, serta helikopter tempur dan pesawat Angkatan Udara Federasi Rusia," sambungnya.
Dia menambahkan bahwa Dewan Keamanan Ukraina akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membebaskan mereka yang ditangkap.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mendesak Moskow untuk tetap berpegang pada hukum internasional lagi dan menghormati kedaulatan wilayah negara-negara tetangga, sebagai respon atas insiden di perairain Crimea.
Sedangkan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley kemudian menyebut Moskow yang melakukan pelanggaran terhadap wilayah Ukraina dan mendesaknya untuk mengurangi ketegangan. (esn)
➶ Melebihi Kecepatan Suara SIAP TEMBAK: Personil TNI AD siap melakukan uji fungsi rudal dengan menembak sasaran di udara. Keberhasilan uji coba tersebut menandakan Indonesia mampu menguasai teknologi rudal.(Foto: suaramerdeka.com/dok)
Indonesia terus mengembangkan persenjataan supaya tidak tergantung dengan pihak asing. Buktinya, TNI AD dan Pusat Riset Center for Integrated Research and Innovation (Cirnov) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta berhasil melakukan uji coba menembakkan rudal.
Uji coba rudal berlangsung di lapangan tembak laboratorium milik Dislitbang TNI AD di Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah. Kedua lembaga menguji coba fungsi rudal yang diberi nama Rudal Merapi.
"Rudal buatan Dislitbang TNI AD bekerja sama dengan Pusat Riset Cirnov UAD mampu menunjukkan performansi manuver tiap-tiap komponen yang ada melalui alat telemetri yang dipasang di dalam rudal tersebut," ungkap Kepala Cirnov, Prof Hariyadi di kampus, kemarin.
Ia menjelaskan alat telemetri merupakan pemberi informasi rudal sewaktu terbang dengan gerakan rolling (berputar), yawing (menggeleng) dan pitching (mengangguk), juga ketinggian, kecepatan dan lainnya. Data itu dapat diperoleh meskipun dalam kondisi hentakan yang cukup besar (melebihi 14 G).
Keberhasilan uji coba menjadi dasar diperolehnya data-data riil rudal selama terbang sehingga karakteristiknya dapat diketahui lebih baik dan akurat.
Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji MA menambahkan kesuksesan uji coba rudal menandakan Indonesia mampu menguasai teknologi senjata rudal. Karena itu pembuatannya akan disempurnakan sehingga mampu memenuhi syarat-syarat tipe dan kelaikan rudal yang sesuai dengan postur TNI untuk meningkatkan kekuatan daya gempur.
Uji tembak rudal dihadiri Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji MA, Kasubdisiptek Kolonel Burlian Sjafei, Komandan Poltekad Kolonel Bagus Antonov, Pussenarhanud, Pussenif, staf di lingkungan Dislitbang TNI AD, Poltekad serta Tim Konsultan dari UAD dan Pustekbang Lapan.
Kaliber 70
”Rudal Merapi merupakan rudal kaliber 70 buatan anak bangsa yang pertama. Rudal ini menunjukkan performansinya sebagai roket atau peluru yang dikendalikan menggunakan roket pendorong dengan kecepatan awal lebih 650 kilometer per jam yang selanjutnya akan mampu melesat melebihi kecepatan suara,’’ papar Hariyadi.
Pendorong roket hasil karya Poltekad tersebut telah melalui uji-uji yang intensif selama bertahun-tahun. Kecepatan rudal ini mampu merontokkan pesawat tempur, helikoper militer serta sasaran udara lainnya seperti drone juga pesawat sipil.
Pada uji fungsi rudal, pada tahap awal digunakan sasaran di udara berupa flare yang menghasilkan radiasi sinar infra merah yang dibawa terbang drone. Selama uji coba, sistem pencari rudal dapat bekerja aktif serta mengirimkan sinyal secara sangat cepat ke sistem kendali rudal yang diikuti dengan gerakan manuver canard (sirip kendali) dan rudal melakukan pengejaran target.
Teknologi pencari atau seeker sebagai bagian pencari target sangat lazim digunakan untuk meningkatkan akurasi mengejar dan mengunci sasaran seperti pesawat, helikopter yang menghasilkan radiasi sinar infra merah melalui panas mesin yang ada. Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji mengatakan, kesuksesan uji coba rudal menandakan Indonesia mampu menguasai teknologi senjata rudal. Karena itu, pembuatannya akan disempurnakan sehingga mampu memenuhi syarat-syarat tipe dan kelaikan rudal yang sesuai dengan postur TNI untuk meningkatkan kekuatan daya tempur. (D19-64)
Sejumlah jet tempur Rusia terbang di atas jembatan penghubung Rusia dan Semenanjung Crimea. [Foto/Sky News] ★
Pasukan Rusia menembaki kapal-kapal Angkatan Laut Ukraina setelah dianggap menerobos wilayah Crimea yang dinyatakan sebagai wilayah kedaulatannya. Selama ketegangan berlangsung hari Minggu petang, tiga kapal militer Ukraina ditangkap.
Angkatan Laut Ukraina mengatakan tiga pelautnya terluka dan dua kapal artileri mereka terkena tembakan Rusia di pantai Crimea, Laut Hitam. Angkatan Laut Ukraina bersikeras Rusia telah diberitahu sebelumnya tentang perjalanan kapal-kapalnya yang direncanakan.
"Kapal penjaga pantai Rusia melakukan tindakan agresif secara terbuka terhadap kapal angkatan laut Ukraina," katanya.
Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia mengatakan, pihaknya menggunakan senjata setelah kapal-kapal Ukraina mengabaikan desakan untuk menghentikan operasinya. FSB membenarkan bahwa tiga kapal Kiev disita karena menerobos perbatasan secara ilegal.
Menurut FSB, tiga pelaut yang terluka menerima perawatan medis dan hidup mereka tidak dalam bahaya.
"Peristiwa berbahaya hari ini di Laut Azov menunjukkan bahwa sebuah front baru agresi Rusia secara terbuka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Mariana Betsa, seperti dikutip Sky News, Senin (26/11/2018).
"Ukraina kini menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," ujar Betsa.
Sebaliknya, FSB mengklaim apa yang terjadi di pantai Crimea itu adalah hasil provokasi Kiev. "FSB memiliki bukti tak terbantahkan bahwa Kiev mempersiapkan dan mengatur provokasi di Laut Hitam," kata FSB dalam sebuah pernyataan.
"Bahan-bahan (bukti) ini akan segera dipublikasikan," imbuh FSB.
Uni Eropa menyerukan Rusia dan Ukraina untuk menahan diri untuk mengurangi ketegangan di Laut Hitam.
"Mendesak Rusia untuk mengembalikan kebebasan navigasi melalui Selat Kerch setelah Moskow memblokadenya," kata pihak Uni Eropa.
Sekedar diketahui, Crimea melalui referendum melepaskan diri dari Ukraina tahun 2014 saat negara itu dilanda krisis ekonomi dan politik. Setelah melepaskan diri, Crimea menyatakan bergabung dengan Rusia.
Namun, Ukraina dan negara-negara Barat tak mengakui referendum dan menuduh Moskow menganeksasi wilayah tersebut. Setelah Crimea bergabung dengan Rusia, Presiden Vladimir Putin menerbitkan peta yang menyatakan Crimea bagian dari wilayah Rusia.
Tentara Ukraina Siaga Tempur
Pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina. Foto/REUTERS
Ukraina menempatkan tentaranya pada siaga tempur penuh setelah kapal Angkatan Laut-nya bentrok dengan kapal perang Rusia di pantai Crimea, Laut Hitam. Usai insiden, pemerintah Kiev bersiap mengumumkan darurat militer.
Darurat militer selama 60 hari yang diusulkan Presiden Petro Poroshenko saat ini sedang menunggu persetujuan akhir parlemen Ukraina. Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional (NSDC) Ukraina telah mendukung penuh usulan tersebut.
"Berdasarkan keputusan NSDC untuk memberlakukan darurat militer, kepala Staf Umum—Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina—telah memerintahkan untuk menempatkan semua unit Angkatan Bersenjata Ukraina pada siaga tempur penuh," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina pada hari Senin (26/11/2018).
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal perang Rusia menembaki kapal-kapal Angkatan Laut Ukraina setelah dianggap menerobos wilayah Crimea yang dinyatakan sebagai wilayah kedaulatannya. Selama ketegangan berlangsung hari Minggu petang, tiga kapal militer Ukraina ditangkap.
Angkatan Laut Ukraina mengatakan tiga pelautnya terluka dan dua kapal artileri mereka terkena tembakan Rusia di pantai Crimea. Angkatan Laut Ukraina bersikeras Rusia telah diberitahu sebelumnya tentang perjalanan kapal-kapalnya yang direncanakan.
Ukraina Desak Pulangkan 3 Kapal dan Tentara yang Ditangkap Rusia
Kawasan pantai Crimea di Kerch, Laut Hitam, tempat bentrok kapal-kapal militer Rusia dan Ukraina. Foto/REUTERS/Pavel Rebrov
Kiev menuntut agar Moskow memulangkan tiga kapal Angkatan Laut dan para tentara Ukraina yang ditangkap atas tuduhan melanggar perbatasan wilayah Rusia di pantai Crimea. Desakan disampaikan Kementerian Luar Negeri Ukraina, Senin (26/11/2018).
Penangkapan itu terjadi setelah kapal perang Moskow menembaki kapal-kapal militer Kiev yang menerobos pantai Crimea di Kerch, Laut Hitam, pada hari Minggu.
Tiga pelaut Kiev yang ditangkap terluka. Menurut Moskow, ketiganya telah dirawat dan kondisinya tidak mengancam kehidupan mereka.
"Ukraina menuntut pemberian bantuan medis yang mendesak kepada mereka yang terluka dan untuk memastikan mereka kembali ke rumahnya dengan segera dan aman. Ukraina juga menuntut untuk pemulangan kapal-kapal angkatan laut yang tertangkap dan untuk mengompensasi kerusakan yang ditimbulkan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Sputnik.
Kiev minta sekutu-sekutunya untuk memberikan bantuan militer. "Ukraina mendesak sekutu dan mitra untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah agresor, yaitu dengan menerapkan sanksi baru dan memperkuat (sanksi) yang ada, serta memberi Ukraina bantuan militer untuk melindungi integritas teritorial dan kedaulatannya dalam batas-batas yang diakui secara internasional," imbuh kementerian tersebut.
Sementara itu, seorang juru bicara untuk Direktorat Perbatasan Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia untuk Crimea, Anton Lozovoy, mengatakan bahwa kapal-kapal militer Kiev yang disita awalnya sedang konvoi ke pelabuhan Kerch.
FSB melaporkan tiga kapal yang disita; Berdyansk, Nikopol dan Yana Kapu, adalah kapal-kapal yang melanggar perbatasan negara Rusia. Menurut FSB, kapal-kapal itu mengabaikan seruan untuk menghentikan operasi dan justru membuat manuver berbahaya. (mas)