Sabtu, 23 Desember 2017

TNI AL Uji Kelaikan KN Tanjung Datu

TNI Angkatan Laut melaksanakan uji kelaikan kapal yang akan digunakan oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla), yaitu KN Tanjung Datu-1101 pada 16 sampai dengan 22 Desember 2017, di wilayah perairan sekitar Batam. KN Tanjung Datu 1101 merupakan kapal produksi dalam negeri yaitu PT Palindo Marine Shipyard.

Dalam kegiatan ini, TNI AL menerjunkan Tim Kelaikan Materiel dari Dinas Kelaikan Materiel Angkatan Laut (Dislaikmatal) yang dipimpin oleh Letkol Laut (T) Hilman Panungkuran, beserta tiga orang personel tim lainnya yaitu, Mayor Laut (T) Ir. Dwi Suprihantono Putro spesialis bidang platform, Mayor Laut (E) Richard Martin, S.T., M.T., dibantu oleh Serka MES Wiwit Sudiatmoko yang menangani bidang navigasi dan SEWACO (Sensor, Weapon and Command).

Uji kelaikan yang dilaksanakan oleh TNI AL dari tim Dislaikmatal ini, merupakan permintaan langsung Bakamla RI guna memberikan rasa aman atas keselamatan baik personel, materiel, maupun lingkungan selama kapal tersebut dioperasionalkan.

KN Tanjung Datu - 1101 merupakan kapal jenis patroli terbesar yang pernah dibangun di Indonesia. Kapal ini memiliki kecepatan maksimum 18 knot, dengan Panjang 110 M, Lebar 15.5 M dan Tinggi main deck 6.90 M. Kapal ini memiliki kecepatan jelajah 15 knot, dengan kecepatan ekonomis 10 knot. Lambung kapal terbuat dari steel marine grade A, dan Kapal ini akan diawaki sejumlah 76 personel.

Nama KN Tanjung Datu sendiri diambil dari nama daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Kelurahan Temajuk Kecamatan Paloh, Kab. Sambas, Prov. Kalbar, dimana terdapat mercusuar setinggi 43 meter di kawasan hutan lindung lereng Gunung Datu sebagai penanda batas kepemilikan wilayah RI.

  TNI AL  

Jumat, 22 Desember 2017

Hercules C-130H Perkuat Skuadron 32 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh

Hercules TNI AU [yssyforum] ★

S
atu lagi burung besi memperkuat jajaran TNI AU di skuadron 32, Wing 2, Lanud Abdulrachman Saleh, Malang. Yakni pesawat Hercules C-130H dengan nomor A-1337.

Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Abdulrachman, Mayor (Sus) Hamdi Londong Allo menjelaskan, pesawat ini baru datang dari Australia. Pesawat yang dipiloti Mayor (Pnb) Ari Susiono dan Kapten (Pnb) Gintoro W, serta Lettu (Pnb) Bagus P, telah tiba di parking area skadron udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh, Pakis, Malang pada Kamis pagi, (21/12).

Sementara itu, Danlanud Abdulrachman Saleh, Marsma TNI Julexi Tambayong, berpesan kepada air crew maupun groun crew serta seluruh warga Lanud Abd Saleh untuk senantiasa mengedepankan budayakan airmanship. "Serta laksanakan prosedur tetap sesuai SOP (standard operasional procedure) dalam kondisi apapun," tegas Julexi.

Keunggulan C-130H antara lain terbukti dari kemampuan operasinya. Mulai dari dukungan logistik, pasukan, bantuan kemanusian, operasi dan dapat terbang jarak jauh (long range).

Penempatan C-130H di Malang karena Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh sudah mempunyai fasilitas termasuk hangar, teknisi dan peralatan yang lengkap Hercules C-130 yang menjadi pangkalan induknya.

  Jawapos  

TNI AD Butuh Alutsista Tank di Wilayah Perbatasan

MMWT @ IDEF 2017 [sweeneygov] ★

P
engamat militer dari Universitas Padjajaran, Muradi mengatakan Tentara Nasional Indonesia membutuhkan tank untuk memperkuat sistem pertahanan di wilayah perbatasan. Terlebih lagi, Panglima TNI Marsekal hadi Tjahjanto telah berencana memberikan jatah 30 persen bagi TNI Angkatan Darat dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

"Tank skala medium saya kira dibutuhkan untuk menjaga perbatasan," kata dia pada Tempo, Kamis, 21 Desember 2017. Pemberian jatah 30 persen bagi TNI AD itu berkaitan dengan rencana strategis penyediaan alutsista kedua untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF).

Muradi menilai ada tiga aspek yang harus diperkuat dalam memenuhi target Minimum Essential Force (MEF). Yaitu, perkuatan persenjataan untuk pengamanan di perbatasan, persenjataan untuk merespon ancaman yang mengganggu kedaulatan negara, dan persenjataan untuk merespon ancaman konflik bersekala tinggi.

Selain itu, Muradi menyebut panglima perlu memperkuat pasukan. "Perkuatan persenjataan infanteri dan kavaleri menjadi hal yang baik untuk diperkuat," kata dia.

Infanteri ialah pasukan tempur di darat, mereka berjalan kaki dan dilengkapi dengan persenjataan ringan. Mereka dilatih dan dipersiapkan untuk melakukan pertempuan jarak dekat. Sedangkan kavaleri adalah pasukan yang bertempur menggunakan kendaraan lapis baja.

Minimum Essential Force (MEF) merupakan proses untuk modernisasi sistem pertahanan. Program ini dicanangkan sejak pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. MEF dibagi menjadi tiga rencana strategis hingga 2024.

MEF merupakan proses untuk modernisasi alat utama sistem pertahanan Indonesia. Sejak dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2007 lalu, MEF dibagi menjadi tiga rencana strategis hingga tahun 2024. Selain itu juga terdapat tiga komponen postur, yaitu kekuatan, gelar (persebaran penempatan), dan kemampuan.

  Tempo  

Kamis, 21 Desember 2017

Helikopter Apache Akan Di Rakit Dalam Sepekan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdlQBE5Cg2WotmjlHazrudK-7eEwgvbMGYE_8C2Z_CNU0pBqR-ZoQTL8NCpydJ5j1q41g5JWa1wRWv99NW5BeqUvvQNnLHygjrxnWY-0FdEV1PBdLDSX7IWhNm4TeWketEzZr1b-QaL6to/s1600/25446002_apache+%2540SMIDnews.jpgHelikopter Apache TNI AD dalam proses perakitan [SMIDNews]

Sebanyak tiga unit helikopter serang AH-64E Apache buatan Amerika Serikat tiba di Landasan Udara Utama TNI Angkatan Darat (Lanumad) Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/12).

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Sabrar Fadhilah mengatakan, tiga helilopter tersebut tengah dalam proses registrasi dan perakitan.

"Ya, sudah datang kemarin, kalau tidak salah. Sudah datang tiga helikopter Apache. Sekarang tentunya proses penerimaan ada prosedurnya kemudian dicek, registrasi, dan seterusnya," kata dia, kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (20/12).

"Setelah itu, karena kemarin pakai pesawat jadi sekarang dalam proses dirakit," imbuhnya.

Dia memperkirakan, proses perakitan akan memakan waktu sekitar satu pekan. Setelah itu, lanjut dia, pihaknya akan melakukan pengecekan dalam rangka persiapkan penerbangan helikopter.

Fadhilah pun menuturkan, sebanyak dua orang pilot telah dilatih untuk menerbangkan helikopter AH-64E Apache tersebut.

"Mungkin kurang lebih seminggu ya, dirakit di Semarang, skuadronnya di Ahmad Yani," ujar dia.

Selain itu, lima unit helikopter AH-64E Apache yang dibeli dari Amerika Serikat diperkirakan akan tiba di Indonesia pada Maret 2018. Pembelian delapan helikopter ini termasuk dalam program Foreign Military Sales (FMS) untuk menjamin kesiapan alutsista secara maksimal.


  ★ CNN  

RI Akan Terus Belajar Pengelolaan Kapal Selam dari Korea Selatan

Pengerjaan kapal selam pesanan Indonesia di galangan DSME Korea Selatan [w54] ★

Indonesia memesan tiga unit kapal selam dari Korea Selatan melalui mekanisme kerja sama transfer teknologi (ToT). Kapal selam pertama dan kedua yang dipesan Indonesia dibuat di perusahaan pembuatan kapal Korsel, DSME, sedangkan kapal selam ketiga dibuat di galangan kapal dalam negeri PT PAL Indonesia, Surabaya bekerjasama dengan DSME Korsel.

Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan Sumardjono mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki kemampuan untuk memelihara tiga kapal selam tersebut. Untuk itu, ToT dibutuhkan agar Indonesia bisa memelihara kapal selam tersebut di dalam negeri. Hal ini disampaikan Sumardjono usai bertemu Wapres Jusuf Kalla siang ini.

"Ya harus lanjut, kerja sama ini kan bukan soal bangunnya tapi soal memeliharanya kan lebih penting. Kita harus mempunyai kemampuan memelihara," ujar Sumardjono di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (20/12).

"Kalau kita mempunyai kemampuan memelihara, maka tingkat kemampuanya tinggi karena kapal selam ini kan operasi terus kan gitu, arahnya ke sana," sambung Sumardjono.

Sumardjono mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan teknologi tersebut. Di samping dapat melakukan pemeliharaan secara mandiri, diharapkan dengan penguasaan teknologi tersebut, Indonesia mampu meningkatkan kesiapan kapal selam dalam menjalankan tugas.

Lebih lanjut, Sumardjono juga mengatakan bahwa Indonesia sudah siap dalam segi infrastruktur. Untuk itu ia berharap Indonesia tetap fokus dalam upaya transfer teknologi tersebut hingga mampu melakukan pemeliharaan kapal selam secara mandiri

"Infrastruktur kita sudah siap untuk melakukan perbaikan itu. Kalau untuk bangun ya perlu sedikit lagi, kan sayang kalo gak dimaksimalkan."

"(ToT) tetep dilanjutkan dulu, biar fokus sehingga kita mendapatkan teknologinya banyak sehingga sewaktu-waktu melakukan perbaikan lebih confident tidak tergantung orang lagi, artinya kemandirian," pungkasnya.

  Kumparan  

Rabu, 20 Desember 2017

Indonesia Reduces Submarine Requirements from 12 to 8

In Revised Modernisation Plan
[Hiu Kencana] ★

The Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut, or TNI-AL) has reduced the number of submarines it will require under the Minimum Essential Force (MEF) armed forces modernisation blueprint.

Multiple sources from within the service’s headquarters in Cilangkap, East Jakarta, who are privy to details of these discussions that took place at the flag officers level, have confirmed with Jane’s that the original requirement for 12 submarines by 2024 as stipulated under the MEF blueprint has now been reduced to eight.

Given the revised requirements, Indonesia now needs to acquire just three more boats by the deadline set under the MEF.

The TNI-AL currently operates a fleet of two German-built Cakra (Type 209/1300)-class diesel-electric submarines (SSKs) that were commissioned in 1981, and one Nagapasa (Type 209/1400)-class boat, which was built by South Korea's Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), and inducted in August 2017.

The service is currently anticipating the delivery of two more Nagapasa SSKs from DSME, the last of which is scheduled for commissioning in 2021, and is now in the process of establishing final requirements that will subsequently lead to an acquisition programme for further boats.

As reported by Jane’s since April 2017, the TNI-AL has also received a pitch from Turkey’s Gölcük Shipyard to supply a variant of the Reis (Type 214)-class SSK with air-independent propulsion (AIP) technology.

Other options considered by the country include the ‘Kilo’ class from Russia, and a variant of the Scorpene 1000 from France’s Naval Group.

  IHS Janes  

Alokasi 30 Persen Alutsista untuk TNI AD

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan mendengarkan paparan dari Kepala Staf Angkatan Darat soal kendala apa saja yang dihadapi oleh matra darat. Paparan tersebut akan menjadi bahan dalam memetakan prioritas alokasi pembagian alutsista.

Saya baru bisa memetakan prioritas mana yang harus saya realiasikan,” ujarnya di Markas Komando Pasukan Khusus TNI AD, Senin, 18 Desember 2017.

Pemetaan tersebut, kata dia, akan digunakan untuk membagi skalaprioritas realisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dalam rencana strategis kedua. “Sehingga paling tidak 30 persen alutsista yang harus diterima oleh Angkatan Darat,” ucap Hadi.

Minimum Essential Force (MEF) merupakan proses untuk modernisasi sistem pertahanan. Program ini dicanangkan sejak pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. MEF dibagi menjadi tiga rencana strategis hingga 2024.

Hadi menuturkan, saat ini rencana stategis tersebut sudah memasuki tahap dua. Karena itu, dia meminta para Kepala Staf Angkatan Darat menjabarkan kebutuhan dan hambatan mereka. “Minggu depan saya akan dengar paparan Kepala Staf Angkatan Darat,” ujarnya.

Modernisasi alutsista TNI untuk memperkuat kesatuan juga diikuti dengan pengembangan kemampuan prajurit. Hadi mengingatkan, agar terus digelorakan semangat profesional. “Dengan memelihara militansi dan daya juang, tugas negara bisa berjalan dengan baik,” tutur Hadi.

MEF merupakan proses untuk modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia. Sejak dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2007 lalu, MEF dibagi menjadi tiga rencana strategis hingga tahun 2024. Selain itu juga terdapat tiga komponen postur, yaitu kekuatan, gelar (persebaran penempatan), dan kemampuan.

  Tempo  

Tahun Depan 5 Unit Akan TIba

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfvhtKXPQI2khisWGcXqA_9XfasJGPTvQZc9lbbOEbT6ewTtREWJTlxUkweFEcOcGRiCDDno8ehNWQVH_P9Bla8tJqOamysTFAHNTdVJEcqSqqLgBvsEM-IX1zuGwc331QFSA13zrV99tP/s400/apache-tni-ad_20171219_122231.jpgApache TNI AD [TribunNews)]

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan tiga helikopter AH-64 Apache tiba hari ini dari Amerika Serikat. Tiga heli itu merupakan milik TNI Angkatan Darat.

"Sudah ada, tiga unit pesawatnya sudah datang. Saya terima kasih, sudah datang, sehingga pada renstra (rencana strategi) kedua ini secara bertahap kita memiliki alutsista yang sesuai keinginan kita," ucap Hadi di lapangan tembak Wing 1 Paskhas Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (19/12/2017).

Melihat perkembangan itu, Hadi optimistis TNI yang profesional dan modern akan terwujud. Untuk renstra kedua, menurut Hadi, sasaran 30 persen bisa dipenuhi kebutuhannya, sedangkan untuk tahun depan, dia ingin pengadaan lima heli Apache lagi.

"Sehingga sudah mulai terlihat menuju TNI yang profesional dan modern. Di renstra kedua ini sasaran kita sebanyak 30 persen bisa kita realisasikan," kata Hadi.

"Tahun depan lima lagi, jadi ada 1 skuadron full," imbuh Hadi berharap.

Sebelumnya Kapuskom Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Totok Sugiharto mengatakan tiga heli tersebut diangkut menggunakan pesawat Angkatan Udara AS. Ketiga heli itu akan tiba di Semarang hari ini.

"Hari ini tiba di Semarang. Infonya ada tiga unit," kata Totok saat dihubungi detikcom.

Menurut Totok, helikopter itu akan digunakan Penerbangan TNI AD (Penerbad). Saat ini helikopter itu juga akan ditempatkan di Penerbad Ahmad Yani, Semarang.


  ★ detik  

Selasa, 19 Desember 2017

Helikopter AH-64 Apache TNI AD Tiba di Semarang

Di Semarang https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBL3emxnI8R_slRZffI-8sCbbnh_65lzB5yyc66nImj-sPNo7CAhz8986l7NqvZMvv_DIcfYuy_1UKwtTGGlrf_4zSr4qkHo6zujF_-KSmGTyUkUw6iTuNbkUXs4WoGnEy-G1yhGw40HST/s400/apache.jpegHelikopter Apache TNI AD [defence.pk]

Helikopter AH-64 Apache milik TNI Angkatan Darat sudah tiba dari Amerika Serikat (AS) pada Senin (18/12/2017). Helikopter tersebut tiba di Indonesia dengan diangkut menggunakan pesawat Angkatan Udara AS.

Hari ini tiba di Semarang. Infonya ada 3 Unit,” kata Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen Totok Sugiharto saat dihubungi detikcom, Selasa (19/12/2017).

Yang baru saya lihat satu unit keluar dari pesawat angkatan udara Amerika,” imbuh dia.

Brigjen Totok menyatakan helikopter tersebut merupakan pemesanan sebelumnya sejumlah 8 unit. Pada tahun 2018, kata Totok, Indonesia akan menerima kembali helikopter itu.

Iya ini yang baru tahun 2018 akan tiba (sisanya). Saat ini baru lihat satu unit,” ucap Totok.

Menurut Totok, helikopter itu akan digunakan Penerbangan TNI AD (Penerbad). Saat ini helikopter itu juga akan ditempatkan di Penerbad Ahmad Yani, Semarang.

Heli nanti akan ditempatkan Penerbad Semarang,” tutur dia.

Sebelumnya pada tahun 2013, Indonesia sudah memesan 8 helikopter Apache dari perusahaan AS, Boeing. Wamenhan saat itu Sjafrie Sjamsuddin mengatakan nantinya heli Apache itu juga sudah bisa digunakan untuk latihan perang operasi Garuda TNI AD.

2 Heli utama dan 2 heli pendukung,” ujar Sjafrie di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (14/4/2014).

Kepastian soal kedatangan heli ini didapatkan saat Sjafrie bertemu pihak Boeing di Defence Services Asia 2014 yang digelar 14-17 April di Malaysia.

Apache ini telah dipesan sejak 2013 lalu dan akan didatangkan secara bertahap ke Indonesia. Sebelum ini, tahap awal 4 Apache telah lebih dahulu tiba.


  ★ detik  

Komandan Satgas Indobatt Konga XXIII-L/Unifil Kunjungi Blue Line

Batas Netral Lebanon-IsraelKomandan Satgas Indobatt Konga XXIII-L/Unifil Kunjungi Blue Line, Batas Netral Lebanon-Israel [TNI AD]

Diawal masa tugasnya, Komandan Batalyon Mekanis Yonmek (Indobatt) Konga XXIII-L/Unifil Letkol Inf Arfan Johan Wihananto mengunjungi Blue Line sebagai batas netral antara Lebanon-Israel di Lebanon Selatan, Jumat (15/12/2017).

Dalam kunjungannya, Letkol Inf Arfan Johan didampingi mantan Komandan Satgas Indobatt Konga XXIII-K/Unifil Letkol Inf Yudi Gumilar S.pd. yang sudah selesai masa bakti dan beberapa perwira staf Indobatt lainnya.

Lokasi yang dikunjunginya antara lain, TP34 dimana lokasi ini berbatasan langsung dengan wilayah Israel yang hanya dibatasi oleh kawat berduri. Dari laporan anggota yang sedang melaksanakan tugas, di wilayah ini rawan pelanggaran batas wilayah dan sempat terjadi beberapa kali insiden pelanggaran tapi masih bisa diatasi.

Selanjutnya Letkol Inf Arfan Johan mengunjungi TP35 yang tingkat kerawanannya relatif hampir sama dengan TP34, dilanjutkan ke TP36 dan TP37.

Kepada seluruh anggota yang sedang bertugas untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan pedomani semua aturan-aturan UN yang berlaku,” tegasnya.

Melanjutkan kunjungannya, Letkol Inf Arfan mengunjungi Kompi A untuk mengecek kesiapan anggota, karena Kompi A ini adalah Kompi terdepan yang langsung berbatasan dengan Israel.

Selesai memberikan pengarahan kepada perwira di jajaran Kompi, Letkol Inf Arfan melanjutkan perjalanan ke Panorama Point, UNP (United National Post) 9-15, UNP 9-63 dan kunjungan diakhiri di Kompi B dengan melaksanakan Sholat Jumat bersama para anggota di Kompi tersebut.

   TNI AD  

Senin, 18 Desember 2017

Kisah Skadron Udara 51 Saat Terlibat Pembebasan Sandera Warga

Di PapuaSkuadrun 51 tiba di Lanud Supadio setelah menuntaskan misinya bersama tim terpadu dalam pembebasan sandera dan operasi terhadap KKSB di Desa Kimbley Mimika Papua, Jumat (8/122017)

Skadron Udara 51 Elang Pengintai, Pangkalan TNI AU (Lanud) Supadio, terlibat aktif dalam operasi pembebasan ratusan warga Desa Binti dan Desa Kimbley, Tembagapura, Mimika, Papua, beberapa waktu lalu.

Keterlibatan Skadron 51 turut serta menjadi satu diantara unsur terpenting dalam operasi gabungan pembebasan sandera, dalam pengintaian Kelompok Kriminal Seperatis Bersenjata (KKSB) melalui pengoperasian Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV), selama sebulan penuh.

Komandan Skadud 51, Letkol Pnb Arie Sulanjana mengatakan pada misi pembebasan sandera, Skadud 51 punya peranan penting.

Melakukan pemantauan lokasi dan keadaan sandera lewat udara melalui pesawat tanpa awak.

Hal ini dibuktikan dengan kinerja terbaik dari 18 personel yang diterjunkan. Dalam sekali operasi, para personel mengoperasikan PTTA selama tujuh hingga delapan jam. Medan berat dan ekstrimnya lokasi penyanderaan, membuat peran PTTA Skadud 51 semakin krusial,” ujarnya, Jumat (8/12/2017).

Menurutnya dalam pergerakan pemantauan di medan lokasi penyanderaan sangat berat, terdiri dari pegunungan, sungai berjeram-jeram, dan cuaca yang cepat berubah. “Ini jadi tantangan tersendiri,” papar Letkol Pnb Arie Sulanjana.

Tantangan alam, benar-benar jadi masalah tersendiri, karena tingginya gunung di Papua, sekitar 17 ribu feet. Ketinggian ini menuntut pilot PTTA, untuk lebih teliti dan konsentrasi,” ungkapnya.

Ia menceritakan kronologis keterlibatan Skadud 51 dalam pembebasan dalam operasi selama 78 menit. Puncaknya, pada Jumat (17/11/2017), berawal dari laporan hasil pantauan timnya.

Langsung melakukan pergerakan untuk menyelematka sandera dan melumpuhkan para KKSB.

Seluruh sandera, bisa dibebaskan melalui operasi penyelamatan digelar aparat gabungan TNI-Polri, tanpa satupun aparat dan sandera yang terluka,” tuturnya.

Letkol Pnb Arie Sulanjana menjelaskan, anggota menggerakkan PTTA guna memantau secara langsung aktivitas KKSB, termasuk keadaan dan kondisi para sandera.

Sesuai yang direncanakan, maka sebelum hari yang ditentukan untuk pelaksanaan pembebasan sandera, PTTA sudah memantau perkembangan terakhir di lokasi penyanderaan.

Kita terus standby di pangkalan aju di Timika, Kabupaten Mimika. Kita di Bawah Kendali Operasi (BKO) Kodam XVII Cenderawasih,” pungkasnya.

 Danlanud Apresiasi Eksistensi Skadud 51 

Eksistensi Skadud 51 pada operasi terpadu pembebasan sandera warga Desa Binti dan Desa Kimbley, Tembagapura, Mimika, Papua mendapat apresiasi dari langsung dari Danlanud Supadio, Marsma TNI Minggit Tribowo saat tiba di Lanud Supadio, usai menyelesaikan misinya bersama tim terpadu dalam pembebasan sandera, Jumat (8/12/2017).

"Skadud 51 menjadi representasi TNI AU, dalam semua operasi kemanusiaan dan perang. Meskipun Skadron 51, baru saja tapi dari segi operasi telah aktif dalam semua operasi TNI ataupun terpadu. Hal ini jadi kebanggaan TNI AU secara umum,” kata Danlanud.

Danlanud mengungkapkan kontribusi nyata dari Skadud 51 dengan PTTA, baik dalam Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP), jadi harapan besar terhadap peningkatan profesional TNI AU.

"Khusus dalam pelaksanaan OMSP, Skadron Udara 51 turut berperan dalam berbagai misi operasi seperti operasi pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I," ungkapnya.

Demikian juga dengan penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Kalimantan Barat.

PTTA secara aktif memantau perkembangan Hot Spot.

Untuk itu, peningkatan kemampuan personel terus kami lakukan. Skadud 51 jadi kebanggaan Lanud Supadio dan TNI AU. Sehingga, ke depannya akan terus berkarya nyata termasuk juga dalam mendukung pembangunan,” pungkas Marsma Minggit.

  ✈️ Tribunnews  

Minggu, 17 Desember 2017

Tiga BUMNIS Akan Direlokasi ke Lampung

Pembangunan KCR 60 keempat di Surabaya [def.pk]

Pemerintah tengah mengkaji pemindahan tiga industri pertahanan (Inhan) nasional, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL, ke Kabupaten Tanggamus, Lampung. Bahkan, mereka telah merumuskan rencana pembangunan Kawasan Industri Pertahanan itu di kementerian terkait.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pemerintah akan menyiapkan lahan 10.000 hektare (ha) bagi ketiga BUMN tersebut untuk meningkatkan produksi dalam rangka pengembangan industri pertahanan nasional. “Bahkan, kalau bisa lebih dari itu lebih bagus. Sekarang saja luas Pindad cuma 26-40 ha. Tapi nanti kami akan kasih sekitar 3.000 hektare. Lebih besar kan,” jelas Ryamizard seusai memimpin pertemuan mengenai rencana itu dengan seluruh pejabat eselon I dan II Kemhan di Gedung Balai Sudirman, Kemhan.

Sementara mengenai target, Ryamizard mengungkapkan akan segera merealisasikannya dan relokasi ini akan dibiayai dari anggaran negara. “Ini masih proses, butuh waktu 2-3 tahun. Tapi kami harap bisa secepatnya. Untuk anggaran belum tahu, yang pasti dari negara. Karena kalau lima tahun lagi realisasi pemindahan, tidak akan ada lagi tanahnya, jadi harus cepat,” tegas Ryamizard.

Kepala Bappeda Tanggamus Hendra Wijaya Mega yang hadir dalam pertemuan mengatakan, pihak Kemhan telah menyampaikan dua alternatif pembangunan industri pertahanan di wilayahnya. Yang pertama akan menempatkan lokasi di kawasan Register 28 Kabupaten Tanggamus berdampingan dengan Kawasan Industri Maritim. Sementara alternatif kedua mengarah ke Register 27, yakni ke arah utara hutan dan pegunungan.

Hendra menambahkan, dalam forum tersebut, Kemhan meminta Pemkab mencari solusi terbaik terkait untuk mengatasi banyaknya penduduk di kawasan itu. Dia juga menegaskan perlunya penekanan melakukan survei secara cepat dan komprehensif. “Perlu kajian komprehensif data-data pendukung dalam menentukan luasan yang dibutuhkan tiga perusahaan industri pertahanan, mengingat lahan di Pulau Jawa makin sempit,” jelas Hendra.

Selain itu, Hendra juga mengingatkan perlunya koordinasi dengan PT Pertamina dan Refindo agar pengembangan Kawasan Industri Maritim dapat berjalan secara bersama. Apalagi, Pemkab sedang menyiapkan RDTL untuk tiga kecamatan, yaitu Kotaagung Timur, Limau, dan Cukuh Balak. Berdasarkan data BPN, 800 ha lahan Pertamina di sana dalam proses sertifikat oleh BPN Pusat.

Pemkab Tanggamus seperti disampaikan Sekkab Andi Wijaya dan Komandan Kodim 0424/Tanggamus Letkol Anang Prihantono menyambut baik rencana pemerintah pusat,” ujar Hendra.

Sekretaris PT Pindad Bayu Arif Fiantoro menambahkan, pemindahan perusahaan BUMN seperti Pindad ini membutuhkan waktu sekitar lima tahun. Pasalnya, pemindahan tiga BUMN ini memerlukan biaya sangat besar dan tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat.

Kami rasa tidak serta-merta proses pemindahannya, tapi secara bertahap. Jadi di sana produksi, di Bandung juga produksi. Pemerintah juga harus memikirkan nasib lebih dari 3.000 karyawan. Jadi, rencana pindah itu kami pikir baru akan terealisasi lima tahun ke depan, tidak dalam jangka pendek ini karena pasti butuh waktu dan dana tidak sedikit,” jelasnya.

Menurutnya, alasan pemindahan pabrik tersebut lebih karena ingin menyatukan industri pertahanan nasional, seperti PAL Indonesia, PT DI, dan Pindad dalam satu lokasi. Jadi, nantinya seperti kawasan industri yang di dalamnya ada tiga pabrik BUMN tersebut. Saat ini markas Pindad dan PT DI berada di Bandung, sedangkan PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur.

Jadi, rencana pemindahan itu lebih karena ingin menyatukan darat, laut, udara di satu lokasi. Kami kan industri strategis, tidak boleh bersentuhan dengan aktivitas masyarakat. Nanti kayak kawasan industri, jadi satu,” katanya.

  ✈️ sindonews  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...