Saat Lintas Laut Menuju Daerah Sasaran Satgas KogasgabratminKRI Teluk Banten 516 [Kolinlamil] ☆
Dua Kapal Perang TNI AL, yaitu KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Teluk Banten 516 berhasil lolos dari ancaman ranjau yang disebar oleh pasukan musuh di Perairan Pontianak.
Tapi jangan salah, ranjau yang ada di Laut Natuna itu bukanlah ranjau asli.
Lolosnya dua kapal perang TNI AL dari unsur Komando Lintas Laut Milter (Kolinlamil) dan Koarmada II dari ranjau itu terjadi dalam sesi latihan operasi pendaratan (Latopsratmin) 2021 saat lintas laut menuju daerah operasi pendaratan di Lampung.
Dua kapal perang yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin) tersebut berhasil keluar dari pelabuhan dengan selamat dan langsung melancarkan operasi di perairan terbuka setelah melakukan Mine Field Transit (MFT). MFT adalah suatu prosedur melewati medan ranjau atau proses penuntunan melewati alur terobos pada medan ranjau demi keamanan dan keselamatan personel dan kapal itu sendiri.
Latihan diawali dengan Communication Check dimana Komandan KRI Teluk Bintuni 520 sebagai Officer Conducting Serial (OCS) yang akan mengendalikan semua jaring komunikasi radio dan melaksanakan pencocokan waktu.
Kemudian dilanjutkan dengan Departure Harbour berturut-turut KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Teluk Banten 516. Setelah keluar dari pelabuhan, seluruh unsur-unsur melaksanakan Latihan Mine Field Transit (MFT).
KRI Teluk Bintuni 520 {TNI AL]
Tidak hanya itu, latihan ini juga melakukan Tactical manouvering (Tacman) dimana semua unsur melaksanakan manuver taktis dengan berbagai formasi yang telah ditentukan oleh OCS.
Bahkan, dalam lintas laut menuju daerah operasi pendaratan ini kali ini juga melakukan latihan Publication Exercise (Pubex) dan Replenishment At Sea (RAS).
Replenishment at Sea adalah kegiatan untuk memperbekali logistik pasukan antar kapal perang, mengisi bahan bakar, hingga proses evakuasi penumpang kapal.
Dan latihan RAS ini merupakan latihan yang tidak mudah dilakukan. Sebab, latihan transfer logistik antar kapal itu dilakukan di tengah laut lepas dan di tengah kondisi cuaca laut yang tidak pernah menentu.
Dalam latihan itu, KRI Teluk Bintuni 520 melaksanakan pengisian bahan bakar ke KRI Teluk Banten 516 dengan posisi di lambung kiri.
Berbagai latihan yang dilakukan KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Teluk Banten 516 sebagai bagian dari Kogasgabratmin yang mendukung tugas Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) TNI.
Dua Kapal Perang TNI AL, yaitu KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Teluk Banten 516 berhasil lolos dari ancaman ranjau yang disebar oleh pasukan musuh di Perairan Pontianak.
Tapi jangan salah, ranjau yang ada di Laut Natuna itu bukanlah ranjau asli.
Lolosnya dua kapal perang TNI AL dari unsur Komando Lintas Laut Milter (Kolinlamil) dan Koarmada II dari ranjau itu terjadi dalam sesi latihan operasi pendaratan (Latopsratmin) 2021 saat lintas laut menuju daerah operasi pendaratan di Lampung.
Dua kapal perang yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin) tersebut berhasil keluar dari pelabuhan dengan selamat dan langsung melancarkan operasi di perairan terbuka setelah melakukan Mine Field Transit (MFT). MFT adalah suatu prosedur melewati medan ranjau atau proses penuntunan melewati alur terobos pada medan ranjau demi keamanan dan keselamatan personel dan kapal itu sendiri.
Latihan diawali dengan Communication Check dimana Komandan KRI Teluk Bintuni 520 sebagai Officer Conducting Serial (OCS) yang akan mengendalikan semua jaring komunikasi radio dan melaksanakan pencocokan waktu.
Kemudian dilanjutkan dengan Departure Harbour berturut-turut KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Teluk Banten 516. Setelah keluar dari pelabuhan, seluruh unsur-unsur melaksanakan Latihan Mine Field Transit (MFT).
KRI Teluk Bintuni 520 {TNI AL]
Tidak hanya itu, latihan ini juga melakukan Tactical manouvering (Tacman) dimana semua unsur melaksanakan manuver taktis dengan berbagai formasi yang telah ditentukan oleh OCS.
Bahkan, dalam lintas laut menuju daerah operasi pendaratan ini kali ini juga melakukan latihan Publication Exercise (Pubex) dan Replenishment At Sea (RAS).
Replenishment at Sea adalah kegiatan untuk memperbekali logistik pasukan antar kapal perang, mengisi bahan bakar, hingga proses evakuasi penumpang kapal.
Dan latihan RAS ini merupakan latihan yang tidak mudah dilakukan. Sebab, latihan transfer logistik antar kapal itu dilakukan di tengah laut lepas dan di tengah kondisi cuaca laut yang tidak pernah menentu.
Dalam latihan itu, KRI Teluk Bintuni 520 melaksanakan pengisian bahan bakar ke KRI Teluk Banten 516 dengan posisi di lambung kiri.
Berbagai latihan yang dilakukan KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Teluk Banten 516 sebagai bagian dari Kogasgabratmin yang mendukung tugas Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) TNI.