Sabtu, 09 Januari 2021

TNI AU Kerahkan Helikopter Super Puma

Cari pesawat Sriwijaya Air ILUSTRASI. Prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 (Taifib) Korps Marinir menaikkan perahu karet ke atas KRI Gilimanuk-531 di Dermaga Pelabuhan JICT 2, Jakarta, Sabtu (9/1/2021). [antara]

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menyiagakan helikopter dan pesawat untuk membantu pencarian pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu.

"Merespons hilang kontak pesawat Sriwijaya SJ-218 rute Jakarta-Pontianak, sesuai instruksi Panglima TNI, TNI AU telah menyiagakan helikopter dan pesawat fix wing untuk mendukung operasi pencarian dan pertolongan," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Laksamana Pertama TNI Indan Gilang, Sabtu (9/1).

Indan mengatakan, helikopter yang disiagakan adalah helikopter Super Puma NAS-332 Skadron Udara 6 dan EC-725 Caracal Skadron 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor. Selain helikopter, TNI AU juga menyiapkan pesawat fix wing Boeing 737 Intai Maritim Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanudin Makassar dan CN-295 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. "Personel SAR dari Korpaskhas telah disiagakan," kata Indan.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menyatakan pesawat Sriwijaya Air dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak. "Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta-Pontianak dengan call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB," kata Adita kepada Kompas.com, Sabtu (9/1).

Ilustrasi Helikopter H225M TNI AU [Foto: Dok. Airbus]

Menurut pihak Basarnas, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu diduga jatuh. Ditemukan serpihan yang diduga badang pesawat.

Basarnas akan memulai pencarian ke lokasi pada Minggu (10/1) besok jika malam ini berhasil menemukan titik koordinat lokasi jatuhnya pesawat. Sementara itu, warga sekitar Pulau Lancang mengaku mendengar suara dentuman pukul 15.00 WIB dan sempat disangka suara guruh karena sedang hujan.

Setelah mendengar suara tersebut, warga Pulau Lancang langsung berlayar menuju perairan sekitar Pulau Laki dan telah memperoleh sejumlah puing-puing yang diduga berasal dari badan pesawat.

  ★ Kontan  

TNI AL Kerahkan Kapal Perang dan Pasukan Katak

⚓️ Cari Pesawat Sriwijaya AirPesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 hilang kontak (Sumber: flighradar24.com)

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengerahkan sejumlah kapal perang Republik Indonesia (KRI) dan personel Komando Pasukan Katak untuk membantu pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak, Sabtu (9/1/2021).

"Unsur-unsur TNI Angkatan Laut membantu Search and Resque (SAR) pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang lost contact," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Laut Julius Widjojono dalam siaran pers, Sabtu.

Julius mengatakan, KRI yang dikerahkan berasal dari Komando Armada I dan Lantamal III yakni KRI Teluk Gilimanuk yang mengangkut personel Komando Pasukan Katak, KRI Kurai, KRI Parang.

Kemudian, KRI Teluk Cirebon, KRI Tjiptadi, KRI Cucut-866, KRI Tengiri, serta 2 sea rider Kopaska dan 2 kapal tunda yakni TD Galunggung dan Malabar.

KRI Tjiptadi [mediaindonesia]

"Selain itu, TNI AL juga menyiapkan Heli Nbell 412 EP HU 4205 onboard KRI Bontang posisi sandar dermaga JICT Jakarta siap dukung Operasi SAR," kata Julius.

Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menyatakan pesawat Sriwijaya Air dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak.

"Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta-Pontianak dengan call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB," kata Adita kepada Kompas.com, Sabtu (9/1/2021).

Adita mengatakan, saat ini masih berjalan proses investigasi dan pihaknya juga sedang berkoordinasi dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut jika sudah ada perkembangan lain," ujar dia.

  ⚓️ Kompas  

[Teror] Foto-foto Pesawat MAF di Intan Jaya Papua yang Dibakar KKB

Pesawat perintis milik Mission Aviation Fellowship (MAF) dengan registrasi PK-MAX dibakar KKB di Bandara Kampung Pagamba, Papua.


Ini foto pesawat perintis milik Mission Aviation Fellowship (MAF) dengan registrasi PK-MAX yang dibakar KKB di Bandara Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
 

Pembakaran pesawat MAF PK-MAX dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Rabu (6/1).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan pesawat yang dipiloti WN Amerika atas nama Alex Luferchek berangkat dari Bandara Nabire dengan membawa 2 penumpang masyarakat tujuan Pagamba (bandara perintis milik MAF) Distrik Biandoga, Kabupaten Intan Jaya.
 

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, di Timika, Papua, Jumat (8/1/2021) mengatakan pembakaran pesawat itu diduga sudah direncanakan. dari keterangan pilot, saat pesawat mendarat, tiba-tiba datang 10 orang yang membawa senjata laras panjang.

Mereka lantas meminta sang pilot untuk turun dari pesawat. Para anggota KKB itu, kata Paulus, kemudian menjarah barang bawaan dan membakar pesawat.
 
  detik  

Jumat, 08 Januari 2021

PT LEN Industri Selesaikan HILS PTTA MALE Black Eagle

. PTTA MALE Black Eagle [PT LEN Industri twitter]

Mission System PTTA merupakan sebuah sistem kendali dan manajemen misi dari operasi pesawat drone atau PTTA MALE Black Eagle.

Lingkup yang dikembangkan Len Industri: FCS - Flight Control Sys. (mission system di pesawat), GCS - Ground Control Sys. (mission system di darat sebagai kontrol & pengendali), HILS - Hardware in the Loop Simulation Sys. (wahana testing sebelum integrasi dengan pesawat sesungguhnya)

HILS dan sebagian GCS sudah selesai pada tahun 2019-2020, dan kini sedang mengembangkan FCS-nya. UAV ini mampu mengakomodir misi-misi operasi Surveillance & Reconnaissance (Pengawasan & Identifikasi) serta misi Combat (Penyerangan) jika dibutuhkan.


  LEN industri  

[Video] Penembakan EXOCET MM40 B3 KRI Sultan Iskandar Muda 367

Diposkan KRI Sultan iskandarmuda 367 Penembakan rudal Exocet MM40 Block 3 KRI Sultan Iskandar Muda 367.


  ⚓️ Youtube  

Kamis, 07 Januari 2021

PT PAL Indonesia (Persero) Sukses Luncurkan Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) Pesanan TNI AL

Diberi nama Kapal dr. Wahidin Soedirohusodo dengan no 991 Kapal BRS pertama produksi PAL [PAL Indonesia] 

PT
PAL Indonesia (Persero) sukses luncurkan Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS). Hal ini ditandai dengan kegiatan seremoni Shipnaming dan Launching Kapal BRS.

Kapal BRS pesanan TNI AL tersebut secara resmi diberi nama Kapal dr. Wahidin Soedirohusodo oleh Ibu Vero Yudo Margono.

Kapal BRS merupakan salah satu improvement teknologi rancang bangun kapal dari type LPD (Landing Platform Dock) dan #PTPALIndonesia telah mendapatkan sertifikat Paten/ HAKI atas desain teknologi tersebut.

Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Yudo Margono hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan menyatakan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi industri dalam negeri dalam pemenuhan kebutuhan alutsista nasional.

Dalam sambutannya tersebut disampaikan bahwa Plt Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Ibu Etty Soewardani menyampaikan bahwa sesuai dengan namanya BRS (Bantu Rumah Sakit), kapal ini memiliki kemampuan setara Rumah Sakit Tipe C ditambah dengan sejumlah peralatan medis seperti CT Scan dan X-Ray, hingga Ruang Isolasi yang sangat bermanfaat untuk penanggulangan wabah menular seperti #COVID19.

  ★ PAL Indonesia  

[Teror] Kogabwilhan III Sebut Kelompok Bersenjata Bakar Pesawat

✈ Di Nabire ✈ Ilustrasi razia barang bawaan pesawat di Bandara Nabire Papua. (Humas Polda Papua)

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III TNI, Kolonel CZI Gusti Nyoman Suriastawa, menyebutkan massa yang diduga merupakan anggota kelompok bersenjata membakar pesawat terbang nomor registrasi PK MAK di Bandar Udara Nabire.

Suriastawa ketika dihubungi melalui telepon selularnya di Jayapura, Kamis, membenarkan ada kejadian pembakaran terhadap pesawat seri PK MAK sesuai yang diberitakan otoritas MAF di Nabire. "Massa yang ditunggangi KKB melakukan tindakan brutal, kondisi ini diciptakan KKB untuk memberi rasa takut terhadap masyarakat," katanya.

Menurut dia, hal ini sebagai tindak lanjut, di mana sebelumnya KKB pernah mengeluarkan pernyataan yang berisi ancaman. "Pernyataan mengancam ini ditujukan terhadap setiap penerbangan sipil yang ada di wilayah Papua maupun Papua Barat," ujarnya.

Ia menjelaskan, aksinya dimulai dengan dilakukan penembakan terhadap beberapa pesawat sipil termasuk penembakan terhadap pesawat helikopter PT Freeport Indonesia (PT FI) beberapa hari sebelumnya.

"Dan kini dilakukan pembakaran pesawat MAF, sehingga diimbau agar masyarakat jangan mudah terprovokasi kebringasan KKB," katanya.

Ia menambahkan masyarakat diminta tetap tenang dan membantu pemerintah untuk membangun Papua dan Papua Barat agar bisa maju serta sejahtera.

Sebelumnya, pesawat udara nomor registrasi PK MAK milik MAF dijadwalkan terbang menuju Intan Jaya pada pukul 06.00 WIT, setelah sempat terbang beberapa menit, karena kondisi cuaca buruk maka pesawat tersebut harus kembali ke Nabire.

Setelah cuaca membaik, pesawat kembali diagendakan terbang ke Intan Jaya pada pukul 09.40 WIT.

Namun terjadi penumpukan penumpang yang akhirnya masyarakat saling berebutan kursi, akhirnya kelompok bersenjata memprovokasi sampai akhirnya membakar pesawat.

  antara  

Rabu, 06 Januari 2021

PT PAL Besok Launching Kapal BRS Pertama

Pesanan pertama dari dua yang dipesan Kapal BRS produk PAL Indonesia [IG] 

A
da yang tahu besok tepatnya 7 Januari 2021, PT PAL Indonesia (Persero) akan laksanakan Launching Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) #1

Yaps betul, Satu dari dua kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) pesanan TNI AL akan segera launching pada besok hari 7 Januari 2021.

Kapal BRS TNI AL ini memiliki panjang 124 meter, lebar 21,8 meter dan mampu mengakomodasi Kru, Relawan dan pasien sebanyak 651 orang. Kapal tersebut juga mampu melaju dengan kecepatan maksimal 18 knot serta endurance 30 hari.

Kapal BRS ini juga mampu untuk menampung 2 unit helikopter di dek dan 2 unit ambulance boat.

  ★
PAL indonesia  

Densus 88 Tembak Mati 2 Terduga Anggota JAD

Di Makassar https://statik.tempo.co/data/2021/01/06/id_992210/992210_720.jpgDensus 88 menembak mati 2 anggota JAD di sebuah perumahan di Makassar pada Rabu, 6 Januari 2021. (Istimewa)

Dua terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulawesi Selatan ditembak mati pada Rabu, 6 Januari 2021. Polisi menembak keduanya saat akan ditangkap di salah satu perumahan mewah di Makassar.

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Komisaris Besar Witnu Urip Laksana mengatakan penangkapan dilakukan oleh Datasemen Khusus (Densus) 88 dan tim gabungan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Polrestabes Makassar. “Belum diketahui identitasnya,” kata Witnu kepada wartawan, Rabu 6 Januari 2021.

Menurut dia,polisi terpaksa menembak karena keduanya melawan. Keduanya, kata Witnu, memiliki keterkaitan pada pengeboman gereja di Filipina.

Ia mengatakan, kepolisian masih melakukan pengembangan dan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Informasi yang diperoleh dua terduga teroris inisial MR dan SA ditangkap tim Densus 88 Mabes Polri di perumahan mewah di Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Saat ini Densus 88 dibantu TIM Gegana Polda masih melakukan penyisiran.

 Terlibat Pengeboman Gereja Filipina 

Polisi menyebut dua teroris yang ditembak mati di Makassar terlibat insiden pengeboman gereja di Filipina. “Berkaitan di Jolo, Filipina,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Komisaris Besar Witnu Urip Laksana, Rabu, 6 Januari 2021.

Dua terduga teroris disinyalir merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulawesi Selatan. Densus 88 Antiteror menembak mati keduanya saat akan ditangkap di di salah satu perumahan mewah di Makassar, Rabu 6 Januari 2021 sekitar pukul 06.00 WITA.

Menurut dia, keduanya ditembak karena melawan. Polisi masih melakukan pengembangan dan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Informasi yang diperoleh dua terduga teroris inisial MR dan SA ditangkap tim Densus 88 Mabes Polri di perumahan mewah di Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Saat ini Densus 88 dibantu TIM Gegana Polda masih melakukan penyisiran.

  Tempo  

[Dunia] Korsel Kirim Delegasi Khusus ke Iran

Untuk Pembebasan Kapal Tanker Kapal tanker berbendera Korsel, Hankuk Chemi, dikawal kapal Garda Revolusi Iran, dalam foto yang dirilis Tasnim News Agency pada 4 Januari (Tasnim News Agency via AP)

Otoritas Korea Selatan (Korsel) mengirim delegasi khusus ke Iran untuk mengupayakan pembebasan kapal tanker yang disita di perairan Teluk oleh militer Iran.

Sementara seorang diplomat senior Korsel akan melanjutkan rencana kunjungan ke Teheran pada Minggu (10/1) mendatang di tengah ketegangan terkait lebih dari US$ 7 miliar dana Iran yang dibekukan di bank Korsel karena sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS).

"Dalam waktu sedini mungkin, delegasi tingkat kerja yang dipimpin oleh direktur regional akan dikirim ke Iran untuk berupaya menyelesaikan masalah di lapangan melalui negosiasi bilateral," cetus juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel, Choi Young-Nam, seperti dilansir Reuters, Selasa (5/1/2021).

Pengerahan itu diumumkan saat Kementerian Luar Negeri Korsel memanggil Duta Besar (Dubes) Iran untuk Korsel guna mendesak pembebasan kapal tanker berbendera Korsel dan 20 anak buah kapal (ABK) di dalamnya.

Kapal tanker bernama Hankuk Chemi itu membawa muatan kargo ethanol lebih dari 7 ribu ton, saat disita militer Iran pada Senin (4/1) waktu setempat, karena tuduhan pelanggaran polusi seperti dilaporkan media-media Iran. Kapal tanker itu, menurut Associated Press, sedang berlayar dari Jubail, Arab Saudi menuju Fujairah, Uni Emirat Arab saat dicegat miiter Iran.

 Ada ABK WNI 


Saat ditanya soal status ABK kapal sebelum dia memenuhi panggilan di Kementerian Luar Negeri Korsel, Dubes Iran, Saeed Badamchi Shabestari, menuturkan kepada wartawan bahwa 'semuanya selamat'. ABK di dalam kapal tanker itu, menurut Garda Revolusi Iran, berasal dari Indonesia, Myanmar, Korsel dan Vietnam. Tidak dijelaskan secara detail berapa jumlah ABK asal Indonesia.

Kementerian Pertahanan Korsel dalam pernyataan seperti dilansir Associated Press, menyatakan telah mengirimkan unit anti-pembajakan ke dekat Selat Hormuz -- berupa kapal destroyer kelas 4.000 ton dengan 300 pasukan di dalamnya. Choi menambahkan bahwa seorang diplomat Korsel yang berkantor di Iran telah dikirimkan ke lokasi kapal tanker itu ditahan.

Operator kapal tanker itu, Taikun Shipping Co. Ltd. yang berbasis di Busan, menuturkan kepada Reuters bahwa tidak ada indikasi yang menunjukkan bahwa sebelum penyitaan dilakukan, pihak berwenang Iran sedang menyelidiki kemungkinan pelanggaran aturan lingkungan.

"Jika itu benar-benar pencemaran laut, seperti mereka (media Iran-red) katakan, penjaga pantai seharusnya mendekati kapal terlebih dahulu. Tapi sebaliknya, tentara bersenjata yang mendekati awak kapal dan mengatakan mereka perlu diselidiki," ucap Direktur Manajemen Taikun, Lee Chun-hee.

Insiden ini terjadi sebelum Wakil Menteri Luar Negeri Korsel, Choi Jong-kun, melakukan kunjungan terjadwal ke Teheran untuk membahas tuntutan Iran agar dana yang dibekukan di Korsel, bisa dicairkan. Kementerian Luar Negeri Korsel menyatakan Wakil Menteri Choi akan tetap melakukan kunjungan dan membahas 'berbagai isu' antara kedua negara.

 Korsel Kerahkan Kapal Perang ke Selat Hormuz 

Kapal tanker MT Hankuk Chemi yang membawa 7.200 ton "bahan kimia berbasis minyak" ditahan otoritas Iran atas dugaan pelanggaran batas wilayah dan pencemaran lingkungan, demikian klaim Garda Revolusi. Saat ini kapal tersebut berlabuh di pelabuhan Bandar Abbas.

MT Hankuk Chemi yang membawa 20 orang awak, beberapa diantaranya berasal dari Indonesia, sedang berlayar dari Jubail di Arab Saudi ke Fujairah di Uni Emirat Arab saat disergap militer Iran, Senin (4/1). Semua awak kapal diberitakan berada dalam tahanan aparat keamanan.

Menanggapi insiden tersebut, pemerintah di Seoul bereaksi cepat dengan mengirimkan unit anti bajak laut, Cheonghae, ke Selat Hormuz. Pasukan khusus ini tiba dengan menumpang kapal perusak Coi Young selasa (5/2). Belum jelas misi apa yang diemban pasukan elit anti perompak Korea Selatan tersebut.

Sejauh ini pemerintah di Seoul mengindikasikan akan menggunakan jalur diplomatik guna meluruskan situasi. Kemenlu Korea Selatan sudah menyatakan bakal mengirimkan delegasi ke Iran "sedini mungkin" untuk menegosiasikan pembebasan.

Perusahaan yang mengoperasikan MT Hankuk Chemi, DM Shipping, menolak tuduhan pemerintah Iran bahwa kapalnya melanggar protokol lingkungan. Kepada Reuters, manajemen perusahaan mengatakan awalnya Garda Revolusi mengklaim ingin melakukan pemeriksaan tak terjadwal, namun kemudian memerintahkan kapten kapal mengubah haluan dan melabuh ke pelabuhan Iran.

Setelah kehilangan kontak dengan kapten kapal, perusahaan mengaku menerima alarm anti bajak laut dari MT Hakuk Chemi. Adapun kamera pengawas yang dipasang di atas kapal dimatikan tidak lama setelah kejadian.

Unit Cheonghae sudah bermukim di Teluk Aden sejak tahun 2009 untuk menangkal ancaman bajak laut di kawasan itu. Pasukan berkekuatan 302 orang itu mengoperasikan kapal perusak berbobot 4.500 ton yang memiliki helikopter anti-kapal selam dan tiga kapal cepat, menurut buku putih pertahanan Korsel tahun 2018. Eskalasi menyusul pembekuan aset?

Insiden di Selat Hormuz terjadi ketika kedua negara sedang bersitegang ihwal aset Iran senilai USD 7 miliar atau setara dengan hampir Rp 140 triliun. Dana hasil penjualan minyak itu diparkir di bank-bank Korsel dan dibekukan menyusul sanksi AS.

Televisi Iran sebelumnya sempat mengabarkan, Wakil Menteri Luar Negeri Korsel Choi Jong-kun dijadwalkan akan menyambangi Teheran pada awal pekan depan buat membahas tuntutan Iran perihal asetnya tersebut. Namun Selasa (5/1) Kemenlu di Seoul mengumumkan "saat ini belum ada kejelasan" terkait lawatan Choi.

Korea Selatan merupakan salah satu pelanggan terbesar pembeli minyak dari Iran. Mei 2020 silam, pemerintah di Seoul menunda pembelian minyak Iran setelah ditekan Amerika Serikat.

Abdolnaser Hemmati, Gubernur Bank Sentral Iran, mengklaim dana tersebut dibutuhkan untuk pemulihan pasca pandemi. Hingga pertengahan tahun lalu, Teheran dan Seoul masih menegosiasikan pembelian obat-obatan dan perlengkapan medis bernilai jutaan Dollar.

Pada Desember silam Teheran mengeluhkan gagal mencairkan dana sebesar USD 180 juta di Korea Selatan untuk membeli vaksin Covid-19, lapor Financial Times.

Meski demikian pemerintah di Teheran bersikeras menuntut Seoul, untuk mencairkan uangnya yang dibekukan tersebut. Kantor berita Iran, ILNA, menulis Minggu (3/1), kantor Kepresidenan dan Kamar Dagang Iran-Korsel sepakat akan membarter dana tersebut. Produk yang dibutuhkan Iran mencakup bantuan kemanusiaan, produk petrokimia, suku cadang kendaraan dan perlengkapan rumah tangga. (ita/ita)

  ★ detik  

Selasa, 05 Januari 2021

Alutsista Kami Tak Mampu Kover Seluruh Laut Indonesia

  Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono (tengah) menjelaskan penemuan alat berupa 'Sea Glider' saat konferensi pers di Pushidrosal, Ancol, Jakarta, Senin (4/1/2021). (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengakui alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI AL belum mampu mendeteksi seaglider di wilayah laut Indonesia secara keseluruhan.

Oleh karena itu, menurutnya, sangat memungkinkan bagi peralatan seperti unmanned underwater vehicle (UUV) yang kemudian diketahui sebagai seaglider lalu-lalang di bawah permukaan laut Indonesia tanpa terdeteksi.

"Alutsista kami juga tidak mampu mengover seluruh area, jadi sangat memungkinkan mereka lalu-lalang," kata Julius saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/1).

Pernyataan ini disampaikan Julius saat ditanya perihal langkah-langkah yang sudah dilakukan TNI khususnya Angkatan Laut berkaitan dengan temuan benda-benda mirip rudal, yang salah satunya ditemukan di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan pada 26 Desember 2020.

Benda yang ditemukan seorang nelayan itu dipastikan sebagai seaglider. Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) akan menyelidikinya untuk mengetahui asal negara dan kegunaan benda tersebut.

Meski begitu sesuai dengan penjelasan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono peralatan itu mungkin bisa terdeteksi oleh kapal milik Indonesia jika kebetulan tengah melintas di wilayah yang memang banyak terdapat seaglider milik asing.

Dengan catatan, kapal-kapal Indonesia itu menyalakan sonar untuk mendeteksi benda-benda asing di kedalaman laut.

"Sesuai penjelasan Bapak Kasal di Pushidrosal lalu, kalau pas lewat kapal-kapal kita yang punya sonar, bisa saja kedapatan (ada seaglider)," kata dia.

Namun, menurutnya, Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas. Sehingga tak bisa semua titik diawasi dalam waktu bersamaan. Lagi pula sebetulnya kata Julius, seaglider ini bekerja untuk keperluan riset.

Alat ini juga kebanyakan diluncurkan oleh kapal-kapal asing yang tengah melakukan survei dan riset di suatu wilayah, termasuk di Indonesia.

"Seaglider ini dilepaskan dari kapal-kapal survei, untuk itu instansi yang bekerja sama dengannyaharus laporan ke TNI AL," kata dia.

Berdasarkan data yang diberikan Julius kepada CNNIndonesia.com, diketahui persebaran seagrider dan juga agro float -benda yang mirip dengan seaglider, telah banyak tersebar di perairan Indonesia.

Dari data itu diketahui, agro float dan seaglider paling banyak menyebar di perairan Sumatera, Sulawesi dan Jawa. Sementara itu, terkait alutsista milik TNI AL per 2020 dari informasi yang dihimpun, sebanyak 282 jenis alutsista dimiliki matra yang kini dipimpin Yudo itu.

Masing-masing yakni tujuh kapal fregat, 24 kapal korvet, lima kapal selam, 156 kapal patroli dan 10 kapal penyapu ranjau. (tst/pmg)

  ★ CNN  

Senin, 04 Januari 2021

TNI AL Ungkap Fungsi Seaglider

Benda Mirip Rudal di Selayarhttps://akcdn.detik.net.id/visual/2021/01/01/benda-mirip-rudal-di-selayar_169.jpeg?w=650Seaglider yang ditemukan nelayan di Selayar, Sulawesi Selatan. (Arsip Istimewa via Detikcom)

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono menyebut seaglider adalah salah satu peralatan di bidang kelautan yang memang bisa digunakan di industri pertahanan dan militer.

Salah satu kegunaan peralatan ini di bidang militer dijelaskan Yudo yakni sebagai pembuka jalan kapal selam di wilayah laut dalam. Kegunaan ini juga berlaku untuk alat yang ditemukan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan oleh seorang nelayan yang telah dipastikan sebagai seaglider.

"Kalau dipakai pertahanan, mungkin bisa digunakan data kedalaman ataupun layer lautan tadi, supaya kapal selam tidak dideteksi," kata Yudo saat menggelar konferensi pers di Markas Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidrosal) TNI AL, Ancol, Jakarta Utara, Senin (4/1).

Yudo mengatakan seaglider bekerja sepenuhnya di bawah laut. Alat ini akan menyelam untuk mencari data, pemetaan jalan hingga berbagai informasi berkaitan dengan oseanografi yang dibutuhkan oleh pengguna atau operator alat tersebut.

Setelah data terkumpul, seaglider akan mengirim dengan cara naik beberapa saat ke permukaan untuk memancarkan sinyal yang bisa ditangkap satelit pendeteksi. Meski begitu menurut Yudo, data yang didapat alat ini juga tak begitu rahasia, lantaran semua data bisa diakses di situs web yang disediakan berkaitan dengan alat ini.

Namun Yudo tak merinci dengan jelas laman situs web yang bisa diakses untuk mengetahui hasil tangkapan data dari alat-alat yang disebut banyak menyelam di perairan lepas.

Lebih lanjut, Yudo juga merinci bila memang alat ini digunakan untuk mencari jalan kapal selam, alat ini akan menyelam ke wilayah perairan pekat. Sebab kata dia, kondisi laut yang pekat dapat menghindarkan pergerakan kapal selam dari deteksi sonar.

Oleh karena itu, secara logika dan hitung-hitunganan kapal selam dapat melenggang bebas tanpa takut terdeteksi siapa pun.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0zP5sRSlqTzrWHeyNGK7rpvzY8isJYerRgmRgUxE9oipkBv5ktjowVoKsx0M98SrWeWaypmCXZjlQSpeae3st7ADtwTfj2QTfJFC1rYzF0ysdOg2VaOktsu_QwZoupFkqEDyCdYm4uX9a/s320/Screenshot_2021-01-04+135757020_3640463486039130_812044152226760665_o+jpg+%2528JPEG+Image%252C+1339+%25C3%2597+692+pixels%2529+%25E2%2580%2594+Scaled+%252891%2525%2529.pngSea Glide buatan China [navalnews]

"Dicari kedalaman dan layer-nya yang pekat atau tidak. Kalau pekat, biasanya kapal selam tersebut tidak dideteksi oleh sonar kapal laut. Mereka bisa bertahan melalui rute-rute yang dia lihat di data tersebut (bahwa) kedalaman air lautnya sangat pekat," kata Yudo.

Dalam kesempatan itu, Yudo juga mengakui hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan negara asal pemilik seaglider yang ditemukan di perairan Selayar itu. Dia juga memberi waktu satu bulan kepada anak buahnya untuk meneliti dan mencari tahu negara asal hingga kegunaan apa seaglider yang kini disimpan di Markas Pushidrosal itu.

"Saya beri waktu satu bulan pak Kapushidros untuk bisa menentukan atau membuka hasilnya biar ada kepastian," kata Yudo.

Seaglider yang kemudian disebut sebagai drone bawah laut ditemukan seorang nelayan di Selayar, Desa Majapahit, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. Nelayan itu disebut tengah memancing saat menemukan alat tersebut terombang-ambing di perairan Selayar.

Sebelumnya Ahli pertahanan dan keamanan Australian Strategic Policy Institute, Malcolm Davis menduga benda tersebut adalah drone bawah laut yang dikirim China untuk memahami oseanografi dan sifat batimetri bawah laut wilayah tersebut.

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap remeh penemuan UUV (unmanned underwater vehicle) itu.

Drone tersebut diduga milik China. Pemerintah diminta segera menetapkan langkah-langkah strategis terkait hal itu.

"Kemenhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AL tidak boleh memandang remeh hasil temuan ketiga UUV beberapa waktu yang lalu. Jangan sampai konsentrasi menghadapi Covid-19 kemudian mengurangi Kewaspadaan Nasional terhadap bahaya perang besar di Laut Cina Selatan," kata Susaningtyas di Jakarta, Senin (4/1).

Nuning, sapaannya, mengatakan penemuan UUV itu merupakan fakta bahwa penggunaan unmanned system (sistem tanpa awak) telah dilakukan oleh berbagai negara maju di laut. (tst/sur)

 TNI Diminta Waspada Perang Besar 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlw11DEz0Z4damplwzCdWjsldZoZwLJL2wok1Ts9MeFhxqcYp0Wp582HZ-ou4Wlm2f0AcmxIZht3xRrlEidXg77Qj4dzQAUaxLfxB5WIgeMo2M5Z7rsBaLmteYOFFi1ADw5xCSmhQtV64W/s1181/Screenshot_2021-01-04+135489084_3640462692705876_6572657522440466330_o+jpg+%2528JPEG+Image%252C+1200+%25C3%2597+643+pixels%2529+%25E2%2580%2594+Scaled+%252898%2525%2529.pngSea Wing Glider China [covertshores]

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap remeh penemuan UUV (unmanned underwater vehicle) atau drone di Pulau Tenggol, Masalembu dan Kepulauan Selayar.

Drone tersebut diduga milik China. Pemerintah diminta segera menetapkan langkah-langkah strategis terkait hal itu.

"Kemenhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AL tidak boleh memandang remeh hasil temuan ketiga UUV beberapa waktu yang lalu. Jangan sampai konsentrasi menghadapi Covid-19 kemudian mengurangi Kewaspadaan Nasional terhadap bahaya perang besar di Laut Cina Selatan," kata Susaningtyas di Jakarta, Senin (4/1).

Nuning, sapaannya, mengatakan penemuan UUV itu merupakan fakta bahwa penggunaan unmanned system (sistem tanpa awak) telah dilakukan oleh berbagai negara maju di laut.

UUV yang ditemukan oleh prajurit TNI AL berlabel Shenyang Institute of Automation Chinese Academic of Sciences merupakan platform khusus yang dirancang untuk mendeteksi kapal-kapal selam Non-Chinese. Alat itu juga bisa merekam semua kapal-kapal yang beroperasi di perairan Asia Tenggara dan Laut Cina Selatan.

Menurut Nuning penemuan UUV ini menunjukkan bukti bahwa perairan Indonesia menjadi "spill over" adu kekuatan militer antara China dan Amerika Serikat berikut sekutunya.

"UUV ini masuk ke dalam kategori platform penelitian bawah laut. Namun tidak menutup kemungkinan China atau negara lainnya sudah meluncurkan USSV (Unmanned Sub-Surface Vehicle) yang sudah membawa persenjataan. USSV ini lebih berbahaya daripada UUV," katanya.

https://akcdn.detik.net.id/visual/2021/01/01/benda-mirip-rudal-di-selayar-2_169.jpeg?w=650Penemuan Sea Wing Glider di Sulawesi Selatan

Wanita yang biasa disapa Nuning ini menjelaskan, semua UUV yang ditemukan dalam kondisi malfunction dan bukan expired, yang artinya ada kendala teknis internal di dalam sistemnya.

Dari analisa awal, ketiga UUV diperkirakan sudah memiliki jam selam lebih dari 25.000 atau mendekati 3 tahun. Kemungkinan besar UUV tersebut diluncurkan November 2017.

Menurut dia, langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah terkait penemuan UUV itu, yakni pertama, dari aspek hukum, perlu segera ditetapkan peraturan penggunaan semua jenis unmanned system di wilayah Indonesia baik UAV di udara, USV di permukaan laut maupun UUV di bawah permukaan laut.

Sejalan dengan itu, lanjut Nuning, juga dibutuhkan peraturan pemerintah yang menentukan tata cara menghadapi "illegal research" (penelitian ilegal) di perairan Indonesia, mulai dari perairan kepulauan hingga zona ekonomi eksklusif (ZEE).

Selain itu, Kementerian Pertahanan dapat mengajak Kementerian Perhubungan untuk segera memasang underwater detection device (UUD/alat deteksi di dalam laut) di seluruh Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan semua selat strategis untuk memantau semua lalu lintas bawah laut, utamanya di Selat Malaka, Laut Natuna, Selat Makassar, Selat Sunda dan Selat Lombok.

"TNI AL harus segera melengkapi Puskodal-nya dengan sistem pemantauan bawah laut diperkuat dengan 'Smart mines' yang dapat dikendalikan secara otomatis atau manual. Kapal-kapal perang TNI AL juga harus dilengkapi dengan Anti-USSV System yang dapat menghadapi serangan USSV," papar Nuning.

TNI AL juga harus meningkatkan sistem pendidikan bagi prajurit TNI AL agar memiliki kecakapan melakukan peperangan Anti-USSV sebagai bagian dari kemampuan peperangan anti-unmanned system. (Antara/wis)

 ♖
CNN  

2 Kodam di Papua Peroleh Kendaraan ILSV J-Forces Armored

Penyerahanan Sertifikat Kelaikan Militer Pengadaan ILSV J-Forces Armored Kodam XVII Cendrawasih dan ILSV J-Forces Armored Kodam XVIII Kasuari Kendaraan taktis ILSV J-Forces Armored [Kemhan]

P
usat Kelaikan Kemhan RI melaksanakan kegiatan Penandatanganan dan Penyerahan Sertifikat Kelaikan Militer ILSV J-Forces Armored Kodam XVII/Cendrawasih dan ILSV J-Forces Armored Kodam XVIII/Kasuari kepada PT. Jala Berikat Nusantara Perkasa yang diwakili oleh Bapak Idin selaku penyedia materiil.

Pada kegiatan penyerahan sertifikat Laksma TNI Teguh Sugiono, S.E., M.M di dampingi oleh Ketua IMLA (Indonesian Military Landworthiness Authority) Kolonel Cpl Dadang Hidayat S.Sos. M.M, beserta beberapa Inspektor IMLA. Kegiatan berjalan lancar dengan selalu memperhatikan dan mematuhi Protokol Kesehatan Covid-19.

Penandatanganan dan Penyerahan Sertifikat Kelaikan Militer ILSV J-Forces Armored Kodam XVII/Cendrawasih dan ILSV J-Forces Armored Kodam XVIII/Kasuari dilaksanakan setelah seluruh proses kegiatan Sertifikasi Kelaikan Militer yang meliputi kegiatan Aplikasi, Verifikasi Dokumen/Review Document, Pemeriksaan Kesesuaian/Conformity Inspection dan Pengujian Fungsi/Functional Test yang telah dilaksanakan oleh Tim IMLA (Indonesian Military Landworthiness Authority).

Kendaraan ini merupakan jenis kendaraan khusus digunakan kegiatan VVIP. Kedepannya kendaraan tersebut akan bergabung dan digunakan oleh Kodam XVII/Cendrawasih dan Kodam XVIII/Kasuari.

  Kemhan  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...