➶ Diposkan IMI R-Han 450 merupakan roket darat-ke-darat dengan jarak 100 km dan kecepatan 4,7 Mach [IMF]
R-Han 450 tahap II-III di Balai Uji Teknologi LAPAN Pamempeuk Garut, Jawa Barat.
Uji dinamis pengembangan roket jarak 100 Km ground to ground/R-Han 450 tahap II-III disaksikan oleh Kabalitbang Kemhan Dr. Anne Kusmayati, Ses Balitbang Kemhan Laksma TNI Ir. A. Budiharja Raden, Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Brigjen TNI Abdullah Sani, Deputi LAPAN Dr. Rika Andiarti, GM Divisi Migas PT. Dahana Bapak Heri Heriswan, Kabid Matra Darat Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Inf Setya hari, S.H., para pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI, tim uji dinamis dari PT. LAPAN serta personel yang terkait.
✈️ Pesawat SU35 [marina]
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan telah memastikan pembelian pesawat tempur Sukhoi-35 untuk menggantikan F-5 Tiger milik TNI Angkatan Udara.
Salah satu yang ditekankan dalam kontrak pembelian pesawat canggih generasi 4,5 dari Rusia itu adalah terkait dengan transfer of technology (ToT) yang akan didapatkan oleh Indonesia.
Ketua Bidang Transfer Teknologi dan Offset Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Laksamana Muda (Purn) Rahmad Lubis, mengungkapkan, ada dua teknologi yang akan ditekankan oleh pemerintah Indonesia dari kesepakatan kontrak pembelian Sukhoi-35.
Dua teknologi itu, sebut Lubis, yakni di bidang pemeliharaan dan juga produksi komponen dari pesawat tempur Sukhoi-35 tersebut.
“Jadi untuk pengganti pesawat F-5 Tiger dalam hal ini Sukhoi-35, kita akan minta ToT untuk pemeliharaan, kemudian produksi komponen,” kata Lubis di kantor Kemhan, Jakarta, Jumat (28/12/2018).
Menurut Lubis, pihaknya akan terus mendorong dan memberikan pemahaman terhadap pihak Rusia untuk memberikan pengetahuan teknologi tersebut.
Pasalnya, menurut dia, kewajiban ToT dalam setiap pembelian alutsista dari luar negeri itu adalah perintah dari undang-undang.
“Kita harus pahamkam ke mereka bahwa itu undang-undang yang akan menjadi konsekuensi serius dari pemerintah kalau tidak menaati undang-undang itu,” tegasnya.
Dia menilai, dua teknologi itu sangat penting untuk didapatkan oleh pemerintah Indonesia dan industri pertahanan. Dengan begitu, menurutnya, pihak Rusia berkewajiban untuk memenuhi keinginan pemerintah Indonesia tersebut.
“Jadi kita tahu bagaimana cara memproduksi komponen dan bagaimana cara merawat Sukhoi-35,” tandasnya.
➶ Jarak 100 Km dengan kecepatan mencapai 4,7 Mach Puslitbang Alpalhan melaksanakan uji dinamis pengembangan roket jarak 100 Km ground to ground/ R-Han 450 tahap II-III di Balai Uji Teknologi LAPAN Pamempeuk Garut, Jawa Barat.
Kegiatan diawali sambutan pertama oleh Deputi LAPAN Dr. Rika Andiarti, kemudian sambutan kedua oleh Kabalitbang Kemhan Dr. Anne Kusmayati, sambutan ketiga dari Dirtekbang PT. Dahana Bapak Heri Heriswan, pembacaan doa, dilanjutkan uji dinamis pengembangan roket jarak 100 Km ground to ground/ R-Han 450 dari tim PT. LAPAN dan terakhir evaluasi hasil pelaksanaan uji dinamis pengembangan roket jarak 100 Km ground to ground/ R-Han 450.
Dalam pelaksanaannya, program pengembangan roket jarak 100 Km ground to ground/ R-Han 450 TA. 2018 adalah salah satu program kerjasama utama antara Balitbang Kemhan, PT. Dahana dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Roket R-Han 450 ini memiliki motor roket dengan massa propelan sebesar 760 kg. Motor roket ini dapat menghasilkan gaya dorong maksimum sebesar 12.000 kgf dan memiliki gaya dorong rata-rata sebesar 7000 kgf dengan waktu bakar selama 20 detik.
Akselerasi maksimum yang dapat dialami oleh roket pada saat terbang dapat mencapai 13 G dan kecepatan maksimum roket dapat mencapai 4,7 Mach.
Tujuan dari pelaksanaan uji dinamis R-Han 450 ini adalah untuk mendapatkan data dan mengetahui perilaku terbang roket selama di dalam lintasan, yang dapat dijadikan bahan analisa guna kesempurnaan pada program pengembangan roket R-Han 450 berikutnya.
Target dari pengembangan roket R-Han 450 ini adalah bahwa roket terbang dengan baik dan stabil tanpa adanya anomali gerakan yang terjadi pada saat uji terbang.
Di samping itu juga diharapkan data sensor gerak roket (akselerometer, gyro dan GPS) yang terdapat pada payload dapat bekerja dengan baik dan dapat ditransfer ke ground station secara utuh dan baik sejak awal peluncuran sampai dengan roket kembali jatuh ke bumi serta jarak jangkau dapat tercapai 3 digit.
Minimum Essential Force TNI Capai 61,8 %KRI 594 Semarang ☆
Hingga akhir tahun 2018 yang bertepatan dengan empat tahun Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla, Kementerian Pertahanan mencatat sejumlah pencapaian kinerja dan pencapaian program – program di bidang pertahanan negara.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, mengatakan, capaian program tersebut dimulai dari pencapaian dalam program membangun TNI yang profesional, program pengamanan perbatasan, program ikut serta mewujudkan perdamaian dunia, program pembangunan industri pertahanan dalam negeri yang kuat, mandiri dan berdaya saing, hingga pencapaian program Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN).
Pada November yang lalu, Kemhan juga telah sukses menyelenggarakan pameran industri pertahanan terbesar se-Asia Tenggara “Indo Defence Expo & Forum 2018”. Selain itu, belum lama ini Kemhan juga berhasil meraih Anugerah Predikat Kepatuhan Tinggi 2018 kategori Kementerian dari Ombudsman RI dengan nilai 101.
Dalam program membangun TNI yang profesional, untuk pemenuhan kekuatan pokok minimum (MEF) hingga tahun 2018 mencapai 61,8%. TNI juga telah dilengkapi dengan berbagai jenis Alutsista terbaru untuk semua matra. Selain itu, dalam peningkatan kesejahteraan Prajurit, telah dibangun 241.441 unit rumah negara untuk Prajurit.
Dalam hal program pengamanan perbatasan, Kemhan telah membangun Jalan Inspeksi dan Patroli Perbatasan (JIPP) dan Jalan Administrasi (JA) di Kalimantan sepanjang 999,5 km. Untuk sarana dan prasarana perbatasan darat sudah dilengkapi dengan Pospamtas, Border Sign Post (BSP), dan Pilar Perbatasan.
Sedangkan untuk program ikut serta mewujudkan perdamaian dunia, Kemhan telah mengambil langkah dan inisiatif melalui penguatan kerja sama 6 negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei dan Thailand) yaitu kerjasama Our Eyes. Sampai dengan tahun 2018 ini, Indonesia telah mengirimkan 3.774 orang Pasukan Perdamaian Dunia PBB.
Dalam program membangun Industri Pertahanan dalam negeri yang kuat, mandiri dan berdaya saing, sebagian produk Alutsista dalam negeri telah memiliki kualitas dan perfomance yang handal dan prima.
“Beberapa Alutsista baru buatan dalam negeri telah memperkuat jajaran TNI, baik TNI AD, TNI AL dan TNI AU,” ujar Menhan Ryamizard dalam keterangannya dihadapan media massa, Kamis (27/12/18) di Jakarta.
Terakhir, lanjut Menhan, untuk program Pembinaan Kesadaran Bela Negara, hingga tahun 2018 telah terbentuk 83,4 juta orang kader Bela Negara dari target 100 juta pada akhir tahun 2024. Antusiasme masyarakat dalam kegiatan Bela Negara sangat tinggi dan ini menjadi tantangan bagi Kemhan untuk meningkatkan perangkat pendukung pembinaan bela negara tersebut.
“Sementara itu, untuk realisasi daya serap anggaran Kemhan dan TNI Tahun Anggaran 2018 sampai dengan 26 Desember 2018 telah mencapai 81,03 persen. Data dari Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan menunjukan Kemhan menempati urutan ke 52 dari 86 kementerian / lembaga dalam peringkat realisasi belanja kementerian/lembaga,” ujar Menhan dihadapan awak media. (MRZ)
In 2020–24 defence spending planHydrographic Survey Vessel [fincantieri] ☆
The Indonesian Navy has proposed acquiring two hydrographic vessels that can be swiftly converted into submarine rescue ships.
The vessels are being requested amid a proliferation of submarines in the Asia-Pacific region.
The Indonesian Navy has submitted plans to acquire two ocean-going hydrographic ships that can be swiftly converted into vessels of opportunity (VOOs) for submarine rescue operations.
The request has been submitted for inclusion under the third and final phase of the 'Minimum Essential Force' (MEF) plan, which runs from 2020 to 2024. MEF is a three-phase armed forces modernisation blueprint that began in 2010.
Juga pesawat amfibi dan kapal selamIlustrasi Hercules TNI AU [kompas] ☆
Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa Indonesia tengah mempercepat pengadaan lima unit pesawat C-130J Super Hercules.
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji mengatakan meski anggaran APBN baru turun pada Januari namun pengadaan pesawat itu sudah dilakukan sejak kemarin.
“Sudah proses pengadaan, tinggal tanda tangan kontrak,” ujar Agus, Kamis, di Jakarta.
Agus mengatakan bahwa Indonesia memiliki kebutuhan akan pesawat militer berbadan lebar itu.
Selain untuk menggantikan pesawat Hercules yang sudah lama, ujar Agus, Menteri Pertahanaan RI Ryamizard Ryacudu sudah mengamanatkan agar pengadaan alutsista disesuaikan dengan kebutuhan penanganan bencana.
Selain Hercules, lanjut Agus, pihaknya juga tengah mengurusi pengadaan pesawat amfibi TNI Angkatan Udara yang mampu memadamkan kebakaran hutan.
Sejumlah negara, kata Agus, telah mengajukan produk-produk pesawat amfibi unggulan mereka.
“Ada beberapa negara, saat ini masih diproses,” ujar dia.
Selain itu, lanjut Agus, pemerintah juga tengah menjajaki pengadaan dua unit kapal selam yang dilengkapi dengan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) dan bisa menjangkau laut hingga kedalaman 150-300 meter.
Tahun ini, kata Agus, Indonesia telah membeli sejumlah alutsista, di antaranya kapal penyapu ranjau, kapal patroli, kapal selam, kapal rumah sakit dan medium tank.
Petugas menahan diri melakukan kontak senjata saat perayaan Natal dan Tahun BaruSatgas TNI memburu separatis [antara]
Tentara Nasional Indonesia (TNI) memastikan tetap bersiaga penuh di Papua, walau memasuki periode perayaan natal dan tahun baru. TNI tak akan melakukan pengenduran pengamanan demi menjaga kondusivitas di sana.
Kapendam XVII/Cendrawasih Kol Inf Muhammad Aidi mengatakan, aparat tetap berupaya menjaga situasi keamanan di Papua. Khususnya di Kabupaten Nduga, lokasi kasus penembakan terhadap pekerja jalan Trans Papua.
"Tidak ada itu gencatan senjata. Mana ada TNI-Polri gencatan senjata pada pemberontak. Itu namanya pembiaran. Gubernur Papua minta penarikan TNI-Polri, tapi tidak terjadi kan," katanya pada Republika.co.id, Kamis (27/12).
Walau begitu, ia menyatakan, TNI menghormati perayaan natal di sana. TNI sendiri ikut mengamankan proses berjalannya ibadah. Termasuk bagi anggota TNI-Polri yang akan beribadah juga diberi kesempatan.
"Kami menghormati umat Kristiani yang merayakan natal, bagi anggota (TNI-Polri) yang mau ibadah silahkan. Kami jaga pengamanannya di gereja. Semoga saja tidak terjadi apa-apa," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolri Jendral Tito Karnavian mengatakan, aparat akan menahan diri untuk tidak melakukan kontak senjata dengan kelompok bersenjata di Papua selama perayaan Natal dan Tahun Baru.
Tito mengatakan, ramainya kegiatan ibadah di gereja menjadi pertimbangan utama untuk menahan diri melakukan kontak senjata. Sebab, kata Tito, yang berpengalaman sebagai Kapolda Papua, masyarakat sangat menghargai suasana natal.
♖ Republika
Menhan mengatakan Indonesia harus miliki alutsista yang bisa digunakan saat bencana.Ilustrasi KRI Dr Soeharso 990
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) ke depan akan difokuskan pada potensi ancaman yang nyata. Salah satunya, Menhan mengatakan Indonesia harus memiliki peralatan yang juga bisa digunakan untuk mitigasi bencana alam dan operasi penyelamatan (SAR).
"Sejak awal saya sudah menyampaikan supaya alutsista disesuaikan dengan ancaman nyata," kata Ryamizard dalam konferensi pers laporan akhir tahun Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis (27/12).
Ryamizard menegaskan sejak awal kabinet kerja, dirinya telah menyampaikan tidak ada perang terbuka antara negara saat ini. Sehingga ancaman peperangan menurutnya belum nyata. "Jika menjadi nyata, mengganggu keutuhan negara, baru kita perang," ujarnya.
Ancaman nyata saat ini, kata Ryamizard, adalah terorisme, bencana alam, pemberontakan, ancaman perbatasan, pencurian ikan, wabah penyakit, perang intelijen dan narkoba. Oleh karena itu, Kemenhan akan memastikan pengadaan alutsista ke depan diperuntukkan bagi sejumlah ancaman nyata itu.
"Kalau dulu masih saya sodorkan. Ke depan harus ada," ujar dia.
Dia mencontohkan dari sisi pertahanan menghadapi bencana, Indonesia harus memiliki alutsista mitigasi bencana alam, pencarian korban dan penyelamatan (SAR). "Bagaimana bisa mengetahui potensi bencana alam, serta penanganan bencana. Misal, dengan pesawat, yang bisa mencapai titik bencana dalam hitungan jam sehingga korban jiwa bisa diminimalkan," ucapnya.
Kemudian dari sisi pertahanan terhadap wabah penyakit, Indonesia harus memiliki alat pendeteksi suhu tubuh manusia, baik di pelabuhan dan bandar udara, secara cukup. "Jadi masalah alutsista untuk ancaman nyata ke depan harus dilaksanakan," ujarnya, menegaskan.
♖ Republika
1 Dibakar untuk Hilangkan JejakIlustrasi satgas gabungan Papua ●
Tim gabungan TNI-Polri berhasil menemukan 3 jasad anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), sekitar pukul 21.30 WIT, Senin (17/12) lalu.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan ML, NI dan SW, berhasil diidentifikasi sebagai anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"Aparat gabungan TNI-Polri menemukan 3 jenazah yang telah dilakukan identifikasi dan evakuasi. Ketiganya adalah anggota KKB yang ikut melakukan penyerangan secara langsung terhadap aparat keamanan yang ada di sana," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018).
"Ketiganya sudah diautopsi dan diidentifikasi dan mereka adalah anggota kelompok KKB dari EG (Egianus)," imbuhnya.
Ia menyebut ketiga jasad tidak ditemukan di satu lokasi yang sama. Diketahui ML ditemukan 300 meter di atas TKP penyerangan.
NI ditemukan pada 400 meter di atas TKP penyerangan. Sementara jasad NW ditemukan di atas gunung dalam kondisi tubuh sudah terbakar.
Jenderal bintang satu itu menjelaskan jasad NW sengaja dibakar oleh pihak KKB untuk menghilangkan jejak.
"Apabila ada anggota mereka yang meninggal saat kontak tembak dengan aparat keamanan, itu harus dibakar jenazahnya, dalam rangka menghilangkan identitas," jelasnya.
Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menyebut tim gabungan TNI-Polri terus memburu 25 anggota yang tersisa dari kelompok Egianus Kogoya.
"Sekitar 25 orang. Itu yang aktif, yang simpatisannya terus akan dipantau. Jadi 25 itu yang sedang dalam pengejaran, termasuk EG sebagai pimpinan KKB tersebut," pungkasnya.
Markas KKB Papua Berupa Bangunan Semi Permanen
Penampakan markas kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua
Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) dikabarkan membunuh sejumlah pekerja BUMN PT Istaka Karya yang membangun jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua pada Minggu (2/12/2018).
Tim gabungan TNI dan Polri pun diterjunkan ke Papua untuk mengevakuasi korban dan memburu kelompok bersenjata (KKB) yang menyerang pekerja BUMN PT Istaka Karya yang mengerjakan proyek jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua.
Para pelaku pembunuhan terhadap 19 pekerja BUMN PT Istaka Karya yang membangun proyek jembatan di Nduga, Papua, bersembunyi di hutan-hutan, dan masih terus dikejar dan dilacak.
Yang terbaru, markas Kelompok Kriminal Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (KKB-OPM) di pedalaman hutan Papua berhasil ditemukan.
Markas ini ditemukan oleh Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri yang melakukan patroli tempur di sana.
Markas tersebut lantas dihancurkan oleh para personel Brimob.
Tak seperti yang dibayangkan kondisi markas KKB OPM ternyata memprihatinkan.
⚓️ Di Wilayar Timur Nusantara KRI TNI AL
Naibonat di Kabupaten Kupang Provinsi NTT diproyeksikan oleh TNI Angkatan Darat (AD) untuk menjadi salah satu pangkalan militer terbesar di Nusantara.
Hal ini diungkapkan Panglima Kodam IX Udayana Mayjend TNI Benny Susianto SIP kepada POS-KUPANG.COM saat ditemui di VIP Bandara El Tari Kupang, Selasa (18/12/2018) siang.
Jenderal yang berasal dari satuan Infanteri ini membeberkan proyeksi untuk menjadikan (pangkalan) Naibonat menjadi salah satu pangkalan militer terbesar di Indonesia telah masuk dalam rencana strategis (renstra) yang akan dieksekusi mulai tahun 2019.
"Rencana tahun depan kita akan membangun Batalion Armed (Yonarmed), tempatnya sama di Naibonat juga. jadi Naibonat akan jadi salah satu pangkalan militer yang besar yang kita miliki di Nusantara, salah satunya di Naibonat sini," ungkap Beny.
Selain akan membangun pangkalan Naibonat, Pangdam IX Udayana juga akan membangun lagi satu Batalion Infanteti dan satu Korem di wilayah Provinsi NTT.
"Untuk renstra ke depan, kita juga sudah rencanakan akan membangun satu Batalion Infanteri di Wilayah NTT dengan satu Korem, tinjauannya di antara Flores dan Sumba, ini untuk renstra tahun depan," tambahnya.
Oleh karena itu, bersamaan dengan kegiatan peringatan Hari Infanteri tingkat Kodam IX Udayana yang dilaksanakan di Makorem 161 Wira Sakti Kupang, Pangdam bersama rombongan juga melakukan kunjungan kerja untuk meninjau persiapan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan satuan tersebut.
"Saya turun dan melihat lokasi Yonarmed yang tahun depan akan segera dibangun. Saya juga meninjau, kemungkinan rencana gelar satuan baru saya di Ende, baik satuan Korem maupun Batalion, saya melihat lokasinya di Nagekeo, kita punya lahan cukup luas, kita lihat juga kondisinya seperti apa dan saya tegaskan untuk tanah tidak ada persoalan,"paparnya.
Oleh karena itu, ia meminta dukungan dan doa masyarakat NTT untuk mendukung realisasi rencana strategis tersebut.
"Saya minta doa restunya semoga pembangunan pangkalan-pangkalan ini berjalan dengan baik," pungkas Pangdam.
Dalam kunjungannya, Pangdam bersama rombingan mengunjungi beberapa satuan yang ada di Pulau Flores, dari Labuan Bajo hingga Ende. Pangdam juga mengunjungi Naibonat untuk melihat pekerjaan kolam renang yang sedang dibangun pada Selasa (18/12/2018) siang serta melihat pelayanan di RS Wirasakti Kupang usai apel Hari Infanteri di Makorem Kupang pada Rabu (19/12/2018) pagi.
RI Kecam Media AustraliaIlustrasi pasukan TNI [antara] ●
Militer Indonesia mengecam laporan media Australia, Saturday Paper, yang menuduh bom posfor putih digunakan dalam operasi militer di Nduga, Papua. Kapendam XVII Cendrawasih Kolonel Inf. Muhammad Aidi, menyebut laporan media itu sebagai propaganda berita palsu.
Dia mengatakan helikopter tidak bisa membawa bom fosfor putih.
"Jika (militer) menggunakan bom fosfor, distrik Nduga akan musnah," katanya dalam sebuah pernyataan kepada Australian Broadcasting Corporation, yang dilansir Senin (24/12/2018). "Semua manusia dan hewan di sana akan musnah."
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Indonesia sangat menyesalkan apa yang disebutnya sebagai laporan media yang tidak bertanggung jawab.
"Tuduhan yang disoroti oleh media tersebut benar-benar tidak berdasar, tidak faktual, dan menyesatkan," kata kementerian itu melalui Twitter. "Indonesia tidak memiliki senjata kimia," imbuh kementerian tersebut.
Laporan Saturday Paper berjudul "Chemical Weapons Dropped on Papua" diterbitkan hari Sabtu pekan lalu. Dalam laporannya, mingguan Australia itu menampilkan foto korban luka bakar yang diklaim korban senjata kimia mirip bom posfor putih yang dilarang hukum internasional.
Laporan itu hampir bersamaan dengan akuisisi 51 persen saham PT Freeport oleh Indonesia. Laporan juga dirilis saat pasukan Indonesia sedang mengejar sayap Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang membantai banyak pekerja sipil pada 2 Desember 2018 lalu.
Laporan media Australia itu dimanfaatkan OPM untuk berusara, di mana mereka menyerukan PBB ikut menyelidiki. "Di mana protes internasional?," kata kelompok separatis tersebut melalui Twitter.
"Perlu ada Misi Pencari Fakta PBB untuk segera mengunjungi Papua Barat untuk menilai secara langsung apa yang terjadi di lapangan," lanjut kelompok itu.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan pihaknya menyadari laporan tentang kekerasan di Nduga, Papua. Namun, departemen itu menyatakan laporan penggunaan bom posfor putih tidak bisa diverifikasi kebenarannya.
"Pemerintah mengutuk semua kekerasan di Papua, yang memengaruhi warga sipil dan pihak berwenang," kata departemen itu melalui seorang juru bicara. "Kami akan terus memantau situasi, termasuk melalui misi diplomatik kami di Indonesia."
(mas)
Merupakan propaganda OPMPrajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu, 5 Desember 2018. [ANTARA/Iwan Adisaputra] ☆
Media Australia, Saturday Paper, dalam laporannya Sabtu (22/12/2018), menuduh pasukan Indonesia menjatuhkan bom kimia mirip posfor putih di Nduga, Papua. Sebelum tuduhan itu muncul, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Mekopolhukam) Wiranto membantah penggunaan bom di wilayah itu.
Laporan itu muncul di tengah operasi pengejaran kelompok sayap Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang membantai puluhan pekerja di Nduga beberapa waktu lalu.
"Tidak ada yang namanya bom. Tetapi kalau pelibatan TNI, iya. Karena mereka memang sudah merupakan kekuatan yang tidak setuju dengan negara," kata Wiranto dalam jumpa pers di Jakarta, 18 Desember lalu.
"Soal (tuduhan) penggunaan bom, saya sudah cek langsung, tidak ada (penggunaan bom)," katanya. Dia menegaskan tuduhan itu merupakan propaganda OPM.
Media Australia dalam laporannya merilis foto-foto orang yang mereka sebut terkena bom kimia mirip posfor putih.
Fosfor putih dianggap sebagai senjata kimia dan senjata pembakar. Jika orang yang terkena maka akan terbakar menembus kulit, daging dan sampai ke tulang. Itu tidak bisa dipadamkan. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan seseorang yang terkena adalah dengan merendamnya dalam air dan berupaya menghilangkan fosfor.
Menurut laporan berjudul "Exclusive: Chemical weapons dropped on Papua" itu, seorang sumber militer mengonfirmasi senjata itu bersifat membakar atau fosfor putih. "Bahkan bintik terkecil membakar pakaian, kulit, hingga ke tulang dan terus menggelegak. Saya telah melihatnya dari dekat itu adalah senjata yang mengerikan," kata sumber itu.
Foto-foto itu diklaim diambil antara 4 dan 15 Desember. Tiga orang tewas berasal dari sebuah desa bernama Mbua, di wilayah Nduga. Nama mereka adalah Mianut Lokbere, Nison Tabuni dan Mendus Tabuni. Empat orang lainnya terbunuh di sebuah desa bernama Yigili. "Itu terjadi pada 15 Desember 2018," kata seorang pria Mbua kepada The Saturday Paper. “Pukul 11.25 waktu setempat. Mereka mati karena tentara Indonesia membom mereka dari helikopter."
(mas)
Ilustrasi N219 Amfibi [detik] ☆
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan pesawat perintis N219 Amfibi yang akan dikembangkan pada 2019 diperkirakan akan mulai uji coba terbang pada 2022.
“Begitu selesai pengembangan float dan peningkatan basic pesawat, maka pada 2022 mulai flight test (uji coba penerbangan),” kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawan Setyo Prabowo dalam Sosialisasi Hasil Feasibility Study Pengembangan N219 Amfibi di Kantor Pusat Teknologi Penerbangan Lapan di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/12).
Gunawan mengatakan setelah sertifikasi penerbangan untuk pesawat N219 pada 2019, maka pengembangan pada pesawat N219 Amfibi akan dimulai.
Pada dua tahun pertama yakni 2019-2020 akan dilakukan pengembangan float yang berguna untuk menganti roda agar pesawat dapat mengapung di atas permukaan air.
Project Manager Pesawat N219 Amfibi Budi Sampurno menuturkan pada pengembangan pesawat amfibi itu, juga akan dilakukan penguatan pesawat dasar yang digunakan yakni pesawat N219 termasuk penguatan struktur dan komponen. Karena adanya penambahan float untuk pesawat amfibi sehingga perlu penyesuaian dan modifikasi pada pesawat dasar.
Namun, Budi menuturkan tidak ada perubahan besar pada pesawat dasar yang digunakan karena jika sampai terjadi perubahan besar maka perlu ada sertifikasi penerbangan ulang, dan itu akan membutuhkan waktu yang lagi.
Budi mengatakan pesawat N219 Amfibi akan menggunakan pesawat N219 sebagai pesawat dasar yang kemudian dimodifikasi dan dikembangkan dengan memakai float agar bisa mendarat di permukaan air sehingga menjadi pesawat amfibi.
Dia menuturkan untuk pengujian terbang perdana pesawat N219 Amfibi itu tentu membutuhkan landasan tertentu, misalnya, salah satu tempat yang mungkin bisa digunakan adalah Pulau Panjang di Kepulauan Seribu.
Project Engineer Pesawat N219 Amfibi Bambang Sumantri menuturkan sembari pengembangan float pada 2020, juga secara paralel dilakukan peningkatan pada pesawat dasar, yang kemudian dilakukan konfigurasi antara pesawat dasar dan float untuk menciptakan pesawat amfibi.
Bambang menuturkan pengembangan pesawat N219 amfibi secara total membutuhkan waktu selama empat tahun.
“Dua tahun pertama float development, tahun ketiga prototipe aircraft amfibi dan tahun keempat yakni 2022 di akhir tahun sudah certified terbang, itu targetnya,” ujarnya.