M113 TNI AD [kaskus]
Tentara Nasional Indonesia (TNI) kini sedang menunggu tambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) berupa kendaraan tempur 100 (Ranpur) M113 dari Belgia. Alat perang itu akan memperkuat persenjataan TNI.
Sebenarnya, TNI memesan sekitar 150 ranpur yang sudah terkenal sejak perang Vietnam itu. M113 merupakan kendaraan pengangkut personel yang dibuat Amerika.
Selanjutnya, Belgia memproduksi kendaraan itu dengan lisensi dari Negeri Paman Sam. Banyak negara yang sudah menggunakan kendaraan lapis baja beroda rantai itu.
Dari 150 kendaraan, baru sebagian yang sudah dikirim ke Indonesia. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Mulyono menyatakan, ada sekitar 50 kendaraan yang sudah datang.
"Datangnya secara bertahap. Kendaraan itu pesanan TNI AD," kata dia. Ranpur M113 itu sekarang diletakkan di Batalyon Kavaleri Kostrad.
Sekarang kendaraan itu masih dalam masa perawatan. Jika ada kerusakan maka pihak Belgia yang akan melakukan perawatan. Pihaknya tidak perlu mengeluarkan biaya dalam perawatan alias gratis.
"Kalau ada kerusakaan ada teknisi yang memperbaikinya," katanya. Jadi, setiap pembelian ranpur dan senjata selalu ada masa perawatan yang menjadi tanggungjawab produsen.
M113 sudah teruji ketangguhannya. Selain pengangkut personel, kendaraan itu bisa membuka belukar di hutan untuk dijadikan jalan. Karena ketangguhannya itu, ranpur tersebut dijuluki green dragon, naga hijau. Kendaran itu juga lincah saat melintas di air. Selain itu, ringan saat digotong di udara.
Selain disiagakan di Markas Kostrad Cijantung, kendaraan itu juga disebarkan di beberapa lokasi. Salah satunya di Jawa Tengah. Menurut jendral asal Boyolali, Jawa Tengah itu, keberadaan M113 akan memperkuat alutsista TNI AD. Ranpur itu sangat dibutuhkan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mulyono mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu sekitar 100 kendaraan lagi. Pemesanan dilakukan secara bertahap. Hal itu disesuaikan dengan rencana strategis (Renstra) pembelian kendaraan tempur. Tentu pembelian itu disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. "Tidak bisa setahun selesai semua," papar dia.
Dia memperkirakan pengadaan M113 akan selesai pada 2019 nanti. Jadi, jumlahnya akan lengkap 150 kendaraan. Namun, ia enggan menjelaskan anggaran yang dibutuhkan untuk membeli kendaraan tersebut. Dia hanya bersedia menyebutkan jumlah kendaraan yang dibeli saja. Ranpur dibeli satu paket dengan senjatanya.
Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo membenarkan bahwa pihakya masih menunggu 100 M113. "Iya masih kurang," ungkap dia. TNI AD yang lebih tahu kapan kendaraan itu selesai dikirim. "Semoga secepatnya selesai. tidak sampai 2019," papar mantan Pangdam V/Brawijaya itu.
Kendaraan tersebut, lanjut Gatot, dibeli dengan harga yang sangat murah dari Belgia. "Sangat, sangat murah," tegas dia. Seperti halnya Mulyono, Gatot juga tidak mau menyebutkan anggaran pembelian ranpur.
♘ JPNN
Ilustrasi panser TNI AD [ipenk 666]
Pembangunan markas kompi kavaleri (Kokav) serbu di Lelowai, Kecamatan Tasifeto Barat (Tasbar) Kabupaten Belu merupakan sebuah kebutuhan sehingga menjadi keharusan untuk dilakukan.
Untuk pembangunan markas satuan tempur ini, dibutuhkan lahan seluas enam sampai delapan hektar.
Demikian disampaikan Komandan Kodim 1605 Belu, Letkol Inf. Moch. Nazmudin usai menerima dua pucuk senjata buatan Inggris dari Kades Silawan di Makodim Belu, Senin (23/5/2016).
Dikatakannya, pembangunan markas kokav serbu ini merupakan program Mabes TNI yang kemudian ditindaklanjuti Mabes TNI angkatan darat dalam rangka renstra pemerataan pertahanan.
"Lahan sudah oke di Lelowai sekitar 6-8 hektar. Makanya kita adakan percepatan koordinasi dengan pemda agar ada hitam di atas putih. Jika nanti 2017 lahan sudah oke. Kalau tidak, bisa dialihkan. Nah kita tahu bahwa untuk pembangunan sarana pertahanan di perbatasan adalah suatu keharusan dan kebutuhan untuk ciptakan stabillitas keamanan nasional," ujarnya.
Dijelaskannya, rencana pembangunan kokav serbu ini akan direalisasikan pada tahun 2017 mendatang. Karena itu upaya pengadaan lahannya harus sudah tuntas di tahun 2016 dan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dalam hal ini Pemkab Belu.
"Ini rencana kita rencana akan bangun di tahun 2017. Terkait itu kita secara jujur dan terus terang bangun secara utuh fasilitas itu kita menganggarkan, namun lahan itu pemda yang fasilitasi.
Dimana-mana sama," ujarnya.
Secara teknis, Dandim menjelaskan, Kokav ini akan memiliki peralatan perang, termasuk tank panser sebanyak 16 unit dengan jumlah personil sebanyak 114 orang.
Dandim membantah jika akan terjadi tumpang tindih pelaksanaan tugas antara Kodim, Dansatgas, Yonif 744 Tobir dan juga Kokav serbu karena pada dasarnya satuan-satuan ini saling melengkapi.
"Tidak ada tumpang tindih karena tugasnya masing-masing. Nanti tahun 2017 sudah oke,
pembangunan bertahap dan tergantung pada pembebasan lahan," katanya.
Bupati Belu, Willy Lay yang dikonfirmasi melalui ponselnya, Rabu (25/5/2016) mengatakan, pembangunan kokav serbu ini adalah program nasional yang harus didukung.
"Inikan program nasional jadi kita kabupaten harus dukung. Termasuk penyediaan lahan. Lahannya sudah ada tinggal pembebasannya saja. Nanti 2016 ini kita bikin perubahan anggaran, kita bebaskan lahan itu," jawabnya.
♘ Tribunnews
Korsel Letuskan 5 Tembakan Ilustrasi ☆
Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel) melepaskan lima tembakan peringatan pada hari Jumat (27/5/2016) setelah sebuah kapal patroli dan perahu nelayan Korea Utara (Korut) menerobos perbatasan laut yang disengketakan di lepas pantai barat semenanjung Korea.
Militer Korsel kepada Reuters telah mengkonfirmasi tembakan peringatan itu.
Dua kapal dari Korut mundur sekitar delapan menit setelah militer Korsel melepaskan lima tembakan artileri 40 mm sekitar pukul 7.30 waktu Korea.
Militer Korsel menyatakan, kapal Korut menyeberangi garis perbatasan Yeonpyeong yang disengketakan oleh kedua Korea. Kapal nelayan Korut disebut sesekali nyasar ke perairan Korsel.
Selama bertahun-tahun, kapal Angkatan Laut dari kedua belah pihak telah terlibat baku tembak bahkan pernah memakan korban jiwa.
Pada tahun 2010, misalnya, 46 pelaut Korsel tewas ketika kapal mereka tenggelam. Menurut Korsel, tragedi itu akibat serangan senjata torpedo Korut. Namun, Pyongyang telah membantahnya.
Kedua Korea pernah berperang hebat pada 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata tanpa ada perjanjian damai.
Pyongyang baru-baru ini mengusulkan pembicaraan militer dengan Seoul, tetapi Korsel menolak tawaran itu karena dianggap sebagai “ajakan perdamaian palsu”. Alasannya, Korut tidak pernah bersedia untuk mengakhiri program senjata nuklirnya. (mas)
(ssbcrack.com)
Pukulan telak sedang dirasakan oleh Angkatan Udara (AU) India. Baru saja ingin mensahkan 11 program kunci kemajuan AU India, pemerintah India malah dikabarkan memangkas anggaran militer India. Program-program tersebut juga bakal makin tersendat akibat mata uang Rupee yang makin melemah terhadap Dolar AS.
Menurut data, pemerintah memangkas hingga 1,16 miliar Dolar AS yang sejatinya akan digunakan untuk pengadaan alutsista dan senjata baru. Pengurangan ini otomatis berpotensi membatalkan rencana India membeli 56 pesawat angkut yang akan menggantikan pesawat Avro, 56 helikopter, enam pesawat tanker, 20 pesawat latih lanjut Hawk, dan 38 pesawat latih dasar Pilatus.
Rencana pengadaan armada udara tersebut padahal tinggal menunggu persetujuan akhir dari pemerintah India.
Selain itu, India juga tengah menggodok program pembaruan helikopter pengintai, pengembangan Ka 266T dengan Rusia, rudal jarak jauh darat-ke-udara, penggantian mesin pesawat Jaguar, dan upgrade sistem elektronik MiG-29. Satu-satunya yang akan berjalan sesuai rencana adalah pengadaan Airborne Warning and Control System (AWACS) dari Israel.
“Tidak ada tanda-tanda ancaman ke India akan berkurang. Tiongkok malah terus menambah kekuatan militernya dan menunggu respon India,” ujar Daljit Singh, seorang pengamat militer yang juga pensiunan Jenderal AU India.
Dalam rencana anggaran tahun 2016-2017 disebutkan bahwa militer kebagian 37,9 miliar Dolar AS. di tahun anggaran sebelumnya, anggaran pertahanan mencapai 42,1 miliar Dolar AS.
F-22 Raptor dari Lockheed Martin, Amerika Serikat. Bisa dibilang inilah pesawat tempur dengan biaya pengembangan dan pembuatan termahal di dunia hingga saat ini, yaitu di atas 120 juta dolar Amerika Serikat perunit kosong. Teknologi terkini dan state-of-the-art dibenamkan ke dalam pesawat tempur yang tidak dibuat versi kursi gandanya. (en.wikipedia.org) ☆
Laporan Pentagon menyatakan, Angkatan Udara Amerika Serikat bisa kesulitan memenuhi keperluan pesawat tempurnya pasca 2021 jika pola penyediaan anggaran tidak berubah.
Sejalan dengan pengetatan anggaran, Angkatan Udara Amerika Serikat dipaksa memensiunkan lebih banyak pesawat tempurnya ketimbang yang bisa dibeli.
Laporan itu, sebagaimana dilansir www.defensenews.com, Kamis, menyatakan bahwa titik terendah ketersediaan armada pesawat tempur Angkatan Udara Amerika Serikat terjadi pada 2031.
Laporan itu bersandar pada rencana pembiayaan, laporan daftar inventaris, dan laporan tahunan Pentagon pada kurun tahun fiskal 2017-2046.
Pada tahun lalu, Kongres memberi mandat kepada Angkatan Udara Amerika Serikat untuk memelihara 1.900 pesawat tempur berbagai tipe, kelas, dan varian, hingga sesudah 2021.
Tetapi Angkatan Udara Amerika Serikat tidak memiliki cukup biaya untuk memenuhi mandat itu. Hingga saat ini, Angkatan Udara Amerika Serikat memiliki 1.971 pesawat tempur, termasuk A-10 Warthog, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, F-22 Raptor, dan F-35A Lightning II.
Jika kekuatan satu skuadron udara adalah 16 unit pesawat terbang, maka jumlah itu sama dengan sekitar 120 skuadron udara.
Laporan itu menyebutkan, Angkatan Udara Amerika Serikat berencana memensiunkan A-10 Warthog pada tahun fiskal 2018 hingga 2022, walau masih disebutkan “bisa berubah”.
Kongres juga mendesak Angkatan Udara Amerika Serikat segera mengoperasikan F-22 Raptor buatan Lockheed Martin, yang biaya pembuatannya terus membengkak, satu hal sangat serius bagi mereka.
Angkatan Udara Amerika Serikat juga memerlukan ratusan pesawat latih lanjut tempur, yang ditenderkan kepada berbagai pihak, di antaranya konsorsium Boeing dan Saab dari Swedia.
Ilustrasi - Sebuah Pesawat Super Hornet F/A-18F dari Skuadron Tempur (VFA-213) (kanan) dan sebuah Pesawat Hornet F/A-18C dari Skuadron Tempur (VFA-15) bersiap lepas landas di atas kapal induk USS George H.W. Bush di Teluk Persia, Rabu (13/8/2014). (ANTARA FOTO/REUTERS/Hamad I Mohammed/ox/14.) ☆
Dua jet tempur Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) bertabrakan saat sedang latihan di lepas pantai Carolina Utara, namun awak pesawat berhasil diselamatkan dari insiden tersebut, menurut keterangan otoritas terkait, Kamis (26/5).
Penjaga Pantai AS mengungkapkan keempat awak diselamatkan oleh kapal nelayan menyusul insiden pada pukul 10.30 waktu setempat.
Helikopter Penjaga Pantai kemudian mengevakuasi awak pesawat dan membawa mereka ke rumah sakit.
Juru bicara Angkatan Laut Letnan Dua Marc Rockwellpate mengatakan kedua jet tempur F/A-18 sedang menjalani latihan ketika kecelakaan terjadi di lepas pantai Cape Hatteras.
"Penyelidikan mengenai standar keselamatan (pesawat) akan dilakukan guna mencari tahu penyebab kecelakaan," ujarnya, seperti dilaporkan AFP.
Setelah BerseteruMenteri Pertahanan China, Chang Wanquan. (Reuters) ☆
China menginginkan kerjasama militer atau pertahanan dengan Indonesia secara lebih dalam serta memperkuat kerjasama soal isu bilateral dan multilateral. Niat itu muncul setelah China dan Indonesia belum lama ini terlibat perseteruan di Natuna, Laut China Selatan.
Menteri Pertahanan China, Chang Wanquan, menyampaikan keinginan untuk kerjasama pertahanan itu kepada Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu.
Pada bulan Maret, Indonesia berusaha untuk menahan sebuah kapal pukat China yang dituduh menangkap ikan di zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut China Selatan. Tindakan Indonesia itu memicu aksi pasukan penjaga pantai China.
China saat itu bersikeras kapal pukat tersebut beroperasi di perairan tradisional milik China.
Indonesia tidak terlibat dalam klaim saingan dengan China atas kawasan Laut China Selatan. Indonesia justru ingin menjadi “penengah” dalam perselisihan antara China dengan Filipina, Malaysia dan Brunei.
Pertemuan Menteri Pertahanan Indonesia dan China berlangsung di Vientiane, Laos. Chang Wanquan mengatakan bahwa dia berharap China dan Indonesia memperdalam kerjasama dan pertukaran pragmatis serta mempromosikan hubungan militer kedua pihak.
“Jadi dua negara berkembang besar di Asia, China dan Indonesia telah selaras dalam strategi pengembangan dan memiliki prospek luas untuk berkerjasama,” demikian laporan kantor berita China, Xinhua, hari Jumat (27/5/2016) mengutip pernyataan Chang Wanquan kepada Ryamizard Ryacudu.
“Chang juga membuat jelas sikap China yang konsisten pada isu Laut China Selatan,” lanjut laporan Xinhua.
China telah mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan yang kaya energi, di mana lebih dari USD 5 triliun dihasilkan dari kawasan itu setiap tahunnya dari sektor lalu lintas kapal perdagangan dunia. Namun, Filipina, Brunei, Vietnam, Malaysia dan Taiwan juga memiliki klaim yang tumpang tindih di kawasan yang sama. (mas)
Setelah Perawatan BeratSukhoi Su30 MK2 TNI AU [Pentak Lanud Sultan Hasanuddin]☆
Satu unit jet tempur Sukhoi kursi ganda, Su-30 MK2 nomor ekor TS-3006, tiba di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar setelah diangkut menggunakan pesawat Antonov An-124-100 Ruslan dari Belarusia, Kamis (26/5/2016). Pesawat ini bukan pembelian baru, melainkan dibawa kembali pulang ke Indonesia setelah menjalani perawatan berat.
Jet tempur Beruang Merah ini tiba berikut puluhan peti material dan belasan awak pesawat. Peti-peti ini berisi komponen pesawat yang akan dirakit ulang di Skadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin. Sebagaimana diketahui, untuk bisa diangkut ke dalam pesawat An-124 jet tempur Sukhoi harus dicopot beberapa bagiannya, seperti sayap tengah, sayap ekor, dan ekor tegaknya. Kemudian komponen-komponen tersebut dirakit kembali dan setelah itu pesawat menjalani uji terbang oleh pilot uji untuk memastikan semua sistem bekerja dengan sempurna.
Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Nanang Santoso didampingi para pejabat lanud menyaksikan langsung kedatangan penempur bertubuh bongsor itu yang dikeluarkan melalui “mulut” pesawat An-124-100 Ruslan di bagian depan.
TNI Angkatan Udara mengoperasikan 16 pesawat Su-27/30 yang dibeli dari Rusia sejak tahun 2003 dan dioperasikan oleh Skadron Udara 11. Sepuluh tahun setelah dioperasikan, armada Sukhoi TNI AU baru dilengkapi persenjataan. Dan saat ini, pesawat Su-27/30 menjadi jet tempur yang paling mematikan di TNI AU karena beragam persenjataannya yang sudah dimiliki. Mulai dari peluru internal, roket, bom, hingga rudal udara ke udara jarak menengah, maupun rudal penghancur sasaran di darat dan lautan.
Sementara itu, rencana pembelian jet tempur Su-35 yang merupakan varian termutakhir keluarga Flanker hingga saat ini masih berada di tataran ketidakpastian. Penyebabnya, kontrak pembelian yang disebut-sebut akan ditandatangani bulan ini belum juga dilaksanakan. Bahkan, dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia beberapa hari lalu, Menlu Retno Marsudi mengatakan tidak ada pembicaraan mengenai pembelian pesawat Sukhoi.
BRP Tarlac 601 [wikimedia] ☆
Helikopter serbaguna dan serang AgustaWestland, Angkatan Laut Filipina / Philippine Navy (PN), yang sebagian besar baru diperoleh, akan memulai pelatihan deck-landing qualification (DLQ) pada Kapal BRP Tarlac (LD-601) setelah tanggal 1 Juni mendatang. Hal ini dinyatakan oleh juru bicara PN, Capt. Lued Lincuna, 24/5/2016.
“Pelatihan Deck-landing qualification akan mulai setelah 1 Juni (tanggal commissioning yang dijadwalkan untuk BRP Tarlac, kapal strategic sealift pertama,” tambahnya.
Pelatihan DLQ akan melibatkan dek pendaratan helikopter yang sesungguhnya dan awak kapal untuk menerima dan memelihara aset udara.
PN mengoperasikan tiga unit helikopter AgustaWestland AW-109E utilitas dan dua versi serang. Kapal BRP Tarlac mampu menampung tiga helikopter, dengan dua di helideck dan satu di dek hanggar. Kapal ini dapat membawa muatan 2.800 ton. tonase kotor BRP Tarlac sebesar di 7.300 ton.
PN telah mengumumkan bahwa BRP Tarlac dapat menampung 500 tentara, dua perahu rigid-hull inflatable, dua unit kapal pendarat dan tiga helikopter.
Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 120 meter, lebar 21 meter, draft lima meter dan membawa muatan 2.800 ton dengan kecepatan jelajah 13 knot dan kecepatan maksimum 16 knot.
Kapal BRP Tarlac adalah salah satu dari dua SSV yang diperoleh dari PT PAL, Surabaya, Indonesia untuk pembelian PHP 3,8 miliar. Kapal kedua diharapkan tiba Mei 2017. [pna.gov.ph]
Ilustrasi ☆
Amerika Serikat (AS) ternyata masih menggunakan disket tua yang dirancang pada 1970-an untuk mengkoordinasikan beberapa fungsi dari sistem senjata nuklir.
Hal itu terungkap dari laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO). Kantot itu mengkhawatirkan “sistem warisan” using yang masih saja digunakan pemerintah AS untuk meng-upgrade operasional senjata berbahaya.
“Sebuah komando dan sistem kontrol Pentagon mengkoordinasikan fungsi operasional kekuatan nuklir Amerika Serikat, seperti rudal balistik antarbenua, (pesawat) pengebom nuklir, dan pesawat pendukung tanker, dengan IBM Seri /1 komputer dan menggunakan disket floopy 8-inch,” bunyi laporan kantor itu.
Disket tua itu memulai debutnya pada tahun 1976, ketika Gerald Ford menjadi penguasa Gedung Putih.
”Sistem ini tetap digunakan karena, singkatnya, itu masih bekerja,” kata juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Valerie Henderson kepada AFP, Kamis (26/5/2016).
”Namun, untuk mengatasi masalah usang, drive floppy dijadwalkan akan diganti dengan perangkat Secure Digital pada akhir 2017,” ujarnya.
”Modernisasi di seluruh Komando Nuklir, Kontrol, dan Komunikasi (Nc3) pemerintah tetap berlangsung,” lanjut Henderson.
Menurut laporan GAO, Pentagon berencana untuk sepenuhnya menggantikan sistem usang itu pada akhir 2020.
GAO menyatakan Pemerintah Federal AS menghabiskan banyak dana pada operasi dan pemeliharaan dari sistem komputer ketimbng pada pembangunan, modernisasi dan peningkatan.
Tahun lalu, misalnya, Pemerintah AS menghabiskan USD 61,2 miliar untuk operasi dan pemeliharaan. (mas)
☆ Sindonews
F16 52ID [def.pk]
Dengan pencabutan embargo senjata AS kepada Vietnam, sumber di industri pertahanan AS mengungkapkan Hanoi berusaha untuk meningkatkan pertahanan udara dan kemampuan keamanan maritimnya dengan pengadaan pesawat tempur F-16 dari program Excess Defense Articles (EDA) Pentagon dan pesawat patroli maritim P-3C Orion refurbished yang dipersenjatai dengan torpedo.
Sumber itu juga mengatakan Vietnam juga bisa mengakuisisi UAV buatan AS untuk misi intelijen maritim, pengawasan dan pengintaian.
Torpedo yang dilarang di bawah embargo, tapi sekarang Vietnam ingin mendapatkan pesawat intai maritim P-3 seperti yang dijual kepada Taiwan, kata sumber itu.
Terkait F-16 refurbished pada program EDA, Vietnam juga ingin kesepakatan yang sama seperti yang diberikan pemerintahan Obama kepada Indonesia.
Seperti diketahui Indonesia mendapatkan 24 pesawat tempur F-16 refurbished dari AS, dan kini Vietnam juga menginginkan hal yang sama (walau mungkin dengan jumlah yang berbeda). [DefenceNews]
Dari Pasifik hingga Membombardir Nazi Patung Marsekal Muda (Anumerta) Abdul Halim Perdanakusuma di sekitar komplek Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta (Foto: Randy Wirayudha) ☆
AWAL bulan ini, sempat mencuat nama seorang pemuda Indonesia, Irawan Soejono yang disebutkan ikut melawan Nazi Jerman di Perang Dunia II (PD II), sebagai bagian dari pergerakan bawah tanah Binnenlandsche Strijdkrachten. Namun Irawan bukan pemuda pribumi satu-satunya yang ikut berkonfrontasi dengan Jerman Nazi.
Namun masih ada satu nama lagi yang tentunya, tak kalah pengalaman mengecap “teater” Perang Eropa di pihak sekutu alias Belanda yang berperang kontra pasukan Der Führer, Adolf Hitler. Dialah Abdul Halim Perdanakusuma yang kemudian namanya diabadikan jadi basis pangkalan udara TNI di Jakarta, Lanud Halim Perdanakusuma.
Masa muda sosok kelahiran Sampang, Madura pada 18 November 1922 itu sempat dihabiskan dengan mengenyam pendidikan di MOSVIA (Middlebare Opleiding School voor Indlansche Ambtenaren), sekolah para pribumi bagi calon pegawai kolonial pamong praja Hindia-Belanda yang berada di Magelang, Jawa Tengah.
Tapi tak lama sekolah di MOSVIA, Halim ikut wajib militer Belanda dan mendapat pendidikan sebagai operator torpedo di kapal Koninklijke Marine atau Angkatan Laut Belanda. Arena Perang Pasifik dengan Jepang yang menyerbu ke Hindia-Belanda pun turut diikutinya, hingga kapalnya sempat dibombardir di perairan Cilacap.
“Namanya belum ajal, Halim yang terapung-apung di laut lepas, diselamatkan kapal Inggris. Untuk selanjutnya, dibawa ke Australia dan kemudian di India, di mana dia bertemu Panglima Komando Armada Asia Tenggara, Laksamana Lord Louis Mountbatten,” jelas penggiat sejarah komunitas Djokjakarta 1945, Agung Surono Karsonoseputro kepada Okezone.
Ditambahkan Agung, Laksamana Mountbatten pada suatu ketika pernah terkesan dengan keterampilan seni lukis Halim, hingga ditawarkan pendidikan militer di Inggris. Jadilah Halim masuk pendidikan RCAF atau Angkatan Udara (AU) Kanada dan kemudian RAF (AU Inggris).
“Selesai pendidikan RCAF, Halim kembali ke induk pasukannya dengan pangkat Letnan Penerbang (Kapten Udara) di RAF dan terlibat dalam puluhan misi. Halim bahkan sempat dianggap juru selamat dan digelari ‘The Black Mascot’, jimat hitam,” tambahnya.
Sebagai navigator, Halim kala itu sudah dianggap sebagai salah satu navigator jempolan yang disegani. Disebutkan Agung, Halim sempat terlibat dalam 44 misi serangan udara membombardir Nazi Jerman, baik di wilayah Prancis maupun di wilayah Jerman sendiri dengan pesawat pembom Avro Lancaster dan B-24 Liberator.
“Sasaran utamanya ialah pusat-pusat industri Jerman. Serangan-serangan itu dilakukan pada siang dan malam hari. Pernah terjadi dalam perbangan kembali ke pangkalannya, skadronnya dicegat pesawat-pesawat Focke-Wulf. Terjadilah duel udara yang seru. Sekutu kehilangan tiga Pesawat B-17 (Flying Fortress) karena tembakan roket (pesawat) Jerman,” tandasnya.
Pasca-PD II, Halim yang pulang ke tanah air direkrut dengan tugas sebagai Perwira Operasi oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang di era revolusi, masih dibangun Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) pertama, Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Namun kontribusi dan pengabdian Halim terhadap AURI dan republik yang saat itu masih bayi, tak berlangsung lama.
Dalam sebuah misi pembelian perlengkapan ke Siam (kini Thailand) bersama Iswahyudi, Halim yang ketika itu berpangkat Komodor Muda tewas dalam sebuah kecelakaan.
Pesawat Avro Anson VH-BBY (RI-003) yang ditumpanginya bersama Iswahyudi, jatuh yang diduga akibat cuaca buruk di Pantai Tanjung Hantu, Perak, Malaysia. Jasadnya sempat dikebumikan di Kampung Gunung Mesah, Malaysia.
Tapi kemudian dipulangkan dan dimakamkan kembali di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Kala itu, Halim yang secara anumerta diberi pangkat Marsekal Muda, masih berusia 25 tahun dan meninggalkan seorang istri, Koessadalina dan seorang putra, Ian Santoso.
(raw)