Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, menegaskan pentingnya kecanggihan alutsista dalam mengurangi ancaman. Hal itu ia sampaikan saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (13/6).
Merujuk pada pernyataan Presiden, Moeldoko menjelaskan bahwa ancaman yang sering terjadi bersifat dua macam, yakni ancaman tradisional dan non-tradisional.
“Ancaman tradisional merupakan ancaman yang berupa invasi dari negara lain, sedangkan ancaman non-tradisional berbentuk terorisme, bencana alam, penyakit, dan macam-macam,” ucap Moeldoko.
Ancaman non-tradisonal biasa masuk melalui ideologi, politik, ekonomi, dan budaya. Sedangkan ancaman tradisional biasa menggunakan kekuatan militer.
“TNI akan menjadi garda terdepan dalam menghalau ancaman yang bersifat militer. Ancaman yang bersifat non-militer, yang menjadi garda terdepannya adalah kementerian terkait, contohnya Kementerian Perekonomian,” paparnya.
Panglima TNI menambahkan, kaitan ancaman dengan alutsista yang saat ini akan memasuki tahun Renstra II sangat erat. Keduanya saling mempengaruhi.
“Perkembangan ancaman ke depan dalam konteks thousand friends dan non thousand friends kecanggihan alutsista tetap diperlukan,” ucapnya.
Dalam konteks tersebut, sambungnya, kecanggihan teknologi sangat menentukan tinggi rendahnya tingkat ancaman buat negara. Kecanggihan teknologi perlu ditingkatkan beserta SDM-nya.
Ketika disinggung mengenai visi-misi capres terkait alutsista, Panglima TNI menjelaskan, map rancangan alutsista akan disusun pasca-terpilihnya presiden baru.
TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) kembali mengelar Latihan Bersama dalam rangka meningkatkan kerjasama Bilateral Indonesia dan Amerika Serikat.
Latihan Bersama (Latma) TNI AL dan US Navy ini merupakan yang ke-14 kali, dengan sandi "Latma CARAT Divex 2014" (Cooperation Afloat Readiness and Training Diving Exercise) yang dilaksanakan di Perairan Utara Banten, Jawa Barat.
Latma Carat Divex 2014 dibuka oleh Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Mrs. Kristen F. Bauer, di USNS Safeguard. Acara pembukaan ditandai dengan penyematkan tanda peserta latihan kepada Komandan KRI Sultan Thaha Syaefuddin-376, Letkol Laut (P) Ario Sasongko, S.E., M.P.M., selaku Commander Task Group (CTG) dan kepada Komandan USNS Safeguard, Captain (N) James Driver, selaku Deputy Commander Task Group (DCTG) CARAT Divex 2014.
Sesuai jadwal yang direncanakan, Latihan Bersama CARAT Divex 2014 ini akan berlangsung selama 5 hari, mulai tanggal 9 Juni sampai 13 Juni 2014.
Sedangkan TNI AL sendiri dalam Latihan ini melibatkan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, Satkopaska Koarmabar, Dislambair Koarmabar, Dispen Koarmabar, dan Dislambair Koarmatim.
Adapun jumlah personil yang terlibat dari: TNI AL 105 orang, dan dari pihak US Navy melibatkan USNS Safeguard dengan jumlah personil sekitar 120 orang.
Eurofighter Typhoon RAF (Inggris) di coningsby 21 Mei 2014 (photo: Stephen Pond / Getty Images).
Sevila ★ Eurofighter sedang berupaya memberikan jet tempur typhoon kemampuan serang maritim dan sedang menjajaki sedikitnya 3 rudal untuk memenuhi kebutuhan itu, guna kepentingan ekspor dari Airbus Defence.
Sedikitnya dua target ekspor saat ini membutuhkan kemampuan serang maritim. Kepala Pesawat Tempur Airbus Defence, Peter Maute, mengatakan rudal Boeing Harpoon, Marte MBDA dan Sea Brimstone, sedang dipertimbangkan untuk digunakan bagi jet tempur Multi-Rolex Eropa tersebut.
Ujicoba dengan rudal brimstone telah dilakukan. Sementara dengan rudal Harpoon dan Marte, baru dilakukan dalam ruang simulasi yang akan diintegrasikan secara penuh, jika ada calon pembeli yang berminat.
Qatar dan Malaysia diketahui membutuhkan jet tempur dengan kemampuan serang maritim, dalam pengadaan jet tempur lanjutan mereka. Keputusan jet tempur mana yang akan diambil, segera akan diputuskan Qatar. Dassault Aviation’s Rafale, yang memiliki kemampuan membawa rudal exocet dan Boeing F/A-18 Super Hornet, merupakan lawan tangguh Airbus Defece dalam merebut pasar di Qatar. Boeing telah berhasil mengintegrasikan rudal Harpoon di jet tempur Super Hornet.
Malaysia terkendala dengan isu budget dan lebih memilih untuk melakukan leasing jet tempur daripada membelinya. SAAB Gripen dan Super Hornet, merupakan lawan tanding bagi Eurofighter Typhoon, dalam pasar Malaysia.Brimstone dual mode di tornado GR4
Inggris kini sedang mengupayakan integrasi rudal brimstone dual mode ke dalam pesawat tempur typhoon. Sebelumnya typhoon dengan rudal brimstone Single mode, dianggap sukses dalam melakukan serangan-serangan darat yang spesifik di Afghanistan dan Libya. Kini Airbus Defence mengembangkan rudal brimstone dual mode agar bisa melakukan serangan maritim.
Rudal brimstone dual mode, diciptakan untuk menghancurkan sasaran spesifik, di mana sasaran tersebut berada di tengah-tengah pasukan kawan. Dengan demikian rudal ini memiliki kemampuan memilah mana kawan dan mana lawan, dalam sebuah areal pertempuran yang sempit.
Dengan adanya rudal Meteor beyond-visual-range air-to-air missile (BVRAAM) dan rudal jelajah Storm Shadow/Taurus, maka integrasi dari: Harpoon, Marte, atau Brimstone, diharapkan memberi kemampuan bagi eurofighter typhoon dalam menghadapi peperangan di masa mendatang.(defensenews).
49 prajurit Ukraina gugur Sebanyak 49 personel militer Ukraina gugur ketika para pemberontak menembak satu kapal kargo hingga jatuh pada malam hari di atas bandar udara Luhansk, kota di bagian timur negara itu, kata seorang juru bicara militer setempat, Sabtu.
Luhansk merupakan salah salah satu pusat gerakan separatis pro Rusia di Ukraina Timur yang memberontak terhadap pemerintah pro Eropa di Kiev.
"Pada malam 13-14 Juni, para teroris menembak dari satu senjata anti-pesawat dan senjata mesin, menembak hingga jatuh pesawat pengangkut militer Il-76 ketika pesawat itu akan mendarat," demikian Kementerian Pertahanan Ukraina dalam satu pernyataan.
Berapa jumlah personel yang gugur tidak disebutkan dalam pernyataan itu, tetapi seorang jubir militer Vladislav Seleznyov kemudian mengatakan bahwa 49 personel militer telah gugur.
Angka tersebut merupakan jumlah terbesar yang dialami pasukan pemerintah dalam satu insiden sejak Kiev mulai melakukan operasi militer untuk memadamkan pemberontakan di Ukraina timur, yang para pemberontak ingin menjadi bagian Rusia.
Pergolakan itu telah merenggut nyawa warga sipil, pasukan pemerintah dan pemberontak sejak kekerasan terjadi April lalu.
Dari Brussels kantor berita Xinhua melaporkan Sekretaris Jenderal NATO Jenderal Anders Fogh Rasmussen pada Jumat (13/6) menyampaikan keprihatinan mengenai "kemungkinan peningkatan" krisis di Ukraina Timur, kata satu pernyataan NATO.
Rasmussen mengatakan prihatin dengan laporan bahwa "tank Rusia dan kendaraan lapis baja lain mungkin telah menyeberangi perbatasan ke dalam Ukraina Timur".
"Jika laporan ini benar, maka ini akan menandai peningkatan serius mengenai krisis di Ukraina Timur," kata Rasmussen.
Di Moskow, Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat (13/6) mengirim surat protes ke Ukraina mengenai pelanggaran perbatasan oleh tentara Ukraina.
"Perbatasan negara dilanggar oleh satuan bersenjata, saat satu kendaraan tempur infantri menyeberangi perbatasan. Satu upaya dilakukan untuk membangkang perintah dari penjaga perbatasan Rusia," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Jumat.
Satu kendaraan tempur infantri Angkatan Bersenjata Ukraina menyeberangi perbatasan negara Rusia di Wilayah Rostov, Rusia Baratdaya pada Jumat pagi, kata kantor berita Itar-Tass.
Penjaga perbatasan Rusia menahan kendaraan tersebut dan awaknya mundur. Upaya yang belakangan dilancarkan untuk mengambil kembali kendaraan itu dihentikan oleh penjaga perbatasan. Tak ada senjata yang digunakan dan tak ada laporan mengenai korban jiwa.(Uu.M016)
Pihak intelijen Syria menolak tuduhan pemerintah Lebanon Korban Bom Mobil (Ist)
Israel khawatir jika tokoh militan Kristen Lebanon, Elie Hobeika, membuka kasus pembunuhan massal Sabra dan Shatila karena melibatkan Ariel Sharon. Untuk menghindari terkuaknya rahasia itu, Israel menghabisi Hobeika.
Pada 24 Januari 2002, jam 09.30 waktu setempat, Hobeika dan tiga pengawalnya meninggalkan apartemen yang berada di jalan Kamel Assad di Hazmieh, Tenggara Beirut menuju kantornya di Sin al-Fill.
Mereka berangkat menggunakan mobil Range Rover biru. Pada saat rombongan ini mendekati mobil Mercedes yang diparkir di tepi jalan, tiba-tiba terdengar ledakan keras dari dalam mobil tersebut.
Laporan pihak kepolisian mengatakan ledakan ini melemparkan Hobeika beberapa meter dari mobilnya dan membunuh enam orang lainnya. Selain itu, ledakan ini menghitamkan bangunan apartemen yang didekatnya, menghancurkan beberapa mobil dan kaca jendela bangunan di sekitarnya. Berdasarkan penyeledikan di dalam mobil Mercedes tersebut terdapat 22 pound TNT.
Beberapa jam setelah pembunuhan, Menteri Perumahan Lebanon Elias Murr mengadakan konferensi Pers dan pihak berwenang mengatakan Israel di balik aksi pembunuhan Hobeika.
The Middle East Intelligence Bulletin mendesak aparat berwenang melakukan penyelidikan terhadap pemilik mobil Mercedes dan membuat sketsa dua orang yang membeli kendaraan tersebut beberapa tahun lalu.
Bagaimanapun, ledakan yang membunuh para pejabat sering terjadi Lebanon. Kemudian penyelidikan selalu mengarah pada pejabat Syria, karena negara ini selalu mendukung kelompok oposisi Lebanon. Tapi pihak Syria menyangkal atas tuduhan tersebut dan sampai sekarang tidak terbukti.
Ketika pembunuh berada di luar di Timur Tengah penyelidik secara umum memfokuskan pada orang yang terdekat karena bisa jadi akan mendapatkan warisan dari korban. Lalu penyelidikan pada korban. Karena hal ini mengakibatkan seseorang bertindak kriminal.
Fakta terpenting adalah tempat pembunuhan Hobeika di Hazmieh, wilayah yang menjadi kendali pasukan keamanan Lebanon karena berdekatan dengan istana presiden dan menteri pertahanan.
Hal ini menjadi alasan kuat pihak intelijen Syria menolak tuduhan pemerintah Lebanon. Menurut intelijen Syria pelaksanaan operasi pembunuhan Hobeika mempunyai posisi yang sangat sulit dan penuh resiko. Karena wilayah yang menjadi target pembunuhan penuh dengan aparat keamanan Lebanon.
Pihak Intelijen Syria juga mengutarakan tempat terjadinya ledakan tersebut merupakan tempat ramai dilewati banyak orang dan adanya penjagaan di setiap sudut kota. Artinya pembunuhan ini dilakukan secara matang dan adanya kerjasama “orang dalam” di pemerintahan Lebanon.Banyak Kelompok yang dituding dibelakang aksi pemboman tersebut Sisa bekas bom mobil (Ist)
Terkait pembunuhan Hobeika, pihak Lebanon juga mencurigai intelijen Israel yang meledakkan mobil Hobeika.
Sejak Israel melakukan pembunuhan di Lebanon pada Januari 1979 terhadap Abu Ali Hasan Salameh, komandan pasukan 17 Yaser Arafat. Pihak penyelidik Lebanon melihat adanya rentetan pembunuhan yang mengarah pada pembunuhan Hobeika.
Kecurigaan penyelidik Lebanon juga mengarah pada orang Lebanon yang dekat dengan Hobeika, terutama di wilayah Hazmieh.
Peristiwa ini diketahui media dan menimbulkan pertentangan antara media Arab dan Barat. Media Arab menuding pihak Israel yang membunuh Hobeika karena dalam pengadilan kejahatan perang di Belgia, Hobeika memberikan pengakuan bahwa Israel terlibat langsung pembunuhan massal pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila.
Sedangkan pihak Barat menuding ada kelompok lain yang menghabisi Hobeika. Media Barat menyebutkan sangat tidak logis bila Israel membunuh Hobeika, karena Hobeika dan Israel menjalin persahabatan. Justru kematian Hobeika sebagai ancaman bagi Israel.
Ada spekulasi lain yang menyebutkan kelompok Lebanon Selatan sebagai pelaku pembunuhan Hobeika. Karena kelompok di wilayah ini menjadi ancaman serius Israel. Kelompok ini sering mengkritik secara pedas kebijakan Hobeika yang condong ke Israel.
Hobeika pernah mendapat ancaman pembunuhan dari pejabat senior gerakan Fatah Yaser Arafat di Lebanon, Bassam Abu Syarif. Hal ini ia lakukan karena keterlibatan Hobeika dalam pembunuhan massal pengungsi Palestina.
Oleh karena itu, kelompok ini juga dikait-kaitkan dengan pembunuhan Hobeika. Bahkan para pejabat Fatah sering didatangi kepolisian maupun intelijen Lebanon. Tidak jarang mereka mengintrograsi dan memaksa mengaku sebagai otak dari pembunuhan Hobeika.
Kendati demikian, terjadinya pembunuhan Hobeika secara tidak langsung menaikkan bargaining politik warga Palestina di Lebanon. Walaupun begitu, warga Palestina mempunyai resiko yang sangat tinggi seperti pengusiran dari Lebanon.
Setelah terjadi pembunuhan, pejabat Fatah di Lebanon ketakutan karena akan dijadikan “kambing hitam”. Untuk mencegah sesuatu yang tidak dikehendaki, ada perintah dari pejabat Fatah untuk mencegah merayakan kematian Hobeika. Selain itu, ada larangan bagi pengungsi di Sabra dan Shatila menerima wawancara dari wartawan manapun.
Secara emosional, beberapa penduduk Palestina merasa terbantu dengan kematian Hobeika. Hal ini berdasarkan pengakuan anggota militer Fatah di Lebanon, tetapi jika melihat dari perpektif politik, kematian Hobeika justru tidak bagus.
Ada tudingan kelompok lain bahwa yang melakukan pembunuhan Hobeika dari sayap kiri pasukan Lebanon. Pada 1991 menurut pihak berwenang Lebanon, pasukan Lebanon yang setia pada Samor Geagea membawa bom yang menghancurkan mobil Hobeika dan membunuh satu orang pengawalnya.
Pada Juni 1998, pihak berwenang Lebanon membuka rencana mantan intelijen militer Lebanon membunuh Hobeika. Hal yang sama juga pernah dilakukan Mayjend Ghazi Kanaan, kepala intelijen militer Syria di Lebanon, dan Menteri Dalam Negeri Lebanon Michel Murr. Mereka berdua berupaya membunuh Hobeika.
Laporan ini juga dikuatkan oleh pasukan Lebanon yang berada di Australia. Kemudian mereka menginformasikan 13 pasukan Lebanon yang bertindak surversif, akibatnya pemerintah Lebanon memasukkan mereka ke penjara.
Upaya pembunuhan Hobeika menunjukkan, pasukan radikal Lebanon dikendalikan Syria maupun pejabat intelijen Lebanon yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun. Dari berbagai analisa maupun investigasi pembunuhan Hobeika mengarah pada keterlibatan Syria.
Pasca pembunuhan Hobeika media Barat memberitakan adanya agen CIA di Cyprus menerima fax yang berasal dari “Kelompok kemerdekaan dan Kebebasan Lebanon” yang bertanggungjawab dalam peledakan mobil Hobeika.
Dari pemberitaan ini pemerintah Lebanon menuduh mantan pasukan Lebanon dari faksi radikal yang bekerjasama dengan Syria membunuh Hobeika.Demonstrasi yang menginginkan Hobeika diadili Elie Hobeika (Ist)
Pada 1983 adanya penundaan penyelidikan pembunuhan massal di Shabra dan Shatila. Bahkan kasus ini mengalami kebuntutan karena ada kekuatan hebat yang berupaya menutup kasus ini.
Pihak Israel selalu menutupi kasus ini dengan berbagai alasan. Bahkan ketika kasus ini akan diangkat tiba-tiba muncul persoalan di dalam pemerintahan Lebanon.
Tidak mau kalah dengan Israel, kelompok oposisi Lebanon maupun warga Syria mendesak pengadilan Lebanon segera melakukan penyelidikan terhadap Hobeika. Bahkan secara terus terang menyatakan Israel dan Ariel Sharon ikut bertanggungjawab dalam kasus ini
Melihat situasi terjebit, Hobeika mendekati CIA untuk mengamankan posisinya dan ingin meninggalkan Lebanon. Pihak CIA berupaya menyelamatkan sekutunya ini dari jeratan hukum.
Taktik ini pun tercium pihak Syria maupun oposisi Lebanon. Mereka terus menyuarakan untuk mengadili Hobeika dan melarang untuk pergi ke luar negeri.
Situasi perpolitikan Lebanon semakin panas. Setiap hari ada demonstrasi yang menginginkan Hobeika diadili. Pendukung Hobeika tidak mau kalah juga, pengikut setia Hobeika memberikan opininya di media yang menyatakan anti Hobeika sebagai penghianat negara.
Opini ini berkembang menjadi kebijakan pihak penegak hukum di Lebanon. Pihak aparat keamanan memenjarakan kelompok penentang Hobeika, walaupun penentangnya dari kalangan elit politik, tetap saja masuk penjara.
Pesawat MQ-1 Predator dan MQ-9 Reaper adalah pesawat tempur tanpa awak (UAV) yang berfungsi banyak, mulai dari pengintaian sampai melakukan serangan udara dengan dikendalikan jarak jauh. Predator adalah UAV yang dirancang dan dibangun oleh General Atomics Corporation di San Diego, California. Pada saat diperkenalkan pada tahun 1995, kemampuan teknologi dan peran Predator masih terbatas pada pengawasan dan misi intelijen untuk Central Intelligence Agency (CIA).
Sejak tahun 2001, misi Predator milik AU AS berkembang menjadi misi menyerang "Buru dan Bunuh". Predator menjadi wahana tak berawak tempur utama di Irak, Afghanistan dan Pakistan.
MQ-9 Reaper merupakan konsep UAV tempur yang berevolusi dari varian Predator B. Pada saat Reaper pertama kali diluncurkan oleh General Atomics pada tahun 2001, penampilannya sudah berbeda dengan spesifikasi desain asli Predator sehingga pada dasarnya Reaper adalah UAV yang sama sekali berbeda. MQ-9 lebih berat dan lebih ampuh dibandingkan Predator. Meskipun demikian masih tetap bisa dikendalikan dengan sistem pengendali lama untuk Predator.
Kedua jenis ini UAV memiliki ketinggian operasional normal 25.000 kaki tapi Reaper mampu mencapai ketinggian operasional maksimum 50.000 kaki. Predator dilengkapi dua rak senjata dan dapat membawa kombinasi dua rudal Hellfire, empat rudal Stinger kecil dan enam rudal udara-ke-udara Griffin. Sedangkan Reaper memiliki tujuh rak senjata dan dapat membawa kombinasi senjata hingga 14 rudal Hellfire, dua bom panduan laser Paveway 500 pon dan dua bom JDAM 500 pon.
Tahun 2008, Wing Tempur 174 New York Air National Guard mulai melakukan transisi dari menerbangkan pesawat tempur F-16 menjadi menerbangkan MQ-9 Reaper. Ini adalah pertama kalinya konversi skadron tempur berawak ke pesawat tempur tanpa awak. Tahun 2011 AU AS juga mulai melatih lebih banyak pilot UAV daripada menerbangkan sistem senjata udara lainnya.
Para jihadis menekan menuju Baghdad hari Jumat, seiring pernyataan Presiden Barack Obama bahwa dirinya menjajaki semua opsi untuk menyelamatkan pasukan keamanan Irak dari keruntuhan.Dengan mendekatnya para militan ke ibukota, pasukan Irak dari wilayah otonomi Kurdi mengambilalih kontrol atas wilayah selama puluhan tahun mereka perjuangkan dengan melawan pemerintah Baghdad.
Menteri Luar Negeri Hosyhar Zebari mengakui bahwa pasukan keamanan yang dibiayai dan dipersenjatai oleh Washington sebelum Amerika menarik pasukannya pada 2011, kini luluh lantak.
Obama mengatakan Irak akan perlu ”lebih banyak bantuan dari AS dan komunitas internasional.“
“Tim keamanan nasional kami kini sedang menggali semua kemungkinan… saya tidak mengesampingkan apa-apa,“ kata dia.
Sementara Rusia mengatakan, kesuksesan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL), gerakan yang begitu radikal hingga bahkan ditolak oleh Al-Qaeda, menunjukkan bahwa invasi yang dilakukan AS setelah 11 September, tidak ada gunanya.
Washington menemukan kesamaan yang langka dengan musuh abadinya Teheran, saat keduanya menyuarakan kecemasan terkait menguatnya kelompok ekstrimis Sunni dan keduanya berjanji untuk meningkatkan bantuan kepada perdana menteri Irak dari kelompok Syiah, yang kini sedang terkepung.
Pasukan Kurdi bergerak
Para militan, yang menyapu wilayah besar yang dihuni kelompok Sunni Arab di bagian utara dan utara tengah sejak berhasil menduduki kota terbesar kedua Mosul, kini melanjutkan serangan di provinsi Diyala yang secara etnik terbelah.
Pada hari Jumat (13/6), mereka memerangi pasukan pro-pemerintah di dekat Muqdadiyah, hanya 80 kilometer dari batas kota Baghdad.
Diyala, yang penduduknya campuran antara Arab, Kurdi, Sunni dan Syiah dan membuat provinsi ini dekat dengan kekerasan sejak kejatuhan diktator Sadam Hussein pada 2003.
Pasukan keamanan Kurdi bergerak menuju wilayah strategis distrik Saadiyah dan Jalawla di provinsi itu semalam setelah angkatan bersenjata ditarik mundur, kata wakil gubernur Furat al-Tamimi.
Pasukan Kurdi sudah mengambilalih wilayah etnik yang terpecah di sebelah utara kota penghasil minyak Kirkuk pada hari Kamis ketika pasukan pemerintah pusat ditarik mundur.
Limbung
Pemerintahan Perdana Menteri Nuri al-Maliki limbung oleh kecepatan serangan para jihadis.
Keruntuhan ini ditandai hilangnya dengan cepat kontrol atas Baghdad saat Fallujah di bagian barat Baghdad, jatuh awal tahun ini. Ini merupakan pukulan telak bagi pemerintahan Barat yang telah mengeluarkan biaya sangat mahal baik berupa nyawa maupun uang di Irak.
Menteri Luar Negeri Irak mengakui bahwa jatuhnya pasukan keamanan di Mosul dan kota-kota lain, dengan banyak personil militer melarikan diri dan menanggalkan seragamnya.
“Ini jelas adalah sebuah kemunduran bagi pasukan keamanan Irak, yang runtuh di kota terbesar dan meninggalkan senjata dan perlengkapan mereka,” kata dia.ISIL Menuju Negara Islam Lintas BatasSukses para jihadis merebut kota terbesar kedua Irak, Mosul, dan penguasaan di wilayah utara lainnya membawa para ekstrimis lebih dekat dengan tujuan mereka membangun negara Islam lintas batas.
Serangan besar oleh para jihadis, yang dipelopori kelompok Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL), adalah pukulan telak bagi pemerintah Irak sekaligus memperlihatkan kelemahan pasukan keamanan, yang kini berjuang untuk merebut kembali wilayah yang hilang.
Para militan menyerbu Mosul, dan mengambilalih kota itu pada hari Selasa setelah pasukan keamanan Irak meninggalkan seragam dan kendaraan untuk melarikan diri.
Para militan kemudian menyerbu provinsi sekitar Nineveh serta wilayah bagian tetangga provinsi Kirkuk dan Salaheddin.
“Kekalahan di provinsi Nineveh menciptakan sebuah koridor bagi para militan antara (provinsi) Anbar, Mosul dan perbatasan Suriah yang akan membuatnya menjadi lebih mudah untuk menyelundupkan senjata, uang dan para pejuang (militan) diantara front-front perang yang berbeda,” kata John Drake, seorang analis keamanan di AKE Group.
Anbar, di sebelah selatan Nineveh, adalah provinsi lain di mana kelompok militan anti pemerintah menguasai sejumlah wilayah termasuk satu kota yang dikuasai seluruhnya dan kota kedua hanya setengah dikuasai. Para jihadis juga menguasai teritorial penting di sebelah timur Suriah.
"ISIL… selalu ingin mengontrol wilayah dan menciptakan sebuah emirat Islam, di mana mereka bisa memberlakukan hukum (Islam) dan mendirikan pusat-pusat pelatihan dan merencanakan serangan untuk memelihara momentum perang,” kata Drake.
“Perang saudara di Suriah memberi para militan ini kesempatan untuk mengamankan wilayah seperti itu. Keberhasilan mereka dalam melakukannya kelihatannya akan memperbesar semangat para pendukungnya yang menyadari bahwa itu adalah target yang bisa tercapai.”
Negara Islam lintas batas
ISIL, kelompok militan paling kuat di Irak, juga adalah kekuatan kunci diantara para pemberontak yang memerangi Presiden Bashar al-Assad di negara tetangga, Suriah.
April lalu, mereka melancarkan operasi di provinsi Deir Ezzor Suriah, yang berbatasan dengan Nineveh, yang bertujuan untuk membentuk sebuah negara Islam.
Kelompok itu mengatakan mereka berada di balik serangan di Nineveh, dalam sejumlah pesan di Twitter, namun kelompok-kelompok lain mungkin juga terlibat dalam penyerbuan.
“Kelompok bersenjata ingin mendirikan sebuah negara Islam,” yang akan memasukkan Mosul, provinsi Salaheddin, Diyala dan Anbar, ditambah Deir Ezzor dan Raqqa di Suriah, kata Aziz Jabr, seorang profesor ahli politik di Baghdad's Mustansiriyah University.
Dia juga mencatat bahwa ”jatuhnya provinsi seperti Nineveh mencerminkan sebuah ancaman yang sangat berbahaya atas keamanan nasional Irak.”
Michael Knights, seorang pengajar di Washington Institute for Near East Policy, mengatakan para jihadis ”ingin membebaskan secara permanen wilayah di Irak sama seperti yang mereka lakukan atas Raqqa di Suriah,” katanya merujuk kepada sebuah kota bagian utara yang dikuasai para militan.
Moral runtuh
“Pergeserannya sekarang menjadi ke arah operasi-operasi penguasaan wilayah yang lebih ambisius, yang merupakan sebuah taktik beresiko tapi kini terbayar lunas. Operasi Mosul dan yang lainnya bulan ini tempaknya menjadi pembuka bagi serangan baru ISIL,” kata Knights.
Operasi-operasi itu menampilkan kekuatan ISIL, katanya.
“Untuk melakukan satu operasi luas pengambilalihan kota seperti Juni ini kelihatannya masih belum terpikirkan dua tahun lalu, kini mereka bisa melakukan beberapa operasi dalam waktu dekat secara simultan di seluruh Irak,“ kata dia.
Pasukan keamanan sejauh ini gagal memaksa para militan keluar dari kota seperti Falujjah dan beberapa bagian di ibukota provinsi Anbar, Ramadi, yang direbut kelompok anti pemerintah sejak awal tahun.
Mosul adalah kota yang jauh lebih besar, dan pengambilalihannya serta wilayah-wilayah lain yang baru-baru ini jatuh ke tangan jihadis merupakan sebuah tantangan besar bagi pasukan keamanan Irak, yang menghadapi masalah signifikan karena kekurangan latihan dan masalah disiplin.
Drake mencatat bahwa pengambilalihan oleh jihadis ini akan menjadi “sebuah pukulan besar bagi moral pasukan keamanan,” sementara Knights menyebutnya sebagai “bencana keruntuhan” dalam menghadapi serangan para militant.
“Baghdad kini akan takut bahwa ini bisa terjadi di mana saja,” kata Knights.ab/hp (afp,ap,dpa)Irak Kacau Balau karena Warisan Ulah Amerika SerikatSituasi di Irak semakin kacau balau setelah para militan al-Qaeda dari kelompok Negara Isalam Irak dan Levant (ISIL/ISIS) terus melancarakan serangan besar-besaran untuk merebut Ibukota Baghdad. Rusia menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas kacauanya negara di Timur Tengah itu.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pendudukan kota-kota di Irak oleh militan al-Qaeda secara spektakuler sebagai bukti kegagalan invasi pimpinan Amerika Serikat tahun 2003.
”Berbagai peristiwa di Irak menggambarkan kegagalan total penyerbuan yang melibatkan AS dan Inggris,” demikian laporan sejumlah media Rusia, Jumat (13/6/2014) mengutip pernyataan Lavrov.
AS disalahkan, sebab sejak invasi tahun 2003 yang berujung pada tumbanngnya rezim diktaktor Saddam Hussein, Irak hingga kini terus mengalami kekacauan. Hingga kini, setengah juta rakyat di Mosul telah melarikan diri setelah kota di Irak utara itu diserbu dan diduduki militan al-Qaeda.
”Kami sangat khawatir dengan apa yang terjadi di Irak. Kami memperingatkan, bahwa invasi lama yang dilakukan oleh Amerika dan Inggris tidak akan berakhir dengan baik,” kata Lavrov.
”Kami berdiri dalam solidaritas dengan para pemimpin Irak, rakyat Irak yang harus memulihkan perdamaian dan keamanan di negara mereka, tetapi tindakan mitra Barat kami menyebabkan sejumlah besar pertanyaan,” kritik Lavrov.
Sementara itu, seperti dikutip Reuters, AS menyatakan siap untuk membantu Irak, termasuk bantuan militer guna menumpas para militan. Sedangkan Inggris menegaskan, tidak akan mengirim kembali pasukannya ke Irak.
Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, aksi militan pemberontak di Irak adalah imbas dari konflik di Suriah. Namun, komentara itu dikecam Lavrov. ”Kami sudah tahu bahwa mitra kami, Inggris memiliki kemampuan unik untuk mendistorsi apa saja dan segalanya.”Obama Isyaratkan Gempur IrakAmerika Serikat (AS) telah mengisyaratkan menempuh semua opsi untuk memerangi para militan yang membuat kekacauan di Irak. Salah satu opsi itu, termasuk aksi militer atau agresi.
Pernyataan pemerintah AS itu disampaikan Presiden Barack Obama. ”Akan ada beberapa hal dalam jangka pendek yang perlu dilakukan secara militer,” kata Obama kepada wartawan di Gedung Putih, saat ia bertemu dengan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.
“Saya tidak mengesampingkan opsi apa pun, karena kita memiliki kekuatan untuk memastikan para jihadis ini tidak mendapatkan pijakan permanen di Irak, atau Suriah,” imbuh Obama, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/6/2014).
Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney kemudian menambahkan bahwa Presiden Obama merujuk pada opsi serangan udara. Menurutnya, Gedung Putih tidak akan mengirim pasukan Angkatan Darat ke Irak. ”Kami tidak memikirkan (mengirim) pasukan darat,” ujar Carney.
Pernyataan itu muncul, setelah kota Mosul dan Tikrit jatuh ke tengan militan al-Qaeda dari kelompok Negara Islam Irak dan Levant (ISIL/ISIS).
Pemerintah Irak telah mendesak AS untuk mempercepat pengiriman sejumlah pesanan peralatan tempur, termasuk berbagai pesawat jet tempur. ”Kami dapat mengkonfirmasi bahwa AS terikat kontrak dengan pemerintah Irak, dalam mendukung program Penjualan Senjata Militer Asing (FMS) AS di Irak,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki.
Sementara itu, laporan yang belum bisa dikonfirmasi menyebutkan, bahwa pasukan Irak telah meluncurkan serangan udara di Mosul dan Tikrit dengan menargetkan para militan. Sedangkan Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mendukung pemerintah Irak dalam perang melawan terorisme di negara itu.Sama-sama Tolong Irak, Iran dan AS Akan Pamer KekuatanPemerintah Iran disebut-sebut telah mengerahkan pasukan elite dari Garda Revolusi Iran untuk membantu Irak dalam menumpas para militan al-Qaeda.
Jika laporan itu dikonfirmasi Iran, maka militer Iran dan militer Amerika Serikat akan pamer kekuatan. Sebab, Amerika Serikat sebelumnya sudah mengisyaratkan akan menempuh opsi militer untuk menolong Irak.
Pada hari ini (13/6/2014), pasukan Irak melakukan serangan udara di berbagai wilayah untuk melawan para militan al-Qaeda dari kelompok Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL/ISIS).
Laman Wall Street Journal melaporkan, dua batalyon Angkatan Quds, yang merupakan cabang dari Pengawal Revolusi Iran telah pindah ke Irak pada hari Rabu lalu. Di sana mereka bekerja bersama-sama dengan pasukan Irak untuk merebut kembali kendali atas 85 persen wilayah Tikrit yang telah direbut para militan.
Media AS itu mengklaim mengutip keterangan dari pasukan keamanan Irak dan Iran. Dalam laporan itu, pasukan Iran juga disebut-sebut dikerahkan untuk membantu menjaga Ibukota Irak, Bagdhad, serta dua kota suci Syiah dari ancaman serangan para militan.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama telah menyatakan akan mempertimbangkan opsi aksi militer di Irak, setelah sepak terjang para militan di negara itu tidak terkendali. ”Akan ada beberapa hal dalam jangka pendek yang perlu dilakukan secara militer,” kata Obama, seperti dikutip Reuters.
“Saya tidak mengesampingkan opsi apa pun, karena kita memiliki kekuatan untuk memastikan para jihadis ini tidak mendapatkan pijakan permanen di Irak, atau Suriah,” imbuh Obama. Kendati demikian, belum ada kepastian kapan AS mengerahkan militernya ke Irak, yang kemungkinan akan bertemu dengan militer Iran.(mas)
Indonesia beli peralatan pertahanan udara dari Thales, senilai 100 juta poundsterling (photo: Thales Land & Air Systems)
Angkatan Darat Indonesia memilih menggunakan Sistem Thales Inggris, untuk mengisi gap dari pertahanan udara jarak pendek, dengan membeli sistem forceshield yang terintegrasi dengan kendaraan pembawa rudal dan radar.
Dari kesepakatan itu, Thales yang beroperasi di Inggris dan Prancis akan melengkapi TNI AD dengan lima baterai rudal starstreak, radar controlmaster200 – sistem kordinasi senjata, multiple launcher ringan dan Launcher senjata RapidRanger, ujar wakil Presiden sistem senjata Thales, Inggris.
Beatty dari thales mengatakan, meski di dalam kontrak tidak ada opsi pengiriman tambahan, “Sekali kami bisa tunjukkan kemampuan dan solusi, dan mereka menyukainya, kami berharap dapat menjalin hubungan lebih lanjut untuk pemesanan berikutnya dari pihak berwenang Indonesia”.
Pembelian ini merupakan bagian dari modernisasi di Angkatan Darat Indonesia, yang juga membeli main battle tank, infantry, artileri 155mm, fighting vehicles (Marder) dan sejumlah persenjataan lainnya.
Indonesia juga membeli rudal anti-tank NLAW, yang dibuat SAAB untuk angkatan darat Inggris dan Swedia. Rudal ini dibuat oleh Thales di fasilitas produksi senjata Irlandia Utara, yang juga bertanggung jawab dengan pembuatan rudal anti udara starstreak.
Pembelian sistem anti serangan udara jarak pendek ini, senilai 100 juta poundsterling atau sekitar 164 juta USD, ujar thales, berikut perjanjian dengan perusahaan Indonesia PT LEN, untuk menjadi partner mengintegrasikan sejumlah sistem yang termasuk di dalam kontrak, sekaligus kerjasama di masa depan dalam bidang militer maupun sektor sipil.
Kesepakatan ini akan diumumkan Minggu ini yang merupakan kombinasi dari dua kontrak, yang satunya akan merujuk ke bulan November 2011, saat Indonesia mendapatkan tahap pertama sistem rudal (baterai) yang dipesan.
Tidak ada pengiriman yang dilakukan dari kesepakatan pertama, dan waktu pengiriman akan dilakukan Thales dengan mengkombinasikan kedua kontrak, ujar Betty.
Pihak Thales berharap perusahaan mereka dapat mengirimkan elemen man-portable dari sistem senjata itu, pada tahun ini, namun komponen lainnya seperti Control Master 200 Medium Range Air Defence Radar, membutuhkan waktu yang lebih lama dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mengirimkan sistem integrasinya yang komplit.
Starstreak akan menyediakan perlindungan pertahanan udara dengan radius 7 kilometer terhadap serangan darat pesawat tempur, serangan helikopter, drone, rudal jelajah. Starstreak merupakan pengganti sistem pertahanan udara Rapier, yang sebelumnya telah digunakan TNI AD. Beroperasi dengan kecepatan 3 mach dan mampu menjelajah lebih dari satu kilometer untuk satu detik, starstreak merupakan rudal darat ke udara jarak dekat, yang tercepat di dunia. Inggris, Afrika Selatan dan Thailand merupakan operator dari sistem laser beam-riding weapon ini.
Launcher RapidRanger dan sistem penembakan senjata dilengkapi dengan 4 tabung rudal starstreak yang akan diintegrasikan dengan mobil tempur Vamtac desain Spanyol, untuk Indonesia. Kendaraan ini mirip dengan Humvee.
Versi LandRover Defender akan digunakan untuk mengangkut versi multiple launcher ringan dari Starstreak. Launcher (peluncur rudal) yang ringan ini, juga dapat dilepas untuk ditembakkan oleh infanteri dengan menggunakan tripod.(defensenews.com)
Pasukan Yonif 112/Raider Kodam Iskandar Muda mengikuti latihan Larasunta (laut, rawa, sungai, pantai) di kawasan pesisir pantai Ulee Lheue, Banda Aceh, Jumat (13/6/2014).
Latihan pemeliharaan untuk meningkatkan kemampuan anggota raider tersebut diikuti 558 prajurit, berlangsung hingga 15 Juni mendatang.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan kubu separatis pro Rusia terus berlangsung. Ukraina mengajukan protes kepada Rusia karena ada tank Rusia yang menyeberang perbatasan. Pasukan Ukraina mengepung posisi kubu separatis di kota pelabuhan Mariupol hari Jumat (13/06). Tembak menembak masih berlangsung sejak dini hari. Menurut kalangan pemberontak, lima orang dipihaknya tewas dalam serangan itu.
Mariupol adalah kota pelabuhan penting yang sudah beberapa kali diduduki pemberontak kemudian dibebaskan lagi oleh pasukan pemerintah. Pelabuhan ini punya nilai strategis penting, karena merupakan pelabuhan utama untuk ekspor baja.
"Operasi militer di sekitar Mariupol dimulai pukul 04.50 waktu setempat, dan sampai saat ini cukup berhasil. Semua pos-pos yang dikuasai para teroris sudah kami rebut kembali", kata Menteri Dalam Negeri Arseny Avakov.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko meningkatkan operasi militer terhadap kubu separatis pro Rusia sejak ia terpilih 25 Mei lalu. Kelompok separatis masih menguasai beberapa kota di kawasan Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur.
Ukraina protes Rusia
Ukraina mengajukan protes kepada Rusia karena beberapa kendaraan lapis baja militer Rusia dilaporkan menyeberangi perbatasan masuk ke Ukraina. Petro Poroshenko melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas situasi itu. Namun Rusia membantah ada pasukannya yang masuk ke wilayah Ukraina.
Menteri Dalam Negeri Arseny Avakov mengatakan, beberapa kendaraan lapis baja Rusia terlihat berada di kota perbatasan Snizhnye.
"Kami menerima laporan ada beberapa konvoi menyeberang perbatasan dengan truk, kendaraan lapis baja dan senjata artileri, termasuk tank. Menurut informasi yang kami terima, mereka pagi ini ada di Snizhnye", kata Avakov.
Ia selanjutnya mengatakan, pasukan Ukraina berhasil menghancurkan sebagian dari konvoi itu, tanpa memberi keterangan lebih rinci.
Perundingan gas gagal
Perundingan sengketa gas antara Ukraina dan Rusia gagal mencapai kesepakatan. Kedua pihak saling menyalahkan pihak yang lain. Perusahaan gas Rusia Gazprom mengancam akan menghentikan pemasokan gas, jika Ukraina tidak segera melunasi utangnya senilai 1,95 miliar dolar sampai Senin mendatang. Uni Eropa masih mengupayakan penengahan dalam sengketa itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menerangkan, pihaknya akan mengajukan rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB agar Ukraina menghentikan operasi militer.
"Karena sampai saat ini tidak ada kemajuan dalam upaya menghentikan kekerasan (di Ukraina). Situasinya makin memprihatinkan", kata Lavrov.
Ia mengatakan, rancangan resolusi itu antara lain akan memuat kemungkinan bagi Rusia untuk mengirim pasukan perdamaian ke Ukraina timur, seperti yang diminta kelompok separatis.hp/ab (afp, rtr)
Kabar baiknya, jumlah pembajakan di Somalia turun drastis, tapi berita buruknya perompak laut kini merajalela di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Asia Tenggara telah menjadi daerah paling rawan serangan bajak laut di dunia, setelah operasi internasional membuat aksi bajak laut di Somalia berkurang, demikian dinyatakan PBB.
Tahun lalu 28 kapal diserang di sebelah barat Samudera Hindia namun tak ada satupun yang ditawan di wilayah tersebut, kata badan PBB United Nations Institute for Training and Research (UNITAR) dalam laporan mereka baru-baru ini.
Dibanding dengan Januari 2011, ketika para bajak laut Somalia menawan 736 sandera dan 32 kapal, beberapa diantaranya di laut lepas sementara lainnya di kapal-kapal mereka.
“Ada penurunan besar dalam jumlah serangan bajak laut selama 2013, hingga bisa diklaim bahwa itu hampir berhenti,“ kata UNITAR setelah melakukan studi selama lima tahun.
Serangan-serangan di Tanduk Afrika berputar dari awal 2000an dengan para bajak laut membajak kapal-kapal kargo dan menyandera para awak kapal selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Sebagian besar serangan berkurang atas kapal internasional sejak dimulainya patroli di Teluk Aden dan Samudera Hindia, dan banyak kapal dagang yang mulai memasang penjaga bersenjata di kapal mereka.
Serangan juga menjadi jauh kurang parah, dengan sejumlah insiden yang melibatkan pelontar granat jatuh dari 43 kasus pada 2011 menjadi hanya tiga insiden tahun lalu.
Pada saat yang sama para permintaan tebusan para perompak turun dari 150 juta US dollar pada 2011 menjadi 60 juta US dollar tahun berikutnya.
Mereka juga beroperasi lebih dekat ke pantai, dengan rata-rata serangan berlangsung kurang dari 50 kilometer dari garis pantai pada 2013, seperempat dari jarak mereka tiga tahun silam.
Ekonomi berbiaya mahal
Sementara di Asia Tenggara pembajakan meningkat, khususnya di jalur perdagangan laut Selat Malaka, diantara Malaysia dan Indonesia.
Serangan-serangan itu berada di puncak dengan 150 kasus tahun lalu setelah mengalami tren kenaikan sejak 2010, kata UNITAR.
“Pembajakan di Selat Malaka terus menjadi gangguan besar bagi keamanan rute di Samudera Hindia bagian timur,“ kata badan PBB tersebut.
Bulan lalu, International Maritime Bureau mengatakan ada 23 kali upaya penyerangan di perairan Asia Tenggara antara bulan Januari dan Maret, khususnya di lepas pantai Indonesia.
UNITAR mengatakan pembajakan cenderung menjadi lebih buruk di wilayah ini seiring bergesernya pusat gravitasi kapal dunia yang kini menuju Asia.
”Dengan perubahan kondisi iklim di lintang tinggi dan negara-negara menengah berpendapatan rendah di Asia kini mengalami pertumbuhan per kapita terbesar, tambahan rute transportasi mungkin perlu dieksplorasi,” tambah dia.
Secara keseluruhan World Bank memperkirakan pembajakan ini mengakibatkan ekonomi dunia mengalami kerugian sekitar 13 juta US dollar setiap tahun yang mengakibatkan naiknya biaya perdagangan.
Jumlah itu ”mengecilkan perkiraan 53 juta US dollar rata-rata setiap tahun, uang tebusan yang dibayarkan sejak 2005,” kata Bank Dunia dalam laporan 2013.ab/hp (afp,ap,rtr)