Empat pesawat tempur canggih Sukhoi 30 MKI milik Angkatan Udara India (Indian Air Force/IAF) mendarat di Lanud El Tari Kupang, Jumat (20/7/2018) sore.
Pesawat tempur pertama Sukhoi 30MKI dengan nomor penerbangan SB 307 tiba dahulu pada pukul 15.00 Wita.
Kemudian berturut turut Sukhoi SB 323, Sukhoi SB 048 dan terakhir Sukhoi SB 184 tiba pada 15.30 Wita.
Setelah mendarat, pesawat-pesawat tempur canggih tersebut diarahkan sendiri oleh Marshal Ground (petugas parkir pesawat) dari tim penerbang Indian Air Force di Hanggar yang berada di sisi Timur Apron Lanud El Tari Kupang.
Pantauan POS-KUPANG.COM di Apron Lanud El Tari pada Jumad (20/7/2018) sore, setiap pesawat tempur dioperasikan oleh satu orang pilot peberbang dan co-pilot penerbang yang berseragam orange.
Danlanud El Tari Kupang Kolonel Pnb Arif Hartono SH kepada wartawan saat menjemput rombongan penerbang Indian Air Force (IAF) di Apron El Tari pada Jumad (20/7/2018), mengatakan, kedatangan tim penerbang IAF ke Lanud El Tari Kupang dalam rangka kerjasama dengan TNI Angkatan Udara untuk diskusi dan sharing bersama penerbang TNI AU.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan SMII untuk meningkatkan profesianalisme penerbang TNI AU melalui sharing dan diskusi, soal bagaimana keselamatan, manufer dan bagaimana melakukan penerbagan," ungkapnya.
Para penerbang dari Indian Air Force yang ikut dalam rombongan sebanyak 130 personil, yang terdiri dari airman dan tim suport. (*)
Apache TNI AD [def.pk] ★
Dalam memenuhi Minimum Essensial Force (MEF) Renstra II (2015-2019), Indonesia mendatangkan delapan unit helikopter Apache dari Amerika Serikat.
Kedatangan helikopter canggih tersebut menambah keketatan militer Indonesia yang memiliki daya getar di kawasan.
Komandan Skuadron-11/Serbu Letkol Cpn Cahyo Permono menyatakan kedatangan Apache ini merupakan suatu lompatan teknologi yang besar bagi perkembangan alutsista Indonesia.
"Kalau kami berfikir bisa lebih dari delapan menjadikan daya tempur kita lebih signifikan," kata Cahyo saat ditemui di Skuadron-11/Serbu, Semarang, Jumat (20/7).
Skuadron-11/Serbu merupakan tempat di mana 8 unit Apache ditempatkan bersama heli serang jenis lainnya.
Menurut Cahyo, jumlah Apache bergantung pada eskalasi ancaman yang terus meningkat di era saat ini. Sehingga unit Apache yang berteknologi canggih itu perlu ditambah.
"Itu tergantung dari segala ancaman dan persepsi kita kepada ancaman dan bagaimana kita membangun kekuatan. Kami berfikir 1 skuadron, 1 skuadron berisi 32 unit," terangnya.
Kendati demikian, dia mengembalikan lagi pada kemampuan negara dalam mengalokasikan anggaran berdasarkan prioritas.
"Berdasarkan pemikiran saya, masih memerlukan lebih tapi kita kembali lagi kepada nrgara," pungkasnya. [nes]
TNI AD Akan Tambah Lagi Apache TNI AD [Wayan Agus] ★
TNI Angkatan Darat (AD) sudah memiliki sepuluh pilot untuk menerbangkan delapan helikopter Apache AH 64E yang baru dibeli dari Amerika Serikat. Rencananya jumlahnya akan ditambah menjadi 20 pilot.
"Sekarang sudah 10 orang yang sudah menyelesaikan pendidikan," kata Komandan Skuadron 11/Serbu, Letnan Kolonel Cpn Cahyo Permono di markasnya di Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 20 Juli 2018.
Sebelumnya, sebanyak delapan helikopter Apache resmi diserahterimakan dari Kementerian Pertahanan kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Pangkalan Udara TNI Ahmad Yani Semarang, 16 Mei 2018. Pemerintah membeli Apache dari Amerika Serikat dengan harga sekitar Rp 500 miliar per unit. Helikopter ini diklaim menjadi helikopter paling canggih yang dimiliki TNI AD.
Pengadaan helikopter Apache merupakan hasil kerja sama dengan pemerintah AS melalui Program Manegement Office (PMO) menggunakan skema Government to Government. Pengadaan helikopter ini menjadi bagian dari program modernisasi Alutsista TNI sesuai Rencana Strategis Pertahanan Negara dan program Minimum Essential Force (MEF).
Helikopter Apache AH-64E punya teknologi canggih yang bisa dioperasikan dalam berbagai kondisi medan dan cuaca. Helikopter Apache menggunakan teknologi Avionics, seperti Radar Longbow dan Multi Target Acquisition and Designation System (MTADS).
Radar Longbow adalah sistem radar yang ada di baling-baling Apache. Sistem radar ini memiliki radar kendali tembak dan radar indentifikasi frekuensi. persenjataan yang digunakan adalah peluru kendali AGM-114 Hellfire, Roket Hydra 70, AIM-92 Stinger, Aim-9 Sidewinder, dan Kanon M 230.
Helikopter Apache juga memiliki perangkat yang dapat melihat dan mengetahui informasi objek dalam kondisi gelap. Helm pilot juga dapat mengatur arah senjata M 230 tanpa mengubah arah helikopter.
Cahyo mengatakan para pilotnya menghadapi tantangan mengendarai Apache. Dia bilang helikopter sebelumnya mempunyai sistem analog, sedangkan sistem heli Apache full digital. "Interface antara pilot dengan helikopter tadi yang perlu dilatih," kata dia.
Cahyo mengatakan pilot helikopter Apache dipilih dari pilot reguler yang sudah punya jam terbang tinggi. Mereka kemudian dikirim ke Amerika untuk mempelajari mengemudikan helikopter ini selama 8 - 10 bulan. Di Indonesia para pilot mesti berlatih lagi paling kurang 1-1,5 jam setiap hari. "Sepuluh pilot tadi kami adakan penambahan jam terbang agar lebih akrab dengan helikopter ini," kata dia.
Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache
Penerbang TNI Angkatan Darat yang telah menjalani pelatihan di US Army Flank School selama delapan sampai 10 bulan sudah memiliki kualifikasi atau kemampuan untuk menerbangkan Helikopter Apache AH 64E.
"Kalau kita lihat kemampuan pilot, kemampuannya sudah standar sesuai dengan kemampuan yang distandarkan dari Amerika," kata Komandan Skuadron-11/Serbu Puspenerbad Letkol Cpn Cahyo Permono, di Hangar Helikopter Apache Skuadron-11/Serbu Puspenerbad, Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Menurut dia, ada 20 pilot reguler yang ikut pelatihan di US Army Flank School selama delapan sampai 10 bulan. Hanya saja, saat ini baru 10 pilot yang kembali ke Tanah Air dan mengoperasikan delapan Apache setiap harinya.
"Karena merupakan jenis helikopter baru maka Apache harus sering diuji coba agar pilot bisa mengawaki dengan baik dan paham seluk-beluknya," katanya.
Sehingga, lanjut Cahyo, para penerbang semakin paham karakter Apache sekaligus menambah pengalaman dalam menerbangkan helikopter di segala medan.
"Yang kita kerjakan setiap hari adalah menambah jam terbang, ini pesawat baru buat kita dan perlu familiar, tergantung kebutuhan bisa dua sampai tiga jam. Dalam sehari, setidaknya terbang satu sampai satu setengah jam," kata alumnus Akmil 1998 itu.
Kemampuan pilot sendiri sudah beradaptasi dengan sistem digital yang ada di Apache, termasuk penggunaan taktik, karena semua tergantung user-nya.
Di Pusdik Penerbad sendiri silabus untuk menerbangkan Apache sudah diadopsi untuk menjadi materi pelatihan khusus bagi penerbang TNI AD.
"Kita juga sudah punya silabus, di mana pendidikan pilot itu tidak berbeda jauh, tinggal menyesuaikan dengan tugas dan ancaman yang dihadapi," ujarnya.
Saat ini, delapan unit helikopter AH-64E Apache sudah resmi menjadi bagian keluarga besar Pusat Penerbad. Alat utama sistem senjata (alutsista) buatan negeri Paman Sam ini menjadi helikopter termodern yang dimiliki TNI AD.
Nilai kontrak delapan unit Apache seri terbaru lengkap dengan persenjataan ini mencapai 295 miliar dolar AS atau sekitar Rp 4,27 triliun dengan kurs saat ini, sebelumnya, Skadron 11/Serbu hanya diperkuat heli Bell 412 EP.
Cahyo menjelaskan, Apache yang datang pada awal tahun ini, merupakan proyek alat utama sistem senjata (alutsista) yang diteken pada 2013. Apache bertugas menggantikan helikopter Bolcow yang dikandangkan karena sudah uzur.
Menurut Cahyo, Apache merupakan helikopter tercanggih yang dimiliki TNI AD. Berbeda dengan semua jenis helikopter milik Pusat Penerbad yang digerakkan secara manual, khusus Apache semua operasinya dikerjakan oleh komputer.
"Ini menjadi helikopter digital pertama yang kita miliki, artinya bukan hanya displai saja melainkan juga semua proses untuk menggunakan senjata dan pengenaan target, semua diatur komputer," katanya.
Ia menambahkan, dengan adanya fasilitas gabungan optik dan elektronik yang menjadi satu kemampuan, maka Apache sangat siap digunakan untuk tugas operasi sepanjang hari, sehingga kalau ada misi rahasia, maka Helikopter Apache memiliki keunggulan bisa bertempur pada malam hari.
Hal itu juga ditunjang dengan senjata automatic gun dan roket yang menunjang untuk menghancurkan musuh.
"Kita membeli (senjata), artinya yang kita beli 'basic US army', persis sama. Apache yang kita miliki tipe echo terakhir yang itu juga diproduksi oleh Boeing. Jadi sistem persenjataannya tidak berbeda jauh dengan standarnya Amerika," kata Cahyo.
Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat atau TNI AD mengandangkan delapan Helikopter Apache AH-64E terbarunya di Skuadron 11/Serbu, Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah. Tempo berkesempatan menengok hanggar tempat delapan helikopter asal pabrikan Amerika Serikat itu pada Jumat, 20 Juli 2018.
Pangkalan Skuadron 11 berada bersebelahan dengan Bandara Ahmad Yani yang baru. Lokasinya persis ada di seberang landasan pacu bandara di bibir Laut Jawa itu. Komandan Skuadron 11 Letnan Kolonel Cahyo Permono mengatakan markasnya menempati lahan seluas 10 hektar. Lahan itu terbagi menjadi 3 hanggar dan apron tempat helikopter diparkir dan meluncur.
Cahyo menuturkan Skuadron 11 memiliki 32 helikopter dari jenis NBO 105, Nbell 412, Bell 412 dan Bell 205. Yang terbaru satuan yang berada di bawah Pusat Penerbang TNI Angkatan Darat ini kedatangan delapan helikopter Apache.
Helikopter Apache tiba di Indonesia pada 16 Mei 2018. Pemerintah membeli Apache dari Amerika Serikat dengan harga sekitar Rp 500 miliar per unit. Helikopter ini diklaim menjadi helikopter paling canggih yang dimiliki TNI AD.
Pengadaan helikopter Apache merupakan hasil kerja sama dengan pemerintah AS melalui Program Manegement Office (PMO) menggunakan skema Government to Government. Pengadaan helikopter ini menjadi bagian dari program modernisasi alat utama sistem persenjataan atau Alutsista TNI sesuai Rencana Strategis Pertahanan Negara dan program Minimum Essential Force (MEF).
Cahyo berujar khusus untuk helikopter ini TNI AD membangun hanggar khusus yang sesuai kebutuhan perawatan helikopter super mahal itu. Hanggar dibangun bersebelahan dengan dua hanggar lama. Hanggar Apache luasnya sekitar dua lapangan sepak bola.
Hanggar, kata dia, dibangun terintegrasi dengan bengkel dan gudang suku cadang. Hanggar juga dilengkapi peralatan untuk mengangkat beban berat. "Dengan fasilitas ini sudah cukup untuk kami memelihara sampai dengan tingkat berat," kata dia.
Cahyo menuturkan di hanggar itu Helikopter Apache dipelihara tiap hari. Pemeliharaan meliputi pengecekan sebelum terbang dan pembersihan mesin selesai latihan terbang. Karena pangkalan Ahmad Yani dekat laut, perawatan juga meliputi pencegahan korosi. "Itu perlu kami lakukan setiap hari supaya heli bisa dipakai untuk jangka panjang," kata dia.
Pesawat T-50i TNI AU [Ismail Hasan] ☆
Lima pesawat T-50i Golden Eagle dari Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun, diberangkatkan ke Ambalat, untuk melaksanakan operasi Garda Nusa dan operasi Lintas Kaswari.
Pesawat-pesawat tempur ini, juga akan menjalankan misi terbang jelajah dan mendukung kegiatan karya bakti ke-71 TNI AU. Dalam menjalankan misinya selama 14 hari, pesawat tempur ini akan berada di Lanud Anang Bursa, Tarakan, Kalimantan Utara.
Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi Madiun, Mayor Sus Hamdi Londong Alo menyebutkan, kelima pesawat tempur ini lepas landas dari Lanud Iswahjudi, Kamis (19/7/2018). "Rombongan pesawat, singgah terlebih dahulu di Lanud Balikpapan, Kalimantan Timur, untuk mengisi bahan bakar," ujarnya.
Dalam menjalankan misi operasi ini, ada sebanyak 44 personel yang terlibat. Selain penerbang tempur, misi ini juga melibatkan para teknisi pesawat T-50i Golden Eagle yang diangkut menggunakan pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 32, Lanud Abdulrachman Saleh Malang.
Komandan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun, Letkol Pnb Hendra Supriadi mengatakan, operasi ini dilaksanakan lima pesawat yang terbagi dua penerbangan. Dua pesawat dengan flight leader Letkol Pnb IG Widi Nugroho; dan tiga pesawat dengan flight leader Mayor Pnb Gultom.
"Misi operasi ini dilaksanakan selama 14 hari. Kelima pesawat, melaksanakan patroli di sekitar Ambalat, untuk menjaga keamanan udara di wilayah perbatasan Indonesia," ujarnya.
Kokpit pesawat N219 Nurtanio [Bambang Haryanta] ☆
Sejak kehadirannya di aswal 19i70-an, kiprah perusahaan teknologi perangkat keras dan lunak Honeywell merambah berbagai sektor usaha di Indonesia.
Selain di industri pertambangan oil and gas, bisnis teknologi Honeywell juga merambah berbagai sektor lainnya seperti industri dirgantara sampai industri manufaktur dan hunian dan apartemen.
Di industri dirgantara, Honeywell sejak lama menjalin kerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Bandung, untuk memasok berbagai kebutuhan perangkat keras dan lunak untuk pesawat ringan bermesin propeller N219 yang diproduksi PT DI.
"Dengan PT Dirgantara Indonesia kita bekerja sama untuk pembuatan pesawat N219. Honeywell memasok kebutuhan perangkat avionik," ungkap Roy Kosasih, Presiden Honeywell Indonesia dalam paparan di sela ajang Honeywell Indonesia Technology Summit 2018 di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Roy menjelaskan, Honeywell memiliki peran sangat besar di industri kedirgantaraan dunia, karena perusahaaan yang berbasis di Morris Plains, New Jersey, Amerika Serikat, ini menjadi mitra utama bagi sejumlah pabrikan pesawat ternama dunia seperti Boeing dan Airbus.
"(Di atas langit) setiap detik ada 2.200 pesawat yang sedang mengudara, dan hampir 90 persen teknologi di dalam kokpit dan kabin pesawat tersebut dipasok oleh Honeywell," ungkapnya.
Honeywell memasok sistem navigasi dan sensor, propulsi dan power system, teknologi flight data recorder, satellite wifi di kabin pesawat, teknologi turbo charger, air dan therma management, cockpit and flight management system, komponen mekanikal, dan lain-lain.
"Perusahaan produsen pesawat seperti Boeing dan Airbus setiap kali akan meluncurkan produk baru, untuk pengembangan sistem dan komponennya pasti berbeda," ungkapnya. Di sanalah, Honeywell berperan masuk.
Masih di industri kedirgantaraan, Roy menyatakan, Honeywell juga memiliki teknologi Connected Enterprise, yang salah satunya mengkoneksikan aktivitas pesawat terbang dengan Internet of Things (IoT).
"Saat pesawat diketahui mengalami gangguan atau ada komponen yang bermasalah saat mengudara, informasi ini langsung terhubung dengan bandara dan petugas di darat, dan bisa langsung diantisipasi sebelum pesawat mendarat," dia mencontohkan.
Honeywell sudah menjalankan bisnisnya di Indonesia sejak tahun 1970-an, dengan memasok teknologi pengeboran minyak dan gas untuk Pertamina. Teknologi ini kini juga dipasok Honeywell ke sejumlah perusahaan kontraktor kerjasama migas lainnya di Indonesia seperti Chevron.
"D bidang teknologi pengambilan (lifting) minyak dan gas bumi dari bawah tanah. Kami sejak lama bekerja sama dengan Pertamina, Chevron, dan lain lain," ungkapnya.
Di bidang advance material, Honeywell juga memasok freon dan refrigerant untuk kebutuhan pendinginan dan industri kosmetik.
"Kami juga memproduksi jaket anti-peluru, dan saat ini sedang menjajaki kerjasama dengan TNI," sebut Roy Kosasih.
Sebuah gedung tertinggi di Indonesia yang sedang dibangun di Jakarta, lanjut Roy, akan mengaplikasikan teknologi face recognition dengan teknologi yang sepenuhnya dipasok oleh Honeywell dari divisi bisnis Home and Building Technologies, untuk kontrol akses masuk karyawan dan pengunjung.
"Tapi saya belum bisa sebutkan sekarang nama gedungnya karena alasan etis," ungkapnya.
Dengan cakupan bisnis yang begitu luas dirambah di Indonesia, termasuk ke industri manufaktur, ritel dan warehouse dan logistik, bisnis Honeywell di Indonesia memberi kontribusi terbesar terhadap pendapatan bisnis Honeywell jika dibandingkan pendapatan bisnis yang diraih Honeywell dari negara-negara lainnya di kawasan regional ASEAN.
CN235 MPA TNI AU [Hindawan H]
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyasar peningkatan ekspor komponen pesawat yang saat ini baru US$ 83 juta. Padahal, potensi pasarnya mencapai US$ 88 miliar.
“Langkah peningkatan nilai ekspor nasional menjadi salah satu kebijakan pemerintah saat ini, terutama dalam mengatasi neraca perdagangan yang sedang defisit,” kata Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan, Rabu (18/7).
Untuk memperluas akses ekspor, lanjut Putu, Kemenperin telah memfasilitasi keikutsertaan industri komponen pesawat pada pameran tingkat internasional, yakni Farnborough International Airshow (FIA) 2018 di Farnborough. Keterlibatan dalam ajang FIA 2018 merupakan bagian dari desain besar dukungan pemerintah kepada industri nasional untuk mengakses rantai suplai global industri komponen pesawat terbang. Diharapkan pula dalam jangka panjang, industri nasional dapat terhubung dengan komunitas global industri aeronautika dan menjadi subkontraktor pengerjaan komponen pesawat terbang dunia.
“Industri komponen pesawat terbang merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan melalui pemanfaatan rantai suplai global,” jelas dia.
Oleh karena itu, kata Putu, Kemenperin berkolaborasi dengan KBRI Brussels untuk ikut berpartisipasi di ajang FIA 2018. Ajang ini diharapkan dapat menjadi sarana perluasan kerja sama bagi industri nasional di tingkat internasional.
Menurut dia, perusahaan-perusahaan yang terpilih untuk mengikuti FIA 2018 berasal dari beragam sektor, mulai yang bergerak di bidang aero structure, component, tools and gauge, avionics, precision parts, rubber-based components, hingga engineering services. Perusahaan tersebut adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Pudak Scientific, PT Santoso Teknindo, PT Chroma International, PT Infoglobal Teknologi Semesta, PT Yogya Presisi Tehniktama Industri, dan PT Indonesia Polyurethane Industry.
"Secara umum, para pelaku industri komponen nasional memiliki potensi yang memadai untuk mengakses rantai suplai industri pesawat terbang dunia. Namun demikian, masih banyak yang perlu dibenahi, terutama sertifikasi dan dukungan pada kegiatan promosi internasional untuk membangun jejaring kerja dan memperkenalkan kemampuan industrinya," pungkas dia.
PT PAL Indonesia ☆
Produsen peralatan sistem pertahanan laut, PT PAL Indonesia (Persero) makin serius melebarkan sayap bisnisnya ke luar negari. Perusahaan sekarang konsentrasi bikin kapal perang.
Kapal perang yang sedang dirancang oleh perusahaan tersebut adalah kapal jenis Landing Platform Dock (LPD). Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero), Budiman Saleh menjelaskan, usaha menarik pasar luar tidak mulus, karena ada kompetitor untuk PT PAL.
"Saingan kita Singapura," tutur Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh dalam keterangannya, kemarin.
Menurutnya, untuk merebut kepercayaan pasar ekspor tentu yang harus dilakukan perusahaan menjaga kualitas baik, bahkan meningkatkannya. "Kapal yang dirancang memiliki spesifikasi yang berbeda sesuai jenisnya," katanya.
Budiman mengungkapkan, kapal perang jenis LPD menarik minat negara tetangga. Minat itu antara lain datang dari Malaysia, Thailand, dan Filipina. Untuk Malaysia sudah ada kontrak pesanan kapal perang jenis LPD yang dinamakan Multirole Support Ship (MRSS). Kapal MRSS sudah dibuat sejak tahun lalu dengan panjang 163 meter.
"Ada 2 unit LPD MRSS yang dibutuhkan Malaysia, bahannya berkualitas dan lebih panjang yang memiliki kemampuan di antaranya pendaratan pasukan dan melakukan pendaratan pasukan helikopter serta tank," jelasnya.
LPD keenam TNI AL produksi PT PAL Indonesia
Dia menyebutkan bahwa nama besar PT PAL dipertaruhkan dalam produk yang dibuatnya. Untuk itu perusahaan berhati-hati menjaga kualitas produksi. "Dan LPD MRSS ini paling besar di ASEAN, alhamdulillah dalam beberapa putaran ranking 1," katanya.
Budiman berharap proyek kapal terbesar tetap menjadi proyek prioritas pemerintahan Malaysia di bawah Mahathir Mohammad. "Kita berharap pemerintahan baru, Pak Mahathir masih menganggap project ini project prioritas. Karena ada pergeseran dari Pak Najib ini prioritas dan sekarang ada yang diubah, ada yang dibatalkan. Kita berharap RMSS prioritas nomor 1," harap dia.
PT PAL juga sedang berusaha mendapatkan kontrak kerja pembuatan kapal perang Pemerintah Thailand dan bersaing dengan negara Singapura. "Thailand butuh 143 meter, saingan kita Singapura. Thailand sedikit berbeda dari pesanan lain karena dia harus mampu untuk penurunan pasukan, bisa suplai bahan bakar dari air serta kapal selam serta charging baterai dan submarine rescue," ungkapnya.
Untuk Thailand, pihaknya berharap dalam waktu dekat ada kunjungan langsung ke PT PAL. Tujuannya agar negeri Gajah Putih itu bisa melihat langsung produk kapal jenis LPD.
"Kalau kita berharap supaya di September sampai Oktober ada sinyal dari mereka agar mereka berkunjung dan melihat LPD kita langsung, karena seeing is believing," katanya.
Konsep OPV 95m PT PAL Indonesia [ig@military_buzz]
Budiman bilang jika calon konsumen tidak melihat langsung maka peluang untuk membeli buatan Indonesia sangat tipis. Kenapa?
Karena negara kompetitor menurutnya akan mengagungkan buatan negerinya sendiri dan menilai kualitas Indonesia di bawah mereka.
"Kompetitor kita selalu cerita PT PAL belum punya kemampuan yang multiplatform seperti itu. Padahal, secara engineering kapabiltiti menggunakan software bisa kita lakukan," ujar Budiman.
Sedangkan di Filipina berencana membeli 2 unit kapal jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) dengan spesifikasi sama dengan kapal yang sebelumnya dibuat oleh PT PAL. "Tapi mereka menanyakan ke Korea dan Belanda. Tentu kami melakukan perubahan baik geometrik, desain dan kemampuan spesifikasinya. Teknologi kan berubah dan makin maju," tambah dia.
Ia pun optimistis Filipina akan melakukan pemesanan kapal jenis SSW ke PT PAL. Budiman sudah bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina yang bangga dengan dua kapal SSV sebelumnya buatan PT PAL. Untuk investasi, anggaran dana talangan sudah ada dan siap digunakan kapan saja dengan nilai Rp 5,7 Triliun.
"Investasi kita sudah ada, modal kerja kita punya dukungan ekspor-impor, Jasindo dan Askrindo Rp 5,7 triliun yang siap dipakai kapanpun," katanya.
Pesawat N219 Nurtanio [Solopos] ☆
Presiden Joko Widodo mengungkapkan, Indonesia telah menawarkan pesawat terbang komuter N219 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia, Bandung, ke Federasi Serikat Mikronesia sebagai pesawat angkut antar pulau.
"Presiden Christian besok akan berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia di Bandung," kata Jokowi, saat pernyataan pers bersama dengan Presiden Federasi Serikat Mikronesia, Peter M Christian, di Istana Bogor, Rabu.
Menurut Jokowi, Indonesia dan Federasi Mikronesia memiliki kesamaan, yaitu sama-sama negara kepulauan.
"Banyak kesamaan yang dimiliki dua negara. Kita adalah sama-sama bangsa Pasifik, kita sama-sama negara kepulauan. Mikronesia memiliki 600 pulau dan Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau," kata dia.
Dalam kesempatan ini, dia juga mengungkapkan, Indonesia bukanlah negara asing bagi Christian yang memiliki leluhur dari Ambon, Maluku. Dia generasi ketiga perantauan Ambon di Mikronesia.
"Dalam kunjungan ke Indonesia ini beliau juga akan pulang kampung, ke Ambon. Hal ini merupakan bukti bahwa ikatan antar masyarakat kedua negara sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu," kata Jokowi.
Presiden juga menilai kunjungan kenegaraan Christian ke Indonesia menjadi tonggak baru bagi hubungan kedua negara, yakni hubungan yang saling menghormati dan menguntungkan.
Posisi dan peran negara-negara di Pasifik timur laut sangat penting dalam diplomasi internasional dan kawasan, serta kepentingan nasional bagi Indonesia.
Adapun Federasi Mikronesia terdiri dari Kepulauan Marshall, Palau, Guam, Kepulauan Mariana Utara, dan Kiribati. Secara jarak yang hampir bisa dibandingkan dengan Sabang-Merauka, Federasi Mikronesia memiliki luas wilayah sangat luas dan didominasi lautan.
"Saya sangat menghargai konsistensi komitmen Federasi Mikronesia untuk menghormati integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita sepakat untuk memperkuat kerjasama dalam berbagai forum di Pasifik Selatan antara lain melalui kerjasama di Pasifik Island Forum," kata Jokowi.
Selain menawarkan komuter N219, kata Jokowi, dalam pertemuan bilateral Indonesia dan Federasi Mikronesia juga membahas berbagai upaya untuk meningkatkan kerjasama bilateral, yakni bidang maritim dan konektivitas antar pulau.
"Sebagai sesama negara kepulauan, kita sepakat meningkatkan kerjasama di bidang maritim dan peningkatan konektivitas antar pulau," katanya.
Jokowi juga mengatakan kedua negara juga sepakat meningkatkan interaksi pengusaha dan Indonesia akan mengundang pebisnis Federasi Mikronesia untuk berpartisipasi dalam Great Expo Indonesia 2018.
"Untuk meningkatkan hubungan kedua negara Indonesia berniat menunjuk konsul kehormatan untuk Federasi Mikronesia," kata Jokowi.
Indonesia juga akan menawarkan beasiswa dan kerjasama pembangunan di berbagai bidang guna meningkatkan hubungan antar masyarakat Indonesia, kata Jokowi.
Christian mengatakan, negaranya jalinan hubungan diplomatik dengan Indonesia sudah berusia 27 tahun dan mereka ingin meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang.
"Kami ingin mengembangkan hubungan yang lebih erat lagi antar kedua negara melalui hubungan antar manusia, misalnya pertukaran mahasiswa atau antar perguruan tinggi," kata dia.
Christian juga menyambut baik kerjasama di bidang ekonomi dan hubungan para pebisnis kedua negara.
Presiden Federasi Serikat Mikronesia ini juga mengucapkan selamat terhadap Indonesia yang berhasil sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Di Hawaii KRI RE Martadinata 331 ☆
Bertempat di Samudera Pasific perairan Hawaii, KRI Raden Eddy Martadinata (REM)-331 dengan Komandan KRI Kolonel Laut (P) Sandharianto bersama salah satu unsur peserta Rim of the Pacific (Rimpac) HMAS Melbourne mengadakan Latihan bersama (Latma) serial MSOEX 4A. Jum’at, (13/07).
Dalam latihan di area SAG A1 tersebut, KRI REM-331 melaksanakan hailing yang dijawab oleh master melalui BTB CH 72 dan menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh HMAS Melbourne. Sedangkan kapal AL Australia itu juga melaksanakan pre-boarding instruction kepada bintang 331 nama panggilan untuk KRI REM-331 dan memberikan intensi akan melaksanakan boarding.
Dari perhatian tersebut, HMAS Melbourne mendekat ke buritan lambung kiri dan memerintahkan MV Bintang 331 sebagai kapal sasaran untuk stand by di halu 310 dengan cepat 6 knot serta pastikan tangga yacob disiapkan di geladak heli lambung kiri.
Dengan mengerahkan 2 RHIB beranggotakan 12 personel VBSS, MV Bintang 331 seketika disergap pasukan AL Australia yang bergerak cepat menuju anjungan untuk memeriksa senjata dan menemui kapten kapal. Sebagian tim lain bergerak menuju ke ruang mesin untuk mengamankan chief engineer. Satu personel MV Bintang 331 (KRI REM-331 ) yang berada di luar anjungan berhasil di amankan oleh tim VBSS HMAS Melbourne.
Setelah tim VBSS memasuki anjungan, hasil dari pemeriksaan situasi aman, komandan guard team melaksanakan serah terima kepada komandan search team. Selain itu, komandan search melaksanakan pengecekan dokumen kapal dan pemeriksaan kepada master kapal/kapten kapal, serta melaksanakan pengecekan manifest kapal di geladak heli.
Usai pengecekan kargo dan manifest kapal, master dan tim VBSS kembali ke anjungan dan latihan tersebut dinyatakan selesai yang ditandai foto bersama oleh semua pendukung latihan.
Pada siang harinya, KRI REM-331 mengadakan peran tempur dengan melaksanakan latihan penembakan Meriam 76 mm, dalam posisi penembakan 18 , 52 , 30 U / 59 , 02, 24 B. Sebagai sasaran Killer Tomato yang berada di jarak 3 Mil, Meriam 76 mm KRI REM jenis Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) menembakkan 20 butir Amo 76 mm.
KRI Raden Eddy Martadinata merupakan kapal Frigate perusak kawal rudal atau yang di singkat PKR SIGMA 10514. KRI REM-331 adalah kapal perang buatan PT.PAL Surabaya Indonesia yang berkerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) dari Vlisingen Belanda dan saat ini berada di bawah naungan Satuan Kapal Eskorta Koarmada II yang bermarkas di Surabaya.
Luhut Tinjau PT PALKapal selam TNI AL [ARCinc] ☆
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kembali akan meninjau PT PAL Indonesia (Persero) untuk memastikan kemampuan produksi Alutsista sekaligus melihat pesanan beberapa kapal dari Kementerian Pertahanan di antaranya kapal selam dan dua kapal perang.
Dalam kunjungannya, Luhut mengaku bangga dengan kinerja PT PAL usai berkeliling di lokasi pembuatan kapal mulai kapal selam yang bekerjasama dengan Korea serta pembangunan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter dan Kapal Landing Platform Dock (LPD) 124m pesanan TNI-AL.
"Saya lihat assembling kapal selam ketiga yang bekerja sama dengan Korea, KCR lebih bagus lagi ada 19 pesanannya, LPD yang ke 6 tambah bagus, cepat dan murah," kata Luhut usai meninjau PT PAL di Surabaya, Senin (16/7/2018).
Pembangunan kapal di dalam negeri kata Luhut akan mampu mengurangi dana impor atau pembelian alutsista serta meningkatkan kemampuan sumber daya dalam negeri. "Kita bisa melihat teknologi kita dan kemampuan personil kita mengembangkan peralatan militer dan non militer ke depan akan baik dan akibatnya kita menggunakan dana impor dari luar negeri sehingga menyeimbangkan impor-ekspor kita dan pengembangan tenaga kerja," ujar Luhut.
Ia juga memastikan pesanan kapal Kemenhan dan TNI AL yang dikerjakan PT PAL akan selesai lebih cepat kecuali kapal selam, karena ada kendala teknis.
"Semua sesuai target kecuali kapal selam masih ada penundaan karena masalah teknik, kalau KCR dan LPD lebih cepat dan Oktober kira kira selesai," ungkapnya.
Sementara Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh mengungkapkan masalah teknis disebabkan munculnya travel warning akibat teror bom Surabaya beberapa waktu lalu terhadap tenaga kerja asing yang bekerja.
"Masalah teknisnya adalah terkendala pengiriman tenaga asing, pada saat itu muncul karena travel warning saat bom di Surabaya dan sudah kita atasi. Ada barang barang vendor item yang dari negara tersebut dan orang orangnya sedang bekerja di kita," kata Budiman.
Budiman menegaskan jika masalah tersebut sudah bisa diatasi dan tidak terlalu penting dalam proses pengerjaan kapal selam ketiga pesanan TNI AL. "Tidak masalah kritis sekali, semua sudah kita atasi dan akan terlaksana dalam bulan September-November," pungkas dia. (zul/zlf)
T50i TNI AU di Yogyakarta ☆
Panglima Komando Operasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (Pangkoopsau) III, Marsekal Muda TNI Tamsil Gustari Malik menyatakan, Pangkalan Udara El tari Kupang masuk dalam perencanaan peningkatan tipe dari tipe B saat ini menjadi tipe A.
Hal ini disampaikan Pangkoopsau III Marsekal Muda TNI Tamsil Gustari Malik kepada wartawan dalam kunjungan kerjanya pada Minggu (15/7/2018) siang di VIP Room Lanud El tari Kupang, Nusa tenggara Timur.
Menurut Tamsil, saat ini baru dua pangkalan udara di wilayah komando operasi III (wilayah Timur) yang memperoleh peningkatan tipe menjadi tipe A melalui Keppres yaitu Lanud Jayapura dan Lanud Manuhua Biak.
“Saat ini untuk Koopsau III baru dua (lanud) yang ditingkatkan statusnya yaitu Biak dan Jayapura. Memang dalam perencanaan itu (Lanud El Tari Kupang) masuk, namun akan dilihat kepentingan dalam waktu dekat. Untuk Kupang sendiri juga sudah masuk dalam perencanaan,” ujarnya.
Terkait cepat atau lambatnya waktu eksekusi peningkatan tipe, Tamsil menjelaskan akan dipertimbangkan berdasarkan konstelasi ancaman dan perspektif kewilayahan.
“Dalam waktu dekat atau lama, kita lihat konstelasi ancaman dan perspektif dari selatan timur utara.”
Menurutnya, posisi Lanud El Tari Kupang sangat strategis sebagai Lanud perbatasan sehingga pemerintah akan mempertimbangkan secara bertahap.
“Karena hubungan kita dengan Australia yang cukup baik selama ini, kita menjadi pangakalan terdepan untuk perbatasan di wilayah selatan. Sehingga masuk dalam konsep, namun pemerintah kan tidak secara bersamaan langsung (meningkatkan tipe), tetapi akan dilakukan secara bertahap,” lanjutnya.
Kunjungan kerja ini merupakan kunjungan kerja perdana Pangkoopsau III Marsekal Muda TNI Tamsil Gustari Malik ke Pangkalan Udara El Tari Kupang sejak dilantik. Rombongan terdiri dari Pangkoopsau III, Ir Koopsau III, Asren Koopsau III, Asperskas Koopsau III, Askomlek Kas Koopsau III serta Kaku Koopsau III.
Selain itu juga bersama rombongan, ketua dan pengurus PIA Ardhya Garini Daerah III Kopsau III.
Kunjungan hari pertama dari dua hari kunjungan yang direncanakan, Pangkoopsau III bersama rombongan melakukan peninjauan faslitas Lanud El Tari Kupang mulai dari lapangan tembak, gudang senjata, shelter baru, shelter lama, dapur dan komplek Lanud. Namum, sebelum itu Pangkoopsau dan rombongan mendengarkan paparan komando internal dari Danlanud El Tari Kupang.
Selain meninjau fasilitas Lanud El Tari, Pangkoopsau III juga akan melakukan pertemuan dan courtesy call dengan Gubernur NTT, menembak di lapangan Tembak Seroja, meninjau renovasi bangunan dan asset serta mengunjungi SMP Angkasa dan melaksanakan kegiatan penanaman pohon.