Sabtu, 15 Agustus 2020

Perusahaan Yunani Kuasai Pembangunan Sistem C4ISR TNI

  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCCMUebrvUHLHkVEKyLgbOOFXSr-gOWR0HGRV1ZWgthkt-dmXcuJjKpf76dBEg_R06f2BveBE0YFtcOcxebPO4fKloSRv-7A-rPoVeLgHx5TIa3MFBwibIQpKUgKRm2GwkP4qv8fCEki4/s400/photo_2_olokliromenes_lyseis_dialeitoyrgikotitas_gia_enaeria_thalassia_kai_epigeia_mesa.webpC4ISR system [Scytalys​]

Ternyata Kementerian Pertahanan Indonesia di bawah pimpinan Letnan Jenderal (purn) Prabowo Subianto telah menyepakati kontrak pembangunan sistem pertahanan terintegritas pertahanan darat, laut dan udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) kepada perusahaan Yunani, Scytalys.

Dikutip VIVA Militer dari situs resmi Scytalys, Sabtu 15 Agustus 2020, hak kuasa perusahaan raksasa Yunani atas pembangunan sistem ini didapatkan melalui tender kompetitif terbuka yang akan diimplementasikan dalam jangka waktu 3 tahun.

"Kami sangat menghargai pemberian kontrak ini, yang kami anggap penting secara strategis, karena akan memungkinkan TNI untuk memperoleh Tautan Data Nasional, sistem, teknologi, dan fasilitas C4ISR yang diperlukan untuk membangun Kerangka Interoperabilitas mereka dan melakukan interoperabilitas mereka. Pusat operasi jaringan layanan ke masa depan. Scytalys berkomitmen dalam memberikan solusi siap pakai yang akan sepenuhnya memenuhi persyaratan Kementerian Pertahanan Indonesia," kata CEO Scytalys, Dimitris Karantzavelos.

Menurut Scytalys, perjanjian kontrak itu mencakup pembangunan beberapa elemen, yang utamanya adalah pembangunan Command, Control, Communication, Computer, Intellegence, Surveilance, and Reconnaisance (C4ISR).

Scytalys mengungkapkan Indonesia bukan negara pertama di Asia yang membangun sistem C4ISR. Jauh sebelumnya sudah ada Jepang dan Korea Selatan. Mereka juga pernah membangun sistem penglihatan malam dan pencitraan termal bernama Theon Sensors.

"Keberhasilan ini didahului dengan pemberian kontrak lain untuk Scytalys di wilayah timur, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Korea Selatan dan Jepang. Perusahaan siap untuk memanfaatkan tren global dalam melipat gandakan nilai tambah dari berbagai aset pertahanan dengan menghubungkannya bersama-sama," kata Nick Papatsas, Anggota Dewan Scytalys, mewakili EFA Group, pemilik utama Scytalys.

Perusahaan negeri para dewa itu mengatakan, C4ISR sangat dibutuhkan bagi negara manapun di dunia termasuk Indonesia untuk menghadapi peperangan modern. Sebab semua komando operasi dalam perang akan berada dalam satu pusat komando yang berjaringan.

 Rp 730 Miliar untuk C4ISR TNI 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzGgwO2h70ktSL83vwCAliz3302iEt66B47xPPOOfRUlABs98UqYR-nsPEaFUTOIP0-uuc9AoMNZH25y8Fje0FDFRn4IuPOjXRjJnzN_Ap0k36piLrDRuIQafPcV1qsj1qV146ObcKiT4/s1600/EaZ9jqhUwAEObIJ.jpgPerusahaan raksasa negeri dewa Yunani, Scytalys dipastikan telah menjadi penguasa atas pembangunan sistem pertahanan terintegritas pertahanan darat, laut dan udara Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kepastian Scytalys akan menancapkan kukunya di Indonesia diketahui dari siaran resmi yang diterbitkan situs mereka.

Dikutip VIVA Militer, Sabtu 15 Agustus 2020, disebutkan dalam kesepakatan kontrak dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Scytalys mendapatkan nilai kontrak sebesar 49 juta Dollar Amerika atau setara Rp 730 miliar.

Dan Scytalys mengaku kontrak sebesar itu didapatkan dari kementerian yang dipimpin Letnan Jenderal (purn) Prabowo Subianto melalui tender terbuka dan transparan.

Scytalys menerangkan, dana sebesar itu akan digunakan untuk membangun beberapa elemen yang akan menguatkan sistem pertahanan TNI yang terpusat atau disebut dengan Command, Control, Communication, Computer, Intellegence, Surveilance, and Reconnaisance (C4ISR).

"Pusat operasi jaringan layanan ke masa depan. Scytalys berkomitmen dalam memberikan solusi siap pakai yang akan sepenuhnya memenuhi persyaratan Kementerian Pertahanan Indonesia," kata CEO Scytalys, Dimitris Karantzavelos. Indonesia bukan negara pertama di Asia yang membangun sistem C4ISR. Jauh sebelumnya sudah ada Jepang dan Korea Selatan. Selain membangun sistem C4ISR, Scytalys juga pernah membangun sistem penglihatan malam dan pencitraan termal bernama Theon Sensors.

Scytalys mengatakan, C4ISR sangat dibutuhkan bagi negara manapun di dunia termasuk Indonesia untuk menghadapi peperangan modern. Sebab semua komando operasi dalam perang akan berada dalam satu pusat komando yang berjaringan.

 ♖ VIVAnews  

Pesawat NC212i, Produksi PTDI Terbaik di Segmen Pesawat Ringan

✈ Telah memproduksi pesawat NC212 sebanyak 116 unit untuk dalam negeri maupun luar negeri. ✈ PTDI telah mengirimkan 2 unit NC212i pada tanggal 22 Oktober 2019 dan 10 November 2019 kepada Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC) Thailand. [PTDI]

PT Dirgantara Indonesia (Persero), yang sebelumnya bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) ini merupakan salah satu perusahaan aerospace di Asia.

Perusahaan tersebut memiliki kompetensi inti dalam desain dan pengembangan pesawat, pembuatan struktur pesawat, produksi pesawat, dan layanan pesawat untuk sipil dan militer dari pesawat ringan hingga menengah.

Sejak didirikan pada tahun 1976, sebagai perusahaan milik negara di Bandung, Indonesia, PTDI telah berhasil mengembangkan kemampuannya sebagai industri kedirgantaraan.

Dikutip KabarLumajang.com dari laman resmi PT Dirgantara Indonesia, NC212i merupakan salah satu pesawat versi pengembangan dari seri C212-400.

Pengembangan dan produksi NC212i (versi perbaikan NC212-400)) dilakukan dibawah perjanjian kerjasama strategis dengan Airbus Defense & Space, Spanyol.

Pesawat ini dilengkapi performa tinggi dengan berbagai macam konfigurasi yang telah terbukti tangguh digunakan dalam berbagai jenis lingkungan dan misi yang berbeda.

Dengan design yang simple untuk proses perawatan, menjadikan pesawat ini efisien dalam biaya operasional maupun perawatan sehingga mampu menjadikannya pesawat terbaik di segmen pesawat ringan.

PTDI telah mengirimkan 2 unit NC212i pada tanggal 22 Oktober 2019 dan 10 November 2019 kepada Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC) Thailand.

✈ N219, pesawat produksi PT DI merupakan sejenis dengan NC212i.  [PTDI]

Pesawat terbang NC212i yang dibeli oleh Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC) Thailand, dapat digunakan sebagai passenger transport, VIP, cargo, rain making, troop/paratroop transport dan medical evacuation yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan operasional.

PTDI telah berhasil memproduksi pesawat NC212 sebanyak 116 unit untuk dalam negeri maupun luar negeri, dari total sebanyak 587 unit populasi pesawat NC212 series di dunia.

Beberapa operator dalam negeri yang menggunakan pesawat NC212 series adalah TNI AU, TNI AD, TNI AL, Kepolisian, BPPT.

Pesawat NC212 series tersebut digunakan untuk pesawat angkut sipil, militer dan Maritime Surveillance Aircraft (MSA).

Sementara operator luar negerinya adalah negara Thailand untuk pesawat angkut militer dan modifikasi cuaca (rain making), Filipina, dan Vietnam untuk pesawat angkut militer.

PTDI sampai saat ini telah berhasil melakukan pengiriman pesawat dan helikopter, baik dalam dan luar negeri, sebanyak 450 unit.

Dalam menjaga kompetensi produk yang dimilikinya, PTDI akan terus mengembangkan teknologi dari pesawat-pesawat yang diproduksi.***

  Pikiran Rakyat  

Anggaran Kementerian Pertahanan 2021 Rp 137 Triliun

Terbesar Keduahttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6EW2CCeJxcIDednPrZhIIzSRzebezOD0Pg4knyz4rORVhusTlwE7wT9JUjuHd_i9MaIHvRWs2l4OxWUGavUmwY2vBvd3AoV5G5cD0gkDbDY8IjjiOCEcqedkQL4lGkEXlISlB1K8PuC9k/s750/Sukhoi+dan+PKR.pngIndonesia perlu mordernisasi alutsista udara dan laut.

Anggaran sejumlah Kementerian/Lembaga pada 2021 tercatat mengalami peningkatan. Misalnya Kementerian Pertahanan (Kemenhan), yang dipimpim Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan anggaran Kementerian Pertahanan tercatat Rp 137 triliun lebih tinggi dibandingkan outlook 2020 sebesar Rp 117,9 triliun.

"Kalau kita lihat kebutuhan Kemenhan untuk alutsista dan perawatan. Itu catching up kebutuhan yang menjadi prioritas Kemenhan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Jumat (14/8/2020).

Anggaran Kemenhan adalah kedua terbesar tahun depan setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Anggaran Kementerian PUPR pada RAPBN 2021 sebesar Rp 149,8 triliun, outlook 2020 Rp 75,6 triliun.

Sri Mulyani mengatakan tidak ada deviasi dari anggaran ini. "Namun memang Kemenhan ini adalah penekanannya adalah kemampuan mereka mengeksekusi belanja, ini saya minta mereka benar-benar menggunakan anggaran itu. Belanja Kemenhan juga diharapkan bisa meningkatkan industri strategis Indonesia," jelas dia.

Berdasarkan data pokok APBN 2016-2021 belanja pemerintah menurut fungsi untuk pertahanan pada 2016 sebesar Rp 98,2 triliun.

Kemudian naik menjadi Rp 117,5 triliun pada 2017. Lalu turun menjadi Rp 106,83 triliun pada 2018, menjadi Rp 115,4 triliun pada 2019.

Lalu pada 2020 Rp 117,9 triliun dan dianggarkan pada 2021 sebesar Rp 137 triliun.

 ♖ detik  

BNPB Datangkan Heli Raksasa Chinook dan Blackhawk

Untuk Antisipasi Karhutla https://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2020/08/chinook.jpgHelikopter angkut berat CH-47D Chinook dengan logo BNPB memasuki pesawat cargo [Instagram @military_buzz]

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mendatangkan helikopter angkut berat Chinook CH-47 dan Blackhawk UH-64 untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhuta).

Helikopter itu kabarnya disewa dari perusahaan di luar negeri, dan kabarnya ditempatkan di Pangkalan Udara Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang.

Benar,” kata Egy Massadiah, staf ahli Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo kepada Tribunjogja.com, saat ditanya kebenaran informasi kedatangan dua heli itu, Jumat (14/8/2020).

Egy Massadiah mengatakan, penjelasan resmi dan selengkapnya sedang disiapkan, dan akan disampaikan pimpinan BNPB.

Terutama terkait kedatangan armada udara kelas berat itu di Indonesia, serta siapa perusahaan yang menyewakan, dan untuk berapa lama akan dioperasikan di Indonesia.

Kabar keberangkatan dan kedatangan kedua helikopter besar itu beredar di media sosial, dan ramai jadi pembicaraan warganet.

Postingan akun Instagram @military_buzz memperlihatkan empat foto saat heli Chinook masuk ke badan pesawat angkut raksasa Antonov An-124.

Foto lain memperlihatkan sosok heli Blackhawk UH-60.

Kedua tubuh helikopter ini sudah ditempeli logo BNPB.

https://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2020/08/blackhawk.jpgHeli Blackhawk UH-60​ dengan logo BNPB [Instagram @military_buzz]

Foto-foto yang sama diunggah di akun Facebook World Defense Zone.

Achmad Taufik, seorang warganet di kolom komentar akun ini menginformasikan, seminggu lalu ia melihat pesawat kargo Antonov mendarat.

Sedang bongkar muat enta apa isinya, bentuk dan warnanya plek sama di foto itu,” tulisnya.

Ia juga melihat beberapa heli Rusia terparkir di landasan AURI di seberang Bandara SMB Palembang.

Dikutip dari Wikipedia.com, Chinook CH-47 adalah helikopter AS bermesin ganda, tandem rotor dan heavy-lift.

Dengan kecepatan tertinggi 170 knot (196 mph, 315 km/h) helikopter itu lebih cepat daripada heli serang era 1960-an.

CH-47 adalah salah satu dari beberapa pesawat masa itu yang masih dioperasikan di berbagai medan.

Lebih kurang ada 1.179 unit yang dimiliki berbagai negara di dunia.

Peran utamanya untuk tugas militer, mobilisasi pasukan, artileri dan memasok perlengkapan medan perang.

Helikopter ini memiliki pintu pemuatan yang lebar di bagian belakang pesawat dan tiga eksternal-kargo kait.

Chinook ini dirancang dan awalnya diproduksi oleh Boeing Vertol di awal 1960-an.

Helikopter ini sekarang diproduksi oleh Boeing Rotorcraft Systems.

Chinooks telah dijual ke 16 negara. Angkatan Darat AS dan Royal Air Force Inggris menjadi pengguna terbesar.

Helikopter CH-47 adalah salah satu helikopter angkat terberat di barat. Sedangkan Blackhawk UH-60 juga jadi tulang punggung militer AS untuk tugas tempur. Untuk keperluan sipil, seperti pemadaman kebakaran dan penyelamatan, sejumlah instrumen standar militer di heli ini dicopot.

Helikopter ini bisa dilengkapi tanki air untuk pemadaman berkapasitas 3.500 liter. Ada pompa pengisian cepat yang hanya butuh waktu 30 detik untuk mengisi kembali tangki.(Tribunjogja.com/xna)


  ★ Tribunnews  

Jumat, 14 Agustus 2020

KRI Bungtomo TNI AL Tangkap 2 Kapal Ikan Vietnam

Di NatunaIlustrasi KRI Bung Tomo [kompas]

Kapal perang TNI Angkatan Laut, KRI Bungtomo-357 telah berhasil menangkap dua Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Vietnam di perairan Natuna.

Komandan KRI Bungtomo, Kolonel Laut (P) Hendro Sugiharto menyatakan, penangkapan dua kapal asing berbendera Vietnam itu dilakukan pada hari Rabu kemarin, 12 Agustus 2020 sekitar pukul 03.00 dini hari.

Kapal asing itu diduga telah melakukan aktifitas penangkapan cumi-cumi di wilayah perairan Indonesia. Karena kesigapan petugas TNI AL, lanjutnya, kapal perang unsur BKO Guspurla Koarmada I itu berhasil menangkap dua kapal asing berbendera Vietnam itu meski sebelumnya sempat terjadi kejar-kejaran.

"Akhirnya kedua KIA itu berhasil diamankan KRI Bungtomo tanpa ada perlawanan. Namun mereka sempat melarikan diri dengan cara berpencar dan dengan sengaja mematikan lampu kapal," kata Kolonel Laut (P) Hendro Sugiharto melalui keterangan tertulis kepada VIVA Militer, Jum'at, 14 Agustus 2020.

Lebih jauh ia katakan, saat ini KRI Bungtomo-357 dan dua kapal penangkap ikan berbendera Vietnam dengan nomer lambung kapal BD 93212 TS dan BD 30329 TS dengan jumlah Anak Buah Kapal (ABK) termasuk nahkoda 12 orang sudah berada di Pelabuhan Faslabuh TNI AL Selat Lampa untuk dilakukan serah terima kepada Lanal Ranai.

Komandan Lanal Ranai Kolonel Laut (P) Dofir menjelaskan, untuk proses serah terima ini akan terus ditindaklanjuti hingga di pengadilan nanti.

"Seluruh ABK dan Nahkoda akan kita bawa ke Lanal Ranai untuk proses lebih lanjut guna penanganan dan proses hukum penyidikan dan pemberkasan guna kita limpahkan ke Pengadilan Perikanan," kata Danlanal Ranai Kolonel Laut (P) Dofir.

 Diintimidasi Kapal Patroli Vietnam
TNI AL tangkap kapal penangkap ikan berbendera Vietnam di Natuna [dispen Koarmada I]

Kapal perang KRI Bungtomo-357 pada hari Rabu, 12 Agustus lalu berhasil mengamankan dua Kapal Ikan Asing (KIA) berbedera Vietnam di Laut Natuna.

Komandan KRI Bungtomo, Kolonel Laut (P) Hendro Sugiharto mengisahkan, KRI Bungtomo sempat terkecoh oleh ulah kapal penangkap ikan berbendera Vietnam itu.

Menurutnya, sebenarnya kapal perang KRI Bungtomo telah mendeteksi enam unit kapal penangkap ikan asing yang masuk ke wilayah perairan Natuna.

Namun, enam kapal asing itu telah melarikan diri dengan cara berpencar dan mematikan lampu penerang kapal mereka. Sehingga KRI Bungtomo hanya berhasil mengamankan dua kapal berbendera Vietnam dengan lambung kapal BD 93212 TS dan BD 30329 TS dengan total ABK 12 orang, termasuk nahkoda.

"Sebetulnya ada 6 KIA yang terdeteksi KRI Bungtomo-357, namun ketika akan dilakukan penangkapan mereka langsung berpencar dengan cara mematikan lampu kapal," Kata Komandan KRI Bungtomo Kolonel Laut (P) Hendro Sugiharto kepada VIVA Militer, Jum'at, 14 Agustus 2020.

Dia juga menjelaskan, bahwa KRI Bungtomo sempat mendapatkan intimidasi dari Coast Guard atau kapal patroli Vietnam. Mereka meminta untuk segera melepaskan kedua KIA yang telah berhasil diamankan.

Namun, lanjutnya, intimidasi itu tidak berlangsung lama. Dan KRI Bungtomo tetap menyeret dua kapal asing itu ke Pelabuhan Faslabuh TNI AL Selat Lampa untuk dilakukan serah terima ke Lanal Ranai.

"Ketika kita dapat mengejar dan berhasil mengamankan dua KIA itu, tidak lama berselang datang Coast Guard Vietnam yang meminta agar kedua KIA dilepaskan. Namun KRI Bungtomo tetap membawa kedua KIA berbendera Vietnam untuk diproses hukum," ujarnya.

Saat ini dua kapal Vietnam dan 12 ABK kapal telah diamankan di Lanal Ranai untuk dilakukan proses pemeriksaan.
 

  VIVAnews  

[Dunia] Kapal Perang Prancis Ke Laut Mediterania

Untuk mendukung kawasan ZEE YunaniFoto kapal perang Mesir dan Prancis yang disiarkan Kemenhan Mesir. [egi army spox]

Armada Gugus Tugas Angkatan Laut Prancis yang terdiri dari Kapal Prancis Tonnere dan Fregat Lafayatte hari ini sudah tiba di perairan Mediterania. Kapal perang Prancis itu dikabarkan sudah bertemu dengan empat kapal perang Angkatan Laut Yunani di wilayah Laut Mediterania timur atau wilayah yang sama dengan operasi militer NAVTEX Turki yang dianggap ilegal oleh Yunani.

Namun sayangnya, pihak otoritas Yunani tidak mengatakan kedatangan kapal perang Prancis itu untuk membantu Yunani menghadang kegiatan militer Turki di wilayah Zona Ekslusif Ekonomi (ZEE) Yunani itu.

Otoritas Yunani berdalih, pertemuan kapal perang Prancis dan Yunani di Laut Mediterania itu dalam rangka latihan Angkatan Laut Gabungan dalam konteks kerja sama tetap militer antara Yunani dan Prancis.

"Latihan tersebut termasuk manuver progresif, item perencanaan bisnis bersama, pertukaran citra taktis, komunikasi serta kerjasama pesawat dan membantu meningkatkan tingkat kesiapan operasional, kemampuan tempur dan kerjasama para peserta dalam konteks sekutu," bunyi pernyataan Otoritas Yunani dikutip VIVA Militer dari media Yunani, KTG, Kamis, 13 Agustus 2020.

Ilustrasi kapal perang Yunani [istimewa]

Dalam pernyataannya otoritas Yunani menyebutkan, Angkatan Laut Yunani telah mengerahkan empat kapal perang jenis Fregat, yaitu Fregat Yunani Spetsai, Fregat Aegeon, Fregat Limnos, dan Fregat Kountouriotis. Sementara, dua kapal perang Prancis yang melakukan aktivitas bersama Yunani adalah Fregat Prancis Tonnere dan fregat Lafayette.

Diberitakan VIVA Militer sebelumnya telah mengirim dua pesawat tempur Rafale dan pesawat pengangkut militer CH-130 di Pangkalan udara Souda, Siprus.

Kedatangan armada tempur Prancis itu sehari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis akan meningkatkan kehadiran militernya di Mediterania timur untuk mendukung kawasan ZEE Yunani. Macron juga meminta Turki untuk menghentikan eksplorasi minyak dan gas di perairan sengketa yang telah meningkatkan ketegangan dengan Yunani.

 Erdogan Ancam Hancurkan Yunani Seperti Suriah dan Libya

Ilustrasi armada Laut Turki [istimewa]

Ancaman mengerikan keluar dari mulut Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyusul kian meningkatnya ketegangan dengan Turki. Dengan kekuatan militernya, Erdogan tak ragu untuk menyerang Yunani jika sampai ada tindakan mengancam yang diarahkan Yunani ke kapal penelitian seismik, Oruc Reis.

Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, armada militer Turki menunjukkan kekuatannya saat mengawal kapal Oruc Reis di Laut Mediterania. Situasi kian memanas setelah kapal-kapal perang Angkatan Laut Yunani disebut telah menembaki kapal sipil milik warga Turki di Laut Mediterania Timur.

Menyikapi kondisi di Laut Mediterania Timur, Erdogan dengan lantang memberi pernyataan tegas terkait aksi armada tempur militer Yunani. Pejabat berusia 66 tahun itu mengancam, akan ada harga yang sangat mahal yang harus dibayar militer Yunani jika sampai menyerang kapal Oruc Reis.

Tak segan, Erdogan juga siap mengerahkan pasukan militer Turki untuk menghancurkan Yunani seperti Suriah, Libya, dan Irak.


Kapal eksplorasi laut turki yang dijaga kapal perang [istimewa]

"Kami mengatakan kepada mereka (militer Yunani) jika sampai bertindak berani menyerang Oruc Reis, mereka akan membayar mahal. Hari ini, mereka akan mendapatkan jawaban pertama," ujar Erdogan dikutip VIVA Militer dari BulgarianMilitary.com.

Erdogan mendengar insiden yang melibatkan kapal fregat militer Yunani F451 Limnos, yang bertabrakan dengan kapal perang militer Turki F247 Kemal Reis di Laut Mediterania. Dalam laporan lain yang dinukil VIVA Militer dari Armyvoice.gr, kapal fregat milik Angkatan Laut Turki rusak akibat insiden itu.

Akan tetapi, media itu menyebut bahwa kapal perang militer Turki lah yang lebih dulu melakukan aksi provokasi dengan melakukan manuver mendekati kapal fregate Limnos.

Yunani geram dengan rencana Turki melakukan eksplorasi minyak dan gas di Laut Aegea. Yunani juga sudah mengadukan tindakan Yunani ke otoritas Uni Eropa (UE), terkait aksi Turki yang dianggap ilegal dan provokatif di Laut Mediterania Timur. Yunani mendapat dukungan penuh dari armada militer Prancis, yang dikerahkan langsung oleh Presiden Emmanuel Macron ke wilayah perairan tersebut.
 

  VIVAnews  

Teknologi Kapal Selam Yang Diincar Menhan Indonesia

Teknologi Air Independent Propulsion (AIP) MESMA AIP technology [mer et marine] ★

Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto mengincar sejumlah kapal selam canggih macam Scorpene Prancis, A26 Swedia hingga KSS-III Korea Selatan (Korsel) demi memenuhi akan hadirnya unsur penggebuk bawah laut negeri ini.

Seperti dikutip dari Sosok.id, Kamis (13/8/2020), selain membeli dalam UU Pertahanan, Indonesia wajib menerima Transfer of Technology (ToT) dari negara penjual agar kemandirian alutsista dalam negeri segera tercapai.

Progress kemandirian itu sudah terlihat sekarang meski belum sepenuhnya maksimal.

Misal joint production kapal selam Chang Bogo class Indonesia-Korsel, pembangunan Light Fregate Martadinata class, Proyek jet tempur KFX/IFX, medium tank Harimau Pindad, hingga masih banyak lagi yang sedang on progress.

Terkhusus kapal selam Indonesia amat getol membangun siluman bawah air ini karena inilah alutsista paling strategis untuk menjaga luasnya laut Ibu Pertiwi.

Maka Indonesia menjalin kerjasama dengan berbagai negara dan mengincar tiga jenis kapal selam diatas agar mendapatkan teknologi apa itu yang namanya Air Independent Propulsion (AIP).

Maka diciptakanlah AIP tadi, jika baterai habis kapal selam tak perlu muncul ke permukaan untuk mengisi daya baterainya.

Cukup nyalakan AIP maka baterai akan terisi kembali dan kapal selam bisa lebih lama menyelam tanpa takut ketahuan musuh.

 Lantas bagaimana cara kerja AIP? 


Stirling AIP technology [SAAB] ★

Sebelumnya ada banyak sistem AIP, jika Indonesia beli Scorpene maka akan mendapatkan sistem AIP Modul d’Energie Sous-Marine Autonome/Autonomous Submarine Energy Module (MESMA).

Jika dari Swedia maka akan mendapatkan Stirling Cycle Engines layaknya Gotland class.

Jika melanjutkan program kapal selam bersama Korsel (dan ini yang paling mungkin) maka Indonesia akan mendapatkan sistem Fuel Cells.

Fuel Cells sendiri merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi kimia menjadi muatan listrik.

Caranya dengan menggunakan bahan bakar dan pengoksidasi dimana hidrogen (fuel) dikonversi bersama oksigen (oksidator) menjadi listrik.

Dua sel elektroda diatas tadi, positif (anoda) dan negatif (kanoda) dipisahkan oleh penghalang elektrolit.

Maka keduanya akan bereaksi menghasilkan arus listrik yang akan digunakan untuk mengisi daya baterai kapal selam.

 Fuel Cells Siemens buatan Jerman 


Siemens Fuel Cells AIP [Siemens] ★

Dengan demikian hanya reaksi kimia saja yang terjadi disini dan tak ada perangkat yang bergerak sehingga tidak menimbulkan kebisingan dan kapal selam jadi lebih senyap.

Jerman-lah yang menemukan dan mengembangkan Fuel Cells ini kemudian melakukan alih teknologi kepada Korsel.

Tanpa menimbulkan gas buang, ramah lingkungan, ringkas dan bisa disesuaikan di berbagai jenis kapal selam, AIP Fuel Cells menjadi pilihan rasional untuk dicangkokkan ke kapal selam TNI AL.

Kelemahannya Fuel Cells hanya satu, harganya tergolong sangat mahal.

  Haluan  

Misteri Teknologi Militer Canggih Jenderal TNI Akhir Zaman SBY

  https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2014/04/07/246776_kepala-staf-tni-ad-jenderal-budiman_665_374.jpgJenderal Budiman ketika memperkenalkan 15 teknologi TNI AD [vivanews]

Tiga hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2014 atau 27 Ramadan 1435 Hijriah merupakan hari yang menjadi sejarah bagi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Di hari itu, prajurit terbaik dan cerdas yakni Jenderal Budiman harus merelakan tongkat komando KSAD berpindah tangan ke rekannya, Jenderal Gatot Nurmantyo.

Pergantian Kepala Staf Angkatan Darat itu cukup mengejutkan Indonesia, sebab dilakukan hanya sehari sebelum Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil pemungutan suara Pilpres 2014.

Dan yang tak disangka-sangka, Jenderal Budiman juga belum sampai setahun menjabat KSAD. Diketahui, beliau pertama kali menempati jabatan itu menggantikan Jenderal TNI Moeldoko pada 30 Agustus 2013.

Memang ada polemik besar yang mencuat sebelum pencopotan jabatan Jenderal Budiman itu. Polemik itu terkait sindiran Jenderal TNI (hor) Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY tentang adanya perwira tinggi TNI yang tak netral di Pemilu.

Sindiran itu dilontarkan SBY saat memberikan arahan kepada perwira TNI/Polri di Gedung Kementerian Pertahanan pada 2 Juni 2014.

"Informasi yang telah dikonfirmasikan, ada pihak-pihak yang menarik-narik sejumlah perwira tinggi untuk berpihak pada yang didukungnya. Bahkan ditambahkan, tidak perlu mendengar presiden kalian, kan itu kapal karam yang sudah mau tenggelam, berhenti, lebih baik cari kapal baru yang tengah berlayar dan matahari bersinar," kata SBY kala itu.

Memang, SBY tak menyebut nama dan meminta perwira yang hadir dalam acara itu untuk mencari kebenaran dari informasi yang diterima SBY. Hanya saja dikabarkan perintah pergantian Jenderal Budiman berasal dari SBY.

Jenderal Budiman sendiri menyatakan tidak tahu menahu tentang informasi yang digembor-gemborkan SBY. Bahkan dia tak mengetahui alasan di balik pemberhentiannya dari kursi KSAD.

Akhirnya alasan pemberhentian Jenderal Budiman diungkapkan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko menyatakan pemberhentian Jenderal Budiman atas dasar regenerasi di tubuh TNI. "Jadi Jenderal Budiman sebentar lagi memasuki masa pensiun," kata Jenderal Moeldoko.

Memang apa yang dikatakan Jenderal Moeldoko sangat masuk akal, sebab Jenderal Budiman memang akan pensiun pada September 2014. Dan memang terbukti selepas pensiun Jenderal Budiman sama sekali tak ikut-ikut berpolitik.

 Misteri teknologi canggih militer 

https://cdn.sindonews.net/size/940/photos/2014/04/07/6524/21720_highres.jpgJenderal TNI Budiman memberikan penjelasan tentang perlengkapan militer saat pameran hasil riset berbasis teknologi di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin (07/04/2014). Melalui pengembangan riset tersebut diharapkan dapat mengembangkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) sehingga militer Indonesia tak perlu bergantung dengan negara lain​. [sindonews]

Kisah di atas akan menjadi sebuah sejarah bagi TNI. Namun, perlu diketahui, dari data yang dihimpun VIVA Militer, Kamis 13 Agustus 2020, Jenderal Budiman merupakan prajurit TNI yang sangat istimewa. Dia dikenal sebagai jenderal yang melek teknologi dan misi gemilang untuk memajukan teknologi militer di Indonesia.

Yang hebatnya lagi, jenderal peraih penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama Akabri 1978, pernah menginisiasi penelitian untuk menciptakan peralatan militer modern dan canggih.

Riset alat-alat militer itu dilakukan melalui kerjasama dengan Universitas Surya. Dan ketika itu, tak tanggung-tanggung ada 15 program hasil riset yang siap dikembangkan TNI.

15 program itu mulai dari superdrone alias pesawat tanpa awak yang mampu menjadi pesawat pembom: lalu ada laser gun yaitu senjata tanpa peluru untuk latihan menembak: kemudian ada Open BTS yang bisa dipakai TNI AD untuk membuat jaringan seluler sendiri; Nanosatelit berupa satelit mini yang biasa dipergunakan untuk pengintaian; Integrated Optronic Defence System, sebuah sistem pertahanan dengan memanfaatkan sistem optik dan elektronika.

Selanjutnya ada 2 software bernama simulasi komputer 1 yang berfungsi untuk menganalisa tank serta alat perang dam simulasi komputer 2 yang bekerja menganalisa senjata; serta Multirotor dan Frapping Bird dua alat untuk melakukan pengintaian dan pemantauan daerah.

Hebatnya lagi, biaya untuk melakukan riset disebut-sebut sangat murah, hanya menghabiskan Rp 31 miliar. "Hasil riset ini untuk meningkatkan alutsista demi kemandirian bangsa," kata Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman dalam launching hasil riset berbasis teknologi tinggi di Mabes Angkatan Darat, Jakarta, Senin 7 Maret 2014.

Hanya saja sayangnya, setelah Jenderal Budiman tak lagi menjabat KSAD, program-program riset itu bagai sebuah misteri yang tak terungkap lagi. Bagaimana tidak, sejak zaman KSAD dipegang Jenderal Gatot hingga Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi KSAD, tak pernah terdengar lagi kabar tentang program-program hasil riset ini.

Malahan ketika Jenderal Budiman melakukan peluncuran program riset, Jenderal Gatot Nurmantyo hadir, ketika itu beliau masih menjabat sebagai Panglima Kostrad.

Padahal jika program itu berjalan sesuai cita-cita Jenderal Budiman, saat ini Indonesia mungkin sudah tak lagi menjadi negara yang hanya bergantung pada Asing dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Toh ketika itu memang Jenderal Budiman sudah memikirkan bagaimana Indonesia bisa lepas dari jerat bisnis senjata Asing. "Dengan memproduksi sendiri, banyak keuangan negara yang dihemat. Total biaya riset ini hanya mengeluarkan biaya Rp 31 miliar, ini jauh lebih murah dari pada membeli produk asing," kata beliau kala itu.

Jenderal Budiman sangat menyadari, bahwa sebagus apapun dan semahal apapun serta secanggih apapun peralatan militer yang dibeli dari Asing, tetap saja Indonesia mendapatkan yang kualitasnya dua lebih buruk dari yang dimiliki negara penjual.

"Kalau kita beli dari negara luar, pasti alat terhebatnya dipakai sendiri. Layer (lapisan) kedua tentu dia berikan kepada sekutunya, dan layer ketiga baru diberikan kepada kita jika mereka menganggap sahabat," kata Jenderal Budiman saat itu.

Nah yang menjadi pertanyaan saat ini, apakah semua program hasil riset itu akan terus menjadi misteri yang tak bakal terungkap? Dan Indonesia akan terus menjadi negara pengimpor persenjataan Asing? Semoga saja tidak.

 ♖ VIVAnews  

Kamis, 13 Agustus 2020

KRI Pulau Rupat 712 Gelar Pengoperasian Wahana PAP-104 MK-IV

  KRI Pulau Rupat 712, kapal anti ranjau Tripartite class [TNI AL]

Guna meningkatakan profesionalisme prajurit dalam mengawaki Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), Komandan Satuan Kapal Ranjau Kolonel Laut (P) Cecep Hidayat memerintahkan prajurit KRI Pulau Rupat-712 untuk menggelar latihan serta pemanasan pesawat PAP 104 MK IV kepala Kamera yang dilaksanakan di kolam basin Koarmada II, Selasa (11/8).

Wahana Poisson Auto Propulsion PAP 104 MK IV merupakan kendaraan bawah air yang dimiliki KRI Pulau Rupat (PRP-712), berfungsi untuk mengidentifikasi target atau ranjau yang terdeteksi oleh Sonar TSM 2022. Dalam tahap identifikasi, pesawat ini dilengkapi dengan kamera bawah air.


ROV (Remotely Operated Vehicle) ECA PAP 104 Mk 4 [TNI AL]

Selain berfungsi untuk identifikasi, PAP 104 MK IV juga berfungsi sebagai kendaraan untuk kepentingan netralisasi (Mine Disposal Vehicle). Untuk kepentingan netralisasi, kendaraan ini mampu membawa BOM PAP seberat 126.5 Kg yang selanjutnya akan di release dan didekatkan dengan target sampai dengan kedalaman 300 m.

Pengoperasian PAP 104 MK IV dapat dikontrol dari kapal melalui LCC (Local Control Console) di buritan maupun MCC (Main Control Console) di CIC. Pengendalian dari jarak jauh dengan menggunakan kabel Coaxial sepanjang maksimal 1000 m.

Dansatran menyampaikan “Pelatihan yang dilaksanakan ini sebagai tindak lanjut dari himbauan Pangkoarmada II Laksda TNI Heru Kusmanto dalam upaya mempertahankan kondisi teknis pesawat, juga untuk meningkatkan profesionalisme prajurit KRI PRP-712 sehingga mampu menjawab semua tuntutan tugas yang diberikan kedepan, khususnya dalam operasi peperangan ranjau”, pungkas Cecep – sapaan akrab Dansatran Koarmada II.

  ★ Koarmada II  

[Dunia] Prancis Kirim Jet Tempur ke Siprus

Bela Yunani Lawan Turki Jet tempur buatan Prancis, Dassault Rafale [istimewa] 

Angkatan Udara Prancis dikabarkan telah mengirim tiga pesawat tempur mereka ke negara persekutuan Yunani, Republik Siprus. Kedatangan jet tempur Prancis itu diduga kuat untuk mendukung Yunani menghadapi Turki di Laut Mediterania timur yang diklaim sebagai kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Yunani.

Dikutip VIVA Militer dari In-Cyprus, pesawat tempur yang saat ini sudah tiba di pangkalan udara Siprus terdiri dari dua jet tempur Rafale dan satu unit pesawat pengangkut militer C-130H.

"Kehadiran mereka di Siprus berada dalam kerangka kerja sama pertahanan antara Republik Siprus dan Prancis dan apa yang disepakati dalam pertemuan yang diadakan di Paris baru-baru ini antara Presiden Siprus Nicos Anastasiades dan Presiden Prancis Emmanuel Macron," kata sumber militer yang tidak disebutkan namanya, Kamis, 13 Agustus 2020.

Tiga pesawat tempur Prancis itu selama beberapa hari ke depan dijadwalkan akan berada di Pangkalan Udara Andreas Papandreou di Paphos, Siprus.

Sementara, situs pertahanan Siprus "Defense-Point.Gr" yang dikutip VIVA Militer dari AMN menyebutkan, bahwa pengiriman pesawat tempur Prancis ke Siprus merupakan bukti nyata tekad kebijakan Prancis untuk memperkuat kehadiran militer dan politik Paris di Mediterania timur, di hadapan setiap pihak yang menentang hak-hak Republik Siprus dan hak Uni Eropa.

Penjagaan ketat kapal ekplorasi Turki di Laut mediterania [istimewa] 


Dengan demikian, kedatangan jet tempur Prancis ke Siprus itu sebagai pesan penting dari Prancis yang ditujukan ke Turki agar menghentikan rencana aktivitas eksplorasi sumber daya minyak dan gas, serta menghentikan aktivitas militernya di Laut Mediterania timur.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu Prancis dengan tegas menentang terjadinya peperangan antara Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar dengan pemerintahan Nasional Libya hasil kesepakatan nasional (GNA) yang didukung Turki di Libya.

Prancis bersama Mesir yang notabene mendukung Khalifa Haftar bersama Rusia sempat mendorong kedua belah pihak yang bertikai untuk melakukan gencatan senjata. Namun, usulan gencatan senjata itu ditolak mentah-mentah oleh Turki sebagai pendukung utama GNA.

Belakangan diketahui bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Perdana Menteri GNA-Libya yang didukung oleh PBB, Fayez Mustafa al-Sarraj untuk mengeksplorasi sumber daya minyak dan gas di Laut Mediterania yang diklaim sebagai wilayah kedaulatan Libya. Dan rencana eksplorasi minyak dan gas yang saat ini akan dijalankan Turki itu telah membuat ketegangan dengan Yunani di Laut Mediterania.

  VIVAnews  

Alasan Pindad Pilih Astra untuk Produksi Maung

Supply chain industri otomotif Astra sudah cukup pioneer. Infografis rantis Maung 4x4 produksi Pindad [sindonews} 

PT Pindad (Persero) mulai melakukan proses produksi Maung untuk kebutuhan militer. Seperti diketahui, kendaraan taktis (rantis) ringan tersebut akan megadopsi mesin 2GD-FTV turbodiesel berkubikasi 2.494 cc yang merupakan jantung pacu milik Toyota Hilux.

Selain karena performa yang dianggap cukup baik dalam menyuplai tenaga Maung, ternyata ada alasan lain mengapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut memilih bekerja sama dengan Astra.

Direktur Strategis PT Pindad Rizka Putranto mengatakan, ada banyak pertimbangan yang akhirnya membuat Pindad mencoba untuk menjalin kerja sama dengan Astra dalam proses produksi kendaraan taktisnya.


Prototipe rantis Maung 4x4 produksi Pindad [kompas} 

"Pastinya ada pertimbangan, secara supply chain industri otomotif Astra sudah cukup pioneer, ini berdasarkan fakta yang memang bisa dilihat sendiri. Selain itu, kami juga ada tim riset pastinya untuk mengkaji mengenai industri otomotif yang ada," kata Rizka saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/8/2020).

Lebih lanjut Rizka menjelaskan, secara keseluruhan di Indonesia setidaknya ada tiga group pemain otomotif yang cukup besar. Mulai dari Indomobil, Astra, dan Krama Yudha Tiga Berlian Motors (Mitsubishi).

Namun, setelah dilakukan proses kajian dan diskusi internal, dari ketiganya Rizka menjelaskan memang Astra yang punya banyak jaringan serta supply chain secara industrinya.


Ilustrasi rantis Maung 4x4 produksi Pindad [Pindad} 

Selain itu, Astra juga membawahi beberapa merek ternama selain Toyota, seperti Daihatsu, Isuzu, sampai kendaran besar layaknya United Tracktor (UT).

"Melihat dari itu semua akhirnya kami mencoba untuk menggandeng Astra, selain itu kami juga melihat dari sisi startegic partnership-nya dari industri nasional, jadi untuk urusan aftersales, seperti jaringan bengkel yang memang cukup banyak dan memudahkan nantinya," ucap Rizka.

Namun demikian, Rizka mengatakan dalam perjalanannya nanti, masih belum tentu juga bila Pindad akan memanfaatkan jaringan bengkel Astra untuk perawatan Maung. Hal tersebut dikarenakan Pindad sendiri memiliki divisi perbaikan kendaraan sendiri.

  Kompas  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...