PT PAL sedang merampungkan pesanan TNI AL Kapal dengan panjang sekitar 60 meter ini merupakan pesanan kelima dan keenam TNI AL. Pesanan kali ini berbeda dari sebelumnya yang akan dipersenjatai dengan meriam 57 mm, 1 unit kaliber 20 mm, CMS serta perangkat elektronik lainnya, namum jenis rudal masih optional. Kapal ini merupakan jenis yang sudah diperbaharui sistem kstabilannya, sehingga lebih lancar dan bertenaga di laut. Berikut grafik dari PAL Indonesia
Sabtu, 28 Desember 2019
Jumat, 27 Desember 2019
Industri MRO Amerika Minat Investasi di Batam
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono (kiri) bersama anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Yorrys Raweyai (kedua kiri) serta Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Saud P. Krisnawan (kanan) mengunjungi Unical di Los Angeles, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) asal Amerika Serikat Unical minat investasi di Indonesia.
“Mereka ingin mengembangkan sayapnya di Batam, karena saat ini mereka sudah melayani penjualan sparepart ke Indonesia. Bahkan, mereka sudah ada kantor penjualan di Jakarta,” kata Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.
Menperin didampingi Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono bersama anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Yorrys Raweyai serta Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Saud P Krisnawan, mengunjungi Unical selaku perusahaan MRO di Amerika Serikat pekan lalu.
Unical berdiri sejak 1990 dan merupakan penyedia komponen dan jasa perawatan aftermarket pesawat terbang. Berlokasi di Los Angeles, perusahaan ini telah melayani penerbangan komersil maupun militer.
Unical memiliki beberapa anak perusahaan dengan spesifikasi masing-masing. Misalnya, Unical MRO untuk aircraft storage and dismantling (penyimpanan dan bongkar pesawat).
Kemudian, Unical 145 untuk MRO parts dan komponen pesawat, serta perbaikan mesin. Unical Aero untuk produksi parts, komponen, dan sistem untuk aplikasi komersil. Sedangkan Unical Defense untuk mendukung militer.
Agus menyampaikan, industri MRO di Indonesia semakin kompetitif. Saat ini, sudah mampu menyediakan berbagai jasa perawatan pesawat, seperti airframe, instrument, engine, radio, emergency equipment, dan line maintenance.
“Artinya, kita sudah punya cukup daya saing. Kami berharap, industri MRO kita tidak hanya melayani airline dalam negeri saja, tetapi juga dari luar negeri,” tuturnya.
Industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen.
Selain itu, Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India.
♖ antara
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) asal Amerika Serikat Unical minat investasi di Indonesia.
“Mereka ingin mengembangkan sayapnya di Batam, karena saat ini mereka sudah melayani penjualan sparepart ke Indonesia. Bahkan, mereka sudah ada kantor penjualan di Jakarta,” kata Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.
Menperin didampingi Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono bersama anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Yorrys Raweyai serta Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Saud P Krisnawan, mengunjungi Unical selaku perusahaan MRO di Amerika Serikat pekan lalu.
Unical berdiri sejak 1990 dan merupakan penyedia komponen dan jasa perawatan aftermarket pesawat terbang. Berlokasi di Los Angeles, perusahaan ini telah melayani penerbangan komersil maupun militer.
Unical memiliki beberapa anak perusahaan dengan spesifikasi masing-masing. Misalnya, Unical MRO untuk aircraft storage and dismantling (penyimpanan dan bongkar pesawat).
Kemudian, Unical 145 untuk MRO parts dan komponen pesawat, serta perbaikan mesin. Unical Aero untuk produksi parts, komponen, dan sistem untuk aplikasi komersil. Sedangkan Unical Defense untuk mendukung militer.
Agus menyampaikan, industri MRO di Indonesia semakin kompetitif. Saat ini, sudah mampu menyediakan berbagai jasa perawatan pesawat, seperti airframe, instrument, engine, radio, emergency equipment, dan line maintenance.
“Artinya, kita sudah punya cukup daya saing. Kami berharap, industri MRO kita tidak hanya melayani airline dalam negeri saja, tetapi juga dari luar negeri,” tuturnya.
Industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen.
Selain itu, Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India.
♖ antara
Kamis, 26 Desember 2019
Menhan Promosi Alutsista Dalam Negeri
Prospeknya Cerah!Kinerja ekspor industri pertahanan Indonesia [Akurat]
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tengah gencar memasarkan produk persenjataan Indonesia ke berbagai negara. Negara-negara Asia hingga Afrika menjadi target ekspor senjata made in Indonesia. Contoh, beberapa waktu lalu Prabowo menerima kunjungan kehormatan Menhan Ghana Dominic BA Nitiwul. Kunjungan itu dilakukan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara, lebih khusus lagi dalam rangka penjajakan kerja sama di bidang pertahanan.
"Indonesia terbuka terhadap semua hal positif yang memungkinkan adanya kerja sama saling menguntungkan dengan sahabat mana pun, termasuk dengan Ghana. Salah satu potensi yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dan Ghana adalah dalam hal produk-produk industri pertahanan," kata Kapuskom Publik Kemhan Brigjen Totok Sugiarto.
Dalam pertemuan itu, Prabowo menyampaikan kepada Menhan Ghana terkait kemampuan yang dimiliki Industri pertahanan Indonesia. Poin yang dibicarakan Prabowo di antaranya kemampuan PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT DI, dan PT LEN Industri.
"Indonesia memandang negara-negara kawasan Afrika Barat termasuk Ghana sebagai negara penting dan dapat menjadi mitra bagi kerja sama produk-produk industri pertahanan Indonesia dan juga kerja sama pertahanan strategis lainnya," kata Prabowo.
Kemarin, Prabowo menerima kunjungan Menteri Pertahanan Laos Jenderal Chansamone Chanyalath. Prabowo juga konsisten menawarkan dan memperkenalkan produksi-produksi senjata Indonesia khususnya yang di produksi oleh PT Pindad. Republik Laos yang tidak memiliki angkatan laut tertarik dengan industri senjata Indonesia.
Ekspor Senjata dan Amunisi Tumbuh Pesat
PM3 terbaru Pindad [istimewa]
Alat-alat persenjataan adalah produk industri manufaktur yang punya potensi cerah di pasar ekspor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor senjata membukukan pertumbuhan signifikan.
Pada Januari-September 2019, BPS mencatat ekspor senjata dan amunisi Indonesia bernilai US$ 479.500. Memang sangat kecil dibandingkan total ekspor yang mencapai US$ 124,17 miliar, tetapi ekspor senjata dan amunisi tumbuh 500,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada sembilan bulan pertama 2019, negara tujuan ekspor utama senjata dan amunisi Indonesia adalah Afrika Selatan. Nilainya tercatat US$ 284.832, melonjak 9.319,05% dibandingkan periode yang sama pada 2018.
Negara tujuan ekspor terbesar adalah Belgia. Negara pembuat senjata api merek FN ini mengimpor senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 111.889 pada Januari-September 2019. Naik 110,43% secara year-on-year (YoY).
Kemudian ada nama Jepang sebagai negara tujuan ekspor ketiga terbesar. Negeri Matahari Terbit mendatangkan senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 43.253.
Negara-negara ASEAN Minati Kendaraan Tempur Buatan RI
Medium Tank Harimau Pindad [Pindad]
Itu dari sisi senjata dan amunisi. Ternyata Indonesia juga mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke berbagai negara. Nilai ekspor produk ini adalah US$ 1,07 miliar selama Januari-September 2019, atau naik 37,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jauh lebih tinggi ketimbang senjata dan amunisi, karena harganya memang lebih mahal.
Ke mana Indonesia mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya? Ternyata Filipina menjadi negara yang paling berminat terhadap produk-produk tersebut.
Sepanjang Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke negara tetangga sebelah utara Indonesia itu bernilai US$ 495,97 juta. Naik 37,02% dibandingkan periode yang sama pada 2018.
Di posisi kedua ada sesama negara Asia Tenggara, yakni Vietnam. Negeri Paman Ho mengimpor kendaraan tempur dan bagiannya senilai US$ 234,79 juta pada sembilan pertama 2019. Angka ini naik 88,07% dibandingkan Januari-September 2018.
Lagi-lagi dari Asia Tenggara, Thailand menduduki peringkat ketiga negara tujuan ekspor utama kendaraan tempur dan bagiannya. Pada Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke Negeri Gajah Putih bernilai US$ 100,36 juta.)
♖ CNBC
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tengah gencar memasarkan produk persenjataan Indonesia ke berbagai negara. Negara-negara Asia hingga Afrika menjadi target ekspor senjata made in Indonesia. Contoh, beberapa waktu lalu Prabowo menerima kunjungan kehormatan Menhan Ghana Dominic BA Nitiwul. Kunjungan itu dilakukan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara, lebih khusus lagi dalam rangka penjajakan kerja sama di bidang pertahanan.
"Indonesia terbuka terhadap semua hal positif yang memungkinkan adanya kerja sama saling menguntungkan dengan sahabat mana pun, termasuk dengan Ghana. Salah satu potensi yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dan Ghana adalah dalam hal produk-produk industri pertahanan," kata Kapuskom Publik Kemhan Brigjen Totok Sugiarto.
Dalam pertemuan itu, Prabowo menyampaikan kepada Menhan Ghana terkait kemampuan yang dimiliki Industri pertahanan Indonesia. Poin yang dibicarakan Prabowo di antaranya kemampuan PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT DI, dan PT LEN Industri.
"Indonesia memandang negara-negara kawasan Afrika Barat termasuk Ghana sebagai negara penting dan dapat menjadi mitra bagi kerja sama produk-produk industri pertahanan Indonesia dan juga kerja sama pertahanan strategis lainnya," kata Prabowo.
Kemarin, Prabowo menerima kunjungan Menteri Pertahanan Laos Jenderal Chansamone Chanyalath. Prabowo juga konsisten menawarkan dan memperkenalkan produksi-produksi senjata Indonesia khususnya yang di produksi oleh PT Pindad. Republik Laos yang tidak memiliki angkatan laut tertarik dengan industri senjata Indonesia.
Ekspor Senjata dan Amunisi Tumbuh Pesat
PM3 terbaru Pindad [istimewa]
Alat-alat persenjataan adalah produk industri manufaktur yang punya potensi cerah di pasar ekspor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor senjata membukukan pertumbuhan signifikan.
Pada Januari-September 2019, BPS mencatat ekspor senjata dan amunisi Indonesia bernilai US$ 479.500. Memang sangat kecil dibandingkan total ekspor yang mencapai US$ 124,17 miliar, tetapi ekspor senjata dan amunisi tumbuh 500,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada sembilan bulan pertama 2019, negara tujuan ekspor utama senjata dan amunisi Indonesia adalah Afrika Selatan. Nilainya tercatat US$ 284.832, melonjak 9.319,05% dibandingkan periode yang sama pada 2018.
Negara tujuan ekspor terbesar adalah Belgia. Negara pembuat senjata api merek FN ini mengimpor senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 111.889 pada Januari-September 2019. Naik 110,43% secara year-on-year (YoY).
Kemudian ada nama Jepang sebagai negara tujuan ekspor ketiga terbesar. Negeri Matahari Terbit mendatangkan senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 43.253.
Negara-negara ASEAN Minati Kendaraan Tempur Buatan RI
Medium Tank Harimau Pindad [Pindad]
Itu dari sisi senjata dan amunisi. Ternyata Indonesia juga mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke berbagai negara. Nilai ekspor produk ini adalah US$ 1,07 miliar selama Januari-September 2019, atau naik 37,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jauh lebih tinggi ketimbang senjata dan amunisi, karena harganya memang lebih mahal.
Ke mana Indonesia mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya? Ternyata Filipina menjadi negara yang paling berminat terhadap produk-produk tersebut.
Sepanjang Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke negara tetangga sebelah utara Indonesia itu bernilai US$ 495,97 juta. Naik 37,02% dibandingkan periode yang sama pada 2018.
Di posisi kedua ada sesama negara Asia Tenggara, yakni Vietnam. Negeri Paman Ho mengimpor kendaraan tempur dan bagiannya senilai US$ 234,79 juta pada sembilan pertama 2019. Angka ini naik 88,07% dibandingkan Januari-September 2018.
Lagi-lagi dari Asia Tenggara, Thailand menduduki peringkat ketiga negara tujuan ekspor utama kendaraan tempur dan bagiannya. Pada Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke Negeri Gajah Putih bernilai US$ 100,36 juta.)
♖ CNBC
Rabu, 25 Desember 2019
[Dunia] Jet Tempur Siluman Su-57 Rusia Jatuh
✈️ Meledak dan Hancur Total✈️ Pesawat jet tempur siluman generasi kelima Rusia, Su-57. [Foto/Sputnik/Grigory Sysoyev]
Pesawat jet tempur siluman generasi kelima Su-57 Rusia jatuh di dekat kota Komsomolsk-on-Amur, Rusia, Selasa (24/12/2019). Pesawat yang juga dikenal dengan nama T-50 itu meledak dan hancur total.
Seorang juru bicara otoritas hukum setempat mengatakan pilot berhasil mengeluarkan diri dan dijemput oleh helikopter Mi-8.
Menurut juru bicara itu, pesawat yang jatuh milik Gagarin Aviation Plant atau Komsomolsk-on-Amur Aircraft Plant (pabrik pembuat pesawat), dan bukan milik militer Rusia.
Insiden itu terjadi di wilayah yang berjarak 120 kilometer dari Pangkalan Udara Dzyomgi di Khabarovsk Krai.
Perwakilan otoritas hukum yang dikutip Sputniknews dalam kondisi anonim mengatakan jet tempur itu meledak dan hancur total. Saat ini para spesialis telah memulai pencarian perekam penerbangan.
Menurut perwakilan pemerintah setempat, kecelakaan itu terjadi sebagai akibat dari pengujian mesin.
Jet tempur Su-57 adalah pesawat tempur superioritas siluman generasi kelima Rusia yang dibangun oleh Sukhoi Company Rusia. Pesawat multirole satu kursi dan bermesin ganda ini dilengkapi dengan avionik canggih dan berbagai persenjataan berpresisi tinggi. T-50 adalah nama internal Sukhoi untuk pesawat tempur siluman Su-57. (mas)
Pesawat jet tempur siluman generasi kelima Su-57 Rusia jatuh di dekat kota Komsomolsk-on-Amur, Rusia, Selasa (24/12/2019). Pesawat yang juga dikenal dengan nama T-50 itu meledak dan hancur total.
Seorang juru bicara otoritas hukum setempat mengatakan pilot berhasil mengeluarkan diri dan dijemput oleh helikopter Mi-8.
Menurut juru bicara itu, pesawat yang jatuh milik Gagarin Aviation Plant atau Komsomolsk-on-Amur Aircraft Plant (pabrik pembuat pesawat), dan bukan milik militer Rusia.
Insiden itu terjadi di wilayah yang berjarak 120 kilometer dari Pangkalan Udara Dzyomgi di Khabarovsk Krai.
Perwakilan otoritas hukum yang dikutip Sputniknews dalam kondisi anonim mengatakan jet tempur itu meledak dan hancur total. Saat ini para spesialis telah memulai pencarian perekam penerbangan.
Menurut perwakilan pemerintah setempat, kecelakaan itu terjadi sebagai akibat dari pengujian mesin.
Jet tempur Su-57 adalah pesawat tempur superioritas siluman generasi kelima Rusia yang dibangun oleh Sukhoi Company Rusia. Pesawat multirole satu kursi dan bermesin ganda ini dilengkapi dengan avionik canggih dan berbagai persenjataan berpresisi tinggi. T-50 adalah nama internal Sukhoi untuk pesawat tempur siluman Su-57. (mas)
Selasa, 24 Desember 2019
Indonesia Grows Muscles as Arms Manufacturer
Medium Tank Harimau [pindad]
While modernizing its weaponry system, the country’s defense industry has become a competitive producer of weapons and military vehicles, as seen in the surge of exports.
Statistics Indonesia (BPS) recorded growth in defense equipment exports in January-September, an increase of 500 percent to US$ 479,500 from the same period in 2018. The main export destinations for weapons and ammunition were South Africa, Belgium and Japan.
The country also exports combat vehicles to various countries, recording an increase of 38 percent to US$ 1.07 billion during the first nine months of the year. The main destinations for the combat vehicles were the Philippines, Vietnam and Thailand.
In his first two months serving as defense minister, Prabowo Subianto has toured countries and received visits from his counterparts, during which he has actively marketed Indonesian defense equipment.
The minister's spokesperson, Dahnil Anzar Simanjuntak, said the ministry had secured new purchase deals for state-owned weapons manufacturer PT Pindad from several countries following Prabowo’s round of meetings.
“Laos, Ghana and the United Arab Emirates are thinking about purchasing more defense equipment from Pindad,” he told The Jakarta Post on Friday.
Pindad corporate secretary Tuning Rudyati confirmed the aforementioned countries had expressed interest in purchasing defense equipment from Indonesia.
“They are mostly interested in buying SS2 [long-barreled weapons] and vehicles, both panzers [big tanks] and medium tanks,” Tuning told the Post.
With the UAE, according to Dahnil, the government has agreed to jointly produce weapons and tank boats. Pindad will partner with Caracal International, the country’s leading arms producer. The company has a portfolio that includes the technologically advanced 9mm striker-fired combat pistol, and three modular sniper rifles.
Pindad will also work together with Abu Dhabi’s Al Seer Marine Technologies to produce tank boats. The company specializes in developing tailored unmanned surface vessels.
Indonesia has prioritized defense in the past decade. The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) recorded that Indonesia was the country with the second-largest military expenditure in Southeast Asia in 2018, spending $ 7.44 billion, 0.7 percent of its GDP. It only came second to Singapore, which had spent $ 10.84 billion, 4.9 percent of its GDP.
Worldwide, Indonesia ranks at 26th, with the United States topping the chart with $ 649 billion, 3.2 percent of its GDP.
In President Joko “Jokowi” Widodo’s first term, however, the government missed the target of its weaponry modernization program, the Minimum Essential Force, in which it reached 62.8 percent of implementation, far behind the targeted 72 percent.
Aside from the setbacks, the government has improved the defense industry through several bilateral agreements to produce weaponry. Among the strategic partnerships is with South Korea to develop the KF-X jet fighter, which is designed to be a cheaper alternative to the American-made F-35.
International relations experts have praised Prabowo’s move, saying that it is a great way to start defense diplomacy for Jokowi’s second term.
Indonesian Institute of Sciences (LIPI) senior international relations researcher Dewi Fortuna Anwar said defense equipment exports would level up Indonesia’s position among other countries.
She argued that the considerable warm welcome from other countries indicated that they had started to increase their trust in defense system products from Indonesia, which in return, would also benefit the country since it could ask them for help in case of a threat that could harm its sovereignty.
“There are at least two things that Indonesia will gain from exporting defense equipment: they [the partnering countries] will have acknowledged that Indonesia produces high-quality defense equipment and they will also see Indonesia as their friend,” Dewi told the Post on Sunday.
She also believed Indonesia could easily sell defense equipment since it had less geopolitical influence than other countries with more sophisticated defense systems, such as the US and Russia.
Dewi said when countries purchased weapons from Russia or the US, it could be perceived as them wanting to show an alliance with either of those countries, therefore purchasing weapons from Indonesia would be a neutral decision for them.
“It’s a good step for the government toward 2045, when our country is projected to become one of five countries with the biggest GDPs in the world, while at the same time is respected for having such high quality defense equipment,” said Hikmahanto Juwana, an international law expert at the University of Indonesia (UI).
He said Indonesia would still face fierce competition from countries that had long provided arms and weapons to other countries, such as the US and Russia, while expanding its defense exports.
Prabowo visited Malaysia, Thailand, Turkey, China and Japan during his first round of trips as defense minister.
Prabowo met with President Recep Tayyip Erdogan in Turkey and discussed potential cooperation, including in enhancing the capabilities of defense equipment, as well as the education and training of military personnel. The two countries have agreed to produce medium-sized tanks together. The tanks are expected to enter production in 2020.
In China, Prabowo discussed the development of defense technology with the deputy director general of the National Institute for Science, Technology and National Defense Industry, Xu Zhanbin, and a number of strategic state-owned enterprises in China's strategic industries, including China Precision Machinery Import-Export Corporation, Norinco and China Electronics Technology Group Corp. (glh)
While modernizing its weaponry system, the country’s defense industry has become a competitive producer of weapons and military vehicles, as seen in the surge of exports.
Statistics Indonesia (BPS) recorded growth in defense equipment exports in January-September, an increase of 500 percent to US$ 479,500 from the same period in 2018. The main export destinations for weapons and ammunition were South Africa, Belgium and Japan.
The country also exports combat vehicles to various countries, recording an increase of 38 percent to US$ 1.07 billion during the first nine months of the year. The main destinations for the combat vehicles were the Philippines, Vietnam and Thailand.
In his first two months serving as defense minister, Prabowo Subianto has toured countries and received visits from his counterparts, during which he has actively marketed Indonesian defense equipment.
The minister's spokesperson, Dahnil Anzar Simanjuntak, said the ministry had secured new purchase deals for state-owned weapons manufacturer PT Pindad from several countries following Prabowo’s round of meetings.
“Laos, Ghana and the United Arab Emirates are thinking about purchasing more defense equipment from Pindad,” he told The Jakarta Post on Friday.
Pindad corporate secretary Tuning Rudyati confirmed the aforementioned countries had expressed interest in purchasing defense equipment from Indonesia.
“They are mostly interested in buying SS2 [long-barreled weapons] and vehicles, both panzers [big tanks] and medium tanks,” Tuning told the Post.
With the UAE, according to Dahnil, the government has agreed to jointly produce weapons and tank boats. Pindad will partner with Caracal International, the country’s leading arms producer. The company has a portfolio that includes the technologically advanced 9mm striker-fired combat pistol, and three modular sniper rifles.
Pindad will also work together with Abu Dhabi’s Al Seer Marine Technologies to produce tank boats. The company specializes in developing tailored unmanned surface vessels.
Indonesia has prioritized defense in the past decade. The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) recorded that Indonesia was the country with the second-largest military expenditure in Southeast Asia in 2018, spending $ 7.44 billion, 0.7 percent of its GDP. It only came second to Singapore, which had spent $ 10.84 billion, 4.9 percent of its GDP.
Worldwide, Indonesia ranks at 26th, with the United States topping the chart with $ 649 billion, 3.2 percent of its GDP.
In President Joko “Jokowi” Widodo’s first term, however, the government missed the target of its weaponry modernization program, the Minimum Essential Force, in which it reached 62.8 percent of implementation, far behind the targeted 72 percent.
Aside from the setbacks, the government has improved the defense industry through several bilateral agreements to produce weaponry. Among the strategic partnerships is with South Korea to develop the KF-X jet fighter, which is designed to be a cheaper alternative to the American-made F-35.
International relations experts have praised Prabowo’s move, saying that it is a great way to start defense diplomacy for Jokowi’s second term.
Indonesian Institute of Sciences (LIPI) senior international relations researcher Dewi Fortuna Anwar said defense equipment exports would level up Indonesia’s position among other countries.
She argued that the considerable warm welcome from other countries indicated that they had started to increase their trust in defense system products from Indonesia, which in return, would also benefit the country since it could ask them for help in case of a threat that could harm its sovereignty.
“There are at least two things that Indonesia will gain from exporting defense equipment: they [the partnering countries] will have acknowledged that Indonesia produces high-quality defense equipment and they will also see Indonesia as their friend,” Dewi told the Post on Sunday.
She also believed Indonesia could easily sell defense equipment since it had less geopolitical influence than other countries with more sophisticated defense systems, such as the US and Russia.
Dewi said when countries purchased weapons from Russia or the US, it could be perceived as them wanting to show an alliance with either of those countries, therefore purchasing weapons from Indonesia would be a neutral decision for them.
“It’s a good step for the government toward 2045, when our country is projected to become one of five countries with the biggest GDPs in the world, while at the same time is respected for having such high quality defense equipment,” said Hikmahanto Juwana, an international law expert at the University of Indonesia (UI).
He said Indonesia would still face fierce competition from countries that had long provided arms and weapons to other countries, such as the US and Russia, while expanding its defense exports.
Prabowo visited Malaysia, Thailand, Turkey, China and Japan during his first round of trips as defense minister.
Prabowo met with President Recep Tayyip Erdogan in Turkey and discussed potential cooperation, including in enhancing the capabilities of defense equipment, as well as the education and training of military personnel. The two countries have agreed to produce medium-sized tanks together. The tanks are expected to enter production in 2020.
In China, Prabowo discussed the development of defense technology with the deputy director general of the National Institute for Science, Technology and National Defense Industry, Xu Zhanbin, and a number of strategic state-owned enterprises in China's strategic industries, including China Precision Machinery Import-Export Corporation, Norinco and China Electronics Technology Group Corp. (glh)
Senin, 23 Desember 2019
[Video] Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B
Dipublikasikan DAHANA Persero Rhan 122B Kemhan produk kerjasama
Dalam rangka memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (Alutsista) yang saat ini Indonesia masih bertumpu pada pasokan produk luar negeri, Balitbang Kemhan RI bekerja sama dengan PT DAHANA (Persero) telah melaksanakan kegiatan pengembangan Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B tahap II-II.
Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B adalah Kendaraan peluncur roket laras banyak (multiple rocket launcher system – MRLS) buatan dalam negeri karya anak bangsa.
Pengembangan Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B ini adalah untuk menghasilkan kendaraan peluncur yang dapat berfungsi dengan baik dan stabil sesuai spesifikasi yang diharapkan tanpa adanya kesalahan dan kerusakan baik saat endurance maupun penembakan. Disamping itu diharapkan sistem otomatisasi dan manual dapat dioperasikan oleh operator sesuai prosedur dan operasi penembakan yang dikehendaki. Prototipe peluncur roket ini dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan akan kendaraan peluncur roket R-Han 122B sebagai dukungan dalam program pengembangan Roket Nasional.
Pelaksanaan uji dinamis Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B dilaksanakan di Balai Uji Peluncuran Roket LAPAN, Garut pada 14 November 2019 .
Metode yang digunakan adalah metode pengamatan pada mata uji, kelancaran kerja dan perfomance kendaraan dengan teknik pelaksanaan menggunakan uji sistem dan uji terbang roket sebanyak 4 unit roket dengan pencatatan untuk validasi kemampuan dan kehandalan terhadap spesifikasi desain sistem.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (Alutsista) yang saat ini Indonesia masih bertumpu pada pasokan produk luar negeri, Balitbang Kemhan RI bekerja sama dengan PT DAHANA (Persero) telah melaksanakan kegiatan pengembangan Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B tahap II-II.
Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B adalah Kendaraan peluncur roket laras banyak (multiple rocket launcher system – MRLS) buatan dalam negeri karya anak bangsa.
Pengembangan Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B ini adalah untuk menghasilkan kendaraan peluncur yang dapat berfungsi dengan baik dan stabil sesuai spesifikasi yang diharapkan tanpa adanya kesalahan dan kerusakan baik saat endurance maupun penembakan. Disamping itu diharapkan sistem otomatisasi dan manual dapat dioperasikan oleh operator sesuai prosedur dan operasi penembakan yang dikehendaki. Prototipe peluncur roket ini dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan akan kendaraan peluncur roket R-Han 122B sebagai dukungan dalam program pengembangan Roket Nasional.
Pelaksanaan uji dinamis Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B dilaksanakan di Balai Uji Peluncuran Roket LAPAN, Garut pada 14 November 2019 .
Metode yang digunakan adalah metode pengamatan pada mata uji, kelancaran kerja dan perfomance kendaraan dengan teknik pelaksanaan menggunakan uji sistem dan uji terbang roket sebanyak 4 unit roket dengan pencatatan untuk validasi kemampuan dan kehandalan terhadap spesifikasi desain sistem.
★ Youtube
Penampakan Rudal AIM-120 AMRAAM TNI AU
Penampakan Rudal AIM-120 AMRAAM [Indonesian_Airforce]
Pada instagram Indonesia_Airforce diposting gambar pesawat F16 TNI AU bersama rudal baru.
Terlihat alutsista ini merupakan senjata baru pesanan TNI AU yang nantinya akan digunakan melengkapi persenjataan pesawat tempur F16.
Pesawat F16C/D TNI AU yang disebut sebagai F16 block 52ID telah diupgrade di Amerika, memilik radar AN/APG-68 sehingga mampu menghadapi misi BVR dan mengusung rudal AMRAAM, berbeda dengan F-16A/B dimana perlu peningkatan dengan paket MLU (Mid Life Update). Saat ini F16 A/B TNI AU sedang melaksanakan MLU dan belum selesai.
Pada tahun 2016, DSCA menyetujui penjualan 36 rudal AIM-120C7 AMRAAM kepada Indonesia.
♖ Garuda Militer
Pada instagram Indonesia_Airforce diposting gambar pesawat F16 TNI AU bersama rudal baru.
Terlihat alutsista ini merupakan senjata baru pesanan TNI AU yang nantinya akan digunakan melengkapi persenjataan pesawat tempur F16.
Pesawat F16C/D TNI AU yang disebut sebagai F16 block 52ID telah diupgrade di Amerika, memilik radar AN/APG-68 sehingga mampu menghadapi misi BVR dan mengusung rudal AMRAAM, berbeda dengan F-16A/B dimana perlu peningkatan dengan paket MLU (Mid Life Update). Saat ini F16 A/B TNI AU sedang melaksanakan MLU dan belum selesai.
Pada tahun 2016, DSCA menyetujui penjualan 36 rudal AIM-120C7 AMRAAM kepada Indonesia.
♖ Garuda Militer
Minggu, 22 Desember 2019
2 WNI Sandera Abu Sayyaf di Filipina Berhasil Dibebaskan
Ketiga nelayan Indonesia ketika dihadapkan dalam rekaman video yang dirilis Abu Sayyaf. Ketiganya ditangkap September lalu, di mana Abu Sayyaf meminta tebusan Rp 8 miliar. (Screengrab from The Star)
Dua WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina berhasil dibebaskan. Sementara itu, pembebasan 1 WNI lainnya masih diupayakan.
"Setelah 90 hari dalam penyanderaan, melalui kerjasama erat Indonesia dan Filipina, 2 WNI berhasil dibebaskan dari penyanderaan ASG pada tanggal 22 Des 2019. Satu WNI masih terus diupayakan pembebasannya," kata Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/12/2019).
Sederet langkah diplomasi sudah dilakukan untuk membebaskan 3 WNI ini. Mulai dari pembicaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte hingga pembicaraan Menlu RI Retno Marsudi dan Menhan Filipina. Pebicaraan itu lalu ditindaklanjuti dengan koordinasi di bawah Kementerian Polhukam.
Berkat komunikasi intensif antara intelijen Indonesia dan militer Filipina, lokasi penyandera diketahui. Terjadi kontak senjata pada pagi tadi.
Dalam operasi itu, dua WNI berinisial SM dan ML berhasil dibebaskan sementara 1 sandera berinisial MF masih diupayakan dibebaskan. Seorang prajurit Filipina gugur dalam operasi ini.
"SM dan ML akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan selanjutnya akan segera direpatriasi ke Indonesia," demikian keterangan dari Kementerian Luar Negeri RI.
1 Prajurit Filipina Gugur
Operasi pembebasan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf menelan korban. Seorang prajurit Filipina gugur dalam kontak senjata.
Informasi itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2019). Dua WNI yang dibebaskan berinisial SM dan ML. Sementara itu, masih ada 1 WNI lain yang sedang diupayakan pembebasannya yaitu MF.
Pembebasan dua WNI ini berhasil berkat kerja sama pemerintah RI dan Filipina. Keduanya dibebaskan lewat kontak senjata pagi tadi.
"Pemerintah RI menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik dengan Pemerintah Filipina sekaligus mengucapkan duka cita atas gugurnya satu prajurit Filipina dalam operasi pembebasan tersebut," kata Kemlu RI.
Sebelumnya diberitakan, Kelompok Abu Sayyaf yang menculik tiga nelayan asal Indonesia (WNI) dari perairan dekat Lahad Datu, Sabah, Malaysia, dan membawa mereka ke Filipina, meminta uang tebusan sebesar 30 juta Peso (Rp 8,3 miliar) untuk pembebasan mereka. Ketiga WNI itu diketahui telah disandera sejak September lalu.
Seperti dilansir media Malaysia, The Star, Jumat (22/11/2019), permintaan tebusan itu disampaikan dalam rekaman video yang menampilkan ketiga WNI, yang dirilis via Facebook pada Sabtu (16/11).
Dilaporkan bahwa ketiga WNI dibawa ke gugusan Kepulauan Tawi-Tawi di Filipina bagian selatan dan kemudian ke Jolo, yang diketahui merupakan markas Abu Sayyaf. Sejumlah sumber keamanan Filipina menyebut pria bersenjata yang menculik ketiga WNI itu bekerja untuk penculik bagi kelompok Abu Sayyaf, Salip Mura. Menurut sumber-sumber itu, kelompok itu berkeliaran di area perbatasan laut selama berbulan-bulan untuk mencari sasaran untuk diculik.
♖ detik
Dua WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina berhasil dibebaskan. Sementara itu, pembebasan 1 WNI lainnya masih diupayakan.
"Setelah 90 hari dalam penyanderaan, melalui kerjasama erat Indonesia dan Filipina, 2 WNI berhasil dibebaskan dari penyanderaan ASG pada tanggal 22 Des 2019. Satu WNI masih terus diupayakan pembebasannya," kata Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/12/2019).
Sederet langkah diplomasi sudah dilakukan untuk membebaskan 3 WNI ini. Mulai dari pembicaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte hingga pembicaraan Menlu RI Retno Marsudi dan Menhan Filipina. Pebicaraan itu lalu ditindaklanjuti dengan koordinasi di bawah Kementerian Polhukam.
Berkat komunikasi intensif antara intelijen Indonesia dan militer Filipina, lokasi penyandera diketahui. Terjadi kontak senjata pada pagi tadi.
Dalam operasi itu, dua WNI berinisial SM dan ML berhasil dibebaskan sementara 1 sandera berinisial MF masih diupayakan dibebaskan. Seorang prajurit Filipina gugur dalam operasi ini.
"SM dan ML akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan selanjutnya akan segera direpatriasi ke Indonesia," demikian keterangan dari Kementerian Luar Negeri RI.
1 Prajurit Filipina Gugur
Operasi pembebasan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf menelan korban. Seorang prajurit Filipina gugur dalam kontak senjata.
Informasi itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2019). Dua WNI yang dibebaskan berinisial SM dan ML. Sementara itu, masih ada 1 WNI lain yang sedang diupayakan pembebasannya yaitu MF.
Pembebasan dua WNI ini berhasil berkat kerja sama pemerintah RI dan Filipina. Keduanya dibebaskan lewat kontak senjata pagi tadi.
"Pemerintah RI menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik dengan Pemerintah Filipina sekaligus mengucapkan duka cita atas gugurnya satu prajurit Filipina dalam operasi pembebasan tersebut," kata Kemlu RI.
Sebelumnya diberitakan, Kelompok Abu Sayyaf yang menculik tiga nelayan asal Indonesia (WNI) dari perairan dekat Lahad Datu, Sabah, Malaysia, dan membawa mereka ke Filipina, meminta uang tebusan sebesar 30 juta Peso (Rp 8,3 miliar) untuk pembebasan mereka. Ketiga WNI itu diketahui telah disandera sejak September lalu.
Seperti dilansir media Malaysia, The Star, Jumat (22/11/2019), permintaan tebusan itu disampaikan dalam rekaman video yang menampilkan ketiga WNI, yang dirilis via Facebook pada Sabtu (16/11).
Dilaporkan bahwa ketiga WNI dibawa ke gugusan Kepulauan Tawi-Tawi di Filipina bagian selatan dan kemudian ke Jolo, yang diketahui merupakan markas Abu Sayyaf. Sejumlah sumber keamanan Filipina menyebut pria bersenjata yang menculik ketiga WNI itu bekerja untuk penculik bagi kelompok Abu Sayyaf, Salip Mura. Menurut sumber-sumber itu, kelompok itu berkeliaran di area perbatasan laut selama berbulan-bulan untuk mencari sasaran untuk diculik.
♖ detik
Langganan:
Postingan (Atom)