Sabtu, 05 Juni 2021

Perlukah RI Investasi Alutsista Ribuan Triliun?

" Oleh Raja HendrikKonsep Arrowhead 140 Frigate, menunggu modernisasi alutsista TNI [Babcock]

Ibu pertiwi menangis lagi pasca kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402 subsunk atau tenggelam pada Sabtu, 25 April lalu di perairan laut Bali. 53 prajurit gugur setelah ikan besi yang membawa mereka terbelah, pecah, lumat dihimpit oleh air bah samudera begitu menyayat hati seluruh rakyat Indonesia.

Tragedi itu juga paling tidak membuat banyak orang-orang bertanya-tanya seberapa kuat sistem alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia?

Bukanlah kapal selam termasuk alat pertahanan yang sangat penting, dan bila kemudian ia diduga tenggelam karena uzur, alangkah memprihatinkan bangsa ini. Bangsa dengan penduduk terbesar nomor empat dunia, namun memiliki sistem alutsista yang tampak sekadar punya. Miris!

Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tidak tinggal diam. Pemerintah ingin peremajaan alutsista dapat segera dilakukan. Menhan bahkan menjanjikan untuk segera mengajukan skema dan langkah strategis guna percepatan peremajaan alutsista. Selain akan dipresentasikan kepada Presiden, skema ini juga akan disampaikan kepada DPR agar mendukung kebijakan anggaran alutsista ke angka yang ideal.

Kepedulian terhadap ketangguhan alutsista RI sudah muncul dimana-mana. Saya menemukan adanya banyak keprihatinan di masyarakat, bahkan sampai ada aksi penggalangan dana untuk membantu pemerintah. Hal ini patut, diapresiasi meski sebenarnya ini tidak perlu, tetapi membuat terenyuh. Fenomena ini mirip bagaimana masyarakat Aceh harus urunan emas untuk membelikan Presiden Soekarno sebuah pesawat, agar RI layak dipandang sebagai bangsa merdeka.

Tentu Pak Karno akan sedih, bahwa setelah lebih dari setengah abad, kejadian bisa terulang. Bagaimanapun, alutsista adalah hal utama, sehingga ia perlu bersumber dari APBN, yang tak lain juga merupakan uang rakyat. Paling tidak, kesediahan akibat KRI Nanggala di sisi lain, memunculkan secercah harapan untuk memodernisasi alusista RI. Baik pemerintah maupun masyarakat mulai menyadari aspek pertahanan negara tidak boleh diabaikan.

  Anggaran Minim 
Pesawat tempur Dassault Rafale [Economic Times]

Saat ini, Kemhan RI memang tampak mengantongi anggaran Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terbesar. Sebagai gambaran, pada 2021 mereka diguyur Rp 134,254 triliun. Namun, perlu diketahui, melihat anggaran dari sudut pandang besaran nominal tentu tidak fair, sebab bila dibandingkan dengan nilai produk domestik bruto (PDB) tak menyentuh angka 1 persen.

Parahnya lagi, sebagian terbesar bukan untuk belanja alat perang, melainkan belanja pegawai. Akibatnya, ruang fiskal yang kecil membuat TNI tak bisa mengoperasikan alutsista terbaik.

Pagu anggaran tahun in memang naik 14,12 persen, sekaligus menjadi yang terbesar dalam satu dekade terakhir. Namun, bila dibeda, tetap saja angka-angka itu sepertinya tidak akan mengubah banyak alutsista kita. Perlu anda tahu, mayoritas anggaran Kemhan 2021 ini dialokasikan untuk program dukungan manajemen. Jumlahnya mencapai Rp 74,983 triliun atau 55,2 persen dari total anggaran. Berapa dana untuk membeli senjata?

Adapun alokasi untuk program modernisasi alutsista, non-alutsista, dan sarana serta prasarana pertahanan sebesar Rp 39,02 triliun atau 29,06 persen dari total anggaran. Sisanya untuk kebutuhan lain berupa operasi, latihan, dan pendidikan. Keterbatasan mata anggaran untuk modernisasi alutsista ini akan berdampak pada proses maintenance alutsista (perawatan rutin dan berkala) dan kesiapan tempur TNI dalam menjaga kedaulatan negara.

Merujuk data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), per 2020, dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan regional saja, anggaran pertahanan Indonesia termasuk yang terendah. Malaysia mengalokasikan 1,1 persen dari PDB, Singapura 3,2 persen, Thailand 1,5 persen, bahkan Timor Leste juga 1,2 persen dari PDB. Bayangkan, kita negara terbesar di kawasan ini namun memiliki anggaran alutsista paling rendah, tentu publik harus tahu kerentanan ini.

Adapun menurut data SIPRI, negara-negara yang ekonominya maju memiliki belanja pertahanan di atas 3 persen dari PDB.

Misalnya saja, Amerika Serikat sebesar 3,7 persen dari PDB, Rusia 4,3 persen, Arab Saudi 8,4 persen, dan Singapura 3,2 persen. Namun, bila rencana ini tidak terealisasi, maka Indonesia akan perlu waktu lebih lama untuk memodernisasi alutsista. Sementara, negara lain terus berupaya mengklaim wilayah Indonesia sebagai kedaulatannya.

  Dorong Perpres Modernisasi Alutsista 
Airbus MRTT, pesawat tanker yang dilirik TNI {airbus]

Belakangan berhembus kabar bahwa pemerintah tengah merancang Perpres masterplan modernisasi alutsista selama 25 tahun ke depan. Skemanya akan menggunakan pinjaman luar negeri dengan jumlah kurang lebih Rp 1.760 triliun. Angka itu pertama kali diungkapkan oleh Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin dalam wawancaranya di sebuah stasiun televisi beberapa waktu lalu, meskipun jumlah yang fantastis itu telah dibantah oleh Kemhan.

Masterplan itu sendiri adalah implementasi Menhan Prabowo atas perintah dari Presiden Jokowi yang meminta adanya perencanaan pengadaan alutsista selama 25 tahun sejak diangkat menjadi Menhan di 2019. Meski masih sekadar rancangan, hal ini sudah cukup bisa menjadi angin segar bagi sistem pertahanan negara yang selama ini sulit maju lantaran keterbatasan anggaran.

Meskipun banyak kritik terhadap jumlah jumbo anggaran tersebut, anggaran Rp 1.760 triliun untuk membeli alutsista selama 25 tahun itu nyatanya kecil bila dibandingkan dengan potensi PDB Indonesia selama 25 tahun, yang besarnya bisa mencapai lebih dari Rp 375 ribu triliun, yaitu hanya 0,5 persen. Menhan Prabowo patut dipuji atas formula ini karena menjawab permasalahan yang ada.

Jika rancangan itu bisa direalisasikan pemerintah, maka target belanja pertahanan maksimal 1,5 persen dari PDB per tahun dapat terkejar, sebab anggaran tersebut akan ditambah dengan anggaran pertahanan rutin sebesar rata-rata 0,78 persen dari PDB per tahun.

  Bukan Sekadar Beli Senjata 
Kapal selam Riachuelo S40 Brasil [naval group]

Meskipun belum terealisasi, namun langkah Presiden Jokowi dan mantan rivalnya di Pemilu lalu ini patut diacungi jempol. Sebab, setidaknya ada langkah awal pembenahan, dan tidak hanya berpangku tangan. Lebih lanjut, persepsi lawas bahwa anggaran Kemenhan yang selama ini dianggap sebagai hanya melulu belanja 'hura- hura' tanpa ada efek ekonomi perlu diubah.

Saya mencoba sebuah kalkulasi, dengan asumsi investasi pertahanan Rp 1.760 triliun maka Indonesia diperkirakan mampu menjaga kegiatan ekonomi di negara ini selama 25 tahun yang angka perputarannya bisa mencapai Rp 375.000 triliun. Berikut simulasinya:

Bila rancangan Perpres diteken presiden, lantas akan ada titik temu yang pas, sebab Presiden dan Menhan ke depan tidak lagi dipusingkan dengan dilema yang ada selama ini: antara pembangunan infrastruktur, kesejahteraan masyarakat, atau menjaga kemampuan pertahanan dan kedaulatan negara dengan modernisasi alutsista. Sebab, kesejahteraan masyarakat tetap harus menjadi fokus pemerintah. Negara dengan jumlah orang miskin banyak akan rentan juga oleh intervensi asing yang berakibat fatal pada sisi pertahanan dan keamanan nasional.

Mau tidak mau, dengan keharusan alokasi APBN yang bersifat kontekstual atau disadarkan pada kebutuhan yang paling mendesak, maka pengorganisiran belanja alutsista seperti yang direncanakan ini perlu untuk dilakukan. Meski demikian, pemerintah perlu memperhatikan tenor dan bunga pinjamannya.

Menhan Prabowo perlu negosiasi dengan negara-negara lenders untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah dan tenor yang panjang agar tidak membebani negara. Adapun pemerintah yang perlu memastikan anggaran tersebut akuntabel dan bisa dipertanggungjawabkan.

  Dukungan Masyarakat Nyata 
Armada Hercules TNI AU menua [TNI AU]

Meski belakangan ada sentimen negatif atas rencana ini, nyatanya pemerintah mendapat dukungan dari masyarakat. Survei Litbang Kompas baru-baru ini mengungkapkan bahwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 membuka mata publik akan pentingnya penguatan sekaligus modernisasi alat utama sistem persenjataan.

Survei menyatakan bahwa demi meningkatkan pertahanan negara sekaligus menjaga kedaulatan RI, peningkatan kualitas alat utama sistem persenjataan atau alutsista dianggap sangat penting dilakukan.

Mengutip Jajak pendapat Kompas Selasa 25 Mei 2021, mayoritas responden (92,8 persen) menyatakan, untuk menjaga pertahanan dan kedaulatan wilayah Indonesia, pemerintah perlu secara berkala menambah alutsista dengan kualitas mutakhir atau lebih modern.

Penilaian ini juga dibarengi dengan harapan bahwa dari tiga matra TNI, Angkatan Laut (AL) harus lebih diprioritaskan dalam pemutakhiran alutsista. Hampir separuh responden menyatakan sangat perlu penambahan jumlah alutsista untuk matra laut. Penambahan bisa berupa pengadaan kapal perang, kapal selam, kapal patroli, ataupun alutsista lainnya yang mendukung matra laut.

Ada kemungkinan, tingginya harapan responden pada prioritas pengadaan alutsista di matra laut ini tak lepas dari peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 beberapa waktu lalu. Selanjutnya, prioritas berikutnya adalah pengadaan alutsista pada matra darat dan udara. Harapan publik akan penguatan alutsista pada kedua matra ini relatif berimbang, yakni masing-masing berkisar 26-27 persen responden.

Hal ini memperlihatkan bahwa bagaimanapun, di mata publik, secara umum TNI merupakan lembaga yang dibanggakan meski keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pertahanan yang dimiliki. Harapan responden dalam jajak pendapat ini memberikan gambaran, publik tak memungkiri bahwa pemerintah seharusnya lebih peduli terhadap penyediaan sarana dan prasarana pertahanan agar lebih memadai.

Terutama terkait pengadaan alutsista yang memiliki deterrence effect (daya penggentaran) yang tinggi dan menjamin keselamatan kerja yang maksimal bagi seluruh anggota TNI.

Sangat diperlukan keseriusan pemerintah membangun kemandirian alutsista. Pasalnya, tidak mudah untuk menyediakan anggaran yang besar dan juga mendapatkan kesepakatan transfer dengan segala keterbatasan pemerintah.

  Salah kaprah pemahaman "Indonesia tidak ada perang" 
Pesawat Pengintai SAAB Global Eye [defenceblog]

Sangat disayangkan bahwa beberapa pihak perpikir modernisasi alutsista secara menyeluruh tidak dibutuhkan sebab tidak ada perang di Indonesia. Faktanya, China hingga kini masih ngotot menyatakan mempunyai hak dan kedaulatan di laut Natuna. Mereka berkeras menganggap laut Natuna masuk dalam perairan Laut China Selatan. Beberapa kali pun kapal China masuk perairan Indonesia di Natuna.

Bila tidak memiliki pertahanan yang kuat, Indonesia tidak memiliki posisi tawar dalam menghadapi China. Belum lagi kemungkinan akan terjadinya perang di kawasan Asia Pasifik yang melibatkan China dan Australia semakin menguat.

Ini terjadi pasca Australia membatalkan program kerja sama pendanaan negara bagiannya dengan China, melalui konsep Belt and Road Initiative (jalur sutra). Australia dikabarkan akan meningkatkan kapasitas pangkalan militer di ujung utara Negeri Kanguru dan memperluas latihan bersama dengan pasukan Amerika Serikat.

Sebaliknya, China dikabarkan tengah memantau aktivitas sejumlah negara yang tergabung dalam Kemitraan Strategis Kompeherensif (CSP), sebuah kemitraan yang dibuat Australia dengan sejumlah negara, yaitu Amerika, Jepang, Vietnam, India, dan Indonesia.

Melihat ancaman-ancaman nyata di depan mata, sudah saatnya Indonesia memiliki pertahanan dan keamanan yang kuat. Tragedi KRI Nanggala-402 sudah sepantasnya menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk lebih fokus pada agenda modernisasi alat utama sistem pertahanan. (dru)

*) Raja Hendrik Pemegang gelar Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan Universitas Gadjah Mada
 

  CNBC  

Kekuatan Militer Indonesia Harus Naik Kelas

⚓️ ✈️ KRI GNR 332 [TNI]

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) berpandangan diperlukan dukungan anggaran militer sebesar Rp 500-600 triliun pertahun untuk menjadikan kekuatan militer Indonesia sebagai 'pemain global'.

"Kalau punya misi menjadikan Indonesia sebagai pemain global, maka harus memajukan kekuatan militernya. Kekuatan militer Indonesia harus naik kelas dari peringkat 16 (berdasarkan situs global firepower) menjadi peringkat lima," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Jumat (4/6/2021).

Mahfuz menegaskan, berdasarkan survei kekuatan militer negara-negara di dunia tahun 2020, lima besar dunia saat ini diduduki oleh Amerika Serikat, Rusia, China, India dan Prancis, sementara Indonesia berada diperingkat 16.

"Kalau lihat perbandingan dengan Prancis, budget militernya pertahun sampai antara 500-600 triliun. Sementara Indonesia, kalau kita lihat Renstra 25 tahun yang sedang disusun Kemenhan sebesar Rp 1.760 triliun untuk 2020-2044. Itu relatif kecil untuk lima Restra, 1,5 persen dari PDB" jelasnya.

Sementara jika melihat, Renstra MEF 2020-2024 yang tengah berjalan pada tahap ketiga dengan capaian 75 persen, kata Mahfuz, untuk pertahanan TNI AL saja, pengalokasian anggarannya hanya sekitar 40 persen dari total anggaran Renstra MEF.

"Apakah visi Presiden Jokowi (Joko Widodo) menjadikan Poros Maritim Dunia tidak didukung oleh penguatan porsi pertahanan? Angkatan Laut kita minimal harus punya 3 kapal selam super canggih untuk mengamankan tiga ALKI, bukan kapal yang berusia 30 tahunan, dan butuh beberapa kapal untuk pengalawan juga," ujar Mahfuz.

Tiga kapal selam super canggih tersebut, juga diperlukan untuk menjaga kawasan perbatasan dengan negara lain, seperti perbatasan di Laut China Selatan yang tengah mengalami ketegangan akibat klaim sepihak China terhadap kawasan tersebut.

 Satelit Militer 
Pesawat Pengintai SAAB Global Eye [defenceblog]

Selain itu, Indonesia perlu memiliki satelit militer sendiri untuk mengamankan wilayah udara Indonesia agar tidak dikontrol negara lain. Sebab, terasa janggal apabila menggunakan satelit dari negara lain, sementara Indonesia memiliki tentara dan kekuatan militer sendiri.

"Jadi bagaimana terjemahan dari anggaran Rp 1.760 triliun itu, apalagi ditarik maju 2024. Lalu, apakah sudah ada evaluasi Restra MEF 2020-2024, masih ada sisa capaian sebesar 25 persen dan penganggarannya juga dihitung dari 2020. Di sinilah ada ruang abu-abu itu, kita juga punya hak untuk mendapatkan informasinya," tandas Mahfuz.

Karena itu, pemerintah diharapkan mendefinisikan ulang asumsi-asumsi dasar dan proyeksi di dalam membangun postur pertahanan, termasuk strategi dan doktrinnya.

"Kalau kita membedah Buku Putih Pertahanan dan Renstra 2020-2024, ada dua hal yang belum kuat menjadi asumsi perencanaan, yaitu respon memperkuat negara maritim dan perkembangan teknologi komunikasi di era digital," katanya.

Partai Gelora, lanjutnya, akan terus mendorong untuk membuka ruang diskusi atau wacana ini.

"Kita akan membuka diskursus atau wacana ini, karena menyangkut ketahanan nasional dalam membangun indonesia ke depan. Kita tidak boleh memulainya dengan asumsi yang salah, apalagi perencanaan asal-asalan. Itu yang paling penting," pungkas Mahfuz.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menambahkan, ketika ingin menjadikan militer Indonesia menjadi kekuatan militer kelima dunia, maka dibutuhkan roadmap jangka panjang.

Asumsi-asumsi dasar mengenai sistem pertahanan saat ini, lanjutnya, harus dilakukan perubahan secara fundamental, terutama menyangkut konflik global dan perang masa depan.

"Asumsi-asumsi yang kita percaya selama ini, harus kita harus dipertanyakan kembali. Karena semua asumsi dasar ini, menentukan cara kita memandang strategi pertahanan. Hal ini menjadi entry point bagi Partai Gelora memulai pembicaraan yang lebih strategis," pungkasnya. (*)

  ⚓️
Tribunnews  

Pasukan TNI-Polri Akhirnya Kuasai Bandara Aminggaru Ilaga Papua

Setelah 3 Jam Kontak Tembakhttps://pict.sindonews.net/dyn/620/pena/news/2021/06/05/174/446654/3-jam-kontak-tembak-pasukan-tnipolri-akhirnya-kuasai-bandara-aminggaru-ilaga-papua-mcw.jpgKapolres Puncak, AKBP I Nyoman Punia memimpin langsung penindakan hukum terhadap kelompok teroris bersenjata pimpinan Lekagak Telenggen, dalam sebuah kontak senjata selama tiga jam. [Foto/iNews TV/Chanry Andrew Suripaty]

Pasukan gabungan TNI-Polri terlibat kontak tembak selama tiga jam lebih dengan Tentara Pembabasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau akrab disebut teroris Kelompok Kriminal Bersejata (KKB).

Kontak tembak tersebut, terjadi di sekitar Bandara Aminggaru Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Dipimpin Kapolres Puncak Jaya, AKBP I Nyoman Punia, pasukan gabungan TNI-Polri berhasil menguasai Bandara Aminggaru Ilaga, yang sempat dikacau oleh teroris KKB.

Sejumlah fasilitas di sekitar Bandara Aminggaru Ilaga, mengalami kerusakan akibat aski brutal teroris KKB di wilayah Pegunungan Tengah Papua. Sejumlah fasilitas di bandara dibakar, seperti ruang tunggu, perumahan karyawan bandara, tower ATC bandara, serta sebuah pesawat rusak di areal bandara juga ikut dibakar oleh kelompok pimpinan Lekagak Telenggen tersebut.

Pembakaran sejumlah fasilitas di Bandara Aminggaru Ilaga itu terjadi, setelah teroris KKB berpupaya menguasai bandara tersebut, namun pasukan gabungan TNI-Polri berhasil melakukan penindakan dan memukul mundur teroris KKB.

Pelayanan di Bandara Aminggaru Ilaga, terpaksa ditutup untuk sementara waktu, karena adanya sejumlah kerusakan akibat aksi brutal teroris KKB yang terjadi sejak Kamis (3/6/2021), dan berhasil dipukul mundur pada Jumat (4/6/2021) malam.

https://asset.kompas.com/crops/C1uZZOU2J3RV4QK8uKL36ltOM0M=/106x0:1186x720/750x500/data/photo/2021/06/04/60b9715e08e93.jpegTangkapan layar dari drone milik aparat keamanan yang menunjukan tower bandara/ATC Bandara Aminggaru, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, tengah terbakar, Papua, Kamis (3/6/2021) (Kompas.com/Dhias Suwandi)

Berdasarkan penjelasan Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius Fakhiri, sebelumnya pasukan TNI AU terlibat baku tembak dengan teroris KKB Papua. "Baku tembak terjadi pada hari Kamis (3/6/2021) sekitar pukul 17.40 WIT," katanya.

Selain membakar tower Bandara Aminggaru Ilaga, teroris KKB juga membakar ruang tunggu penumpang Bandara Aminggaru Ilaga. Mathius menyebutkan, saat ini TNI dan Polri sedang melakukan pembersihan Bandara Aminggaru Ilaga yang terbakar.

Sepenuhnya Bandara Aminggaru Ilaga, sudah berhasil dikuasai pasukan gabungan TNI-Polri. Sementara itu, kondisi staf dan petugas Bandara Aminggaru Ilaga, berhasil diselamatkan saat terjadi penyerangan oleh teroris KKB.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ilaga, Herman Sujito menyatakan, bahwa seluruh staf bandara aman. "Alhamdulillah, seluruh staf aman karena sejak meningkatnya gangguan teroris KKB, kami tidak lagi mendiami perumahan yang terletak di dekat kawasan Bandara," ungkapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, akibat serang teroris KKB ini rumah di kompleks Bandara Aminggaru Ilaga terbakar. Saat ini operasional Bandara Aminggaru Ilaga, yang melayani penerbangan untuk wilayah Kabupaten Puncak, dan sekitarnya ini ditutup sementara. (eyt)

 ♖ Sindonews  

Jumat, 04 Juni 2021

Indonesia Akan Berpartisipasi dalam International Army Games

Diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan RusiaLomba tank biathlon. [Foto/armyrecognition.com] ★

I
ndonesia akan berpartisipasi dalam International Army Games 2021 untuk pertama kalinya. Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

"Empat negara - Burkina Faso, Indonesia, Peru dan Arab Saudi akan berpartisipasi dalam kompetisi untuk pertama kalinya," bunyi pernyataan itu seperti dikutip dari TASS, Jumat (4/6/2021).

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada 1 Juni, 277 tim dari lebih dari 40 negara telah menyatakan keinginan mereka untuk berpartisipasi dalam International Army Games tahun ini.

Kompetisi antar tentara itu akan berjalan di wilayah beberapa negara. Rusia akan menjadi tuan rumah bagi 16 kontes sementara Belarusia, China dan Iran masing-masing akan mengadakan 3 kompetisi.

Vietnam, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Mongolia masing-masing akan menjadi tuan rumah dua kompetisi sedangkan Aljazair, Armenia, Serbia, dan Qatar masing-masing akan menggelar satu kompetisi.

Persiapan International Army Games ini sendiri telah memasuki tahap akhir.

Pada 3 Juni 2021, konferensi perencanaan internasional ke-3 terakhir diadakan di Patriot Congress and Exhibition Center dengan partisipasi perwakilan dari negara penyelenggara Olimpiade, dan militer, dan korps diplomatik,” jelas Kementerian Pertahanan Rusia.

International Army Games 2021 akan berlangsung pada 22 Agustus - 4 September. Sejumlah pertandingan akan dipentaskan dalam perlombaan ini antara lain seperti tank biathlon, lomba antar kru/spesilasi kendaraan tempur infanteri, kompetisi untuk awak pesawat. (ian)

  sindonews  

TNI AD Gelar Latihan Tempur di Lumajang

Deteksi Musuh Dari Jarak 250 Kilometer Ilustrasi Rudal Arhanud TNI AD (TNI AD]

P
usat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussen Arhanud) TNI AD menggelar latihan menembak senjata berat terintegrasi di Air Weapon Range (AWR), Desa Pandanwangi, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Dalam latihan tersebut melibatkan 425 personel prajurit Arhanud dari seluruh satuan Arhanud yang berada di Indonesia. Adapun alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan ada sebanyak 39 jenis. Mulai dari Meriam 20 mm, 6 pucuk Kaliber 23, serta Rudal Starstreak dan Rudal Mistral.

Mengawali latihan menembak Pesawat Super Tucano dari Lanud Abdulrachman Saleh yang disimulasikan sebagai pesawat musuh diterbangkan memasuki wilayah pertahanan Indonesia.

Kemudian pesawat tanpa awak banshee atau drone diterbangkan untuk menjadi sasaran tembak.

Selanjutnya, prajurit melakukan pendeteksian menggunakan Radar CM-200. Hingga akhirnya, sebelum jarak 20 kilometer dari benteng pertahanan Prajurit Arhanud menembak sasaran yang bergerak.

Hasil tembakan prajurit ini cukup memuaskan. Peluru Rudal Mistral dan Starstreak berhasil mengenai sasaran, hingga 2 pesawat musuh hancur berkeping-keping di udara.

Dankodiklatad Letjen TNI Anto Mukti Putranto mengatakan, hasil evaluasi dari latihan tempur terintegrasi untuk satuan Arhanud ini sudah jauh lebih meningkat dibandingkan tahun lalu.

Radar CM-200 Arhanud

"Sekarang kelebihannya adalah diintegrasikan dengan Kohanudnas dengan TNI AU yang mengemas semua komponen senjata artileri pertahanan udara itu dijadikan satu dan ini adalah inisiatif dari danpussenarhanud, ini luar biasa," ujarnya.

Dalam latihan tempur ini sebanyak 3 alutsista terbaru juga ikut dihadirkan. Yakni 1 Satuan Tembak MPCV (Rudal Mistral), Rudal MCP yang mampu menjangkau musuh hingga jarak 30 kilometer.

Selanjutnya, 1 Rudal Star Streak, dan Radar CM-200 yang dapat mengindentifikasi pergerakan musuh dari jarak 250 kilometer.

"Menurut saya ini sangat luar biasa dan kita menjadi lebih bangga karena alutsista yang disiapkan tadi itu sudah sebagian secara bertahap ditingkatkan kemampuannya dan juga daya jangkaunya. Intinya adalah bagaimana NKRI ini salah satu komponen atau salah satu dukungan untuk bantuan tembakan itu lah dari kesenjataan Arhanud ini bagian dari mendukung pada tugas pokok untuk Angkatan Darat," ujar Letjen TNI Anto Mukti Putranto.

Sementara itu, dirinya menjelaskan tujuan latihan tempur tersebut digelar untuk meningkatkan kemampuan prajurit dalam mengawaki alutsista yang dimiliki satuan Arhanud.

Selain itu, juga untuk melatih kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman musuh yang bisa datang kapan saja.

"Kegiatan ini untuk menguji seluruh jenis Alutsista yang dimiliki satuan Arhanud TNI AD, dan melihat profesionalisme prajurit dalam mengawaki alusista tersebut," pungkasnya.

 
Tribunnews  

Kontak Tembak Paskhas-KKB

Tower Bandara Ilaga TerbakarTangkapan layar dari drone milik aparat keamanan yang menunjukan tower bandara/ATC Bandara Aminggaru, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, tengah terbakar, Papua, Kamis (3/6/2021) (Kompas.com/Dhias Suwandi)

Menara atau tower di Kantor Unit Penyelenggara Bandara Udara (UPBU) dan Kantor AirNav di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, disebut terbakar terkait kontak tembak antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) dengan TNI.

Peristiwa tersebut dibenarkan oleh Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy. Menurutnya, kontak tembak terjadi pada Kamis (3/6) sekitar pukul 17.50 WIT.

"Iya benar, infonya tower di bandara terbakar," kata Iqbal saat dikonfirmasi, Jumat (4/6).

Dia mengatakan bahwa bangunan tersebut diduga memiliki dinding kayu dan setinggi dua lantai. Namun demikian, Iqbal belum dapat menuturkan lebih lanjut kronologi yang menyebabkan pembakaran itu terjadi.

Hanya saja, dia mengatakan bahwa kebakaran itu telah ada sebelum kontak tembak antara TNI dengan KKB di sekitar bandara.

"Via HT (handy talky), terjadi kontak tembak antara Anggota Paskhas (Korps Pasukan Khas TNI AU), Raider 500, dengan KKB di daerah Bandara dan info via HT dari Paskhas sudah terbakar Tower di Bandara," lanjutnya.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) sendiri sempat menabuh genderang perang dengan aparat TNI-Polri. Bahkan mereka telah memilih untuk melakukan lokasi perang di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.

Juru Bicara TPNB-OPM Sebby Sambom mengatakan lokasi tersebut dipilih karena diklaim jauh dari jangkauan warga sipil.

Di sisi lain, TNI mengaku tak masalah dengan lokasi perang tersebut. Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III TNI, Kolonel CZI IGN Suriastawa menyatakan TNI dan Polri siap menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

Hanya saja, sejak itu peristiwa kontak tembak tak terhindarkan. Teranyar, kelompok separatis bersenjata yang kini telah dicap sebagai teroris oleh pemerintah menembak mati seorang tukang bangunan di Kampung Eronggobak, Distrik Ilaga, Papua pada Kamis (3/6).

Tim gabungan TNI-Polri yang dipimpin oleh Kapolres Puncak tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 WIT untuk mengevakuasi korban. Namun saat tiba di TKP, rombongan masih ditembaki oleh KKB yang menunggu kedatangan anggota.

"Diganggu sebanyak tiga kali dan terjadi kontak tembak sekitar 15 menit," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan dalam keterangan tertulis, Kamis (3/6). (mjo/ain)

   Bakar Rumah Warga 

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri membenarkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) menjadi dalang pembakaran tower di Bandara Aminggaru Ilaga, Puncak, Papua, serta rumah warga.

Ia menyebut "KKB juga membakar ruang tunggu bandara, perumahan perhubungan udara, dan satu rumah warga."

Pembakaran itu juga disebut membuat bandara ditutup sementara.

"Baku tembak terjadi Kamis sekitar pukul 17.40 WIB," ujar Mathius, dikutip dari Antara, Jumat (4/6).

Sebelumnya, sempat terjadi baku tembak antara KKB dan personel Paskhas TNI AU yang bertugas mengamankan bandara.

Mathius mengatakan saat ini aparat keamanan masih berupaya melakukan pembersihan di sekitar Bandara Aminggaru. Kapolda menegaskan bahwa dalam kontak tembak dan pembakaran berbagai fasilitas di Bandara Aminggaru tidak ada korban jiwa.

Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy juga membenarkan insiden di Ilaga tersebut. Namun dia menggarisbawahi, kebakaran itu telah ada sebelum kontak tembak antara TNI dengan KKB di sekitar bandara. (ain)

  CNN  

Indonesia Acquires A-220M Naval Guns

For KCR 60 Attack Craft https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD2QrLBYjeKloI2fJxN2qV-4jse4Yhum5m6TgBjvW17lXL9kVZXsBvGkELFvQEhGESo1wYfVnnAkgCZNNJCF8LdTSxRt8weXcanzDUfP2Ig5PXI3u42V2RRHTrR0YnkHpdPx_i0olwXIg/w400-h341/E2rp90HUcAA0FMa.jpgKRI Tombak 629 [Putut Reza}

The Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut: TNI-AL) has acquired two A-220M 57 mm naval guns from Russia, and is now installing the first unit on a KCR-60M fast-attack craft.

Images provided to Janes from two separate industry sources confirm that one of the naval gun units is being incorporated as the primary weapon for the second-of-class, KRI Tombak (629).

Janes first reported in February 2018 that the TNI-AL was considering the A-220M for two vessels in the KCR-60M class.

These new weapons are replacing the vessels' older Bofors 40 mm cannons that were salvaged from the decommissioned landing ship tank (LST) vessel, KRI Teluk Semangka (512), as an interim measure to provide the KCR-60M with naval gunfire support capabilities.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0O5mHc2v1Qib67RyRJuRLQfK34deOZ14NVX-0SGbiM5ly6gLjETy6LDBRv9C9dZ8f_fhdRjp-bxpnr3_5PnkIJRKxL_A9B6sMdAt4bSx5ZtQr6XSiJ63HDU1QReQQCfFY13Ck647U8fjI/s828/KRI_Tombak+629_57mm_AFNPICT-8550_n.jpg[AFNPICT]

According to product literature published by JSC Central Research Institute Burevestnik, the А-220М is designed to engage air, surface, and coastal targets. It has a maximum range of up to 12 km when engaging surface targets, and 8 km when engaging aerial targets.

Janes understands that the A-220M that was supplied to Indonesia features a deck mounting and a barrel-cooling system that has been customised specifically for the KCR-60M class, given space constraints beneath the vessel's deck.

The weapon is also equipped with its own electro-optical and radar-guided weapon control system and can accommodate up to 400 on-mount ammunition rounds.

 
Jane's  

PT PAL Indonesia (Persero) Siap Tembus Pasar Afrika

SSV PAL Indonesia, merupakan andalan untuk ekspor [PAL]

Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Dakar bersama dengan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mengadakan kegiatan Temu Bisnis Indonesia – Senegal dengan fokus pembahasan strategi ekspor ke Senegal dan Negara-negara Afrika Barat. Dalam kesempatan tersebut Duta Besar Indonesia untuk Dakar, Dindin Wahyudin membuka langsung kegiatan tersebut. Hadir pula Direktur KPE dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Marolop Nainggolan dan beberapa perwakilan industri dalam negeri.

Dalam sambutannya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Dakar, Didin Wahyudin mengatakan bahwa akan meningkatkan potensi penjualan produk-produk Indonesia di pasar negara-negara Afrika Barat termasuk Senegal.

Potensi kerjasama ekonomi Indonesia dengan Senegal juga akan menjajaki pada sektor industri pertahanan,“katanya.

Ketertarikan tersebut juga didasari pada pernyataan Menteri Senegal bahwa Senegal tertarik untuk menggunakan alutsista yang dibangun oleh Indonesia.

Dalam Temu Bisnis Indonesia – Senegal, Direktur KPE Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Marolop Nainggolan mengatakan komitmen pemerintah didalam mendukung produk-produk Indonesia memasuki pasar Negara-negara Afrika Barat.

Sejauh ini negara tujuan ekspor non-migas utama Indonesia yaitu China, USA, Jepang, India dan Malaysia. Namun di tahun 2021, fokus peningkatan kerjasama ekonomi akan diperkuat di kawasan Afrika Barat termasuk pada bidang sektor pertahanan,“jelasnya.

Hal inilah yang dijawab oleh PT PAL Indonesia (Persero) sebagai BUMN Industri Pertahanan di bidang matra laut guna menjangkau pasar Afrika Barat melalui konsolidasi industri dalam negeri dan peran pemerintah didalamnya.

Sebelumnya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Senegal, Dindin Wahyudin telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Guinea-Bissau salah satu Negara Afrika Barat sekaligus dalam rangka menyerahkan surat kepercayaan.

Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar RI Bapak Dindin mengharapkan penguatan kerja sama bilateral di berbagai bidang termasuk dalam bidang pertahanan dengan Negara-negara Afrika Barat termasuk Guinea-Bissau. Menteri Pertahanan Guinea-Bissau Fati menyatakan sebagai Negara kepulauan tertarik dengan produk Indonesia termasuk produk Alutsista demi penguatan pertahanan nasional.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kadep Pengembangan Produk dan Pasar Kapal Bapak R. Joza Emerald Nouvantoro dan Kadep Humas Bapak Utario Esna Putra. Dalam kesempatan tersebut, PT PAL Indonesia (Persero) melalui Kepala Departemen Humas menyampaikan kesiapan memasuki pasar Afrika Barat dan kesiapan menjadi global partnership bagi negara-negara Afrika Barat.

  ⚓ PAL  

Kamis, 03 Juni 2021

[Foto] Aksi Prajurit Yontaifib 2 Marinir Terjun dari Helikopter

Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit Helikopter Nbell 412 Penerbal [TNI AL]

P
rajurit Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir (Yontaifib 2 Mar) meluncur dari udara menggunakan Heli Bell-412/HU-4206 Skuadron 400 Wing Udara 2 Puspenerbal Surabaya ketika melaksanakan latihan Fastrope dan Stabo di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (2/6/2021).

Latihan tersebut bertujuan untuk memelihara serta meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit Yontaifib-2 Marinir guna melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai pasukan khusus TNI AL.

Fastrope merupakan salah satu sarana infiltrasi untuk mendekat ke daerah musuh melalui media udara, sedangkan untuk exfiltrasi pasukan dilaksanakan dengan tehnik stabo. Kedua tehnik ini harus dikuasai oleh seluruh prajurit Intai Amfibi sebagai pasukan khusus TNI Angkatan Laut.

Komandan Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir Letkol Marinir Supriyono selaku Pimpinan Latihan (Pimlat) mengatakan, latihan Fast Rope dan Stabo bertujuan untuk mempertajam dan meningkatkan kemampuan prajurit Taifib sebagai pasukan khusus TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan tugas operasi yang membutuhkan pergerakan cepat dan tepat.

Disampaikan juga bahwa latihan Fast Rope dan Stabo biasa dilakukan oleh pasukan khusus dalam suatu operasi yang membutuhkan kecermatan, ketelitian dan perhitungan yang tepat, karena risiko yang sangat tinggi terhadap keselamatan pasukan maupun heli itu sendiri.

Sebelum latihan dimulai, Letkol Marinir Supriyono mengharapkan kepada seluruh prajurit untuk mengikuti arahan dari para pelatih dan selalu menjaga protokol kesehatan yang harus dilaksanakan agar latihan dapat berjalan dengan lancar, aman dan dapat mencapai hasil latihan yang maksimal secara efektif, efisien serta mengutamakan faktor keselamatan (zero accident).

 
Inews  

Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS)

State of The Art PT PAL Indonesia Kapal BRS PT PAL Indonesia [PAL] 

BUMN
Industri Pertahanan tidak pernah berhenti melahirkan produk-produk inovasi untuk kemajuan Indonesia, termasuk didalamnya untuk memperkuat matra laut. Adalah Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) besutan PT PAL Indonesia (Persero), merupakan salah satu bukti improvement teknologi rancang bangun kapal tipe LPD (Landing Platform Dock).

Sebelumnya PAL telah berhasil melakukan design improvement yang menghasilkan produk Strategic Sealift Vessel (SSV) yang kini digunakan oleh Angkatan Laut Filipina. Desain kapal tersebut telah mendapatkan sertifikat Paten/ HAKI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Menurut Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesaia (Persero) Rariya Budi Harta, hal terpenting dari kapal ini sesuai dengan namanya BRS (Bantu Rumah Sakit) memiliki kemampuan setara Rumah Sakit Tipe C. Kemampuan tersebut ditunjang dengan fasilitas poliklinik rawat jalan (umum, mata, gigi, dll) UGD, ruang operasi, ruang rawat inap, unit radiologi, CT Scan dan X-Ray, hingga Ruang Isolasi untuk penanggulangan wabah menular seperti COVID19.

Kapal ini juga memiliki mobilitas untuk pelaksanaan misi evakuasi medis yang ditunjang dengan kemampuan mengangkut helikopter medis, ambulance boat, dan LCVP,” ujar Rariya Budi Harta di Surabaya (02/06/21).

Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) 124 meter ini dilengkapi dengan mesin pokok sebesar 2 x 5420 kW, kapal BRS ini memiliki jarak jelajah mencapai 10.000 Nautical Miles dengan kecepatan maksimal 18 knots, memiliki kemampuan kapasitas angkut total personil 643 orang termasuk 159 pasien, dilengkapi juga dengan 2 unit LCVP (Landing Craft Vehicle Personel), 1 unit RHIB (Rigid Hulled Inflatable Boat), 2 unit Ambulance Boat serta memiliki kapasitas untuk mengangkut 4 ambulance, 3 mobile hospital, 1 mobile decompression dan 1 mobile X Ray.

Proses Pengerjaan Pembangunan BRS 1 dr. Wahidin Soediroshusodo (Tampak Belakang) dan BRS 2 (Tampak Depan)

Selain itu, fungsi kapal BRS sangat sesuai dengan karakteristik dan wawasan maritim Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang terletak di lintasan ring of fire, Indonesia memiliki kerentanan bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi yang dapat diikuti oleh bencana sekunder, seperti tsunami dan lainnya. Dengan situasi tersebut, kapal BRS bersifat mobile dan dapat digerakkan dalam waktu singkat ke wilayah terdampak bencana untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat bencana,” terang Rariya.

Berdasarkan UU TNI nomor 34 tahun 2004, dalam misi OMSP, kapal BRS dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Tidak terbatas pada situasi itu, kapal BRS juga memiliki kapabilitas pelaksanaan misi diplomasi internasional.

Hadirnya kapal Bantu Rumah Sakit BRS TNI Angkatan Laut merupakan sebuah wujud implementasi atas direktif Presiden Joko Widodo yang mencanangkan adanya minimal 3 (tiga) unit Kapal Bantu Rumah Sakit di setiap wilayah Indonesia. Serta berharap di masa pandemi COVID19 kapal BRS dapat menjadi armada TNI Angkatan Laut yang tangguh dalam mengemban tugas dan baktinya dengan maksimal.

Saat ini PAL sedang membangun 2 unit kapal Bantu Rumah Sakit yang mana 1 unit kapal BRS sudah dilaksanakan launching dan shipnaming yaitu Kapal BRS dr. Wahidin Soediroshusodo,” pungkas Rariya. (*)

  ✪
PAL  

Dubes RI Bidik Kerja Sama Pertahanan

Menekankan kerja sama pertahanan antara dua negaraAX 2349, CN235 MPA Penerbal [PTDI]

Duta Besar Indonesia untuk Senegal merangkap Guinea-Bissau dan negara lainnya Dindin Wahyudin menekankan kerja sama pertahanan antara dua negara.

Hal tersebut disampaikan seiring masa tugas barunya. Dia telah menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden Guinea-Bissau, Umaro Sissoco Embalo pada Selasa (27/4/2021).

Dikutip dari siaran pers Kementerian Luar Negeri, Dubes Dindin menyampaikan salam hangat dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Embalo dan harapan untuk memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang.

Dubes Dindin juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Guinea-Bissau kepada Indonesia di berbagai forum internasional, termasuk partisipasi aktif kerja sama antar negara kepulauan.

Pada kesempatan yang lain, Dubes Dindin bertemu dengan Menteri Pertahanan Guinea-Bissau, Sandji Fati (27/04/2021) guna menindaklanjuti kerja sama pertahanan.

NBell 412 HU 4206 Penerbal [antara]

Keduanya bertukar pandangan mengenai isu maritim, kerja sama pertahanan dan peningkatan kapasitas serta peluang produk industri pertahanan Indonesia.

Menhan Fati menggarisbawahi bahwa Guinea Bissau sebagai negara kepulauan tertarik dengan tawaran Dubes RI untuk menggunakan produk Indonesia seperti pesawat dan helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia serta mengirimkan perwira militer mengikuti pendidikan Staf dan Komando di Sesko TNI.

Harapan tersebut juga disampaikan oleh Dubes Dindin pada saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Guinea-Bissau, Suzi Carla Barbossa pada Senin.

Menlu Suzi sepakat untuk mendorong perdagangan bilateral, khususnya untuk poduk-produk ekspor utama Guinea-Bissau seperti kacang mete dan produk pertanian lainnya. Menlu juga sampaikan harapan agar Kedubes Guinea-Bissau di Jakarta dapat dibuka kembali dan sebaliknya berharap agar Indonesia membuka Kedutaan Besar di Bissau.
 

  🛩
Bisnis  

Alutsista Kita Sudah Tua

⚓️ Harus Diganti! Konsep Arrowhead 140 Frigate, menunggu pengadaan alutsista baru TNI [Babcock] ⚓️

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyatakan secara tegas bahwa alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik Indonesia sudah tua. Oleh karena itu, ia berharap alat-alat tersebut segera diganti.

Hal itu diungkapkan Prabowo saat menanggapi soal rencana peraturan presiden (Perpres) tentang pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam).

"Sebagaimana diketahui banyak alut kita sudah tua, sudah saatnya memang mendesak harus diganti," kata Prabowo usai hadiri rapat bersama Komisi I DPR, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Ketua umum DPP Partai Gerindra itu tak menampik di dalam rapat tertutup bersama Komisi I DPR, dirinya menjelaskan tentang konsep rencana induk pertahanan ke depan.

"Rencana ini masih kita godok bersama Bappenas, bersama Kemenkeu, dan pemangku-pemangku kepentingan lainnya," ujar dia. (qlh)

 Tak Perlu Tunggu Pandemi Covid-19 Berlalu 
Modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dinilai wajib dilakukan negara mana pun, termasuk Indonesia dalam menjaga kedaulatan.

Oleh karena itu, investasi di sektor pertahanan dan keamanan (Hankam) dianggap sebagai keharusan. Tidak boleh terhenti sekalipun kondisi negara sedang terpuruk seperti saat ini yang dilanda Pandemi Covid-19.

"Yang namanya ancaman terhadap kedaulatan bangsa, ancamannya, kan, enggak bisa menunggu sampai Covid-19 selesai dan (modernisasi alutsista) itu juga tidak bisa terputus. Artinya satu program dalam modernisasi Alutsista, harus tetap dilakukan, tetap dipenuhi karena suatu kesinambungan," tutur Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darmaputra, Rabu (2/6/2021).

"Kesinambungan itu yang harus kita jalankan, karena itu satu proses yang panjang, dari pemerintah sebelumnya dan dari menteri sebelumnya, menteri sekarang, dan mungkin menteri yang akan datang," sambungnya.

Dia menjelaskan, Indonesia telah merancang strategi modernisasi alutsista dan tertuang dalam Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF). Disusun sejak 2007 lalu dan dibagi menjadi tiga rencana strategis (Renstra) hingga 2024. "Sekarang kita lagi pemenuhan ke MEF III. Tentu itu harus kita jalani karena itu sudah blue print," ungkapnya.

Dia menjelaskan, penyusunan MEF yang juga meliputi pembangunan industri pertahanan, penelitian dan pengembangan (Litbang), alih teknologi (transfer of technology/ToT), dan program nasional, ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, dirancang berdasarkan estimasi terhadap ancaman keamanan nasional hingga respons terhadapnya.

Kemudian, kata dia, membangun kekuatan sistem pertahanan menjadi salah satu respons negara atas ancaman yang akan terjadi. Pelaksanaannya melalui modernisasi alutsista, yang termasuk proses jangka panjang. "Apa yang jadi prioritas, apa yang kiranya harus dilakukan investasi dalam modernisasi sistem pertahanan? Apakah industri dalam negeri, apakah impor, atau apakah dalam impor lalu kita melakukan alih teknologi?" katanya.

Menurut dia, alih teknologi ini soal bagaimana bekerjasama dengan industri pertahanan nasional. "Itu proses yang panjang. Jadi, tidak bisa karena ada Covid-19, ada persoalan seperti ini, lantas kita setop. Nanti untuk memulainya lagi berat. Memang sekarang dalam kondisi yang berat, tapi harus tetap dilalui," tuturnya.

Adapun mengenai skala prioritas, kata Rizal, berdasarkan ancaman aktual dan tidak aktual yang dihadapi. Dia menilai potensi meluasnya eskalasi konflik di Laut China Selatan (LCS) antara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dengan China merupakan salah satu ancaman aktual bagi Indonesia meskipun hanya Zona Ekonomi Eksekutif (ZEE) yang diklaim Negeri Tirai Bambu.

"Namun, kita juga harus siap seandainya terjadi perluasan dari konflik, mau tidak mau kita pasti akan terseret. Apakah kita mau terseret (langsung) dalam konflik atau apakah kita mau tetap netral bila terjadi konflik bersenjata, kita harus tetap memiliki kekuatan bersenjata," tuturnya.

Dia mengungkapkan dukungannya terhadap langkah pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyusun rancangan strategis percepatan peremajaan Alutsista. Pangkalnya, menjadi terobosan yang tidak pernah bisa dilakukan serta akan ada kepastian investasi pertahanan selama 25 tahun.

"Saya melihat ada dua alasan yang ingin dicapai oleh pemerintah (melalui rancangan strategis percepatan peremajaan alutsista). Pertama, menjamin konsistensi pemenuhan Alpalhankam (alat peralatan pertahanan dan keamanan) TNI. Kedua, meningkatkan kesiapan alpalhankam TNI secara siginifikan dalam waktu sesingkat-singkatnya," tuturnya.

Dia sependapat dengan strategi Kemenhan mempercepat pengadaan Alutsista menjadi 2021-2024. Hal tersebut dianggapnya sebagai kebijakan yang ideal.

Dia memberikan contoh, dengan perusahaan yang memiliki sebidang tanah dengan isi tambak, kebun, dan sawah, yang berinvestasi untuk membangun pagar dan membeli alat untuk menjaga lahannya sekaligus. "Agar tidak diklaim orang, lalu perusahaan itu membayar investasinya dengan mencicil dari anggaran yang dia punya," tuturnya.

Apalagi, sambung dia, investasi secara langsung pada 2021-2024 bakal meningkatkan posisi tawar Indonesia agar mendapatkan alutsista dengan harga lebih terjangkau. "Investasi dilakukan dalam waktu relatif singkat, dapat dipastikan semua alat yang dibelanjakan bisa bekerja sama atau compatible dengan satu lainnya," Pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon memaklumi rencana Kemenhan menyusun rencana induk pertahanan pada saat ini. Pasalnya, produsen cenderung menjual murah saat pagebluk selain Indonesia masih membutuhkannya. "Pak Menhan menyatakan, produsen di Eropa sekarang, mereka jual murah di tengah pandemi dan kita butuh. Inilah poin-poin yang jadi dasar kenapa rencana induk pertahanan disusun dan dirancang. Itu yang jadi pembahasan," katanya. (dam)

 ⚓️ 
Okezone | sindonews  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...